16 0 13 MB
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
PENGAWASAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI DI INDONESIA Sistem Manajemen Mutu: Teori Teori, Aplikasi Aplikasi, dan Peraturan
OLEH : IR. HARDIZAL BAHAR K Konsultan lt P Perencana dan d P Pengawas
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Li k Bahasan Lingkup B h Pengantar 1. Aspek Regulasi •UUJK, UUJK, Pernas, dan Perda •Hubungan pelaku jasa konstruksi menurut regulasi 2. Aspek Menejemen •Bentuk B t k Konsultan K lt MK: MK PM – CM - Supervisi S i i •Peran Pemilik thd Konsultan MK •Sistem Manajemen Mutu 3. Aspek Teknis •Engineering: Shop dwg, metode kerja, approval material •Perancah dan Bekisting g •Detail Penulangan Beton •Pengecoran beton •Dokumen Pelaksanaan dan Inspeksi
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PENGANTAR Tulisan ini bertujuan untuk meneliti masalah Pengawasan Struktur Gedung Tinggi di DKI Jakarta berdasarkan UU No. 28 tahun 2002 Tentang g Bangunan g Gedung, g Perda DKI Jakarta No. 7 tahun 2010, dan Peraturan beton bertulang SNI 2847-2019. Disamping perencanaan struktur tahan gempa yang baik sesuai kaidah ilmu struktur dan Codes, Codes perlu juga pelaksanaan dan pengawasan yang sesuai kaidah teknis konstruksi, Project quality management, dimana semua kegiatan pelaksanaan terdokumentasi dengan baik dan lengkap dalam as built documents.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PENGANTAR ...... Hasil pelaksanaan dan pengawasan Struktur Gedung Ti Tinggi i tid tidak kh hanya masalah l hT Teknis k i sermata, t ttapii sangatt dipengaruhi juga oleh; peraturan pemerintah (pernas, perda) pelaku jasa Konstruksi perda), Konstruksi, terutama peran dan otoritas konsultan MK yang diberikan oleh Pemilik Gedung. Dibahas juga masalah mutu pelaksanaan di lapangan dan kaitannya dengan masalah Engineering seperti; shop d drawing i yang b benar (b (bukan k copy paste t d darii gbr b fforcon), ) metode kerja, standar OA/QC yang tertuang dalam Project Quality Plan, Plan as built drawing yang benar, benar hasil evaluasi uji tekan beton, uji tarik tulangan baja, dan hasil "inspection check list" semua tahap pp pekerjaan j yyang g terekam dengan g baik dan lengkap
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan ilmu “Struktur Beton Bertulang” dalam Perencanaan gedung tinggi tahan gempa; mulai dari John A. Blume, Nathan M Newmark (USA), Park and Paulay (NZ), Kiyoshi Muto (Jepang) sampai Farzad Naeim, Bungale S Taranath, David Fanella dan Jack Moehle, sangat pesat dan maju. Chapter 8 buku John A Blume (1961) menyajikan khusus mengenai “Pelaksanaan Pelaksanaan dan Inspeksi”, Inspeksi , kebetulan sama dengan PASAL 26 SNI 2847-2019, “Dokumen Konstruksi dan Inspeksi”
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PERATURAN GEMPA DAN BETON Perkembangan Peraturan Gempa di Indonesia; mulai dari Peraturan Gempa 1970 (Jepang, Teddy Boen), Peraturan Gempa 1983 (New Zealand), Peraturan Gempa 2002 (ASCE 7-99), Peraturan Gempa 2012 (ASCE 7-10), Peraturan Gempa 2019 (ASCE 7-16) Peraturan Beton Bertulang; mulai SNI 2847-2002 (ACI 318-99) 318 99) sampai SNI 2847-2019 2847 2019 (ACI 318-14), 318 14), sudah mengikuti perkembangan terakhir peraturan gempa dan beton bertulang dunia.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PERKEMBANGAN PERENCANAAN STRUKTUR HAKI-Himpunan HAKI Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia mulai tahun 2000-an sampai sekarang (2020) telah memberikan kontribusi besar terhadap sosialisasi Ilmu Struktur dengan mengadakan Seminar HAKI setiap tahun. Penekanannya lebih kepada Perencanaan Struktur Pemda DKI Jakarta mulai tahun 1980-an sudah membentuk TPKB-Tim TPKB Tim Penasehat Konstruksi Bangunan Bangunan, bertugas untuk mereview semua “Dokumen Perencanaan Gedung Tinggi” Tinggi diatas 8 lantai, agar sesuai dengan kaidah Ilmu Struktur dan mengikuti peraturan gempa dan beton bertulang versi terakhir.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
PENGAWASAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI Bagaimana dengan pelaksanaan dan pengawasan STRUKTUR gedung tinggi ? Tentu T t tak t k kalah k l h penting ti d dengan ttahap h perencanaan, simak pendapat para ahli dibawah ini.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PENDAPAT PARA AHLI STRUKTUR Sewaktu gempa bumi terjadi, struktur beton bertulang akan merespons gaya lateral gempa sesuai dengan kemampuan daktilitasnya, daktilitas itu ditentukan oleh detail p penulangan g yyang g baik. Jadi, walaupun p struktur gedung dihitung dengan baik dan benar, tapi kalau pelaksanaan detail penulangan nya tidak sesuai dengan standar t d struktur t kt daktail, d kt il maka k struktur t kt akan k gagall (Andrew Charleson, 1984. Sosialisasi Peraturan Gempa 1983)
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PENDAPAT PARA AHLI STRUKTUR Detail D t il penulangan l ititu sangatt penting. ti Kit Kita sering i d dengar, bahwa untuk bangunan tinggi tahan gempa, maka syarat kekuatan dan kekakuan saja tidak cukup cukup, harus juga didukung oleh syarat daktilitas. Nah yang terakhir itu kinerja j hasilnya y sangat g tergantung g g dari detail p penulangan g yang digunakan. Jadi kalau hanya bisa menghitung dengan baik, tetapi tidak tahu bagaimana detail penulangan l maka k ttentu t tid tidak k bi bisa dih dihasilkan ilk b bangunan tahan gempa. Berdasarkan detail penulangan yang digunakan maka dapat diketahui apakah suatu bangunan digunakan, dapat digolongkan sebagai rangka spesial penahan momen atau bukan. (Prof. Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, 2014, Internet)
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PENDAPAT PARA AHLI STRUKTUR Sistem Si t b beton t b bertulang t l tahan t h gempa adalah d l h sebuah b h sistem yang kompleks yang kinerjanya tergantung pada implementasi yang tepat dari persyaratan desain selama pelaksanaan konstruksi. Oleh karena itu, inspeksi penempatan p p tulangan g dan beton harus dilakukan oleh inspektor yang kualifaid Inspektor harus di bawah pengawasan Engineer profesional f i l bersertifikat b tifik t yang bertanggung b t j jawab b untuk t k desain struktural atau engineer profesional bersertifikat dengan kemampuan yang mumpuni untuk mengawasi inspeksi pelaksanaan konstruksi. ....next page
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi PENDAPAT PARA AHLI STRUKTUR Inspektor diharuskan memeriksa pekerjaan untuk kesesuaian dengan gambar dan spesifikasi rencana yang disetujui; untuk menyerahkan laporan sementara yang mengidentifikasi g p perbedaan dan resolusi mereka; dan untuk menyerahkan laporan akhir yang menyatakan apakah pekerjaan itu sesuai dengan rencana dan spesifikasi ifik i yang di disetujui t j id dan kketentuan t t pengerjaan j yang berlaku dari peraturan bangunan. (Jack Moehle, Moehle 2015, 2015 hal hal. 40. 40 pdf)
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi Dari penyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa struktur gedung tinggi itu disamping dirancang dengan baik dengan gambar bestek sesuai kaidah DETAIL PENULANGAN STRUKTUR DAKTAIL tapi juga perlu dilaksanakan, diawasi, dan didokumentasikan dengan baik dalam bentuk “AS BUILT DOCUMENTS” Argumen diatas untuk mendukung pentingnya Pengawasan Struktur Gedung Tinggi, yang sering diabaikan
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
CATATAN 1. Chapter 8 buku John A Blume (1961) menyajikan khusus mengenai g “Pelaksanaan dan Inspeksi” p 2. PASAL 26 SNI 2847-2019, “Dokumen Pelaksanaan dan Inspeksi” Dari tahun 1960 1960-an, an John A Blume dan Nathan Newmark sudahmenekan penting nya “Pelaksanaan dan Inspeksi” dan sekarang g ACI 318-14 ((SNI 2847-2019)) jjuga g memuat pasal 26 – khusus untuk “Dokumen Pelaksanaan dan Inspeksi”
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Definisi Gedung Tinggi
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Definisi Gedung Tinggi 1. TALL BUILDING •Mulai tinggi 40 M sampai 300 M 2. SUPER TALL BUILDING •Tinggi gg antara 300 – 600 Meter 3. MEGA TALL BUILDING •Tinggi 600 Meter keatas
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
1. ASPEK REGULASI 1. UUJK No. 2 Tahun 2017, Tentang Jasa Konstruksi 2. UU No. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, 3 Perda DKI Jakarta No 3. No. 7 tahun 2010 2010, Tentang Bangunan Gedung.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Undang Undang Jasa Konstruksi Undang Undang Jasa Konstruksi ( (UU No. 2 Tahun 2017) ) Pelaku Jasa Konstruksi terdiri: 1 Konsultan Perencana 1. Konsultan Perencana 2. Pelaksana Kontraktor 3. Konsultan Pengawas
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Ref. Regulasi Khusus DKI JKT No No.
