Pendidikan Sepanjang Hayat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

B. PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT Pendidikan sepanjang hayat (PSH) sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu,yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga,disekolah,dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan sepanjang hayat (LIFE LONG EDUCATION) dalam prakteknya, sudah dilaksanakan oleh manusia sejak manusia ada didunia ini. Namun secara konsepsional life long education merupakan suatu konsep baru dalam pendidikan. Secara konsepsional dan kesadaran akan segala konsekuensinya baru dirasakan dan disadari ada dekade akhir 60 an . Menurut konsep life long education,pendidikan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan,didalam keluarga, suku bangsa, melalui agama, mesjid, gereja, sekolah formal, organisasi-organisasi kerja, organisasi pemuda dan organisasi masyarakat pada umumnya, membaca buku, mendengarkan radio, memperhatikan tv dan sebagainya. Pendidikan sepanjang hayat hanya melihat jauh kedepan berusaha untuk mencetak manusia baru,membawa system nilai,merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu system pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia tranformasi,dan didalam masyarakat yang saling mempengaruhi,yaitu masyarakat modern. Manusia tersebut harus mampu menyesuaikan dirinya secara terus-menerus dengan situasi-situasi baru. Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan terhadap sekolah. System sekolah tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang sangat cepat dalam abad terakhir ini, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan-tuntutan manusia yang makin meningkat. Kebuhan manusia yang makin meningkat,aneka ragam pekerjaan serta turun naiknya kesempatan kerja yang sangat cepat,memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap masalah-masalah pendidikan.



Pendidikan disekolah yang hanya terbatas kepada tingkat pendidikan dari kanak-kanak sampai dewasa tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu system yang fleksibel. Pendidikan mesti tetap bergerak dan menggenal inovasi secara terus-menerus. Menurut konsep “penddikan sepanjang hayat” kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan,seluruh sector merupakan suatu system yang terpadu. Konsep ini mesti disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Maka dalam hal ini suatu bangsa yang telah maju (industry)



akan memiliki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat dinegara



berkembang. Apabila sebagian besar masyarakat suatu bangsa masih banyak buta huruf, maka pemberantasan buta huruf dikalangan orang dewasa memegang peranan penting dalam system peendidikan sepanjang hayat. Namun dinegara industry yang telah maju pesat, masalah bagaimana cara mengisi waktu senggang akan memegang peranan penting dalam system ini. 1. Makna dan Urgensi Pendidikan Seumur Hidup a. Keadilan Paul Lengrand berhasil menunjukkan bahwa makna pendidikan seumur hidup adalah mendorong seluruh masyarakat dan status setiap masyarakat agar memiliki kesempatan sepenuhnya untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalan untuk memproleh keuntungan sosial, ekonomi dan politik. Pernyataan Bowley lebih tegas menyatakan bahwa sekolah melaksanakan reproduksi relasi sosial produksi dan berbeda dengan pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalah untuk mengeleminasikan peranan sekolah sebagai alat untuk melaksanakan ketidakadilan. b. Pertimbangan Ekonomi Croplay dan Gross menyebutkan terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk memperbesar pelayanan pendidikan, memperluas daya serap sekolah dan lebih meragukan jenis-jenis pendidikan. Pendapat Zhamin Konstanian berpendapat perlunya pembentukan sistem pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memproleh keterampilan tipe baru yang secara ekonomis berharga untuk masyarakat. Di negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kulaitas pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar



keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan. Beberapa alternatif dilakukan untuk mengatasi masalah pembiayaan itu antara lain dengan cara memperbesar daya serap sekolah misalnya dengan sistem double shift, memperpendek masa pendidikan, meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan, mendiseminasikan inovasi-inovasi pendidikan dan sebagainya. Dalam hubungannya 7



dengan masalah tersebut pendidikan sepanjang hayat yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35) c. Peranan keluarga yang sedang berubah Dalam mengatasi keluarga yang sedang berubah pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga. d. Peranan sosial yang sedang berubah Perkembangan ilmu dan teknologi di masyarakat yang sedang berkembang di mana berbagai perubahan tampak pada masyarakat tersebut secara jelas. Keadaan ini menyebabkan pendidikan, khususnya harus berisi training yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk memparmudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang lain. e. Perkembangan Iptek Betapa



luasnya



pengaruh



perkembangan



Iptek



dalam



semua



sektor



pembangunan. Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi, namun intervensinya di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal. Di kawasan Asean berbagai inovasi pendidikan sudah banyak yang didesiminasikan sejak tahun 70-an, seperti SD Pamong, SMP Terbuka, Belajar Jarak Jauh, dan lain-lain. Di segi lain muncul pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi dalam proses belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru dan siswa, munculnya berbagai tenaga kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber belajar yang semakin bervariasi, dan lain-lain.



