Paper Togaf [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM PENGELOLAAN INVENTORY MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (STUDI KASUS PADA DIVISI PENGELOLAAN INVENTORY PT. BPR MAA)



ABSTRAK



1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dan penggunaannya dalam dunia usaha, telah mengalami transformasi yang mendasar dalam dekade terakhir. Teknologi Informasi telah mengalami perkembangan, sehingga peran TI tidak hanya menjadi suatu dukungan, namun juga berperan sebagai key operational, high potential dan peran strategic. Perencanaan strategi TI, sebagai langkah awal dalam proses informatisasi perusahaan, merupakan pedoman bagi informatisasi perusahaan serta sebagai dasar dalam implementasi.



Perencanaan strategi TI terdiri dari empat komponen: yang menyelaraskan hubungan antara TI dengan tujuan bisnis, memanfaatkan TI untuk keunggulan kompetitif, mengarahkan manajemen yang efektif dan efisien terhadap sumber daya TI, dan membangun kebijakan teknologi dan arsitektur. PT. BPR MAA mulai melakukan investasi pada bidang IT untuk meningkatkan kualitas layanan dan perusahaan walaupun belum seluruh divisi telah menggunakan IT. Agar investasi TIK yang hendak dilakukan lebih terarah dan memberikan kontribusi yang maksimal serta selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan rencana strategis (renstra) yang jelas



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, didapatkan perumusan masalahnya adalah belum adanya rencana strategis TI.



1.3 Batasan Masalah



1.4 Tujuan



2. Tinjauan Pustaka 2.1 Framework TOGAF Dalam merancang Arsitektur Enterprise terlebih dahulu mempelajari studi literature yang di lakukan dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari segala macam informasi yang berhubungan dengan Arsitektur Enterprise dan TOGAF ADM. Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bisa dijel a. Preliminary Framework and Principles Merupakan fase persiapan yang bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan metodologi detil yang akan digunakan pada pengembangan EA. b. Architecture Vision



Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaanpertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal. c. Business Architecture Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan. d. Information Sistem Architecture Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi: Application Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya. e. Technology Architecture Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatifalternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya. f. Opportunities and Solution Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data,



arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram. g. Migration Planning Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi. h. Implementation Governance Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBITS dari IT Governance Institute (ITGI) (Open Group, 2009). i. Arcitecture Change Management Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.



3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Pengumpulan Data Data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah data tentang barang yang ada pada gudang dan data mengenai pemakaian teknologi informasi dan jaringan pada PT. BPR MAA. 3.2 Analisis dan Perancangan Sistem Fungsi bisnis yang terdapat pada divisi inventory PT. BPR MAA dirumuskan menjadi fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung yang dapat dilihat pada gambar 2. Untuk pemodelan proses bisnis tersebut bisa menggunakan artefak yang sudah disediakan dengan UML Diagram pada gambar 3. Pemodelan proses



bisnis dalam arsitektur bisnis mempunyai tujuan, untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap keadaan divisi inventory PT. BPR MAA pada saat ini yang dapat dilihat pada gambar 4.



Gambar 2. Value Chain



Gambar 3. Use Case Global Sistem Pengelolaan Inventory PT. BPR MAA



Gambar 4. Interaksi Model Perencanaan Enterprise Bisnis arsitektur dapat di lihat pada gambar 3 dimana gambar ini menjelaskan hak akses aktor terhadap aplikasi yang nantinya akan mengakses sistem atau aplikasi sistem. Modul ini juga merupakan gambar use case secara global. Interaksi model ini menjelaskan mengenai integrasi aplikasi sistem informasi antar yang terdapat di divisi inventory PT. BPR MAA. Masing-masing sistem informasi di hubungkan dengan data yang dinyatakan pada Gambar 4.



Gambar 5. Kondisi Jaringan Pada gambar 5 (sebelah kiri) digambarkan kondisi jaringan yang berjalan saat ini dimana jaringan yang ada masih sederhana dan sering mengalami kendala pada kecepatan akses saat melakukan proses pengambilan dan pengiriman data ke server yang disewa. Oleh karena itu, diusulkan untuk membuat server local seperti yang terlihat pada gambar 5 (sebelah kanan).



Gambar 6. Platform Decomposition Diagram Platform Decomposition Doagram ditunjukkan pada Gambar 6 yang meruupakan gambaran dari sistem yang telah diusulkan. Pengguna bisa mengakses semua sistem melalui internet. Aplikasi yang berbasis web dibangun dengan memakai pemrograman PHP.



Gambar 7. Konfigurasi Hardware



Gambar 8. Konfigurasi Software Gambar 7 dan 8 menunjukkan konfigurasi dari kebutuhan hardware dan software dari system yang telah diusulkan dan dibuat.



Gambar 9. Analisa Gap arsitektur sistem informasi Pada analisa gap arsitektur aplikasi mengalami penambahan sistem informasi penerimaan anggota perpustakaan, sistem informasi peminjaman buku, sistem informasi pengembalian buku, dan sistem informasi laporan diberi keterangan Add dikarenakan aplikasi yang belum ada menjadi dibangun baru. Pada aplikasi microsoft word, microsoft excel, microsoft power point diberi keterangan RT artinya retain atau dipertahankan, namun diperbaruhi menggunakan versi 2013.



Gambar 10. Analisa Gap arsitektur Teknologi Pada analisa gap arsitektur teknologi mengalami penambahan penggunaan web server, application server, switch dengan pemberian keterangan Add dikarenakan teknologi yang tadinya belum ada akan baru digunakan. Pada web browser, internet, firewall, wireless diberikan keterangan retain dimana teknologi tersebut sudah ada pada sistem sebelumnya dan masih dipergunakan pada sistem baru. 4. Kesimpulan



5. Daftar Pustaka