Medium Paper (Corrugating Paper) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WET END KERTAS MEDIUM ( CORRUGATED PAPER )



1.



AKADEMI TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS BANDUNG 2010



KERTAS MEDIUM



1. Pengertian Menurut SII -0445-1981 Kertas medium adalah kertas yang dipergunakan sebagai lapisan bergelombang pada kardus. Menurut pengertian yang lain Kertas medium adalah kertas yang memiliki gramatur yang cukup tinggi yang digunakan sebagai lapisan bergelombang didalam kertas kardus atau dengan kata lain kertas medium (Corrugating Medium) adalah kertas yang digunakan sebagai lapisan bergelombang dengan sebagai penyekat dan pelapisan. 2. Sifat Sifat utama yang disyaratkan pada kertas medium adalah bergramatur tinggi (tebal) dan kaku. Hal ini disebabkan pada pemakaian kertas medium harus mampu menahan tekanan.



3. Bahan baku Dalam pembuatan kertas, bahan baku utamanya adalah serat. Ada dua jenis serat yang dapat digunakan dalam pembuatan kertas yaitu serat alami (virgin pulp) atau serat sekunder (waste paper). Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting karena hubungannya dengan hasil kertas yang akan dihasilkan. Menurut Hamilton (1991) serat yang dipakai untuk membuat kertas medium harus mempunyai sifat kekakuan yang baik, sehingga kekuatan lapisan gelombangnya akan baik pula. Untuk menghasilkan sifat kekakuan pada kertas medium, Brandon (1980) menyatakan bahwa perlu ditambahkan Virgin pulp. Menurut Bahar (1989), salah satu virgin pulp yang cocok untuk dibuat kertas medium adalah pulp hasil proses semikimia, karena pulp hasil semi kimia selain menghasilkan rendemen yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan pulp full chemical, dan juga pulp semikimia masih banyak mengandung Hemiselulosa. Apabila bahan baku kertas medium seluruhnya dari virgin pulp, maka kertas medium tersebut tidak akan mempunyai keunggulan kompetitif dipasaran, sehingga untuk mengantipasinya perlu ditambahkan serat sekunder sebagai pulp substitusi pada pembuatan kertas medium. Menurut Rudatin, Indriati dan Sudjono (1985). Pada umumnya bahan baku kertas medium dibuat dari pulp NSSC kayu daun, kertas bekas dari karton gelombang atau campurannya.  Virgin Pulp Pulp didefinisikan sebagai bahan mentah yang mengandung serat yang digunakan sebagai bahan baku kertas dan telah mengalami proses pemasakan baik secara mekanis maupun kimia. Pulp umumnya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Untuk pulp yang diperoleh dari tumbuhan yang memiliki serat panjang dengan pemasakan sulfat dan diputihkan disebut NBKP (Needle Bleached Kraft pulp) sedangkan yang tidak diputihkan dsebut NUKP (Needle Unbleached Kraft Pulp). Adapun pulp dari tumbuhan berserat pendek dimasak dengan proses sulfat dan diputihkan disebut LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp) sedangkan yang tidak diputihkan disebut LUKP (Leaf Unbleached Kraft Pulp).



