Modul Inti-4. Notifikasi Pasangan - Draft Final [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL INTI-4 NOTIFIKASI PASANGAN (PARTNER NOTIFIKASI)



I.



DESKRIPSI SINGKAT Pasangan dari pasien dengan HIV adalah orang yang paling rentan untuk mendapat penularan. Namun masih banyak terjadi, seseorang tidak tahu tentang status HIV pasangannya. Seorang dengan status HIV reaktif tidak selalu serta merta merasa harus memberitahukan statusnya kepada pasangannya. Kemungkinan tidak punya keberanian atau tidak tahu bagaimana cara melakukannya dengan baik dan benar. Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab tenaga kesehatan yang memberikan layanan HIV AIDS untuk membantu pasien tentang bagaimana pentingnya melakukan notifikasi pasangan dan cara-caranya. Modul ini akan membahas tentang: Pengertian dan tujuan notifikasi pasangan, Bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan dan Edukasi pasien untuk notifikasi pasangan



II.



Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan edukasi pasien untuk notifikasi pasangan. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian dan tujuan notifikasi pasangan 2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan yang sesuai 3. Melakukan edukasi pasien untuk notifikasi pasangan



III.



POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN 1. Pengertian dan tujuan notifikasi pasangan 2. Bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan 1



3. Edukasi pasien untuk notifikasi pasangan IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN. Waktu 6 Jpl= 270 menit Langkah 1. Pengkondisian (5 menit) 1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila ini merupakan pertemuan pertama di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. 2. Menyampaikan keterkaitan materi ini dengan modul/materi sebelumnya 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan dibahas, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang, lakukan penegasan dan jangan hanya membacakan saja. Langkah 2. Pembahasan pokok bahasan 1 ( 45 menit) 1. Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta tentang notifikasi pasangan? Mengapa diperlukan notifikasi pasangan? Perlukah notifikasi pasangan pada kasus penyakit lain? Apakah mempunyai pengalaman melakukan di fasyankes masing-masing? Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart 2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Pengertian dan Tujuan notifikasi pasang an, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai. 3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk menjawab pertanyaan peserta lain terlebih dahulu sebelum fasilitator menjawabnya. 4. Menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 1.



Langkah 3. Pembahasan Pokok bahasan 2 ( 90 menit) 1. Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang Bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan. Lakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta tentang pendekatan notifikasi kepada pasangan? Adakah yang memiliki pengalaman? Apakah peserta tahu bagaimana pasiennya di fasyankes melakukan notifikasi pasangan? Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart 2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan, menggunakan bahan tayang. Sampaikan juga beberapa hasil penelitian, bagaimana bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan 2



3.



4.



5. 6.



7.



yang dilakukan saat ini. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk menjawab pertanyaan peserta lain terlebih dahulu sebelum fasilitator menjawabnya. Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan mengerjakan penugasan Latihan Mengidentifikasi bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan yang sesuai/tepat dengan situasi kondisi setempat. Sampaikan penjelasan sesuai dengan petunjuk latihan yang ada pada fasilitator. Selama peserta mengerjakan latihan, fasilitator melakukan pengamatan, dan memberikan bantuan yang diperlukan. Setelah selesai mengerjakan Latihan, fasilitator memandu presentasi hasil latihan. Mintalah pendapat dan amsukan dari peserta lainnya, agar bisa saling melengkapi. Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 2.



Langkah 4. Pembahasan pokok bahasan 3 (120 menit). 1. Fasilitator menggali pendapat/pemahaman dan atau pengalaman peserta terkait dengan edukasi pasien untuk notifikasi pasangan. Mintalah peserta berbagi pengalaman. Bagaimana mereka melakukan edukasi pasien untuk notifikasi pasangan? Kendala apa saja yang dihadapi? Tuliskan poin-poin penyampaian peserta pada kertas flipchart. 2. Fasilitator menyampaikan materi Edukasi pasien untuk notifikasi pasangan, menggunakan bahan tayang, secara interaktif, dan kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta, agar merasa dihargai pendapatnya. Pada proses ini fasilitator juga mengklarifikasi persepsi atau pemahaman yang masih belum tepat, agar tidak terulang lagi. 3. Selama presentasi atau setelah selesai presentasi, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk tanya jawab. 4. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan bermain peran tentang edukasi pasien untuk notifikasi pasangan, sesuai dengan petunjuk dan skenario bermain peran yang ada pada fasilitator. Kepada pengamat diminta untuk menggunakan daftar tilik/cek lis pelaksanaan edukasi pasien untuk notifikasi pasangan yang ada pada modul. Peran pasien, petugas dan pengamat dapat bergantian. 5. Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dan pasien untuk 3