Peraturan
Penjelasan
1 2
Perda DKI No. 7 Tahun 2010
Tentang Bangunan Gedung Ketentuan Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Membangun di Prov. DKI Jakarta.
3
Pergub DKI No. 132 Tahun 2007
Tentang IPTB - Izin Pelaku Teknis Bangunan
4
Pergub DKI No. 128 tahun 2012
Tentang Pengenaan Sanksi Pelanggaran Penyelenggaraan Bangunan Gedung
5
Pergub No. 129 th 2012
Tata Cara Pemberian Pelayanan di Bidang Perizinan Bangunan
6
Perkadis P2B No. 50 Tahun 2007
Pedoman Perencanaan Struktur dan Geoteknik Bangunan
7
Perkadis P2B No. 32Tahun 2018
PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN OLEH PELAKU TEKNIS PENGAWAS PELAKSANA PEMBANGUNAN DENGAN APLIKASI SILAKON - IMB
Pergub DKI No. 72 thn 2002
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
ASPEK S REGULASI GU S 3 Pergub DKI Jkt No. 3. No 72 tahun 2002 2002, Tentang Pengawasan Bangunan Gedung Direksi Pengawas (Dirwas) memeriksa kesesuaian gbr IMB dan Pelaksanaan
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
PELAKU PEMBANGUNAN Khusus DKI a. Pemilik Bangunan berkewajiban menunjuk Kontraktor dan Pengawas yang mempunyai Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan pembangunan b. Kontraktor
Kedudukan Kontraktor sebagai pelaksana Tanggung jawab dalam pelaksanaan Tanggung jawab dalam pelaksanaan
c. Konsultan Pengawas Pengawas
Kedudukan Pengawas selaku pengendali pelaksanaan Tanggung Jawab dalam pelaksanaan Tanggung Jawab dalam pengendalian dan hasil pelaksanaan
d Direksi Pengawas Tanggung d. Direksi Pengawas Tanggung Jawab terhadap hasil laporan Jawab terhadap hasil laporan pelaksanaan
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Tugas Dirwas: (Pergub No. 72 Thn 2002) (Pergub No 72 Thn 2002) 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kkegiatan membangun dan memberikan petunjuk i b d b ik j k teknis agar pelaksanaannya sesuai dengan IMB dan k li / kualitas/mutunya sesuai dengan standar teknis yang id d k i berlaku; (pasal 36) 2. Membuat Laporan hasil pelaksanaan kegiatan membangun bidang struktur yang dilakukan oleh b bid t kt dil k k l h Direksi Pengawas sebagaimana dimaksud sesuai t h tahapan pekerjaan (pasal 38‐39) k j ( l 38 39)
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Ringkasan Regulasi 1. Pengawasan proyek gedung tinggi secara nasional 1. Pengawasan proyek gedung tinggi secara nasional dilakukan oleh Konsultan MK, atau MK in House oleh Pemilik (UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa oleh Pemilik (UU No 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi) 2. Khusus Provinsi DKI Jakarta ada Direksi Pengawas (Pergub No 72 Thn 2002) (Pergub No. 72 Thn 2002)
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Tulisan ini akan menyorot masalah Pengendalian Mutu – terutama mutu pelaksanaan detail penulangan beton dan pengecoran – dalam pengawasan gedung tinggi oleh Konsultan MK
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi Dengan adanya Konsultan MK dan Direksi Pengawas perlu hati-hati menyikapinya, y p y , biar tidak terjadi j tumpang p g ini p tindih tugas dan tanggung jawab. Mesti ada kerjasama yang baik Dalam praktek sering terjadi kerancuan tugas, seakanakan k yang kkerja j K Konsultan lt MK ttapii yang b bertanggung t jawab Dirwas. Kebanyakan dalam praktek ada Dirwas pasif (bersifat pasif, hanya tanda tangan laporan) dan sebagian lagi ada Dirwas Aktif yang tanda tangan laporan dengan mengecek kondisi aktual bersama Konsultan MK dan Pemilik. Pemilik
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
SISTEM MANAJEMEN MUTU Masalah mutu bangunan gedung dilihat dari: Masalah mutu bangunan gedung dilihat dari: 1. Dilihat dari proses: * Perencanaan * Pelaksanaan * Pengawasan 2 Dilih d i bid 2. Dilihat dari bidang: * Arsitektur * Struktur Struktur * Elektrikal * Mekanikal Yang akan dibahas adalah “Sistem Manajemen Mutu dalam Pengawasan dalam bidang Struktur
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
KODE DAN SUB BIDANG SKA MANAJEMEN 601. Ahli Manajemen Konstruksi 602. Ahli Manajemen Proyek 603. Ahli K3 Konstruksi 603. Ahli K3 Konstruksi 604. Ahli Sistem Manajemen Mutu
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Standar teknis yang berlaku (Code Struktur): 1. SNI‐03‐1726‐2019:” Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung Gempa Untuk Struktur Gedung” 2. SNI‐03‐2847‐2019: “Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung” Struktural Untuk Bangunan Gedung 3. SNI‐03‐1729‐2020:” Spesifikasi untuk b bangunan gedung d b j baja struktural” k l”
BEKISTING dan PERANCAH
TECHNICAL‐1
BEKISTING DAN PERANCAH P d St kt G d Pada Struktur Gedung KENAPA PADA STRUKTUR GEDUNG ? KARENA SETIAP JENIS PEMBANGUNAN MEMPUNYAI KARAKTERISTIK YANG BERBEDA MEMPUNYAI KARAKTERISTIK YANG BERBEDA, SEPERTI JEMBATAN, GEDUNG TINGGI, SANGAT BERBEDA DAN SPESIFIK BERBEDA DAN SPESIFIK
BEKISTING dan PERANCAH
Lingkup Bahasan: g p 1. Definisi 2. Codes dan Standar 3. Material Bekisting 4. Perhitungan Struktur Bekisting dan Perancah 5 Detail Bekisting Elemen Struktur: 5. Detail Bekisting Elemen Struktur: Plat‐Balok Kolom Shear Wall h ll Pondasi
6. Detail Perancah 7. Membongkar Bekisting dan Perancah 8. Daftar Referensi
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH Tanggungjawab Pelaku Jasa Konstruksi dalam pengadaan, pemasangan, dan keamanan Bekisting dan Pernacah
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH Dalam pengajuan Sistem bekisting dan perancah oleh Kontraktor umumnya lebih dominan y mempertimbangkan biaya, karena dianggapnya sebagai konstruksi sementara. g Maka peran Konsultan MK diperlukan untuk p p memastikan bahwa Bekisting dan Perancah yang diajukan oleh Kontraktor memenuhi syarat fungsi j y g dan keamanan pelaksanaan
BEKISTING dan PERANCAH
1. Definisi/Terminologi Bekisting Bekisting ‐ Formwork Perancah ‐ Scaffolding Penopang ‐ Shoring BEKISTING CETAKAN
PERANCAH STEGER PENOPANG
BEKISTING dan PERANCAH
Ilustrasi ‐ Sumber: Intenet
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH Pekerjaan bekisting dan perancah merupakan pekerjaan sementara tapi tetap penting diperhatikan dan dilakukan dengan standar yang baik dengan prosedur persiapan dengan standar yang baik, dengan prosedur persiapan sbb: Material approval Material approval Method of statement Calculation report Dalam Calculation Report ada acuan untuk beban yang dipakai, yaitu: ACI 347‐04 : Guide to Formwork for Concrete
BEKISTING dan PERANCAH
3. Material Bekisting 3.1 Bekisting Kayu 3.2 Bekisting Besi 3 3 Bekisting Aluminium 3.3 Bekisting Aluminium Bekisting dan Perancah Produk Komersial yang biasa Bekisting dan Perancah Produk Komersial yang biasa dipakai : ‐ Doka ‐ PERI ‐ Ulma
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