Lembaran yang dibuat dari pulp berserat panjang (NBKP dan NUKP) memiliki sifat kekuatan yang tinggi, karena seratnya panjang dan saling mengikat dengan kuat, namun formasinya kurang karena diantara ikatan antar seratnya terdapat pori-pori kecil yang tidak mungkin terisi oleh serat panjang. Sebaliknya dengan lembaran yang dibuat dari serat yang pendek misalnya LBKP dan LUKP formasi akan baik, karena pori- pori yang kecil akan terisi oleh serat pendek, akan tetapi kekuatannya lebih rendah dari pada lembaran yang dibuat dengan serat panjang. Karena terlalu banyaknya ikatan dan sambungan pada lembaran dengan demikian untuk memperoleh kedua sifat kekuatan dan formasi yang baik, dapat memadukan pemakaian kedua jenis serat atau pulp tersebut.  Waste Paper (kertas bekas) Untuk penghematan pemakaian pulp/serat alam yang semakin mahal dan langka sumber dayanya, serta penggunaan sumber serat lain, juga untuk melestarikan lingkungan, maka saat ini banyak industri kertas cenderung menggunakan waste paper sebagai bahan baku. Untuk industri kertas medium pemakaian kertas waste paper dapat mempergunakan 100% kertas waste paper, tentunya waste paper jenis tertentu tanpa mengurangi sifat kertas dan persyaratan yang telah ditentukan. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan waste paper dalam industri kertas antara lain:  Harganya lebih murah dari serat alami  Dapat menghemat penggunaan serat alam  Investasi pengolahannya lebih murah  Mengurangi limbah lingkungan Ada dua jenis kertas bekas yang digunakan yaitu “Pre consumerized” yang berarti kertas bekas tersebut belum digunakan oleh pemakai/konsumen jenisnya banyak seperti broke dan trim yang berasal dari mesin kertas dan “Past consumerized” yang berarti kertas tersebut telah sampai pada konsumen dan telah digunakan dan sudah tidak terpakai lagi, jenisnya banyak sekali diantaranya Koran, majalah bekas, OCC (Old Corrugated Container).



4. Bahan Kimia



Bahan kimia mempunyai peranan yang penting dalam pembuatan kertas, oleh karena itu pengaturan dan penggunaannya harus mendapat perhatian yang khusus. Secara umum bahan kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan kimia penolong fungsional dan bahan kimia control. a. Bahan kimia penolong (additive) fungsional Adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam proses pembuatan kertas dengan tujuan untuk meningkatkan sifat kekuatan dari kertas. Bahan additive fungsional antara lain: Bahan Kimia 1.Sizing ( Bahan darih)



Fungsi Untuk internal sizing memberikan daya tahan kertas terhadap penetrasi cairan dan untuk Surface sizing memberikan sifat kelicinan dan daya tahan penetrasi minyak terhadap



2. Dry strength agent



kertas dan karton Untuk meningkatkan kekuatan kering



3. Wet strength agent



kertas. Untuk meningkatkan kekuatan basah



4. Filler



kertas Untuk memperbaiki formasi, sifat cetak



5. Dye ( bahan pewarna )



dan



mengurangi



pemakaian serat. Untuk memberikan



jumlah



warna



pada



kertas.



b. Bahan kimia penolong (additive) Control Adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam proses pembuatan kertas dan bertujuan untuk mengendalikan proses tersebut dari beberapa faktor yang dapat mengganggu, gangguan tersebut pada proses seperti pitch, busa, dan slime sehingga pada kertas timbul lubang atau pinhole, bahan additive control antara lain: Bahan kimia 1.Retention agent



Fungsi Untuk meningkatkan retensi bahan



2.Pitch agent 3.Defoamer



kimia dalam lembaran kertas Untuk mengatasi masalah pitch Untuk menghilangkan busa



4.Bacteriocide



Untuk



mencegah



pertumbuhan



bakteri 5. Pembuatan Kertas Bahan baku pembuatan kertas yang digunakan untuk pembuatan kertas medium adalah kertas bekas (secondary fiber). Jenis ini terdiri dari bahan baku ONP (Old newspaper), MWP (Mixed waste paper), OCC (Old Corrugated Container) atau bekas karton boks. Selain itu bahan baku juga diperoleh dari dry broke yang berasal dari finishing dan Wet Broke yang berasal dari trim lembaran basah diatas wire dan kertas putus pada saat terjadi gangguan. Kemudian bahan baku yang ada diolah dengan komposisi tertentu sesuai produk yang diinginkan. Sistem operasi yang ada pada pembuatan kertas di paper machine pada dasarnya meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Sistem operasi penyediaan bubur kertas (stock preparation) 2. Sistem proses pembuatan lembaran kertas. 3. Sistem proses penyempurnaan dan penyelesaian produk akhir.



