Modul Workshop Artistik Final 18072019 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL WORKSHOP TATA ARTISTIK FILM



Penulis HAN REVO JOANG



Diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI



Kata Pengantar 0



Puji syukur dengan selesainya modul tata artistik film ini. Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan oleh Pusat Pengembangan Perfilman – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk ikut serta dalam program pengembangan sumber daya manusia bidang perfilman. Modul ini disusun berdasarkan pengalaman selama menjadi praktisi dilapangan serta selama mengajar di Fakultas Film dan Televisi – Institut Kesenian Jakarta. Dimana telah terjadi mix atau percampuran antara teori akademis dengan kenyataan dilapangan. Teori akademis yang melulu berada pada nilai-nilai ideal dengan kenyataan dilapangan yang lebih bertumpu pada kaidah-kaidah efisiensi waktu dan biaya. Sudah barang tentu modul ini didesain lebih berdasar kaidah kaidah industri, dimana semua bahan telah tersusun dalam SKKNI yang juga disusun oleh para pengguna sumberdaya manusia di industri film nasional. Modul pelatihan ini diharapkan mampu menjadi salahsatu bahan untuk program pengembangan tersebut. Modul ini juga tidak tertutup untuk terus menerus dilakukan revisi dan kaji ulang berkala. Demikian pengantar kami dari penulis. Semoga apa yang kami tulis dapat memberikan manfaat bagi pembinaan sumberdaya manusia perfilman.



Han Revo Joang



Daftar Isi 1. Bab 1 PENDAHULUAN 1



a. Latar belakang b. Permasalahan 2. Bab 2 WORKSHOP a. Gambaran umum b. Metode pengajaran c. Sarana penunjang d. Kriteria peserta e. Persyaratan Pengajar 3. Bab 3. LAMPIRAN MODUL a. Modul Pengantar Artistik b. Modul Pemahaman Warna dan Komposisi c. Modul Susunan Kru Artistik d. Modul Tehnik Manajemen dalam Artistik e. Lampiran Skenario f. Lampiran Analisa g. Lampiran Form Breakdown h. Lampiran Form Timeline i. Lampiran Form Budgeting



Bab 1. PENDAHULUAN a. Latar belakang 2



Seiring dengan semangat globalisasi yang selalu didengungkan oleh para pemimpin negara-negara dikawasan Asia. Dimana banyak frasa-frasa baru seperti; Masyarakat Ekonomi Asean, Pasar Terbuka, dan sebagainya. Dimana tampaknya akan banya knegara-negara yang saling membuka pintu untuk masuknya barang maupun jasa. Tidak terkecuali tenagakerja. Masuknya tenaga kerja asing, terutama yang berasal dari China akhir-akhir ini telah menjadi pembicaraan hangat. Sejak era pemerintah Joko Widodo yang memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur danenergi, keberadaan para tenaga kerja asing tersebut telah meingkat dan dianggap sebagai masalah serius oleh beberapa pihak. Data dari BPS pada Februari 2016 menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia telah mencapai 7,02 juta orang atau 5,5%. Masuknya para tenaga kerja asing itu telah menjadi hal yang kontradiktif terhadap program untuk mengurangi tingkat pengangguran yang masih cukup tinggi di Indonesia. Ancaman dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja asing itu akan berdampak terhadap eksistensi bangsa, sehingga perlu ditanggapi dengan serius. Kekhawatiran akan adanya pengaruh asing terhadap ideologi dan budaya bangsa ini merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian utama. Pemberian izin terhadap tenagakerja asing telah dinyatakan dengan jelas dalam Peraturan Menteri (Permen) Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 2015 Pasal 37 Ayat (1), di samping persyaratan lain yang ditetapkan oleh imigrasi. Selain



peraturan



yang



telah



ditetapkan,



pemerintah



perlu



meninjau



dan



mempertimbangkan berbagai hal, seperti factor budaya dan ekonomi. Proyek pembangunan pembangkit listrik atau infrastruktur di daerah terpencil dengan menggunakan tenaga kerja asing tentu akan mempengaruhi budaya masyarakat di sekitar daerah tersebut. b. Permasalahan Seiring dengan perkembangan bidang perfilman, dilihat dari segi kwantitasnya, turut berkembang pula jumlah sumberdaya manusia pembuatnya. Namun sayangnya pertumbuhan jumlah sumberdaya manusia tersebut belum tentu berbanding sejajar dengan pertumbuhan suplai yang dapat menjaga kwalita ssumberdaya tersebut.



3



Saat ini banyak produser film untuk kembali berani memproduksi film, sehingga pada awal tahun 2010-an film-film action, komedi, horor, sejarah dan drama pun makin banyak yang diproduksi. Hal pertumbuhan bidang perfilman ini tidak hanya dirasakan secara nasional saja, namun juga dirasakan secara regional.



Negara-negara tetangga Indonesia



mengalami pula pertumbuhan produksi film maupun konten televisi. Salahsatunya adalah Thailand. Seiring dengan munculnya sineas-sineas muda Thailand yang aktif membuat film, seperti  Nonzee Nimibutr, Pen-Ek Ratanaruang dan Wisit Sasanatieng--yang



menyutradarai



film Tears



of



the



Black



Tiger 



dan



film  Senior). Film garapan Nonzee, DangBireley's and Young Gangsters atau 2499 Antapan Krong Muang (1997) sukses meraih 75 juta bath dan menjadi film terlaris Thailand saat itu. Film ini juga meraih penghargaan di Festival Film Independen Internasional di Belgia. 



Fun Bar Karaoke (1997) garapan Pen-Ek juga sukses



secara komersial. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja dinegara tetangga, seperti Filipina, Vietnam, Burma dan beberapa negara yang besar kemungkinan mengancam Untuk hal ini perlu disiapkan langkah-langkah mengantisipasi kemungkinan serbuan tenaga kerja asing tersebut.



Di tiap tiap Negara mulai diberlakukan sertifikasi



kompetensi. Hal mana bukanlah barang baru bagi negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa. Sertifikasi kompetensi adalah bentuk nyata pertlindungan tenagakerja local dari ancaman tenaga asing. Setiap kru film wajib dan berhak memiliki sertifikat yang diakui oleh negara. Dan sertifikat tersebut juga diakui secara regional maupun global. c. Tujuan kegiatan Dengan adanya pelatihan ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan pengetahuan dan keterampilan serta sertifikasi kompetensi dari para kru pendatang baru, sehingga dapat memberikan jaminan secara tidak langsung kepada para pengguna dan pencari sumber daya manusia. Tujuan akan tercapai bila pada saat setelah pelatihan ini, para peserta dapat melewati tahap uji kompetensi bidang tata artistik film hingga level ke empat, yang tercantum dalam skema okupasi pada SKKNI bidang.



4



Bab 2. WORKSHOP a. Gambaran umum Kegiatan workshop dilaksanakan secara camp dalam waktu sekitar 5 hari. Hal ini dilakukan agar peserta, yang sebagian besar berusia remaja, dapat berkonsentrasi 5



penuh dalam memahami materi yang disampaikan. Pendekatan kegiatan workshop, berupa pelatihan keterampilan bagi para calon SDM perfilman bidang tata artistik film, hingga maksimal level ke 4. Bila dilihat dari skema yang ada pada SKKNI tata artistik, okupasi meliputi; asisten artistik, wardrobe, make up, prop master, pembuat properti, pembeli properti. b. Metode pengajaran Titik berat metode ialah pada latihan keterampilan yang bakal dipakai dilapangan. Baik skill administratif maupun skill kreatif. Dengan porsi teori dan praktek sebesar 30 : 70. 30% teori dan 70% praktek. Teori-teori yang diberikan lebih bersifat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Modul ini juga dilengkapi dengan skenario film pendek sebagai bahan untuk latihan. c. Sarana Penunjang 1. Ruang kelas sejuk dengan sarana meja kursi dan dilengkapi Wi-fi. 2. Laptop untuk masing-masing peserta. 3. Laptop untuk pengajar 4. In-focus dan layarnya. 5. Whiteboard 6. Kertas gambar untuk latihan peserta 7. Pensil gambar 2B 8. Penggaris alumunium 9. Styrofoam untuk latihan peserta (ketebalan 1 cm dan 2 cm) 10. Cutter besar 11. Cat tembok 5 warna untuk latihan peserta (merah, biru, kuning, putih dan hitam) 12. Kuas kecil untuk cat tembok ( 1 inch/2 inch) 13. Tempat cat 14. Lem putih untuk styrofoam (fox) d. Kriteria Peserta 1. Usia minimal 16 tahun 2. Mengisi form pendaftaran 3. Melampirkan fotokopi identitas diri / KTP 6



4. Tergabung dalam komunitas bidang perfilman/siswa SMK jurusan Multimedia atau Audio video atau Broadcast atau Film. 5. Melampirkan surat keterangan sehat jasmani dan rohani, serta tidak buta warna. e. Persyaratan pengajar 1. Memiliki pengalaman dibidang tata artistik film dengan minimal pernah dua kali menjadi penata artistik atau production designer atau asisten sutradara pada film atau sinetron. 2. Memiliki kemampuan mengajar dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan penampilan yang sopan.



MODUL 1 PENGANTAR ARTISTIK Materi Tujuan Deskripsi Sasaran Kriteria Unjuk



Pengetahuan dasar tentang tata artistik film, meliputi historis dan sepintas cara kerja tata artistik. Memahami cara kerja analisa, desain, manajemen serta profesi bidang tata artistik. Berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan. - Memahami Skenario. 7



Kerja



- Memahami Desain. - Mewujudkan Rancangan Desain Artistik dalam Bentuk Nyata. - Menerapkan Etika, Tata-Krama, dan Tanggung Jawab Profesi. - Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja.



Indikator



Mengetahui dan memahami



Pengertian Pada awalnya tata artistik dimulai dengan kebutuhan untuk dapat menjelajah style yang ada pada saat itu, didalam perspektif sinema dibutuhkan ruang yang dapat memberikan mobilitas, presisi, bahkan tidak adanya batasan-batasan dari lensa kamera. Ketika eksterior atau interior di rekam menjadi sebuah film, set yang dibuat harus dapat menciptakan suatu kerangka kerja yang sama atau setara dengan realitas yang ada. Jika hal ini dilakukan, maka praktis hal ini telah mengikuti estetika dan tehnis dari sinema pada umumnya. Tata artistik sendiri adalah seni atau kerajinan (craft) dari cara bertutur sinematik (cinematic storytelling). Termasuk di dalam tata artistik yaitu merancang desain-desain sesuai skenario dan konsep sutradara atau produksi sebuah film, menciptakan ”look and style”, serta menghadirkan karakter melalui penciptaan lewat make over semua elemen estetik. Termasuk di dalam kerajinan (craft) yaitu : pemilihan material untuk menetapkan look dan style, pemilihan tekstur sesuai kondisi lokasi dan periode, koordinasi dengan personel tata artistik dan anggota produksi film lainnya. Tata artistik dalam dunia film dan televisi adalah salah satu aspek kreatif produksi yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan atau pengadaan lingkungan fisik sebuah cerita film atau televisi yang terdiri dari setting (dekor), pelengkap dekor (properties), kostum, tata rias dan tata rambut, sesuai dengan konsep film tersebut. Pengertian lebih luasnya adalah bahwa Penata Artistik berurusan dengan keseluruhan lingkungan fisik sebuah film, baik yang direncanakan dan dibangun di studio maupun penggunaan bangunan dan pemandangan alam yang ada. Sedangkan yang dimaksud lingkungan fisik atau setting (dekor) sebuah film adalah tempat dan waktu berlangsung atau terjadinya cerita film. Sedangkan personil yang bertugas melaksanakan ini semua disebut Tim tata artistik atau kadang biasa disebut Art Departemen, yang dikepalai oleh seorang Penata artistik. Unsur-unsur yang menunjang atau mendorong kemajuan di bidang Tata Artistik adalah dalam hal setting, properti, make-up dan kostum, serta special effect. Pada masing8



masing bidang tersebut memerlukan tenaga profesional yang memahami tentang bidang artistik secara profesional. Dalam kemampuan menerjemahkan ide atau konsep yang diartikan dengan kata ”Artistik” dalam istilah Penata Artistik yang diterjemahkan dari kata Art Director, atau Production Designer. Sedangkan di Indonesia kita mengenal Penata Artistik, Penata Visual atau Production Designer. Penata Artistik Penata artistik adalah seorang kreator yang menyesuaikan atau menciptakan setting lingkungan sesuai dengan gayanya kepada tiap jenis film dan berusaha mewujudkan imajinasi dan fantasi dalam suatu batas kerangka kerja yang praktis dan ekonomis. Penata artistik mengadakan semua lingkungan fisik dan dia harus bekerjasama sebaikbaik mungkin dengan sutradara untuk memastikan bahwa semua rencana dan desain dapat divisualisasikan dengan baik dan tepat waktu. Production Designer Production designer juga disebut sebagai Perancang artistik adalah juga seorang Penata artistik yang jangkauan tugas dan tanggung jawabnya jauh lebih luas dari Penata Artistik pada umumnya, karena juga menyangkut konsep, jadwal dan budgeting. Menurut Robert



L.Orson, dalam bukunya “Art Directing for Film and Video”



mengatakan bahwa seorang Production Designer mengembangkan rancangan visual untuk seluruh produksi, termasuk set, props, kostum, pola warna, pencahayaan dan seringkali turut memikirkan kelancaran sebuah proses produksi film.