BEKISTING dan PERANCAH
STANDAR BEBAN BEKISTING
BEKISTING dan PERANCAH ACI 347-04 – Pasal 2.2.1 Beban Vertikal
BEKISTING dan PERANCAH ACI 347-04 – Pasal 2.2.2 Tekanan Lateral Beton
BEKISTING dan PERANCAH BEBAN VERTICAL - beban mati dan beban hidup (berat sendiri formwork + berat sendiri tulangan + beton segar adalah beban mati, juga ada efek kejut atau impak) impak). Ditambah beban hidup á 2.4 kPa (minimum), jika ada grobak bermesin (motorized carts) beban hidup á 3.6 kPa. Kombinasi beban mati dan hidup tidak berfaktor harus 4.8 kPa, atau 6.0 kPa jika digunakan gerobak bermesin. BEBAN HORIZONTAL - Bracing (ikatan angin) dan shoring harus didesain kuat untuk menahan beban horizontal akibat angin, tarik kabel, tumpuan u pua miring, g, a akibat ba pe penuangan ua ga be beton o sega segar a atau au a akibat ba p proses oses mematikan atau menghidupkan mesin peralatan. Beban angin g mengacu g code yyang g berlaku, misal ASCE/SEI 7 ((Minimum Design Loads For Buildings and Other Structures) atau ASCE/SEI 37 (Design Loads on Structures during Construction)
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH 1. Dalam pelaksanaan kolom dan wall pasang tulangan baja dulu baru ditutup dengan bekisting 2. Dalam pelaksaan balok dan slab perlu inspeksi 2 D l l k b l kd l b l i ki sebelum memasang tulangan baja, 3. Semua tahapan ini ada pemeriksaan (inspeksi); survey p posisi balok dan slab, survey verticality pada kolom dan , y yp wall yang di dokumentasikan dengan “Inspection Check List Record” 4. memastikan pembongkaran bekisting sesuai dengan standar yang ditentukan untuk masing2 elemen struktur; t d dit t k t k i 2 l t kt balok‐slab, kolom/wall
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING YANG BAIK Ada dua faktor yang menentukan seberapa bagus tampilan beton pada hasil akhir pengecoran; bagaimana beton dituang dan dipadatkan bagaimana beton dituang dan dipadatkan kualitas bekisting dan perancah yang stabil Bekisting dibuat dari bahan yang mahal, dan membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang hebat dalam pembuatannya. Kepentingannya terbukti ketika Anda mempertimbangkan bahwa Kepentingannya terbukti ketika Anda mempertimbangkan bahwa biaya fabrikasi, pemasangan dan pembongkaran bekisting, seringkali melebihi biaya beton yang dirancang untuk dibentuk d di dan disangga.
BEKISTING dan PERANCAH BEKISTING YANG BAIK Bekisting biasanya perlu digunakan berkali‐kali agar hemat biaya. Bekisting biasan a perl dig nakan berkali kali agar hemat bia a Ini hanya dapat dilakukan jika ditangani, dibersihkan, dan disimpan dengan baik dan hati‐hati. Persyaratan bekisting secara umum adalah: 1 Cukup kuat untuk menopang berat beton segar selama 1. C ukup kuat untuk menopang berat beton segar selama
penempatan dan pemadatan, dan beban lain yang mungkin diperlukan. g p 2. Muka bekisting cukup baik dan rata untuk digunakan. 3. Dapat dengan mudah dipasang dan dibongkar kembali 4. Cukup stabil di segala cuaca.
BEKISTING dan PERANCAH
5. Detail Bekistingg Struktur Utama: 5.1 Kolom 5.2 Shear Wall 5.3 Plat‐Balok 5 4 Pondasi 5.4 Pondasi
BEKISTING dan PERANCAH BEKISTING KOLOM ‐ 2000
BEKISTING dan PERANCAH BEKISTING KOLOM 2015
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING KOLOM – ULMA
COLUMN FORMWORK – ULMA
BEKISTING KOLOM ‐ ULMA BEKISTING KOLOM
BEKISTING dan PERANCAH VERTIKAL DAN HORIZONTAL WALLER
BEKISTING dan PERANCAH SYSTEM PENGIKAT WALL
BEKISTING dan PERANCAH PENGIKAT TIE ROD
BEKISTING dan PERANCAH BASEMENT WALL FORMWORK – ULMA
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BALOK dan PLAT
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BALOK dan PLAT
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BALOK dan PLAT
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BALOK dan PLAT
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BALOK dan PLAT
Mutu Bahan Bekisting h k
Mutu Bahan Bekisting
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING PONDASI RAFT PONDASI RAFT Tebal Pondasi RAFT biasa 2‐4 Meter Tebal Pondasi RAFT biasa 2 4 Meter Bekisting pondasi Raft dapat dibuat: Bekisting pondasi Raft dapat dibuat: 1. Pasangan Batako 2. Plywood dengan shoring miring
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BATAKO PONDASI RAFT
BEKISTING dan PERANCAH
SECARA TEKNIS PONDASI PLYWOOD DENGAN SHORING MIRING LEBIH BAIK DIBANDING PONDASI BATAKO – TAPI KONTRAKTOR LEBIH MEMILIH BATAKO DIBANDING PONDASI BATAKO TAPI KONTRAKTOR LEBIH MEMILIH BATAKO KARENA LEBIH MURAN
BEKISTING dan PERANCAH
BEKISTING BATAKO ‐PONDASI PILECAP
BEKISTING dan PERANCAH
Definisi Perancah: Perancah adalah struktur sementara untuk Perancah adalah struktur sementara untuk menumpu platform di berbagai level bangunan bagi pekerja dan Material
BEKISTING dan PERANCAH
Sumber: Wiryanto, 2018
BEKISTING dan PERANCAH PERANCAH ‐ PIPA
BEKISTING dan PERANCAH PERANCAH ‐ PIPA
BEKISTING dan PERANCAH PERANCAH PIPA
BEKISTING dan PERANCAH Alat Kelengkapan Perancah
Sumber: Ref. [5]
BEKISTING dan PERANCAH PERANCAH SCAFFOLDING
BEKISTING dan PERANCAH
IKATAN PERANCAH
BEKISTING dan PERANCAH
7 BONGKAR BEKISTING 7. BONGKAR BEKISTING Membongkar bekisting setelah p g pengecoran: Dibahas pada bagian Pengecoran
BEKISTING dan PERANCAH
9. Daftar Referensi 1. ACI 347 – 04: Guide to Formwork for Concrete. 2 Dr Ir Wiryanto Dewobroto MT 2. Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. Workshop “Perencanaan Stabilitas Formworks, Falseworks, dan Scaffolding”, Kamis, 1 November 2018 H l A bh 2018, Hotel Ambhara, Kebayoran Baru K b B 3. ‐‐‐‐, Regulasi khusus Perencanaan Struktur Perancah, Seminar HAKI Yogyakarta, 2019 4. ‐‐‐‐, Analisis Kekuatan Batas Perancah Baja dgn Direct Analysis Method (DAM), Seminar HAKI Jakarta, 2018 5. Nerman Rustempasic, Lecture No. 6: Introduction to Building Material, p g tt
DETAIL PENULANGAN BETON
TECHNICAL‐2
DETAIL PENULANGAN Struktur Gedung Tinggi
1
DETAIL PENULANGAN BETON
Lingkup Bahasan 1. Ketentuan Umum Beton Bertulang g a. Material Beton b. Tulangan Baja c. Selimut Beton d. Jarak Tulangan 2. Panjang penjangkaran dan Sambungan Lewatan a. Panjang Penyaluran Ld b. Standard Hooks c. Splice Arrangement 3 DETAIL PENULANGAN ELEMEN STR UTAMA: 3. a. BALOK b. KOLOM c SHEARWALL c. 4. APLIKASI SHOP DRAWING
DETAIL PENULANGAN BETON
PENGANTAR Review Gambar Bestek dan Spesifikasi teknis Masalah Review Gambar Bestek dan Spesifikasi teknis Tugas siapa? Masalah Review Gambar Bestek dan Spesifikasi teknis Tugas siapa? Apakah desain STRUKTUR Aman, Hemat, dan terkoordinasi denganbaik Para pelaku jasa konstruksi dalam pembangunan gedung itu ada Para pelaku jasa konstruksi dalam pembangunan gedung itu ada minimal 3 pihak yang terlibat (sesuai UUJK) dengan tugas yang berbeda: 1. Konsultan Perencana, 2. Kontraktor Pelaksana, dan 3. Konsultan Pengawas MK Mesti ada batas tugas yang jelas dalam mereview gambar bestek dan M ti d b t t j l d l i b b t kd Spesifikasi Teknis, karena masing2 pihak punya ranah yang berbeda, dan ada pembagian tugas yg jelas, Seperti tabel berikut dan ada pembagian tugas yg jelas, Seperti tabel berikut