6. Penyediaan bubur kertas 6.1. Repulper Bahan baku yang berupa kertas bekas (serat sekunder) dengan perbandingan tertentu, sesuai dengan gramatur produk yang diinginkan dimasukkan ke dalam repulper (Continuos Hydropulper 1 dan 2) yang berupa bejana terbuka dan berbentuk delta dengan menggunakan apron conveyor. Dalam continous hydropulper terjadi pengadukan oleh rotary blade (rotor) dan penambahan air untuk mensirkulasikan dan menguraikan kertas menjadi bubur kertas atau pulp. Efek dari pengadukan rotor yang kencang dan efek gesekan antara rotor dengan serat menyebabkan lembaran kertas bekas akan terurai menjadi serat sehingga terjadi bubur kertas. Bahan pengotor seperti tali plastik, kawat, tali tambang, dan lain-lain yang terikut dalam bahan baku akan terjerat oleh ragger reject dari continous hydrapulper ditampung dalam transh well, yang selanjutnya diolah kembali untuk memperoleh hasil yang maksimum dari bahan baku. Konsistensi bubur kertas di dalam Continous Hydrapulper sekitar 4-5 % dengan waktu tinggal kurang lebih 30 menit. 6.2. Cleaning & Screening



Setelah tahap repulping, bubur kertas akan mengalami beberapa tahap screening dan cleaning. Pemisahan kotoran adalah salah satu tahap proses dalam pemulihan kembali serat selulosa. Karena bila kontaminan tidak dipisahkan dari serat sekunder pada proses daur ulang akan menghasilkan: 1. 2. 3. 4.



Kualitas produk akhir yang lebih rendah Efisiensi mesin kertas hilang Biaya pembersihan dalam pabrik meningkat Pulp reject meningkat



1. Cleaning Peralatan yang umum digunakan pada pembersihan stock atau bubur kertas adalah Liquid Cyclon (LC). Alat tersebut berfungsi untuk memisahkan fiber dengan kotoran seperti batu kecil, pasir, kaca, besi kecil. Prinsip kerja dari alat ini adalah memisahkan kotoran atas dasar perbedaan spesifik gravity atau massa jenis. Proses yang terjadi di dalam liquid cyclon adalah sebagai berikut: Stock masuk secara tangensial pada bagian yang berbentuk kerucut. Kecepatan stock membesar mengikuti alur yang berbentuk spiral. Pada saat mengalir kombinasi gaya sentrifugal dan gaya gesek hidrolisis menyebabkan partikel-partikel yang lebih berat bergerak ke lapisan Fluida yang ada di dinding kerucut. Pada saat putaran stock mendekati ujung bawah, fluida yang ada di dinding bergerak menuju sumbu dan berbalik arah menuju over flow nozzle. Parameter operasi yang mempengaruhi efisiensi cleaning adalah: 1. Konsistensi umpan atau stock 2. Pressure drop 3. Laju pengeluaran reject 4. Temperature stock. 2. Screening Setelah tahap cleaning, bubur kertas memasuki tahap penyaringan untuk memisahkan partikel-partikel debris atau kotoran yang ukurannya lebih besar atau satuan dari serat dalam stock. Partikel pengotor yang terdapat dalam bubur kertas tersebut antara lain plastic, styrofoam, dan kertas yang menggumpal. Komponen–komponen penting yang terdapat dalam screen yaitu:



1. Screen plate dengan ukuran lubang-lubang yang memungkinkan untuk menahan pengotor tetapi dapat melewatkan serat. Bentuk lubang pada screen plate ini ada dua macam, yaitu lubang yang berbentuk bulat dan lubang yang bentuknya memanjang (slot). 2. Peralatan cuci balik (back flushing) yang secara periodik melepaskan jaringan serat dan pengotor dari permukaan screen plate. 3. Saluran accept dan reject yang letaknya terpisah, biasanya accept di bagian atas dan reject – nya di bagian bawah. Jenis penyaring yang paling banyak digunakan adalah pressure screen. Ruang kerja dari pressure screen terdiri dari screen plate yang berbentuk silinder dan sebuah rotor yang menyebabkan terjadinya pulsasi (denyutan) dekat permukaan screen plate tersebut, dengan adanya back flushingnya dalam penyaringan, screen yang tedapat dalam proses ini dibagi menjadi dua yaitu primary screen dan secondary screen. 6.3. Fraktionator Hasil dari penyaringan ditampung dalam Fraktionator feed tank (C-4) sebagai umpan untuk fraktionator (SP23 dan SP24). Didalam fraktionator terjadi pemisahan serat pendek (short fibre) dan serat panjang (long fibre). Prinsip kerja dari komponen dari alat tersebut sama dengan prinsip kerja pada screen , namun dalam proses ini tidak menghasilkan reject . tujuan dari pemisahan ini adalah untuk efisiensi proses , hal ini disebabkan long fibre masih mengandung pengotor yang lebih banyak dari pada short fibre sehingga long fibre masih memerlukan proses Cleaning lebih lanjut.



