Modul Materi Pemeriksaan LCS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PRAKTIKUM KIMIA KLINIK



INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI JL. KH. Wachid Hasyim 65 Telp. (0354) 773299 / Faks : (0354) 771539 Kediri



MODUL Liquor Cerebrospinalis ( LCS ) 1. Deskripsi Mata Ajaran



Mata Ajaran ini membahas materi yang mencakup pemeriksaan laboratorium bidang Kimia Klinik khusus yaitu pemeriksaan LCS dengan metode : Makroskopis, Mikroskopis , Kimia ( Nonne Apelt , pandy dan glukosa , protein) pada lcs mulai dari :      



konsep dasar, prinsip, reaksi, persiapan pemeriksaan, prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, evaluasi dan dokumentasi hasil pemeriksaan.



2. Standar Kompetensi



Mahasiswa mampu memahami konsep dan prinsip pemeriksaan LCS, mampu memahami pemeriksaan protein dan glukosa pada LCS, serta mampu melaksanakan pemeriksaan laboratorium LCS dengan metode Makroskopis , Mikroskopis ,Kimia ( glukosa, protein dan Nonne apelt dan Pandy )., menginterpretasikan hasil, melakukan evaluasi dan dokumentasi hasil. 3. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar mata ajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:  Menjelaskan tujuan pemeriksaan LCS  Melakukan pemeriksaan LCS dengan metode Makroskopis , Mikroskopis , Protein , Glukosa , nonne Apelt dan Pandy.  Melakukan interpretasi, evaluasi dan dokumentasi hasil  Melaksanakan prosedur keselamatan kerja di laboratorium 4. Indikator Setelah menyelesaikan seluruh materi perkuliahan kemampuan :



diharapkan mahasiswa memiliki



1. Mengetahui cara penanganan sampel pemeriksaan LCS 2. Mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja Makroskopis, Mikroskopis , Kimia ( Protein , Glukosa dan Nonne Apelt dan Pandy )



3. Menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan LCS 4. Melakukan dokumentasi hasil 5. Mengikuti prosedur keselamatan kerja di laboratorium 5. Materi Pokok  Review pemeriksaan LCS  Pemeriksaan LCS 6. Metode Pembelajaran  Ceramah  Diskusi  Praktikum di Laboratorium



KEGIATAN : PEMERIKSAAN LCS Liquor Cerebrospinalis atau yang biasa disingkat LCS adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi. Kelainan  hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh klinisi berupa pemberikan terapi adekuat. Pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis ditujukan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Analisa Liquor Cerebrospinalis sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan kimia Pemeriksaan Cairan Otak (Liquor Cerebro Spinalis - LCS) adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Cairan ini memiliki komposisi yang hampir sama dengan plasma darah, yaitu Natrium, Kalium, Urea, Asam laktat dan Sulfonamid, serta 12 zat lain yang komposisinya berbeda dengan plasma darah. Pemeriksaan LCS ditujukan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses echefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Pemeriksaan terhadap protein dalam cairan otak merupakan yang paling penting. Dalam keadaan normal, protein yang terdapat pada cairan otak sangat sedikit. jadi, tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mengetahui jumlahnya dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif..  Pemeriksaan makroskopis meliputi: warna, kekeruhan, bau, bekuan dengan menggunakan mata telanjang. Pemeriksaan mikroskopis yaitu pemeriksaan untuk menghitung jumlah dan jenis sel, sedangkan pemeriksaan kimia meliputi: pemeriksaan protein, glukosa, Dalam keadaan normal, cairan otak hanya mengandung sedikit sekali protein, karena sawar darah-otak tidak dapat ditembus oleh protein-protein plasma yang besar molekulnya. Konsentrasi normal kurang dari 1% dari kadar protein dalam serum yang nilainya 5-8 g/dl. Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah sesuatu penyakit susunan saraf pusat baik yang mendadak maupun yang menahun dan berguna pula setelah terjadi trauma. Fungsi LCS adalah sebagai bantalan dari reaksi kimia / fisik



/ perlindungan otak dari benturan, mempertahankan volume cairan otak dan untuk mengatur produksi cairan otak. Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan pungsi ke dalam cavum subarachnoidale bagian lumbal. Selain disitu dapat dilakukan juga pungsi suboccipital ke dalam cisterna magna atau pungsi vertikel, sesuai dengan indikasi klinik  



