Pendampingan Pada Pasien Kritis, Loss, Grieving, Dying, Death [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

S:03 SERI MODUL ASUHAN KEBIDANAN I (KEHAMILAN)



PENDAMPINGAN PADA PASIEN KRITIS, KEHILANGAN (LOSS), BERDUKA (GRIEVING), SEKARAT (DYING), MENINGGAL (DEATH) Oleh : Ns. Rifa’atul Mahmudah, S. Kep



AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN TAHUN 2013



PENDAHULUAN Krisis merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme coping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah. Krisis juga dapat diartikan sebagai ganggaun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh stress atau yang dipersepsikan oleh individu sebagai ancaman. Jadi pasien yang krisis merupakan pasien yang mengalami gangguankeseimbangan mekanisme coping pasien yang disebabkan oleh kondisi penuh stress dan dipersepsikan sebagai ancaman. Selama krisis, individu kesulitan dalam melakukan sesuatu, koping yang biasa digunakan tidak efektif lagi dan terjadi peningkatan kecemasan. Pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan hasilnya sembuh atau mati,sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau berpisah. Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi. Suatu perawatan intensif adalah perawatan yang menggabungkan teknologi tinggi dengan keahlian khusus dalam bidang perawatan dan kedokteran gawat darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis. Pasien kritis adalah pasien yang memerlukan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif. Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan. Rasa kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan. Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dengan berbagai cara yang unik pada masing-masing individu berdasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Berkabung merupakan periode penerimaan terhadap kehilangan dan duka. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



1



Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian (death) secara klinis merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan lain, kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung, paru-paru, dan kerja otak secara menetap. Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada kehilangan dan berduka. Perawatan pasien yang akan meninggal dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal. Pada Modul ini akan dijelaskan dengan mudah tentang mendampingi pasien kritis, kehilangan, berduka, sekarat, meninggal. Modul ini dibuat untuk mengoptimalkan metode pembelajaran yang memiliki waktu perkuliahan di kelas (tatap muka) cukup terbatas, sehingga pada saat tatap muka di kelas dapat lebih efektif untuk melakukan diskusi tentang mendampingi pasien kritis, kehilangan, berduka, sekarat, meninggal. Setelah membaca modul ini, mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin Semester I mampu menjelaskan tentang bagaimana cara mendampingi pasien kritis, kehilangan, berduka, sekarat, meninggal. Pembelajaran modul Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) ini dibutuhkan waktu sekitar 2 x 60 menit untuk pembelajaran. Maka selama proses pembelajan pada modul ini, diharapkan Anda membuat catatan tentang hal yang perlu didiskusikan pada saat pembelajaran tatap muka. Modul ini sangat penting dipelajari karena akan sangat berkaitan dengan materi berikutnya dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Untuk dapat memahami uraian materi dalam modul ini dengan baik, bacalah modul ini secara teratur dengan mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan. Jawab dan kerjakan setiap soal yang dituliskan dalam latihan/tugas dalam modul ini. Diskusikan dengan teman Anda bila ada uraian materi yang kurang Anda pahami atau tanyakan kepada dosen pengajar pada saat tatap muka di kelas.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



2



KEGIATAN BELAJAR



KEGIATAN BELAJAR 1 Mendampingi Pasien Kritis



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian pasien yang kritis dan karakteristik situasi yang kritis.



URAIAN MATERI  Apa definisi pasien kritis?  Pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan hasilnya sembuh atau mati,sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau berpisah.  Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.  Prioritas pasien yang dikatakan kritis: 1. Pasien prioritas 1



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



3



Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis ,tidak stabil,yang memerlukan perawatan inensif ,dengan bantuan alat – alat ventilasi ,monitoring, dan obat – obatan vasoakif kontinyu dan lain – pain.misalnya pasien bedah kardiotorasik,atau



pasien



shock



septik.pertimbangkan



juga



derajat



hipoksemia, hipotensi, dibawah tekanan darah tertentu.