6.4. Palmac cleaner Didalam palmac cleaner antara kotoran dan long fibre dipisahkan dengan lima tahap. Tahap pertama terdiri dari 46 cleaner, tahap kedua 16 cleaner, tahap ketiga 6 cleaner, tahap keempat 3 cleaner, tahap kelima 4 cleaner. Prinsip kerja alat ini sama dengan liquid cyclone yaitu pemisahan berdasarkan perbedaan massa jenis. Reject dari palmac cleaner ini ada 2 keluaran yaitu light reject (Styrofoam dan plastik) yang ditampung dalam chest dan heavy reject (pasir dan kaca) yang ditampung dalam chest juga (26). kedua reject tersebut untuk selanjutnya diolah dalam reject handle. 6.5. Refining



Setelah proses cleaning dari palmac, bubur kertas long fibre dialirkan ke refining feed tank (twin hydradisc refining) untuk membentuk fibrilasi. Refining adalah perlakuan mekanis terhadap bubur kertas untuk mengolah serat agar dapat dibuat kertas yang bermutu tinggi. Dua peristiwa penting dalam refiner adalah pemotongan serat dan fibrilasi. Fibrilasi atau timbulnya fibril-fibril pada serat akibat pecahnya dinding sekunder akan meningkatkan luas permukaan serat. peningkatan luas permukaan ini menyebabkan serat dapat dengan mudah untuk membentuk ikatan antara yanga satu dengan yang lainnya. Dengan demikian akan terbentuk lembaran yang memiliki kekuatan fisik yang baik. Sedangkan peristiwa yang kedua adalah pemotongan serat (fibre cutting). Fibre cutting yang optmum akan menghasilkan formasi kertas yang baik. 6.6. Mixing & Machine Chest Proses ini merupakn bagian akhir dari stock preparation yang telah menghasilkan bubur kertas yang siap diolah untuk proses pembentukan lembaran kertas. Setelah mengalami proses diatas long fibre dan short fibre disatukan kembali di dalam mixing chest. Dalam mixing chest terjadi pengadukan oleh agitator agar long fibred dan short fibre dapat bercampur secara homogen, selain itu ditambahkan pula white water agar konsistensinya menurun (sekitar 3-3.5 %). Kemudian bubur kertas yang ada dalam mixing chest ditambahkan alum ( Al2 ( SO4)3 ) . penambahan dilakukan dengan cara pencampuran sehingga distribusi alum sebagai bahan sizing terbawa oleh bubur kertas kertas. Konsistensi bubur kertas yang akan diolah untuk pembuatan kertas berkisar 0.5-1 % agar diperoleh formasi kertas yang baik. Oleh karena itu bubur kertas yang dari machine chest, sebelum dipompakan oleh fan pump menuju head box, terlebih dahulu ditambahkan white water dari silo. kemudian bubur kertas yang keluar dari silo ditambahkan Kenthol sebagai bahan internal sizing yang berfungsi memberikan ketahanan penetrasi cairan ke dalam kertas. Kethol yang ditambahkan berikatan dengan alum yang telah terserap dalam serat. 7. Pembentukan lembaran Kertas a. Head Box Bubur kertas degan konsistensi antara 1.0-1.2 % dipompa oleh fan pump dan dialirkan keatas wire melalui head box yang dibantu oleh atennuator ( tanki bertekanan ) yang berfungsi membantu tekanan pada fan pump agar diperoleh pancaran diatas wire sama dengan kecepatan wire. Tujuan dari penyesuaian kecepatan antara pancaran dan kecepatan wire ini adalah aar dry line pada pembentukan kertas tidak terlalu maju atau tidak



