Pengertian Mipa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. PENGERTIAN



MIPA,



PENDIDIKAN



MIPA



,



SAINS,



SERTA



KETERKAITAN ANTARA MIPA DAN TEKNOLOGI A. Pengertian MIPA , Pendidikan MIPA, dan Sains 1. MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Pengertian MIPA adalah ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelut dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi. 2. Pendidikan MIPA Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses; perbuatan; cara mendidik . Jadi, pendidikan MIPA merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk membantu manusia dalam mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka dan dapat dikembangkan di masyarakat. Dengan demikian, pendidikan MIPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersbut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun diterapkan sebagai tujuan proses pembelajaran.



3. Sains IPA sendiri berasal dari kata Sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal.” Pengetahuan ini kemudian akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan ketika pengetahuan tersebut bersifat kumulatif, logis, objektif, metodik, sistematik, dan general yang kemudian timbullah yang namanya IPA/Sains. Sains adalah berasal dari bahasa latin yaitu “scientia” yang artinya pengetahuan. Jadi definisi sains ialah suatu cara untuk mempelajari berbagai aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik & melalui berbagai metode saintifik yang terbakukan. Ruang lingkup sains terbatas pada berbagai hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan & pengecapan) atau dapat dibilang s Definisi sains seperti tadi diatas seringkali dikenal atau disebut dengan sains murni, untuk dapat membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi dari sains yang ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Ilmu sains pada di klasifikasikan menjadi 2 (dua), diantaranya yaitu : 



Natural sains / ilmu pengetahuan Alam.







Sosial sains / ilmu pengetahuan sosial. Sains memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan suatu model yang dapat di



gunakan untuk realitas. Yang pada umumnya suatu penyelidikan ilmiah dapat menggunakan beberapa bentuk metode secara ilmiah. B. KETERKAITAN ANTARA MIPA DENGAN TEKNOLOGI Soedijarto mengemukakan bahwa dalam menghadapi abad ke-21 ada tiga indikator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu : 1) Kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan, 2) Kemampuan untuk meningkatkan kualtas kehidupan, baik dalam segi social budaya, dalam segi politik, segi ekonomi, maupun dalam segi fisik biologis, dan



3) Kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan. Teknologi berasal dari kata Yunani yaitu techno yang berarti ilmu keterampilan atau seni. Dari kata itu antara lain diturunkan kata teknik dan teknologi. Teknik adalah cara atau metode, sedang teknologi mempunyai arti yang cukup banyak antara lain: 1. Penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan-tujuan praktis. 2. Cabang ilmu pengetahuan mengenai penerapan tersebut dalam praktis dan industri 3. Kumpulan semua cara-cara dari suatu kelompok sosial dalam memenuhi obyek-obyek material dari kebudayaan. 4. Pemecahan masalah-masalah praktis dengan menggunakan ilmu terapan. Nana Syaodih S mengemukakan bahwa sebenarnya sejak zaman dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dahulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana. Anglin mendefenisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast dan Rosenweig menyatakan technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia. Dari pengertian diatas tampak bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari adanya teknologi. Artinya, teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Konsep dasar penemuan ilmu pengetahuan yang secara langsung berhubungan dengan teknologi antara lain: fisika, kimia, dan biologi. Banyak hal dari ketiga bidang tersebut saling terikat dalam hubungan teknologi dan ilmu pengetahuan. Sebagai



