Modul Projek P5 - Tim 1 - Sampah Plastik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIIN (P2R)



TEMA : GAYA HIDUP BERKELANJUTAN FASE E



“PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA DI LINGKUNGAN SEKOLAH”



Penyusun : Tim Projek 1



MADRASAH ALIYAH AL-HUDA PAMEUNGPEUK BANDUNG 2023



LEMBAR PENGESAHAN



PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIIN



TEMA : GAYA HIDUP BERKELANJUTAN FASE E “PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA DI LINGKUNGAN SEKOLAH”



BANDUNG, 15 JULI 2023



Ketua Koordinator Projek



Koordinator Projek 1



Peni Faridah Khaerani, S.Si, M.I.L



Ilyas Nurdiansyah,S.Pd



NIP:-



NIP:-



Menyetujui/Mengesahkan Kepala Madrasah



H. Deni Solehudin, S.Ag, M.S.I NIP:-



i



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah S.W.T yang senantiasa memberikan perlindungan dan pertolongan kepada kita semua. Sholawat dan salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi uswah bagi seluruh ummatnya. Alhamdulillah wasyukrulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan modul projek P5 dengan mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan memilih topik Pengolahan Sampah Plastik Yang Ada Di Lingkungan Sekolah. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik tentang isu lingkungan yang terjadi saat ini, salah satunya adalah permasalahan “ Sampah dan Plastik”. Penyajian modul ini diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir lebih kreatif dan kritis, mengajak peserta didik untuk menggali ilmu, serta mendorong peserta didik agar bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Abdul Majid, S.Sos selaku Ketua Yayasan Al Huda 2. Ustadz H. Deni Solehudin, S.Ag. M.S.I selaku Kepala Madrasah Aliyah Al Huda Pameungpeuk 3. Ibu Sri Mulyati, S.Pd selaku Wakamad Kurikulum MA Al Huda Pameungpeuk 4. Bapak Luthfi Hanief, S.Pd selaku Wakamad Kesiswaan MA Al Huda Pameungpeuk 5. Ibu Peni Faridah Khaerani, S.Si, M.I.L selaku Ketua Koordinator Proyek P5 6. Rekan - Rekan Tim 1 yang telah bekerjasama dalam pengerjaan tugas ini. 7. Serta semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian modul ini. Akhirnya dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi tercapainya kesempurnaan pada penyusunan modul ini. Serta kami berharap semoga dengan terselesaikannya modul ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif bagi lembaga MA Al Huda Pameungpeuk. Bandung, 20 Juli 2023



ii



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. i KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii Deskripsi ..............................................................................................................................1 Tujuan ..................................................................................................................................3 Target pencapaian projek .....................................................................................................3 Alur projek ...........................................................................................................................3 Dimensi, elemen dan sub – elemen P5 .................................................................................4 Kompetensi awal ..................................................................................................................6 Sarana Prasarana ..................................................................................................................6 Kepanitiaan ......................................................................................................................... 6 Pelaksanaan projek ...............................................................................................................7 Bentuk kegiatan projek ........................................................................................................8 Dimensi penguatan profil pancasila .....................................................................................8 Mapel terintegrasi ................................................................................................................9 Target peserta didik ..............................................................................................................9 Model pembelajaran .............................................................................................................9 Kegiatan 1 ...........................................................................................................................10 Kegiatan 2 ...........................................................................................................................11 Kegiatan 3 ...........................................................................................................................13 Kegiatan 4 ...........................................................................................................................15 Kegiatan 5 ...........................................................................................................................16 Kegiatan 6 ...........................................................................................................................17 Kegiatan 7 ...........................................................................................................................18 Kegiatan 8 ...........................................................................................................................19 Lampiran .............................................................................................................................20



iii



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



DESKRIPSI Sampah sudah menjadi persoalan global, dari kota hingga desa, dari kelas menengah hingga kelas atas. Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat sehingga apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Data tahun 2021, volume sampah di Indonesia 68,5 juta ton dan 2022 naik sampai 70 juta ton. Ada 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang masih belum dikelola sampai saat ini. Maka, Tercatat, hanya 7 persen yang terdaur ulang dan 69 persen yang masuk di TPA. Dibanding Malaysia dan Singapura, Indonesia masih terlalu tinggi, 16 juta ton sampah kita belum terkelola dengan baik. (Ditjen PSLB3 & KLHK, 2022). Menurut Forum Ekonomi Dunia (2021), ada sekitar 150 juta ton sampah plastik yang mengambang di perairan dunia dan 80 % sampah dilaut adalah sampah plastik. Kebanyakkan sampah yang ditemukan adalah sedotan, botol minum dan gelas plastik, dan kantong plastik. Sampah-sampah tersebut tentu dapat membahayakan spesies-spesies laut, burung laut, juga mencemari air laut. Seperti yang diketahui, sampah plastik sangat sulit untuk diurai yang membutuhkan 50 -100 tahun lamanya. Dampak dari sampah sudah pasti dapat membahayakan seluruh ekosistem laut. Dan mirisnya, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut di tahun 2018. Pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular, 1989). Sedangkan permasalahan utama adalah kesadaran masyarakat akan membuang dan memproses serta memilah sampah masih sangat rendah dengan didukung sistem pengelolaan sampah yang masih buruk. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki maka akan terjadi kerusakan alam yang besar dan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup generasi yang akan datang. Padahal sebagai umat muslim kita sudah diingatkan untuk menjaga lingkungan sebagaimana tercantum dalam QS Ar – Ruum : 41 1



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



َ ْ ‫س َب‬ ‫ِي‬ ِ َّ‫ت اَ ْيدِى الن‬ َ ‫سادُ ِفى ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬ َ ‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم َب ْع‬ ْ ‫ض الَّذ‬ َ‫ع ِملُ ْوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُ ْون‬ َ Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.



