Pemicu 2 Blok Reproduksi Arliza [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pemicu 2 Blok Reproduksi Arliza Prasetyawati 405130200



Infeksi Malaria



Etiologi Terdapat 4 jenis spesies Plasmodium pada manusia :  P. Falsiparum  P. Vivaks  P. Ovale  P. Malariae



• Ibu yang non immune kemungkinan mengalami komplikasi lebih besar. Sementara itu, untuk ibu yang semi immune komplikasi yang terjadi adalah terjadinya anemia dan parasitemia pada plasenta, tetapi tidak sampai mengenai janin, tetapi dapat menyebabkan BBLR.



Diagnosis Malaria • Klinik  Anamnesis  Demam, menggigil (dapat disertai mual, muntah, diare, nyeri otot, dan pegal)  Riwayat sakit malaria, tinggal di daerah endemik malaria, minum obat malaria 1 bulan terakhir, transfusi darah  Untuk tersangka malaria berat, dapat disertai satu dari gejala di bawah; gangguan kesadaran, kelemahan umum, kejang, panas sangat tinggi, mata dan tubuh kuning, perdarahan hidung, gusi, saluran cerna, muntah, warna urin seperti the tua, oliguria, pucat  Pemeriksaan fisik; panas, pucat, splenomegali, hepatomegali • Pemeriksaan mikroskopik; sediaan darah (tetes tebal/tipis) untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria, spesies, dan kepadatan parasit



Manifestasi Klinik • Panas : umunya panas inggi sampai menggigil • Anemia : akan menjadi parah pada kehamilan karena hemolisis dengan akibat asam folat menurun • Pembesaran lien : umumnya pada trimester II • Pada infeksi yang berat bisa terjadi : ikterus, kejang, kesadaran menurun, koma, muntah, dan diare



Komplikasi • Hipoglikemia : kadang – kadang diduga sebagai gejala klinik malaria karena takikardi, berkeringat, dan pusing. Pada malaria karrena P. Falsiparum terutama yang mendapat obat kinina, kadar gula darah harus diperiksa setiap 4 – 6 jam. Hipoglikemia pada ibu dapat menyebabkan terjadinya gawat janin tanpa diketahui penyebabnya. • Edem paru : lebih sering terjadi pada trimester II atau III, tetapi bisa juga terjadi segera pascapersalinan lebih mudah jika terdapat juga anemia • Anemia berat



Tatalaksana • Pemberian obat antimalaria : Lini pertama : artemisin parenteral (+amidokuin + primakuin) Lini kedua : kina parenteral (+ primakui +doksisiklin/tetrasiklin) • Antimalaria pada kehamilan(semua trimester): Klorokuin; kuinin; artesunat/artemeter/arteeter • Kontraindikasi pada kehamilan : Primakuin; tetrasiklin; doksisiklin; halofantrin



Pengobatan Pencegahan • Klorokuin : untuk P. Vivaks dosis 5 mg/kgBB/minggu habis makan, diminum 1 minggu sebelum datang ke daerah endemik malaria, sampai 4 minggu setelah kembali. Diulang kalau kembali ke daerah endemik setelah 3 – 6 bulan • Doksisiklin : dipakai pada daerah P. Falsiparum yang resisten terhadap klorokuin. Dosis 1,5 mg/kgBB/hari selama tidak lebih dari 4 – 6 minggu. Akan tetapi, obat ini kontraindikasi diberikan pada ibu hamil dan anak - anak



Penanganan Komplikasi • Hipoglikemia : pemberian dekstrose 25 – 50 % intravena 50 – 100 ml, diikuti dengan drip dekstrose 10 %. Kadar gula dimonitor setiap 4 – 6 jam • Anemia : jika Hb kurang dari 5, transfusi packed cell • Gagal ginjal : diuretik, pemberian cairan dengan hati – hati, jika perlu dialisis (gagal ginjal biasanya terjadi karena dehidrasi yang tidak diketahui karena parasitemia hebat) • Septic shock : keadaan ini bisa terjadi karena infeksi sekunder akibat infeksi saluran kencing, saluran napas, dll. Bisa diberikan sefalosporin generasi ketiga • Exchanged transfusion : keadaan ini perlu pada infeksi oleh P. Falsiparum berat untuk mengurangi titer parasit dan edem paru membakat. Darah pasien diambil dan diganti dengan packed cells