Sejarah Penataan Artistik Film Sejarah dimulai ketika George Melies (1861-1937), sineas Perancis, ditahun 1896 mulai membuat film atau mendokumentasi-kan sebuah drama/pertunjukkan panggung. Dalam pertunjukkan tersebut, sudah terdapat set, props, kostum, make up dan efek khusus. Antara 1896-1914 Melies membuat 531 film. Yang paling terkenal ialah La voyage dans la Lune yang dalam bahasa Inggrisnya A trip to the Moon.



9



Trip to The Moon, G.Melies (http://alchetron.com)



Perencanaan Produksi Perencanaan produksi dimulai ketika skenario telah selesai. Meskipun banyak film yang memulai perencanaan ketika skenario belum seratus persen rampung, namun paling tidak gambaran keseluruhan tentang film telah ada. Banyak faktor menyumbang kepada rencana (design) tiap gambar di dalam frame dan tiap anggota unit film memikul tanggung jawab tertentu terhadap satu segi atau lebih (Aspect) dari isi rencana. Penata Kamera (Director Of Photography), dan Production Designer masing-masing memberikan kontribusi dan bertanggung jawab kepada Sutradara tentang apa yang direkam oleh kamera. Sutradara harus mendapat kepastian bahwa action dari cerita digambarkan dengan meyakinkan serta masuk akal. Dia juga memikul tanggung jawab bahwa keseluruhan set lingkungan tempat action itu berlangsung akan turut memperkuat khayalan sinematik, karena itu dalam film-film terbaik, Sutradara, Cameraman, Production Designer bekerja sama secara baik, dan pikiran mereka harus bulat tentang apa yang hendak diperbuat. Dengan cara demikian, masing-masing menjamin bahwa dia tidak akan menyia-nyiakan nilai kontribusi teman sejawatnya. Hubungan yang dikembangkan oleh Production Designer dengan Sutradara serta Penata kamera sangat penting dalam menentukan apakah peranannya sebagai Production Designer akan betul-betul kreatif. Ada banyak Art Director dan Production Designer yang merasa aman dengan tipe Sutradara tertentu, barangkali seorang yang memberinya banyak kebebasan, atau seorang yang menuntut supaya semuanya dibangun di studio.



10



Seorang Art Director atau Production Designer mungkin pula mempunyai kecenderungan yang kental akan tipe film-film tertentu, sebagaimana juga ada Sutradarasutradara yang sering bekerja dalam jenis-jenis atau genre film tertentu. Membaca Skenario Skrip atau Skenario adalah titik tolak bagi seorang Production Designer dalam mencari atau menciptakan sebuah lingkungan fisik atau lokasi yang cocok. Bila mempertimbangkan skenario,



Production Designer harus mempunyai pengertian luas



tentang jenis action yang bersangkutan dan menghubungkannya dengan jenis lokasi yang mungkin bakal diperlukan. Production Designer membaca skenario sambil membangun imajinasi.



Dia juga



harus mencatat dengan cepat gambaran-gambaran tersebut, dalam bentuk sketsa-sketsa kecil. Tujuan dari sketsa-sketsa tersebut adalah memperoleh catatan dari gagasan-gagasan awal. Pendekatan diatas adalah pendekatan yang paling konvensional. Ada tiga hal penting ketika membaca skenario, sebagai berikut; 1. Memperkirakan adegan Membaca skenario juga perlu meng-imajinasikan pergerakan pemain (koreografi). Pergerakan pemain untuk memperkirakan seberapa luas set yang diperlukan. Membaca karakteristik set lokasi yang tertulis dalam cerita. Juga perlu dibayangkan jika ada properti atau efek khusus yang memerlukan ruang atau keadaan tertentu. 2. Memperkirakan perwatakan dan karakter Setiap pemain haruslah direka-reka karakternya masing-masing.



Hal ini sangat



membantu dalam perencanaan dan dressing set lo kasi. Namun juga tidak jarang sebuah skenario yang dibuat memiliki tokoh karakter tertentu yang tidak begitu jelas. Hal ini perlu cepat diselesaikan dengan cara berdiskusi dengan sutradara.



3. Menentukan periode Faktor penting lainnya dalam sebuah perencanaan artistik adalah menentukan periode. Periode / era / waktu pada saat cerita berlangsung. Menjadi background setting dan properti yang akan ditampilkan. Saat merencanakan set berdasarkan periode yang telah lewat, maka riset menjadi bagian yang penting sekali. 11



Setelah selesai membaca skrip, Production Designer akan mendapat kesan dari jenis lokasi yang diperlukannya, tapi seringkali gambaran imajinasi yang pertama itu bakal harus dirubah-rubah. Setelah memilih lokasi tertentu, biasanya akan menjadi titik tolak bagi visualisasi yang baru.



Membuat Konsep Visual Ketika membaca sebuah skenario, sudah barang tentu kita memiliki bayanganbayangan akan kejadiannya maupun lingkungan sekitar kejadian tersebut. Hal inilah yang perlu di buat deskripsinya yang kemudian akan menjadi acuan dalam menciptakan lingkungan fisik adegan. Bila perlu seorang Production Designer mencari dan mengumpulkan berbagai gambar-gambar yang bisa dijadikan sebagai acuan maupun referensi dalam membuat konsep visual.



Konsep visual biasanya dijabarkan dalam bentuk-bentuk, warna, cahaya serta



karakter gambar.



Sketsa dari film Naked Lunch , 1991, James McAteer, Art Director, pintasan cronenbergmuseum.net



Mencari Referensi Artistik Langkah selanjutnya adalah mencari referensi-referensi set, properti, kostum, makeup, gambar dan warna. Saat ini referensi dengan mudahnya dapat dicari di internet, dengan rajin membrowsing segala sesuatunya. Kita dapat mencari referensi warna dan gambar atau tampilan (look) pada film yang akan dibuat, yang kemudian akan diturunkan ke referensi set, properti, kostum dan make-up.



12



Contoh look surealis karya Irene Z. Miraccoon. (http://miraccoon.deviantart.com)



Referensi referensi lainnya adalah; -



Referensi set



-



Referensi kostum



-



Referensi properti



-



Referensi tata rias dan tata rambut



Referensi Set



Referensi set hutan untuk film Avatar (http://tiffanychristie.blogspot.co.id) Referensi Prop



13



Referensi prop pisau untuk film Avatar (https://www.i-dex.de)



Referensi tata rias dan tata rambut



Referensi make up (https://www.pinterest.com)



Konsep Art Production Designer lalu membuat konsep artistik, dimana konsep ini menyangkut warna dan bentuk-bentuk. Konsep inilah yang akan disepakati bersama antara Production Designer, Penata kamera dan Sutradara.



14



Konsep setting hunian yang memperlihatkan bentuk dan warna yang khas (http://www.taringa.net)



Konsep-konsep tadi haruslah dijelaskan secara detail bagian-per bagiannya, lengkap dengan gambar, sehingga mampu di kuasai oleh setiap orang didalam Tim Art dept.



Salah satu bagian dari konsep Art Avatar (http://www.taringa.net)



Mise-en-scène Penataan segala sesuatu yang muncul dalam frame atau layar - aktor, penerangan, set dekorasi, properti, kostum - disebut mise-en-scène, istilah bahasa Prancis yang berarti "diletakkan di atas panggung."



Frame dan tata fotografi juga dianggap sebagai bagian dari



mise-en-scène sebuah film. Di bioskop, penempatan di “atas panggung” secara benar-benar dapat diartikan sebagai ‘apa yang terlihat didalam frame’, dan sutradara bertanggung jawab untuk menentukan apa yang terjadi di mana, kapan, dan bagaimana caranya. David A. Cook, dalam bukunya “A History of Narrative Film”, menunjukkan bagaimana sebuah mise-en-scène dibentuk oleh semua elemen yang muncul di layar, baik 15



benda fisik, warna maupun cahaya yang direkam oleh kamera, maka itu bagian dari mise-enscène. Unsur unsur mise-en-scène : - Ekspresi dan tingkah laku pemain. - Bentuk set. - Pembingkaian (framing). - Gerak kamera (camera move). - Warna dan pencahayaan (lighting). - Gerak pemain dan properti. - Properti (alat bantu). - Kostum pemain dan figuran. - Tata Rias dan tata rambut (make up & hair style) pemain dan figuran. - Efek khusus (special effect). mise-en-scène adalah segala sesuatu yang tampil didalam frame yang akan membuat serta mendukung gaya dan karakter sebuah film. Tugas Penata Artistik Tugas Penata artistik adalah mewujudkan visi kreatif Production Designer untuk semua perangkat dan lokasi yang pada akhirnya memberi hasil pada identitas visual mereka yang unik. Mereka mengerjakan film layar lebar, iklan dan beberapa jenis produksi televisi. Pada sebuah film layar lebar, mereka bertindak sebagai manajer proyek untuk departemen artistik dan biasanya ditunjuk oleh Production Designer.



Dia bertanggung



jawab atas para pembantu di tim artistik. Didalam sebuah tim artistik yang besar seperti di produksi televisi, Penata artistik juga bertanggung jawab atas jadwal kerja dan memanfaatkan anggaran tata artistik dengan sebaik-baiknya. Pada beberapa drama TV, tim artistik. hanya terdiri dari Production Designer, Penata artistik, dan bagian pembelian-persewaan, sementara pada produksi televisi yang lebih kecil, peran Desainer dan Penata artistik sering digabungkan. Penata artistik mulai bekerja saat mereka menerima skrip dan jadwal akhir, merinci urutan pengambilan gambar (shooting) yang tepat. Mereka menganalisis naskah untuk mengidentifikasi semua kelengkapan properti atau barang khusus yang memerlukan waktu tunggu lebih lama. Pada saat bersamaan, mereka mengawasi penyusunan rencana dan lokasi oleh para Asisten penata artistik untuk penggunaan lokasi dan sebagainya. Pada sebuah 16



produksi film besar atau produksi program TV, ini bisa dimulai empat sampai lima bulan sebelum pengambilan gambar. Pada produksi anggaran rendah, bisa jadi hanya empat minggu. Penting bagi Penata artistik untuk berkomunikasi dengan seluruh departemen. Mereka bekerja dengan tim terkait tentang pengaruh visual atau komputer yang mungkin diperlukan. Mereka terlibat dalam penggunaan berbagai kendaraan (dari mobil hingga kereta kuda) dan hewan, termasuk peraturan di studio. Mereka berhubungan erat dengan Manajer lokasi untuk bernegosiasi tentang kapan lokasi dapat disiapkan. Pada produksi besar, mereka mengadakan pertemuan mingguan dengan bagian keuangan.



Mereka harus menemukan



solusi kreatif hemat biaya yang juga memberikan jawaban praktis untuk masalah konstruksi dan dekorasi. Selama produksi, Penata artistik mengawasi konstruksi, dekorasi hingga pembongkaran semua set. Di lokasi, mereka juga mencari bahan yang sesuai untuk menyesuaikan lokasi untuk memenuhi tuntutan desainer kreatif. Dan juga bekerja secara ketat terhadap peraturan dan prosedur kesehatan dan keselamatan yang relevan. Pada produksi yang lebih kecil, terutama di televisi, Penata artistik juga memantau setiap adegan saat dishoot. Setelah setiap produksi selesai, bekerja sama dengan Manajer lokasi, Penata artistik harus memastikan bahwa set yang tersisa dipacking dan lokasi dibersihkan serta laporan keuangan dicek lalu disetor ke bagian keuangan produksi. Bila diperlukan lebih banyak perangkat permanen untuk produksi televisi, desain dan konstruksinya harus lebih kuat dan tahan lama, misal; latar belakang (background) studio untuk berita atau back-lot untuk opera sabun. Dalam keadaan seperti ini, Penata artistik mungkin harus bernegosiasi dengan otoritas perencanaan dan insinyur struktural. Penata artistik juga bertanggung jawab untuk pemeliharaan perangkat tersebut, dan harus memantau skrip untuk setiap perubahan atau pembangunan kembali perangkat tetap. Menjadi Penata artistik Biasanya Anda memerlukan kualifikasi untuk menjadi seorang Penata artistik. Banyak lulusan sekolah seni, arsitektur, teater, interior atau animasi. Anda juga bisa mengikuti kursus tingkat tinggi dalam desain produksi film dan / atau teater. Setelah pelatihan, akan sangat penting bagi anda untuk dapat memperoleh pengalaman kerja tentang bagaimana departemen artistik bekerja, berlatih di studio, bekerja di lokasi dan sebagainya.



17



Untuk menjadi seorang Penata artistik, anda perlu mengenali minat dan keahlian anda dalam pekerjaan. Anda dapat memulai dengan menjadi seorang pencari properti, kemudian berkembang melalui misal ke set dresse atau properti master, lalu ke asisten departemen artistik atau Art Director Assistant. Meskipun perkembangan ini akan memakan waktu beberapa tahun, ini adalah proses yang penting di mana anda akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan ketika menjadi seorang Penata artistik yang baik. Jika anda mempelajari desain film, televisi dan teater, anda juga bisa mendapatkan pengalaman mengerjakan produksi anggaran rendah sebelum melanjutkan ke peran junior di program televisi atau film layar lebar. Anda



bisa



berpindah



dari



peran



serupa



di



teater,



setelah



belajar



mengkonseptualisasikan gagasan dan mengkomunikasikannya secara dramatis dan visual; Namun, anda harus mempelajari teknik yang spesifik untuk film dan tv. Anda juga bisa mendaftar menjadi Trainee Film atau tv melalui Finder Trainee, yang akan memberi pengalaman langsung di industri ini dan membantu dalam membangun kontak penting yang penting saat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.



