PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Makalah) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGAMBILAN KEPUTUSAN



Disusun Oleh : Kelompok : 11 1. 2.



Candra Maya Fariz Farhan



Dosen : Dra. Rosmida M. Marbun, M.Kes



Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta II Departemen Kementerian Kesehatan



Jakarta, 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengambilan Keputusan” guna memenuhi tugas kelompok Manajemen Dasar. Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen, orang tua, serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah Manajemen Dasar ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan, olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu. Harapan yang paling besar dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang yang membaca makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.



Jakarta, 8 September 2017



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................5 PENDAHULUAN.................................................................................................................................5 1.1



Latar Belakang.......................................................................................................................5



1.2



Rumusan Masalah..................................................................................................................6



1.3



Tujuan....................................................................................................................................6



BAB II...................................................................................................................................................7 PEMBAHASAN...................................................................................................................................7 2.1



Keputusan..............................................................................................................................7



2.2



Pengambilan Keputusan.........................................................................................................8



2.3.



Teori-Teori Pengambilan Keputusan....................................................................................10



2.4



Tujuan Pengambilan Keputusan...........................................................................................12



2.5



Sistem dalam Pengambilan Keputusan................................................................................13



2.6



Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan..................................................................................14



2.7



Keputusan Individu dan Kelompok......................................................................................16



2.8



Proses Pengambilan Keputusan...........................................................................................18



2.9



Tipe Keputusan Manajemen................................................................................................19



BAB III................................................................................................................................................21 KESIMPULAN...................................................................................................................................21 SOAL..................................................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................25



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-



perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi. Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan. Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari



4



mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi. 1.2



Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



1.3



Apa itu keputusan? Apa itu pengambilan keputusan? Apa saja teori-teori dalam pengambilan keputusan? Apa tujuan dari pengambilan keputusan? Bagaimana sistem dalam pengambilan keputusan? Apa saja dasar dari pengambilan keputusan? Bagaimana proses dari pengambilan keputusan? Bagaimana konsep dasar pengambilan keputusan dalam manajemen?



Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui pengertian keputusan 2. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan 3. Apa saja teori-teori dalam pengambilan keputusan? 4. Apa tujuan dari pengambilan keputusan? 5. Bagaimana sistem dalam pengambilan keputusan? 6. Apa saja dasar dari pengambilan keputusan? 7. Bagaimana proses dari pengambilan keputusan? 8. Bagaimana konsep dasar pengambilan keputusan dalam manajemen?



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Keputusan 2.1.1 Pengertian Pada umumnya para penulis sependapat bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun, ia hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan yang “hampir benar” dan yang “mungkin salah” (Drucker, 1990). Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang caara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. McGrew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label Pengambilan keputusan. Ia dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai “sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan.” Dalam hal ini , yang dimaksud dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya. 2.1.2 Unsur prosedur Di balik suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi, suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai. Keduanya sangat penting tetapi tampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan suatu organisasi.



6



2.1.3 Alternatif dan konsekuensi Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensikonsekuensi. Ini berarti, menurut Simon, sejumlah alternatif itu berbeda satu dengan yang



lain



mengingat



perbedaan



dari



konsekuensi-konsekuensi



yang



akan



ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kebahagiaan atau kepuasan karena inilah yang merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan. Apabila kita memperhatikan konsekuensi-konsekuensi dari suatu keputusan, hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun keputusan yang akan menyenangkan setiap orang. Satu keputusan hanya bisa memuaskan sekelompok atau sebagian besar orang. Selalu ada saja kelompok pihak yang merasak dirugikan dengan keputusan itu. Dan, apabila kerugian yang dirasakan itu kurang objektif, tidak tertutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan reaksi negatif terhadap keputusan itu. Pada sisi lain, suatu keputusan yang dibuat untuk suatu kelompok tertentu dapat pula mempunyai dampak bagi sebagian besar anggota masyarakat. Itulah sebabnya para ahli teori pengambilan keputusan mengingatkan agar sebelum keputusan itu ditetapkan, diperlukan pertimbangan yang menyeluruh tentang kemungkinan konsekuensi yang bisa timbul. 2.2