contoh : ditemukannya radio telegraf merupakan pengaruh langsung dari hasil percobaan gelombang elektromagnetik dalam laboratorium. Pada abad 13-19 terjadi hubungan IPA dan teknologi secara tidak langsung. Sebelum itu, teknologi di kembangkan berdasarkan kaidah pengalaman dan teknologi masih berdiri sendiri. Contohnya mesin uap temuannya ilmiah tetapi praktik pembuatannya tidak melibatkan ilmuwan. Hubungan langsung terjadi setelah revolusi industri yang mengakibatkan pengaruh IPA sangat nyata terhadap teknologi. Sekitar abad 20 teknologi berkembang pesat sehingga melahirkan IPTEK modern. Contoh abad ke-19 bahan-bahan kimia dan obat-obatan berasal dari bahan alami, setelah abad ke-20 bahan kimia dan obat-obatan dibuat secara sintetis atau dari bahan-bahan petrolium karena telah mengetahui struktur kimiawinya. Oleh karena itu, matematika berperan dalam kimia teruatama dalam bilanganbilangan pada aspek teoritis maupun praktis, hukum perbandingan tetap, hukum kelipatan dan persamaan reaksi memerlukan hubungan matematika. Perkembangan ilmu kimia menjadi pesat setelah menggunakan metode ilmiah yang tak pula terlepas dari matematika. Matematika tidak dianggap sebagai ilmu akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat atauperangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmuilmu alam. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi saling berhubungan. Trowbridge dan Byee (1990:53)



mengemukakan bahwa hubungan antara



sains dan teknologi dengan tujuan sebagai berikut. Sains diawali dengan pertanyaan tentang gejala alam semesta dan teknologi diawali dari masalah tentang adaptasi manusia dengan lingkungannya. Pertanyaan dalam sains akan terjawab dengan penggunaan teknologi yang ada sehingga menghasilkan penjelasan fenomenafenomena alam, sebaliknya, persoalan pada teknologi juga akan terpecahkan dengan metode inkuiri dan dibantu dengan teknologi yang ada, jadi dalam sains manusia berusaha



memahami



lingkungan



dan



dalam



teknologi



manusia



berusaha



mengontrolnya. Nampak bahwa sains dan teknologi memiliki titik mulai berbeda. Kegiatan sains (saintis) diawali dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang dunia kealaman (natural), sedangkan kegiatan teknologi (teknolog) diawali dari masalah-masalah yang sedang dihadapi manusia dalam berinterkasi dengan lingkungan/alam.



Keduanya berinteraksi terutama pada dua hal, yaitu penerapan metode inquiry dan penerapan metode pemecahan masalah, proses eksplanasi fenomena alam, dan proses penyelesaian masalah yang dihadapi manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan / alam. MIPA sebagai ilmu dasar, tujuannya untuk mengetahui lebih banyak dan lebih dalam tentang alam semesta dan segala isinya, sedangkan teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta mengatasi semua kesulitan yang dihadapi manusia. Diibaratkan pohon, MIPA tanpa teknologi tidak berbuah, teknologi tanpa MIPA tidak pohon. 2. SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT A. Sejarah timbulnya STS (Science Technology Society) / STM (Sains Teknologi Masyarakat) ST diidrikan pada tahun 1979 , bertujuan untuk mengembangkan Sains dan Teknologi sebagai bagian dari pendidikan umum masyarakat setiap negara. Yang kemudian muncullah sebuah organisasi internasional baru yaitu SE yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan sains di seluruh dunia dengan cara menukar-nikar informasi dalam pertemuan-pertemuan ilmiah, penerbit newsletter, buku peangan bagi para sains dan lain-lain. Meskipun ICASE tidak mencantumkan “teknologi” dalam nama organisasinya karena didirikan sejak tahun 1973 , namun kegiatan dan penelitiannya dalam bidang sains dan teknologi. Pada symposium ke-7 di negeri Belanda ICASE berubah nama menjadi IOSTE, dengan harapan terjadinya inovasi dalam pendidikan sains di dunia dengan jalan memilihdan mengefktifkan strategi pembelajaran melalui pengalaman. Adanya dampak negatif dari teknologi mengkibatkan timbulnya usaha-usaha untuk menanggulangi dan memperbaikinya dengan konsep-konsep ilmiah yang dimilikinya. Maka dari itu, pada pertemuan IOSTE sebelumnya disarankan agar pendidikan sains dan teknologi yang disajikan menggunakan “topik” dan “unit” yang menyatakan bahwa dilaksanakannya Science-technology-society atau pendekatan STS dalam pendidikan sains. Hingga pada suatu ketika ada yang mengusulkan untuk menggantinyadengan STSE atau Science-technologyenvironmnent (STE). Ada yang berpendapat agar pendidikan sains technology dinyatakan dengan pendidikan sains lingkungan atau pendidikan saja dengan alasan pada saat ini pendidikan sains tidak dapat lagi disajikan tanapa dikaitkan



