MORFOMETRIK DAN PERHITUNGAN MERISTIK TUBUH IKAN TAMBAKAN (Helostoma Temminckii) Dan IKAN SELAR KUNING (Selaroides Leptolepis) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • adzra
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



I. PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Ikan merupakan hewan vertebrata poikiloterm (berdarah dingin) yang hidup di air dan benafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beranekaragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.



Secara



taksonomi,



ikan



tergolong



kelompok



paraphyletic



yang



kekrabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan dibagi meenjadi ikan yag memiliki rahang (Condrichthyes), ikan yang tidak memiliki rahang (Agnatha). Ikan dibedakan berdasarkan karakter-karakter umum yang dapat membedakan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Adapun karakter-karakter yang biasa digunakan dalam identifikasi ika antara lain, yaitu: bentuk umum tubuh, bentuk dan jumlah sirip, bentuk mulut, bentuk ekor, perbandingan dan posisi tubuh (Adrim, 2010). Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH) air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang sama namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda.



2



Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods ). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958) 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum Morfometrik perhitungan meristik ikan tubuh ikan adalah untuk memahami dan mengetahui lebih dalam tentang morfometrik ikan serta perhitungan-perhitungan meristik pada tubuh ikan ditinjau dari dari sirip, sisik, tubuh ikan, linea lateralis, dan lain-lain. 1.3. Manfaat Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui melakukan perhitungan meristik serta morfometrik dari semua spesies ikan baik dari perairan laut maupun dari perairan tawar.



3



II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Morfometrik Tubuh Ikan Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods ). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Parin, 1999). Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara



bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap



pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan, 2009). Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009). Ukuran tubuh ikan, semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang di ambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan seperti panjang total, panjang standar, dan lain-lain (Effendie,2002). Dan Jika di



4



dasarkan pada ukuran panjang dan tinggi tubuh ikan terdapat dua tipe dasar yaitu Trunctae dan Attenuate (Hasni, 2008). Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. (Wahyuningsih dan barus, 2006). Pengukuran mofometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir, sirip punggung atau tinggi badan dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki beraneka ragam karakteristik tubuh sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda. 2.2. Perhitungan Meristik Ikan Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Parin, 1999). Pengenalan struktur tubuh ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut diperairan (Saanin,H. 1984). Pada ikan terdapat lima jenis sirip yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Sirip pada ikan berperan dalam penentuan arah dan gerak pada ikan. Kelima sirip



5



tersebut ada yang bersifat ganda dan ada yang bersifat tunggal. Tidak semua spesies ikan yang ada di permukaan bumi ini memiliki kelima sirip tersebut secara utuh. Sirip punggung ada yang menghilang dan ada juga yang bermodifikasi menjadi alat penghisap. Sedangkan sirip dada terletak pada bagian anterior badan dibelakang operculum. Sirip perut terletak pada sisi ventral badan didepan anus. Sirip anus terletak disisi ventral badan persis dibelakang anus. Sirip ekor terletak pada bagian paling anterior dari tubuh ikan, dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi (Putra et al., 2013) Linnea lateralis pada ikan adalah suatu garis pada tubuh yang dibentuk oleh pori, jadi linnea lateralis ini dapat ditemukan pada ikan yang bersisik maupun yang tidak bersisik. Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik yang membentuk linnea lateralis (Putra et al., 2013). Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung atau dorsal (D), sirip dada atau sirip pectoral (P), sirip perut atau sirip ventral (V), sirip anus atau anal (A), dan sirip ekor atau sirip caudal (C), dari kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti sirip perut dan sirip dada, ada juga yang bersifat tunggal seperti sirip punggung dan sirip ekor. Tidak semua jenis ikan yang ada dimuka bumi mempunyai kelima sirip tersebut secara sempurna, melainkan ada yang tidak sempurna atau lengkap. Jari-jari sirip pada kelima sirip tersebut ada yang disebut jari-jari lunak, jari-jari keras, jari-jari lemah mengeras (Putra et al., 2013). Untuk mengidentifikasi ikan harus diperhatikan tanda – tanda, bentuk dan bagian bentuk tubuh ikan yaitu rumus sirip, perbandingan panjang dan tinggi, bentuk garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulang



6



ingsang. Oleh karena itu satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh umur atau kadang – kadang oleh tempat hidupnya. (Saanin, 1984). Jumlah sisik pada ikan dapat ditemui didepan sirip punggung, yaitu jumlah sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip punggung sampai ke belakang kepala, jumlah sisik juga terdapat pada pipi yaitu jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke sudut preoperculum, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah sisik pada garis rusuk, dan jumlah sisik atas dan bawah garis rusuk. (Kottelat et al., 1993) Menurut Kottelat (1992) bentuk badan ikan dapat memberikan informasi yang meyakinkan mengenai ekologi dan perilakunya. Sistim anatomi ikan secara garis besar dapat dikatakan sama, tetapi karena habitat atau tempat hidupnya yang berbeda, tidak jarang sistim pada anatomi ikan-ikan tersebut dapat bermodifikasi baik bentuk maupun fungsinya. Saanin (1984) mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi ikan harus diperhatikan tanda-tanda, bentuk dan bagian dari tubuh ikan yaitu rumus sirip, perbandingan panjang dengan tinggi, bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang meliputi garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulangtulang insang. Oleh karena satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh umur atau kadang-kadang oleh tempat hidupnya, maka tidak mungkin memberikan ukuran, ukuran yang diberikan hanyalah perbandingan saja. Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa



7



tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan terhadap lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo et al., 2011). Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khusunya ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu (Burhanuddin, 2008).



8



III. BAHAN DAN METODE



3.1. Waktu dan Tempat Praktikum Iktiologi mengenai “Morfometrik dan Perhitungan Meristik Tubuh Ikan” dilaksanakan pada Kamis, 21 Maret 2019 pukul 10.30-12.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam praktium adalah Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) dan Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) yang sudah disediakan di laboratorium. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah serbet, buku penuntun praktikum, buku gambar, alat tulis (pena, pensil, penghapus, peraut, penggaris 30 cm), buku saanin dan nampan. 3.3. Metode Praktikum Dalam



melakukan



praktikum,



metode



yang



digunakan



adalah



menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan dengan mengamati ikan-ikan sampel secara langsung pada bagian linea lateralis, jari-jari sirip, dan sisik-sisik ikan. Selain itu, praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku- buku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan selama praktikum berlangsung. 3.4. Prosedur Praktikum Dalam praktikum ini pertama sekali kita mengamati ikan yang telah ditentukan untuk dipraktikumkan. Ikan yang telah diletakkan di atas nampan



9



untuk diamati kemudian di gambar morfologinya dibuku penuntun praktikum ikhtiologi lengkap dengan



klasifikasinya. Setelah itu dilanjutkan dengan



melakukan perhitungan jumlah jari-jari sirip yang terdiri dari jari-jari lemah, jarijari lemah mengeras dan jari – jari keras. Sebelum menghitung jari-jari tersebut, praktikan harus benar-benar mengetahui masing-masing dari jenis jari-jari sirip pada ikan yang dipraktikumkan. Setelah menghitung jari-jari sirip, praktikan melakukan pengamatan tentang susunan linea lateralis. Praktikan menentukan susunan linea lateralis apa yang terdapat pada ikan yang diamati, lengkap dan sempurna, lengkap tetapi tidak sempurna, atau tidak lengkap. Kemudian, menentukan bentuk linea lateralis. Dan terakhir menghitung jumlah sisik pada ikan, jika ikan yang diamati oleh praktikan termasuk dalam ikan yang bersisik.



10



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1. Hasil Setelah dilakukan penelitian terhadap ikan , hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :



Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) merupakan jenis ikan yang habitatnya di air tawar. Klasifikasi dari ikan Tambakan adalah : Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Osteichthyes



Ordo



: Anabantoidea



Famili



: Helostomatidae



Genus



: Helostoma



Spesies



: Helostoma temminckii



11



Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada ikan Selar Kuning didapatkan hasil seperti berikut ini :



Gambar 2. Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) merupakan jenis ikan yang habitatnya di air laut. Klasifikasi dari ikan Selar Kuning adalah : Filum



: Chordata



Sub filum



: Vertebrata



Kelas



: Actinopterygii



Ordo



: Perciformes



Famili



: Carangidae



Genus



: Selaroides



Spesies



: Selaroides leptolepis Berikut ini merupakan pengukuran morfometrik pada ikan Ikan Tambakan



(Helostoma temminckii) :



12



Tabel 1. Pengukuran Morfometrik Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) No Morfometrik P (cm) P% 1.