Pengambilan Keputusan 2.2.1 Pengertian Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Prosese itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Dapat saja langkah-langkah itu terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Dalam dunia manajemen, atau dalam kehidupan organisasi, proses atau seri tindakan itu lebih banyak tampak dalam berbagai diskusi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah “ sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat” (Brinckloe, et al. 1977). Dan sekali 7



keputusan dibuat sesuatu mulai terjadi. Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya perubahan dan gerakan (Hill, et al 1979). Jadi, aturan ini menegaskan bahwa harus ada tindakan yanng dibuat kalau sudah tiba saatnya dan tindakan itu tidak dapat ditunda. Sekali keputusan dibuat, harus diberlakukan dan kalau tidak sebenarnya ia bukan keputusan, tetapi lebih diakatakan suatu hasrat, niat yang baik (Drucker, 1967; Hoy, 1978) Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu a. Penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita-cita, aspirasi, dan b. Pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, 1979) Ringkasnya, keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya pengambilan keputusan itu, maka “sepuluh hukum” hubungan kemanusiaan (Siagian, 1988) harus menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan. Ke-“sepuluh hukum” hubungan kemanusiaan itu ialah a. Harus ada sinkronasi antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi tersebut b. Harus ada suasana dan iklim kerja yang menggembirakan c. Interaksi antara atasan dan bawahan hendaknya memadu formalitan dan informalitas d. Manusia tidak boleh diperlakukan seperti mesin e. Kemampuan bawahan harus dikembangkan terus hingga titik yang optimum f. Pekerjaan dalam organisasi hendaknya yang bersifat menantang g. Hendaknya ada pengakuan dan penghargaan terhadap mereka yang berorganisasi h. Kemudahan dalam pekerjaan hendaknya diusahakan untuk memungkinkan setiap orang melaksanakan tugasnya dengan baik 8



i. Sehubungan dengan penempatan, hendaknya digunakan prinsip the right man on the right place j. Tingkat kesejahteraan juga diperhatikan antara lain dengan pemerian jasa yang setimpal 2.2.2 Bagaimana tiba pada suatu keputusan Ada dua pandangan dalam proses mencapai suatu keputusan organisasi (Brinckloe, et al 1977) 1. Optimasi. Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu ia memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kejadian di kemudian hari, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan, dan kemudian menyusun urutannya secara sistematis sesuai prioritas dan kadang-kadang juga selera. Barulah ia membuat keputusan. Keputusan ygn dibuatnya itu dianggap optimal karena setidaknya ia telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan itu. 2. Satisficing. Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang asal memuaskan ketimbang penyelesaian yang terbaik. Ia tidak akan dapat mengidentifikasi semua alternatif sebagai akibat dari kelalaian atau kurangnya sumber informasi dari hasil penelitian. Ia hanya mengetahui sedikit mengenai kerugian atau keuntungan yang melekat pada alternatif apapun yang dipilih. Ia juga memiliki kekurangsempurnaan pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin timbul dan kaitannya dengan pilihan yang ia lakukan. Oleh karena ia tidak memiliki dasar yang akurat untuk memilih alternatif-alternatif itu, maka ia akan memilih alternatif yang dianggap paling memuaskan. Dengan demikian, keputusannya sudah cukup begitu, tidak perlu melelahkan diri atau menghabiskan waktu untuk melibatkan diri dalam berbagai aspek sampai detailnya. 2.3. Teori-Teori Pengambilan Keputusan



9



2.3.1 Teori rasional komprehensif Teori rasional komprehensif memiliki beberapa unsur yaitu: a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalahmasalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalha-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah) b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya c. Bermacam-macam alternatiff untuk memecahkan masalah diteliti secara seksama d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas e. Setiap



alternatif



dan



impliasi



yang



menyertainya



dipakai



unntuk



membandingkan dengan alternatif lain f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan 2.3.2 Teori Inkremental Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangakan dan merupakan model yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut: a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapainya merupakan hal yang saling terkait b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal. c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenai sebab dan akibatnya 10



d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan diredifinisikan secara teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangakan dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi. e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan. f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan. Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk. Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang realistik diberbagi negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk analsis secara komprehensif. Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini  keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.  Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain  Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar.



11



 Menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo



2.4



Tujuan Pengambilan Keputusan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.