2. Pasien prioritas 2 Pasien ini memerluakn pelayanan pemantauan canggih dari icu.jenis pasien ini beresiko sehingga memerlukan terapi segera,karenanya pemantauan intensif menggunakan metoda seperti pulmonary arteri cateteter



sangat



menolong.misalnya



pada



pasien



penyakit



jantung,paru,ginjal, yang telah mengalami pembedahan mayor. Pasien prioritas 2 umumnya tidak terbatas macam terapi yang diterimanya.



3. Pasien prioritas 3 Pasien jenis ini sakit kritis dan tidak stabil, dimana status kesehatan sebelumnya,penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya, baik masing – masing atau kombinasinya,sangat mengurangi kemungkinan sembuh dan atau mendapat manfaat dari terapi icu.  Tugas dan tanggung jawab dalam penatalaksanaan pasien kritis Tujuan : 1. Menyelamatkan kehidupan 2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan monitoring ketat disertai kemampuan menginterprestasikan setiap data yang didapat dan melakukan tindak lanjut. 3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan. 4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien. 5. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



4



Tugas dan tanggung jawab: 1. Mengelola pasien mengacu pada standar keperawatan intensif dengan konsisten 2. Meghormati sesama sejawat dan tim lainnya. 3. Megintegrasikan kemampuan ilmiah dan ketrampilan kusus serta diikuti oleh nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Berespon secara terus menerus dengan perubahan lingkungan.



Karakteristik Situasi Kritis Secara umum karakter pasien dibedakan mejadi 2 tipe, yaitu: 1. Information seeking Yaitu yang cenderung ingin mencari informasi lebih jelas



2. Non information seeking Yaitu yang tidak begitu mementingkan penjelasan tenaga kesehatan



Para pasien yang jenis kedua hampir jarang ditemukan di era saat ini. Mungkin



yang



masih



ada



di



pedesaan



yang



penduduknya



masih



polos, kalangan yang latar pendidikannya kurang, para pasien yang sudah terlampau percaya pada tenaga kesehatan nya atau terlanjur menganggap therapi yang diberikan tenaga kesehatan



selalu cocok dengan segala



macam gejala penyakit yang dikeluhkan. Mereka tidak terlalu peduli apa nama penyakitnya, bagaimana bisa terjadi, bagaimana kemungkianan sembuh dan lain-lain. Sudah cukup dengan diberikan obat , menerima nasehat mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.



Begitu saja, tidak lebih. Berbeda dengan yang karakter kedua di atas, para pasien golongan pencari informasi akan lebih aktif bertanya kepada tenaga kesehatan. Mereka belum merasa puas kalau tenaga kesehatan belum bisa atau pun belum sempat menjawab pertanyaan mereka. Didasari juga oleh



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



5



pengaruh psikis, golongan pasien ini dibedakan lagi antara yang bisa menerima penjelasan tenaga kesehatan secara proporsional dan ada juga yang bertype agak ‘ngeyel’. Mereka yang rada cerewet ini terkadang belum cukup menerima sekali penjelasan dokter, banyak mengajukan pertanyaan yang sama, lebih banyak mengungkapkan keluhan dibanding mendengar informasi dari tenaga kesehatan.



Mendampingi Klien Dalam Keadaan Krisis (Terminal)  Persiapan alat : 1. Tensimeter 2. Stetoskop 3. Jam dengan penghitung detik 4. Lampu senter / penlight 5. Deppers 6. Sarung tangan besih 7. Bengkok 8. Sampiran  Pelaksanaan : 1.



Cuci tangan



2. Gunakan sarung tangan 3. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan. 4. Atur pasien dalam posisi yang nyaman. 5. Basahi bibir pasien yang kering dengan menggunakan deppers yang dibasahi air. 6. Keringkan keringat pasien, kalau perlu ganti pakaian. 7. Lakukan observasi tiap 30 menit (ensi, nadi, pernafasan dan suhu). 8. Observasi cairan, oksigen dan berikan obat-obatan sesuai dengan indikasi. 9. Anjurkan keluarga untuk berdoa, meminta kehadiran rohaniawan dan membimbing untuk berdoa.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