Mola Hidatidosa • Kehamilan yg berkembang tdk wajar, di mna tdk ditemukan janin & hampir seluru vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik • Penyebab : fertilisasi sel telur yg abnormal. • Makroskopik : berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dgn ukuran bervariasi • Histopatologik : edema stroma vili, tdk ada pembulu darah pada vili/degenerasi hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas



Tanda & Gejala : • Mola Hidatidosa hampir sama dgn kehamilan normal ttp ada gejala yg khas : - Perdarahan pda Trimestes 1 -> anemia - Mual & muntah yang hebat - Besar uterus lbh besar dri umur kehamilan - Preeklamsia - Kista lutein Diagnosis : • Amenorea • Perdarahan pervaginam • Uterus lbh besar dari umur kehamilan • Tidak ditemukan kehamilan pasti (DJJ) Pemeriksaan Penunjang : • Tes kadar hCG • USG • Histopatologik



Tatalaksana : • Vakum kuretase • Histerektomi Prognosis : • Kematian • Degenerasi keganasan -> koriokarsinoma



Keamilan Ganda (Multijanin) Etiologi : • Kembar dizigot/fraternal • Kembar monozigot/identik Faktor yg mempengaruhi pembentukan janin kembar : • Ras • Hereditas • Usia & Paritas ibu • Faktor gizi • Gonadotropin Hipofisis • Terapi Infertilitas • Assisted Reproductive Technology (ART)



Mekanisme pembentukan kembar monozigot



DIAGNOSIS • Anamnesis & Pemeriksaan klinis • Sonografi • Pemeriksaan Biokimia



Penatalaksanaan Antepartum Kehamilan Kembar • Diet : - Konsumsi kal ditingkatkan 300 kkal/hari - Suplemen besi 60-100 mg/hari - Asam folat 1 mg/hari



• Penyulit persalinan janin multipel : - persalinan kurang bulan - disfungsi kontraksi uterus - kelainan presentasi - prolapsus tali pusat - pemisahan kurang bulan plasenta - perdarahan pasca partum dini • Presentasi & posisi : - sefalik-sefalik - sefalik-sungsang - sefalik-lintang



Malposisi • Posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu



• Faktor Predisposisi : Ibu dgn DM, Riwayat hidroamnion • Tatalaksana Umum : - Rotasi spontan dapat terjadi pada 90% kasus. - Jika terdapat tanda persalinan macet, denyut jantung janin >180 atau 34 minggu) 2. Pada kehamilan sebelum aterm : Tidak ada tatalaksana khusus yg dapat memperbaiki kondisi 3. Persalinan dan pelahiran Membersihkan jalan napas dan memberikan ventilasi



Williams Obstetri edisi 23. Vol. 2 33



Distosia • Persalinan yang sulit • Diakibatkan 4 abnormalitas : 1. Abnormalitas kekuatan mendorong 2. Abnormalitas presentasi,posisi,atau perkembangan janin 3. Abnormalitas tulang panggul ibu, yaitu kontraksi pelvis 4. Abnormalitas jaringan lunak saluran reproduksi



• Berdasarkan mekanisme 3 Kategori : 1. Powers 2. Passanger 3. Passage



Williams Obstetri edisi 23. Vol. 2 34



Abnormalitas kekuatan mendorong : - Disfungsi uterus hipotonik (Kontraksi uterus normal tetapi tidak cukup untuk medilatasi serviks) -Disfungsi uterus hipertonik (Tonus basal meningkat atau gradien tekanannya berubah dapat disebabkan oleh peningkatan kontraksi segmen tengah uterus)



-



Penyebab Disfungsi Uterus Analgesia Epidural Korioamnionitis Posisi ibu selama persalinan



Williams Obstetri edisi 23. Vol. 2 35



KOMPLIKASI IBU DAN JANIN DENGAN DISTOSIA 1. IBU - Ruptur uterus -Pembentukan fistula (vesikovaginal,vesiko servikal atau rektovaginal) -Cedera dasar panggul 2. JANIN - Sepsis peripartum Williams Obstetri edisi 23. Vol. 2 36



Vasa previa • Merupakan pembuluh darah yang berada didalam selaput yang berada diatas os serviks • Kejadiannya jarang • Faktor resiko : – Kehamilan trimester II yg mengalamai plasenta previa – Plasenta yang bercabang