dengan teknologi untuk kebutuhan masyarakat. Apapun namanya, yang penting adanya perubahan pandangan para guru dan adnya keinginan untuk mengubah atau memodifikasi pembelajarannya sedemikian rua sehingga peserta didik dapat membangun dan membentuk pengetahuannya mengenai konsep-konsep tertentu melalui berbagai kegiatan yang di rancang guru. Dan yang paling penting adalah mengembangkan kemampuan intelektual anak sehingga dapat berfikir kritis dan menanggapi permasalahan baik di dalam maupun di luar sekolah. “dikutip dari clipping service Anna Poedjiadi, FMIPA-IKIP Bandung.”



B. Hakikat Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “science technology society (STS)”, yaitu, suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. STM adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan, yaitu tujuan, topik/masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru (Iskandar, 1997:17). Sedangkan STM yang dikemukakan oleh Penn (dalam Nurohman, 2012:9) merupakan ”an interdisciplinary approach which reflects the widespread realization that in order to meet the increasing demands of a technical society, education must integrate across disciplines” dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalam pengembangan pembelajaran di era sekarang ini. Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STM adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat (Prayekti, 2002: 777). Tiga landasan penting dari pendekatan STM, yaitu adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat, proses belajar mengajar, pandangan



konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, yang terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah aktivitas, dan ranah hubungan dan aplikasi (Hidayat dalam Rusmansyah & Irhasyuarna, 2003: 100). Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) atau biasa juga di Indonesia disebut dengan Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) mulai berkembang pada dasarwarsa 70-an, sebagai reaksi dari pola pengajaran sains post-Sputnik. Titik penekanan dari pola ini adalah mengembangkan hubungan antara pengetahuan ilmiah siswa dengan pengalaman keseharian mereka. Paling tidak terdapat beberapa konteks dalam pedekatan STM ini. Konteks konteks tersebut adalah sebagai berikut : 1. Interaksi sehari-hari siswa dengan dunia sekitarnya Suatu pengetahuan ilmiah yang luas akan memperkaya kehidupan individu, juga membuat berbagai pengalaman untuk diinterpretasi pada tahap yang berbeda. Pengembaraan di kebun atau hutan misalnya, akan memperoleh suatu pengalaman yang lain bila si pengembara/siswa tersebut memiliki pengetahuan biologi dan geologi. Berhubungan dengan hal ini juga adalah ketika pengetahuan ilmiah digunakan dalam menyelesaikan masalah praktis yang bisa muncul kapan saja di sekitar rumah tangga, seperti memperbaiki mainan atau peralatan listrik yang rusak. Namun, hal ini sudah lama disadari bahwa jika guru ingin siswanya mampu melakukan aplikasi pengetahuan ilmiah, maka latihan yang diberikan untuk hal itu harus lebih banyak. Untuk kebanyakan siswa, hal ini tidak datang secara alami, dan pengetahuan serta keterampilan yang dipelajari di kelas sains biasanya disimpan dalam “kotak ingatan” yang berbeda dengan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Cakupan yang lebih luas antara sains melalui teknologi terhadap masyarakat. Dengan tujuan ini pengajaran sains bergerak keluar dari sekedar pengajaran sains di kelas. Berbagai materi mulai dari dampak pencemaran udara terhadap lingkungan seperti efek rumah kaca yang berlanjut ke hujan asam, pemanasan global dan perubahan iklim dipelajari di kelas sains. Ruang lingkup STM lebih luas dari sekedar komponen sains dari hal tersebut, namun ke segala hal detil yang



