Pengertian, Jenis, Sumber Dan Model Motivasi Serta Penerapannya Dalam Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

31



PENDAHULUAN Halo Learners! Jika Anda ingin mempelajari model-model motivasi belajar dan pembelajaran, materi ini sangat tepat untuk Anda pelajari karena dalam unit kedua ini akan menguraikan tentang pengertian, jenis-jenis, sumber dan model motivasi serta penerapannya dalam pembelajaran. Kata motivasi itu berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau dalam bahasa Inggris dikatakan to move. Motif bisa diartikan sebagai kekuatan dari dalam yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif juga tidak berdiri sendiri, tetapi juga saling berkaitan dengan faktor lain, baik itu faktor ekternal maupun faktor internal. Motivasi dalam belajar memiliki berbagai macam model, salah satunya itu yaitu model ARCS yang dikemukakan oleh Keller dan Kop 1987. Model ini nih yang akan diuraikan dalam modul.



TUJUAN



Setelah mempelajari materi “Pengertian, Jenis, Sumber dan Model Motivasi serta Penerapannya dalam Pembelajaran” dalam modul ini ini, Anda diharapkan mampu:



1. Memahami pengertian motivasi secara umum dan menurut para ahli



2. Mengidentifikasi jenis dan sumber motivasi 3. Mengaplikasikan motivasi dalam pembelajaran 4. Mengaitkan dan menerapkan model motivasi ARCS dalam proses belajar dan pembelajaran.



32



URAIAN MATERI



A.



Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin “MOVERE” yang berarti menggerakkan. Dalam bahasa Inggris disebut Motivation yang berarti dorongan atau motivasi. Motif bisa juga diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat (driving force). Menurut pendapat American Encyclopedia, motivasi merupakan sebuah kecenderungan yang ada didalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindakannya. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu (Cropley, 1985). Hampir selaras, Winkels (1987) mengatakan bahwa motif sebagai penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah gejala psikologis berbentuk dorongan yang muncul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan suatu tujuan. Motivasi tidak hanya berupa dorongan saja, namun juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak buat melakukan suatu tindakan karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya. Motivasi memiliki peran starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada orang yang belajar tanpa motivasi dan bukan berarti jika tidak ada motivasi maka tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, prinsip-prinsip motivasi tidak hanya perlu untuk diketahui saja, namun juga harus dilaksanakan dalam aktivitas sehari-hari.



33



B.



Jenis Motivasi



Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005), motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu; 1. Motivasi Positif (Insentif Positif) Contohnya, manajer memotivasi karyawannya dengan memberi hadiah kepada mereka yang berprestasi. Karena motivasi positif ini semangat kerja karyawan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. 2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif) Contohnya, manajer memotivasi karyawannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang hasil kerjanya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memberikan motivasi negatif ini semangat kerja karyawan dalam waktu pendek akan meningkat, karena takut akan hukuman. Menurut Sardiman (2005), motivasi juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu; 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motif-motif (daya penggerak) yang menjadi aktif dan fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena murni dari diri individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar yang menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu hal, bersumber pada suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.



C.



Sumber Motivasi 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena 34



dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang Peserta didik melakukan belajar karena benar-benar ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh, seseorang belajar karena tahu besok pagi akan ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi, yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan



35



berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.



D.



Penerapan Motivasi dalam Pembelajaran Motivasi berperan sebagai kekuatan yang dapat mendorong peserta didik atau Peserta didik kearah yang lebih aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan juga menyenangkan. Secara umum, ada 2 peran penting motivasi dalam belajar, yaitu;



Daya penggerak psikis Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri Peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan.



Pemberi gairah Peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.