Untuk menghindari persoalan di atas maka sampah perlu di kelola dengan baik. Hal ini menuntut adanya inovasi pengolahan sampah terpadu. Melalui pengolahan sampah sekolah tidak hanya bersih namun mendapatkan manfaat lebih dengan menghasikan produk. Penanaman dan pembentukan karakter baik dan positif selayaknya dipraktekkan secara terpadu di lingkungan terdekat, baik itu di lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Hal tersebut juga berlaku dalam penanaman perilaku sadar dan bijak terhadap sampah, yang idealnya dilakukan sedini mungkin, hingga pada akhirnya membentuk pelajar yang sadar dan bijak terhadap sampah dan lingkungan. Pembiasaan dan penanaman perilaku di atas dapat dilakukan melalui perancangan pembelajaran dan juga perancangan lingkungan budaya dan kebiasaan di sekolah dan hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran paradigma baru. Pembelajaran paradigma baru berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holisitik yang mencakup kompetensi literasi, numerasi dan pengembangan karakter. Pengambilan topik pengolahan sampah plastik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah salah satu wujud nyata MA Al Huda Pameungpeuk dalam menerapkan sekolah yang sehat, indah, asri dan nyaman yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik serta sekolah. Dengan demikian, butuh kerjasama yang baik antara semua warga sekolah dan pemangku kepentingan baik intern maupun ekstern dalam mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan dan sekolah merdeka belajar yang berprofil pelajar pancasila.



2



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TUJUAN Melalui kegiatan projek ini, diharapkan peserta didik memiliki akhlak terhadap alam, menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, kemampuan memahami segala sesuatu yang terjadi pada alam, membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta dapat memberikan solusi untuk menjawab permasalahan terkait penanganan dan pengelolaan sampah plastik di MA Al Huda Pameungpeuk.



TARGET PENCAPAIAN PROJEK Melalui projek ini, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan empat dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa, mandiri, kreatif, dan gotong royong.



ALUR PROJEK 1.



Pengenalan Siswa aktif berekplorasi dan mencari tahu tentang dampak sampah plastik dan solusi pengelolaan sampah melalui konsep 4R (Reduce, Reuse, Recylce, Replace) yakni pengurangan, pemakaian ulang, kegiatan daur ulang dan penggantian bahan plastik..



2. Kontekstualisasi Siswa mengacu kepada lingkungan sekolah untuk melakukan observasi terhadap perilaku mengelola sampah di sekolah. 3. Aksi Guru dan siswa bersama pihak sekolah mendiskusikan bagaimana pelaksanaan aksi mengelola sampah di sekolah 4. Refleksi dan tindaklanjut Guru dan siswa mereview pelaksanaan projek dan upaya tindaklanjutannya. 5. Assesmen Guru melakukan penilaian akhir pada kegiatan projek untuk penilaian di rapor projek



3



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



DIMENSI, ELEMEN DAN SUB – ELEMEN P5



Dimensi



Sub-elemen



Target Pencapaian di akhir Fase E



Aktivitas



(SMA, 16 - 18 tahun)



Terkait



Beriman,



Menjaga



Mewujudkan



rasa



syukur



bertakwa



lingkungan alam



membangun



kepadaTuha



sekitar



lingkungan alam dengan menciptakan



kesadaran



dengan 1,2,3,4,5,6,7,8 peduli



n Yang Maha



dan mengimplementasikan solusi dari



Esa, dan



permasalahan lingkungan yang ada



berakhlak Mulia Mandiri



Percaya diri,



Menyesuaikan dan mulai menjalankan



tangguh (resilient),



rencana dan strategi pengembangan



dan adaptif



dirinya dengan mempertimbangkan



3,4, 6,7



minat dan tuntutan pada konteks belajar maupun pekerjaan yang akan dijalaninya di masa depan, serta berusaha untuk mengatasi tantangan tantangan yang ditemui. Menghasilkan



Menghasilkan gagasan yang beragam



gagasan yang



untuk mengekspresikan pikiran dan atau



orisinal



perasaannya, menilai gagasannya, serta



3,4,6,7



memikirkan segala risikonya dengan mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika gagasannya direalisasikan Kreatif



Menghasilkan



Mengeksplorasi dan



karya dan tindakan



mengekspresikanpikiran dan/atau



yang orisinal



perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan 4



4,6,7



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



mempertimbangkan dampak dan risikonya Memiliki



Bereksperimen dengan berbagai pilihan



3,4,6,7



keluwesan berpikir secara kreatif untuk memodifikasi dalam mencari



gagasan sesuai dengan perubahan situasi



alternatif solusi permasalahan Gotong



Kolaborasi –



Membangun tim dan mengelola



royong



kerjasama



kerjasam auntuk mencapai tujuan



3,4,6,7



bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan Tanggap terhadap



Tanggap terhadap lingkungan sosial



lingkungan Sosial



sesuai dengan tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menghasilkan keadaan yang lebih baik.



5



3,4,6,7



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Kompetensi Awal •



Peserta didik memahami dampak sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan.







Peserta didik memahami jenis – jenis sampah plastik







Peserta didik secara mandiri mampu mengolah dan menghasilkan produk dari topik sampah plastik







Peserta didik mampu mempresentasikan hasil projek yang telah dilakukan



Sarana dan Prasarana 1. Fasilitas LCD Projector, Komputer/ laptop, Jaringan internet, Bahan bacaan 2. Lingkungan belajar Kelas dan luar kelas (perpustakaan, lapangan, halaman sekolah,) 3. Materi atau sumber pembelajaran utama •



Materi P5







Materi pengelolaan sampah plastik



4. Alat dan bahan Video/ gambar/ foto, Buku-buku sumber belajar lain



Kepanitiaan



No.



Nama Guru



Mapel Yang Diampu



Kepanitiaan



1.