2. Faktor-faktor yang mendorong perlunya pendidikan seumur hidup a. Batasan : Pendididikan seumur hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung pada keseluruhan kehidupan manusia. b. Karakteristik



1. Hidup, seumur hidup, dan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup. 2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah peroses yang berlangsung sepanjang hidup. 3. Pendidikan seumur hidup tidak di artikan sebagai sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakaup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya). 4. Pendidikan seumur hidup mencangkup pola-pola pendidikan non-formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar incidental. 5. Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang yang paling halus dan peranan yang paling penting dalam melalui proses sebuah pembelajaran seumur hidup. Masyarakat juga memainkan peranan penting dalam sisitem pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam bidang profesional maupun umum. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan tentu mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup mengkehendaki keberlanjutan dan kebersambungannya dimensi-dimensi vertikal atau longitudinal dari pendidikan. Pendidikan seumur hidup juga mengkehendaki keterpaduan dimensi-dimensi horizontal dan kedalaman dari pendidikan pada setiap tahap hidup. Bertentanagan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah bersifat universal. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat, dan teknik-teknik belajar, serta waktu belajar. Pendidikan seumur hidup adalah pendekatan yang dinamis tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media belajar karena dan apabila perkembangan-perkembangan baru terjadi.



Pendidikan seumur hidup



membolehkan adanya pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam memperoleh



pendidikan. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan pendidikan profesional. Komponen tersebut tidaklah terpisah sama sekali antara satu dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap kelemahankelemahan sistem-sitem pendidikan yang ada. Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup Ada tiga prasarat pertama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, edukabilitas . Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan. Pada tingkat operasianal, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem keseluruhan dari semua pendidikan.



3. Perlunya Pendidikan Sepanjang Hayat a) Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah Pendidikan sekolah nyatanya tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam : 1) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya yang rendah 2) Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena pelajar tidak dapat belajar optimal. 3) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan (educational wastage), yang terlihat dari adanya putus sekolah (drop-out), dan siswa yang mengulang (repeaters). 4) Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah. b) Perubahan Masyarakat Dan Peranan-Peranan Sosial Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat, dan dengan demikian perubahan-perubahan peranan sosial. Pendidikan di tuntut untuk dapat membantu individu agar selau dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanajang hidupnya. c) Pendayagunaan Sumber yang masi belum Optimal



Salah satu masalah pendidikan kita ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal yang perlu dilakukan adalah : 1) Penghematan dan optimalisasi dalam penggunaan sumber yang telah tersedia bagi pendidikan. 2) Perlunya digali sumber-sumber baru yang masi terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk mempelancar dan meningkatkan proses pendidikan. Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sektor, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang meluas. d) Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat Dalam zaman modren, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat, sehingga perlu mendapatkan tempat yang wajar dalam penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.



4. Bentuk Dan Cara Pendidikan Sepanjang Hayat 1. Bentuk pendidikan Sepanjang Hayat Kegiatan pendidikan pada umumnya berlangsung di dalam suatu bentuk pendidikan. Bentuk-bentuk pendidikan merupakan suatu tempat atau lingkungan di mana anak dapat menerima sesuatu yang berada di luar diri mereka. Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan. Sedangkan yang lainnya disebut pengaruh. Lingkungan yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu:



No.



Jenis Lembaga



Arti



Contoh bentuk lembaga



Pendidikan 1



2



Informal



Formal



pendidikan Pendidikan di dalam



Pendidikan orang tua



masyarakat dan



(keluarga)



keluarga



kepada anak



Pendidikan



TK



yang diselenggarakan



SD, MI



oleh Sekolah atau



SMP, MTS



Perguruan Tinggi.



SMA, SMK, MA Universitas



3



Nonformal



Pendidikan yang



Kursus



diselenggarakan oleh



TPA



lembaga di luar



Bimbingan Belajar



sekolah atau perguruan tinggi.



a. Pendidikan Informal Pendidikan in formal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak lahir sampai mati di dalam keluarga, dalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari dan yang menjadi penanggung jawab penyelenggara pendidikan adalah orang tua. Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan diantara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau dituliskan terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Yang menjadi pendidik dalam keluarga adalah ayah dan ibu dan anak sebagai terdidiknya, dan tidak mempunyai program yang resmi seperti yang dimiliki oleh badan pendidikan formal. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Anak yang karena satu dan lain hal tidak mendapatkan pendidikan dasar secara wajar, ia akan mengalami kesulitan dalam perkembangan berikutnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Sikun Pribadi bahwa: Lingkungan keluarga sering disebut lingkungan pertama dalam pendidikan. jika karena sesuatu hal anak terpaksa tidak tinggal di lingkungan keluarga yang hidup bahagia, anak tersebut masa depannya akan mengalami kesulitankesulitan, baik di sekolah, msyarakat ramai, dalam lingkungan jabatan, maupun kelas sebagai suami istri di dalam kehidupan keluarga. Keluarga sebagai lingkungan



pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Untuk itu pelakasanaan pendidikan informal dalam keluarga perlu memperhatikan halhal sebagai berikut : -



Kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir,



-



Hubungan kodrati orang tua dan anak yang sangat erat,



-



Keadaan anak secara fisis maupun psichis,



-



Ketidakberdayaan anak dan ketergantungan anak,



-



Fungsi pendidikan informal dalam kaitannya dengan pendidikan selanjutnya,



-



Kemampuan dan kesempatan orang tua. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka pendidikan yang dilaksanakan dalam



keluarga diarahkan kepada pembentukan pembiasaan anak denagn diberi contoh dalam cerminan hidup sehari-hari dari orang tua, bagaimana cara mengucap, bertindak tanduk, bergaul dan sebagainya. b. Pendidikan Formal Lembaga pendidikan formal adalah sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Artinya sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan, yang terikat pada tata aturan formal berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas, serta memiliki struktur kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Sebagai suatu sistem, sekolah merupakan lembaga yang utuh dan bulat sebagai kesatuan yang di dalamnya terdiri dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan. Sebagai wadah berlangsungnya pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat. Maka dengan pendidikan, merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain: 



Faktor keterbatasan pengetahuan orang tua, yaitu tidak setiap orang tua memiliki pengetahuan yang dibutuhkan oleh anak-anak.







Faktor kesempatan waktu yaitu dikarenakan kesibukan orang tua dengan tanggungjawabnya yang besar dan banyak. Mungkin kesempatan waktu tidak mengizinkan meskipun pengetahuan orang tua memadai.







Faktor perkembangan anak, yaitu sudah masanya anak-anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah, karena secara jasmanai emosi dan pikirannya sudah matang untuk menerima semua itu dan ada kesediaan melakukan tugas yang diberikan oleh orang lain (guru)







Faktor lingkungan, yaitu kemungkinan pengaruh abad modern dengan kemajuan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan kemajuan di banyak bidang.



c. Pendidikan Nonformal Pendidikan non formal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat. Masyarakat juga merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak, karena bagaimanapun anak tidak dipisahkan dari lingkungan masyarakatnya. Secara fungsional struktural, masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang berulang kali. Mengingat pengalaman yang beraneka ragam, maka sikap sosial anggotanya beraneka ragam pula. Pada hakikatnya pendidikan non formal merupakan bentuk pendidikan yang ketiga yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana di luar kegiatan sekolah dan tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan ketat. Termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan yang diberikan kepada: -



Anak-anak yang belum pernah sekolah



-



Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/SLP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun



-



Orang-orang dewasa (adult education)



-



Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi



-



Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi



-



Kepada masyarakat satu lingkungan budaya (community education).



Pendidikan non formal atau pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga banyak macam dan bentuknya sesuai dengan kebutuhan serta siapa yang membutuhkan. Dalam Undang-undang RI Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Dengan demikian dari ketiga bentuk pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum, pendidikan yang diberikan oleh pendidik kepada siterdidik meliputi: Tanggung jawab pendidikan iman, Tanggung jawab pendidikan akhlak, Tanggung jawab pendidikan fisik, Tanggung jawab pendidikan intelektual, Tanggung jawab pendidikan psikologi, dan Tanggung jawab pendidikan sosial.



5. Bentuk Kerja Teoritis PSH 1) Orientasi umum : secara teoritis PSH terdiri dari 3 aspek yaitu: a. Hidup b. Seumur hidup c. Pendidikan 2) Hidup : ada 3 komponen yang saling berhubungan,yang terdiri atas: a. Individu sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai karakteristik tertentu. b. Masyarakat yang merupakan lingkungan hidup sosial,yang bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan organisasi sosial. c. Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat hidup(habitat) manusia sebafai individu dan anggota masyarakat. 3) Seumur hidup : dalam seumur hidupnya,setiap individu manusia menggalami : a. Perkembangan kepribadian : Setiap individu manusia dalam pengalaman hidupnya



mengalami



perkembangan



kepribadian,yang



perkenbangan: fisik,mental,sosial,dan emosional.



mencangkup



b. Tahap-tahap perkembangan : Setiap individu dalam perjalanan hidupnya sejak lahir sampai mati mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita,masa kanak-kanak,masa anak,masa remaja,masa dewasa c. Peranan-peranan umum dan unik : Setiap individu melaksanakan peranperan umum sebagai manusia ,danperanan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus misalnya sebagai guru,dokter,pengacara,pedagang dan sebagainya. 4) Pendidikan : Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui hidup,mencakup tiga kompenen yaitu : a. Landasan-landasan pendidikan,yaitu konsep-konsep sosiologis, politik, demografis, ekologis, filosofis, biologis, psikologis, dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan atau peraktek pendidikan. b. Cara-cara komunikasi,verbal-non verbal,dengan atau alat-alat bantu belajarmengajar,yang digunakan dalam praktek pendidikan disekolah atau diluar sekolah. c. Isi pendidikan,yang berupa pengetahuan,keterampilan-keterampilan,dan nilai-nilai yang menjadi bahan ajar dalam pendidikan. Bahan-bahan ajar dalam pendidikan dapat berupa: 1) Stock budaya,yang berupa ilmu,seni,dan cita-cita manusia. 2) Perkembangan pengetahuan baru dan yang lama.



Referensi Ahmadi Abu & Uhbiyati Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mudyaharjo Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada Salam ,Burhanudin. 2011..Pengantar Pendagogik. Jakarta : Renika Cipta Tirtaraharja Umar,La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.