terlalu mundur, sehingga diperoleh formasi kertas yang baik. klau dry line terlalu maju maka akan dihasilkan kertas yang lembab sedangkan dry line yang mundur akan menyebabkan kertas yang dihasilkan menjadi retak. Attennuator yang terdapat pada head box dapat digunakan untuk mencegah terjadinya fluktuasi akibat pulsasi hidrolik. pulsasi hidrolik ini merupakan penyebab utama terjadinya variasi gramatur kertas pada arah mesin. Selain itu juga digunakan untuk menghasilkan distribusi serat dan aliran stock yang merata dan juga menciptakan suatu aliran yang turbulensi agar dapat terjadi disperse yang sempurna. b. Wire



Dari dalam Head box, stock dialirkan keatas wire melalui slice agar diperoleh



kensisitensi yang merata dan tidak terjadi lump (peringkilan kertas ),Slice ini dipasang melintang sepanjeng lebar mesin kertas (wire) yang terbuat dari bahan sintetis. Selain tekanan dari fun pum ban atenmuator, tinggi atau rendah nua slice ini juga mempengaruhi kecepatan atau pancaran dari aliran stock wire part yang merypakn bagian awal dari proses pembentukan lembaran. Pada saat stock akan jatuh diatas wire, flokulasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu dilakukan penggoyangan (shaking) pada wire, disamping itu untuk mencuptakan aliran turbuansi pada stock. Pad amesin kecepatan tinggi shaking pada wire ini tidak diperlukan lagi. Diatas wire ini air mulai dipisahkan dari stock pertaama kali terjadi karena pengeruh grvitasi. Setelah pemisahan antara air dengan stock Secara grivitasi tidak memungkinlka lagi, maka dikunakan proses low vakum bertekana 200-550 m water yang berada dibawah wire. Bersamaan dengan jalannya proses



pemisahan air tersebut stock telah membentuk



lembaran. Dengan demikian proses pemisahan air semakin susah, oleh karena itu dibagian akhir dari proses dari rangkaian ini digunakan proses high vacum (bertekanan 30-180 mmHg). Penggunaan proses pemisahan air dengan stock menurt urutan seperti diatas berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: -



Sifat dari forming sheet Menghasilkan formasi atau kualitas yang memenuhi syarat Power atau energy Untuk menghindari fiber yang halus (fines) lolos dari wire (50 mesh) maka ditambahkan bahan kimia alco (percol) yang berfungsi mengikat fiber-fiber yang halus tersebut. Air yang telah lolos dari wire (white water ) ditampung dalam silo yang sebelunya



ditambah afranil untuk menghilangakan busa (foam) yangf terbentuk. Thapan d wire part ini berakhir sampai divakum couch roll yang bertekanan 350 mmHg, selanjutny alembaran basah akan menuju kebagian pengempaan (press part). c.



Press Part Press part dimulai dari pick up roll. Jumlah air yang dipisahkan dari proses ini jauh lebih sedikit jka dibandingkan dengan jumlah air yang dilepaskan pada bagian wire. Tetapi ada fungsi lain yang sangat penting dari proses pengepresan ini, yaitu: -



Mengeluarkan ait dari lembaran basah Mengkonsolidasikan sehingga dapat meningkatakan kekuatan lembaran kertas yang dihasilkan



-



Menghasluskan dan memadatkan lembaran kertas.



