Nervus Obturatorius [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagisetiap penduduk dapat mewujudkan kesehatan yang optimal. Kesehatan yang optimal merupakan suatu keadaan sejatera untuk raga, jiwa dan sosial yang memungkinkan individu hidup produktif secara sosial maupun ekonomi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peralatan listrik (elektroterapi dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi (KEPMENKES RI NO 376/ MENKES/ SK/ III/ 2007). Nervus obturatorius timbul dari divisi ventral L2,L3,L4 saraf lumbal, cabang dari yang ketiga adalah yang terbesar, sedangkan dari yang kedua sering sangat kecil. Saraf ini adalah satu-satunya sara pleksus lummbal yang medial yang memiliki bagian motorik dan sensorik. Nervus obturatorius turun melalui serat-serat psoas mayor, dan muncul dari batas medialnya dekat pinggiran panggul, kemudian lewat dibelakang pembuluh iliaka dan disisi lateral hipogastrik dan ureter yang memisahkannya dari ureter dan membentang disepanjang dinding lateral panggul yang lebih rendah, di atas, dan di depan pembuluh obturatorius, ke bagian atas foramen obturatorius. Saraf obturatorius dalam anatomi manusia muncul dari divisi ventral dari saraf lumbal L2,L3,dan L4. Saraf obturatorius muncul dari sisi medial utama psoas, maka melintas terminalis linea dan melewati dinding lateral panggul lebih rendah. yang keluar dari rongga pelvik kemudian melalui foramen obturatum mempersarafi m.aduktor magnus, m. Aduktor longus, m. Grasilis, m. Aduktor brevis, m. Oboratorius ekstemus dan m. Paktineus. Neuropati obturator adalah penyebab nyeri pada bagian pangkal paha,termasuk rasa sakit yang secara terus menerus. Kelemahan dengan adduksi tungkai, dan kehilangan sensoris pada paha medial sisi yang terkena. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah Definisi Nervus Obturatorius 2. Apakah Penyebab Lesi Nervus Obturatorius 3. Apakah Etiologi Nervus Obturatorius 4. Bagaimana Persarafan dari Adduktor 5. Apakah Definisi Neuropati Obturator 6. Apakah Penyebab Neuropati Obturator 7. Apa saja Tanda dan Gejala Neuropati Obturator 8. Apakah Modalitas yang dapat digunakan



1



C. TUJUAN 1. Menjelaskan Definisi Nervus Obturatorius 2. Menjelaskan Penyebab Lesi Nervus Obturatorius 3. Menjelaskan Etiologi Nervus Obturatorius 4. Menjelaskan Persarafan dari Adduktor 5. Menjelaskan Definisi Neuropati Obturator 6. Menjelaskan Penyebab Neuropati Obturator 7. Menjelaskan Tanda dan Gejala Neuropati Obturator 8. Menjelaskan Modalitas yang dapat digunakan



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Saraf Obturatorius



Saraf obturatorius adalah campuran saraf yang berasal dari pleksus lumbalis dan menginervasi otot dan kulit di arah medial paha. Saraf obturatorius muncul dari divisi ventral dari saraf lumbal L2,L3,dan L4. Melewati M. psoas mayor dan mencapai sisi medial otot kira-kira setinggi sendi sacro iliaca. Kemudia saraf berjalan dalam lengkungan dinding samping panggul lateral untu melewati foramen obturator, disertai oleh arteri obturator. Dalam canalis obturatorius saraf tersebut membelah menjadi dua cabang terminal yaitu : 1. Cabang anterior saraf obturatorius Cabang anterior saraf obturatorius lebih bear dari posterior, berjalan antara otot adduktor longus, kemudian menembus fasia lata pada sepertiga tengah permukaan medial paha dan terus sebagai cabang kutan. Cabang anterior saraf obturatorius menginervesi adduktor brevis, adduktor longus, pectinius dan gracilis, juga kulit di bagian medial paha sejauh sendi lutut. 2. Cabang posterior saraf obturatorius Cabang posterior saraf obturaturius berjalan posterior ke brevis adduktor. Cabang posterior saraf obturatorius menginervesi aduktor magnus dan otot abduktor ekternal, serta sendi panggul.