DETAIL PENULANGAN BETON Review Gambar Bestek dan Spesifikasi teknis
DETAIL PENULANGAN BETON Ketentuan Detail Tulangan Pada Struktur Beton Bertulang Sesuai SNI 2847-201X dan ACI 318 -14
Oleh; Steffie Tumilar, Ir., M.Eng., AU-HAKI Seminar , Short Course HAKI – ACI Marriot Hotel, 14-15 November 2018, Yogya
DETAIL PENULANGAN BETON
a. Material Beton b. Material Tulangan Baja c. Selimut Beton d. Jarak Tulangan e. Tulangan max dan minimum
DETAIL PENULANGAN BETON
1.A Material BETON SNI 2847‐13 pasal .... SNI 2847‐19 pasal 19.2 Ada batas mutu beton minimal untuk Struktur Tahan Gempa
DETAIL PENULANGAN BETON
1.B Material Tulangan Baja SNI 2847‐13 SNI 2847 13 pasal 9.4 SNI 2847 pasal 9 4 SNI 2847‐19 19 pasal 20.2 pasal 20 2 Ada 5 jjenis tulangan g baja j ulir sesuai pasal 20.2
DETAIL PENULANGAN BETON
1 B Material Tulangan Baja 1.B Material Tulangan Baja SNI 2847‐13 pasal 9.4 SNI 2847‐19 pasal 20.2
Syarat test lain yaitu: (c) Perpanjangan dalam 200mm >= > 7% (d) Pengujian lengkung 180 derajat tidak terjadi retak
DETAIL PENULANGAN BETON
1.B Material Tulangan Baja SNI 2847‐13 pasal 9 4 SNI 2847‐19 pasal 20 2 SNI 2847‐13 pasal 9.4 SNI 2847‐19 pasal 20.2
fy : tegangan leleh nominal f : tegangan fya t lleh ll h aktual kt l fu : tegangan tarik
DETAIL PENULANGAN BETON
1 C SELIMUT BETON 1.C SELIMUT BETON
DETAIL PENULANGAN BETON
1.D JARAK TULANGAN SNI 2847‐13 pasal 7.6 SNI 2847‐19 pasal 20.2 Balok a: Min = 25 mm = db Max = 150mm b: >= 25mm > db >=
DETAIL PENULANGAN BETON
1.D JARAK TULANGAN SNI 2847 13 pasal 7 6 SNI 2847 19 pasal 20 2 SNI 2847‐13 pasal 7.6 SNI 2847‐19 pasal 20.2
Kolom:
Min = 40mm = 1.5db
DETAIL PENULANGAN BETON
1.D JARAK TULANGAN SNI 2847‐13 SNI 2847 13 pasal 7.6 SNI 2847 pasal 7 6 SNI 2847‐19 19 pasal 20.2 pasal 20 2
Plat lantai:
max = 3t atau 450mm mana yg terbesar min = 25 mm
DETAIL PENULANGAN BETON
CATATAN CATATAN: Ketentuan ete tua umum u u ini;; Material ate a Beton, eto , Tulangan u a ga Baja, aja, Selimut Beton, Jarak Tulangan, Tulangan max dan minimum kelihatan nya sepele, tapi kalau dalam praktek banyak timbul masalah dari hal kecil. Misalnya selimut beton beton, jarak tulangan tulangan, perlu ada batas toleransi karena ke tidaktepatan pelaksanaan Masalah toleransi ini jjarang g ada di spesifikasi p teknis,, sehingga menjadi grey area. Ada acuan ACI yang bisa dipakai: ACI 117M-10: Specification for Tolerances for Concrete Construction and Materials
DETAIL PENULANGAN BETON
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld SNI 2847‐13 pasal 12.2 SNI 2847‐19 pasal 25.4
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld SNI 2847‐13 pasal 12.2 SNI 2847‐19 pasal 25.4
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld SNI 2847‐13 pasal 12.2 SNI 2847‐19 pasal 25.4
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld SNI 2847‐13 pasal 12.2 SNI 2847‐19 pasal 25.4
DETAIL PENULANGAN BETON
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld SNI 2847‐13 pasal 12.2 SNI 2847‐19 pasal 25.4
S1: Tarik secara umum S2 T ik T l S2: Tarik Tulangan atas = 1.3 S1 t 1 3 S1 S3: Panjang penjangkaran tul. Tekan =0.043 fy.db S4: Sambungan Lewatan Tekan S4: Sambungan Lewatan Tekan S5: Sambungan Lewatan Tarik
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld Tabel Ld Konsultan 1 Tabel Ld – Konsultan 1 Tabel Ld – Top Bar
Tabel Ld – Bukan Top Bar
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld Tabel Ld Konsultan 2 Tabel Ld – Konsultan 2
2.A STANDARD PENJANGKARAN Ld Tabel Ld Konsultan 3 Tabel Ld – Konsultan 3
DETAIL PENULANGAN BETON
2.B STANDARD HOOKS
2.B STANDARD HOOKS
2.C SPLICES ARRANGEMENT
PLAN
top
SECTION
bottom
2.C SPLICES ARRANGEMENT (CONT..) Tul. bundle
DETAIL PENULANGAN BETON
DETAIL PENULANGAN BALOK‐KOLOM‐SHEARWALL 1. 2. 3 3. 4.
Teori dasar Codes, SNI 2847‐2019 Aplikasi proyek Aplikasi proyek Foto proyek
DETAIL PENULANGAN BETON
Standar Detail Kolom
DETAIL PENULANGAN BETON
Ketentuan Tulangan kolom menurut SNI 2847‐2019, pasal 18.7.4
DETAIL PENULANGAN BETON
Sh d Shop drawing: i Dari gbr Forcon + Standar detail
KEY PLAN Forcon dwg
DETAIL PENULANGAN BETON
Key plan ‐ Zoom Key plan ‐
DETAIL PENULANGAN BETON
Column Section Detail Column Section Detail Forcon dwg
DETAIL PENULANGAN BETON
Column Standard Detail Column Standard Detail
DETAIL PENULANGAN BETON
C l Column Standard Detail St d d D t il
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg: Vetical Section Detail Shop dwg: V ti l S ti D t il
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg: Shop dwg: Vetical Section Detail
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg: Shop dwg:
Vetical Section Detail
DETAIL PENULANGAN BETON
V i lS i Vertical Section
DETAIL PENULANGAN BETON
Tampak Kolom – k l Dari jauh h
DETAIL PENULANGAN BETON
S kK l Stek Kolom
DETAIL PENULANGAN BETON
DETAIL PENULANGAN SHEARWALL Plan and Section Detail
DETAIL PENULANGAN BETON
Teori Dasar i
Sumber: Park and Paulay, 2007
DETAIL PENULANGAN BETON
Teori Dasar i
Sumber: Park and Paulay, 2007
DETAIL PENULANGAN BETON
Teori Dasar i
Sumber: Jack Moehle, 2015
DETAIL PENULANGAN BETON
Teori Dasar i
Sumber: Jack Moehle, 2015
DETAIL PENULANGAN BETON
Teori Dasar i
Sumber: Jack Moehle, 2015
DETAIL PENULANGAN BETON
Shearwall Plan
DETAIL PENULANGAN BETON
Shearwall Plan ‐ Zoom
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg Wall: Denah Shop dwg Wall: D h
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg Wall: Vetical Section Detail Shop dwg Wall: V ti l S ti D t il
DETAIL PENULANGAN BETON
Shearwall Vertical Section
Shearwall View Detail
Penulangan pada batas Penulangan pada batas Boundary Element
Batas Boundary Element
DETAIL PENULANGAN BETON
Shearwall Photo Shearwall Photo
DETAIL PENULANGAN BETON
C Coupling Beam View Detail li B Vi D t il
DETAIL PENULANGAN BETON
DETAIL PENULANGAN BETON
Standar Pembesian Balok Standar Pembesian Balok SNI 2847‐13 pasal 12.10.2 SNI 2847‐19 pasal 9.7.3 Tulangan Longitudinal Tulangan lentur utama ditentukan oleh diagram bidang momen dan titik belok momen positif dan negatif. Cut off point
DETAIL PENULANGAN BETON
Standar Pembesian Balok Standar Pembesian Balok SNI 2847‐13 pasal 12.10.2 SNI 2847‐19 pasal 9.7.3
DETAIL PENULANGAN BETON
Standar Pembesian Balok Standar Pembesian Balok SNI 2847‐13 pasal 12.10.2 SNI 2847‐19 pasal 9.7.3
Standar Detail – Konsultan 1
DETAIL PENULANGAN BETON Standar Pembesian Balok d b i l k
Standar Pembesian Balok
