Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN



MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia Dosen Pengampu : Eneng Yeni Mariah, S.Pd.I.,M.Pd



Oleh



:



1. Fitri Anisa 2. Maya Meira 3. Nanda Sri Rahayu Program Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Semeseter II



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeug) No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang Kota Sukabumi TAHUN 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya saya tidak akan bisa menyelesaikan makalah dengan baik. Terbentuknya makalah ini adalah salah satu tugas yang diberikan kepada kami untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia yang bertema “Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan”. Makalah ini tersusun bukan tanpa menghadapi berbagai rintangan, namun dengan izin Allah SWT; dan kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat di nilai baik dan di hargai serta bermanfaat bagi pembaca. Meskipun kami berharap makalah ini bebas dari kekurangan maupun kesalahan, namun akan selalu ada yang kurang. Kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.



Sukabumi, 06 April 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1 C. Tujuan ....................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 A. Pengertian Membaca Menulis Permulaan ................................................ 3 B. Macam-macam Metode Pembelajaran di Kelas Rendah .......................... 3 C. Model Pembelajaran MMP....................................................................... 9 D. Penerapan Metode Pembelajaran MMP .................................................. 15 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17 A. Kesimpulan............................................................................................... 17 B. Saran ......................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana kita semua ketahui, tujuan akhir kita dari pengajaran bahasa Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek ketrampilan berbahasa, yakni berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan keterampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya. Keterampilan membaca itu sendiri adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari suatu yang ditulis. Keterampilan membaca dan menulis ini diperoleh seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis keterampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama bagi para murid-murid sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi keterampilan ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenal dengan paket membaca, menulis permulaan. Membaca menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menulis serta menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dan menulis dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Membaca Menulis Permulaan? 2. Apa saja metode pembelajaran MMP? 3.



Bagaimana Model Pembelajaran MMP?



4. Bagaimana Penerapan Pembelajaran MMP? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian Membaca Menulis Permulaan. 1



2. Untuk mengetahui saja metode pembelajaran MMP. 3. Untuk mengetahui Model Pembelajaran MMP. 4. Untuk mengetahui Penerapan Pembelajaran MMP.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Membaca Menulis Permulaan Membaca menulis permulaan (MMP) merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar, MMP merupakan menu utama. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anakanak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang tersebut. B. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Sajian pertama pada awal-awal anak memasuki lingkungan sekolah adalah program MMP (Membaca Menulis Permulaan). Dalam pelaksanaan pembelajarannya, dikenal bermacam-macam metode pembelajaran MMP, yakni Metode Eja, Metode Bunyi, Metode Suku Kata (Silaba), Metode Kata (Lembaga Kata), Metode Global, Metode SAS, Metode Demonstrasi, Metode Ceramah, Metode Penugasan, dan Metode Tanya-Jawab. 1. Metode Eja Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajaranya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafal dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f dan seterusnya dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [e], [ef] dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti a, b, c, d, e, f dan seterusnya atau dengan huruf rangkai a, b, c, d, dan seterusnya.



3



Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk bekenalan dengan suku kata dengan cara merangkai beberapa huruf yang sudah di kenalnya. Misal: b, a, d, u menjadi : b, a d, u



→ ba (dieja /be-a/ → [ba] ) → du ( dieja /de-u/ → [du]



ba-du → dilafalkan /badu/ b, u, k, u, menjadi : b, u



→ bu (dieja /be-u/ → [bu] )



k, u



→ ku ( dieja /ka-u/ → [ku] )



bu-ku → dilafalkan /buku/ Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh, ambilah kata ‘badu’ tadi. Selanjutnya, anak diminta menulis seperti: ba - du → badu. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, komunikatif dan pengalaman bahasa. Artinya, pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan kehidupan murid menuju hal-hal yang sulit dan mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi murid. 2. Metode Bunyi Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, perbedaanya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf (baca : berapa huruf konsonan). Sebagai contoh : Proses pembelajaran membaca permulaan ini melalui proses pelatihan. Penguatan-penguatan pembelajaran



yang diberikan



membaca



permulaan



dalam melalui



melaksanakan metode



ini,



proses mampu



membangkitkan motivasi untuk terus belajar dan berlatih. Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja.