MODUL 2 PEMAHAMAN WARNA DAN KOMPOSISI Materi



Elemen visual yang berupa warna dan komposisi yang 18



membentuk sebuah gambar dilayar. Tujuan Deskripsi Sasaran Kriteria Unjuk Kerja



Indikator



Memahami cara kerja analisa dan desain serta perencanaan artistik. Berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja. - Memahami Skenario. - Memahami Desain. - Mewujudkan Rancangan Desain Artistik dalam Bentuk Nyata. - Menerapkan Etika, Tata-Krama, dan Tanggung Jawab Profesi. - Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja. Mengetahui dan memahami



WARNA Ada banyak teori mengenai warna. Disini kita akan membahas mengenai upaya pendekatan kearah formulasi warna untuk kepentingan estetika dan komunikasi. Konsep Dasar Pada awalnya, konsep warna bertumpu dari warna-warna dasar yang berasal dari warna yang dipantulkan. Maksud dari warna yang dipantulkan adalah, jika cahaya mengenai suatu pigmen yang berwarna biru, maka mata akan melihat sebagai pigmen biru. Begitu juga dengan cahaya yang dipantulkan oleh pigmen kuning dan pigmen merah. melalui Secara tradisional adalah Merah, kuning dan biru. (Darmaprawira.WA, Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya) Dan secara tradisional formula roda warna yang bedasar dari tiga warna dasar dan warna-warna campurannya dapat dilihat digambar bawah ini;



Roda warna tradisional 19



Lingkaran Newton Konsep dasar kemudian dikembangkan oleh Sir Isaac Newton dengan membuat diagram lingkaran warna yang dikembangkan tahun 1666. Dengan merumuskan campuran dari tiga warna dasar menjadi warna-warna sekunder dan campuran turunannya menjadi warna-warna tersier.



(Darmaprawira.WA, Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas



Penggunaannya)



Lingkaran Newton Lingkaran Newton. Terdiri atas warna-warna yang disebut Primer, Sekunder dan Tersier. Apa itu warna Primer ? Warna Primer adalah warna murni yang bukan merupakan warna campuran yang terdiri dari Merah, Kuning dan Biru. Apa warna Sekunder ? Warna Sekunder adalah campuran dari warna-warna primer, yaitu; -



Warna Hijau; yang merupakan campuran dari warna kuning dan biru,



-



Warna Jingga; yang merupakan campuran dari warna merah dan kuning,



-



Dan Warna Ungu; yang merupakan campuran dari warna merah dan biru.



Lalu apa warna Tersier ? Warna Tersier merupakan campuran dari warna Primer dengan warna Sekunder, yaitu: -



Merah dengan ungu 20



-



Merah dengan jingga



-



Kuning dengan jingga



-



Kuning dengan hijau



-



Biru dengan ungu



-



Biru dengan hijau.



Primer



Sekunder



Tersier



Sistem Warna Para



ahli sepakat bahwa semua teori warna didasari pada prinsip bahwa warna



berasal dari cahaya. Warna-warna utama “additive” (tambahan) ialah merah, biru dan hijau. Warna utama yang “substractive” ialah magenta (merah-biru), cyan (biru-hijau) dan kuning (merah-hijau).



Seluruh warna-warna spectrum ini bila bersama-sama akan



menghasilkan cahaya putih. Sedangkan ketiadaan warna sama sekali, diartikan ketiadaan cahaya samasekali yang berarti menghasilkan warna hitam.



Warna Subtraktif



21



Umumnya para pekerja senirupa mengenal warna primer adalah; merah, kuning dan biru. Warna-warna ini merupakan bahan dasar campuran untuk mendapatkan warna-warna lain. Warna-warna primer ini merupakan warna murni yang tidak dapat dihasilkan dari campuran warna lain.



Warna aditif Seiring dengan berkembangnya teori semua warna berasal dari cahaya putih (cahaya matahari), maka para ilmuwan mengenal warna-warna primer adalah; merah, biru dan hijau.



Jika dikombinasikan, cahaya merah dengan cahaya hijau, maka akan menghasilkan cahaya kuning. Dan jika mencampur cahaya biru dan hijau maka akan menghasilkan cahaya cyan/biru terang. Dan jika mencampur semua warna cahaya, maka akan menjadi cahaya putih. Sumber Cahaya Putih Cahaya putih yang menjadi dasar pijakan para ilmuwan berasal dari cahaya matahari, yang ketika diurai menggunakan sebuah prisma, maka akan menghasilkan warna-warna; merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.



Cahaya matahari melewati pembiasan prisma dan terurai. 22



Cahaya yang ditangkap oleh mata merupakan pantulan dari pigmen warna sebuah obyek.



Dari warna-warna cahaya yang datang kebuah apel, hanya warna merah yang dipantulkan ke mata.



Warna CMYK Sistem warna lain adalah system warna yang digunakan untuk percetakan atau printing, yaitu sistem warna CMYK; Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Bila semua unsur warna CMYK dicampur, maka hasilnya adalah abu-abu. Dan untuk mendapatkan warna putih, bahan cetakan tidak diberi tinta samasekali.



Gambar CMYK



Bidang-bidang studi Mempelajari tentang teori warna juga tidak lepas dari bidang-bidang studi lainnya. Pendekatan ilmiah Teori Warna berdasarkan bidang studi: 



Fisika



 atau studi tentang radiasi dan iluminasi







Kimia



 studi tentang pigmentasi







Fisiologi



 studi tentang mata manusia







Psikologi



 studi tentang fikiran manusia 23



Harmoni Warna Oleh para seniman / kreator / arsitek / desainer, warna kemudian dimanfaatkan baik sebagai karya seni berdasar warna itu sendiri, seperti; seni lukis, fotografi dan sebagainya, maupun sebagai pendukung karya lainnya, seperti; desain busana, arsitektur, interior dan sebagainya. Dalam satu karya,



keseluruhan elemen warna didesain sebagai suatu kesatuan



harmoni. Harmoni dapat menciptakan atau membuat suatu rasa tertentu pada karya tersebut. Sedang definisi dari harmoni itu sendiri adalah suatu aransemen yang menyenangkan dari elemen-elemen yang disertakan didalamnya. Bukan hanya warna, namun bisa pula berupa nada-nada musik, kata-kata bahkan rasa makanan. Dalam sebuah pengalaman visual, harmoni adalah sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat. Formula Harmoni Ada beberapa pendekatan pada perumusan harmoni warna, antara lain adalah; -



Harmoni warna berdasarkan skema Analog. Adalah harmonisasi dari 3 warna-warna yang berdekatan menurut Roda Warna.



-



Harmoni warna berdasarkan skema Komplimenter. 24



Adalah harmonisasi dari 2 warna-warna yang berseberangan menurut Roda Warna.



Contohnya >> Gambar diatas memperlihatkan harmoni antara ungu dengan hijau.



-



Harmoni warna berdasarkan skema warna di Alam. Harmonisasi yang ditampilkan oleh alam. Ilustrasi dibawah ini menciptakan rancangan yang harmonis, meskipun kombinasinya tidak sesuai dengan formula teknis untuk harmonisasi warna.



Namun alam memberi titik tolak yang sempurna pada harmoni warna, pada gambar diatas perpaduan warna-warna antara biru, kuning dan jingga menciptakan suatu rancangan yang harmonis.



25



Lingkup Warna Selain Teori dasar Warna yang menyangkut system dan harmoni warna, sebagai tambahan adapula tentang konteks warna. Yang dimaksud adalah bagaimana suatu warna berhubungan dengan warna yang lain, mapun dengan bentuk-bentuk lain. Bandingkan efek kontras dari latar belakang warna yang berbeda-beda untuk kotak merah yang sama



Warna merah nampak lebih cerah di atas belakang hitam dan lebih suram di atas latar belakang putih. Berkontras dengan jingga, warna terlihat tidak bernyawa: berkontras dengan biru-hijau, ia kelihatan hidup. Perhatikan juga, dimana kotak merah itu juga terlihat lebih besar di atas hitam dibandingkan dengan warna lainnya



Penglihatan yang berbeda dari warna yang sama



Pada ilustrasi di atas, Ini mendemontrasikan bagaimana tiga warna dapat terlihat sebagai empat warna



Penggunaan Warna Menggunakan warna untuk menarik perhatian ke bagian-bagian tertentu dari obyek yang anda buat, yang akan memberikan informasi paling diinginkan. Mata akan secara otomatis melihat kebagian yang terasa paling kontras dengan sekitarnya.. Jadi gunakan warna untuk menarik mata ke bagian yang paling penting dari gambar Anda. Tetapi penting untuk tidak berlebihan dalam menampilkan warna karena itu akan menjadi beban mata. Anda mencoba untuk menarik dan mempertahankan perhatian pemirsa Anda tetapi jika warna



26



terlalu dramatis, meskipun itu akan menarik penonton, itu tidak akan menjaga perhatian mereka lebih lama. Warna memiliki begitu banyak kekuasaan dalam desain. Hal ini terutama karena memiliki kekuatan untuk menciptakan suasana tertentu, menimbulkan tanggapan tertentu, mengungkapkan kepribadian tertentu, melambangkan ide tertentu atau bahkan express suasana hati tertentu. Namun, ketika Anda masuk ke dalam arti warna, ada jumlah besar berbeda dengan apa yang orang yang diperlukan jauh dari pekerjaan Anda Isu penting lain ketika menggunakan warna adalah untuk memastikan Anda menggunakan warna dalam konteks. Ada warna-warna tertentu yang dapat dipahami oleh semua orang terlepas dari usia, bahasa atau pengetahuan. Penggunaan berbagai warna tepat penting karena pemahaman mereka melampaui segala keterbatasan. Lain elemen yang penting untuk diingat adalah bahwa ada psikologis asosiasi dengan warna yang berbeda, dan bahwa ini mungkin tergantung pada keadaan-keadaan tertentu.



Color Symbolism Chart  



Kegembiraan, energi, gairah, cinta, keinginan, kecepatan, kekuatan, kekuasaan, panas, agresi, bahaya, api, darah, perang, kekerasan, semua hal yang kuat dan penuh gairah .



  Pink melambangkan cinta dan asmara, kepedulian, kelembutan, penerimaan dan tenang .



 



Krem dan Gading melambangkan Unifikasi. Gading melambangkan tenang dan kenikmatan. Beige melambangkan tenang dan kesederhanaan.



Sukacita, kebahagiaan, pengkhianatan, optimisme, idealisme, imajinasi, harapan, sinar   matahari, panas, emas, filsafat, ketidakjujuran, pengecut, kecemburuan, iri hati, penipuan, penyakit, bahaya dan persahabatan. Perdamaian, ketenangan, dingin, tenang, stabilitas, harmoni, kesatuan, kepercayaan,   kebenaran, keyakinan, konservatisme, keamanan, kebersihan, urutan, kesetiaan, langit, air, teknologi, depresi, penekan nafsu makan alami .



 



Pirus melambangkan tenang. Itik melambangkan kecanggihan. Aquamarine melambangkan air. Pirus ringan memiliki daya tarik yang feminin .



  Kebangsawanan, spiritualitas, upacara, misterius, transformasi, kebijaksanaan, 27



pencerahan, kekejaman, kesombongan.   Lavender melambangkan kewanitaan, rahmat dan keanggunan



 



Energi, keseimbangan, antusiasme, kehangatan, bersemangat, luas dan flamboyan, menuntut perhatian.



 



Alam lingkungan sehat, good luck, pembaruan, pemuda, musim semi, kemurahan hati, kesuburan, kecemburuan, pengalaman, iri hati, kemalangan, semangat .



 



Bumi, stabilitas, perapian, rumah, di luar ruangan, reliabilitas, kenyamanan, daya tahan, kesederhanaan dan kenyamanan.



 



Keamanan, keandalan, intelijen, tenang, kerendahan hati, martabat, kedewasaan, padat, konservatif, praktis, tua usia, kesedihan, membosankan. Perak melambangkan tenang .



Penghormatan, kemurnian, kelahiran, kesederhanaan, kebersihan, perdamaian,   kerendahan hati, ketepatan, bersalah, pemuda, musim dingin, salju, baik, Kemandulan, pernikahan (budaya Barat), kematian (budaya Timur), dingin, klinis . Kekuatan seksualitas, kecanggihan, formalitas, keanggunan, kekayaan, misteri, ketakutan, kejahatan, ketidakbahagiaan, kedalaman, gaya, kejahatan, kesedihan,   penyesalan, kemarahan, anonimitas, bawah tanah, baik teknis warna, berkabung, kematian (budaya Barat). Sumber : Incredibleart.org



KOMPOSISI Definisi daripada Komposisi disini adalah: Pemilihan dan gabungan yang menarik dari subyek-subyek atau elemen-elemen visual yang ada di dalam area gambar. Komposisi yang baik akan menimbulkan kenyamanan bagi yang melihat; pada lukisan, fotografi, karya grafis dan lainnya, atau bagi yang mendengar; pada karya musik. Panduan untuk mengambil komposisi yang baik adalah: 



Simplicity - Penyederhanaan







The Rule of Third - Peraturan segitiga







Lines - Garis







Balance - Kesimbangan 28







Framing - Pembingkaian







Mergers - Penyatuan



Simplicity Seperti penyederhanaan masalah; disini dibaca sebagai penyederhanaan pandangan. Jika dalam satu Frame terlihat beberapa elemen visual, maka akan menjadikan mata orang yang melihat tidak fokus pada salah satu elemen, maka hal itu akan menyebabkan kekurangnyamanan pada mata orang yang melihat.



