Pengelolaan Persediaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengelolaan Persediaan Pengelolaan Persediaan Kelancaran bisnis perlu ditunjang dengan adanya persediaan barang. Persediaaan barang yaitu barang-barang yang harus ada sebelum diperlukan yang meliputi bahan mentah (raw material), benda kerja (material in process), bahan pembantu (supplies inventory) dan barang jadi (final goods) Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agar persediaan tetap stabil sesuai rencana. Sedangkan bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi dan merupakan biaya utama dalam proses pembuatan produk. Tujuan dikelolanya persediaan barang adalah : 1. Menjaga jangan sampai persediaan habis 2. Menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen 3. Menjaga agar jangan sampai jumlah persediaan barang berlebihan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persediaan barang dagangan : 1. Sistem pencatatan yang paling tepat 2. Metode pencatatan yang tepat untuk menentukan persediaan 3. Menghitung persediaan barang dagangan 4. Menyusun laporan persediaan. Sistem pencatatan persediaan barang ada dua yaitu : 1. Pencatatan secara terus menerus (perpetual system) yaitu mencatat semua penambahan dan pengurangan dengan cara yang sama seperti pencatatan kas. 2. Pencatatan secara periodik (periodic system) yaitu pencatatan yang dilakukan pada waktu atau periode tertentu.



Metode pencatatan persediaan barang dagangan dan bahan baku digunakan cara sebagai berikut : 1. First -in, First - out (FIFO) Barang yang pertama masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. 2. Last-in, First-out (LIFO) Barang yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. 3. Average Cost (AC)



Barang -barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya. Dengan mengetahui dan memahami sistem pencatatan dan metode pencatatan, akan dihitung persediaan barang dagangan dan bahan baku dengan tepat sehingga dapat mengatur pengadaan



persediaan barang dagangan dengan tingkat persediaan yang menguntungkan.



Mengelola Barang Dengan Metode FIFO, LIFO dan FEFO Sebagian orang beranggapan bahwa mengelola toko nampak sederhana dan mudah sehingga siapapun bisa melakukannya. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Mengelola toko tidak berbeda dengan mengelola bisnis. Dibutuhkan penanganan dengan strategi yang sistematis, terlebih dalam hal mengelola stok. Mengelola stok membutuhkan ketelitian dalam mengetahui masa ketahanan/expired suatu produk. Jangan sampai sebuah produk karena terlalu lama disimpan menjadi rusak sehingga menimbulkan kerugian.



Metode FIFO, LIFO dan FEFO Dalam mengelola persediaan barang di bisnis ritel, umumnya dikenal adanya sistem: Metode FIFO (First In First Out) 



Metode yang digunakan dalam metode fifo adalah barang yang pertama kali masuk adalah yang keluar pertama kali. Misalnya, anda menjual tepung terigu. Yang dijual terlebih dahulu adalah tepung terigu yang pertama kali masuk ke toko. Tidak diperbolehkan menjual tepung terigu yang terakhir masuk. Jika hal tersebut dilakukan, maka tepung terigu yang masuknya awal lama kelamaan akan rusak. Metode ini biasa diterapkan untuk penjualan produk shampoo, susu, atau sabun.



Metode LIFO (Last In First Out) 



Metode yang digunakan dalam metode lifo adalah mengeluarkan/ menjual barang yang terakhir masuk. Misalnya toko baju. Toko baju akan mendisplay baju model terbaru di etalase. Baju model baru ini adalah baju yang terakhir datang. Jika mendahulukan penjualan barang yang pertama kali masuk, maka barang yang baru akan lama terjualnya sehingga dikhawatirkan ketinggalan model. Jadi yang terakhir masuk harus pertama kali keluar.