• Diagnosis – Palpasi atau langsung dapat melihat tubulus pembuluh darah janin di dalam selaput membran – transvaginal sonography : pembuluh darah tali pusat terlihat masuk ke dalam membran dari pada kedalam plasenta



• Tatalaksana – Perencanaan persalinan cesar lebih awal pada kehamilan 34 sampai 35 minggu – Bed rest



• Komplikasi – pendarahan



Hiperemesis Gravidarum • Mual dan muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 16 minggu • Mual dan muntah ini terjadi pada 6080% primigravida dan 40-60% multigravida.



Gejala klinis



Faktor resiko



1. Muntah yang hebat 2. Mual dan sakit kepala terutama pada pagi hari (morning sickness) 3. Nafsu makan turun 4. Beratbadan turun 5. Nyeri epigastrium 6. Lemas 7. Rasa haus yang hebat 8. Gangguan kesadaran



1. Peningkatan hormon – hormon kehamilan. 2. Adanya riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya 3. Status nutrisi: pada wanita obesitas lebih jarang di rawat inap karena hiperemesis. 4. Psikologis: adanya stress dan emosi.



Pemeriksaan Fisik dan Penunjang • Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat 100x/mnt, tekanan darah menurun (pada keadaan berat), subfebris, dan gangguan kesadaran (keadaan berat). 2. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi: mata cekung, bibir kering, turgor berkurang. 3. Pemeriksaan generalis: kulit pucat, sianosis, berat badan turun> 5% dari berat badan sebelum hamil, uterus besar sesuai usia kehamilan, pada pemeriksaan inspekulo tampak serviks yang berwarna biru.



Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Pemeriksaan laboratorium 1. Darah : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit. 2. Urinalisa : warna pekat, berat jenis meningkat, pemeriksaan ketonuria, dan proteinuria.



• Diagnosis • Hiperemesis gravidarum apabila terjadi: – Mual muntah berat – Berat badan turun > 5% dari berat sebelum hamil – Ketonuria – Dehidrasi dan Ketidakseimbangan elektrolit



• Komplikasi – Komplikasi neurologis, Stress related mucosal injury, stress ulcer pada gaster, Jaundice, Disfungsi pencernaan, Hipoglikemia, Malnutrisi, Defisiensi vitamin terutama thiamin, komplikasi potensial dari janin, kerusakan ginjal yang menyebabkan hipovolemia, Intrauterine growth restriction (IUGR)



Tatalaksana • Non Medikamentosa – Mengusahakan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplemantasi vitamin dan asam folat di awal kehamilan. – Makan porsi kecil, tetapi lebih sering. – Menghindari makanan yang berminyak dan berbau lemak. – Istirahat cukup dan hindari kelelahan. – Efekasi yang teratur.



• Konseling dan Edukasi – Memberikan informasi kepada pasien, suami, dan keluarga mengenai kehamilan dan persalinansuatu proses fisiologik. – Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadangkadang muntah merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah usia kehamilan 4 bulan. – Hindari kelelahan pada ibu dengan aktivitas berlebihan. – Memperhatikan kecukupan nutrisi ibu, dan sedapat mungkin mendapatkan suplemen asam folat di awal kehamilan.



Insufisensi Plasenta • fungsi plasenta sebagai sarana transportasi nutrisi dan oksigen untuk janin mengalami penurunan.  • janin mengalami hambatan dalam pertumbuhannya (Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterin Growth Retardation).  – ukuran plasenta yang lebih kecil – Berat badan bayi kurang, meskipun usianya sudah cukup bulan.



• Etiologi : ibu menderita -> anemia, hipertensi atau penyakit kronis lain di masa kehamilan.



Preeklampsia Syndrome Definisi



Sindrom spesifik pada kehamilan yang dapat mempengaruhi hampir seluruh organ. • kriteria dx  proteinuri



Faktor Resiko



•Usia muda •Nullipara •Obesitas •Gestasi multifetal



Tanda & Gejala



•Sakit kepala •Gangg. Penglihatan  scotomata •Nyeri epigastrik / kuadran kanan atas •Trombositopenia



•Umur maternal •Hyperhomocysteinemia •Sindrom metabolik



Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.