Contoh komposisi yang berpijak pada simplicity



.



The Rule of Third Pada sebuah Frame, kita akan membagi menjadi 3 bagian. 3 bagian yang saling mendukung satu sama lain dan saling mempengaruhi satu sama lain. Peraturan ini digunakan jika obyek visual tidak kita letakkan ditengah frame.



29



Pada foto diatas obyek pejalan kaki diletakkan di sepertiga kiri atas, menimbulkan kesan arah jalan yang jauh dan jalan yang terasa lebar.



Lines Sebuah garis yang ada didalam suatu Frame akan mempengaruhi cara pandang dari mata orang yang melihat. Garis juga dapat menjadi panduan pandangan kearah elemen visual yang diinginkan.



Garis-garis pada foto diatas mengantarkan mata kearah obyek manusia berbaju merah.



Balance Keseimbangan antar ruang kiri dan ruang kanan, antara gelap dengan terang dalam suatu frame mampu memberikan efek kenyamanan.



30



Penempatan obyek orang bersepeda ditengah, sedangkan railing jembatan terasa seimbang dikiri dan kanannya.



Framing Menempatkan obyek visual kedalam sebuah obyek yang dijadikan bingkai.



Pemandangan alam didalam bingkai jendela, memberi kesan sesuatu yang spesial.



Avoiding Merger Konsep menghindari atau menciptakan penyatuan. Ada dua atau lebih obyek, obyek utama dan obyek pendukung dapat terlihat sebagai sebuah kesatuan.



31



Dua ekor jerapah antara jerapah didepan dengan dibelakangnya seperti menyatu .



MODUL 3 SUSUNAN KRU ARTISTIK Materi Tujuan Deskripsi Sasaran Kriteria Unjuk Kerja



Indikator



Susunan pekerja dalam sebuah tim artistik serta tugastugasnya. Memahami cara kerja setiap profesi didalam bidang kerja tata artistik. Berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja. - Mewujudkan Rancangan Desain Artistik dalam Bentuk Nyata. - Menerapkan Etika, Tata-Krama, dan Tanggung Jawab Profesi. - Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja. Mengetahui dan memahami serta dapat melakukan tugas dasar.



32



Skema Okupasi pada Bidang Tata Artistik



Production Designer/Perencana Artistik Meskipun pada awalnya seorang Perencana Artistik bekerja sendiri dengan Sutradara, Seorang Production Designer bakal harus menentukan sumber-sumber apa yang ia perlukan untuk membantunya melaksanakan jenis keperluan rencana untuk film. Setelah selesai membaca skrip, dia akan mendapat gambaran kasar dari problem-problem teknis dasar yang bakal dihadapinya, dan interpretasi Sutradara tentang skrip akan menimbulkan persoalanpersoalan lain, umpamanya karena permintaannya yang mendesak untuk menggunakan lokasi-lokasi yang tertentu tapi jauh, atau karena ia menginginkan yang maksimal dari bagian special effect (efek khusus). Bagaimanapun situasinya dalam tugasnya Production Designer selalu akan membantu oleh sejumlah besar teknisi dan ahli kejuruan lainnya (tukang-tukang ahli). Berikut ini sebuah daftar tentang kategori-kategori teknisi yang terpenting yang ada untuk membantu Production Designer. Jumlah yang dipilih sudah jelas ditentukan oleh anggaran dan permintaan skrip. Penata Artistik Penata Artistik adalah pemimpin kreatif di lapangan. Dia yang bertanggung jawab dengan segala proses eksekusi dan komunikasi dengan bidang lain, terutama dengan sutradara. 33



Asisten Penata Artistik Dia mengawasi bersama Production Designer dan/atau Penata Artistik atas semua gambar-gambar kerja, dan selama produksi bertindak sebagai pembantu utama Production Designer. Penata Efek Khusus (Special Effects) Biasanya bagian ini dibagi dua, Efek Khusus Fisik (Physical Special Effects) dan Efek Fotografik (Photographic Effect). Efek Khusus Fisik mengusahakan efek seperti asap, kabut, hujan kebakaran, angin dan ledakan. Mereka mempunyai peralatan untuk membuat efek alam itu dan mengatur berbagai mesin mereka itu menurut permintaan Sutradara dan Art Director. Dibawah pimpinan Kepala Bagian, mereka mengorganisir mesin angin untuk membuat hujan badai atau salju dengan menggunakan kapsul-kapsul polyeurathene atau polyzote, atau serbuk marmer. Mereka akan “menghujani” sebuah jalan lengkap dengan benderanya di halaman studio, di studio atau di tempat lokasi dengan mesin-mesin hujan ― atau membuat suatu lajur kamera (camera track) yang bisa bergerak dengan motor guna pengambilan pesawat luar angkasa, atau pesawat udara, kendaraan, tank, malahan orangorangan bisa digerakkan oleh Efek Khusus. Dalam film perang, semua ledakan, senapan mesin yang dijalankan dengan gas, penyembur api, kebakaran, rumah yang runtuh atau pesawat terbang yang meledak akan dilaksanakan oleh Tim Efek Khusus. Bagian Efek Fotografis membuat lukisan matte (matte = bagian-bagian yang menutup, masker), yaitu gambar-gambar hidup yang disisipkan pada waktu pengambilan bentuk miniatur kapal ruang angkasa atau gedung. Bagian ini akan membuat sisipan gambarper-gambar yang hidup (animated frame by frame insert) dalam bagian mana saja dari gambar. Seniman matte melukis di atas kaca (atau bahan lain) bagian-bagian gambar yang diatas atau dibawah “garis matte”.



34



Pelukis Matte (http://blog.tnb.studio)



Mereka sering menggunakan cat minyak, dan seniman-seniman ini sangat terampil, dan pandai melukis secara relistis, membuat lukisan yang bila dipotret, akan menyerupai foto betul-betul. Di Amerika, Peter Ellenshaw, Albert Whillock dan Alen Maley mengerjakan lukisan matte, dan mereka telah menyempurnakan tekniknya dengan melukis dengan cara yang tidak “terlalu kaku” ― gaya mereka longgar dan cukup bebas, maka bila lukisan mereka dipotret, hasilnya sangat realistis. Di Inggris, seniman matte seperti Ray Capel, Cliff Culley, Gerald Larne, Ivor Beddoes, Les Bowie, Peter Woods dan Peter Melroze semuanya melukis matte dengan cara yang sama dan hasilnya secara keseluruhan bagus sekali. Sayang, soal ini terlalu luas untuk dicakup dalam isi buku ini, dan disini hanya sekedar dapat menarik perhatian pembaca kepada fakta bahwa segi ini dari pembuatan film sangat penting dan berharga.



Perancang Kostum Perancang kostum atau Costume Designer, tentu saja seorang yang sangat penting dalam tiap unit film ― apakah itu film masa kini, masa yang akan datang atau berlangsung di masa lalu. Kerjasama dan tukar-menukar ide antara Perancang Kostum dan Production Designer sangat penting. Pada tiap tahap perkembangan rencana, Perencana Kostum diajak berunding dan diberi penerangan tentang semua perubahan jadwal dan gagasan. Setelah konsultasi lengkap dengan Sutradara dan Production Designer, Perencana Kostum membuat sketsa berwarna dengan contoh-contoh kain dari itiap kostum untuk pembicaraan selanjutnya. Bila menentukan pemeran-pemeran (casting) selesai, pengambilan ukuran untuk tiap pemeran dikerjakan, dan sering perusahaan pakaian seperti Bermans, diminta membuat 35



kostum-kostumnya, khususnya bila filmnya film “sejarah”. Sekarang pemotongan dan pembuatan kostum-kostumnya dimulai, dan tiap tahap dari penciptaan ini akan diawasi dengan teliti oleh Perencana Kostum, dan bila pengepasan terakhir selesai, Sutradara, Prosedur, Production Designer dan Perencana Kostum akan memeriksa kostum-kostum itu dengan sangat seksama dan kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian definitif.



Desain kostum Sunset Boulevard (http://pinterest)



Sering tes-tes pengambilan dibuat dari kostum-kostum tertentu, dan berbagai contoh kain di film sebelum pilihan terakhir dilakukan. Cameraman juga akan diminta pendapatnya mengenai warna dan tekstur dan beberapa minggu sebelum shooting (bergantung dari besarnya film) Kepala Pengurusan Kostum (Wardrobe Supervisor) akan bergabung dalam unit, mengambil alih kostum-kostum, dan akan bertanggung jawab untuk pengurusan dan perawatannya selama produksi. Perencana Kostum tetap ikut di dalam film sampai minggu terakhir shooting, dan tentu saja bekerja dengan bagian kostum (wardrobe) dan aktor serta aktris dalam menangani semua permintaan, usul dan kekhawatiran yang timbul dari para pemain. Perencana kostum adalah seniman yang sangat terampil dengan pengetahuan yang luas tentang sejarah kostum, pemotongan bahan, aneka ragam kain dan cita, bahan celupan, pola, mode dan juga seorang ahli jiwa alamiah dalam bekerja dengan aktor dan aktris. Kostumer (Wardrobe)



36



Wardrobe merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang menyangkut apa apa yang dikenakan oleh pemain. Kata wardrobe, istilah yang diambil dari susunan kru film Amerika-Eropa, berarti ‘lemari pakaian’, dimana pada saat proses syuting bekerja lebih kepada administrasi dan quality control. Key Make-up Artist Key make-up artist atau kepala perancang tata rias, membuat desain tata rias yang meliputi seluruh tubuh pemain, terutama pada bagian wajah dan rambutnya. Desain bisa berupa riasan karakter, riasan koreksi (beauty) atau bisa pula riasan efek. Kepala perancang tata rias (key make-up artist) juga bekerjasama erat dengan Production Designer dan Perencana Kostum khususnya kalau film itu “sejarah” atau fantasi seperti “Tales of Beatrix Potter” atau “Alice in Wonderland”. Make Up Artist Make Up Artist atau penata rias adalah seniman yang medium kreatifnya adalah tubuh manusia.



Menggunakan tata rias dan perlengkapan untuk teater, televisi, film, fashion,



majalah dan produksi serupa lainnya termasuk semua aspek industri pemodelan. Perusahaan produksi yang lebih besar memiliki in-house makeup artist dalam daftar gaji mereka walaupun kebanyakan dibidang mereka umumnya adalah ‘freelance’ dan waktu mereka tetap fleksibel tergantung pada proyeknya. Penggunaan kamera digital yang telah populer, turut mempermudah pekerjaan mereka. Terutama yang berhubungan dengan continuity. Asisten Kostum Bertugas selalu standby dalam menjaga serta mengawasi kostum, baik ketika proses syuting maupun ketika persiapan serta pengembalian kostum dan barang-barang pendukung kostum.



Asisten kostum juga bertanggung jawab menjaga kontinuiti kostum dengan



berpegang pada breakdown kostum. Asisten Make-up Artist Bertugas selalu standby dalam menjaga serta mengawasi serta mengawasi tata rias artis. Asisten ini juga bertanggung jawab dengan kontinuiti riasan, sesuai dengan breakdown yang dipegangnya.



37



Kepala Konstruksi ( Set Builder ) Mengawasi konstruksi set-set dan mengikuti dengan seksama anggaran biaya, jadwal waktu, dan semua pekerjaan. Ada film dengan 20 sampai 150 tukang yang bekerja untuk Production Designer. Biaya diperkirakan oleh Kepala Konstruksi dan Kepala Bagian Keuangan bersama Production Designer. Mereka memperkirakan jumlah tenaga perhari yang diperlukan selama syuting dan proses kontruksi. Set Dekor Set dekor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan menghadirkan lingkungan set tempat adegan berlangsung. Set dekorasi bisa saja menggunakan lokasi asli yang sudah ada, tanpa perlu banyak melakukan hiasan tambahan, atau bisa juga menggunakan studio serta membangun set yang diinginkan. Dengan desain tertentu.



Penghias Set (set dresser) Penghias set membantu Production Designer ketika mendandani atau menghias set. Ia juga turut melakukan riset tentang semua prop didalam film sampai ke detil-detil yang paling kecil, teristimewa dalam hal film sejarah.