Efektif atau tidaknya motivasi sebagai penyemangat dalam belajar salah satunya tergantung pada strategi yang digunakan. Apa aja strategi yang digunakan untuk bisa menumbuhkan motivasi dalam belajar? Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sorby Sutikno (2010), untuk peserta didik yang tidak memiliki motivasi intrinsik atau yang tumbuh dalam diri sendiri sehingga mudah terpengaruh oleh gangguan di sekitarnya, sangat dibutuhkan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar sebagai dorongan untuk diri peserta didik. Misalnya seperti pemberian hadiah 36



(reward), kompetensi sehat antarpeserta didik, pemberian nasehat, dan pemberian hukuman (punishment). Tiga fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2002) Mendorong manusia untuk berbuat (sebagai penggerak) yang merupakan ‘ langkah penggerak dari setiap kegiatan



Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya



Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi



tujuan tersebut



Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwasanya strategi menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran. Dengan strategi motivasi yang tepat akan mampu memberikan kesuksesan dalam pembelajaran. Strategi menumbuhkan motivasi belajar Menurut Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Suntikno (2010): 1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan dari apa yang akan dipelajari.



37



2. Memberikan hadiah (reward) Dengan memberikan hadiah kepada Peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar Peserta didik.



3. Memunculkan saingan atau kompetensi Berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya



I feel good about what I’m learning



4. Memberikan pujian Pujian yang diberikan tentunya harus bersifat membangun.



5. Memberikan hukuman Hukuman diberikan kepada Peserta didik yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.



6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar Dalam artian memberikan perhatian yang maksimal kepada peserta didik.



38



7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik Menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang kondusif 8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun komunal (kelompok) Seorang pegajar sangat dibutuhkan dalam memecahkan kesulitankesulitan anak dalam belajar



9. Menggunakan metode yang bervariasi Metode yang menarik, unik, baru,dan tidak monoton dapat mengalirkan energi semangat bagi Peserta didik



10.



Menggunakan media Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi peserta didik dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai



39



Pindailah QR Code disamping, pelajari dan pahamilah isi materi yang ada di dalamnya.



E.



Model ARCS John Keller



Salah satu permasalahan pokok dalam proses pembelajaran saat ini yaitu sulitnya peserta didik dalam menerima, merespon, serta mengembangkan materi yang diberikan oleh guru. Peserta didik terlihat cenderung jenuh dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi untuk belajar, untuk itu sekolah perlu mengembangkan suatu model pembelajaran yang mampu memotivasi Peserta didik. Saat ini telah banyak muncul modelmodel pembelajaran hasil karya para filosof pendidikan. Salah satunya itu ialah model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction). Apa sih model pembelajaran ARCS itu? Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi Peserta didik untuk belajar (Keller, 1987). Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan motivasi peserta didik terutama motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang baru. ARCS sendiri adalah akronim dari bentuk sikap Peserta didik yakni attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction (kepuasan). Jadi, dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran ARCS adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan perhatian, menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar, menciptakan rasa percaya diri dalam diri 40



peserta didik, dan menimbulkan rasa puas dalam diri peserta didik tersebut. Menurut Awoniyi, dkk (1997:30) model pembelajaran ARCS ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai berikut: 1. Memberikan petunjuk: aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik. 2. Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori yang penerapannya kurang menarik. 3. Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat pada peserta didik. 4. Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali materi lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik 5. Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih dari karakteristik peserta didik-peserta didik agar strategi pembelajaran lebih efektif. Selanjutnya Awoniyi, dkk (1997:31) menjelaskan bahwa selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu: 1. Hasil afektif peserta didik sulit dinilai secara kuantitatif. 2. Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit dijadikan penilaian.



Pindailah QR Code disamping, pelajari dan pahamilah isi materi yang ada di dalamnya.



41



F.