Ilyas Nurdiansyah, S.Pd



Sejarah



Koordinator Proyek 1



2.



Eka Arina, S.Pd



Fisika



Anggota



3.



Lia Siti Mariah, S.Pd



Kimia



Anggota



4.



Musthofa Dzil Kamil, S.Pd



PJOK



Anggota



5.



Reisa



EC dan SKI



Anggota



6.



Risda Meinur



BK



Anggota



7.



Sofwan Jauhari, S.Pd



Geografi



Anggota



6



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Pelaksanaan Projek Projek dilaksanakan mulai : Juli – September 2023



Jadwal Waktu Pelaksanaan Kegiatan



Tahun Ajaran 2023-2024 Juli



Sosialisasi







Perencanaan







Agustus



Pelaksanaan







Pemanfaatan







September







Produk √



Laporan Pengolahan



Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tema : Gaya hidup berkelanjutan Topik : Pengolahan sampah plastik yang ada di lingkungan sekolah



No



Tahap Project



1



Tahap pengenalan



2.



Tahap pengenalan



3.



4.



Waktu Pelaksanaan Jum’at, 21 Juli 2023



Jam Pelajaran Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Mensosialisasikan materi P5 (Pengertian ,tujuan dan manfaat kegiatan P5).



Pembimbing Kegiatan Ketua Koordiantor Projek (Peni Faridah , S.Si, M.I.L)



Jum’at, 4 Agustus 2023



Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Mensosialisasikan materi pengolahan sampah plastik di lingkungan sekolah



Koordinator projek 1 (Ilyas Nurdiansyah, S.Pd)



Tahap kontekstualisasi



Jum’at, 11 Agustus 2023



Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Tahap Aksi



Jum’at, 18 Agustus



Jam ke 1 (10.20 – 11.00)



Observasi Tim lingkungan sekolah dan penyusunan proposal Aksi 1 : Tim Pembuatan tempat



7



Kegiatan



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



2023



Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



sampah sesuai jenis sampah



5.



Tahap Aksi



Jum’at, 25 Agustus 2023



Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Aksi 2 : Memilah sampah



6.



Tahap Aksi



Jum’at, 1 September 2023



Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Aksi 3 : Tim Pembuatan produk tentang topik sampah plastik



7.



Tahap Aksi



Jum’at, 8 September 2023



Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Aksi 4 : Tim Pembuatan produk tentang topik sampah plastik



8.



Tahap Refleksi & Tindak Lanjut



Jum’at, 15 September 2023



Jam ke 1 (10.20 – 11.00) Jam ke 2 (12.40 – 13.20)



Refleksi P5



9.



Tahap Aksi



Senin, 25 September 2023



Jam 08.00 s.d Pagelaran : selesai • Talk Show • Display • Unjuk kreativitas



Bentuk kegiatan projek Membuat produk berdasarkan topik sampah plastik



Dimensi Penguatan Profil Pancasila 1.



Beriman dan bertaqwa



2.



Mandiri



3.



Kreatif



4.



Gotong Royong



8



Tim



kegiatan Tim



Tim



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Mapel terintegrasi 1.



Sejarah



2.



Fisika



3.



Kimia



4.



PJOK



5.



SKI, EC



6.



BK



7.



Geografi



Target peserta didik Reguler



Model Pembelajaran •



Model Pembelajaran : Luring







Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)







Metode : Diskusi, Presentasi dan Praktikum



9



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAPAN PENGENALAN



KEGIATAN 1 SOSIALISASI P5



Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat memahami konsep Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Rahmatan Lil’Aalamien



Waktu : 2 JP (2 x 45 menit) Bahan: alat tulis, perangkat audio visual, Laptop dengan jaringan internet dan narasumber Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber



Persiapan: •



Guru memperkenalkan kepada peserta didik mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Rahmatan Lil’Aalamien







Guru bersama peserta didik bersama – sama memahami konsep P5 dengan baik dan benar







Guru menyampaikan materi mengenai konsep P5 dan P2R pada pesertadidik







Guru menyampaikan alur dan tujuan dari konsep P5 dan P2R







Guru bersama peserta didik interaktif ketika penyampaian konsep P5 dan P2R



Pelaksanaan: •



Guru menggali pengetahuan awal peserta didik tentang konsep P5 dan P2R







Guru memberikan stimulus dengan memberikan pertanyaan berupa permasalahan yang terkait dengan peserta didik







Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk mengkonfirmasi pemahaman peserta didik dari stimulus yang disajikan







Guru memberikan artikel mengenai manfaat dan tujuan dari konsep P5 dan P2R



10



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAPAN PENGENALAN



KEGIATAN 2 SOSIALISASI TEMA & TOPIK P5 PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA DI LINGKUNGAN SEKOLAH



Tujuan Pembelajaran: •



Peserta didik dapat memahami tema gaya hidup berkelanjutan







Peserta didik dapat memahami dampak dari sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan







Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis – jenis sampah plastik untuk diolah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi







Peserta didik dapat mempelajari beberapa metode pengolahan sampah plastik



Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit) Bahan : alat tulis, perangkat audio visual, laptop dengan jaringan internet dan narasumber Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber



Persiapan: •



Guru memperkenalkan kepada peserta didik mengenai topik pengolahan sampah plastik di lingkungan sekolah







Guru bersama peserta didik menyepakati kontrak belajar pada proyek pengolahan sampah plastik di lingkungan sekolah







Guru membagi kelompok proyek







Guru menyampaikan rencana dan alur kegiatan proyek







Guru berdiskusi dengan peserta didik mengenai capaian atau output dari proyek yang dilakukan



11



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Pelaksanaan: •



Guru menggali pengetahuan awal peserta didik tentang sampah plastik







Guru memberikan stimulus dengan memutar video tentang pengolahan sampah plastik dan jenis metode pembuatan yang dapat dipilih untuk diterapkan







Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk mengonfirmasi pemahaman peserta didik dari stimulus yang disajikan







Peserta didik mengidentifikasi karakteristik, kelebihan, serta kekurangan dari pemanfaatan dalam pengolahan sampah plastik



Tugas : Peserta didik membawa tumbler dan tempat makan sebagai pembentukan karakter dan langkah nyata mengurangi sampah plastik disekolah



12



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAP KONTEKSTUALISASI



KEGIATAN 3 KONTEKSTUALISASI & PENYUSUNAN PROPOSAL PROJEK SISWA



Tujuan Pembelajaran: •



Peserta didik dapat memahami kondisi masalah sampah plastik di lingkungan sekolah







Peserta didik dapat membuat rancangan projek







Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan pelaksanaan projek







Peserta didik dapat merencanakan proses pelaksanaan projek







Peserta didik membuat pedoman kegiatan dengan batas waktu







Peserta didik mengetahui durasi setiap pelaksanaan projek



Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit) Bahan: alat tulis, laptop dengan jaringan internet, buku referensi Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber/ Supervisi/ Konsultasi



Persiapan: •



Peserta didik memberikan ide-ide berkaitan dengan projek







Peserta didik menyusun perencanaan projek yang jelas (tujuan dan linimasa) terkait dengan projek







Perencanaan yang jelas dan matang, terdiri dari: tujuan, tahapan penting, dan linimasa/timeline yang realistis



Pelaksanaan: •



Peserta didik melakukan observasi ke lapangan terkait masalah sampah di sekolah







Guru menjelaskan pelaksanaan tahapan pelaksanaan projek secara runtut







Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan untuk melaksanakan rencana







Peserta didik membuat rancangan proyek dengan bimbingan guru







Peserta didik menentukan target yang akan dicapai pada akhir kegiatan projek



13



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Tugas : Peserta didik membawa alat & bahan sesuai dengan projek masing – masing kelompok



TUGAS MANDIRI KEGIATAN 3



Mendesain perencanaan pengolahan sampah plastik



Pertanyaan panduan



Buatlah rencana pengolahan sampah plastik yang Pertanyaan Panduan: terperinci dan jelas dalam bentuk timeline setiap tahapan



1. Apa saja fase yang diperlukan



kegiatan proyek. Kemukakan ide kalian mengenai



dalam



rencana pembuatan kebun organik dengan menentukan:



plastik?



pengolahan



sampah







Teknik yang dipilih



2. Apa saja jenis –jenis metode







Media yang dipakai



pengolahan sampah plastik ?







Pemanfaatan sampah plastik



3. Lakukan teknik



evaluasi yang



digunakan



untuk



sampah plastik



Desain perencanaan projek pengolahan sampah plastik



14



mengenai



tepat



yang



pengolahan



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAP AKSI



KEGIATAN 4 AKSI 1 : PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH



Tujuan pembelajaran: Peserta didik dapat membuat tempat sampah sesuai kreativitas kelompok masing – masing



Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit) Bahan: Alat tulis, laptop dengan jaringan internet, HP, bahan – bahan pembuatan tempat sampah Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber/ Supervisi/ Konsultasi



Persiapan: •



Guru mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing







Peserta didik mempersiapkan bahan pembuatan tempat sampah



Pelaksanaan: •



Guru memandu peserta didik untuk berdiskusi tentang pembuatan tempat sampah







Peserta didik berdiskusi mengenai proses pembuatan tempat sampah







Peserta didik membuat tempat sampah



15



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAP AKSI



KEGIATAN 5 AKSI 2 : PEMILAHAN SAMPAH DI SEKOLAH



Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat memilah sampah sesuai jenisnya



Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit) Bahan: Tempat sampah yang sudah dibuat oleh peserta didik Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi



Persiapan: Guru mengarahkan peserta didik untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya Pelaksanaan: Peserta didik memilah sampah sesuai dengan jenisnya Tugas : Peserta didik membawa alat & bahan yang akan digunakan sesuai dengan rancangan projeknya



16



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAP AKSI



KEGIATAN 6 AKSI 3 & 4 : PEMBUATAN PRODUK DARI TOPIK SAMPAH PLASTIK



Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat membuat produk dari sampah plastik



Waktu : 4 JP (4 X 45 menit) Bahan: bahan dan alat pembuatan produk dari sampah plastik Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi



Persiapan: •



Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat produk sesuai dengan rancangan projeknya







Peserta didik mempersiapkan bahan dan alat



Pelaksanaan: Peserta didik membuat produk dari sampah plastik sesuai dengan rancangan projeknya



17



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAP REFLEKSI & TINDAK LANJUT



KEGIATAN 7 REFLEKSI



Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat merasakan manfaat dari kegiatan projek P5



Waktu : 2 JP (2 X 45 menit) Bahan: Lembar refleksi siswa Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi



Persiapan: Guru mempersiapkan lembar refleksi belajar siswa Pelaksanaan: •



Peserta didik diajak berdiskusi untuk melakukan refleksi perjalanan belajarnya selama ini mulai dari awal sampai akhir







Peserta didik diberi lembar refleksi dan membaca lebih dahulu







Guru menanyakan adakah yang belum jelas dari lembar refleksi tersebut







Peserta didik mengerjakan lembar refleksi







Guru membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman hal – hal yang telah dilaksanakan



Tugas : Peserta didik mempersiapkan keperluan untuk kegiatan pagelaran projek



18



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



TAHAP AKSI



KEGIATAN 8 PAGELARAN HASIL PROJEK



Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat membuat projek berdasarkan topik sampah plastik



Waktu : 5 JP (5 X 45 menit) Bahan: hasil karya peserta didik Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi



Persiapan: •



Guru menginformasikan kepada kepala madrasah dan wakamad kurikulum mengenai acara pagelaran







