Museum Kereta Keraton [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Museum Kereta Keraton, Menilik Keberadaan Kendaraan Kerajaan yang Penuh Daya Magis Posted By: ipankPosted date: May 01, 2012in: Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Wisata Sejarah11 Comments



Keberadaaan Museum ini sudah sangat lama, yakni sudah dirintis pada masa kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono VII, dan tidak akan dijumpai dimanapun. Hanya Keraton Yogyakarta lah yang memilikinya. Lokasi museum kereta ini berada tidak jauh dari Keraton tepatnya disisi barat daya Alun-Alun utara yakni di Jl. Rotowijayan, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.



Koleksi Museum ini ada yang berumur puluhan bahkan ada yang sudah ratusan tahun, dari beberapa kereta ini masih ada yang dipergunakan pada masa kini oleh pihak keraton, namun ada juga yang Karena pertimbangan usia kereta tersebut maka hanya dijadikan barang pusaka saja di keraton. Masing-masing kereta diberi nama tersendiri oleh keraton. Dan setiap 1 suro atau 1 muharram menurut penanggalan jawa kereta yang termasuk kereta pusaka dimandikan atau istilahnya Jamasan. Setiap Jamasan tersebut banyak orang ingin menyaksikan, mereka berharap dari bekas jamasan tersebut bisa mendatangkan berkah. Koleksi Kereta berdasarkan usia pembuatannya adalah sebagai berikut : 1. Kereta Kanjeng Nyai Jimat; Kereta hadiah Gubernur Jenderal Jacob Mossel dari Spanyol ini dahulunya sebgai alat transportasi sehari hari oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I-III, ditarik 8 ekor kuda, ini merupakan produksi Belanda tahun 1750. Kondisi saat ini masih asli antara lain pegasnya yang terbuat dari kulit kerbau. Merupakan Kereta Pusaka yang tiap tahun dilakukan Jamasan.



2. Kereta Mondro Juwolo; produksi Belanda tahun 1800 merupakan kereta bagi Pangeran Diponegoro yang ditarik 6 ekor kuda. Kondisi saat ini sudah dicat ulang untuk keperluan Festival Keraton Nusantara



3. Kereta Kyai Manik Retno,; Produksi Belanda dibeli tahun 1815 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IV, digunakan sebagai kerete pesiar bagi Sultan bersama Permaisuri yang ditarik 4 ekor kuda.



4. Kereta Kyai Jolodoro; produksi Belanda tahun 1815 merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Sais berdiri dibelakang dan ditarik 4 ekor kuda



5. Kereta Kyai Wimono Putro; dibeli tahun 1860 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI, digunakan pada saat pengangkatan Putera Mahkota dan ditarik oleh 6 ekor kuda. Kondisi saat ini masih asli.



6. Kereta Garuda Yeksa; produksi Belanda tahun 1861pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VI, dipergunakan pada saat penobatan Sultan dan disebur juga sebagai Kereta Kencana, ditarik delapan ekor kuda yang warna dan jenis kelaminnya sama. Kondisi masih asli termasuk lambang burung garuda yang terbuat dari emas 18 karat seberat 20 kg dan merupakan desain dari Sri Sultan Hamengku Buwono I



7. Kereta Kyai Harsanuba; Dibeli tahun 1870, digunakan sebagai transportasi sehari hari Sri Sultan Hamengku Buwono VI – VIII dan ditarik 4 ekor kuda



8. Kereta Kyai Jogwiyat, Produksi Den Haag Belandatahun 1880 merupakan peninggalan Sri Sultan Hamenghku Buwono VII digunakan oleh Manggala Yudha atau semacam panglima perang. Pada saat Sri sultan Hamengku Buwono X menikahkan putrinya kereta ini digunakan, namun sudah mengalami renovasi antara lain catnya.



9. Kereta Roto Biru; produksi Belanda tahun 1901, dipergunakan untuk manggala yudha pada waktu itu dan ditarik 4 ekor kuda



10. Kereta Kus Sepuluh; Produksi Belanda tahun 1901 pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, aslinnya adalah kereta landowerdan bisa dipergunakan untuk pengantin. Kondisi sudah dirubah catnya. 11. Kereta Kus Gading; produksi Belanda tahun 1901, dibeli pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan ditarik 4 ekor kuda. 12. Kyai Rejo Pawoko; produksi tahun 1901, pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, diperuntukkan bagi adik-adik Sultan dan ditarik 4 ekor kuda 13. Kereta Landower Wisman; Diebli dari Belanda tahun 1901 dan direnovasi tahun 2003, digunakan sebagai transportasi Sultan dalam memberikan penyuluhan pertanian dan ditarik 4 ekor kuda 14. Kereta Landower, dibeli tahun 1901 dan ditarik 4 ekor kuda 15. Kereta Premili; DSirakit di Semarang tahun 1925 dengan sukucadang dikirim dari Belanda, dipergunakan untuk menjemput penari-penari keraton dan ditarik 4 ekor kuda 16. Kereta Kyai Kutha Raharjo; produksi berlin dan dibeli tahun 1927 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, digunakan untuk mengiringi acaraacara yang diadakan keraton dan ditarik 4 ekor kuda



17. Kereta Roto Praloyo; dibeli tahun 1938 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII merupakan Kereta Jenasah dan pernah dipakai untuk pemakaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan ditarik 8 ekor kuda.