Panjang total



15



130



2.



Panjang baku



11,5



100



3.



Panjang kepala bagian dorsal



2,5



22



4.



Panjang kepala bagian lateral



3,5



30



5.



Panjang pre dorsal



0,5



4



6.



Panjang pangkal ekor -dorsal



-



-



7.



Panjang pangkal ekor -anal



-



-



8.



Panjang anal -pelvik



1,5



13



9.



Tinggi kepala dimata



4



35



10.



Tinggi kepala ditengkuk



5



43



11.



Tinggi badan dipelvik



6



52



12.



Tinggi badan diawal dorsal



5,5



48



13.



Tinggi badan diakhir anal



1,5



13



14.



Tinggi batang ekor



1,5



13



15.



Tinggi dasar ekor



-



-



16.



Diameter bola mata



1



9



17.



Panjang dasae sirip pectoral



7,5



65



18.



Panjang dasar sirip dorsal



8



70



19.



Panjang sirip pelvik



0,5



4



20.



Panjang dasar sirip anal



6



52



21.



Panjang sungut



-



-



22.



Panjang jari sirip dorsal terpanjang



9,5



83



23.



Panjang jari sirip pectoral terpanjang



7



61



24.



Panjang cuping sirip ekor bagian atas



3,5



30



25.



Panjang cuping sirip ekor bagian bawah



2



17



13



Berikut ini merupakan pengukuran morfometrik pada ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis): Tabel 2. Pengukuran Morfometrik Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) No



Morfometrik



P (cm)



P%



1.



Panjang total



19



126



2.



Panjang baku



15



100



3.



Panjang kepala bagian dorsal



3,5



23



4.



Panjang kepala bagian lateral



5



33



5.



Panjang pre dorsal



2



13



6.



Panjang pangkal ekor -dorsal



1



6



7.



Panjang pangkal ekor -anal



4



26



8.



Panjang anal -pelvik



4



26



9.



Tinggi kepala dimata



3



20



10.



Tinggi kepala ditengkuk



4



26



11.



Tinggi badan dipelvik



5



33



12.



Tinggi badan diawal dorsal



5



33



13.



Tinggi badan diakhir anal



4



26



14.



Tinggi batang ekor



0,8



5



15.



Tinggi dasar ekor



4



26



16.



Diameter bola mata



1,5



10



17.



Panjang dasae sirip pectoral



0,7



4



18.



Panjang dasar sirip dorsal



5



33



19.



Panjang sirip pelvik



0,5



3



20.



Panjang dasar sirip anal



1,5



10



21.



Panjang sungut



-



-



22.



Panjang jari sirip dorsal terpanjang



2,2



14



23.



Panjang jari sirip pectoral terpanjang



4,5



30



24.



Panjang cuping sirip ekor bagian atas



4



33



25.



Panjang cuping sirip ekor bagian bawah



4



33



14



Berikut ini merupakan hasil perhitungan meristik pada Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) : Tabel 3. Perhitungan Meristik Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) NO Jari-jari sirip ikan 1.



D.XVI,16 P.11 V.XI A.14 C.16



Berikut ini merupakan hasil perhitungan meristik pada ikan Selar Kuning (Selaroide leptolepis) : Tabel 4. Perhitungan Meristik Ikan Selar Kuning (Selaroide leptolepis) NO Jari-jari sirip ikan 1.