menyampaikan perasaannya. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan ulasan mengenai bermain peran. 6. Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat pokok bahasan 3. Langkah 5. Rangkuman dan Penutup (10 menit) 1. Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi ini. 2. Sampaikan bahwa dengan mempelajari materi ini, diharapkan memberikan bekal pengalaman belajar kepada peserta dalam memahami pentingnya notifikasi pasangan, keterampilan untuk menentukan bentuk notifikasi pasangan yang sesuai/tepat, serta mengedukasi pasien untk melakukan notifikasi pasangan. Peserta diharapkan dapat menerapkannya di fasyankes/ tempat tugas masing-masing. 3. Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam



4



V. URAIAN MATERI POKOK BAHASAN 1. PENGERTIAN DAN TUJUAN NOTIFIKASI PASANGAN Penelusuran kontak (contact tracing) merupakan suatu metoda yang mempunyai peran penting dalam pengendalian penyakit infeksi. Tuberkulosis dan Infeksi menular seksual merupakan salah satu contoh penyakit dan program kesehatan yang menerapkan penelusuran kontak untuk penemuan kasus dan upaya pemberian obat sedini mungkin dalam upaya memutuskan rantai penularan. Notifikasi pasangan merupakan suatu isitlah yang digunakan dalam program HIV yang mempunyai tujuan yang sama dengan penelusuran kontak pada penyakit lain, yaitu untuk mendorong pasien memberitahu status HIV mereka dan bisa mengajak pasangan melakukan tes HIV dan mendapatkan pengobatan jika hasil tes HIV positif. Kemajuan dalam pengobatan HIV, riset terhadap pencegahan dengan menggunakan ARV menjadikan notifikasi pasangan menjadi suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan oleh tenaga kesehatan. Notifikasi pasangan adalah proses sukarela dimana tenaga kesehatan terlatih menanyakan mengenai pasangan seksual pasien dan dengan persetujuan pasien HIV positif, tenaga kesehatan menawarkan pasangan ini tes HIV. Tujuan atau manfaat dari notifikasi pasangan, meliputi dua aspek, yaitu: • Aspek individual klinis – Mencegah penularan pada pasangan jika belum tertular – Menemukan dan mengobati pasangan ODHA sedini mungkin. – Dukungan dalam pengobatan ARV • Aspek Kesehatan masyarakat – Pengendalian penyakit – Mendukung upaya pemerintah dalam mencapai getting 3 zero



5



POKOK BAHASAN 2. BENTUK-BENTUK PENDEKATAN NOTIFIKASI PASANGAN Notifikasi pasangan diberikan dengan pendekatan pasif atau dibantu oleh tenaga kesehatan. Layanan notifikasi pasangan yang dibantu tenaga kesehatan meningkatkan cakupan tes HIV pada pasangan pasangan HIV positif dan sebagan besar pasangan ini didiagnosis HIV positif . Pendekatan pasif, adalah pada pendekatan ini pasien HIV positif didorong oleh tenaga kesehatan untuk membuka status pada pasangan seks atau teman-teman menyuntik dan mendorong pasangan/teman-teman tersebut melakukan tes HIV, mengingat risiko terinfeksi HIV. Pendekatan dengan bantuan tenaga kesehatan, adalah ketika pasien menyetujui untuk dibantu oleh tenaga kesehatan membuka status atau secara anonymous memberitahu pasangan seks atau teman mereka berbagi suntikan. Kemudian tenaga kesehatan akan menawarkan tes HIV kepada pasangan atau teman berbagi suntikan. Pendekatan ini dilakukan menggunakan: 1. Rujukan dengan kontrak. Pasien dengan HIV positif menandatangani kontrak dengan tenaga kesehatan dan setuju untuk membuka status kepada pasangan oleh mereka sendiri dan merujuk pasangan untuk tes HIV dalam waktu 1 bulan. Jika pasangan dari pasien tidak mengakses layanan HIV atau tidak menghubungi tenaga kesehatan dalam jangka waktu tersebut maka tenaga kesehatan akan menghubungi pasangan dan menawarkan tes HIV 2. Rujukan tenaga kesehatan. Dengan persetujuan pasien HIV positif tenaga kesehatan terlatih secara konfidensial menghubungi pasangan secara langsung dan menawarkan tes HIV 3. Rujukan ganda (Dual referral) . Tenaga kesehatan terlatih menemani dan memberikan dukungan pada pasien HIV positif ketika mereka membuka statusnya . Tenaga kesehatan juga menawarkan tes HIV kepada pasangan. Berikut adalah pelaksana, keuntungan dan kerugian dari setiap bentuk notifikasi pasangan Tolong dilihat lagi isi kotak2nya, dengan perubahan ini. Bentuk notifikasi pasangan Rujukan tenaga kesehatan