Set dresser sedang menghias (http://www.premiumbeat.com)



Pelaku Pembelian (Buyer) Bekerja bersama Production Designer dan Penghias Set. Menyewa dan membeli bahan-bahan dan prop untuk film. Buyer juga harus mengetahui semua sumber properti, demikian pula tempat-tempat khusus yang mungkin diperlukan, misalnya saja dimana bisa diperoleh bahan untuk atap rumbia atau dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Pembuat aneka bentuk model (Modellers) Modellers bekerja erat dengan Production Designer dalam membuat prop-prop atau bagian-bagian set yang dibentuk khusus ― seperti patung khusus untuk film atau suatu seri 38



pohon-pohon fantasi. Mereka membuat maket ― berbentuk dalam skala dari barang-barang tertentu ― sedemikian rupa hingga benda-benda dalam skala itu bisa dipakai sebagai pegangan pada saat membangun. Mereka membentuk hiasan-hiasan dekoratif darilempung atau plasticine dan mereka itu seniman-seniman yang berketerampilan tinggi sekali lagi, dengan pengetahuan luas tentang ornamen, seni patung dan cara-cara konstruksi. Kepala Bagian Properti Kepala bagian properti (Property master) mengawasi properti yang tersimpan dalam tempat atau gudang persediaan studio, dan mengetahui semua properti yang diperlukan baik prop yang disewa atau dibeli. Propertyman “mendandan” set dengan mebel-mebel yang disewa ― dan mereka bekerja erat dengan Production Designer, Penghias set (Set Dresser) dan Pembeli prop (Property buyer) dalam penempatan tiap mebel atau prop pada tempatnya dalam set. Bila setnya sebuah kebun, para propertyman akan mengatur kembang, semaksemak dan rumput bikinan ― bila memang tidak “sungguh-sungguh”. Bila set memerlukan rumput atau pohon-pohon yang hidup, maka Tukang kebun studio (Studio gardeners) yang mendandani Set. Unit Shooting biasanya mempunyai seorang petugas properti yang stand-by dengan satu atau dua propertyman yang bekerja bersama unit untuk memindah-mindahkan mebel-mebel, atau hiasan-hiasan pada set, mereka juga menjaga semua kontinuiti prop dengan teliti, dan bersiap siaga untuk setiap gerak di set. Di lokasi, seorang Kepala Properti mempunyai truk propnya sendiri ― diperlengkapi dengan suatu koleksi besar “hand” props (properti yang “main”) (seperti kaca mata, arloji, tongkat, payung dan sebagainya) dan semua perlengkapannya untuk menggali, menyikat, menyiram, memotong dan alat-alat pembuat prop. Kepala Properti mengenal skrip luar kepala dan bisa memastikan bahwa semua prop penting dalam waktu yang sesingkat mungkin berada di set : Penghias set, Kepala properti, Pedandan properti (Property dressers) dan Pembeli properti bekerja sebagai satu tim dan selalu erat hubungannya dengan Production Designer/Art Director, Sutradara dan Assisten Sutradara.



39



MODUL 4 TEHNIK MANAJEMEN DALAM TATA ARTISTIK Materi Tujuan Deskripsi



Sasaran Kriteria Unjuk Kerja



Tehnik manajemen yang diperlukan disebuah tim artistik pada produksi film. Memahami cara kerja teknik dan manajerial didalam bidang kerja tata artistik. Berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk menganalisis skenario. - Mewujudkan Rancangan Desain Artistik dalam Bentuk Nyata. - Menerapkan Etika, Tata-Krama, dan Tanggung Jawab Profesi. - Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan 40



Keamanan di Tempat Kerja. Indikator



Mengetahui dan memahami serta dapat melakukan tugas dasar.



Production Designer bertanggung jawab atas pengaturan pekerjaan semua orang dari bagian artistik. Hematnya produksi hanya bisa dicapai bila Production Designer mengetahui setiap tahap persiapan film, apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus dilakukan oleh orang-orang lain dari bagian artistik. Pada tiap tahap masa syuting, ia harus mengetahui apa yang bakal di-syut dalam hari-hari berikut. Adalah sangat penting untuk mengorganisir diri dengan baik ketika menjadi bagian dari sebuah pembuatan film, tapi kita harus tahu apa yang menjadi sasaran. Bagi seorang Production designer atau penata artistik, membeberkan perencanaan film secara terperinci, akan menjelaskan banyak hal. Selalu catat pekerjaan apa yang harus dilaksanakan. Tahu persis jumlah pekerjaan yang harus dilakukan untuk pengambilan-pengambilan yang akan datang. Ada Sutradara yang tidak suka dengan cara begini. Beberapa sutradara biasa berimprovisasi dilapangan, sebenarnya biasa saja, sejauh itu masih dapat ditangani dengan baik. Banyak sutradara muda ada yang menganggap tim art mau melakukan segala perintah mereka, tapi itu sama sekali tidak benar. Perencanaan (planning) adalah sesuatu yang amat membantu, bila produksi hemat ingin dicapai. Bila kita perlihatkan sketsa haluan sebuah kapal layar dan sutradara mengatakan bahwa memang hanya itu yang ia perlukan, tidak perlu dibuat seluruh kapal selam untuk shot itu. Bila sebelumnya kita ragu-ragu mengenai shot itu, maka kita tidak berani mengambil resiko, mungkin kita terpaksa membuat seluruh kapal layar hanya untuk shot itu. Sama saja dengan membuat set dengan empat dinding dan atap didalam studio. Membuat Jadwal Kerja Untuk membantu perencanaannya, Penata artistik membuat sebuah rencana jadwal kerja (schedule) atau peta pengembangan (progress chart). Ini bisa merupakan pekerjaan yang sangat ruwet, yang akan mencatat secara ringkas perkembangan setiap set untuk waktu penggunaannya dalam film. Didalam akan tercatat tanggung jawab mereka yang bekerja di bagian artistik dan harus memberi pandangan sepintas kilas dari batas-batas waktu semua pekerjaan kontruksi.



41



Setiap Penata artistik mempunyai caranya sendiri untuk menyusun rencana kerja. Sebagai contoh cara seorang Penata artistik bernama Sydcain menerangkan bagaimana dia menjalankan manajemen tim artistik untuk sebuah produksi film : “Setelah memecah skrip dalam tahap-tahap dan set-set, kami menyelesaikan persoalan jumlah hari syuting yang bakal diperlukan. Ini pekerjaan Pelaksana produksi tapi sayapun membuat skejul saya sendiri. Kepentingannya ialah bahwa saya dapat melihat bahwa kami berada enam setengah hari di satu tempat dan tiga setengah hari tak jauh dari tempat itu, jadi sepuluh hari di daerah yang sama. Harus diusahakan agar perjalanan dilakukan seminim mungkin dan jadwal kerja disusun dengan mempertimbangkan faktor ini. Sebaiknya unit berada dua minggu, bila mungkin, di satu daerah, sebab dengan demikian saya punya cukup waktu untuk mempersiapkan langkah berikut. Banyak berpindah-pindah tidak akan membantu bagian artistik karena saya terpaksa harus mempunyai sekaligus dua unit yang sibuk. Satu bersama unit syuting, dan yang lain mendahului dalam perjalanan mempersiapkan lokasi.



Timeline Template



Menyusun Anggaran Biaya Setiap anggota unit produksi yang dalam posisi dapat menggunakan uang produksi, sepatutnya menggunakannya dengan bijaksana. Tak kurang dari bagian-bagian lain, bagian perencanaan juga dapat menelan biaya dalam jumlah besar. Pengeluaran-pengeluaran tertentu dapat diramalkan dengan jelas. Production designer harus membuat taksiran biaya pada ketika pertama kali membaca skrip. Hal yang paling penting yang harus diketahui ialah bagaimana memecah cerita dan mengungkapkannya ke layar putih dengan cara sehemat mungkin. Harus diingat selalu bahwa kita terlibat dalam suatu bisnis. Tim artistik harus mengajukan anggaran biaya. Ia harus memberi taksiran tentang berapa biaya film menurut pikiran mereka. Perusahaan sudah mempunyai hitungan sendiri tentang biaya yang diperkirakan oleh bagian keuangan dengan 42



membuat anggaran biaya keseluruhan, dan didalam biaya itu disediakan alokasi untuk artistik. Production Designer mengajukan suatu jumlah, demikian pula bagian keuangan. Jumlah bagian keuangan selalu lebih kecil. Mereka berdua kemudian menentukan suatu anggaran biaya yang realistis. Ini adalah bagian yang paling pelik dari pekerjaan Production Designer. Breakdown Art Langkah selanjutnya secara administratif adalah membuat breakdown artistik. Breakdown adalah semacam alat bantu untuk produksi, penjadwalan dan pengingat ketika proses pengambilan gambar dimulai. Tanpa breakdown yang baik, maka pekerjaan tim artistik akan berantakan. Contoh Breakdown Art Scn 01



D.N Day



E/I Int



Set Ruang tengah Rumah Pandu



Pemain Pandu



Handprop Tongkat



Kostum Kemeja Sarung



MakeUp



02



Day



Ext



Halaman Rumah Pandu



Pandu



Tongkat Koran



Cont’01



Natura l



Deskripsi Pandu berjalan Kearah pintu.



Hal 1 hal



Cont’0 1



Pandu mengam bil koran



1/2



Tampak catatan tentang continuity yang terdapat di kolom kostum dan make-up, dimana dimaksud bahwa kostum dan make-up yang digunakan masih merupakan sambungan dari adegan sebelumnya.



Contoh Breakdown Set No. 01 02 03



Set Ruang tengah Rumah Pandu Kamar Rumah Pandu Kantor Pandu



Scene 01, 02, 04, 06, 10, 18, 22, 28, 30, 31, 32 03, 05 12, 16, 20, 26



Catatan



Membuat Rencana Setelah selesai membaca skenario, Production designer akan mendapat kesan dari jenis lokasi yang diperlukannya, tapi tak dapat dielakkan bahwa visualisasinya yang pertama itu bakal harus dirubah-rubah. Setelah memilih lokasi tertentu, itu akan menjadi titik tolak bagi action dan visualisasi yang baru. PENCARIAN LOKASI 43



Sebelum menentukan lokasi mana yang cocok, kita harus meneliti tempat lokasi secara seksama dan mungkin juga mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan lain. Ketika membaca skenario untuk mempersiapkan lokasi pengambilan gambar film, kemudian timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tuntutan-tuntutan adegan dari cerita. Tim artistik perlu mengadakan riset, salah satunya melalui penyelidikan foto dengan mendalam yang bisa merupakan bagian penting dalam memilih tempat-tempat lokasi yang sulit. Kemudian mulai melihat-lihat tempat-tempat lokasi yang paling menarik perhatian. Dalam beberapa kasus, misalnya interior sebuah rumah, tim artistik harus mempunyai pilihan banyak sekali dan memotret interior beberapa ratus rumah sebagai pilihan. Sering tim artistik tidak menemukan lokasi yang seluruhnya cocok, termasuk dressing-nya, suatu hal yang sayang sekali karena tidak jarang suatu lokasi cocok dari satu sisi, namun kurang dari sisi yang lain. Dalam mencari lokasi yang cocok, tim artistik selalu harus memperhatikan persoalan praktis yang ditimbulkan oleh tempat lokasi serta apakah lokasi itu baik kelihatan dari segi gaya cerita. Perencana harus mampu membantu sutradara dalam pemilihan tempat lokasi. Misalnya sesuatu yang kelihatan sempurna dalam segala hal, mungkin ternyata tidak ada matahari di saat penting pada siang hari, karena terletak di dalam bayangan gedung-gedung lain, atau mungkin bukannya menghadap ke Selatan tapi ke Utara. Ada lokasi-lokasi yang secara tetap tertutup kabut, dan memang wajar bila tempat-tempat demikian dihindari, tapi sangat mengherankan bahwa demikian banyak kesalahan serius telah dilakukan hanya disebabkan tidak adanya konsultasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan kurangnya pandangan ke depan.



Jadi diperlukan komunikasi yang intens dengan departemen lain,



utamanya penyutradaraan.



Mencari sudut pengambilan (https://www.goaceh.co/)



44



Penjajakan Lokasi (Location Recce) Setelah skrip tamat dibaca, dan diputuskan kemungkinan beberapa daerah untuk pencarian lokasi yang cocok, Perencana untuk beberapa waktu akan melakukan perjalanan, boleh jadi dengan Sutradar dan Prosedur beserta Pelaksana Produksi. Tidak ada ketentuan pasti tentang siapa yang melakukan penjajakan (recce), tapi Sutradara dan Pelaksana Produksi bakal ikut memberikan keputusan mereka sendiri-sendiri. Perencana harus memperlengkapi dirinya dengan peralatan guna pencarian lokasi:  Sebuah peta berskala besar dari daerah yang bersangkutan dengan garis-garis-garis radius 1 km mulai dari pusat perhubungan.  Sebuah alat foto untuk mengambil foto sebanyak yang diperlukan, termasuk foto-foto “panning” yang mencakup sudut pandang 360, dalam hitam putih dan berwarna.  Kayu meteran  Penggaris dan pita ukuran  Kompas  Buku petunjuk mengenai daerah itu  Buku sketsa  Harus dibeli sebanyak mungkin kartu pos bergambar yang ada dari daerah itu dan yang relevan. Jikalau lokasi terdiri dari gedung-gedung dan sebagainya, harus dibuat catatan mendetil dari semua perubahan konstruksi yang bakal harus dilakukan, atau dari penghuni yang harus dipindahkan selama shooting. Gedung-gedung yang bisa dipakai harus dipotret dengan teliti, dengan diambil ukuran-ukurannya. Bila ada perubahan dan perombakan, tiap pekerjaan harus dibuat anggaran biayanya dengan tepat dan suatu anggaran total dari seluruh lokasi harus ditambahkan pada anggaran biaya lokasi-lokasi lain. Boleh jadi keharusan merubah gedung tidak dapat dibenarkan oleh adegan-adegan itu dalam skrip, sehingga diperlukan pemotongan-pemotongan dari skrip. Topografi dari tempat harus dicatat, selalu harus diperhitungkan kedudukan matahari ― dimana dia terbit dan tenggelam. Kalau pada lokasi terdapat pasang surut, kedudukan air paling rendah dan paling tinggi harus dicatat, supaya menjamin tidak akan terjadi bencana. Sekurang-kurangnya satu film pernah tertunda oleh air sungai yang naik cukup tinggi hingga menggenangi lokasi yang 45



telah dibangun ― bila kecelakaan-kecelakaan terjadi sudah jelas yang bakal dicela adalah Perencana, katena ia tidak melakukan “pekerjaan rumah”nya dengan baik. Yang juga harus dikonsultasi adalah statistik cuaca, teristimewa bila hendak dipergunakan keadaan cuaca sebenarnya. Bila terpaksa harus menggunakan salju buatan atau pada umumnya cuaca buatan, maka pengeluaran tambahan harus dimasukkan dalam anggaran biaya. Cuaca adalah suatu faktor. Jika menemukan sebuah lokasi yang ideal, yang memiliki pemandangan yang sangat cocok atau kondisi yang mirip dengan yang diinginkan hingga memberi perasaan lebih realistis, maka hal tersebut sudah selayaknya diperjuangkan untuk mendapatkannya. Studio Darurat Bila ada shooting dalam ruangan (indoor shooting) di tempat lokasi, maka harus diadakan “pengecekan” teliti terhadap semua gedung yang dapat memberikan ruang shooting dalam yang cocok (indoor shooting space). Gedung-gedung yang dipilih sudah jelas harus berada dekat tempat lokasi luat (outdoor) hingga dalam keadaan cuaca buruk, rencana kerja (schedule) bisa diatur untuk shooting dalam interior. Bila lokasi dalam interior terlalu jauh letaknya, maka cuaca buruk dapat berarti kehilangan satu hari shooting atau lebih. Tempat-tempat yang harus dicari: -



Gedung-gedung.