Metode FEFO (First Expired First Out) 



Metode yang digunakan dalam metode fefo adalah barang dengan masa kadaluarsa yang terdekat harus keluar lebih dulu. Metode ini biasanya diterapkan pada apotik atau toko ritel yang menjual makanan dan minuman (biasanya dalam kemasan) yang memiliki masa kadaluarsa. Jadi, terlepas apakah barang yang masuk itu datang duluan atau terakhir, barang dengan masa kadaluarsa paling dekat adalah barang yang harus dijual terlebih dahulu. Produk dengan masa kadaluarsa yang pendek



akan ditempatkan diposisi paling depan agar diambil terlebih dahulu. Sedangkan produk dengan masa kadaluarsa yang masih panjang dapat disimpan di gudang.



Mengelola Kebutuhan dan Persediaan Bahan Baku Yulpan Paisal Kelancaran bisnis perlu ditunjang dengan adanya persediaan barang dagangan. Untuk menjaga tingkat persediaan barang, dapat ditempuh oleh setiap perusahaan dengan cara pengelolaan dan pengendalian persediaan barang sesuai dengan jumlah yang direncanakan. Jadi, pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agar persediaan tetap stabil sesuai rencana. Adapun tujuan dikelolanya persediaan barang adalah: a.



Untuk menjaga jangan sampai persediaan habis,



b.



Untuk menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen,



c.



dan Untuk menjaga agar jangan sampai jumlah perseidaan barang dagangan berlebihan.



Dalam melakukan pengelolaan persediaan barang dagangan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu: a.



Sistem pencatatan yang paling tepat,



b.



Metode pencatatan yang tepat untuk menetukan persediaan,



c.



Menghitung persediaan barang dagangan,



d.



dan Menyusun laporan persediaan.



Mengenai sistem pencatatan, ada dua sistem pencatatan yang bisa dikemukakan disini. a.



Pencatatan secara terus menerus (perpetual system).



Cara pencatatan yang dilakukan secara terus-menerus. Dasar dari sistem ini adalah mencatat semua penambahan dan pengurangan dengan cara yang sama seperti pencatatan kas, yaitu masing-masing jenis barang dibuat perkiraan sendiri-sendiri dan untuk transaksi yang berkaitan dengan pengembalian dan pengurangan harga dibukukan dalam buku pembantu (subsidiary ledger). b.



Pencatatan secara periodic (periodic system).



Cara pencatatan yang dilkukan pada waktu atau periode tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau semester. Mengenai metode pencatatan persediaan barang dagangan dapat digunakan cara berikut. a.



First-in, First-out (FIFO)



Barang yang pertama masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. b.



Last-in, First-out (LIFO)



Barang yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. c.



Average Cost (AC)



Barang-barang yang dikelurakan daicatat berdasarkan harga rata-ratanya. Dengan mengetahui dan memahami sistem pencatatan dan metode pencatatan, akan dapat dihitung persediaan barang dagangan dengan tepat sehingga dapat mengukur pengadaan persediaan barang dagangan dengan tingkat persediaan yang menguntungkan. Setelah menghitung dan mencatat persediaan barang, selanjutnya perlu disusun laporan persediaan barang dagangan. Penyusunan laporan perlu dibuat dalam rangka pelaksanaan administrasi. Laporan persedian barang dagangan dibuat secara periodik. Data yang diperlukan untuk menyususn laporan ini diperoleh dari: a.



Buku pembelian (tunai/kredit)



b.



Buku penjualan (tunai/kredit)



c.



Kartu persediaan gudang



d.



Kartu persediaan di took



e.



Kartu retur pembelian



f.



Kartu retur penjualan.



