Pengembangan Metode Penugasan Keperawatan Primer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGEMBANGAN METODE PENUGASAN KEPERAWATAN PRIMER DI INSTALASI RAWAT INAP I RSJ PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit, maka Rumah Sakit berkewajiban untuk memberikan sarana dan fasilitas yang berkualitas serta tenaga kesehatan yang profesional. Keperawatan sebagai salah satu tenaga profesional merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan ilmu, ketrampilan dan sikap yang dimiliki agar dapat memberikan pelayanan yang profesional. Rumah Sakit merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Dalam manajemen asuhan keperawatan, metode pemberian pelayanan keperawatan yang digunakan merupakan faktor penting dalam menentukan mutu asuhan keperawatan. Model/metode pemberian asuhan memberikan gambaran jelas tentang tugas, tanggung jawab dan kewenangan perawat dalam menyelesaikan asuhan, menetapkan siapa yang menjalankan tugas dan tanggung jawab, penyesuaian jumlah pasien dengan jenis tenaga perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan. Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun



terakhir



ini.



Menurut



Tappen



(1995),



model



pemberian



asuhan



keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit.



Dalam rangka mendayagunakan tenaga keperawatan yang tersedia di rumah sakit, maka dibutuhkan adanya suatu pengembangan metode pemberian asuhan keperawatan untuk dapat diimplementasikan dalam mengelola ruang keperawatan sehingga dapat menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan profesional harus berfokus pada kebutuhan pasien, sehingga dibutuhkan perawat yang profesional dan metode penugasan yang sesuai. Dengan metode yang sesuai diharapkan mampu menjadikan kualitas layanan keperawatan bermutu dan dapat menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan hal tersebut dan untuk memperbaiki mutu pelayanan keperawatan, maka Instalasi Rawat Inap I Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang akan mengembangkan metode penugasan primer diruang rawat inap. B. Tujuan 1. Tujuan Umum: Untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien 2. Tujuan Khusus: a. Supaya terjadi kontinuitas asuhan keperawatan yang dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. b. Memberikan pelayanan keperawatan yang professional berdasarkan ilmu dan kode etik c. Memberikan pelayanan keperawatan yang professional berdasarkan komitmen dalam membantu pasien d. Memberikan pelayanan keperawatan yang professional berdasarkan otonomi profesi. C. Ruang Lingkup Pengembangan Penugasan Primer Pengembangan metode penugasan primer akan dikembangkan diseluruh ruang rawat inap di Instalasi Rawat Inap I Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang secara bertahap. Pada tahun 2016 ruang rawat yang akan dikembangkan menjadi metode penugasan primer ada 4 ruang rawat inap, yaitu: Wisma Baladewa, Wisma Drupada, Wisma Arimbi dan Wisma Endang Pergiwa. II. METODA PENUGASAN PRIMER A. Pengertian



Metoda penugasan keperawatan primer merupakan suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang registered nurse sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Selama jam kerja, perawat primer memberikan perawatan secara total kepada pasiennya. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse). Pada model ini, klien, keluarga, staf medik dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu akan merupakan tanggung jawab perawat primer tertentu. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien. Seorang perawat primer mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial masyarakat membuat jadual perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah, dan lain sebagainya. Dengan diberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akontabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan. Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang yang diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer. Metode keperawatan primer mendorong praktek kemandirian perawat, yang ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Perawat primer bertanggung jawab untuk membangun komunikasi yang jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan anggota tim kesehatan lain. Walaupun perawat primer membuat rencana keperawatan, umpan balik dari orang lain diperlukan untuk pengkoordinasian asuhan keperawatan klien Dalam menetapkan seseorang menjadi perawat primer perlu berhati-hati karena memerlukan beberapa kriteria, di antaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu.



Di negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai perawat primer adalah seorang perawat spesialis klinik yang mempunyai kualifikasi master dalam bidang keperawatan. Karakteristik modalitas keperawatan primer adalah : 1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan 2. Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan professional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan. 3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat primer kepada perawat sekunder selama shift lain. 4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia. 5. Autoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada perawat primer. B. Kelebihan dan Kelemahan Metoda Penugasan Primer 1. Kelebihan metode penugasan primer: a. Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan untuk pengembangan diri. b. Memberikan peningkatan autonomi pada



pihak



perawat,



jadi



meningkatkan motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat c. Bersifat kontinuitas dan komprehensif sesuai dengan arahan perawat primer dalam memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi. d. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer operasional dan administrasi e. Kepuasan kerja perawat tinggi karena dapat memberiikan asuhan keperawatan secara holistik. Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer adalah memungkinkan pengembangan diri melalui penerapan ilmu pengetahuan. f. Staf medis juga merasakan kepuasan karena senantiasa informasi tentang kondisi klien selalu mutakhir dan komprehensif serta informasi dapat diperoleh dari satu perawat yang benar-benar mengetahui keadaan kliennya. g. Perawat ditantang untuk bekerja total sesuai dengan kapasitas mereka. h. Waktu yang digunakan lebih sedikit dalam aktivitas koordinasi dan supervisi dan lebih banyak waktu untuk aktivitas langsung kepada klien. i. Pasien terlihat lebih menghargai. Pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhi kebutuhannya secara individu. j. Asuhan keperawatan berfokus pada kebutuhan klien.