-



Rumah-rumah besar.



-



Pabrik-pabrik / gudang-gudang



-



Garasi-garasi / bengkel-bengkel.



-



Jalan-jalan yang terlindung (khusus lokasi-lokasi Eropa). Ada baiknya tim artistik juga memiliki persediaan sebeng-sebeng. Sebeng-sebeng



mudah dibuat untuk merubah interior sebuah gedung lokasi bila interior yang ada tidak cocok. Perizinan Izin tertulis untuk shooting, selalu harus ada sebelum perusahaan mulai dengan sebuah lokasi yang kira-kira akan cocok. Bila ingin shoot di sebuah tempat umum, pejabat pemerintah setempat biasanya didekati dulu, tapi dalam hal penggunaan milik pribadi, pemilik yang syah harus didekati dan suatu pengaturan kesepakatan dirundingkan. Surat-surat 46



izin harus diusahakan oleh biro produksi dan menjadi tanggung jawab dari Pelaksana Produksi ― karena itu, ada baiknya Pelaksana Produksi ikut serta dengan Perencana dan Sutradara pada waktu penjajakan lokasi. Izin akan sangat diperlukan bila ada sebagian dari tim artistik yang akan lebih dulu bekerja, sebelum pengambilan gambar dilakukan. Kontak Pribadi Bila ada shooting di suatu lokasi, selalu harus dimulai dengan mencari hubungan dengan personal setempat, baik untuk masalah perizinan kawasan maupun untuk masalahmasalah lainnya. Kontak-kontak lokal sangat penting bila berunding dengan tuan-tuan tanah dan pemilik-pemilik gedung. Keseluruhan lokasi mungkin mencakup tanah sebuah desan dan untuk mendapat izin shooting dan menggarap tanah itu harus diperoleh izin-izin terpisah dari tiap-tiap pemilik. Di Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari banyak sukubangsa dengan adat istiadatnya masing-masing, ada baiknya tim artistik melakukan survey cara cara pendekatan personal dengan orang-orang disekitar lokasi yang mungkin saja akan dibutuhkan jasanya pada saat pelaksanaan shooting. Misalnya jika kita ingin melakukan shooting di suatu daerah terpencil, maka akan selalu dilakukan kontak untuk mencari perizinan dari pemerintah daerah setempat, penyuplai makanan dan minuman, kebutuhan enerji listrik, mencari pemeran pendukung atau extras, mencari properti tertentu dan sebagainya. Interior Lokasi Karena alasan irit atau demi keaslian, sering untuk diputuskan menshoot sebuah film ― sebahagian atau keseluruhan ― dengan menggunakan interior-interior lokasi. Masalah praktis pertama yang sering harus dipecahkan adalah menemukan interior lokasi yang cocok bisa dishoot. Ini bisa memakan banyak waktu, sebab kalau di studio kita bisa membangun persis apa yang diperlukan, tapi menggunakan lokasi mau tidak mau harus melakukan kompromi mengenai konsep yang telah kita bikin. Harus diperkirakan berapa banyak perlu dibangun kembali; berapa yang harus dicat; dan berapa banyak dandanan yang harus diadakan. Bila lokasi merupakan sebuah rumah, harus dipertimbangkan penghuninya ―



apakah mereka harus diberi akomodasi lain. 47



Penyewanya dan pemilik dari gedung yang cocok, pertama-tama harus didekati dan ditanyakan hal mengenai shooting di tempat itu dan pendekatan pertama ini harus taktis; kalau perjanjian sudah ditandatangani, kita harus bersedia menyesuaikan diri dengan semua persyaratan perjanjian. Pembangunan



kembali dan pengecatan harus dilakukan dengan



persetujuan pemilik dan biasanya kita harus meninggalkan lokasi dalam keadaan seperti semula setelah film selesai. Analisa Set Interior Bila lokasi yang paling cocok telah ditemukan, maka harus dianalisa dengan teliti sebelum perubahan apapun mulai diadakan. Catatan pokok-pokok berikut ini dimaksud sebagai penuntun saja. Setiap ruangan mempunyai kekhususan-kekhususan sendiri dan tiap skrip syarat-syarat khasnya sendiri. Perencana harus ingat persyaratan-persyaratan skrip pada waktu membuat analisa. Perlu diperhatikan pada setiap lokasi yang dirasa pas dan cocok, antara lain; -



Dinding: Dilihat cat/wallpaper dan teksturnya. Jika kurang cocok apakah bisa di ganti warna/motif/tekstur?



-



Langit-langit dan lis-nya; Bisa di ganti cat/paku ?



-



Lantai; Marmer, kayu. Apakah gampang rusak?



-



Furniture; Apakah bisa digeser/dipindah/diganti?



-



Hiasan dinding, Apakah bisa dipindah/pasang baru?



-



Lampu, sebagai sumber cahaya.



-



Jendela-jendela; di cek berikut gordyn/vitrase dan teralis.



-



Pintu-pintu.



-



Foto beberapa sudut ruangan yang bisa dipresentasikan ke tim produksi (sutradara, produser, penata kamera), dengan angle terbaik.



-



Dan sebagainya.



Membangun set didalam lokasi Interior lokasi bisa juga dirubah dengan cara membangun set-set didalam interior. Kita misalnya bisa menentukan sebuah sekolah yang tidak terpakai atau pabrik, dan didalanya kita pasang beberapa set kecil. Cara ini telah digunakan dalam filom “O Lucky Man”. Alan Withy telah merencanakan set-set yang muat didalam ruang-ruang kelas dan aula sebuah gedung sekolah besar dan tak terpakai lagi di Barons Court, London. Jenis pekerjaan 48



perombakan demikian memerlukan juru gambar ― juru gambar dan tim tukang kayu jelas satu, tapi karena kemungkinan menyewa gedung-gedung demikian itu relatif rendah dan juga karena unit produksi dapat menyewa tenaga kerjanya sendiri daripada menyewa tenaga kerja dari sebuah studio besar dengan harga studio yang tinggi, maka hematnya perombakanperombakan lokasi yang ada, adalah suatu hal yang patut dipertimbangkan. Dalam menempatkan set-set yang dibangun dalam tempat-tempat tertutup, problem praktis yang terbesar adalah bahaya membangun terlalu kecil untuk kemudahan kerja kamera. Dressing pada set lokasi yang sempit Meskipun set-set interior lokasi tidak selalu kecil ― seringkali memang demikian keadannya ― pun bila tak diperlukan set-set yang dibangun. Dalam hal ini sudut pengambilan kamera dan lensa bisa punya peranan penting, karena bisa membuat set yang kecil kelihatan lebih besar. Meskipun cara normal untuk mendandan set adalah tanpa berpegang pada penggunaan viewfinder karena sampai saat mau memulai pengambilan adegan itu dalam hal shooting di ruangan sempit adalah perlu untuk lebih sering menggunakan viewfinder. Ketika suatu tim produksi memutuskan untuk melakukan pengambilan gambar diruang yang sempit, sering dilakukan penggampangan masalah. Maka digunakanlah lensalensa sudut lebar yang akan membuat Sutradara menggerakkan kameranya tidak terlalu leluasa mengingat problem-problem distorsi. Lagi pula, karena tempatnya sempit, tim artistik hanya bakal berurusan dengan beberapa sudut pandangan saja. Mengingat faktor-faktor tersebut, adegan-adegan yang akan diambil bakal mempunyai waktu main (screen time) yang lebih lama dibanding dengan adegan-adegan yang sama, bila diambil di studio, dimana Sutradara dengan pilihan lensa yang lebih banyak dan akan mempunyai kebebasan bergerak yang lebih besar pula. Dengan pembatasan kamera pada satu posisi saja, set boleh dikatakan didandan buat kamera saja. Di studio segalanya didandan dengan harapan bahwa nanti di layar putih akan tampak dalam hubungannya yang betul. Dalam ruangan yang sempit kita bisa mendandan dengan lebih teliti serta leluasa, dan untuk action, kita bisa melihat melalui lensa dan menempatkan benda-benda dengan hati-hati, kadang-kadang ada yang dipindahpindahkan untuk mendapatkan komposisi terbaik. Pada kesempatan-kesempatan demikian harus ada kerjasama erat dengan kameraman. Bila kameraman baik, maka banyak sekali yang dapat dicapai. Tiruan Eksterior Lokasi didalam Studio 49



Kadang-kadang perlu untuk mereprodusir eksterior lokasi di studio. Sering usaha ini mahal, terutama kalai shooting tidak direncakan demikian. Keberhasilan pembangunan itu tergantung dari ketetapan observasi kita dari lokasi itu, dan pencatatan yang sangat teliti perlu banyak sekali dikerjakan. Menyesuaikan Eksterior Lokasi dengan Interior di Studio Ekterior lokasi sering dipakai untuk lebih memberikan realitas pada sebuah adegan yang sebagian besar dishoot di studio. Eksterior sebuah rumah besar bisa menentukan suasana dan bercerita banyak tentang penghuni-penghuninya, meskipun shot itu hanya sebentar dipakai dalam film. Membuat rumah itu di studio ternyata akan mahal harganya, dan mungkin lebih mudah menemukan rumah benar-benar yang sesuai dengan skrip dan kemudian mengusahakan pencocokan (matching) pengambilan eksterior dengan pengambilan studio dari interior. Tentu saja interior yang dibangun di studio harus meyakinkan bukan hanya sebagai interior tapi sebagai interior dari sebuah eksterior tertentu. Bila mungkin, maka interior dari rumah lokasi itu dipotret dan diukur supaya sejauh mungkin menciptak kembali interior lokasi itu di studio, daripada bekerja atas dasar imajiner semata-mata jalan-jalan masuk dalam prakteknya akan menimbulkan problem-problem yang sangat besar, sebab mungkin kalau kita melihat ke luar ada kebun dan sebagainya, yang akan diambil pula pada lokasi: Penyesuaian antara Exterior dan Interior di Studio Masalah-masalah yang sama timbul bila bekerja seluruhnya di dalam studio. Prinsip pokok dari pekerjaan kita adalah jangan sampai interior terputus sama sekali dari ekterior. Watak dari jalanan atau apapun dekor eksterior itu, harus diberi kemungkinan bisa lebar dengan interior. Jack Shampan menerangkan bagaimana dia mencocokkan eksterior dengan interior lokasi dalam sebuah film yang sedang dipersiapkan. Pada waktu orang-orang memasuki sebuah bangunan rumah, action diatur sedemikian rupa hingga eksterior dan interior cocok. Misal; bila adegan dalam skenarionya malam hari, maka sebagai penghubung dari eksterior dan interior kami dapat memakai cahaya lampu jalan yang dapat kelihatan melalui jendela. Dan bila siang hari kita dapat menggunakan sinar matahari buatan. Kita harus berusaha menemukan hal-hal semacam ini, yang bisa merupakan ciri bersama dari interior dan eksterior. Pada kesempatan seperti ini kita dapat juga menggunakan 50



latar belakang foto atau lukisan yang bisa terlihat melalui jendela dan bila adegan malam dapat digunakan lampu-lampu jalanan yang bisa kelihatan di luar jendela di latar depan dari eksterior. Mempersiapkan Lokasi Lokasi yang diperlukan jarang merupakan sesuatu yang lengkap dan kita harus siap bekerja keras untuk merubah karakteristik lokasi sebagaimana ditemukan itu sesuai dengan kegunaan cerita. Mungkin saja yang perlu tak lebih dari perubahan kecil maka bisa saja misalnya; suatu muka gedung diganti warnanya sekedar untuk mengganti gaya zamannya. Namun demikian, sering orang harus merubah keseluruhan pemandangan dengan cara membajaknya atau menanaminya. Gambar-gambar dan foto-foto memainkan peranan penting didalam perubahan lokasi yang memerlukan pembentukan kembali. Perencana bisa bekerja berdasarkan foto-foto dari lokasi bersangkutan dan menggambarkan langsung di atas foto perubahan yang dia ingini. Perubahan-perubahan itu harus sangatr mendetil supaya para teknisi akan tahu persis apa yang harus mereka lakukan. Tiap bagian dari lokasi yang bakal tampak di layar putih harus dianalisa, untuk menjamin agar tidak ada sesuatu yang anek muncul dalam adegan. Menaramenara dan tiang-tiang telepon telah menjadi bagian yang demikian penting dari pemandangan zaman sekarang sehingga kadang-kadang mudah saja kita melupakan kehadirannya. Demikian pula, tanda-tanda lain dari kebudayaan masa kini seperti misalnya, antena-antena radio yang dipasang pada gedung-gedung gampang saja kita lupakan. Untuk kepentingan seluruh unit, maka sebaiknya dibuatkan gambar lengkap dari lokasi sebelum dan sesudah perubahan. Satu Lokasi untuk dua set atau lebih (Lokasi Ganda) Kadang-kadang sebuah skenario atau skrip menuntut adanya beberapa desa yang harus menonjol dalam action dan terpisah beberapa kilometer satu sama lain. Dari sudut perencanaan kerja, hal ini akan menimbulkan banyak kesulitan dan bagaimanapun juga mendapatkan katakanlah enam lokasi yang sama dari segi waktu dan biaya tak dapat dibenarkan. Jawaban sederhana pada masalah ini adalah, memakai enam bagian lain-lain dari sebuah desa, yang berbeda-beda. Sekali lagi gambar-gambar yang diteliti akan membantu dalam mempersiapkan lokasi yang harus dibuat seolah-olah kelihatan terpisah.