Guru mempersiapkan pelaksanaan pagelaran







Guru mengajak siswa berkumpul sebelum pelaksanaan pameran untuk memberikan motivasi terlebih dahulu



Pelaksanaan: •



Peserta didik diberi penjelasan mengenai teknis pagelaran







Peserta didik menampilkan hasil projeknya







Guru memantau jalannya pagelaran



19



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Lampiran : Materi ke 1 Mengenal P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Manfaatnya P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka. Adapun tahapan P5 diawali dengan memahami P5, kemudian menyiapkan ekosistem sekolah, mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta melaporkan hasil P5, dan yang terakhir adalah evaluasi dan tindak lanjut P5. P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Projek tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai – nilai pancasila. Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh, baik faktor internal atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang diperhatikan adalah ideologi, sementara contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era digital. P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif serta dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan. Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Sementara Profil Pelajar Pancasila mendukung visi tersebut dengan menjadikan Pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai - nilai Pancasila. •



Prinsip P5 Berikut beberapa prinsip P5 1.



Holistik Holistik adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau terpisah-pisah. Kerangka berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan mendorong peserta didik untuk mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahami persoalan secara mendalam. Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung menjadi wadah dari berbagai perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik, pendidik, dan sebagainya. 20



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



2. Kontekstual Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari - hari. Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta didik agar dapat menjadikan lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran. Satuan pendidikan berperan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bereksplorasi di luar lingkup Satuan Pendidikan. 3. Berpusat Pada Peserta Didik Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif. Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi peran sebagai aktor utama dalam kegiatan belajar mengajar. P5 menjadikan pendidik sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya. 4. Eksploratif Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas. P5 memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Prinsip eksploratif juga berupaya mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang didapatkan peserta didik dalam peserta didikan intrakurikuler. •



Manfaat P5 P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan profil pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi setiap pihak.







Manfaat bagi Satuan Pendidikan 1. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat. 2. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.



21



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK







Manfaat bagi Pendidik 1. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas. 2. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.







Manfaat bagi Peserta Didik 1. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila. 2. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.



22



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Materi ke 2



PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA DI LINGKUNGAN SEKOLAH Dalam sehari, setidaknya ada 175 ribu ton sampah baru di seluruh Indonesia dan setiap jam ada 7300 ton sampah, artinya dalam satu jam tumpukan sampah dapat menutupi setengah dari tinggi Monas. Kemudian jika setiap hari ada 175 ribu ton sampah dari seluruh indonesia, maka seluruh sampah tersebut dapat menimbun Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan tinggi sekitar tiga kali lipat.Sebagian besar sampah ini berakhir di tempat penampungan akhir tanpa bisa diolah dan dimanfaatkan lebih jauh. Sampah menjadi salah satu hal yang tak bisa dipisahkan dari aktivitas manusia. Hampir semua hal yang kita gunakan, berakhir dengan menghasilkan sampah. Mulai dari sampah sisa makanan, plastik kemasan, kertas, hingga sampah yang berasal dari bahan logam. (Tim Riset dan Analisis KataData, 2019).



Sampah yang diproduksi paling banyak didominasi oleh sampah sisa makanan dengan komposisi 60%. sisa makanan, sayuran, hingga tumbuhan masuk pada kelompok ini. Selanjutnya, sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14%, kelompok ini terlihat lebih beragam mulai dari botol, kantong plastik, sedotan, dan berbagai kemasan yang berasal dari bahan plastik. Sisanya, terdapat sampah kertas, karet, logam dan sampah lainnya. Banyaknya tumpukan sampah ini juga menyisakan tumpukan masalah. Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengelolaan sampah dalam negeri, salah satunya adalah tingkat daur ulang sampah yang masih rendah. Berdasarkan riset yang dilakukan Sustainable Waste Indonesia pada 2019, total sampah Indonesia yang didaur ulang hanya 3 persen dan sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).



23



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



A. Pengertian Sampah Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan). Menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah barang yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang dibuang. Menurut Nasih (2010). Jadi, pengertian sampah lainnya adalah benda-benda yang sudah tidak terpakai oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan



B. Jenis Sampah Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik (memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup). Sampah sendiri memiliki beberapa jenis yang membedakan komponen di dalamnya. Jenisjenis sampah itu sendiri terdiri atas: 1. Sampah Padat (Anorganik)



Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng Jadi, sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan anorganik. Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi,logam , kaleng,karet, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik. Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat dimanfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja.. 2. Sampah Basah (Organik)



Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi 24



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi apabila sampah ini tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat. Ada 2 jenis sampah organik antara lain sampah organik basah dan kering. Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan sejenisnya. Contoh sampah organik kering misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering. Kebanyakan sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar untuk memusnahkannya. 3. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)



Sampah B3 atau Bahan Beracun dan Berbahaya yang mencakup bahan-bahan kimia, pecahan kaca, benda-benda bekas medis seperti jarum suntik, baterai, dan benda berbahaya lainnya. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipisahkan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut. Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar. Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang menumpuk pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob (miskin oksigen) akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh. Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang adadicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagitikus. Lalat pada umumnya berkembang biak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka. Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang 25



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan. Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak (warga belajar) tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa - siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.



C. Perjalanan sampah



Pengelolaan sampah di Indonesia dirasa masih belum optimal. Setelah digunakan di rumah tangga atau industri dan menjadi sampah, biasanya hanya dikumpulkan di tempat penampungan sementara (TPS). Berikutnya, perjalanan sampah langsung berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau landfill. Proses seperti ini biasanya hanya menyisakan tumpukan sampah dan terus mengurangi lahan yang tersedia. Padahal, lebih jauh itu beberapa jenis sampah dapat kembali didaur ulang, bahkan dapat digunakan kembali dengan berbagai kebutuhan dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu jenis sampah yang dapat diolah dan menghasilkan ekonomi sirkular adalah sampah plastik. Ekonomi sirkular ini berarti sampah-sampah yang ada, bisa menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dan bisa bermanfaat kembali untuk menghasilkan produk yang sama.