Sampai moisture ± 75% jaringn kertas terbentuk akibat teganganpermukaan air. Pada moisture yang lebih rendah lagi, gaya yang menyebabkan terjadinya ikatan kertas adalah ikatan hydrogen antara serat. Ikatan antar serat ini trjadi pada saat dilakukan proses pengepresan. Ketika jaringan serat dipress maka serat-serat saling mendekati sehingga terbentuk ikatan hydrogen yang bersamaan denga keluarnya air. Semakin banyak air yang dikelurarkan maka semakin banyak pula ikatan hydrogen yang terbentuk. Lembaran basah yang melakat pada felt dejepit anara dua roll yang berputar. Pada saat lembaran basah dijepit, air dilepes keluar dan diserap oleh felt. Daerah jepitan (nip) dibagi menjadi dua bagian yang dibatasi oleh titik tengah (mid nip) yaitu fase satu yang bertekanan 200kg dan fase dua yang bertekanan 300 kg. Fase I adalah daerah dimana lembaran memasuki jepitan dan moisture contennya ± 63%. Sedangkan fase II terdapat silinder berulir (rop roll) yang bermanfaat untuk pemertaan poro-pori. Dengan adanya perss part ini diharapkan kertas setelah melewati fase II memiliki moisture content yang lebih kecil dari 56%. Setelah pemisahan dengan press part selesai air tidak bisa lagi dipisahkan Secara fisik, maka lembaran measuki tahap pengeringan. d. Dryer Setelah tahap pengepresan, lembaran kertas memasuki tahap pengeringan yang dibagi menjadi dua bagian yaitu after size press dan before size press. Tetapi kedua dryer tersebut pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama. Adapun prinsip kerja dari proses pengeringan yang memalui pemansan Secara konduksi pada silinder yang dialiri oleh steam.



Cylinder dryer berdia meter 1475 mm, disusun dua beris berjumlah 79 yang terdiri dari section 1-4 detempatkabn dalam sebuah box yang berguna meningkatakan efisiensi panas dari dryer. Lembaran kertas bergerak dari baris atas dan baris bawah sedemikian rupa sehingga kedua sisi lembaran kertas menyentuh permukaan dari dryer. Jumlah dryer yang diperlukan sengat tergantung dengan jumlah air yang aka diuapkan. Pengeringan dengan cara ini merypakan operasi yang sangat mahal, oleh karena itu segala usaha yang dapat memperkecil kandungan eir sebelum memasuki unit pengeringan sangat diperlukan. Proses pengeringan yeng terjadi dengan cara kenaikan tempratur Secara bertahap sampai mencapai tempratur max. Kemudian diikuti kembali dengan penurunan tempratur . Pertama-tama suhu pengeringan 65



o



F. Penggunaan



tempratur yang tidak terlalu tinggi ini bertujuan untuk kenaikan temperatur Secara bertahap sehingga mencegah terjadinya pabas berlebih (over heating). Jika suhu terlali tinggi maka serat-serta pada permukaan lembaran akan mongering dan melekta pada permukaan dryer sehingga pada saat akan dilepas terjadi pencabitan permukaan kertas yang menyebabkan lembaran kertas menjadi rusak. Setelah lembaran cukup kering maka maka lembaran mengalami peoses pemanasan kedua yan bertempratur 100 o F. Kemudian mencapai tempretur maksimum sampai 266 o F. Setelah itu melalui dryer terakhir yang tempraturnya cukup rendah, Keluar dari drayer bagian pertama lembaran memasuki bagian size press (external sizing). Didalam size press lembaran ditambah larutan kanji



(starch) yang sydah diolah. Kanji ditambahkan melalui nozzle sepanjang lebar



lembaran kertas. Penambahan kanji ini bertujuan meningkatkan data tekan tepi (ring crush) dari kertas yang dihasilkan. Dengan adanya penambahan kanji tersebut menyebabkan kertas menjadi basah kembali sehingga perlu dikeringkan kembali dengan dryer. Bagian ini disebit bagian after size (tahap kedua). Prinsip kerjanya sama dengan dryer before size press yang terdiri dari 5-8 section. Perss pengeringan bermula denag tempratur 65 oF den mencapai tempretur maksimum 266oF. Setelah Mengalami pengeringan dengan tempratur 266oF, kandungan air yang ada dalam kertas tinggal 7-8,5% seja sehingga pemanasan yang berlebih akan mentebabkan kertas menjadi hangus. Oleh karena itu peda dryer terakhir tempretur cukup rendah. Adanya pemanasan oleh steam darui boiler menyebabkan udara disekitar menjadi lembab karena steam telah digunakan untuk pemansan megalami penjenuhan,. Penjanuhan