Preeklamsia : Diagnosis Kriteria Umum •TD ≥ 140/90 mmHg yg tjd setelah kehamilan 20 mgg •Proteinuri ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ pada pemeriksaan carik celup Kemungkinan Preeklamsia Meningkat •TD ≥ 160/110 mmHg •Proteinuri 2,0 g/24 jam atau ≥ 2+ pada pemeriksaan carik celup (dipstick) •Kreatinin serum >1,2 mg/dL, kecuali memang sebelumnya diketahui meningkat •Trombosit dari pe↑ eritrosit  ↓ Ht, Hb, & hitung eritrosit (jumlah absolut Hb &eritrosit dalam sirkulasi tidak ↓)  hemodilusi • Trisemester I  BBLR, persalinan preterm, & KMK • Trisemseter II  persalinan preterm



http://www.cdc.gov/pednss/what_is/pns s_health_indicators.htm



Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.



Anemia Defisiensi Besi Kebutuh an Fe masa Kehamil an Dx Th/



1000 mg : • 300 mg  u/ fetus & plasenta • 500 mg  u/ ekspansi massa Hb maternal • 200 mg  usus, urine, kulit •Darah lengkap  Hb, Ht, eritrosit •ferritin serum, konsentrasi serum besi ↓ •Suplemetasi besi  30 – 60 mg •Suplementasi as. Folat  400 µg



Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.



Fetal Disorder 1. Red Cell Alloimmuniza tion



•Kekurangan antigen spesifik tertentu pd sel darah merah  produksi ab ketika bertemu antigen tsb. •Dx : screening gol. Darah & antibody pd kunjungan prenatal



2. Fetomaternal Hemorrhage



•Hilangnya darah fetal masuk ke sirkulasi darah ibu. •Dx : acid elution / Kleihauer-Betke  tes kuantitif lihat eritrosit fetal dalam sirkulasi maternal



3. Alloimmune Thrombocyto penia



•neonatal alloimmune thrombocytopenia (NAIT) / fetal and neonatal alloimmune thrombocytopenia (FNAIT) •Trombosit fetus mengandung antigen yg diwarisi dari ayah, dimana tidak ada di ibu  biasanya HPA-1a  ab antiplatelet ibu bereaksi dgn (seperti Red Cell Alloimmunization) •Dx: pd kehamilan pertama ibu saat hamil trombosit normal  tp neonatus trombositopenia berat



4. Hydrops Fetalis



•Edema pada neonatus (fetal efusi :pleural, pericardial / ascites ; atau 1 efusi + edeme anasarka •Berhubungan dgn Red Cell Alloimmunization  Cunningham FG, Leveno immune KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014. ; kalau tidak  nonimmune



Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.



Genetik : Kelainan Kromosom Kelainan Jumlah Kromosom Trisomi 21 (Down Syndrome)



Defek kardiak, bracycephaly, epicanthal folds dan up-slanting palpebral fissures; Brushfield spots; a flat nasal bridge; hypotonia



Trisomi 18 (Edward Syndrome)



Defek jantung, prominen occipital, malformasi telinga , micrognathia, mulut krcil , tangan mengepal dgn overlapping digits, radial aplasia, kuku hipoplasia, dan rockerbottom / clubbed feet



Trisomy 13 (Patau Syndrome)



Holoprosencephaly, cephalocele, microphthalmia, cleft lip palate, omphalocele, cystic renal dysplasia, polydactyly, rocker bottom feet, dan areas of skin aplasia



45,X (Turner Syndrome)



cardiac malformation, horseshoe kidney, hypothyroidism, short stature, broad chest with widely spaced nipples, congenital lymphedema, webbed posterior neck abnormalities



47,XXY



Fenotip normal



Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.



Genetik : Kelainan Kromosom Kelainan Struktur Kromosom



EKLAMSI  Timbulnya kejang pada perempuan dengan preeklamsia yang tidak disebabkan oleh penyebab lainnya.



Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Gambaran Klinis • Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala dan peningkatan tekanan darah yang abnormal • Gangguan penglihatan : melihat kilatankilatan cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara • Iritabel : merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya • Nyeri perut : bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah • Tanda-tanda umum pre eklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria) Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Diagnosis Banding • • • • • •



Epilepsi Ensefalitis Meningitis Tumor otak Sistiserkosis Rupturnya aneurisma otak



Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Prinsip Tatalaksana 1. Pengendalian kejang menggunakan magnesium sulfat; dosis awal:IV 2. Pemberian obat antihipertensi intermiten untuk menurunkan tekanan darah saat dianggap terlalu tinggi higga berbahaya 3. Penghindaran penggunaan diuretik kec.terdapat edem paru yang nyata 4. Pelahiran janin untuk “menyembuhkan” Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Penatalaksanaan • Airway – Breathing – Circulation • Mengatasi dan mengobati kejang – Magnesium sulfat, triopental, diazepam



• Perawatan pada waktu kejang : – Dirawat yang cukup terang, dibaringkan di tempat tidur yang lebar dan rail tempat tidur dipasang kuat, masukkan sudap lidah, kepala dirandahkan dan daerah orofaring dihisap, bila penderita selesai kejang segera beri oksigen Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Penatalaksanaan • Perawatan koma : – Diusahakan jalan napas agar tetap terbuka – Semua benda yang ada di dalam rongga mulut dan tenggorakan, baik berupa lendir maupun sisa makanan harus diisap secara intermiten – Melakukan pencegahan dekubitus – Pemberian makanan dapat melalui NGT



• Perawatan edema paru : – Dirawat di ICU karena membutuhkan animasi dengan respirator Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Penatalaksanaan • Pengobatan obstetrik – Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri – Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi hemodinamika dan metabolisme ibu



Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



Prognosis • Bila tidak telambat dalam pengobatan, maka gejala perbaikan akan tampak jelas setelah kehamilan diakhiri • Diuresis akan terjadi 12 jam setelah persalinan • Tekanan darah kembali normal dalam beberapa jam kemudian • Eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan berikutnya, kecuali pada ibu yang sudah mempunyai hipertensi kronik • Prognosis janin buruk Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, Williams obstetrics edisi 23,



KEHAMILAN POSTERM  Disebut juga kehamilan serotinus yaitu kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih dihitung dari HPHT menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari



Medical mini notes-Obstetric hal.7



Permasalahan kehamilan posterm • Perubahan pada plasenta mencakup : penimbunan kalsium, selaput vaskulosinsisial menjadi tebal dan jumlahnya berkurang, terjadi proses degenerasi jaringan plasenta spt edema, timbunan fibrinoid, fibrosis, thrombosis intervili, dan infark vili



Medical mini notes-Obstetric hal.7



• Pengaruh pada janin – Berat janin bertambah terus sesuai dg bertambahnya usia kehamilan – Sindrom postmaturitas terbagi menjadi 3 stadium: • St.I: kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas • St.II: Gejala diatas + mekonium berwarna hijau • St.III: Warna kuning pada kuku, kulit, dan tali pusat



– Gawat janin



• Pengaruh pada ibu: morbiditas atau mortalitas ibu akibat makrosomia janin yang beresiko terjadinya distosia persalinan, incoordinate uterine contraction, partus lama



Medical mini notes-Obstetric hal.7



Hal yang perlu diperhatikan • Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lewat bulan (posterm) atau bukan • Idetifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin • Periksa kematangan serviks dengan skor bishop



Medical mini notes-Obstetric hal.7



Penatalaksanaan • Aktif: persalinan anjuran pada usia kehamilan 41-42 minggu untuk memperkecil risiko thd janin • Pasif: pengawasan thd kesejahteraan janin sampai persalinan berlangsung dengan sendirinya atau timbul indikasi untuk mengakhiri kehamilan



Medical mini notes-Obstetric hal.7



POLIHIDRAMNION • Jumlah cairan amnion yang lebih banyak dari normal. • Batasannya adalah apabila volume cairan ketuban melebihi 2000 mL. – ringan : > 2000 mL, – sedang : >3000 mL. 



https://oshigita.wordpress.com/2014/ 04/01/kelainan-air-ketubanpolihidramnion-dan-oligohidramnion/



Etiologi • Atresia esophagus • Defek tuba neuralis terbuka • Kehamilan kembar terutama (kasus kembar monozigot) • Diabetes mellitus maternal • Isoimunisasi Rhesus (jarang) • Korioangioma (tumor yang jarang ditemukan pada placenta) • Banyak kasus penyebabnya tidak diketahui. https://oshigita.wordpress.com/2014/ 04/01/kelainan-air-ketubanpolihidramnion-dan-oligohidramnion/



Tanda dan gejala • • • •



sesak nafas dan ketidaknyamanan pada daerah perut. Edema dan varices vulva serta ekstrimitas bawah Akut: nyeri abdomen yang berat. Pemeriksaan inspeksi abdomen: – uterus berukuran lebih besar dari usia gestasi yang seharusnya, dan berbentuk globular. – Kulit abdomen tampak tegang dan mengkilat dengan striae gravidarum dan pembuluh darah supervisial yang terlihat jelas.