3







Letak nervus obturatorius dari bagian perut atau anterior







Letak nervus obturatorius dari bagian medial pada wanita







Letak nervus obturatorius dari bagian medial pada pria



4



B. Penyebeb Lesi Saraf Obturatorius Lesi saraf obturatorius terjadi sebagaimana akibat dari kecelakaan dengan fraktur panggul, setelah melahirkan, tetapi juga karena karena proses inflamasi di panggul (ovarium,ureter) yang mencapai seluruh saraf. Hal ini menyebabkan gangguan sensorik pada paha medial, di samping itu abductor juga terganggu. Akibatnya, kaki yang terkena bisa dipukuli lebih dari yang lain, berjalan dan berdiri sangat terganggu dan memiliki geng kaki lebar. Namun, karena inervensi ganda mau bagaimanaun fungsi residu minimal dari beberapa factor adductor mungkin masih ada. C. Etiologi Peradangan yang terjadi mengiritasi saraf obturatorius. Saraf ini berasal dari dua segmen kedua sampai keempat tulang belakang lumbal dan terbentuk dengan saraf lain sebagai lumbal pleksus ( jaringan saraf yang dipanggul ). Sedangkan tugas dari saraf obturatorius di satu sisi untuk mempersarafi adductor, untuk member perintah berkontraksi atau pun diam. Selain itu, saraf obturatorius juga bertanggung jawab atas sensibilitas pinggul dan paha bagian dalam. Sehingga sensansi taktil dan nyeri pada area-area ini bergantung pada saraf obturatorius. Jika saraf obturatorius terdapat iritsi dapat menyebabkan rasa sakit diaerah pingul dan paha bagian dalam ( nyeri paha ).ini pun sebenernyatidak ada rasa sakit di daerah yang meyaitkan terebut. D. Persarafan dari adductor 1. Pectinus Otot-otot dipersarafi oleh nervus femoralis dan nervus obturatorius. Titik pemicuh pada pectinus sering menyebebkan rasa sakit yang mendalam pada pangkal paha dan pinggul. Selain itu, rasa sakit ini bisa menjalar ke paha depan.



5



2. Adductor longus dan dan brevis Otot-otot ini dipersarafi oleh nervus obturatorius. Titik pemicuh pada adductor longus dan brevis mengrah pada sensivitas tekanan lokal pada paha bagian dalam, tetapi juga dapat menyebabkan rasa sakit di daerah lain. Seperti nyeri di pangkal paha, nyeri dibagian dalam mulut, paha sakit, shin splints.



3. Adductor magnus Otot-otot ini dipersarafi oleh nervus obturatorius dan saraf tibialis. Titik pemicuh pada adductor magnus dapat memicu rasa sakit di area paha bagian dalam dan vagina. Nyeri pada pelvis sering digambarkan sebagai nyeri pada vagina,rectum,kandung kemih atau pubis. Ketika rasa sakit terjadi biasanya terasa nyeri dari bawah sampai ke atas di panggul.



6



4. Gracilis Otot-otot ini diprsarafi oleh nervus obturatorius. Titik pemicuh pada gracilis dapat menyebabkan rasa sakit pada paha bagian dalam. Rasa sakit yang di gambarkan biasanya digambarkan panas dan sangat pedih.



E. Neuropati obturator Neuropati obturator adalah masalah klinis yang salah satu penyebabnya adalah tertekan atau kompresi pada fasia saraf obturatorius. Dengan rasa nyeri terus menerus pada bagian medial paha atau pangkal paha, kelemahan dengan adduksi tungkai, dan kehilangan sensoris pada bagian medial paha. Kompresi pada saraf obturatorius khususnya divisi anteriornya adalah salah sau kemungkinan prenyebab rasa sakit pada bagian adductor. F. Penyebab Neuropati Obturator  Saraf diregangkan selama operasi  kompresi pada saraf obturatorius  Kompresi selama kehamilan  Operasi perut  Kompresi tumor G. Tanda dan Gejala Neuropati Obturator  Perubahan sensorik pada paha  Nyeri pada pangkal paha medial  Nyeri dan parestesia dapat meluas dari panggul ke lutut sepanjang aspek medial paha  Ekstensi atau gerakan kaki latelar dapat meningkatkan rasa sakit  Mungkin mengalami kesulitan berjalan atau mengalami kelemahan kaki karena masalah adduksi pinggul ipsilateral  Adductor pinggul lemah disisi yang terkena  Hilangnya ipsilateral reflex tendon adductor pinggul 7