steam ini menyebabkan peningkatan penggunaan steam selanjutnya karena tempratur dari dalam box makin lama makin turun (uap menjadi jenuh). Oleh Karena itu untuk meningkatkan efisiensi penggunaan steam maka dilakyukan pengolahan lebih lanjut dari steam yang telah mengalami penjanuhan. Proses tersebut dimulai dari steam yang mengalami penjenuhan. Prose tersebut dimulai dari steam yang telah jenuh diisap oleh vakum yang tredapt dibagian bawah dryer kemudian dilewatkan ke economizer untuk mengalami proses pemisahan air. Pemisahan air menybabkan pemisahan tempratur steam meningkat kembali. Air yang telah terpisah dibuang melalui perpipaan. Steam yang telah dipisahkan dengan air dipanaskan kembali dengan dibakar dengan gas alam agar diperoleh sten yang kering sehingga dapat digunakan kembali sebagai pembantu untuk pemanasan steam dari boiler. Dengan adanya pemanasan ini penggunaan steam lebih efisien dan hemat biaya. e. Paper Finishing Setelah melewati dryer part, lembaran kertas diharapkan mempunyai kandungan air (moisture) sekitar 6-7%. Selanjutnya lembaran digulung di pop reel dengan gulungan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Di bagiab pop reel dilengkapi denga scanner yang berfungsi sebagai pendeteksi moisture yang ada pada produk kertas . Setelah dari pop reel gulungan dibawa ke rewinder. Didalam rewinder kertas mengalami slitting dan rewinding, kecepatan rewinding (± 1,555% m/menit) ini basanya dua atau tiga kali kecepatan mesin kertas. Slitting adalah proses pemotongan sesuai dengan lebar kertas yang diinginkan. Gulungan dipotong dengan slitter sesuai dengan arah mesin sedangkan rewinding adalah menggulung kambali kertas tanpa mengubah ukuranyya, kecuali penyisiran rewinding ini dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul pada saat penggulungan di pop reel. Masalah-masalah yang timbul adalah: 1. Variasi tegangan kertas 2. Kertas kisut (Wringkle) 3. Kertas berkerut (Curl) 4. Kerta slip karena gulungan longgat.



Setelah di winder gulungan kertas dirapihkan dan dikirim kebagian penimbangan serta diberi label yang meuat nama pabrik pembuat, jenis kertas, kelas atau golongan, gramatur dan berat dari gulungan tersebut. Setelah itu produk dibawa ke gubang dan siap dipasarkan. 8.



Deskripsi Alat



 Unit Stock Preparation a) Conveyor berfungsi Mengangkut bhan baku berupa kertas bekas kedalam pulper. b) Continous hydrapulper, berfunsi menguraikan lembaran kertas menjadi serat yang terpisah satu dengan yang lainnya, alat ini dilengkapi dengan agitator. c) Automatic Ragger, berfungsi memisahkan kotoran plastic dan kawat yang terbawa pada bahan baku dengan cara membuat jalinan panjang. d) Rag rope Cutter, berfungsi memotong jalinan plastic dan kawat yang terbentuk pada automatic ragger, pemotongan diatur setiap jangka waktu tertentu. e) Hydrapurge, berfungsi memisahkan kotoran berat yang masih terbawa dari hydrapulper. f) Select purge, berfungsi melakukan pencucian terhadap kotoran yang didapat dari hydrapurge sehingga serat yang terbawa dapat dipisahkan. g) Liquid cyclone, berfungsi memisahkan kotoran berat dari serat seperti kaca, batu pasir. Cyclone bekerja berdasarkan adanya beda tekan. Stock masuk secara tangensial menyentuh dinding maka akan terjadi putaran yang membentuk vortex yang akan memisahkan serat kearah atas dan kotoran kearah bawah karena adanya perbedaan densitas. h) Hidrafalker, berfungsi menguraikan sisa- sisa gumpalan serat. i) Multiform Screw Press, berfungsi membersihkan reject yang dihasilkan oleh selectpurge, sandstrep, spiropress, hydrascreen, dan lain- lain agar serat yang terbawa kotoran dapat dipisahkan. j) Trashwell grapple and haist, berfungsi menerima reject dari hydrapulper berupa bahanbahan yang tidak dapat dihancurkan hydrapulper. Transwell akan mengumpulkan semua reject tersebut dan mengambilnya dengan menggunakan penjepit. k) Long fibre thickeners, berfungsi menaikan konsistensi dengan prinsip sebagai berikut, stock encer masuk thickener saat silinder pencuci berputar, maka air akan mengalir pada permukaan wire cloth dan menempel serta membentuk lembaran pulp pada silinder pencuci. ketika silinder pencuci berputar, suatu jalinan lembaran terbentukdan saluran terisi penuh stock dengan di ikuti keluarnya air dari mulut saluran rendaman stock keluar sector tersebut, serta air terserap keluar sambil menarik udara melalui lapisan lembaran pulp, pada bagian ini dlakukan penyiraman air (shower). l) Short fibre thickener, berfungsi menaikan konsistensi shot fibre.