PEMERIKSAAN LIQUOR CEREBRO SPINALIS (LCS) I. PRA ANALITIK 1. Alat  Pipet thoma leukosit  Kamar hitung Improved Neubauer  Glass beaker , tabung reaksi, cawan poreselin  Mikroskop  Tissue  Centrifuge  Tabung serologi 2. Bahan  Sampel cairan otak  Reagen larutan turk pekat (turk rosental)  Aquadest 3. Sampel  Cairan otak II. ANALITIK 1. Pemeriksaan Makroskopis 1. Warna Tujuan : Untuk mengetahui warna dari cairan otak Prinsip : Warna cairan otak dibandingkan dengan aquadest Prosedur : a) Dimasukakan cairan otak dalam tabung serologi sebanyak ¾ tabung b) Dibandingkan dengan aquadest dan dinilai hasilnya 2. Kekeruhan Tujuan : Untuk mengetahui kekeruhan pada cairan otak Prinsip : Kekeruhan diamati pada cahay 7 – 10 cm dengan cahaya tembus Prosedur : a) Dimasukakan cairan otak dalam tabung serologi sebanyak ¾ tabung b) Dibandingkan dengan aquadest c) Diamati pada cahaya terang 3. Sedimen Tujuan : Untuk mengetahui adanya sedimen dalam cairan otak Prinsip : Untuk melihat adanya elemen – elemen dalam cairan otak maka dilakukan pemeriksaan dibawah mikroskop. Hall ini dikerjakan dengan pemusingan pada kecepatan tertentu dan pada waktu tertentu sehingga elemen terpisah dari supernatannya .



Prosedur : a) Dimasukakan cairan otak dalam tabung centrifuge sebanyak ¾ tabung b) Dicentrifuge 3000 rpm 15 menit 4. Bekuan Tujuan : Untuk mengetahui adanya benang fibrin pada LCS Prinsip : Sifat – sifat bekuan dapat diamati dengan menggunakan mata telanjang Prosedur : a) Dimasukakan cairan otak dalam beakerglass b) Diaduk dan amati adanya bekuan dan sifat – sifat c) Cara pembacaan dengan melihat adanya bekuan yang halus sekali, menyusun keping, menyusun serai, beberapa selaput atau bekuan kasar dan besar III. POST ANALITIK Interpretasi Hasil



Warna cairan otak Bekuan cairan otak Kekuning kuningan Hasilnya ( - )



Kekeruhan cairan otak sedikit Agak keruh Hasilnya ( - )



Sedimen cairan otak tidak ada endapan Hasilnya ( - )



tidak ada bekuan Hasilnya ( - )



II. ANALITIK 2. Pemeriksaan Mikroskopis 1. Hitung jumlah Leukosit Tujuan : Untuk mengetahui jumlah leukosit dalam cairan otak Prinsip : LCS diencerkan dalam pipet leukosit kemudian di masukan dalam kamar hitung dan dihitung jumlah sel leukositnya Prosedur: a) Dipipet larutan Truk sampai tanda 1 b) Kemudian diisap cairan otak sampai tanda 11 c) Kocok pipet benar-benar , buang 3-4 tetes d) Kemudian teteskan pada kamar hitung/ IMPROVED NEURBAUER e) Hitung jumlah semua sel yang dilihat dalam sebuah bidang besar dengan memakai lensa obyektif 10x. mengetahui prosentase dari sel leukosit Hasil Perhitungan : P = 11 – 1 = 10 (11 – 1) – 1 9 N = x. 1/t. P = 0 . 1/0,1 . 10/9 = sel/ul LCS A 9 Keterangan : X : Jumlah sel t : Tinggi KH (0,1) P : Pengenceran (10/9) A : Luas KH (9) 0



0



0



0



0



0



0



0



0



2. Menghitung Jenis Sel Tujuan : Untuk mengetahui jumlah leukosit dalam cairan otak Prinsip : Setetes LCS diletakkan diatas obyek glass kemudian dibuat hapusan dan di cat giemsa / wright Prosedur : a. Buat hapusan pd obyek glass



b. Cat dengan giemsa / wright c. Dilihat di mikroskop d. Di hitung 100 - 300 sel III. POST ANALITIK Interpretasi Hasil 1. Hitung jumlah sel Normal = 0-5 sel/ul Borderline = 6-10 sel/ul Abnormal = > 10 sel/ul Anak - anak umur < 5 tahun, Normal = < 20/ mm 2. Hitung Jenis Sel Dihitung jika jumlah sel > 50 sel/ul LCS yang di periksa limfosit , segment Jumlah segment meningkat tanda proses radang menghebat Jumlah limfosit meningkat tanda proses radang mereda



II. ANALITIK 3. Pemeriksaan Kimiawi 1. Metode : Tes Pandy Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein albumin dan globlin dalam LCS Prinsip : Adanya protein dalam LCS akan bereaksi dengan reagen pandy yang ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan yang dinilai secara kualitatif. Prosedur : a) 1 ml reagent Pandy dalam tabung serologi yang kecil bergaris tengah 7 mm b) Tambahkan 1 tetes cairan otak c) Segera baca hasil test tersebut dengan melihat pada derajat kekeruhannya. 2. Metode Tujuan Prinsip



: Nonne Apelt : Untuk mengetahui adanya globulin dalam LCS : Protein dalam cairan otak akan membentuk presipitat dengan larutan jenuh Ammonium sulfat yang dapat dinilai secara kualitatif.