• Pada pemeriksaan palpasi: uterus terasa keras dan sulit untuk meraba bagian janin, tetapi kemungkinan janin dapat diraba di antara kedua tangan.  https://oshigita.wordpress.com/2014/ 04/01/kelainan-air-ketubanpolihidramnion-dan-oligohidramnion/



• Diagnosa : pemeriksaan USG • komplikasi maternal-perinatal: – obstruksi uterik maternal – peningkatan mobilitas janin  letak janin tidak stabil – malpresentasi presentasi – prolapse tali pusat – ketuban pecah dini – solusio placenta saat ketuban pecah – kelahiran premature – meningkatkan insiden section sesarea – perdarahan pascapartum – peningkatan angka kematian perinatal.



https://oshigita.wordpress.com/2014/ 04/01/kelainan-air-ketubanpolihidramnion-dan-oligohidramnion/



Korioamnionitis • Infeksi pada korion dan amnion • Diagnosis  Demam > 38oC dengan 2 atau lebih tanda : – Leukositosis > 15.000 sel/mm3 – DJJ > 160x/menit – Frekuensi nadi ibu > 100x/menit – Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi – Cairan amnion berbau Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi 1. Kemenkes



Tata Laksana : • Ampisilin 2 g IV tiap 6 jam + Faktor predisposisi : gentamisin 5 mg/kgBB IV • Persalinan tiap 24 jam prematur • Terminasi kehamilan • Persalinan lama • Persalinan per vaginam  • Ketuban pecah AB hentikan lama • Persalinan SC  AB • Pemeriksaan dilanjutkan + Metronidazole dalam yang 500 mg IV tiap 8 jam dilakukan sampai bebas demam berulang-ulang selama 48 jam • Adanya bakteri • Metritis  beri AB patogen pada • Bayi sepsis  kultur darah traktus genitalia dan beri AB selama 7-10 (IMS, BV) hari Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi 1. Kemenkes



Inkompeten Serviks • Ketidakmampuan serviks uteri untuk mempertahankan kehamilan pada trimester kedua, dengan tidak adanya kontraksi uterus • Etiologi : – Kongenital  kongenital anomali Mullerian, paparan DES, gangguan kolagen (Ehlers-Danlos Syndrome) – Acquired  trauma obstetrik, dilatasi mekanik serviks, cervical conization http://emedicine.medscape.com/article/1979914-overview#a1



• Tanda dan gejala : – Dilatasi serviks tanpa nyeri – Pelvic pressure – Cramping – Nyeri punggung – Vaginal discharge ↑ – Kontraksi uterus jarang atau absen • Diagnosis  berdasarkan riwayat keguguran trimester 2



• PP : – USG – Fetal Fibronectin Testing • Tata Laksana : – Operatif – Suplementasi progesteron – Cervical pessary



http://emedicine.medscape.com/article/1979914-clinical http://emedicine.medscape.com/article/1979914-workup#c8 http://emedicine.medscape.com/article/1979914-treatment#d11



Infeksi TORCH



http://esciencecentral.org/ebooks/ infectious-comorbidities/torch-inf ections.php



http://esciencecentral.org/ebooks/infectious-comorbidities/torch-infections.php



http://esciencecentral.org/ebooks/ infectious-comorbidities/torch-inf ections.php



Hipertensi pada kehamilan Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 46 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil,  lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis. Faktor predisposisi •Kehamilan kembar •Penyakit trofoblas •Hidramnion •Diabetes melitus •Gangguan vaskuler plasenta •Faktor herediter •Riwayat preeklampsia sebelumnya •Obesitas sebelum hamil