k. Profesi lain lebih menghargai karena dapat berkonsultasi dengan l. m. n. o.



perawat yang mengetahui semua tentang kliennya. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan. Meningkatnya hubungan antara perawat dan klien. Metode ini mendukung pelayanan profesional. Rumah sakit tidak harus mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan tetapi harus berkualitas tinggi



2. Kelemahan metode penugasan primer: a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional b. Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki akontabilitas dan kemampuan untuk mengkaji serta merencanakan asuhan keperawatan untuk klien. c. Akontabilitas yang total dapat membuat jenuh. d. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama. e. Biaya relatif tinggi dibanding metode penugasan yang lain. C. Ketenagaan Metode Primer 1. 2. 3. 4. 5.



Perawat primer adalah seorang Register Nurse Setiap perawat primer adalah perawat “bedside” Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional sebagai perawat asisten



DOKTER



KEPALA RUANG



TIM KES LAINNYA



PERAWAT PRIMER PASIEN



PERAWAT PELAKSANA PAGI



PERAWAT PELAKSANA SIANG



PERAWAT PELAKSANA MALAM



Gambar



1.3



:



Diagram



system



asuhan



keperawatan



primer



(Marquis&Huston, 1998) D. Tanggung jawab Kepala Ruang dalam metode primer 1. 2. 3. 4. 5.



Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer Mengorganisir pembagian pasien kepada perawat primer Menyusun jadual dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten Orientasi dan merencanakan karyawan baru Merencanakan dan menyelenggarakan pengembangan staff



E. Tanggung jawab perawat primer : 1. 2. 3. 4.



Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif Membuat tujuan dan rencana keperawatan Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan



oleh disiplin lain maupun perawat lain 5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai 6. Menyipakan penyuluhan untuk pulang 7. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga sosial dimasyarakat 8. Membuat jadual perjanjian klinis 9. Mengadakan kunjungan rumah



F. Tugas dan tanggung jawab perawat asosiat. 1. Mengikuti serah terima klien dinas pagi, dinas sore dan dinas bersama perawat primer. 2. Mengikuti pre atau post conference dengan perawat primer. 3. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada di tempat. 4. Melaksanakan rencana keperawatan jika perawat primer tidak ada di tempat. 5.



Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak ada ditempat.



6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan 7.



Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi keperawatan yang ada diruangan.



8.



Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnostic atau laboratorium, pengobatan dan tindakan.



9.



Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersifat sopan dan ramah



10. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga. 11. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat. 12. Menyimpan, memerihara peralatan yang diperlukan sehingga siap dipakai. 13. Melakukan dinas sesuai jadual yang sudah dibuat oleh kepala ruangan. 14. Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada PP 15. Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada. 16. Mengidentifikasi dan mencataa tingkat ketergantungan klien setiap shif 17. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.



III.



PENGEMBANGAN METODE PENUGASAN PRIMER A. Metode Penugasan Saat Ini Metode penugasan yang diterapkan di ruang rawat Instalasi Rawat Inap I Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang saat ini adalah metode penugasan Tim. Metode penugasan ini mulai diterapkan tahun 2003 pada 2 bangsal percontohan, kemudian mulai tahun 2006 semua bangsal mulai menerapkan metode penugasan tim ini. Metode penugasan ini diterapkan di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang karena metode ini yang paling sesuai dengan kondisi rumah sakit saat itu. Pada metode penugasan tim seorang perawat profesional yang berijazah, berpengalaman serta memiliki pengetahuan dibidangnya memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Dalam metode penugasan tim ini ketua tim dipegang oleh perawat professional (registered nurse), tetapi dalam pelaksanaannya ketua tim dijabat oleh seorang perawat lulusan D



III. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah perawat professional ( registered nurse). B. Ketenagaan Rawat Inap I Saat ini jumlah tenaga keperawatan rawat inap I yang ada sebanyak



a. b. c. d. e. f.



283 orang perawat, dengan komposisi sebagai berikut: 1. Menurut Jenis Kelamin: a. Perawat Laki-laki : 150 orang b. Perawat wanita : 133 orang 2. Menurut Tingkat Pendidikan: Spesialis Jiwa : 1 Orang Ners : 18 Orang Sarjana Keperawatan : 43 Orang D IV Keperawatan Jiwa : 30 Orang D III Keperawatan : 182 orang SPR/SPK : 10 Orang Berdasarkan komposisi ketenagaan tersebut dapat menjadi salah satu pendorong Instalasi Rawat Inap I untuk merubah metode penugasan yang ada menjadi metode penugasan keperawatan primer yang lebih baik sesuai jumlah SDM keperawatan yang ada. Sehingga metode penugasan yang ada saat ini sudah selayaknya untuk di evaluasi