Komponen Model ARCS Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, model pembelajaran ARCS terdiri dari empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran ARCS tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Attention (Perhatian) Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat berkonsultasi/ pemusatan pikiran dalam menghadapi peserta didik dalam peristiwa proses belajar mengajar di kelas. Perhatian dapat diartikan sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk pada minat ”momentain” yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari (WS. Winkel, 100). Konsentrasi/perasaan dan minat dalam belajar bisa kita lihat dari peserta didik yang merasa senang dalam belajar maka akan membantu peserta didik tersebut konsentrasi dalam belajarnya. Begitupula sebaliknya peserta didik yang merasa tidak senang dalam belajar maka akan kurang minat belajarnya dan juga sulit untuk berkonsentrasi ketika proses belajar berlangsung. Gangguan belajar peserta didik ini biasanya bersumber dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yaitu faktor dari luar diri peserta didik dan faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri peserta didik. Menurut Keller (1987) terdapat beberapa strategi untuk menjaga dan meningkatkan perhatian peserta didik yaitu sebagai berikut: a) Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah pendapat, demontrasi, studi kasus). b) Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk melengkapi penyampaian materi pembelajaran. c) Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.



42



d) Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep yang digunakan. e) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan peserta didik. 2. Relevance (Relevan) Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan atau kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar peserta didik. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri peserta didik, karena peserta didik merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyaai manfaat langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Motivasi peserta didik akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya. Suciati dan Udin Syarifuddin Winatasyaputra (R. Angkowo dan A. Kosasi, 2007:40-41) mengemukaan bahwa strategi untuk menunjukan relevensi adalah sebagai berikut: a) Sampaikan kepada peserta didik apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran ini bearti guru harus menjelaskan tujuan instruksional. b) Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan nanti. c) Berikan contoh, latihan atau tes yang lansung berhubungan dengan kondisi peserta didik. 3. Confidence (Percaya Diri) Demi membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar mengajar peserta didik yang selama ini lebih banyak dikuasai guru (teacher’s centered) dan belajar lebih kearah menghafal materi bukan pada kemampuan bagaimana mereka belajar dengan memahami, 43



menganalisis, serta menterjemahkan isi materi yang bertujuan mendorong peserta didik untuk dapat berpikir kritis dan terjadinya belajar secara mendalam tidak hanya menghafal. Akhirnya setelah peserta didik tamat, ia tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak memiliki kemampuan “problem solving” di tengah masyarakat yang plural heterogen dan cenderung mudah terjadi konflik, maka dalam hal ini guru harus menggunakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Percaya diri yang dimaksud ialah peserta didik merasa kompeten dan mampu melakukan hal-hal tertentu atas pengetahuan dan pengalaman yang sudah didapat selama ia bersekolah. Menurut Keller (1987) strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan harapan peserta didik untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman, misal dengan menyusun materi pembelajaran agar dengan mudah dipahami, di urutkan dari materi yang mudah ke tingkat lebih sulit. Dengan demikian, peserta didik merasa mengalami keberhasilan sejak awal proses pembelajaran. b) Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagianbagian yang lebih kecil, sehingga peserta didik tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru yang sering kali membuat peserta didik lelah dalam belajar. c) Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada awal pembelajaran. Hal ini akan membantu peserta didik mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan. d) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan peserta didik sendiri. e) Menumbuhkan rasa kepercayaan diri peserta didik dengan menganggap peserta didik telah memahami 44



konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan peserta didik sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan. f) Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar peserta didik mengetahui sejauh mana pemahaman dan prestasi belajar mereka. 4. Satisfaction (Kepuasan) Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat menjadi positif yaitu akan muncul jika orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya diri peserta didik nantinya dengan membangkitkan semangat belajar diantaranya dengan: a) Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila peserta didik menjawab /mengajukan pertanyaan. b) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan pandangan yang simanatik atas partisipasi peserta didik. c) Memberi tuntunan pada peserta didik agar dapat memberi jawaban yang benar. Memberi pengarahan sederhana agar peserta didik memberi jawaban yang benar. (Keller, 1987).



G.