1. HIPERTENSI KRONIK Definisi Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan & menetap setelah persalinan Diagnosis 2. Tekanan darah ≥140/90 mmHg 3. Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya 4. hipertensi pada usia kehamilan 110 mmHg atau tekanan sistolik >160 mmHg, berikan antihipertensi • Jika terdapat proteinuria/tanda-tanda & gejala lain, pikirkan superimposed preeklampsia dan tangani seperti preeklampsia • Bila sebelumnya ibu sudah mengkonsumsi antihipertensi, berikan penjelasan bahwa antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil. Untuk itu, ibu harus berdiskusi dengan dokternya mengenai jenis antihipertensi yang cocok selama kehamilan.  Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minggu  Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.  Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.  Jika denyut antung janin 180 kali/menit, tangani seperti gawat janin.  Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.



2. HIPERTENSI GESTASIONAL Definisi Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan. Diagnosis •. Tekanan darah ≥140/90 mmHg •. Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan 140/ TD diastolik > 90 mmHg ditemukan pertama kali sewaktu hamil •. Tidak ada proteinuria •. TD kembali ke normal sebelum 12 mgg pascapartum •. Diagnosis akhir hanya dapat dibuat pasca partum •. Mungkin memiliki gejala / tanda lain preeklamsia dispepsia/trombositopenia 2. Preeklamasia kriteria minimum : •. TD > 140/90 mmhg yang tjd setelah kehamilan 20 mgg •. Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + pd



• • • • • • • •



kemungkinan preeklamsia meningkat : TD > 160/110 mmhg Proteinuria 2,0 g/24 jam atau > 2+ pd pemeriksaan carik celup dipstick Kreatinin serum > 1,2 mg/dl, kecuali memang diketahui sebelumnya meningkat Trombosit < 100.000/ mikroliter Hemolisis mikroangiopati  peningkatan LDH Peningkatan kadar transaminase serum  ALT/AST Nyeri kepala persisten/gangguan serebral /visual lainnya Nyeri epigastrik persisten



3. Eklamsia •. Kejang yg tidak disebabkan oleh penyebab lain pd pada perempuan preeklamsia



4. Preeklamsia yg bertumpang tindih pd HT kronis : •. Proteinuria awitan baru > 300 mg/24 jam pd perempuan hipertensif, tetapi tidak ditemukan proteinuria sebelum kehamilan minggu ke 20 •. Peningkatan mendadak proteinuria/ TD / Hitung trombosit < 100.000/mikroliter pd perempuan yg mengalami hiupertensi & proteinuria sebelum kehamilan 20 mgg. 5. Hipertensi kronis •. TD > 140/90 mmhg sebelum kehamilan /terdiagnosis sebelukm kehamilan 20 mg, tidak disebabkan penyakit trofoblastik gestasional atau hipertensi pertama kali didiagnosis setelah kehamilan 20 mgg & menetap setelah 12 mgg pascapartum.



SOLUSIO PLASENTA/Abruptio plasenta Definisi • Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum terjadinya pelahiran. • Abruptio placenta  robek/terlepas nya plasenta Diagnosis • Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap • Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika solusio relatif baru • Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi) • Anemia berat • Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin



• Perdarahan akibat solutio plasenta  diantara membran plasenta & uterus  keluar melalui serviks  terjadi pendarahan eksternal & prdarahan terselubung. • Keparahan nya bergantung dari penanganan pada ibu nya.  bila tjd keterlambatan  kemungkinan tjd pemisahan yg luas, yg menimbulkan kematian janin.



Etiologi & faktor yang terkait • Hipertensi • KPD/Pelahiran kurang bulan • Merokok • Kokain • Trombofilia • Solutio traumatik • Leiomioma



Faktor Predisposisi •Hipertensi •Versi luar •Trauma abdomen •Hidramnion •Gemelli •Defisiensi besi Tatalaksana a. Tatalaksana Umum •Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. •Tatalaksana berikut ini hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap. •Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda•tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan segera: •Jika pembukaan serviks lengkap, lakukanpersalinan dengan ekstraksi vakum •Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan dengan seksio sesarea •Waspadalah terhadap kemungkinan perdarahan pascasalin.



• Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ):  DJJ normal, lakukan seksio sesarea  DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal: pertimbangkan persalinan pervaginam  DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu bermasalah: pecahkan ketuban dengan kokher: o Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin (lihat o Jika serviks kenyal, tebal, dan tertutup, lakukan seksio sesarea  DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit): lakukan persalinan pervaginam segera, atau seksio sesarea bila persalinan pervaginam tidak memungkinkan.