DETAIL PENULANGAN BETON
KetentuanTulangan Transversal
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg Balok Shop dwg Balok
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg Kolom COPY PASTE Shop dwg Kolom COPY PASTE
DETAIL PENULANGAN BETON
Shop dwg Kolom COPY PASTE Shop dwg Kolom
DETAIL PENULANGAN BETON
Daftar Referensi f f i 1. SNI‐03‐2847‐2013: "Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk g Bangunan Gedung 2013” (Versi US: ACI 318 – 2011) 2. SNI‐03‐2847‐2019: "Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 2013” (Versi US: ACI 318 – 2014) 3. ACI 315‐99: Detail and Detailing of Concrete Reinforcement 1999 4. Mark Fintel: Paul F, Rice et. at: "Preparation of Structural Drawing as Related to Detaiting of Reinforced Concrete” 5. David Fanella, “Reinforced Concrete Structures, Analysis and Design, 2011 6. Jack Moehle, “Seismic Design Of Reinforced Concrete”, 2015 7. Steffie Tumilar, “Ketentuan Detail Tulangan Pada Struktur Beton Bertulang Sesuai SNI 2847‐201X dan ACI 318 ‐14”, Yogyakarta, 2018
PENGECORAN BETON
TECHNICAL‐3
PENGECORAN BETON
Lingkup Bahasan Lingkup Bahasan Pekerjaan Sebelum Pengecoran 1. Shop drawing yang disetujui 1. Shop drawing yang disetujui 2. Method of Statement Pengecoran 3. Usulan Mix design dan Trial Mix 4. Test baja tulangan Perjaan Sewaktu Pengecoran Perjaan Sewaktu Pengecoran 5. Cek temperatur beton dan Cek slump 6. Ambil sample dg jumlah sesuai spesifikasi teknis 7 Penuangan dan Pemadatan 7. Penuangan dan Pemadatan beton 8. Join Konstruksi – STOP COR
Pekerjaan Sesudah Pengecoran 9. Finishing Lantai 10. Perawatan Beton 11. Bongkar Bekisting 12. Tes tekan benda uji silinder 13. Perbaikan beton bila ada cacat (defect) 14. Toleransi pelaksanaan 15 NCR Non conformance Records 15. NCR – Non conformance Records
Pengecoran Beton
Pengecoran Beton John G. Richardson Supervision of Concrete Construction Taylor & Francis Francis, 2005 Buku ini menjelaskan pengawasan pengecoran beton b t oleh l hP Pengawas d darii Kontraktor. Tentu juga berguna bagi Engineer dan Inspektor dari Konsultan MK
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
• Shop dwg harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan gambar FORCON sebelum pelaksanaan lapangan gambar FORCON sebelum pelaksanaan lapangan • Shop drawing diperiksa oleh Eng. MK dengan hasil diberi status A/B/C status A/B/C – Standar • Skedul shop dwg harus di sesuaikan dengan skedul pelaksanaan • Ada kontraktor yang tidak punya tim Engineering yg cukup p gg p pp p g j capable, sehingga proses approval shop drawing menjadi lama, tapi laporan Kontraktor ke Owner, MK mempersulit approval shop darwing.(Kasus seperti ini perlu diselesaikan pada level CM) d l l CM)
PENGECORAN BETON
1. SHOP DRAWING..... • Review gbr forcon oleh MK hanya mslh kelengkapan gbr yg layak utk dilaksanakan bukan VE QS atau optimum design layak utk dilaksanakan, bukan VE, QS atau optimum design • Engineering MK tidak terlibat dalam Perencanaan Struktur, maka kita hanya bisa komentar sejauh Engineering feeling maka kita hanya bisa komentar sejauh Engineering feeling saja. Beda dengan keterlibatan TPKB yang mereview dokumen perencanaan secara langsung, punya copy Laporan Perencanaan, punya data input ETABS
PENGECORAN BETON
Metode Kerja Pengecoran (MKP) Metode Kerja Pengecoran (MKP) 1. MKP disiapkan oleh Kontraktor, diperiksa dan di setujui oleh Engineering MK oleh Engineering MK 2. MKP ini meliputi hal sebagai berikut: • Area dan elemen struktur yang akan di cor: slab/beam, Area dan elemen struktur yang akan di cor: slab/beam kolom/wall • Alat yang akan dipakai: Mobile Pump, Stationary Pump, Alat yang akan dipakai: Mobile Pump Stationary Pump Placing Boom, Concrete bucket with Tower Crane y g p / • Perkiraan waktu yang diperlukan / m3 beton
PENGECORAN BETON
2 2. METODE KERJA PENGECORAN O G CO • Pengecoran kolom/wall pakai tremie (Sunny hose, tinggi j jatuh maks. 1.5m) ) • Alat vibrator yang akan dipakai • Untuk cor lantai perlu Alat finish lantai Untuk cor lantai perlu Alat finish lantai • Penerangan bila mengecor malam • Tenda untuk antisipasi hujan Tenda untuk antisipasi hujan
Pengecoran Beton
3 Mi d i d T i l Mi 3. Mix design dan Trial Mix Teori: Menurut Teknologi beton, Mix design itu ada perhitungan nya dengan metode ACI method atau PCA method nya dengan metode: ACI method atau PCA method Praktek: Kontraktor meminta suplayer ready mix untuk mengajukan penawaran dengan mix design setiap mutu rencana j k d i d i ti t Code: pasal 5.3 SNI‐2487‐2013 M ij l d i Mesti jelas design strength dan target strength hd h
PENGECORAN BETON
3. MIX DESIGN dan TRIAL MIX • Walaupun suplayer ready mix sdh berpengalaman lama, tapi setiap proyek mesti ada mix design dan trial mix sesuai SNI 03 2847 2013 pasal 5 3 SNI‐03‐2847‐2013 pasal 5.3 • Kuat tekan rata‐rata perlu bila data tersedia utk menetapkan deviasi standar benda uji sesuai tabel 5 3 2 1 menetapkan deviasi standar benda uji sesuai tabel 5.3.2.1
PENGECORAN BETON
3 MIX DESIGN d TRIAL MIX 3. MIX DESIGN dan TRIAL MIX..... Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia utk menetapkan deviasi standar benda uji sesuai tabel 5322 5.3.2.2
Pengecoran Beton Mix design Data Sheet
Pengecoran Beton Mix design Data Sheet Mix design Data Sheet
PENGECORAN BETON
4. TEST TULANGAN BAJA Acuan: 1. SNI‐03‐2847‐2013 pasal 21.1.5.2 2. ASTM A615/A706 Test tarik tulangan baja harus memenuhi kriteria: • 1.0 =12% • Uji lengkung 180 derajat tdk retak
PENGECORAN BETON
4. TEST TULANGAN BAJA......
Frekwensi test tulangan setiap 50 t kedatangan atau sesuai Spesifikasi Teknis sesuai Spesifikasi Teknis
PENGECORAN BETON
IJIN KERJA – CHECK LIST Ijin kerja dapat diberikan kpd Kontraktor bila dokumen berikut sdh siap: 1. Shop drawing yang sudah disetujui 2. Metode kerja pengecoran beton 3. Material Approval: ‐ Mix design dan Trial mix yang sudah disetujui ‐ Uji tulangan baja yang sudah disetujui
PENGECORAN BETON
IJIN KERJA CHECK LIST...... IJIN KERJA – CHECK LIST Permintaan Inspeksi pekerejaan (cek lis), dilakukan dengan memakai panduan dilakukan dengan memakai panduan Inspection Check List. • Inspeksi harus dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan; Pasang bekisting ‐> Pasang Besi ‐> Cor beton
PENGECORAN BETON
5. CEK TEMP dan CEK SLUMP 1. Check temp bila disyaratkan, biasa nya pada mass concrete Suhu awal: 32‐35 derajat C, tergantung spesifikasi teknis j g g p 2. Cek slump yang umum dilakukan pada waktu sebelum tuang ke concrete pump 3. Ada juga Spesifikasi Teknis yang mensyaratkan untuk melakukan slump test pada ujung pipa concrete pump. (sulit dilakukan)) 4. SNI beton 2013 tidak ada mengatur mengenai lokasi pengambilan contoh benda uji silinder bil t h b d ji ili d