Pelaksana



Keuntungan



Kerugian



Tenaga kesehatan



Informasi yang diberikan benar, akurat, murah, lebih diterima untuk kelompok



Risiko kerusakan dalam relasi pasien dengan pasangan, risiko mendapat kekerasan, sulit di 6



pasien tertentu Rujukan dengan Kontrak



Rujukan ganda (Dual refferal)



Diawali oleh pasien untuk jangka waktu yang disepakati jika gagal akan dilakukan oleh petugas Pasien yang memberitahu dengan didampingi oleh petugas



Kemungkinan besar petugas yang akan memberitahu pasangan pasien



terima oleh pasangan Penundaan notifikasi yang mempunyai risiko kehilangan kesempatan



Pasien Membutuhkan mendapatkan keberanian pasien dukungan, untuk informasi yang mengungkapkan diterima oleh status HIV mereka partner pasien lebih jelas dan detail, mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan Tabel 1. Bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan



Positivity rate dari notifikasi pasangan berdasarkan studi adalah: 20-80%. Dampak sosial setelah notifikasi pasangan. Dari studi2 yang ada tidak ada kekerasn fisik atau kekerasan pada pasangan intim akibat notifikasi pasangan , baik pendekatan pasif maupun yang dibantu tenaga kesehatan. Beberapa studi mengkaji dampak sosial dari pembukaan status atau notifikasi pasangan ternyata hasilnya sangat jarang terjadi dampak sosial. Ada beberapa kejadian kekerasan yang dilaporkan (pada penelitian terkontrol /randomize controle trial dari Malawy), tapi ternyata ini bukan diakibatkan oleh notifikasi pasangan. Kekerasan itu sudah terjadi sebelum proses notifikasi pasangan Tenaga kesehatan harus sensitif terhadap dampak yang timbul akibat pembukaan status HIV. Hal ini harus diseimbangkan dengan keuntungan mendiagnosis HIV positif pada pasangan dan mengaitkan pasien pada layanan terapi. Dengan menyadari bahwa kekerasan fisik dan emosional dapat terjadi pada pasangan di seluruh dunia, tenaga kesehatan harus mendsikusikan kemungkinan/potensi risiko dengan pasien. Jika aman bagi pasien maka tawarkan notifikasi pasangan untuk menjangkau pasangan, dan setelah itu pasangan tersebut bisa mendapatkan manfaat dari tes HIV dan bahkan mungkin ARV dan dapat menyelamatkan jiwanya. 7



Sampai disini peserta dapat mengerjakan penugasan 1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk pendekatan notifikasi pasangan yang tepat/sesuai di fasyankes. Kerjakan sesuai dengan petunjuk penugasan yang ada pada fasilitator



8



POKOK BAHASAN 3. EDUKASI PASIEN UNTUK NOTIFIKASI PASANGAN Edukasi bisa dilakukan secara formal maupun non-formal. Edukasi formal, merupakan kegiatan belajar mengajar antara murid dan guru di lingkungan sekolah yang diawasi oleh pihak tertentu dan selanjutnya ditindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku. Edukasi non-fromal biasanya ditemukan di lingkungan kehidupan sehari-hari, di tempat kerja, di lingkungan rumah, di lingkungan sosial kemasyarakatan, dan lain-lain, kegiatan ini tidak diawasi oleh pihak terkait. Edukasi adalah memberikan informasi yang benar sehingga seseorang memperoleh pengetahuan mengenai sesuatu dan membuat keputusan. Tujuan edukasi adalah membuat pasien mendapatkan informasi sehingga dia dapat membuat pilihan yang tepat mengenai hal yang seharusnya dilakukan sehubungan dengan penyakitnya. Dalam kaitannya dengan notifikasi pasangan, edukasi adalah proses komunikasi oleh petugas kesehatan,dalam rangka pemberian informasi yang benar kepada pasien tentang apa yang harus dilakukannya kepada pasangan, setelah pasien tahu bahwa hasil tes HIV-nya positif. Dengan edukasi ini diharapkan pasien dapat membuat keputusan yang tepat yaitu dengan melakukan notifikasi pasangan. Selanjutnya petugas dapat memberikan pilihan mengenai bentuk notifikasi pasangan yang sesuai bagi pasien tersebut. Melalui proses edukasi ini juga, petugas kesehatan dapat membantu pasien agar dapat mengatasi stres atau kekhawatiran yang disebabkan oleh diagnosis HIV-nya, serta membuatnya merasa siap dan nyaman ketika harus melakukan notifikasi pasangan. Tahap-tahap melakukan edukasi pasien untuk notifikasi pasangan: 1. Tahap 1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan pasien Dalam proses edukasi tahap ini sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan pasien sehingga pasien akan memberikan informasi yang benar dengan terus terang kepada petugas, bagaimana perasaan dan sikapnya sehubungan dengan status HIVnya. Kemungkinan akan lebih mudah apabila petugas yang melakukan edukasi adalah petugas yang sebelumnya memberikan informasi tentang hasil tes pasien, jadi sudah dikenal oleh pasien. Apabila petugas yang baru pertama kali bertemu dengan pasien, mulailah dengan mengucapkan salam dan saling memperkenalkan diri. Petugas berusaha untuk: 9