m)Twin hydradisc refiner, berfungsi membentuk fibril pada serat sehingga serat dapat saling berikatan,ikatan serat ini yang memberikan kekuatan pada serat. Cara kerja alat I ni berdasarkan prinsip gesekan. n) Float Purge, berfungsi defibrating serat dan memisahkan kontaminan (light dan heavy reject) dari serat. o) Palmac hidro cyclone cleaner, berfungsi membersihkan long fibre agar didapat yang benarbenar murni bebas dari kotoran pasir halus yang masih terikut. p) Krofta supracell Clarification system, berfungsi sebagi unit recycle air dengan cara memisahkan serat dengan cara flotation adalah sebagai berikut: Udara dipompakan kedalam air dengan tekanan 60 – 80 psi, udara yang akan membentuk gelembung- gelembung yang akan mengangkat suspense solid berapa serat ke permukaan air. q) Screen, berfungsi memisahkan serat kasar dengan serat halus, selain itu screen dapat menguraikan serat- serat yang mengumpal. r) Chest, berfungsi menampung stock yang bersifat sementara sebelum dialirkan kealat beriktnya untuk dilakukan proses selanjutnya. Selain itu Chest befungsi untuk menjaga kesergaman konsistensi, mencampur stock yang baru masuk, tempat menambah bahan kimia, menghindari masuknya udara dan menjaga stock pada temperature konstan.  Unit Paper Machine a) b) 1. 2. 3. c)



Fan pump, berfungsi memompakan stock ke mesin kertas Pit (Silo tank), berfungsi menampung white water yang keluar di lembaran. Keuntungan: Mencegah kebocoran pada system white water Menstabilkan aliran white water yang dipakai kembali sebagai Camp stock Menstabilkan dan menampung serat serat halus Head box, berfungsi mengatur aliran mesin dan mendistribusikannya kemesin kertas melalui



slice. d) Wire, berfungsi membentuk anyaman serat dan mengeluarkan air dari suspense serta berkonsistensi rendah yang keluar dari head box. e) Press Part roll, berfungsi mengurangi kandungan air pada lembaran basah dengan penekanan diantar dua roll. f) Cylinder Dryer, berfungsi mengeringkan lembaran kertas yang masih basah menggunakan panas sor konduksi dari steam untuk merecovery panas maka dryer dilengkapi dengan close lood, pocked ventilation/exhausfan. g) Size Press, berfungsi melapis permukaan kertas`untuk meningkatkan sifat-sifat permukaan atau sifat optic. h) Pope roll, berfungsi menggulung lembaran kertas yang telah elesai di proses untuk dikirim ke bagian finishing.



i) Rewinder, berfungsi menggulung kembali kertas dengan ukuran yang sesuai dengan pesanan dan untuk memudahkan pengangkutan hasil produksi. j) Cross Cutter, berfungsi memotong lembaran dari roll menjadi bentuk lembaran yang mempunyai ukuran panjang, dan lebar tertentu.