Pengertian Dan Pembentukkan Kristal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGERTIAN DAN PEMBENTUKKAN KRISTAL



Pengertian Kristal 



Kristal merupakan bentuk geometri dari zat padat yang dibatasi oleh bidang datar --- old







Kristal adalah zat padat homogen yang terdiri dari ikatan atom-atom/ ion-ion dalam bentuk 3 dimensi dengan susunan (struktur dalam) yang tetap dan teratur.







Kristal merupakan suatu benda padat homogen yang berbentuk polihedral yang teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, tidak kasar, sebagai ekspresi dari bangun atau struktur dalamnya yang teratur.







Escher (1950) memberi definisi kristal adalah suatu benda padat homogen yang dibatasi atau ditutupi oleh bidang-bidang rata yang merupakan perwujudan luar dari suatu pengaturan dalam atom-atom atau ion-ion yang teratur







Semakin baik wujud suatu kristal, berarti semakin baik pula susunan dalam dari atom-atom atau ion-ionnya.



 Kristalografi : adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari



kristal secara sistimatik, termasuk didalamnya hukum-hukum, struktur dalam, bentuk luar serta kejadiannya dan perkembangan/pertumbuhan kristalnya.



 Tujuan



dari materi kristalografi adalah untuk dapat mengidentifikasi mineral, determinasi, menentukan bentukbentuk ikatan/susunan atom atau ion dari suatu mineral.



Pembentukan Kristal 



Kristal dapat terbentuk dari larutan magma yang jenuh atau kelewat jenuh yang kemudian membeku karena adanya penurunan temperatur. Hal ini disebut Proses Kristalisasi







Bila penurunan temperatur teratur dan perlahan-lahan, akan terbentuk kristal yang berukuran kasar dan sempurna, hal ini disebabkan karena atom-atom / ion-ion mempunyai kesempatan untuk berdifusi membentuk konfigurasi, sehingga dihasilkan bentuk yang sempurna.







Bila penurunan temperaturnya cepat atau tiba-tiba maka akan dihasilkan kristal yang berukuran halus karena tidak ada kesempatan untuk saling berdifusi antara ion-ion penyusunnya.







Pada penurunan temperatur yang cepat juga akan dihasilkan material yang non kristalin yang tak berbentuk yang disebut Amorf.



Bentuk Kristal Berdasarkan Pembetukkannya : - Euhedral - Subhedral - Anhedral  Amorf



 Kristal Euhedral: dicirikan oleh perkembangan muka kristal yang sempurna (dibatasi oleh bidang-bidang yang rata)



 Kristal Subhedral: dicirikan oleh perkembangan muka kristal yang hanya sebagian (tak semua rata)



 Kristal Anhedral: dicirikan oleh kristal yang tidak mempunyai bentuk muka kristal.



 Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh proses ruang.



pembentukannya,



pengaruh



luar,



pengaruh



Bentuk Kristal Berdasarkan Cara Pengamatannya : - Kristalin - Mikrokristalin - Kriptokristalin



 Kristalin : untuk kristal yang dapat diamati secara baik dengan mata telanjang.



 Mikrokristalin : untuk kristal yang pengamatannya baru terlihat bila dengan bantuan mikroskop.



 Kriptokristalin : untuk kristal yang baru dapat diamati dengan bantuan difraksi sinar X.



 Ciri khas bahan kristalin yaitu: padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu dan mempunyai sifat kelistrikan / kemagnitan.



Proses Kristalisasi - Pembekuan / Pendinginan - Penguapan / Evaporasi







Kristalisasi dapat terbentuk akibat: proses pendinginan / pembekuan dan proses evaporasi atau penguapan. a. Proses pendinginan: bila suatu larutan (dengan konsentrasi tertentu) didinginkan maka ion-ion pada larutan tersebut dapat mempunyai kecenderungan untuk mengatur diri menurut susunan tertentu sehingga dicapai suatu kondisi yang stabil. Contoh : Larutan Magma. b. Proses Evaporasi : bila suatu larutan dengan konsentrasi unsur-unsur tertentu mengalami penguapan, maka setelah melalui kondisi jenuh akan terjadi proses kristalisasi. Contoh: air laut --- mineral Halite (NaCl)



Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi relatif dari bentuk kristal adalah : a. Homogenitas / keseragaman larutan b. Kecepatan pendinginan / temperatur pembentukkan c. Kemurnian larutan / akibat pengotoran d. Ruang pembentukkan



a. Homogenitas sangat menentukan bentuk kristal yang terjadi Contoh: larutan sodium chlorate ( NaClO 3) diaduk hingga homogen lalu didinginkan cepat, maka kristal yang terbentuk akan berupa kubus. Tapi bila larutan dibiarkan tenang selama proses kristalisasi maka akan dihasilkan bentuk kubus yang terpancung tiap sudutnya



Bentuk kristal Sodium Chlorate (NaCl3), (a) bila larutan diaduk, (b) bila laturan dibiarkan tenang



b. Kecepatan pendinginan menentukan bentuk ikatan atau konfigurasi yang baik. Contoh : larutan Gypsum (CaSO4.2H2O) bila kristalisasi cepat akan dihasilkan bentuk yang panjang & tipis dan bila lambat akan dihasilkan bentuk yang tebal dan pendek



Bentuk kristal gipsum, (a) bila kristalisasi cepat, (b) bila kristalisasi lambat



c. Kemurnian larutan/pengotoran akan sangat berpengaruh pada proses kristalisasi. Contoh: Sodium Chlorate (NaCl) bila tak ada pengotoran atau larutan murni, maka pada saat kristalisasi akan dihasilkan bentuk kubus, tapi bila pada larutan tersebut ditambahkan urea 10 %, maka kristal yang dihasilkan akan berbentuk Oktahedral



Kristal NaCl (a) murni, (b) ditambah 10% urea



d. Ruang pembentukan akan mempengaruhi bentuk kristal yang terjadi, bila ruang yang tersedia kecil, maka kristal yang dihasilkan juga akan kecil atau dapat berbentuk anhedral.