6



10. Lepaskan sarung tangan. 11. Cuci tangan 12. Catat hasil observasi pasien



 Sikap : 1. Sopan 2. Teliti dan hati-hati 3. Komunikatif Peran bidan adalah membantu individu dalam : 1. Menganalisa situasi yang penuh stress 2. Mengungkapkan perasaan tanpa penilaian 3. Mencari cara untuk beradaptasi dengan stress dan kecemasan 4. Memecahkan masalah dan mengidentifikasi strategi dan tindakan 5. Mencari dukungan ( keluarga, teman, komunitas ) 6. Menghindari stress yang akan datang dengan anticipatory guidance



TUGAS / LATIHAN Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan jelas 1. Jelaskan pengertian pasien krisis dan pasien kritis! 2. Ada berapa macam karakteristik pasien kritis? Jelaskan!



Bagaimana? Apakah melalui kegiatan belajar di atas Anda sudah mulai memahami tentang mendampingi pasien kritis? Bagus. Jika Anda sudah memahami, maka dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



7



KEGIATAN BELAJAR 2 KEHILANGAN (LOSS), BERDUKA (GRIEVING), SEKARAT (DYING), MENINGGAL (DEATH)



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat : 1. Menjelaskan pengertian dari pasien yang kehilangan! 2. Menjelaskan karakteristik kehilangan!



URAIAN MATERI 1. Apa pengertian kehilangan (loss)? Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan. Rasa kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan. Respon terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh respon individu terhadap kehilangan sebelumnya (Potter dan Perry 1997). Lingkungan mempengaruhi nilai dan prioritas individu, sehingga rasa kehilangan beragam bentuknya. Lingkungan tersebut meliputi keluarga, teman, masyarakat dan budaya. Kehilangan dapat berupa kehilangan yang nyata atau kehilangan yang dirasakan. Kehilangan yang nyata merupakan kehilangan yang tidak dapat lagi dirasakan, dilihat, diraba atau dialami individu. Misalnya anggota tubuh,



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



8



anak, hubungan dan peran ditempat kerja. Kehilangan yang dirasakan merpakan kehilangan yang sifatnya unik berdasarkan individu yang mengalami kedukaan, misalnya kehilangan harga diri atau rasa percaya diri. 2. Apa saja jenis kehilangan? Jenis kehilangan: a. Kehilangan obyek eksterna Kehilangan obyek/kehilangan milik sendiri/bersama-sama misalnya kecurian (perhiasan, uang, perabot rumah) atau kehancuran akibat bencana alam. b. Kehilangan lingkungan yang dikenal Bisa diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat di kenal termasuk dari latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara permanen, misalnya berpindah rumah, dirawat di rumah sakit atau berpindah pekerjaan. c. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti Kehilangan yang sangat bermakna/orang yang sangat berarti adalah salah satu kehilangan yang sangat membuat stress, misalnya pekerjaan, kepergian anggota keluarga atau teman dekat, orang yang dipercaya atau binatang peliharaan, perceraian. d. Kehilangan suatu aspek diri Kehilangan diri atau anggapan mental seseorang, misalnya anggota tubuh dan fungsi psikologis atau fisik e. Kehilangan hidup Dimana seseorang mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya sampai pada kematian yang sesungguhnya, misalnya kematian anggota keluarga, teman dekat atau diri sendiri atau orang yang hidup sendirian dan sudah menderita penyakit



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



9



terminal



sekian



lama



dan



kematian



merupakan



pembebasan



dari



penderitaan. 3. Apa saja dampak kehilangan? a. Pada masa anak-anak, kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang, kadang-kadang akan timbul regresi, serta merasa takut saat ditinggalkan atau dibiarkan kesepian. b. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan dapat menimbulkan disintegrasi dalam keluarga. c. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya karena kematian pasangan hidup, dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup individu yang ditinggalkan. 4. Berduka (Grieving) a. Definisi Istilah kehilangan mencakup 2 hal yaitu: berduka (grieving) dan berkabung (mourning). Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dengan berbagai cara yang unik pada masing-masing individu berdasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Berkabung merupakan periode penerimaan terhadap kehilangan dan duka. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan. b. Beberapa Konsep teori berduka  Teori ENGEL (1964) Engel mengemukakan bahwa proses berduka mempunyai 3 fase yang dapat diterapkan pada seseorang yang berduka dan menjelang kematian. 1. Fase pertama Pada fase pertama individu menyangkal realitas kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk tidak bergerak, atau menerawang tanpa