4



Perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya). 3. Metode Suku Kata Langkah-langkah pembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah : a. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata. Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko dan seterusnya. b. Tahap kedua perangkaian suku-suku kata menjadi kata. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya :



c.



bo – bi



cu – ci



da – di



ka – ki



bi – bu



ca – ci



du – da



ku – ku



bi – bi



ci – ca



da – du



ka – ku



ba – ca



ka – ca



du – ka



ku – da



Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh berikut : ka – ki



ku – da



ba – ca



bu – ku



cu – ci



ka - ki



d. Tahap keempat, pengintregasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat → kata-kata → suku-suku kata). 4. Metode Kata Proses pembelajaran MMP pada metode ini diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini kemudian dijadikan kata lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.



5



Selanjutnya, dilakukan perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi kebentuk asal sebagai kata lembaga (kata semula). Metode ini dikenal juga sebagai Metode Kupas-Rangkai. 5. Metode Global Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf. Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut: 1. Memperkenalkan gambar dan kalimat



Ini Kuda 2. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf huruf. Ini Kuda Ini



Kuda



I-ni



Ku-da



I-n-i



K-u-d-a



6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic) Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran MMP bagi siswa pemula. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah langkah berlandaskan operasional dengan urutan : a. Struktural yaitu menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada anak.



6



b. Analitik yaitu melakukan proses penguraian, anak diajak untuk megenal konsep kata dan mulai menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf. c. Sintetik yaitu melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula, setelah kalimat diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat semula. Hal



ini



dimaksudkan



untuk



membangun



konsep-konsep



‟kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum KBM MMP yang sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata, tanya jawab informal untuk menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi MMP, barulah KBM MMP yang sesungguhnya dimulai. Pembelajaran MMP dimulai dengan pengenalan struktur kalimat. Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuansatuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Proses penguraian/penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS, meliputi: a. Kalimat menjadi kata-kata. b. Kata menjadi suku-suku kata. c. Suku kata menjadi huruf-huruf 7. Metode Demonstrasi Metode



demonstrasi



adalah



suatu



teknik



mengajar



dengan



memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut untuk memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Contoh, guru



7



menyediakan media berupa huruf-huruf (dalam kertas) yang tersusun secara acak, kemudian anak diperintahkan untuk merangkai huruf tersebut berdasarkan kata yang diucap oleh guru. Misalnya kata guru, buku, dan baca. 8. Metode Ceramah Metode ceramah adalah suatu metode yang mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Keberhasilan siswa melalui teknik ceramah sangat bergantung kepada kemampuan siswa dalam menyimak. Guru dapat menerangkan, dan menyambungkan abjad menjadi kata sampai kalimat secara lisan. Sehingga anak dapat fokus berdasarkan apa yang didengarnya serta mengikuti apa yang didengar dari guru. 9. Metode Penugasan Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan kelompok. Metode ini dapat dilakukan dengan cara memberi tugas kepada anak. Setelah anak memahami huruf dan bunyi huruf, guru dapat memberikan tugas. Misalnya, guru memberikan soal berupa huruf-huruf yang disusun secara acak, kemudian anak merangkai huruf-huruf tersebut berdasarkan kata yang diucapkan oleh guru. Contoh: i-d-u-b



=



budi



k-a-n-a



=



anak



n-i-j-a-r



=



rajin



10. Metode Tanya Jawab Melalui pertanyaan guru memancing



jawaban tertentu dari siswa,



jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan, kesiapan, ingatan, atau juga penalaran tentang yang ditanyakan. Melalui metode ini dapat dikembangkan



keterampilan



mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan. Dengan metode ini, guru dapat memancing anak