Buku pembelian, buku pejualan serta kartu retur pembelian dan penjualan digunakan sebagai alat penguji kebenaran keluar masuk barang di gudang sesuai dengan salinan surat kiriman barang, surat



penerimaan, faktur penjualan dan sebagainya. Sedangkan kartu persediaan barang di gudang dan di took digunakan untuk melihat kenyataan barang yang tersedia dan meneliti antara catatan di kartu persediaan dengan jumlah barang sebenarnya secara fisik. Setelah penyusunan laporan persediaan selesai, selanjutnya laporan tersebut disampaikan ke baian keuangan, yang kemudian akan dijadikan sebagai data untuk menyususn laporan keuangan yaitu laporan rugi laba dan neraca. Oleh karena akhir suatu periode merupakan persediaan awal untuk periode berikutnya, maka jika persediaan akhir ditetapkan salah, akan mengakibatkan berlanjutnya kesalahan yang tidak dapat dihindarkan.Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agarapersediaan barng tetap stabil sesuai rencana. Stabil artinya jangan sampai kekurangan dan kelebihan. Pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan cara terus-menerus atauberkala/periodik. Laporan persediaan harus akurat karena berpengaruh pada keseimbangan antara biayayang dikeluarkan dan pendapatan di dalam satu periode. http://yulpan-paisal.blogspot.com/2012/10/mengelola-kebutuhan-dan-persediaan.html PENGELOLAAN PERSEDIAAN TUJUAN : a. Menjaga jangan sampai persediaan habis b. Menjaga jangan sampai jumlah persediaan barang berlebihan



Hal yang diperhatikan dlm pegelolaan barang : a.



SISTEM PENCATATAN



b.



METODE PENCATATAN



c.



MENGHITUNG PERSEDIAAN BARANG



d.



MENYUSUN LAPORAN PERSEDIAAN



SISTEM PENCATATAN PERPETUAL SYSTEM (terus menerus) Yaitu : mencatat semua penambahan dan pengurangan, untuk jenis barang dibuat perkiraan sendirisendiri PERIODIC SYSTEM (periodik) Yaitu : pencatatan dilakukan dengan waktu atau peiode tertentu ( mingguan, bulanan dan seterusnya )



METODE PENCATATAN •



FIRST IN – FIRST OUT (FIFO)







LAST IN – FIRST OUT (LIFO)







AVARAGE COST (AC)



barang masuk pertama, harus dikeluarkan terlebih dahulu barang masuk akhir, harus dikeluarkan terlebih dahulu barang – barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya PENGHITUNGAN BAHAN BAKU METODE FIFO Contoh: Bahan baku PT ABAB dua minggu pertama bulan Mei 2007 : 01 Mei, persediaan 8.000kg @Rp 1.000,09 Mei, pembelian 12.000kg @Rp 1.200,17 Mei, masuk proses produksi 15.000kg Harga pokok BB yg dipakai dlm proses produksi pd tgl 17 Mei sebanyak 15.000kg. Dihitung sbb : 8.000kg



x



Rp 1.000,-



=Rp 8.000.000,-



7.000kg



x



Rp 1.200,-



=Rp 8.400.000,-



15.000kg



=Rp16.400.000,-



BB yg dipakai dlm proses produksi sebesar Rp 16.400.000,METODE LIFO 12.000kg



x



Rp 1.200,-



=Rp 14.400.000,-



3.000kg



x



Rp 1.000,-



=Rp 3.000.000,-



15.000kg



=Rp 17.400.000,-



Jadi : BB yg harus dicatat sebesar Rp 17.400.000,METODE AC (Rata-rata tertimbang) Biaya BB yg akan dipakai dlm proses produksi adalah hasil kali jumlah BB yang dipakai dan harga pokok rata-rata per satuan. 8.000kg



x



Rp 1.000,-



=Rp



12.000kg



x



Rp 1.200,-



=Rp14.400.000,-



20.000kg



8.000.000,-



=Rp22.400.000,-



Harga pokok rata2 tiap kg: Rp22.400.000 : 20.000,- = Rp 1.120,Harga pokok BB yg dipakai proses produksi (15.000kg), berarti : 15.000kg x Rp 1.120,- = Rp16.800.000,Jadi BB yg dicatat adalah Rp 16.800.000,-