PENGECORAN BETON
5 CEK TEMP dan CEK SLUMP 5. CEK TEMP dan CEK SLUMP....
PENGECORAN BETON
6. AMBIL CONTOH BENDA UJI 1. Jumlah contoh benda uji silinder diambil dari Spesifikasi Teknis Struktur dan di cek dengan SNI beton 2013 pasal 5.6.2 Struktur dan di cek dengan SNI beton 2013 pasal 5.6.2 2. Jumlah silinder utk pengecoran slab/beam diatas 38 m3 biasa nya diambil setiap 10 TM. TM1‐>TM5‐>TM11 dst setiap 10TM y p p 3. Menurut SNI 2013, pengecoran lebih kecil dari 38 m3 tdk perlu ambil contoh benda uji 4. Dari segi QA/QC, pengecoran lebih kecil dari 38 m3 terutama utk kolom tetap perlu ambil contoh benda uji 5. Test benda uji silinder umur 28 hari harus di lab independen, yaitu Lab Trisakti, UI, Sofoco. Harus diperhatikan Lab yg bisa dipecaya. di
PENGECORAN BETON
6 AMBIL CONTOH BENDA UJI 6. AMBIL CONTOH BENDA UJI....
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Penuangan beton terkait dg metode kerja butir (2) Yang harus diperhatikan adalah: 1. Tinggi jatuh penuangan beton tidak boleh lebih dari 1.5 meter 2. Pada pengecoran kolom/wall perlu ada pipa tremi atau hose 3. Pada kolom/wall dg ties yg rapat, perlu diatur dlm shop dwg atau MKP letak pipa hose waktu pengecoran 4. Bila ada ties yg rapat, perlu dimodifikasi utk bisa masuk pipa hose
7. PENUANGAN BETON..... 7. PENUANGAN BETON.....
(a) Penuangan beton pd kolom dengan Bucket + tower crane (b) Penuangan dgn concrete pump
7. PENUANGAN BETON..... 7. PENUANGAN BETON.....
P Penuangan b t pondasi beton d id dengan placing l i b boom
PENGECORAN BETON
7. PEMADATAN BETON 1.
2.
3.
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya initial setting j y g time pada beton. Dalam praktik di lapangan, pengindikasian initial setting dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut dengan tongkat tanpa kekuatan. Jika masih dapat ditusuk sedalam 10 cm, berarti setting time belum tercapai time belum tercapai. Pemadatan dilakukan dengan penggetaran, campuran beton akan mengalir dan memadat karena rongga‐rongga beton akan mengalir dan memadat karena rongga rongga akan terisi dengan butir‐butir yang lebih halus.
PENGECORAN BETON
7. PEMADATAN BETON..... Alat getar dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Alat getar intern (internal vibrator), yaitu alat getar yang berupa tongkat dan digerakan dengan mesin, Untuk menggunakannya tongkat dimasukkan ke dalam beton menggunakannya, tongkat dimasukkan ke dalam beton pada waktu tertentu, tanpa harus menyebabkan bleeding. 2 Alat getar cetakan (external vibrator or form vibrator), 2. Alat getar cetakan (external vibrator or form vibrator) yaitu alat getar yang mengetarkan form work sehingga betonnya bergetar dan memadat. y g
7 PEMADATAN BETON 7. PEMADATAN BETON.....
PENGECORAN BETON
8. JOIN KONSTRUKSI – STOP COR • Pada waktu pelaksanaan pengecoran diperlukan sambungan pengecoran atau join konstruksi, karena pelaksanaan struktur beton tidak dapat dilakukan dalam satu kali pengecoran menerus untuk seluruh area konstruksi bangunan yang dilaksanakan. dilaksanakan • Dalam Peraturan Beton PBI 71 disebut Siar Pelaksanaan dan dalam SNI-03-2847-2013 disebut Pelaksanaan, “Join Konstruksi” sebagai terjemahan dari bahasa Inggris gg Construction Joint. • Istilah lapangan disebut Stop Cor
PENGECORAN BETON
8. JOIN KONSTRUKSI..... POSISI JOIN KONSTRUKSI (STOP COR) 1. Plat lantai dan balok: Join konstruksi ditempatkan pada daerah sepertiga bentang tengah plat lantai, balok, dan gelagar. l 2. Gelagar (balok induk): Join harus ditempatkan sejarak minimum sebesar dua kali lebar balok yang memotong nya i i b d k li l b b l k t 3. Balok, Gelagar, atau plat lantai tidak boleh dicor sebelum kolom atau dinding penumpu nya mengeras (pasal 6 4 6) kolom atau dinding penumpu nya mengeras. (pasal 6.4.6)
JOIN KONSTRUKSI
SNI 2847‐2019 Pasal 26.5.6
Join Konstruksi, join kontraksi, dan join isolasi
30
JOIN KONSTRUKSI
31
JOIN KONSTRUKSI
32
JOIN KONSTRUKSI
33
PENGECORAN BETON
JOIN KONSTRUKSI.....
Stop Cor St C plat l t lantai l t i yg rapii Bagus.
Stop Cor St C plat l t lantai l t i yg amburadul b d l Jangan ditiru
PENGECORAN BETON
JOIN KONSTRUKSI
Stop Cor plat besmen ditepi Tiebeam Jangan ditiru
9 FINISHING LANTAI 9. FINISHING LANTAI 1. Pada pengecoran plat lantai (slab) perlu dilakukan finish permukaan beton yang selesai di cor sesuai finish permukaan beton yang selesai di cor, sesuai dengan shop drawing dan Spesifikasi Teknis 2 Permukaan lantai beton harus sesuai dengan 2. Permukaan lantai beton harus sesuai dengan bidang permukaan seperti yang ditunjukkan pada gambar dan dalam toleransi yang ditentukan gambar, dan dalam toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis
9 FINISHING LANTAI 9. FINISHING LANTAI...... Berikut ini ada bermacam finishing lantai: 1. Steel Trowel Finish 2. Wood float finish 3. Screeded Finish 4. Heavy Broomed Finish 5. Light Broomed Finish 6. Abrasive Finish 7. Formed Surface Finish 8. Rubbed Finish 9. Hardeners and Coloring Agents
9 FINISHING LANTAI 9. FINISHING LANTAI.....
Trowel Finish Lantai
PENGECORAN BETON
10. PERAWATAN BETON Tujuan perawatan beton adalah untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai, mutu beton yang diharapkan dapat tercapai dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau akibat kehilangan kelembaban ang terlal cepat ata tidak seragam, sehingga dapat menyebabkan retak.
PENGECORAN BETON
10. PERAWATAN BETON... Perawatan beton secara umum dapat dibagi sbb: 1. Tradisional: dibasahi/ditutup karung basah, minimal p g selama 7 hari 2. Semua permukaan beton ditutup dengan pasir setebal 50mm, selama 7 hari 3. Cara kimia: disemprot cairan kimia (SIKA Antisol) Curing Compound (Sesuai ASTM C 309), ( ) Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi penguapan. Efisiensinya di test dengan ASTM C 156 Efisiensinya di test dengan ASTM C 156 4. Perawatan khusus pada MASS CONCRETE
10 PERAWATAN BETON 10. PERAWATAN BETON..... Penutup Basah (Sesuai ASTM C171) 1. Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, spt. burlap (karung goni) yang dibasahin it t b l (k i) dib hi 2. Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api terhadap api 3. Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik & diperlukan lapisan plastik penutup burlap periodik & diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi kebutuhan penambahan air
10 PERAWATAN BETON 10. PERAWATAN BETON.....
11 BONGKAR BEKISTING 11. BONGKAR BEKISTING Setelah beton cukup p keras maka bekisting g bisa dibongkar g dengan ketentuan sbb:
11 BONGKAR BEKISTING 11. BONGKAR BEKISTING.....
Construction sequence using three levels of shores
12 TEST BENDA UJI BETON 12. TEST BENDA UJI BETON Peraturan yang dipakai: 1. 2. 3. 4.
SNI‐03‐2847‐2013 pasal 5.6.2 ASTM C172 = pengambilan sample ASTM C31 = perawatan = SNI‐03‐4810‐1998 ASTM C39 = pengujian sample = SNI‐03‐1974‐1990
CRUSHING TEST CYLINDER BETON
13 PERBAIKAN BETON 13. PERBAIKAN BETON Dalam pelaksanaan pengecoran beton sering terjadi cacat pada Dalam pelaksanaan pengecoran beton sering terjadi cacat pada beton karena berbagai sebab, diantaranya: 1 Retak pada plat lantai dan balok 1. Retak pada plat lantai dan balok 2. Keropos pada kolom atau dinding Kerusakan atau cacat beton ini harus diperbaiki dengan Kerusakan atau cacat beton ini harus diperbaiki dengan beberapa cara sesuai dengan ragam kerusakan nya: 1 Patching untuk keropos permukaan yg ringan 1. Patching untuk keropos permukaan yg ringan 2. Grouting untuk keropos permukaan yang agak dalam 3 Shotcrete untuk cacat beton yang agak luas 3. Sh t t t k tb t kl 4. Injection untuk retak yang dalam
Retak pada plat lantai Retak pada plat lantai
Retak pada plat lantai Retak pada plat lantai
Beton Keropos p p pada Wall
Beton Keropos pada balok Beton Keropos pada balok
Beton Keropos pada kolom Beton Keropos pada kolom
PENGECORAN BETON
14. TOLERANSI PELAKSANAAN Pelaksanaan pekerjaan struktur tidak bisa tepat 100% seperti d l dalam gambar, maka perlu ada toleransi ketidak tepatan b k l d l i k id k pelaksanaan, biasa nya disebut toleransi Acuan yang dipakai dalam menerapkan toleransi adalah: 1. Spesifikasi Teknis Struktur, bila ada pasal yang mengatur toleransi 2 ACI 117M‐10: Spesification for Tolerances for Concrete 2. ACI 117M 10 S ifi ti f T l f C t Construction and Materials
PENGECORAN BETON
14. TOLERANSI PELAKSANAAN.... Dalam pelaksanaan pengecoran beton, toleransi dibagi Dalam pelaksanaan pengecoran beton toleransi dibagi dalam 3 kelompok: 1 Toleransi bekisting 1. T l i b ki ti 2. Memasang Penulangan 3 Finishing beton 3. Fi i hi b Mestinya toleransi pelaksanaan ini harus tertuang dalam l l k h d l Spesifikasi Teknis dari Perencana, tapi jarang ada Lebih baik dipakai acuan ACI 117M‐10: Spesification for Tolerances for Concrete Construction and Materials
15 NCR Non Conformance Report 15. NCR‐Non Conformance Report NCR‐Non Conformance Report and Remedial Work (Ketidaksesuaian dan Perbaikan Pekerjaan) 1. NCR‐ Ketidaksesuaian Ketika MK atau Pemilik mengidentifikasi ada nya kegagalan dalam system Ketika MK atau Pemilik mengidentifikasi ada nya kegagalan dalam system manajemen mutu, maka akan dianggap sebagai ketidaksesuaian kerja (Non Conformance), dan Laporan ketidaksesuaian disebut NCR‐ ), p Non Conformance Report MK akan mencatat ketidaksesuaian itu dalam standar Form yang sudah tersedia dan membuat Daftar registrasi dalam Form NCR List. MK akan membicarakan dengan Contractors Quality Manager dan Training officer mengenai prosedur yang akan dilakukan untuk Perbaikan ketidaksesuaian mengenai prosedur yang akan dilakukan untuk Perbaikan ketidaksesuaian. Hal ini termasuk Perbaikan pekerjaan yang dipantau supaya tidak terulang kembali.
15 NCR Non Conformance Report 15. NCR‐Non Conformance Report NCR‐Non Conformance Report and Remedial Work 2. Perbaikan Pekerjaan Jika dalam pemeriksaan teridentifikasi ada nya pekerjaan permanen tidak Jika dalam pemeriksaan teridentifikasi ada nya pekerjaan permanen tidak dibuat sesuai Spesifikasi, Gambar atau kerja yang baik, MK akan memerintah kan Kontraktor untuk melakukan perbaikan dengan segera p g g sesuai dalam formulir Pemeriksaan Pekerjaan Kontraktor akan mengajukan usul untuk melakukan Perbaikan Pekerjaan, dengan memindahkan atau memperbaiki pekerjaan yang gagal. Usulan akan mengidentifikasi prosedur bahan rencana kerja dan pekerja untuk mengidentifikasi prosedur, bahan rencana kerja dan pekerja untuk melakukan kerja. Perbaikan Pekerjaan tidak boleh dilakukan sampai dengan adanya persetujuan teritulis dari MK y p j
PENGECORAN BETON
DAFTAR REFERENSI DAFTAR REFERENSI 1. PBI 1 PBI 1971 NI 1971 NI‐2: 2: “Peraturan Peraturan Beton Indonesia 1971 Beton Indonesia 1971” 2. SK SNI 89: Peraturan Beton 1989. 3 SNI‐03‐2847‐2002: “Tata 3. Tata cara perhitungan struktur beton cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung” 4. SNI SNI‐03‐2847‐2019: 03 2847 2019: “Persyaratan Persyaratan Beton Struktural Untuk Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”
PELAKSANAAN DAN INSPEKSI
TECHNICAL‐4
CONSTRUCTION AND INSPECTION
Pelaksanaan dan Inspeksi Pelaksanaan dan Inspeksi Pada Struktur Gedung Pada Struktur Gedung
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
URGENSI PENGAWASAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI 1. Chapter 8 buku John A Blume (1961) menyajikan khusus mengenai “Pelaksanaan dan Inspeksi” 2. PASAL 26 SNI 2847-2019, “Dokumen Pelaksanaan dan Inspeksi”
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
John A Blume et et. al al., “Design Design of Multistory RC Buildings for EQ Motion
(1961) Chapter 8 menyajikan khusus mengenai “Pelaksanaan Pelaksanaan dan Inspeksi” Inspeksi Blume memberikan penekanan penting nya pelaksanaan l k d dan iinspeksi, k i disamping desain dan detail penulangan yang baik.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
SISTEM MANAJEMEN MUTU Alat yang dipakai: 1 ISO 9001 2015 1. ISO 9001 2015 Lebih menekankan Prossedur 2. PROJECT QUALITY PLAN
Lebih menekankan Teknis dan Lebih menekankan Teknis dan Substansi ISO 9001-2015 dan PROJECT QUALITY PLAN MERUPAKAN PASANGAN DUA MUKA SATU MATA UANG
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
SNI 2847 - 2019
PASAL 26 ‐ DOKUMEN PELAKSANAAN DAN INSPEKSI
PASAL 26 – DOKUMEN INSPEKSI
PASAL 26.1 - Lingkup
Pihak yang bertanggungjawab dalam pengawasan dan INSPEKSI: 1. Perencana ahli bersertifikat 2. Inspektur bersertifikat
PASAL 26.1 - Lingkup UU No. 2 2017: Pengawasan proyek gedung tinggi dilakukan oleh Konsultan MK. SNI 2847‐2019 pasal 26 mengatakan bahwa pengawasan harus dil k k dilakukan oleh l h Perencana ahli bersertifikat P hli b tifik t dan Inspektur d I kt bersertifikat Hal ini belum sinkron dan belum pernah dibahas, apakah Perencana ahli bersertifikat dan Inspektur bersertifikat harus ada dalam personil Konsultan MK?
PASAL 26.1 - Lingkup Pasal ini menetapkan persyaratan minimum untuk informasi yang harus disertakan dalam dokumen konstruksi yang digunakan dalam proyek. Persyaratan ini meliputi informasi dalam desain struktur yang akan disampaikan ke kontraktor, pengawasan terhadap kualitas pekerjaan kontraktor, dan pengadaan inspeksi untuk mengecek apakah pekerjaan kontraktor sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam dokumen konstruksi
PASAL 26.13 – INSPEKSI
Pasal 26.13 – Inspeksi (1) Umum (1) Um m (2) Laporan Inspeksi (3) Item pekerjaan yg perlu inspeksi
PASAL 26.13 – INSPEKSI
Pasal 26.13 – Inspeksi Pasal 26.13 (1) Umum Karena tidak adanya standar peraturan d k d d pemeriksaan untuk konstruksi bangunan, maka inspeksi pengecoran beton harus dilakukan oleh perencana ahli bersertifikat dilakukan oleh perencana ahli bersertifikat atau inspektur bersertifikat, harus mengikuti ketentuan dokumen konstruksi ketentuan dokumen konstruksi
PASAL 26.13 – INSPEKSI
Pasal 26.13 – Inspeksi (2) Laporan Inspeksi Laporan inspeksi harus mencatat (setiap) Laporan inspeksi harus mencatat (setiap) elemen yang diperiksa pada tiap tahap k t k i l h ih k konstruksi oleh pihak yang melaksanakan l k k pemeriksaan. Catatan pemeriksaan harus disimpan oleh p pihak yang melaksanakan pemeriksaan y g p setidaknya 2 tahun setelah selesainya proyek.
PASAL 26.13 – INSPEKSI
Pasal 26.13 – Inspeksi (3) Item pekerjaan yg perlu inspeksi Item pekerjaan yang perlu pemeriksaan Item pekerjaan yang perlu pemeriksaan berkelanjutan termasuk dalam ketentuan berikut; a) Pengecoran beton a) Pengecoran beton. b) Penarikan baja prategang dan grouting tendon terlekat. terlekat c) Pemasangan angkur adhesive sesuai ACI 355.4. d) Penulangan untuk sistem rangka pemikul momen d) Penulangan untuk sistem rangka pemikul momen khusus.