8



dalam mengingat huruf-huruf yang membentuk suatu kata maupun kalimat. Contoh metode tanya jawab: Guru : “Apa saja huruf-huruf yang tersusun dalam kata ‘kelas’? Murid : “huruf-huruf yang tersusun dalam kata ‘kelas’ yaitu k-e-l-a-s”. Bahwa ”tidak ada metode yang terbaik dan juga tidak ada metode yang terburuk”. Setelah mempelajari bermacam-macam metode yang biasa digunakan untuk pembelajaran MMP, kita dapat mengetahui bahwa setiap metode memilki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Oleh karena itu, sangatlah keliru jika ada orang yang beranggapan bahwa metode ini merupakan metode yang terbaik dan metode itu merupakan metode yang terburuk. Metode yang terbaik adalah metode yang cocok dengan pemakainya. Pada bagian ini, kita akan berlatih bagaimana melaksanakan pembelajaran MMP dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu. Tentu saja, model ini bukanlah satu-satunya acuan yang terbaik, sebab mengajar itu adalah seni. Masing-masing orang mempunyai gaya dan seni tersendiri dalam mengajar. Yang perlu kita pahami di sini, bukanlah persoalan teknik dan strategi mengajar, melainkan konsep-konsep pokok dan langkahlangkah pembelajaran MMP yang berlandaskan pada penggunaan metode MMP tertentu. Mengenai pemilihan metode pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh guru bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru dapat memilih metode MMP yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya. Namun, penggunaan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), pendekatan komunikatifintegratif, dan CTL (Contextual Teaching and Learning) hendaknya benarbenar dilaksanakan oleh setiap guru. C. Model Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Pada bagian ini, kita akan berlatih bagaimana melaksanakan pembelajaran MMP dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu. Tentu saja, model ini bukanlah satu-satunya acuan yang terbaik, sebab mengajar itu adalah seni. Masing-masing orang mempunyai gaya dan seni tersendiri di dalam mengajar. Yang perlu Anda 9



pahami di sini, bukanlah persoalan teknik dan strategi mengajar, melainkan konsep-konsep



pokok



langkah-langkah



pembelajaran



MMP



yang



berlandaskan pada penggunaan metode MMP tertentu. Mengenai pemilihan metode pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh guru bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru dapat memilih metode MMP yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke dalam dua tahapan, yakni (a) pembelaran tanpa buku, dan (b) pembelajaran dengan menggunakan buku. a. Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awalawal anak bersekolah pada minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah.



Hal



ini



dapat



berlangsung



kira-kira



8-10



minggu.



Jika



memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Berikut ini akan disajikan salah satu model alternatif pembelajaran membaca permulaan tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapanpercakapan ringan antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar di sekolah. Pilihan variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut. 1) Menunjukkan gambar Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang melukiskan sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan perempuan). Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak. 2) Menceritakan gambar Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh



10



hendaknya



menggunakan



huruf-huruf



yang



pertama-tama



hendak



diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda dapat menyebutkan: “mama” untuk gambar ibu, “mimi” untuk gambar anak perempuan, dan “nana” untuk gambar anak laki-laki, “bapak” untuk gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat dalam GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak dan akrab dengan kehidupan anak. 3) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut dengan bahasanya sendiri. 4) Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar Pada fase ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar secara terpisah dan menempelinya dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tersebut. Sebagai contoh: dibawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini ibu” (bergantung kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS, Metode Kata, Metode Eja, dan seterusnya). 5) Membaca tulisan bergambar Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan metode yang dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi pengenalan lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan hurufhuruf melalui proses drill (teknik tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global atau Metode SAS proses pembelajaran membaca akan dimulai dari pengenalan struktur kalimat (sederhana); lalu diuraikan menjadi kata, kata menjadi suku kata, hingga unit terkecil ditingkat huruf. Setelah itu dilakukan sintesis (perangkaian) huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat, hingga kembali lagi ke struktur semula. 6) Membaca tulisan tanpa gambar Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tulisannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan



11



bentuk tulisan di papan tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan makna atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat menyajikan wacana seperti berikut : ini mama, ini mimi, ini nana, ini mama mimi, ini mama nana. 7) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu Berikut ini akan disajikan berbagai alternatif pengenalan berbagai unsur bahasa melalui kartu-kartu. a) memperkenalkan unsur kalimat/kata ini mama ini mama … mama ini …. … … b) memperkenalkan unsur kata/suku kata Mana mimi ma.. .. na .. .. ma



na



.. mi mi .. .. .. mi



mi



b. Langkah-langkah pembelajaran MMP dengan menggunakan buku Setelah Anda memastikan diri bahwa murid-murid Anda mengenal bentuk-bentuk tulisan dengan baik melalui pembelajaran membaca tanpa buku, langkah selanjutnya anakanak mulai diperkenalkan dengan lambanglambang tulis yang tercetak di dalam buku. Langkah awal yang paling penting di dalam pembelajaran MMP dengan buku adalah bagaimana menarik minat dan perhatian siswa agar mereka tertarik dengan buku (bacaan) dan mau belajar sendiri yang dilandasi motivasi intrinsik. Kondisi belajar terpaksa atau dipaksakan harus dihindari. Ada beberapa langkah pembelajaran MMP dengan menggunakan buku. Kegiatan pembelajaran pada fase ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan awal, yakni pembelajaran MMP tanpa buku. Dengan demikian, diasumsikan anak-anak tidak berangkat dari kondisi nol. Berikut beberapa alternatif pembelajaran MMP dengan menggunakan buku :



12



a. Membaca buku pelajaran atau buku paket Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut ini. 1) Siswa diberi buku (paket) yang sama dan diberi kesempatan untuk melihat-lihat isi buku tersebut. Mereka mungkin membuka-buka dan membolak-balik halaman demi halaman dari buku tersebut hanya sekedar untuk melihat-lihat gambarnya saja. Oleh karena itu penting bagi guru untuk mempertimbangkan segi kemenarikan ilustrasi di dalam memilih buku ajar untuk siswa. 2) Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut: tentang warna, jilid, tulisan/judul luar, dan sebagainya. 3) Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepat rusak. 4) Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman-halaman buku. 5) Siswa diajak memusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan yang terdapat pada halaman tertentu. 6) Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahulu guru bercerita tentang gambar tersebut. 7) Selanjutnya, barulah pelajaran membaca dimulai. Guru dapat mengawali pembelajaran ini dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengawalinya dengan pemberian contoh (pola kalimat yang tersedia dengan lafal dan intonasi yng baik dan benar), ada yang langsung meminta contoh dari salah seorang siswa yang dianggap sudah mampu membaca dengan baik (melek huruf), atau dengan cara lainnya. Pembelajaran membaca selanjutnya dapat dilakukan seperti contohcontoh model pembelajaran membaca tanpa buku. Perbedaannya terletak pada alat ajarnya. Membaca tanpa buku dilakukan dengan memanfaatkan gambar-gambar, kartu-kartu, dan lain-lain; sementara membaca dengan menggunakan buku memanfaatkan buku sebagai alat dan sumber belajar. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran MMP adalah penerapan prinsip dan hakikat pembelajaran bahasa (bahasa Indonesia).



13



Salah satu prinsip pengajaran bahasa adalah bahwa pembelajaran bahasa harus dikembalikan kepada fungsi utamanya sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, model pembelajaran bahasa harus didasarkan pada pendekatan komunikatif-integratif. Artinya, di samping mengajarkan membaca, guru harus pandai menggali potensi anak dalam melakukan aktivitas berbahasanya seperti menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra. b. Membaca buku atau majalah anak yang sudah terpilih Pengenalan terhadap jenis bacaan lain selain buku ajar sangat membantu anak di dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca sejak dini. Namun, tentu saja pemilihan buku dan majalah bebas itu perlu dilakukan guru dengan mempertimbangkan taraf kemampuan siswa, azas kebermaknaan dan kebermanfaatan, kemenarikan, keterbacaan, dan kemudahan



memperolehnya.