• •



• •



Meyakinkan kerahasiaan dan mendiskusikan batas kerahasiaan Menjelaskan lagi hal-hal terkait dengan HIV positif: - pasien harus menjalani pengobatan dengan ARV seumur hidup. - pasien perlu dukungan, terutama dari orang dekat/paling dekat dengan pasien - pasangan seksual pasien kemungkinan tertular/telah tertular. Memperjelas pengetahuan pasien tujuan dan pentingnya notifikasi pasangan Beri pasien kesempatan untuk memahami semua yang telah dijelaskan.



2. Tahap 2. Memastikan kesiapan pasien • Tanyakan kepada pasien apakah sudah jelas dengan semua informasi yang disampaikan petugas? Apabila perlu gunakan probing dan paraphrase. • Tanyakan kesiapan pasien. • Apabila pasien sudah siap, petugas menjelaskan tentang bentuk-bentuk notifikasi pasangan, keuntungan dan kerugian masing-masing bentuk. • Beri kesempatan pasien untuk memilih yang dianggap paling sesuai. • Pernyataan dari petugas tentang komitmen mereka untuk bekerja bersama pasien, apapun bentuk notifikasi pasangan yang dipilih oleh pasien. 3. Tahap 3. Mengedukasi pasien cara-cara melakukan notifikasi pasangan • •



Pastikan pasien apakah memilih melakukan notifikasi pasangan oleh pasien sendiri (dengan pendekatan rujukan dengan kontrak). Apabila ya, maka selanjutnya petugas mengedukasi pasien tentang cara melakukan notifikasi pasangan, antara lain: - Memilih waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan pasangan - Memilih kata-kata yang tepat. - Pentingnya setiap orang mengetahui kondisi kesehatan, yang hanya dapat diketahui dengan melakukan tes. - Pentingnya setiap orang mengetahui status HIV - Rasa kuatir kalau-kalau pasangan terkena penyakit menular - Ingin berbuat jujur kepada pasangan, bahwa hasil sudah melakukan tes dengan hasil HIV (+). - Keinginan agar pasangan segera mengetahui juga status HIV-nya.



10



• •



Ucapkan selamat kepada pasien, agar tidak ragu-ragu melakukannya, dan semoga berhasil. Pada bagian akhir katakan bahwa petugas akan selalu membantu kalau pasien ingin memilih bentuk lain.



Sampai disini peserta dapat mengerjakan penugasan 2. Bermain peran Melakukan edukasi kepada pasien untuk notifikasi pasangan, sesuai dengan petunjuk dan skenario yang ada pada fasilitator



11



DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Consolidated guidelines on HIV testing services. Geneva: World Health Organization; 2015 (http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/hiv-testing-servi ces/en/). 2. Consolidated guidelines on HIV prevention, diagnosis, treatment and care for key populations. Geneva: World Health Organization; 2014 (http:// www. who.int/hiv/pub/ guidelines/keypopulations/en/). 3. Responding to intimate partner violence and sexual violence against women. Geneva:World Health Organization; 2013 (http://www.who.int/ reproductive health/publications/violence/9789241548595/en/). 4. Guidance on couples HIV testing and counselling–including antiretroviral therapy for treatment and prevention in serodiscordant couples: recommend dations for a public health approach. Geneva: World Health Organization; 2012 (http://www.who.int/hiv/ pub/guidelines/9789241501972/en/). 5. Recommendations for investigating contacts of persons with infectious tuberculosis in low- and middle-income countries. Geneva: World Health Organization; 2012 (http://apps.who.int/iris/bitstream/ 10665/77741/1/9789 241504492_eng.pdf). 6. HIV and adolescents: guidance for HIV testing and counselling and care for adolescents living with HIV. Geneva: World Health Organization; 2013 (http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/adolescents/en/)



12



13