D. Sampah plastik Kamus Lingkungan (1994), Sampah plastik adalah sebagai bahan yang tidak memiliki nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian barang atau cacat selama manufaktur atau materi berkelebihan atau buangan. Dan



26



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



menurut Dr. Tanjung, M. Sc, Sampah plastik ialah sesuatu barang yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Dikutip dari Tempo.co, studi yang dilakukan Travis P. Wagner (2018) memperkirakan masyarakat dunia membuang 5 triliun sampah kantong plastik setiap tahunnya. Padahal, secara rata-rata, kita hanya menggunakan kantong plastik selama 12 menit sebelum dibuang. Di Indonesia, kantong plastik juga masih jadi barang konsumsi sehari-hari. Data dari Making Oceans Plastic Free (2018) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya. Grup Penelitian Jambeck mengeluarkan hasil riset mereka soal fakta sampah plastik di laut dalam jurnal berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Data tersebut mengesahkan posisi Indonesia berada di nomor dua sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan di dunia. China menghasilkan jumlah sampah terbesar di laut, yaitu 262,9 juta ton sampah. Selanjutnya ada Indonesia (187,2 juta ton), Filipina (83,4 juta ton), Vietnam (55,9 juta ton), dan Sri Lanka (14,6 juta ton). Jumlah itu bertambah 8 juta ton lagi setiap tahunnya. Bayangkan, ketika plastik yang lalu belum habis terurai, sudah datang lagi sampah baru. Sementara itu, setiap 3 Juli, dunia memperingati International Plastic Bag Free Day atau Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia. Peringatan ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran bahwa penggunaan kantong plastik, yang biasanya hanya sekali pakai, sangat berbahaya bagi lingkungan. Dikutip dari akun instagram resmi Dinas Lingkungan Hidup Jabar, saat ini, sekitar satu juta kantong plastik digunakan di seluruh dunia tiap menitnya, sementara kantong plastik sendiri memerlukan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai. Sementara itu, pemprov sendiri telah menerbitkan Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Jawa Barat Nomor 91 Tahun 2018 tentang Kebijakan Dan Strategi Daerah Provinsi Jawa Barat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Tahun 2018-2025. Pemerintah daerah lainnya di Jabar sudah mulai menerapkan diet kantong plastik seperti Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Cimahi, dll. (Jabarprov.go.id, 2023)



27



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



1. Jenis sampah plastik Ada tujuh jenis plastik dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua jenis plastik dapat dengan mudah didaur ulang. Untuk membedakan, plastik memiliki kode-kode resin sendiri yang dapat ditemukan di kemasan. Ada tujuh jenis plastik dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua jenis plastik dapat dengan mudah didaur ulang. Untuk membedakan, plastik memiliki kode-kode resin sendiri yang dapat ditemukan di kemasan. Berikut adalah kode dan tipe-tipe plastik dan apakah mereka bisa atau sulit untuk didaur ulang: 1) PET atau PETE (Polyethylene terephthalate): Bisa didaur ulang ini adalah tipe plastik yang umum ditemukan. Biasanya digunakan untuk botol air mineral, soda, minyak, toples selai kacang, dan produk-produk makanan lainnya. 2) HDPE (High density polyethylene): Bisa didaur ulang HDPE juga umum digunakan. Biasanya untuk botol susu, shampo, dan produk pembersih atau deterjen. 3) PVC (Polyvinyl chloride): Sulit didaur ulang PVC adalah jenis plastik yang lunak dan fleksibel. Biasanya digunakan untuk membuat pipa, peralatan rumah tangga, hingga mainan anak-anak. 4) LDPE (Low density polyethylene): Sulit didaur ulang LDPE biasanya digunakan untuk kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus koran, roti, sayuran segar. LDPE juga digunakan sebagai kantong belanja. 5) PP (Polypropylene): Sulit didaur ulang PP digunakan untuk kemasan makanan seperti yogurt, krim, dan margarin. Bisa juga digunakan sebagai sedotan, karet, karpet, dan tutup botol. 6) PS (Polystyrene): Sangat sulit didaur ulang PS digunakan dalam kemasan styrofoam. Biasanya untuk makanan antar atau kopi. Lain kali Anda memesan makanan untuk take away, usahakan tidak menggunakan styrofoam. 7) Lain-lain Semua produk yang tidak termasuk kategori 1-6 atau campuran dari 1-6 masuk ke kategori lain-lain. Jenisnya antara lain adalah polycarbonate yang sulit didaur ulang. Ada juga polylactic acid (PLA) yang terbuat dari tanaman dan ramah lingkungan. Beberapa produk yang masuk kategori ini adalah bahan antipeluru, DVD, kacamata hitam, dan peralatan elektronik.



28



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



2. Dampak sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan Tanpa aksi yang berarti, sampah plastik sebanyak 1,3 miliar ton diperkirakan akan mencemari daratan dan lautan dunia dalam 20 tahun mendatang. Temuan ini pernah disampaikan Dr Costas Velis dari Universitas Leeds. Limbah mikroplastik itu kemudian tanpa sengaja dikonsumsi ikan, kemudian bisa sampai ke meja makan dan tubuh kita tanpa sadar menyerap racun-racun plastik. Sampah plastik adalah jenis sampah anorganik, jenis sampah ini tidak dapat diuraikan begitu saja butuh waktu bertahun – tahun untuk dapat diuraikan Penguraian sampah plastik diperlukan waktu sekitar 50-100 tahun, membutuhkan waktu 2 generasi untuk mengurai usia sampah. Karena rata-rata umur manusia di Indonesia berkisar antara 60-70 tahun sudah, artinya sampah belum terurai semasa manusia hidup. Untuk mengurai plastik seperti bungkus detergen butuh 50-80 tahun, sedangkan kantung plastik (tas kresek) diperlukan waktu 10 hingga 20 tahun untuk hancur. Bayangkan apa jadinya jika di lingkungan bumi ini kita buang sampah sembarangan, padahal setiap hari kita kalau membeli sesuatu di pasar, di supermarket ,plastik digunakan untuk menaruh barang-barang yang kita beli. Berikut beberapa dampak sampah plastik, yaitu: •