51



Perlu dipikirkan serta didesain, karakter yang akan memberikan perbedaan diantara kedua tempat tersebut. Misalnya; warna-warna kayu/dinding, tipe rumah, pohon-pohon dan sebagainya. Pembentukan Kembali (Re Modelling) Interior lokasi sering harus dibentuk kembali atau dihias untuk membuatnya cocok untuk shooting. Pertama-tama harus diusahakan izin dari pemilik guna pelaksanaan pekerjaan yang diharapkan dan boleh dikatakan pasti harus mengembalikan interior kepada bentuknya yang asli. Sebagai ilustrasi contoh; suatu tim Art akan melaksanakan shooting disebuah jembatan desa diatas sungai. Jembatan tadi akan di-Re Modelling menjadi sebuah jembatan yang tua, mengerikan dan jauh dari rasa aman.



Maka jembatan tersebut harus di Re-



Modelling dengan membuatnya menjadi tua dan mengerikan. Mungkin sisi-sisi handrailing jembatan harus dicopot, -tentunya sepanjang tidak membahayakan kondisi jembatan tadi-, yang disini harus ada kesepakatan dengan masyarakat setempat. Dimana jembatan tadi akan dikembalikan kondisinya seperti semula.



Reverse Angle Ketika syuting berlangsung, maka hal yang termasuk paling sering kita dengar adalah kata “reverse angle”, yang dapat diartikan sebagai pengambilan dari arah yang berlawanan dari pengambilan sebelumnya. Pada buku ‘’Film Design’’ dari Terence St. John Marner, yang diterjemahkan oleh Chalid Arifin, menyebutnya sebagai Pengambilan bertolak belakang. Pengambilan dari sudut penempatan kamera sebaliknya selalu memberikan lebih banyak ragam visual pada sebuah adegan. Barangkali ada baiknya adalah bahwa hal ini dapat memberikan kesan lain kepada set yang sebetulnya sempit. Bila misalnya, kita memfilmkan dua orang sedang bicara di pojok ruangan, yang perlu dibangun hanya pojoknya saja. Studio Improvisasi Studio dadakan atau yang diimprovisasikan dengan bahan atau gedung yang ditemukan setempat, bisa sangat berharga di lokasi. Barangkali improvisasi yang paling mutakhir (flexible) adalah studi dari kubah yang ditiup (Blow-up Dome Stage). 52



Disini bisa dipikirkan kemungkinan kemungkinan bisnis studio yang dapat berpindahpindah. Properti di Lokasi Bila prop dibuat khusus untuk interior lokasi, haruslah disesuaikan agar ukuranukurannya memungkinkannya masuk dalam kamar-kamar atau gedung. Menggunakan mebel dan prop-prop kecil setempat yang asli lebih baik daripada tiruan ― sudah pasti lebih murah dan sering mutu dusaun hasil setempat lebih tinggi daripada tiruan. Di Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa yang berbeda, lebih sering diusahakan agar properti-properti tradisional lebih diekspose untuk memperkaya jalannya cerita film. Properti-properti ini sulit ditemui ditempat-tempat lain. Misalnya properti tas orang Papua, Mandau dari Kalimantan, Keramik keramik dan sebagainya. Perencanaan Studio Meskipun banyak film dibuat di lokasi, apakah itu seluruhnya ataupun sebagian saja, film tetap masih dishoot di studio dan lingkungan studio karena memberikan keuntungan tertentu bagi Production Designer atau Penata Artistik. Keuntungan yang berupa peralatan dan kru itu akan dapat membantu bagi Penata Artistik. Seorang Penata Artistik di studio membangun rencananya dari ruang kosong dalam studio, dan pada lokasi Penata Artistik harus memanfaatkan dari apa yang tersedia di lokasi, sehingga melalui proses penyesuaian dan seleksi dia dapat memenuhi tuntutan skrip dan memuaskan Sutradara. Penata Artistik harus mempunyai kontrol lengkap atas segala sesuatu yang muncul di set, agar menghasilkan visualisasi yang sempurna. Prosedur Studio Prosedur yang diikuti Penata Artistik dari skrip sampai pembangunan set melalui semua tahap persiapan hampir seluruhnya tergantung dari Sutradara dan jenis produksi yang berlaku. Tim Artistik dan Produksi harus mentaati prosedur yang berlaku di studio tersebut, kadang studio sudah dibooking oleh produksi lain, beberapa lama sebelumnya, sehingga ketika jadwal produksi tidak selesai, akan terjadi masalah didalam produksi. Pemakaian kembali (Re-use)



53



Pemakaian kembali bahan atau properti dapat dilakukan dengan menggunakan set atau bagian dari set yang telah dibuat untuk film lain. Meskipun beberapa studio cenderung untuk meniadakan gudang dekor yang dianggap sebagai pengeluaran yang tak perlu. Di beberapa negara yang memiliki industri film modern, misalnya Rusia dan Iran, mereka memiliki gudang dekor yang berada di lingkungan studio, sehingga tim Artistik mudah untuk mendapatkan bahan atau properti untuk membangun set lokasi. Perusahaan yang biasanya membuat film sejenis/spesialis genre tertentu (misalnya perusahaan Inggris, Hammer) sering menyimpan bagian-bagian set yang mudah untuk dapat disesuaikan untuk pemakaian dalam judul film yang lain. Perencanaan Film Fantasi Jenis film fantasi biasanya memerlukan kontrol dari lingkungan studio adalah film fiksi angkasa luar. Isi naratif sedikit sekali dan pengaruh kuat dari film sering tergantung dari set yang dikerjakan dengan baik serta dengan penampilan sempurna dan meyakinkan dari gambaran masa depan. Set yang digunakan harus mampu terlihat sebagai set dari masa yang akan datang, berbeda misalnya dengan set dari film horor.



Menciptakan Ruang dengan Cermin Penata Artistik selalu menghadapi masalah bagaimana membuat ruang yang sempit kelihatan lebih besar dari sebenarnya. Ini bisa terjadi pada lokasi dimana ruang yang tersedia terlalu sempit dan hanya dapat memberi saran untuk menggunakan lensa sudut lebar dan mendressing set sedemikian rupa hingga memberi kesan kedalaman (depth). Bekerja Berdasar Gambar Fotografi Lokasi yang akan direkonstruksi di studio membutuhkan banyak penelitian seksama agar dapat menjamin ketepatan konstruksi kembali. Jika tim Artistik akan merekonstruksinya dengan teliti, maka harus banyak foto diambil dari lokasi asli. Dengan bantuan gambar fotografi, Penata Artistik harus membangun kembali apa yang ada pada foto tersebut, tanpa ada petunjuk-petunjuk tentang ukuran-ukuran dan tanpa petunjuk sudut kamera atau tinggi kamera. Mungkin foto itu berupa sebuah bangunan dengan seorang berdiri didepannya dan tim Artistik harus membuat perkiraan atas dasar tinggi orang itu, atau mungkin ada bagian 54



dari batu bata, tim Artistik akan tahu bahwa umumnya tumpukan dari empat bata tingginya tiga puluh sentimeter. Set Dressing Set Dressing atau menghias set harus dipahami sebagai bagian dari proses penyampaian cerita film. Jangan menggunakannya sekedarnya untuk mengisi frame dengan cara yang dekoratif. Oleh sebab itu, dressing harus bersumber pada perwatakan dan action. Hubungannya dengan perwatakan ialah bahwa dressing itu dapat bercerita banyak sekali tentang karakterisasi tokoh kepada penonton. Dressing dalam set lebur kedalam adegan action. Dressing harus sesuai dengan action dan perwatakan. Adalah suatu keharusan, Production Designer atau Penata Artistik dan Sutradara pada tahap awal berunding tentang perwatakan dan action. Kedua hal ini mungkin berubah atau berkembang pada saat film sedang dibuat, tapi lebih baik selalu menyesuaikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan dressing pada waktu latihan pemain. Jangan menyuguhkan pada sutradara sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan perwatakan atau action. Kadang keadaan lingkungan serta karakterisasi tokoh sejak semula ditentukan dengan cukup jelas dalam rencana produksi, dan setelah mempelajari sketsa-sketsa permulaan atau maket, Sutradara mungkin membiarkan Production Designer atau Penata Artistik menentukan set dressing. Sebaliknya ada Sutradara yang mungkin kurang jelas dengan gambaran karakterisasi dari tokohnya, oleh sebab itu sangat penting memelihara komunikasi dengan Sutradara supaya dapat menjamin bahwa tim artistik selalu bertindak sesuai dengan tuntutan cerita dan keinginan sutradara. Set akan didressing setelah Penata artistik berunding dengan Sutradara dan setelah sepakat serta benar-benar mengetahui action yang akan dibuat. Ini berarti bahwa Penata Artistik harus melihat para pemain sedang berlatih, supaya ia dapat menyusun denah guna perencanaan dressing set. Pencahayaan Sebuah set adalah kumpulan dari bentuk, warna dan tekstur. Bagaimana semuanya tampak di frame sangat penting. Metode yang digunakan untuk mengungkapkannya adalah dengan cara memberi cahaya pada set. Oleh sebab itu, pada tahap awal perencanaan set, konsep pencahayaan sudah harus ditentukan. Bahan-bahan 55



Seorang Production Designer atau Penata artistik harus mengenal dan memahami banyak bahan yang dapat digunakan sebagai materi set, properti dan efek. Seorang Production Designer atau Penata artistik harus mengetahui sifat bahan, fungsi dan peruntukkannya. Banyak Sutradara cenderung untuk memilih bahan-bahan yang lebih modern. Agar film yang dibuatnya terkesan mengikuti jaman dan sebagai Sutradara terlihat selalu update. Efek Khusus Efek khusus adalah merupakan tehnik yang digunakan untuk memvisualkan adegan cerita. Efek khusus pertama kali diperkenalkan oleh Georges Melies pada th. 1903 dalam sebuah film yang berjudul ”Trip to The Moon’’. Menggunakan tehnik super impose, yaitu tehnik yang memadukan dua gambar atau lebih kedalam satu frame. Kemudian dengan tehnik layer proyeksi, yaitu tehnik pengambilan gambar didalam studio tanpa harus kelokasi. Di era digital penggunaan CGI (Computer Generated Imagery) yang semakin canggih menjadi popular. Ada dua bagian dari efek khusus, yang pertama adalah yang langsung dapat diketahui oleh penonton, dan yang kedua adalah yang tidak akan secara langsung diketahui, seperti misalnya penampilan binatang buas yang pintar. Hal yang kedua ini membutuhkan kerjasama yang baik antara Penata Artistik, Sutradara maupun Editor. Menurut Terence St. John Marner, efek khusus biasanya dibagi dua, yaitu Efek Khusus Fisik (Physical Special Effects) dan Efek Fotografik (Photographic Effects). Efek Khusus Fisik Efek Khusus Fisik mengusahakan efek seperti ; asap, kabut, hujan, kebakaran, angin dan ledakan. Mereka mempunyai peralatan untuk membuat efek alam itu dan mengatur berbagai mesin mereka menurut permintaan Sutradara dan Penata Artistik. Visual Effects Visual Effects (VFX) adalah tayangan gambar-gambar yang sifatnya hampir ajaib atau diluar logika yang dapat dicapai manusia. Pembuatannya di bantu oleh aplikasi komputer. Efek Khusus yang terbaik adalah efek visual yang dapat mengelabui para penonton sehingga mereka percaya bahwa yang dilihat adalah suatu kejadian yang nyata. Pada Visual Effects, dapat menampilkan visual secara nyata dan dapat memvisualkan citra/imaji yang 56



ingin ditonjolkan di dalam cerita. Juga dapat mencerminkan visual yang berunsur budaya secara riil.



BAHAN UNTUK PELATIHAN PRAKTEK TATA ARTISTIK



SKENARIO - COUNTDOWN - LOGO 3D TITLE : “ANOTHER”. 1.