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
ALAT UNTUK INSPEKSI SOP, FORM, dan PEDOMAN TEKNIS 1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 2. SOP – Standard Operation Procedure 3 S d F 3. Standar Form 4. Buku Pedoman Teknis 5. Standard Inspection Check List
INSPECTION CHECKLIST
ICL Inspection p Check List ICL adalah implementasi dari QA/QC Stantard ICL adalah implementasi dari QA/QC Stantard dalam Pengawasan Struktur Gedung Tinggi Dalam UU Permen PUPR disebut Daftar Simak Di Singapore ada: Di Singapore ada: Conques ‐ Construction Quaility Assessment
INSPECTION CHECKLIST
ICL Inspection Check List ICL Inspection Check List Pondasi A1 Tiang Bor atau Tiang Pancang A1. Tiang Bor atau Tiang Pancang A2. Turap: Diaphragm Wall, Secant Pile A3 Ground Anchor Strutting A3. Ground Anchor, Strutting A4. Galian Tanah A5 Dewatering A5. Dewatering A6. Inclinometer A7 Pondasi Raft A7. Pondasi Raft A8. Pilecap A9 Tiebeam Slab besmen A9. Tiebeam, Slab besmen
INSPECTION CHECKLIST
ICL Inspection Check List ICL Inspection Check List Struktur Atas B1. Balok, slab . Kolom B2. Kolom B3. Shearwall, link beam B4 Drop panel flat slab B4. Drop panel, flat slab B5. Tangga B6 R B6. Ramp lurus dan melingkar l d li k
INSPECTION CHECKLIST
CONTOH Inspection Check List CONTOH Inspection Check List Bekisting Diperiksa oleh: -Mandor Mandor --Supervisor --SM (QC) --MK
INSPECTION CHECKLIST
CONTOH Inspection Check List CONTOH Inspection Check List Pondasi Pelaksana, QC, dan MK
Kontraktor
Konsultan MK
INSPECTION CHECKLIST
CONTOH Inspection Check List CONTOH Inspection Check List 2. Balok
Pengecoran Beton
AS BUILT DOCUMENTS TRUKTUR: 1. As built drawings 2. Inspection Checklist Records 2 I i Ch kli R d 3 Evaluasi Hasil Uji silinder beton 3. Evaluasi Hasil Uji silinder beton 4. Evaluasi Hasil Uji tarik Tulangan baja
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
Studi Kasus: Thamrin Nine Tower1 Thamrin Nine Tower1 72 story + 6 Besmen y Period : 2015‐2020 Inspection Check List Record data: Inspection Check List Record data: IR Records = 4.967 items NCR = 605 items i
INSPECTION CHECKLIST
Dokumen Hasil Akhir = AS BUILT DOCUMENTS: 1. As built drawings – g Gambar terbangun g 2. Inspection Checklist – Daftar Simak 3 Evaluasi hasil uji tekan beton 3. Evaluasi hasil uji tekan beton 4. Evaluasi hasil uji tarik tulangan baja
INSPECTION CHECKLIST
AS BUILT DOCUMENTS Setelah selesai pelaksanaan struktur beton, maka Kontraktor menyiapkan “As‐built Drawings” diperiksa dan disetujui oleh Konsultan MK disetujui oleh Konsultan MK Dalam proses serah terima pekerjaan dari Kontraktor ke Pemilik, ada prosedur BAST – , p Berita acara serah terima, , dengan lampiran “As‐built Drawings” yang dibuat oleh Kontarktor, diperiksa dan disetujui oleh Konsultan MK dan dk h diketahui oleh Pemilik Gedung. l h lk d Untuk daerah DKI Jakarta, Dinas Cipta Karya akan Untuk daerah DKI Jakarta Dinas Cipta Karya akan melakukan pemeriksaan “As‐built Drawings” sewaktu proses KSM – Keterangan selesai membangun. p g g
INSPECTION CHECKLIST Gbr IMB -> Gbr Forcon -> Shop Dwgs -> As Built Dwgs Dalam praktek ada beberapa level kelengkapan gambar “As Built”, yaitu: il ” i 1. Gambar “As Built” yang dibuat benaran sesuai kondisi aktual. Shop dwg yang diupdate sesuai perubahan sewaktu Shop dwg yang diupdate sesuai perubahan sewaktu pelaksanaan bila ada. y g p p g p 2. Gambar “As Built” ada yang disiapkan dari shop drawing, tapi lalai (lupa) meng‐update perubahan yg terjadi dalam pelaksanaan. 3 G b “A B il ” d 3. Gambar “As Built” ada yang sama dengan gbr Forcon yg di d b F di copy paste + cap “As built drawing” – As built dwg Rekayasa
INSPECTION CHECKLIST Masalah “as built drawings” yang perlu diperhatikan: Masalah “as built drawings” yang perlu diperhatikan: 1. Budaya kita orang Indonesia banyak yang mau jalan 1. Budaya kita orang Indonesia banyak yang mau jalan pintas, instan, gampangan‐tidak mau repot. Maka untuk bisa “as built drawings” level 1 cukup sulit. Perlu ketegasan/ pemaksaan dari pemilik. 2. Kelengkapan komponen 2 Kelengkapan komponen struktur struktur “As As built drawing built drawing” meliputi: Struktur Utama: Wall, kolom, balok, plat lantai Struktur Sekunder: tangga, ramp, parapet, lift, dinding, dan gg , p, p p , , g, pondasi MEP 3. Pemetaan hasil survey (ukuran, posisi, geometri) Umumnya as built dwg hanya menampilkan struktur utama, sedangkan struktur sekunder dan geometry tidak ada sedangkan struktur sekunder dan geometry tidak ada.
INSPECTION CHECKLIST
CATATAN 1. Sependek pengetahuan dan pengalaman saya dalam 1 Sependek pengetahuan dan pengalaman saya dalam Pengawasan Gedung Tinggi di DKI Jakarta selama 20 tahun terakhir, persoalan “as built drawings” ini belum menjadi masalah penting bagi pelaku Jasa Konstruksi dan Pemilik Gedung. 2 M l h “ b ilt d 2. Masalah “as built drawings” i ” ini dianggap penting oleh i i di i l h pemilik dan Konsultan MK, setelah ada Permen dan Perda mengenai SLF mengenai SLF. 3. Padahal “as built drawings” yang lengkap akan sangat berguna bagi Pemilik Gedung untuk SLF dan Perpanjangan SLF setiap 5 tahun sekali
INSPECTION CHECKLIST
CATATAN 4. Di Provinsi DKI Jakarta masih ada Gedung tinggi yang 4 Di Provinsi DKI Jakarta masih ada Gedung tinggi yang selesai dibangun, tapi tidak punya “as built drawings” umumnya karena Pemiliknya tidak mengerti atau tidak y y g meng‐anggap penting. Kasus‐1: Ada gedung apartemen 20 lantai selesai dibangun mau mengurus SLF Ada gedung apartemen 20 lantai, selesai dibangun mau mengurus SLF ternyata tidak punya “as built drawings” krn sengketa Kontraktor dengan Pemilik. Konsultan MK sudah tidak ada, Tim Owner sudah b berganti. Jadi kehilangan jejak d k hl k Kasus‐2: Ada gedung 20 lantai, selesai dibangun mau mengurus SLF ternyata tidak punya “as built drawings” krn dibangun bertahap sesuai dana yang ada, Pengawasan oleh MK in house dari Pemilik, tidak tahu bahwa g p g utk mengurus SLF perlu “as built darwings”
INSPECTION CHECKLIST
KESIMPULAN Dari paparan panjang lebar diatas, dapat dibuat kesimpulan sbb Dari paparan panjang lebar diatas, dapat dibuat kesimpulan sbb Pengawasan Struktur Gedung Tinggi akan bisa efektif dan tepat guna bila dipenuhi syarat; bila dipenuhi syarat; 1. Ada SDM yang sesuai dengan SNI 2847‐2019 pasal 26, yaitu Perencana ahli bersertifikat dan Inspektur bersertifikat pada K Konsultan MK, bukan SKA abal‐abal lt MK b k SKA b l b l 2. Konsultan MK yang Indepeden dan punya otoritas, bukan yang didikte oleh Pemilik Gedung 3. Ada “Quality Management System” sesuai ISO 9001‐2015, yang dilengkapi dengan “Project Quality Plan” Jadi: Ada SDM yg handal, Ada System, Ada Otoritas
Pengawasan Struktur Gedung Tinggi
TERIMA KASIH TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT SEMOGA BERMANFAAT