12



2.5



Sistem dalam Pengambilan Keputusan Sebagai suatu sistem, manajemen organisasi bergerak dalam perilaku yang kompleks. Salah satu perilaku organisasi yang melibatkan sejumlah komponen personek, tujuan, dan informasi, prosedur, dan teknik adalah pengambilan keputusan. Adair (1985) berpendapat bahwa keputusan-keputusan berpusat pada pengelolaan. Manajemen adalah memutuskan apa yang dilakukan dan memperoleh suatu tindakan. Dalam situasi manajemen tertentu suatu keputusan atau bagian keputusan harus mendahului pelaksanaan. Keberhasilan dan kegagalan pecapaian hasil bagaimanapun juga akan ditentukan dalam keputusan dan efektivitas dalam pelaksanaannya. Di sini kepemimpinan, mempengaruhi, komunikasi, dan motivasi berperan di dalamnya. Persyaratan pertama bagi keberhasilan dalam suatu perusahaan adalah mutu tinggi keputusan manajemen. Konsep sistem dapat diaplikasikan dalam pembuatan keputusan, seperti halnya dalam perencanaan dan komunikasi sebagai upaya mendesain sistem dalam organisasi. Gigch (1997) berpendapat bahwa pendekatan sistem merupakan proses pengambilan keputusan yang digunakan untuk mendesain sistem. Pengambilan keputusan merupakan sikap yang hati-hati dalam bertindak untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif. Hal ini merupakan gambaran sederhana. Pengambilan keputusan adalah proses berpikir yang meliputi semua aktivitas pemecahan masalah. Keputusan berkaitan dengan tujuan dan aspirasi yang dibuat harus dapat dilaksanakan efektif. Efektivitas dari suatu pelaksanaan keputusan ditentukan oleh lingkungan. Penerimaan lingkungan akan menentukan keberhasilan keputusan. Adapun yang membatasi kepuasan lingkungan atas pilihan keputusan-efektivitas tampaknya ada pada ketidaksempurnaan informasi, hambatan waktu, dan biaya serta keterbatasan dimensi kognitif (pemikiran) atau rasionalitas. Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa komponen di dalamnya. Menurut Pradjudi (1997: 45), kerangka kerja yang ada dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan b. Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncakan atau dituju) 13



c. Situasi si pengambil keputusan itu berada d. Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem) e. Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan keputusan) 2.6



Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan 2.6.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu : 1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. 2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan. 2.6.2 Pengambilan Keputusan Rasional Keputusan yang bersifat rasional



berkaitan dengan daya guna. Masalah –



masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. 2.6.3 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. 14



Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit. 2.6.4 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah. 2.6.5 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. 15



2.7



Keputusan Individu dan Kelompok Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam : a) Sekelompok pimpinan b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya. c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan



kelompok



2.7.1 Keputusan yang dibuat oleh seseorang Kelebihannya antara lain : 1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya. 2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat 3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat. Kelemahannya antara lain : 1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan. 2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat. 3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.



16



2.7.2 Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang Kelebihannya antara lain : 1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi 2. Pertimbangannya akan lebih matang 3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama. Kelemahannya antara lain : 1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat 2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatanperdebatan 3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan. Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu : 1. Dinamika individu di dalam organisasi Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya 2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa. 3. Dinamika lingkungan organisasi Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling memengaruhi.



17



2.8



Proses Pengambilan Keputusan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah



digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi : 1. Identifikasi masalah Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi. 2. Pengumpulan dan penganalisis data Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. 3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:  Perkiraan dalam arti Proyeksi Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.  Perkiraan dalam arti prediksi Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.  Perkiraan dalam arti konjeksi Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.



18



4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya. 5. Pelaksanaan keputusan Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. 6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat. 2.9



Tipe Keputusan Manajemen Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe : 1.



Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dll.



2.



Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.



3.



Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan 19



luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.



20



BAB III KESIMPULAN



Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Prosese itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Dapat saja langkah-langkah itu terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Dalam dunia manajemen, atau dalam kehidupan organisasi, proses atau seri tindakan itu lebih banyak tampak dalam berbagai diskusi. Terdapat dua teori dalam pengambilan keputusan yaitu teori rasional komprehensif dan teori inkremental. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut. Konsep sistem dapat diaplikasikan dalam pembuatan keputusan, seperti halnya dalam perencanaan dan komunikasi sebagai upaya mendesain sistem dalam organisasi. Gigch (1997) berpendapat bahwa pendekatan sistem merupakan proses pengambilan keputusan yang digunakan untuk mendesain sistem. Pengambilan keputusan merupakan sikap yang hati-hati dalam bertindak untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif. Hal ini merupakan gambaran sederhana. Pengambilan keputusan adalah proses berpikir yang meliputi semua aktivitas pemecahan masalah. Dasar-dasar pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi, pengambilan keputusan rasional, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, dan pengambilan keputusan berdasarkan wewenang. Proses pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan dan analisis data,



pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihan salah satu



alternatif terbaik dan pelaksanaan keputusan lalu pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan. 21



22



SOAL 1.



2.



3.



4.



5.



Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan. Merupakan contoh tipe pengambilan keputusan...



b. Keputusan terprogram c. Keputusan empiris d. Keputusan setengah terprogram e. Keputusan berdasarkan intuisi f. Keputusan tidak terprogram sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. Merupakan pengertian keputusan menurut... a. McGrew b. Morgan dan Cerullo c. McKenzie d. Drucker e. Wilson keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi, suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai. Merupakan bagian dari.. a. Unsur prosedur pengambilan keputusan b. Proses pengambilan keputusan c. Teori pengambilan keputusan d. Pengambilan keputusan e. Alternatif dan konsekuensi pengambilan keputusan Apabila kita memperhatikan konsekuensi-konsekuensi dari suatu keputusan, hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun keputusan yang akan menyenangkan setiap orang. Satu keputusan hanya bisa memuaskan sekelompok atau sebagian besar orang. Selalu ada saja kelompok pihak yang merasak dirugikan dengan keputusan itu. Dan, apabila kerugian yang dirasakan itu kurang objektif, tidak tertutup kemungkinan akan muncul... a. Reaksi netral b. Reaksi positif c. Reaksi negatif d. Persetujuan e. Keputusan Dera merupakan seorang lulusan sarjana terapan gizi. Setelah selesai kuliah dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan memutuskan untuk bekerja mengabdi kepada masyarakat sebagai ahli gizi di puskesmas tempat ia tinggal. Kasus tersebut merupakan contoh penerapan hukum pengambilan keputusan yaitu... a. Pekerjaan dalam organisasi hendaknya yang bersifat menantang



23



b. Hendaknya ada pengakuan dan penghargaan terhadap mereka yang berorganisasi c. Kemudahan dalam pekerjaan hendaknya diusahakan untuk memungkinkan setiap orang melaksanakan tugasnya dengan baik d. Sehubungan dengan penempatan, hendaknya digunakan prinsip the right man on the right place e. Tingkat kesejahteraan juga diperhatikan antara lain dengan pemerian jasa yang setimpal 6. Seorang pengambil keputusan mungkin hanya mengetahui sedikit mengenai kerugian atau keuntungan yang melekat pada alternatif apapun yang dipilih. Ia juga memiliki kekurangsempurnaan pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin timbul dan kaitannya dengan pilihan yang ia lakukan. Oleh karena ia tidak memiliki dasar yang akurat untuk memilih alternatif-alternatif itu, maka ia akan memilih alternatif yang dianggap paling memuaskan. Hal tersebut merupakan contoh pandangan proses pengambilan keputusan yaitu... a. Satisficing b. Optimasi c. Mengambil konsekuensi d. Mempertimbangkan alternatif e. Right man on the right place 7. keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan dan keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain. Merupakan kelemahan dari teori keputusan... a. Inkremental b. Komprehensif c. Optimasi d. Empiris e. Satisficing 8. pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya karena hanya diambil oleh seseorang saja, seringkali mengabaikan berbagai hal, diambil dalam waktu singkat dan dampaknya tidak begitu besar, merupakan pengambilan keputusan berdasarkan... a. keputusan berdasarkan wewenang b. keputusan berdasarkan pengalaman c. keputusan berdasarkan intuisi d. keputusan kelompok e. keputusan berdasarkan rasionalitas 9. Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan caracara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab 24



itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Hal tersebut merupakan poin dari proses pengambilan keputusan yaitu... a. Indentifikasi masalah b. Pengumpulan data c. Penyusunan alternatif kebijakan d. Pelaksanaan keputusan e. Pemantauan dan evaluasi 10. Setelah melalui berbagai diskusi, suatu organisasi akhirnya mengambil keputusan dalam pelaksanaan program kerja. Setiap akhir dari program kerja dilakukan hal yang merupakan proses akhir dari pengambilan keputusan yaitu... a. Indentifikasi masalah b. Pengumpulan data c. Penyusunan alternatif kebijakan d. Pelaksanaan keputusan e. Pemantauan dan evaluasi Jawaban: 1. A 2. B 3. A 4. C 5. D 6. A 7. A 8. C 9. C 10. E



25



DAFTAR PUSTAKA Anzizhan, syafaruddin.2004.Pengambilan Keputusan Pendidikan.Jakarta:Grasindo Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: Grasindo Saaty, L Thomas. 1993. Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo Mangkusubroto, Kuntoro & Listiarini. 1983. Analisa Keputusan. Bandung: Baskara Rowits, Louis. 2011. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC Nachrowi ,Djalal Nachrowi, PhD, dan Hardius Usman, Msi. 2004. Teknik pengambilan keputusan. Jakarta : PT Grasindo. Siswanto, H. B.2011. Manajemen Sebuah Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara



Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Bogor:Ghalia Indonesia Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi.Jakarta : Bumi Aksara Terry, G. R. (2012). Prinsip-Prinsip Manajemen. (J. Smith, Penerj.) Jakarta: BumiAksara Levany, Yuanita. “Pengambilan Keputusan” https://yuanitalevany.files.wordpress.com/2011/12/pengambilan-keputusan. Diakses 07 September 2017 14:50



26