Tatalaksana solutio placenta  Tergantung pd usia gestasi & kondisi ibu & janin  Tatalakasana untuk kehamilan kurang bulan 1. Tokolisis 2. Pelahiran caecar 3. Pelahiran pervaginam 4. Persalinan 5. Amniotomi 6. Oksiton



Diabetes gestasional • Intoleransi glukosa yang pertama kali diketahui saat kehamilan • Efek ibu dan janin : beresiko besar mengalami kematian janin, efek buruk pada ibu mencakup peningkatan frekuensi hipertensi dan bedah caesar – Makrosemia ( bayi berat lahir >4500 g) : hiperglikemia ibu  hiperinsulinemia janin  merangsang pertumbuhan somatik berlebihan  makrosomia. Adanya penimbunan lemak berlebihan di bahu dan badan yg mempermudah tjdnya distosia bahu dan meningkatkan angka bedah caesar.



Diagnosis • Skrining resiko DMG dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, faktor2 resiko DMG : • Resiko rendah  uji glukosa darah tidak secara rutin dilakukan – Tidak ada anggota keluarga dekat yg mengidap diabetes – Usia 95



1 jam



180



>180



2 jam



155



>155



3 jam



140



Tatalaksana • Antepartum  ditujukan kepada 2 golongan, DM pregestasional dan DMG 1. Diet, kalori: 25-35 Kkal/KgBB, karbohidrat (40-50%), lemak (30-40%), protein 20%, banyak konsumsi serat 2. Latihan/ aktivitas fisis 3. Terapi farmakologi, pilihan antidiabetes pd kehamilan adalah insulin. Pd trimester pertama, kebutuhan insulin 0,7 U/KgBB/hari, trimester ketiga 1,0 U/KgBB/hari. Pemberian dapat menggunakan infus subkutan 4. Pengukuran kadar gula darah harian



• Intrapartum – Pilihan waktu persalinan pd pasien DMG: • Apabila kontrol metabolik baik dan pemeriksaan janin dilakukan teratur, kelahiran dapat ditunggu sampai aterm atau saatnya lahir spontan • Apabila kontrol metabolik buruk, HT memburuk, trdpt makrosomia, retardasi pertumbuhan, hidramnion, kelahiran dapat dipercepat sesuai dengan tingkat kematangan paru



– Cara pesalinan yg banyak dipilih pd DMG adalah seksio sesarea, terutama pd tafsiran berat janin >4500 g, untuk menghindari distosia bahu dan trauma saat kelahiran



• Postpartum – Diet, kembali ke diet DM – Insulin, dosis menjadi ½ dari dosis saat kehamilan – Turunkan BB – Jika menginginkan kontrasepsi AKDR menjadi pilihan



Komplikasi Maternal



Fetus/neonatus



Kelahiran prematur



Abortus



Infeksi



Malaformasi kongenital



Hidramnion



Gangguan pertumbuhan janin



HT serta kelainan terkait



Ggn metabolik (hipoglikemi, hipokalsemi, polisitemia, hiperbilirubinemia)



Perburukan retinopati diabetik



kardiomiopati



KAD



Sindrom distres pernafasan Obesitas



Plasenta previa • Plasenta berimplantasi pada segmen bawah uteri sehingga menutupi sebagian hingga seluruh ostium uteri internum • Klasifikasi : – Totalitas/ omplit ( menutupi ostium uteri internum) – Parsialis ( menutupi sebagian ostium uteri internum) – Marginalis (tepi plasenta berada di pinggir ostium uteri internum) – Letak rendah (berada di segmen bawah rahim dimana tepi bawah pd jarak 2cm dari ostium uteri internum)



• Etiologi – Riwayat operasi uterus sebelumnya (miomektomi); kutetase; abortus >2 kali; kehamilan usia tua >40 tahun  memiliki resiko tinggi



• Diagnosis – Perdarahan warna merah segar, tanpa rasa nyeri – Awalnya sedikit lalu berhenti sendiri. Kemudian akan berulang tnpa sebab jelas dan lebih banyak, biasanya dimulai pd trimester 2 ke atas – Plasenta previa sulit didiagnosis hingga sekitar usia 28 minggu, utk membantu memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan USG