Merusak rantai makanan hewan Tidak hanya manusia, pencemaran plastik juga mempengaruhi plankton sebagai organisme terpenting di ekosistem perairan. Bila organisme terkecil turut terganggu, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan rantai makanan bagi organisme lain. Hewan yang lebih besar juga bisa teracuni dan manusia kemungkinan mengonsumsi ikan yang tercemar polutan seperti mikroplastik . Banyak kasus yang sudah terlihat dengan pencemaran sampah plastik, seperti paus yang kerap kali terdampar dengan perut yang terisi dengan berton-ton plastik. Alhasil, perlu pengawasan lebih atas rusaknya rantai makanan akibat sampah plastik di laut.







Merusak ekosistem hewan Dilansir dari data National Oceanographic and Atmospheric Administration, disebutkan bahwa jutaan burung dan ikan hingga 100.000 mamalia meninggal akibat pencemaran sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik. Sampah plastik juga merusak sistem hutan bakau yang penting bagi manusia dan merupakan habitat bagi



29



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



ribuan spesies. Tentu kerusakan ekosistem ini membawa dampak yang sangat buruk bagi hewan yang bergantung di tempat tersebut seperti laut. •



Pencemaran tanah dan air Saat sampah plastik menggunung maka tempat pembuangan sampah akan berinteraksi langsung dengan air. Kondisi yang terbentuk membuat bahan kimia berbahaya bisa meresap terlalu dalam hingga ke bawah tanah. Dengan pencemaran tanah dan air maka akan terjadi penurunan kualitas. Kemudian air tanah dan waduk menjadi rentan terhadap kebocoran racun dan aliran sampah plastik. Kerusakan air bisa menjadi penyebab penyakit bila dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Tidak hanya itu, pencemaran tanah juga akan merusak humus tanah sehingga tidak dapat diberdayakan untuk bercocok tanam.



3. Cara pengolahan sampah plastik Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan energi). Kelompok pengelolaan sampah menurut Undang-undang no. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yaitu: •



Pengurangan sampah (waste minimization) yang terdiri dari pembatasan terjadinya sampah, guna ulang, dan daur ulang.







Penanganan sampah (waste handling) yang terdiri dari: a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dari dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah 30



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Penanganan sampah tingkat sumber, dalam Kajian Pedoman Teknis Pemilahan Sampah di Sumber untuk Kawasan Pelayanan Kesehatan tahun 2016 dinyatakan sebagai berikut: 1) Merupakan kegiatan penanganan secara individual yang dilakukan sendiri oleh penghasil sampah dalam area dimana penghasil sampah tersebut berada. Penanganan sampah di tingkat sumber sangat dianjurkan dengan Prinsip 4R yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung berlangsungnya zero waste menurut Surakusumah (2008) yaitu: 1) Reduce atau mengurangi, yaitu kegiatan mengurangi jumlah barang dan material yang digunakan, karena penggunaan material yang banyak akan menghasilkan sampah yang banyak pula. Dengan mengubah pola hidup konsumtif menjadi hemat, sampah yang dihasilkan dari hasil jajan atau belanja kita pun akan berkurang. Reduce berarti mengurangi penggunaan barang yang dapat menjadi sampah. Sebagai contoh mengurangi pemakaian tas kresek dalam membeli barang , memilih produk yang bisa diisi ulang. Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip Reduce: •



Saat berbelanja sebaiknya membawa kantong belanja atau tote bag sendiri sehingga tidak perlu kantong plastik.







Kurangi konsumsi makanan atau minuman dengan kemasan bahan plastik.







Kurangi penggunaan barang yang hanya sekali pakai.







Belilah barang yang memang hanya dibutuhkan saja, sehingga jauh dari sikap konsumtif yang dapat kembali menghasilkan sampah.







Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang







Menggunakan produk yang bisa diisi ulang Kembali



2) Reuse atau menggunakan kembali, yaitu kegiatan mengurangi penggunaan barangbarang sekali pakai dan menggantinya dengan barang yang dapat digunakan berulang, sehingga mengurangi jumlah sampah yang ditimbulkan. Reuse (penggunaan kembali) adalah menggunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama ataupun fungsi yang beda. Banyak sampah yang dapat kita gunakan kembali, seperti kemasan plastik, dan botol bekas. Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip Reuse : 31



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK







Jika belanja, biasakan untuk tidak langsung membuang kantong plastik yang ada. Kantong plastik tersebut dapat dikumpulkan untuk digunakan kembali membawa barang belanjaan yang lain.







Gunakan kembali botol minuman menjadi beberapa fungsi, seperti untuk wadah minyak goreng, tempat pensil, pot tanaman, celengan, dan sebagainya.



3) Recycle atau daur ulang, yaitu kegiatan mengolah barang yang sudah tidak digunakan untuk dijadikan suatu barang yang baru, baik dengan fungsi yang sama maupun berbeda. Tidak semua sampah dapat didaur ulang, namun saat ini semakin banyak perkembangan untuk kegiatan daur ulang sehingga dapat memfasilitasi lebih banyak jenis sampah untuk didaur ulang. Daur ulang adalah suatu cara untuk menangani sampah dengan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai bernilai guna lagi. Supaya memiliki nilai yang bermanfaat lagi. Mengelola dan menggunakan plastik bekas agar dapat digunakan kembali atau diolah menjadi barang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan memiliki nilai jual Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi dan mengatasi adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan dari membuang sampah plastik sembarangan. Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip Recycle: •



Mengolah botol plastik bekas menjadi biji plastik yang bisa didaur ulang menjadi ember, pot plastik, gantungan baju, dan sebagainya.