Langkah-langkah Model Pembelajaran ARCS Adapun langkah-langkah model pembelajaran ARCS adalah sebagai berikut: 1. Mengingatkan kembali pada konsep yang telah dipelajari Pada langkah ini, guru menarik perhatian peserta didik dengan cara mengulang kembali pelajaran atau materi yang telah dipelajari peserta didik dan mengaitkan materi tersebut dengan materi pelajaran yang akan disajikan selanjutnya. Maka dengan cara ini, peserta didik akan 45



merasa tertarik serta termotivasi untuk memperoleh pengetahuan yang baru yaitu materi pelajaran yang akan disajikan. 2. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran (R) Pada langkah ini, guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan. Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip perbedaan individual peserta didik sehingga seluruh peserta didik dapat menangkap tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan serta dapat mengetahui hubungan atau keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar peserta didik tersebut. 3. Menyampaikan materi pelajaran (R) Pada langkah ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci. Penyampaian materi ini dilakukan dengan cara atau strategi yang dapat memotivasi peserta didik yaitu salah satunya penyajian pembelajaran yang lebih menarik dengan penggunaan media yang efektif sehingga dapat menumbuhkan atau menjaga perhatian peserta didik; memberikan keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar peserta didik ataupun berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik; menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, memberikan tanggapan, ataupun mengerjakan soal/latihan; dan menciptakan rasa puas di dalam diri peserta didik dengan cara memberikan penghargaan atas kinerja atau hasil kerja peserta didik. 46



4. Menggunakan contoh-contoh yang konkrit (A dan R) Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga peserta didik merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini dilakukan agar peserta didik mudah memahami materi yang disajikan dan mudah mengingat materi tersebut. Tujuan penggunaan contoh yang konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga perhatian peserta didik (attention) dan memberikan kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar peserta didik ataupun kehidupan seharihari peserta didik (relevance). 5. Memberi bimbingan belajar (R) Pada langkah ini, guru memotivasi dan mengarahkan peserta didik agar lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan. Secara langsung, langkah ini dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik sehingga peserta didik tidak merasa ragu dalam memberikan respon ataupun mengerjakan soalsoal latihan yang diberikan oleh guru. Pemberian bimbingan belajar ini juga bermanfaat bagi peserta didik-peserta didik yang memang lambat dalam memahami suatu materi pembelajaran sehingga peserta didik-peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk memahami materi pembelajaran yang disajikan. 6. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran (C dan S) Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, menanggapi, ataupun mengerjakan soal-soal mengenai materi pembelajaran yang disajikan. Dengan ini, peserta didik akan berkompetensi secara sehat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dan 47



hal ini juga dapat menumbuhkan ataupun meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dan akhirnya menimbulkan rasa puas di dalam diri peserta didik karena merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. 7. Memberi umpan balik (S) Pada langkah ini, guru memberikan suatu umpan balik yang tentunya dapat merangsang pola berfikir peserta didik. Setelah pemberian umpan balik ini, peserta didik secara aktif menanggapi umpan balik (feedback) dari guru tersebut. Pemberian feedback ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan menimbulkan rasa puas dalam diri peserta didik. 8. Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir pembelajaran Pada langkah ini, guru menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja disajikan dengan jelas dan terperinci. Langkah ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk membuat kesimpulan tentang materi yang baru mereka pelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Secara tidak langsung, langkah ini dapat menciptakan rasa puas di dalam diri peserta didik.



48



LATIHAN Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Hasil Penelitian di SMPN 2 Rembang tentang motivasi belajar pada peserta didik di nyatakan rendah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan diperlukan motivasi dalam diri peserta didik. Dalam hal ini guru juga sebagai faktor terpenting untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Menurut kalian, bagaimana strategi guru yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didiknya? Jawaban : ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................



49



RANGKUMAN



Motivasi berasal dari bahasa Latin “MOVERE” yang berarti menggerakkan. Dalam bahasa Inggris yaitu Motivation yang berarti dorongan atau motivasi. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu (Cropley, 1985). Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi instrinsik dan ekstrinsik. motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Keller (1987) menyusun Model pembelajaran ARCS yang merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi peserta didik untuk belajar. Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan motivasi peserta didik terutama motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang baru. ARCS model yaitu, attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (kepercayaan diri), dan satisfaction (kepuasan). Keempat kondisi motivasional sangat penting untuk dipraktekkan agar terus terjaga. Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik (Keller, 1987) adalah: 1. Meningkatkan harapan peserta didik untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman peserta didik 2. Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil 3. Meningkatkan harapan untuk berhasil 4. Tumbuh kembangkan kepercayaan diri peserta didik dengan menganggap peserta didik telah memahami konsep ini dengan baik.