INT. RUANG KELUARGA – PAGI Sebuah ruang keluarga yang lumayan sederhana tapi bersih dan rapih. Didindingnya terdapat foto-foto keluarga, foto kedua orangtua Deva, jam, kalender dan pajangan lain. Diruang itu juga terdapat meja-kursi dan sebuah meja untuk televisi. Televisi tampak sedang menyala dan terlihat sedang memulai acara berita pagi. Lalu muncul DEVA remaja laki-laki berusia 15 tahun, sudah rapih dengan mengenakan seragam SMP, berjalan lesu sambil membawa koran dan sepatu sekolah. Ia berjalan kearah ruang makan. 57



2.



EXT/INT. RUANG MAKAN / TERAS BELAKANG RUMAH – PAGI Diruang makan tampak ada teko, gelas, tas sekolah dan beberapa buku yang sedang terbuka. DEVA melihat buku-buku itu, lalu tersenyum. DEVA Makasih ya pa sudah memeriksa PR Deva. Oh ya ini Koran paginya… DEVA meletakkan Koran dimeja, lalu melanjutkan, DEVA Oh ya pa…ma… kapan kita piknik lagi kepuncak? Kita kan udah lama nggak jalan-jalan bareng… Mungkin kalo kita jalan minggu depan ada 2 hari libur, jadi kak Ervan bisa ikut. kan lebih seru.



DEVA berkata sambil membuat minuman teh dengan gula disebuah gelas yang ada dimeja, setelah selesai disorongkan kedepannya. Lalu ia mengambil sebuah benang sulam dari kantongnya sambil berkata. DEVA Ohya ma ini mungkin benang sulam mama. Deva temukan dibawah tempat tidur…. DEVA lalu memakai kaus kaki dan sepatu, kemudian memasukkan buku-buku kedalam tas sekolahnya. Setelah selesai ia menatap ke satu arah, seperti sedang berpikir. Namun ia tampak tenang namun terlihat sangat muram. Ia memandang diam dalam beberapa lama, lalu ia bicara. DEVA Deva mau papa dan mama selalu dirumah… Deva ingin selalu ditemani…. DEVA memelas. Ia berbicara seolah-olah kedua orangtuanya ada didepannya. DEVA



58



…. Deva ingin selalu bisa bercerita tentang segala sesuatu sama papa, sama mama…. Deva tetap menatap lekat, sekarang matanya berkaca-kaca. Ia seperti sedang menatap dan mendengarkan lawan bicaranya. Begitu terlihat dari jauh, ternyata Deva hanya duduk sendiri. Di depannya tidak ada siapapun. Namun Deva masih terus bicara, bicara sendiri. DEVA Papa dan mama yang bisa memberitahu Deva, apa-apa aja yang Deva harus dilakuin….,



Deva diam beberapa saat. DEVA …. Papa, mama… nanti temani Deva, Papa nggak kekantorkan? (DEVA tersenyum) Nggak kan…



3.



EXT/INT. DEPAN RUMAH – PAGI Didepan pintu berdiri seorang lelaki, ERVAN, laki-laki berusia 30 tahun, menatap ke dalam rumah, kearah Deva. Ervan ini bertubuh tinggi gagah. Tatapan matanya tajam, dari raut mukanya terkesan dingin. Ia mengenakan pakaian seperti wartawan masa kini dengan rompi dan topi. ERVAN memandangi DEVA cukup lama. Lalu menegur DEVA. ERVAN Deva…!



4.



INT. RUMAH ERVAN: RUANG MAKAN / TERAS BELAKANG – PAGI DEVA melihat kearah ERVAN. ERVAN bicara dengan senyum. ERVAN Deva sudahlah… mereka sudah tiada, Mereka sudah beristirahat dengan tenang, 59



Kamu harus bisa menerima kenyataan… Kamu sudah bukan anak kecil lagi… DEVA terdiam. Lalu bangun sambil membawa tasnya menghampiri ERVAN hingga berdiri diam diruang tengah.



dan



ERVAN Tepat setahun papa dan mama kita tercinta pergi. Tapi kakak lihat kamu masih belum rela,belum ikhlas DEVA Deva merasa mereka masih ada disekitar kita kak. Deva yakin suatu saat mereka akan pulang kak. ERVAN Mereka sudah tenang disurga adikku…. DEVA Tapi Deva kan nggak lihat jazadnya kak.



ERVAN Kamu harus memahami keadaan waktu itu. Kakak harus memutuskan untuk tidak memperlihatkannya padamu. Karena kakak takut kamu tidak kuat menerimanya. DEVA Tapi Deva yakin, suatu saat mereka pasti akan pulang. Karena papa dan mama biasanya selalu memeriksa PR Deva sebelum dibawa ke sekolah. ERVAN terdiam lalu menunjuk kearah lemari. ERVAN Coba kamu lihat apa yang kakak simpan didalam laci itu, dibagian paling bawah. ERVAN lalu berjalan kearah teras depan rumah. DEVA mendekati lemari, lalu membuka laci. Mengambil sebuah lipatan koran dan membukanya. Tampak ada berita kecelakaan dengan judul “sepasang suami istri tewas kecelakaan dijalan tol” dengan dilengkapi foto mobil yang ringsek tak terbentuk. 60



DEVA mulai menangis, kemudian ia berjalan kearah teras depan rumah. Tampak televisi sedang menyiarkan berita kecelakaan pesawat terbang. Digambar terlihat proses evakuasi korban dan puing-puing pesawat. OS PENYIAR TV Sementara itu pagi ini, proses evakuasi terhadap jenazah korban telah dimulai. Pesawat yang membawa sepuluh orang awak pesawat serta empatpuluh penumpang yang terdiri dari para pejabat dilingkungan dinas perhubungan udara, karyawan beberapa perusahaan penerbangan di Indonesia dan juga para wartawan yang ikut serta dalam demo flight ini telah ditemukan lokasi jatuhnya, kemarin siang oleh tim SAR gabungan, tepat disebelah selatan gunung salak. Para kru dan seluruh penumpang… dipastikan tidak ada yang selamat….



5.



INT/EXT. RUMAH ERVAN: TERAS – PAGI ERVAN berjalan hingga teras lalu berhenti dan menghadap kehalaman, DEVA menyusul dan duduk teras.



berdiri dikursi



DEVA diam sejenak lalu melanjutkan DEVA Seandainya mereka meninggal secara wajar… mungkin Deva…. DEVA tidak bisa melanjutkan kata-kata. Lalu memperhatikan ERVAN DEVA Deva juga minta kak Ervan jangan ninggalin Deva… Kalau kakak nggak ada… Deva udah nggak punya siapa-siapa lagi didunia ini…. DEVA meneteskan airmata. ERVAN mendekati DEVA. DEVA merenung. ERVAN lalu kembali melihat kearah jalan sambil berkata. 61



ERVAN Dunia terus berputar, waktu terus berjalan. Hari berganti, bulan berganti, tahun berganti… ada kematian, juga ada kelahiran. Tak ada mimpi untuk menjadikan tunas kelapa tumbuh menjadi pohon kelapa yang tinggi. Tak ada khayal untuk membuat padi tumbuh menguning dengan bulirannya yang lebat berbaris. Teruskanlah kehidupanmu dengan penuh semangat dan percaya diri. Buatlah suatu saat orang-orang mengenangmu karena ketegaranmu bukan karena kelemahanmu… DEVA mangggut-manggut.



6.



EXT. RUMAH ERVAN: HALAMAN – PAGI Beberapa anak sebaya Deva berhenti didepan rumah. Mereka memperhatikan DEVA yang sedang berbicara sendiri. Seolah-olah berbicara dengan seseorang didepannya. ANAK 1 dan ANAK 2 memperhatikan tingkah DEVA. Tiba-tiba ANAK 1 langsung berinisiatif untuk menegur Deva ANAK 1 Deva… Deva… berangkat yuk…! DEVA seperti tersadar dari lamunan. ANAK 2 Ayo nanti terlambat Dev…! 7. INT/EXT. RUMAH ERVAN: TERAS – PAGI DEVA kaget dan melihat kearah pagar. Camera track hingga terlihat ruang didepan DEVA kosong, bahwa ERVAN hanyalah bayangan DEVA saja. DEVA lalu beranjak dan segera berjalan kearah temantemannya.



8.



INT. RUMAH ERVAN: RUANG TENGAH – PAGI Televisi menyiarkan kabar evakuasi seorang korban tewas yang merupakan salah satu wartawan yang bernama Ervan. Dilengkapi dengan caption foto Ervan yang mengenakan busana yang sama dengan adegan ketika bicara bersama Deva. 62



PENYIAR TV …sementara itu jenazah Ervan, seorang wartawan, adalah jenazah yang paling pertama ditemukan dan langsung dievakuasi kerumah sakit terdekat untuk proses identifikasi… almarhum adalah salah seorang wartawan dari sebuah media online yang secara khusus meliput berbagai berita dalam industri penerbangan…



9.



EXT. RUMAH ERVAN: HALAMAN – PAGI DEVA ikut berjalan bersama teman-temannya. DEVA memandangi teras rumahnya. Wajahnya tersenyum.



10. INT/EXT. RUMAH ERVAN: TERAS – PAGI ERVAN tampak melambaikan tangan ke Deva, sambil senyum kecil. FADE OUT TO BLACK CREDIT TITEL KRU DAN PEMAIN



Analisa Skenario “ANOTHER” Setting Cerita dalam film pendek “Another” ini bersetting di sebuah rumah di sekitar Jakarta pada era saat ini. Set yang ada dalam skenario kebetulan hanya sebuah rumah menengah, bagian dari sebuah perumahan kelas menengah. Rumah yang dicari memang rumah yang tidak terlalu besar. Antara bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang bisa saling terlihat. Hal ini sesuai dengan tuntutan skenario, bahwa ketika adegan si kakak masuk, maka si kakak dapat melihat si adik langsung dari pintu depan kearah teras belakang.



63



Referensi Rumah Deva



Analisa Kostum dan Make Up Kostum atau wardrobe sangat terkait dengan karakteristik seorang tokoh dalam satu cerita. Hal mana juga tidak lepas dari situasi dramatik dan style film itu sendiri. a. Kostum Deva. Deva, sebagaimana anak SMP pada umumnya, pagi itu sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia sudah mngenakan seragam SMP negeri-nya.



Referensi Kostum Deva b. Kostum Ervan 64



Ervan, sang kakak yang berprofesi sebagai wartawan, harus ditampilkan sebagai sosok yang lebih dewasa. Disini kostumnya mengenakan celana jins, sepatu lapangan dan jaket dengan banyak kantung.



Pada awalnya, saya berpikir untuk



menggunakan rompi, namun karena dirasa agak stereotype, maka saya menggantinya dengan jaket berkantung banyak.



Referensi Kostum Ervan



Referensi Tata rias c. Teman-teman Deva Ada tiga orang teman Deva yang menjemputnya, untuk bersama-sama berangkat sekolah. Mereka sudah barang tentu ikut pula mengenakan seragam sekolahnya. Make up atau tatarias pada film ini diusahakan se alami mungkin. Sehingga kami hanya menyediakan pembersih wajah dan bedak tipis warna kulit.



65



Analisa Properti Properti atau benda yang dapat menunjang karakter tokoh dan menunjang adegan dalam film ini haruslah memperhatikan tentang hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti ; masa atau era dan keperluan sebagai penunjang unsur dramatik. Properti yang terdiri dari prop set dan hand props dalam film ini adalah sebagai berikut; a. Figura-figura



b. Koran



c. Sepatu Deva



66



d. Televisi



e. Tas sekolah Deva



f. Cangkir



67



g. Benang rajut



h. Buku-buku Deva



HUNTING REPORT SHEET Hunting Report Set 68



No Set



Set & Scene



Alamat



Harga Rp.



Beli/sewa/ pinjam/sponsor



FOTO



Hunting Report Properti No Properti



Set & Scene



Alamat



Set ................. Scene .............



Harga Rp.



Beli/sewa/ pinjam/sponsor



FOTO



Hunting Report Kostum No Kostum



Peran & Scene



Alamat



Peran ................. Scene .................



Harga Rp Beli/sewa/ pinjam/sponsor.



FOTO



Hunting Report Make up No Peralatan Make-up/Hair style



Peran & Scene



Alamat



Harga 69



Peran ................. Scene .................



FOTO



Rp.



Beli/sewa/ pinjam/sponsor



70



Form Budget



No.



Nama Barang



Beli



Status Sewa Pinjam



Harga



Catatan



71



BREAKDOWN ARTISTIK FILM “ANOTHER”



Hal : ____



Sutradara : .............................................. Scn



D.N



E/I



Set



Pemain



Handprop



Kostum



MakeUp



Efek



Deskripsi



Hal



Timeline Kerja Art Department 71



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Pekerjaan



1



2



3



4



5



6



7



8



9



Tanggal/Hari kerja 10 11 12



13



14



15



16



17



18



19



20



Data Penulis



72



Han Revo Joang Lahir di Jakarta pada tahun 1965, memulai kuliah di jurusan Sinematografi Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1984. Hingga kini aktif sebagai salah satu pengajar tata artistik film di kampus tersebut. Karir filmnya pertama kali pada tahun 1990 sebagai asisten Production Designer dalam film Kantata Taqwa. Setelah itu terlibat dalam belasan film lagi, serta seratusan sinetron. Film terakhirnya yang digarap adalah “Ketika Mas Gagah Pergi” th 2016 dan “Duka Sedalam Cinta” tahun 2017.



73