dan ditelaah



kembali sesuai dengan kondisi sumber daya mausia yang ada. Dengan konsekwensi perlu adanya kesiapan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat untuk bersama-sama mendorong terwujudnya metode penugasan keperawatan yang ideal. C. Pengembangan Metode Penugasan Primer Rawat Inap I Instalasi Rawat Inap I mengelola 22 bangsal rawat inap yang terdiri dari: 1. Bangsal Pria : 12 Bangsal 2. Bangsal Wanita : 6 Bangsal 3. Bangsal Psikogeriatri Pria : 1 Bangsal 4. Bangsal Psikogeriatri Wanita : 1 Bangsal 5. Unit Perawatan Intesif Pria : 1 Bangsal 6. Unit Perawatan Intensif Wanita : 1 Bangsal Jumlah : 22 Bangsal Dari 22 bangsal rawat inap yang ada, pada tahun 2016 ( tahap pertama ) 4 bangsal di Instalasi Rawat Inap I akan dimodifikasi menjadi bangsal dengan metode penugasan primer, yaitu: 1. Wisma Arimbi 2. Wisma Endang Pergiwa 3. Wisma Baladewa 4. Wisma Drupada



Pada tahun 2017 ( tahap kedua ) ada 4 bangsal di Instalasi Rawat Inap I yang akan dimodifikasi menjadi bangsal dengan metode penugasan primer, yaitu: 1. Bangsal Subadra 2. Bangsal Setyowati 3. Bangsal Puntadewa 4. Bangsal Sadewa Pada tahun 2018 ( tahap ketiga ) bengsal ranap I yang akan dimodifikasi menjadi bangsal dengan metode penugasan primer ada 4 bangsal yaitu: 1. Bangsal Dwarawati 2. Bangsal Gatotkaca 3. Bangsal Harjuna 4. Bangsal Basukarna Bangsal lain yang belum dimodifikasi menjadi bangsal dengan metode penugasan primer akan disesuaikan dengan kondisi SDM keperawatan yang ada. D. Pelaksanaan Metode Penugasan Primer Sesuai dengan konsep metode penugasan primer, maka masing-masing bangsal dengan metode penugasan primer akan ada 3 perawat primer. Satu orang perawat primer akan memberi asuhan keperawatan kepada 6 – 7 pasien. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam terhadap perencanaan, pelaksanaan pengevaluasi terhadap klien sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam kerja, perawat memberikan perawatan secara langsung kepada pasien dan ketika perawat primer



tidak



sedang



bertugas,



maka



asuhan



keperawatan



diberikan/didelegasikan kepada perawat asosiet yang mengikuti rencana keperawatan yang telah disusun oleh perawat primer. Dalam metode penugasan primer seorang perawat primer bertanggung jawab untuk membangun komunikasi yang jelas dengan pasien, dokter, perawat asosiet dan anggota tim kesehatan lain. Perawat primer juga mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik, kunjungan rumah dan sebagainya. Tugas perawat primer antara lain: a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama berdinas d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain. e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai



f. Menerima dan menyesuaikan rencana g. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, dengan cara kontak dengan lembaga sosial di masyarakat. i. Membuat jadwal perjanjian klinik j. Mengadakan kunjungan rumah Dalam melaksanakan tugasnya perawat primer akan bekerja sama dengan perawat asosiet, dimana perawat asosiet akan memberi asuhan keperawatan yang telah didelegasikan oleh perawat primer.



IV.



PENUTUP Metode penugasan adalah metode yang digunakan perawat dalam rangka memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien/klien. Jenis metode penugasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di suatu rumah sakit ada berbagai macam, antara lain: Metode Fungsional, Metode Tim, Metode Primer, Metode Kasus dan Metode Modifikasi. Masing – masing metode penugasan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada metode fungsional, perawat lebih banyak melakukan satu jenis pekerjaan yang dilakukan di ruangan sakit,atau dengan kata lain perawat sudah mendapat tugasnya masing-masing, artinya setiap perawat tidak mengerjakan semua intervensi pada seorang pasien sakit. Pada metode primer, seorang pasien akan diberikan perawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan secara total oleh seorang perawat primer selama 24 jam.dengan kata lain, seorang pasien akan diberikan asuhan keperawatan oleh 1 perawat yang khusus ditugaskan untuk 1 pasien di ruangan sakit. Pada metode kasus seorang perawat akan memberikan perawatan konstan dalam jangka waktu tertentu . Demikian pengembangan metode penugasan primer disusun, semoga dengan pengembangan metode penugasan primer ini pelayanan asuhan keperawatan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang sesuai harapan masyarakat/klien. Magelang, 24 November 2015



Mengetahui Ka. Instalasi Rawat Inap I



Ka. Unit Pengembangan



dr. M. Himawan Baihaqi NIP:197504262008121001



Muhammad Yakhsya, S. Kep NIP:196706061990031001



PENGEMBANGAN METODE PENUGASAN KEPERAWATAN PRIMER INSTALASI RAWAT INAP I RUMAH SAKIT JIWA PROF. dr. SOEROJO MAGELANG



DISUSUN OLEH: UNIT PENGEMBANGAN INSTALASI RAWAT INAP I RUMAH SAKIT JIWA Prof. dr. SOEROJO MAGELANG