18. Kereta Kyai Jetayu; Dibeli tahun 1931 diperuntukkan bagi puteri putri sultan yang masih remaja, ditarik 4 ekor kuda dengan pengendali langsung diatas kudanya.



19. Kereta Kapulitin, Dibeli pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, sebagai kereta pacuan sehingga hanya ditarik 1 ekor kuda 20. Kereta Kyai Pustoko Manik, diproduksi di Amsterdam Belanda, dipergunakan un tuk mengiringi acara keraton termasuk mengiringi pengantin dan ditarik 4 ekor kuda 21. Kereta Landower Surabaya; Diproduksi di Swiss dipergunakan untuk penyuluhan petani di Surabaya 22. Kereta Kyai Noto Puro; Diproduksi di Belanda pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, dipergunakan untuk aktivitas perang. Dan ditarik 4 ekor kuda, kondisi sudah mengalami renovasi Museum ini dibuka untuk umum dengan tiket masuk seharga Rp. 3.000,- dan untuk pengambilan gambar Rp. 1.000,



Museum Kereta Keraton, Garasi Koleksi Kereta milik Keraton Yogyakarta



Tak jauh dari alun-alun utara dan bersebelahan dengan bangunan keraton Yogyakarta tepatnya di sisi barat keraton terdapat sebuah museum yang sayang untuk dilewatkan. Museum Keraton Yogyakarta adalah sebuah museum kecil yang dikelola oleh Keraton Yogyakarta yang menyimpan beberapa koleksi kereta kencana yang dimiliki keraton, dahulu tempat ini disebut sebagai garasinya keretakereta milik keraton. Biaya masuk untuk mengunjungi keraton ini adalah sebesar 3000 rupiah per orang plus 1000 rupiah untuk ID foto (bagi yang membawa kamera). Jam buka museum sendiri mulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 16.00. Guide lokal pun disediakan jika ingin lebih mengetahui lagi



tentang informasi koleksi kereta yang ada di museum ini. Sekali lagi guide di sini sistem bayarnya seikhlasnya dari si pengunjung. Ada baiknya menyewa guide untuk lebih mengetahui cerita dan latar belakang kereta yang ada di museum ini.



Semua kereta di sini semuanya memiliki nama tersendiri dan memiliki fungsi masing-masing. Jadi kereta di sini tak semabranagan digunakan, biasanya penggunaan kereta tergantung dengan acara yang diselenggarakan oleh keraton. Di museum ini tersimpan kereta-kereta dari jaman penjajahan yang sebagian besar tempat pembuatannya dari negara Eropa. Sangat eksotis melihat mahakaryamahakarya ini. Sebagian kereta masih digunakan oleh keraton dalam gelaran-gelaran budaya ketika Keraton Yogyakarta sedang punya hajatan. Semua koleksi masih terawat dengan baik. Rata-rata kereta yang ada di sini buatan dari Eropa. Sebagian kereta sudah mengalami renovasi baik cat maupun bagian interior kereta, namun sebagian juga masih banyak yang asli.



Setiap kereta pasti ada tanda khusus seperti negara pembuat yang terdapat di as roda, tahun pembuatan yang berada di bodi kereta maupun interiornya, lambang keraton yang menandakan kereta ini milik sultan yang ke berapa. Ada hal unik di salah satu lambang ini, saat dipotret tanpa



cahaya dan dilihat dengan mata biasa goresan lambang ini tampak kusam, tapi ketika dipotret dengan menggunakan flash lambang ini terlihat begitu hidup.



Ada yang unik di museum ini karena ada sebuah kereta yang dikeramatkan dan diberikan sekat khusus yang letaknya dipisahkan dengan kereta-kereta yang lain. Di antaranya adalah Kereta Garuda Yeksa yang biasa disebut kereta kencana, karena hiasan yang ada di kereta dini dilapisi oleh emas dan di atasnya terdapat simbol seperti mahkota yang terbuat dari emas juga. Kaca yang terdapat hampir di semua kereta terbuat dari kristal. Kereta lainnya adalah Kereta Roto Praloyo yang digunakan untuk mengangkut jenazah Sultan dari Keraton menuju Imogiri.



Ada satu kereta yang diistimewakan di tempat kereta keramat ini, yakni kereta yang bernama Kanjeng Nyai Jimad. Dari namanya saja sudah istimewa karena kereta yang lain diberi nama Kyai. Bentuknya sangat indah dan mirip dengan kereta cinderela yang ada di dongeng-dongeng dengan bagian depan seperti ada sebuah patung wanita yang menyangga kereta tersebut dan diberi untaian bunga. Ketika memasuki ruangan di mana kereta ini diletakkan dan juga saat akan memotret kereta ini di pemandu selalu memberikan semacam salam sungkem guna meminta izin kepada penunggu kereta ini. Konon katanya kereta ini hanya digunakan oleh Sultan dan Kanjeng Ratu Kidul. Hingga saat ini setipa bulan suro kereta ini masih dijamasi/dibersihkan. Kata pemandu juga tiap memotret kereta ini, berebeda orang akan berbeda pula hasilnya.



Mistik tentang ratu pantai selatan memang masih kental di wilayah Yogyakarta. Lepas percaya atau tidak tentang cerita tersebut, namun keindahan kereta-kereta milik keraton ini sayang untuk dilewatkan.