Menyalurkan sampah yang sudah dipilah ke petugas daur ulang di beberapa daerah. Memilih sampah anorganik dan mengumpulkan botolbotol plastik sisa minuman, sampah plastik







Antarkan ke petugas daur ulang di daerah kalian atau tukang loak.







Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan Manfaat dari daur ulang yaitu :







Membuka lapangan kerja







Meningkatkan penghasilan masyarakat







Berkreasi dari bahan bekas menjadi kerajinan-kerajinan tangan kemudian didistribusikan untuk masyarakat dapat menambah pendapatan.







Mengurangi perusakan lingkungan







Mencegah penyakit 32



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK







Menambah kreativitas dan keterampilan







Dapat mengejar ide-ide baru yang kreatif







Penghematan lahan TPA







Lingkungan menjadi lebih asri



4) Replace yaitu Replace yaitu mengganti barang yang biasa kita digunakan dengan barang yang lebih ramah lingkungan. Dengan mengganti barang tersebut, kita menjadi ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan Jadi replace adalah mengganti barang-barang yang hanya sekali pakai menjadi barang yang bisa dipakai berulang kali .Sebagai contoh menyediakan tempat makan untuk membeli makanan daripada dibungkus menggunakan plastik Replace adalah mengganti barang yang kita gunakan dengan yang lebih ramah lingkungan Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip Replace: •



Mengganti penggunaan kantong plastik dengan plastik biodegradable yang lebih ecofriendly karena mudah diuraikan.







Mengganti botol minum dengan botol yang dapat digunakan berulang kali yaitu menggunakan botol tumblr.







Membawa kotak bekal sebagai tempat makan. Daripada menggunakan styrofoam, lebih baik bawa kotak bekal sendiri sebagai tempat makanan.







Menggunakan tas yang terbuat dari kain perca batik atau plastik bekas kemasan detergen sebagai pengganti tas.



Sampah plastik ini sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Peserta didik juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding. Dengan sistem pemilahan ini diharapkan peserta didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah.



Peserta didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di



sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan. Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para peserta didik perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah. Menulis di blog atau majalah dinding merupakan



33



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah dan menumbuhkan literasi. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.



Referensi : Dwi Widya M. Modul Pembelajaran Sampah Plastik. Plastic Smart Cities & WWF. 2022 https://bijakberplastik.aqua.co.id/publikasi/edukasi/cara-dan-solusi-pengolahan-sampah-plastikyang-aman-untuk-lingkungan, 23 Juni 2021. Diakses 19 Juli 2023. https://biroinfrasda.jatengprov.go.id/files/uploads/2018/03/Pengolahan-Sampah-2018 UNDIP.pdf. Diakses 19 Juli 2023. Sinta Julian, dkk. Jurnal Pulomas. Penyuluhan prinsip 4R untuk menangani sampah plastik di Perumnas Suradita Cisauk Tangerang, Banten. Vol 1 Nomor 1, 2022.



34



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



FORM SURVEI LINGKUNGAN Nama :........................................... Kelas :........................................... No Organik



No PET/PETE



HDPE



Jenis Sampah Anorganik



Jenis Sampah Plastik PVC LDPE



35



B3



PP



PS



Lainnya



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Sistematika Proposal Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila



Cover (Tema/Topik Kegiatan, Logo Sekolah, Nama Anggota Kelompok, Nama Sekolah, Tahun Pelajaran) Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Projek 1.4 Manfaat Projek Bab 11 Isi 2.1 Tema/Topik Kegiatan 2.2 Peserta (Anggota Kelompok) 2.3 Waktu Dan Tempat Kegiatan 2.4 Jadwal Kegiatan 2.5 Anggaran Dana Bab 111 Penutup 1.1 Simpulan 1.2 Saran



36



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Asesmen Keterampilan



Rubrik Asesmen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( Gaya Hidup Berkelanjutan)



No.



Indikator Yang



Deskripsi



Hasil Penelitian



diamati 1.



Perencanaan



Ya 1. Peserta didik mampu memilah dan memilih jenis-jenis sampah plastik 2. Peserta



didik



mampu



membuat



proposal/perencanaan pembuatan projek 2.



Pelaksanaan



1. Peserta didik menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dengan tepat dan lengkap 2. Peserta didik dapat mengerjakan projek sesuai langkah yang sudah direncanakan 3. Peserta didik dapat menyelesaikan projek tepat waktu



3.



Hasil



1. Produk (hasil karya ) berupa hasil pengolahan yang lebih bernilai seni 2. Video berisi proses pengerjaan projek sampai menghasilkan produk (karya)



37



Tidak



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Asesmen Sikap



Rubrik Asesmen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (Gaya Hidup Berkelanjutan) Penilaian sikap sosial a. Penilaian observasi, penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran. 1. Teknik penilaian pengamatan oleh guru 2. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Lembar pengamatan sikap sosial Petunjuk penilaian a. Petunjuk penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. b. Rubrik Penilaian Sikap Sosial No



Nama Siswa



Mandiri 1



2



3



Gotong Royong 4



1



2



3



4



Kreatif 1



2



3



4



1. 2. 3. . •



Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.







Elemen – elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.







Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.



c. Pedoman penskoran •



Penskoran Skor 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.



38



Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK



Skor 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang – kadang tidak melakukan. Skor 2 = kadang-kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak melakukan. Skor 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. •



Pengolahan skor Skor maksimum : 20 Skor perolehan siswa : SP Nilai sikap yang diperoleh siswa : X 100



39