Prosedur : a) Taruhlah ½ sampai 1 ml reagen Nonne apelt dalam tabung serologi b) Dengan hati – hati dimasukkan sama banyak cairan otak ke dalam tabung tersebut, sehingga kedua macam cairan tinggi terpisah menyusun dua lapisan c) Tenangkan selama beberapa menit kemudian selidikilah perbatasan kedua cairan itu 3. Pemeriksaan Glukosa Tujuan : Untuk mengetahui adanya glukosa dalam cairan otak Prinsip : Adanya glukosa dalam LCS akan bereaksi dengan enzim GOD yang kemudian kadarnya dapat diketahui dengan menggunakan alat fotometer Prosedur :



LCS Standart Lart. pereaksi



Sampel



Standart



Blanko



10 μl



-



-



-



10 μl



-



1000 μl



1000 μl



1000 μl



a. Dikocok hingga homogen b. Diinkubasi 37 °C selama 7 menit



c. Dibaca pada fotometer dengan λ : 546 ; P : C/F Λ : 546 ; P : c/st



F : 405 F : 100



4. Pemeriksaan Protein Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam cairan otak Prinsip : Adanya protein dalam LCS akan bereaksi dengan reagen yang kemudian kadarnya dapat diketahui dengan menggunakan alat fotometer Prosedur :



LCS Standart Lart. pereaksi



Sampel



Standart



Blanko



10 μl



-



-



-



10 μl



-



1000 μl



1000 μl



1000 μl 3.



Dikocok hingga homogen 4. Diinkubasi 37 °C selama 7 menit 5. Dibaca pada fotometer



III.POST ANALITIK Interpretasi Hasil Tes Pandy: - Normal Tidak terjadi kekeruhan +1 Adanya opalescen (10 – 100 mg/dl) +2 Cairan keruh (100 – 300 mg/dl) +3 Sangat keruh (300 – 500 mg/dl) +4 Kekeruhan seperti susu dan terbentuk endapan ( Lebih dari 500 mg/dl) Factor- factor yang mempengaruhi hasil 1. Dipastikan reagen yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa. 2. LCS yang diteteskan pada reagen terhindar dari sedimen atau endapan agar tidak menyebabkan hasil positif palsu. 3. Pada saat pengamatan hasil menggunakan latar belakang hitam agar mudah melihat kekeruhan yang berwarna putih



Interprestasi Hasil Nonne Apelt: Normal : tidak terjadi cincin putih +1 : terbentuk cincin putih sangat tipis, hanya dapat dilihat dengan latar belakang hitam, bila dikocok akan kembali jernih



+2 : cincin putih tampak agak jelas, bila dikocok cairan jadi opalescent +3 : cincin putih tampak jelas, bila dikocok jadi keruh +4 : cincin putih sangat jelas, bila dikocok cairan menjadi keruh sekali Interpretasi Hasil Glukosa: Kadar Normal : 50 – 80 mg/dl



Interprestasi Hasil Protein : Batas normal kadar protein dipengaruhi oleh tempat pengambilannya :  Ventriculi : 5 – 15 mg/dl  Cisterna magna : 10 – 25 mg/dl  Lumbal : 15 – 40 mg/dl



Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan spesimen cairan otak 1. Jangan menunda-nunda pemeriksaan cairan otak. Berbagai sel dan tripanosoma cepat lisis pada sampel cairan otak. Glukosa juga cepat rusak, kecuali kalau dengan fluoridaoksalat.  2. Bekerjalah dengan hati-hati dan hemat. Spesimen yang dapat diambil untuk pemeriksaan cairan otak atau liquor cerebrospinal sering kali hanya sedikit karena pengambilannya sulit.  3. Liquor cerebrospinalis mengandung organisme virulen. Pakailah pipet dengan sumbat kapas yang tak menyerap cairan, atau pakaulah penghisap karet untuk menarik cairal dalam pipet.  4. Cedera pembuluh darah yang diakibatkan karena tindakan lumbal pungsi menyebabkan terdapatnya darah pada sampel sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang positif palsu



IV.Pembahasan



V. Kesimpulan