50



TES FORMATIF



Pilihlah dan berikan tanda silang (x) pada jawaban yang menurut Anda benar!



1. Motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu.... a. MOVEER d. MOVVER b. MOOVER e. MOOVEE c. MOVERE 2. Motivasi dengan motif-motif (daya penggerak) yang aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dari diri individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu, merupakan motivasi... a. Positif b. Negatif d. Instrinsik c. Ekstrinsik e. ARCS 3. Pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah, pemberian dorongan pada peserta didik untuk belajar merupakan motivasi.... a. Positif b. Negatif d. Instrinsik c. Ekstrinsik e. ARCS 4. Dalam perilaku belajar, terdapat motivasi belajar. Pengjuatan motivasi dalam pembelajaran tersebut ada di tangan.... a. Guru d. Guru dan peserta didik b. Peserta didik e. Guru dan orangtua c. Orangtua 5. Dalam proses pembelajaran, selain kajian belajar dan pembelajaran, ada hal lain yang juga yang terpenting untuk dikaji korelasinya dengan prroses belajar dan pembelajaran, yaitu berkenaan dengan.... a. Keluarga d. Ekonomi b. Motivasi e. Lingkungan c. Cita-cita



51



6. Fungsi motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut, kecuali …. a. Sebagai kebutuhan ego d. Sebagai penyeleksi b. Sebagai daya penggerak perbuatan c. Sebagai penentuan e. Sebagai pemberian gairah perbuatan 7. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogik untuk.... a. Penguatan motivasi d. Penyusun desain b. Penghayatan pembelajaran motivasi e. Penilai kegiatan c. Perolehan pembelajaran pengalaman



8. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah, kecuali.... a. Cita-cita/Aspirasi d. Kondisi Lingkungan b. Cita-cita/Orangtua e. Kemampuan c. Kondisi Peserta didik Peserta didik 9. Model ARCS terdiri dari empat komponen, bentuk pengarahan untuk dapat ingin tahu pada proses belajar mengajar di kelas serta merasa diri kompeten (memiliki potensi) untuk berinterkasi dengan lingkungan adalah pengertian dari... . a. Attention and Confidence b. Relevance and Satisfaction c. Attention and Relevance d. Relevance and Confidence e. Attention and Satisfaction 10. Model ARCS terdiri dari empat komponen, adanya hubungan anatara materi pembelajaran dengan kondisi peserta didik serta keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang menghasilkan kepuasan adalah pengertian dari... . a. Attention and Confidence b. Relevance and Satisfaction c. Attention and Relevance d. Relevance and Confidence e. Attention and Satisfaction 52



Periksa jawaban Anda dan cocokkan dengan kunci jawaban. Apabila Anda memperoleh nilai lebih dari 70, silakan melanjutkan ke materi belajar selanjutnya. Apabila Anda memperoleh nilai dibawah 70, Anda bisa mempelajari kembali materi Pengertian, Jenis, Sumber dan Model Motivasi Serta Penerapannya dalam Pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA



Siregar, Eveline., & Hartini Nara. (2010). Motivasi. Teori Belajar dan Pembelajaran, 49-55. Min, Mas. (2017, Maret). Pengertian Motivasi. Retrieved from http://www.pelajaran.co.id/2017/03/pengertian-motivasimenurut-pendapat-para-ahli-terlengkap.html Al-Maqassary, Ardi. (2014, Januari). Jenis-jenis motivasi.Retrieved from: http://www.ejurnal.com/2014/03/jenis-jenis-mot



53