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



10



tujuan. Hal tersebut mungkin di pandang oleh pengamat bahwa orang tersebut tidak menyadari apa makna kehilangan. Reaksi fisik dapat mencakup pingsan, berkeringat, mual, diare, frekuensi jantung cepat, gelisah, insomia, dan keletihan. 2. Fase kedua Fase kedua adalah individu mulai merasa kehilangan secara tiba-tiba dan mungkin mengalami keputusasaan. Secara mendadak terjadi marah, rasa bersalah, frustasi, depresi, dan kehampaan. Menangis adalah khas sejalan dengan individu menerima kehilangan. 3. Fase ketiga Dalam fase ketiga, dikenali realitas kehilangan. Marah dan depresi tidak lagi dibutuhkan. Kehilangan telah jelas bagi individu, yang mulai mengenali hidup. Dengan mengalami fase ini seseorang beralih dari tingkat fungsi emosi dan intelektual yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Berkembang kesadaran diri.



 Teori KUBLER-ROSS (1969) Kubler-Ross mengemukakan proses berduka yang berfokus pada perilaku yang mencakup lima tahapan. 1. Tahap pertama Tahap pertama yaitu tahap menyangkal/pengingkaran, pada tahap ini individu bertindak seperti tidak terjadi sesuatu dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti ”Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau ” Tidak akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan klien.



2. Tahap kedua Tahap kedua yaitu marah, pada tahap ini individu melawan kehilangan dan dapat bertindak pada seseorang dan segala sesuatu di lingkungan sekitarnya.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



11



3. Tahap ketiga Tahap ketiga yaitu tawar menawar, pada tahap ini terdapat penundaan realitas kehilangan. Individu mungkin berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Klien sering kali mencari pendapat orang lain selama tahapan ini. Klien yang dirawat dirumah sakit mungkin menunjukkan model perilaku karena percaya bahwa staf perawatan akan menemukan penyembuhan jika mereka menjadi ”klien yang baik”. 4. Tahap keempat Tahap keempat yaitu depresi, pada tahap ini terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut timbul. Seseorang merasa terlalu sangat kesepian dan menarik diri. Tahapan depresi memberi kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah. 5. Tahap kelima Tahap kelima yaitu penerimaan, pada tahap ini dicapai penerimaan klien terhadap penyakitnya. Reaksi fisiologis menurun, dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan penerimaan lebih sebagai menghadapi situasi ketimbang menyerah untuk pasrah atau putus asa.



 Teori RANDO (1993) Rando mendefinisikan respon berduka menjadi 3 kategori: 1. Penghindaran Pada masa ini terjadi syok, menyangkal dan ketidakpercayaan. 2. Konfrontasi Pada masa ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling akut.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



12



3. Akomodasi Pada masa ini secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial sehari-hari dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehilangan mereka. Tabel Perbandingan 3 Teori Proses Berduka ENGEL (1964) Syok dan tidak percaya



Mengembangkan kesadaran Mengenali realitas



KLUBLER-ROSS (1969) Menyangkal Marah Tawar menawar Depresi



RANDO (1993) Penghindaran



Penerimaan



Akomodasi



Konfrontasi



5. Sekarat (Dying) dan Kematian (Death) Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian (death) secara klinis merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan lain, kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung, paru-paru, dan kerja otak secara menetap. Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada kehilangan dan berduka. Tahapan tersebut sesuai dengan tahapan KublerRoss yaitu diawali dengan penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan penerimaan. Perawatan pasien yang akan meninggal dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal. perawatan ini bertujuan untuk : a. Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada pasien dan keluarganya. b. Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien disekitarnya.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



13



c. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara medis bisa dilihat dari keadaan umum, vital sighn dan beberapa tahap-tahap kematian. 6. Perawatan Pasien Yang Hampir Meninggal Perawatan pasien yang akan meninggal dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal. Perawatan ini dilakukan dengan tujuan untuk : 



Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada pasien dan keluarganya.







Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien disekitarnya.







Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara medis bisa dilihat dari keadaan umum, vital sighn dan beberapa tahap-tahap kematian.



 Persiapan alat : a. Disediakan tempat tersendiri b. Alat – alat pemberian O2 c. Alat resusitasi d. Alat pemeriksaan vital sign e. Pinset f.



Kassa, air matang, kom/gelas untuk membasahi bibir



g. Alat tulis  Prosedur kerja : a. Memberitahu pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan b. Mendekatkan alat c. Memisahkan pasien dengan pasien yang lain d. Mengijinkan



keluarga



untuk



mendampingi,



pasien



tidak



boleh



ditinggalkan sendiri e. Membersihkan pasien dari keringat



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



14



f.



Mengusahakan lingkungan tenang, berbicara dengan suara lembut dan penuh perhatian, serta tidak tertawa-tawa atau bergurau disekitar pasien



g. Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab, bila tampak kering menggunakan pinset h. Membantu melayani dalam upacara keagamaan i.



Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign) terus menerus



j.



Mencuci tangan



k. Melakukan dokumentasi tindakan



7. Tindakan Pada Pasien Yang Kehilangan, Berduka, Dying dan Death a. Tindakan pada Klien dengan Tahap Pengingkaran 1) Memberikan



kesempatan



pada



klien



untuk



mengungkapkan



perasaannya, dengan cara: a) Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan berduka. b) Meningkatkan kesabaran klien, secara bertahap, tentang kenyataan dan kehilangan apabila sudah siap secara emosional. 2) Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas kemudian mendorong klien untuk berbagi rasa dengan cara: a) Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat mengenai apa yang dikatakan oleh klien tanpa menghukum atau menghakimi. b) Menjelaskan kepada klien bahwa sikapnya dapat timbul pada siapa pun yang mengalami kehilangan. 3) Memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit, pengobatan, dan kematian dengan cara: a) Menjawab pertanyaan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, jelas dan tidak berbelit-belit. b) Mengamati dengan cermat respons klien selama berbicara.



b. Tindakan pada Klien dengan Tahap Kemarahan



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



15



Mengizinkan dan mendorong klien untuk mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa melawannya kembali dengan kemarahaan. Hal itu dapat dilakukan dengan cara: 



Menjelaskan kepada keluarga klien bahwa sebenarnya kemarahan klien tidak ditujukan kepada mereka.







Mengizinkan klien untuk menangis.







Mendorong klien untuk membicarakan marahnya.







Membantu klien dalam menguatkan sistem pendukungnya dan orang lain.



c. Tindakan pada Klien dengan Tahap Tawar-menawar Membantu klien dalam mengungkapkan rasa bersalah dan takut dengan cara: 



Mendengarkan ungkapan yang dinyatakan klien dengan penuh perhatian







Mendorong klien untuk membicarakan rasa takut atau rasa bersalahnya.







Bila klien selalu mengungkapkan kata ”kalau....” atau ”seandainya....” beritahu klien bahwa petugas kesehatan hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata,







Membahas bersama klien mengenai penyebab rasa bersalah atau rasa takutnya.



d. Tindakan pada Klien dengan Tahap Depresi 1) Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dengan cara: 



Mengamati perilaku klien dan bersama dengannya membahas perasaannya.







Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri, sesuai dengan derajat risikonya.



2) Membantu klien mengurangi rasa bersalah dengan cara: 



Menghargai perasaan klien



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



16







Membantu klien menemukan dukungan yang positif dengan mengaitkannya terhadap kenyataan.







Memberi



kesempatan



pada



klien



untuk



menangis



dan



mengungkapkan perasaannya. 



Bersama klien membahas pikiran yang selalu timbul.



e. Tindakan pada Klien dengan Tahap Penerimaan Membantu klien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan dengan cara: 



Membantu keluarga mengunjungi klien secara teratur.







Membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota keluarga tidak berada pada tahap yang sama disaat yang bersamaan.



f.







Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.







Memberi informasi akurat tentang kebutuhan klien dan keluarga.