H. Modalitas fisioterapi yang dapat digunakan Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) Pengertian TENS Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran. Monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi. Memelihara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema. Penempatan Elektroda - Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri. - Dermatome : Penempatan pada area dermatome yang terlibat, pada lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu. - Area trigger point dan motor point Indikasi TENS - Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri - kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik - kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle - kondisi pasca operasi tendon transverse - kondisi keluhan nyeri pada otot irritation/awal dari suatu latihan - kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow) - kondisi pembengkakan setempat yang belum 10 hari Kontra Indikasi TENS - Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu - adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan - kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas



8



Prosedur TENS 1. Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa 150 mikrodetik 3. Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru. Melaksanakan prosedur penerapan TENS : 1. Mesin TENS dan elektrode disiapkan dengan electrode dibasahi air. 2. Pasien/klien diposisikan stabil dan rileks tiduran atau duduk. 3. Diintruksikan kepada pasien/klien untuk tidak bergerak selama terapi. 4. Tubuh atau anggota badan yang diobati tersangga dengan baik dalan posisi relax atau semifleksi. 5. Bagian badan atau anggota yang akan diterapi, kulitnya dicuci dengan sabun sampai bersih dan keringkan. 6. Tes sensansi tajam-tumpul pada kulit lokasi yang akan di terapi. 7. Pemasangan electrode: satu berupa pad electrode pada nerve trunk, elektrode aktif ditempatkan pada pusat nyeri, atau elektrode dipasang kontra planar, atau coplanar. 8. Dosis diberikan sub pain atau pain level. 9. Monitoring evaluasi selama terapi: 10. Pasien/klien dipastikan tidak bergerak selama sesi terapi, intensitas dipertahankan sesuai dengan dosis awal. Pengaruh fisiologis TENS terhadap jaringan tubuh adalah sebagai berikut: 1) Tingkat seluler a. eksitasi saraf tepi / perifer b. perubahan permiabilitas membran sel jaringan non eksitatori c. modifikasi mikrosirkulasi - arterial, venous dan limfatik (aliran kapiler ) d. perubahan konsentrasi protein dan sel darah e. perubahan aktivitas enzim seperti SDH ( succinate dehydrogenase ) dan atau ATP f. perubahan sintesa protein g. modifikasi ukuran dan konsentrasi mitokondria 2) Tingkat jaringan a. kontraksi otot dan efeknya terhadap kekuatan otot, kecepatan kontraksi serta daya tahan terhadap kelelahan b. kontraksi otot-otot polos dan rileksasi yang berdampak pada aliran darah di arteri maupun vena c. regenerasi jaringan, termasuk tulang, ligamen, jaringan ikat dan kulit d. remodeling jaringan termasuk pelunakan, penguluran, penurunan viskositas serta penyerapan cairan dari rongga sendi dan rongga interstisial e. perubahan suhu jaringan dan keseimbangan kimiawi 9



3) Tingkat segmental a. kontraksi sekelompok otot dan pengaruhnya terhadap gerakan sendi serta aktivitas otot sinergis b. gaya pompa otot yang akan berpengaruh terhadap aliran limfatik, vena dan aliran darah arteri ( makrosirkulasi ) c. perubahan aliran limfatik dan aliran darah arteri yang bukan disebabkan oleh pengaruh gaya pompa otot rangka 4) Tingkat sistemik a. efek sirkulasi yang berhubungan dengan polipeptida seperti VIP ( vasoactive intestinal polypeptides ) b. modulasi aktivitas organ internal seperti fungsi ginjal dan jantung



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kerusakan atau kompresi pada nervus obturatorius mengakibatkan adanya rasa nyeri pada pangkal paha pada bagian medial. Sehingga dari kompresi dari nervus obturatorius ini menimbulkan pengaruh pada adductor dan mengakibatkan neuropati obturator. Neuropati obturator adalah rasa nyeri secara tiba-tiba dan terus-menerus pada pangkal paha bagian medial.



11



DAFTAR PUSTAKA Physio-pedia.com/NervusObturatorius Medlexi.id “adductor reflex.2019



12