Untuk



langkah



awal,



bacaan-bacaan



sederhana hendaknya menjadi pilihan utama. Kosakata yang dipakai dalam bacaan tersebut hendaknya mengandung huruf-huruf yang sudah dikenal anak, di samping pemakaian kosakata yang juga dianggap yang sudah dikenal anak. c. Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa Untuk menerapkan model ini, langkah-langkah yang ditempuh antara lain: 1) Guru memperlihatkan beberapa gambar, anak diminta menyebutkan gambar-gambar tersebut. 2) Di samping gambar, guru juga memperlihatkan beberapa kartu (bisa kartu huruf, kartu suku kata, atau kartu kata). Anak diminta menempelkan kartu-kartu dimaksud di bawah gambar sehingga gambar-gambar dimaksud menjadi berjudul. 3) Satu-dua buah gambar dipilih anak untuk bahan diskusi dan sebagai stimulasi untuk membuat bacaan bersama. Melalui arahan dan bimbingan guru, misalnya melalui kegiatan tanya jawab, diharapkan guru dan siswa dapat menyusun bacaan bersama. Pada kegiatan ini, usahakan mengajak siswa untuk membuat kalimatkalimat. Kalimat-kalimat tersebut lalu disusun menjadi bacaan sederhana.



14



d. Membaca bacaan susunan siswa ( kelompok perseorangan) Langkah-langkah yang ditempuh pada kegiatan ini pada dasarnya hampir sama dengan kegiatan membaca bacaan susunan bersama gurusiswa. Hanya pada kegiatan ini lebih banyak melibatkan kegiatan siswa. Guru berkeliling untuk mengontrol dan membimbing siswa dan atau kelompok siswa yang mengalami kesulitan. Tentu saja, pada kegiatan ini lebih banyak diperlukan alat bantu, baik gambar-gambar maupun kartukartu, atau alat ajar lainnya. D. Penerapan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali guru menggunakan metode membaca. Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global, dan metode SAS. Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari engeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita. Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok dan sesuai untuk diterapkan pada siswa. Seorang guru sebaiknya mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:  Dapat menyenangkan siswa  Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya  Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien



15



 Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah metode membaca global. Menurut Purwanto (1997:32), “Metode global adalah metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf. Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut: 1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini nani 2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/ 3) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ni 4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n – i – a – n – i



16



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam membaca permulaan ada 6 metode yang dapat di pergunakan,antara lain: 1. Metode abjad 2. Metode bunyi 3. Metode suku kata 4. Metode kata 5. Metode global 6. Metode SAS 7. Metode Demonstrasi 8. Metode Ceramah 9. Metode Penugasan 10. Metode Tanya Jawab Sedangkan dalam metode menulis permulaan ada 4 metode yang dapat di terapkan,antara lain: 1. Metode eja 2. Metode kata 3. Metode global 4. Metode SAS Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis permulaan ini terbagi ke dalam 2 tahapan sebagai berikut: a. Pembelajaran tanpa buku b. Pembelajaran dengan menggunakan buku 11. SARAN Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. baik dalam penyajiannya maupun teknis penyusunannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan.



17



DAFTAR PUSTAKA http://febi-rizal.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html https://msrestyshare.wordpress.com/2015/11/10/metode-global-membacamenulis-permulaan/ http://mybetutorial.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-mmp-di-kelasrendah.html http://nazama.blogspot.com/2014/05/mmp-membaca-dan-menulispermulaan.html http://wwwsekripsiku.blogspot.com/2016/05/contoh-makalah-menulismembaca.html



18