Tindakan pada Klien dengan Tahap Dying



8. Merawat Jenazah Perawatan jenazah merupakan Perawatan yang dilakukan kepada pasien setelah meninggal dunia. Perawatan ini bertujuan untuk : 



Membersihkan dan merapikan jenazah







Memberikan penghormatan terakhir kepada sesama insani







Memberi rasa puas kepada sesama insane Melakukan perawatan jenazah Persiapan alat : 1. Bengkok 2. Kapas kering 3. Kapas alkohol 4. Kain kasa untuk pengikat



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



17



5. Sarung tangan 6. Gunting 7. Formulir jenazah 8. Kain panjang/ penutup jenazah Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Gunakan sarung tangan 3. Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomi 4. Singkirkan pakaian atau kain pembungkus jenazah 5. Lepaskan semua alat kesehatan 6. Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda 7. Tempatkan



kedua



tangan



jenazah



di



atas



abdomen



dan



ikat



pergelangannya (bergantung dari kepercayaan dan agama) 8. Tempatkan satu bantal dibawah kepala 9. Tutup kelopak mata, jika tidak ditutup, bisa menggunakan kapas basah 10. Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk dibawah dagu 11. Letakkan alas dibawah glutea 12. Tutup sampai sebatas bahu, kepala ditutup dengan kain tipis 13. Catat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga 14. Beri kartu dan tanda pengenal 15. Bungkus jenazah dengan kain panjang 16. Lepaskan sarung tangan 17. Cuci tangan 18. Catat dan isi formulir jenazah Sikap : 1. Sopan 2. Teliti dan hati-hati



Perubahan tubuh setelah kematian



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



18



Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, di antaranya rigor mortis (kaku) yang dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, algor mortis (dingin) yaitu turunnya suhu tubuh secara perlahan-lahan, serta post mortem decomposition yaitu terjadi livor mortis pada daerah yang tertekan dan melunaknya jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri.



TUGAS / LATIHAN Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas 1. Jelaskan pengertian kehilangan! 2. Ada berapa fase respon berduka? Sebutkan! Sudah samakah jawaban Anda dengan jawaban yang ada pada kunci jawaban? Bagus. Dengan demikian Anda sudah memahami materi pembelajaran hari ini dan dengan kata lain tujuan pembelajaran hari ini tercapai.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



19



PENUTUP



Rangkuman



Krisis merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme coping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah. Krisis juga dapat diartikan sebagai ganggaun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh stress atau yang dipersepsikan oleh individu sebagai ancaman.



Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.



Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.



Elizabeth Kubler-rose,1969 membagi respon berduka dalam lima fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



20



Kunci Jawaban Latihan/Tugas



Kunci Jawaban Latihan/Tugas Kegiatan Belajar 1 1. Definisi pasien kritis: - Pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan hasilnya sembuh atau mati,sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau berpisah. - Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi. 2. Secara umum karakter pasien dibedakan mejadi 2 tipe, yaitu: - Information seeking Yaitu yang cenderung ingin mencari informasi lebih jelas -



Non information seeking Yaitu yang tidak begitu mementingkan penjelasan tenaga kesehatan



Kunci Jawaban Latihan/Tugas Kegiatan Belajar 2 1. Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan. 2. Respon berduka dalam lima fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



21



Daftar Pustaka



Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku . Jakarta: Salemba Medika -------------------------------, Hidayat, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klnik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika



http://princeskalem.blogspot.com/2012/05/pasien-kritis-dan-kehilangan.html Kozier Erb et all. 1995. Fundamental Of Nursing: Concept Process and Practice Ethnic & Values, California: Addison Wesley Publisher. Potter, PA & Perry, AG., 1993. Fundamental Of Nursing: Concept Process and Practice, 4th edition, St. Louis : Mosby Year Book. -------------------------------------. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4, Jakarta: EGC. Steven, P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid 1 / P.J.M. Stevens, F.Bordui, W.E. vanser Meer, G.I. Almekinders, J. Caris, J.A.G. van der Weyde; alih bahasa, J.A. Tomasow; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC.



Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan Berduka dan Proses Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.



Cara Mudah Memahami Pendampingan pada Pasien Kritis, Kehilangan (Loss), Berduka (Grieving), Sekarat (Dying), Meninggal (Death)



22