D.III,11,2 P.8,16 V.9 A.7 C.15



4.2. Pembahasan 4.2.1



Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Dari hasil pengukuran morfometrik tubuh ikan tambakan, maka panjang



pangkal ekor-dorsal dan panjang pangkal ekor-anal tidak dapat diukur karena sirip ekor dan sirip punggung nya menyatu begitupun dengan sirip ekor dan sirip anal (Irawati,1993). Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan Tambakan memiliki Bentuk tubuh pipih kompressed, kepala bersisik, mulut subterminal, berukuran sempit dan protractil, rahang tidak bergerigi, bibir tebal, kedua bibir berlipatan, moncong berukuran pendek, sirip punggung terletak di belakang kepala bagian anterior badan, permulaan sirip punggung persis sama dengan permulaan sirip perut. Ikan tambakan memiliki lima sirip diantaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor dengan rumus siripnya yaitu D.XVI,16 P.11



15



V.XI A.14 C.16. Ikan tambakan memiliki sisik di depan sirip punggung = 16, sisik pipi = 6, sisik di sekeliling badan = 18, sisik batang ekor = 9, sisik pada garis rusuk = 40, sisik di atas dan di bawah garis rusuk = 38. Memiliki susunan linea lateralis lengkap dan sempurna dan bentuknya hampir menyerupai garis lurus berjumlah dua baris. 4.2.2. Ikan Selar Kuning (Selaroide leptolepis) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap ikan selar kuning di dapatkan 3 jari-jari keras, 11 jari-jari lemah mengeras dan 2 jari-jari lemah pada sirip dorsal. Didapatkan juga 16 jari-jari lemah pada sirip pectoral. 9 jari-jari lemah pada sirip ventral, 15 jari-jari lemah mengeras pada sirip caudal dan 7 jarijari lemah pada sirip anal. Susunan line lateralis yang terdapat pada ikan selar kuning ini adalah lengkap dan sempurna karena membentuk garis melengkung dari ujung operculum sampai ke pangkal sirip ekor, bentuk linea lateralisnya adalah melengkung ke bawah berjumlah satu garis. Pada linea lateralis ikan selar ini juga terdapat sisik sebanyak 48 buah.



16



V. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan Tambakan (Helostoma temminckii) dan



ikan



Selar Kuning



(Selaroide leptolepis) memiliki keadaan tubuh yang berbeda-beda sesuai dengan bagaimana caranya hidup didalam lingkungannya. Tiap spesies ikan mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Salah satu perbedaan dapat dilihat dari jumlah jari – jari sirip, susunan linea lateralis, bentuk linea lateralis, dan jumlah sisik pada ikan. Tidak semua ikan yang terdapat di alam mempunyai kelima sirip tersebut di atas secara sempurna. Serta terdapat juga perbedaan yang mendasar rmengenai jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah dari sirip ikan tersebut. 5.2. Saran Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian sehingga dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.



17



DAFTAR PUSTAKA



Adrim, M dan Fahmi. 2010. Panduan Untuk Penelitian Ikan Laut.Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Burhanuddin, A. I. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman System Organ Ikan yang Berbasis SCL Pada Matakuliah Ikhtiologi. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Laporan Modul Pembelajaran Berbasis SCL. Effendie. 2002. Ikhtiologi. Usu-press. Medan. Hasni. 2008. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 96 hal. Hubbs, C.L. dan K.F. Lagler, 1958. Fishes of the Great Lakes region. Univ. Michigan Press. Ann, Arbor, Michigan. 213 p. Irfan. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Universitas Riau.Pekanbaru. Kottelat, M., A. J. Whitten, S. N. Kartikasari & S. Wiroatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Edisi Dwi Bahasa InggrisIndonesia. Periplus Edition (HK) Ltd. Bekerjasama dengan Kantor Menteri KLH, Jakarta. Manda et al. 2013. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Parin, N.V., 1999. Flying fishes of the genus Prognichthys (Exocoetidae) in the Atlantic Ocean. J. Ichthyol. 39(4):281-293. Rajabnadia, L. 2009. Buku Ajar Ichtyology. Kendari: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Rahardjo et al. 2011. Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta :Graha Ilmu Saanin, h.1968. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan 1. Binacipta. Bogor. 244 halaman. Wahyuningsih, H dan Barus,T.A. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.



18



LAMPIRAN



19



Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan



Nampan



Serbet



Buku Saanin



Buku penuntun



Pensil



Peraut



Penghapus



Penggaris



Gunting bedah



20



Buku gambar



Pena



Pisau cutter



21



Lampiran 2. Objek yang diamati



Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)



Ikan Selar Kuning (Selaroide leptolepis)