mempengaruhi kelangsungan hidup umat manusia secara keseluruhan. Pada pola ini pemahaman sains harus benar-benar dipahami dan ini melibatkan pengajaran sains pada tahapan yang lebih tinggi. Sehingga hal ini akan memberikan tantangan yang berarti bagi guru sains di kelas untuk menyesuaikan diri terhadap pembahasan permasalahan yang diulas dengan taraf pengetahuan siswa. Pembahasan berbagai permasalahan STM akan membawa kepada pemahaman hal apa yang perlu dilakukan untuk menangani atau mencegah hal tersebut terjadi serta faktor apa saja yang terlibat atau tidak terhadap masalah tersebut membawa berbagai pengetahuan dan kepercayaan di luar pengajaran sains, dan hal nilah yang harusnya diintregrasikan dalam pengetahuan ilmiah. Para siswa diharapkan untuk dapat mulai melihat bahwa walaupun pengetahuan ilmiah berada di belakang permasalahan tersebut namun hal itu tidaklah cukup, diharapkan siswa melakukan tindakan bijak sebagai anggota masyarakat dalam memelihara kelestarian alam. Sehingga siswa belajar menyadari beberapa hal keterbatasan dalam sains yang merupakan bekal berarti bagi kehidupannya. 3. Pendekatan sikap dan nilai ilmiah Pendekatan ini dapat dilakukan dalam dua penekanan yang berbeda. Yang pertama melibatkan usaha untuk mengembangkan berbagai sikap tersebut yang dilihat sebagai sifat-sifat ilmuwan yang bila dikembangkan akan membantu siswa menyelesaikan persoalan sejenis seperti halnya ilmuwan menyelesaikannya. Beberapa sikap tersebut diantaranya adalah: a. Mengetahui butuhnya bukti sebelum membuat klaim pengetahuan. b. Mengetahui butuhnya berhati-hati ketika



melakukan interpretasi pada



hasilpercobaan/pengamatan. c. Kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi lain yang juga masuk akal. d. Kemauan untuk melakukan aktivitas percobaan secara hati-hati e. Kemauan untuk mengecek bukti dan interpretasinya f. Mengakui keterbatasan penyelidikan secara ilmiah Penekanan yang kedua adalah mengembangkan sikap-sikap khusus terhadap alam sekitar, mata pelajaran selain sains ataupun dasar untuk karir masa depan seperti halnya sikap terhadap sains. Berbagai sikap tersebut seperti: a) Rasa ingin tahu tentang alam fisik dan biologis dan bagaimana hal itu bekerja.



b) Kesadaran bahwa sains dapat menyumbangkan hal untuk mengatasi masalah individu ataupun global. c) Suatu antusiasme terhadap pengetahuan ilmiah dan metodanya. d) Suatu pengakuan bahwa sains adalah aktivitas manusia bukan sesuatu yang mekanis. e) Suatu pengakuan pentingnya pemahaman ilmiah dalam dunia yang modern. f) Suatu kenyataan bahwa pengetahuan ilmiah bisa digunakan untuk maksud baik maupun jahat. g) Suatu pemahaman hubungan antara sains dan bentuk aktivitas manusia lainnya. h) Suatu pengakuan bahwa pengetahuan dan pemahaman sains berbeda dengan yang dilakukan sehari-hari Berbagai sikap di atas secara jelas berhubungan dengan sains, dan akan berpotensi terus berkembang khususnya ketika siswa terlibat dalam pelajaran sains di sekolah. Namun, terdapat juga sikap-sikap positif lainnya yang mana seorang guru sains dapat juga meneguhkan dan memperkuatnya seperti rasa tanggung jawab, kesediaan untuk bekerja sama, toleransi, rasa percaya diri, menghargai orang lain, kebebasan, dapat dipercaya dan kejujuran intelektual. Pengembangan sikap-sikap ini biasanya merupakan konsekwensi tidak langsung dari seluruh pengalaman di sekolah maupun di dunia luar. Tidak seorang gurupun atau sekumpulan kegiatan yang akan bertanggung jawab terhadap sikap siswa terhadap sains. Penelitian dalam pendidikan misalnya, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh hidden curriculum dibanding isi materi kurikulum terhadap cara pandang siswa terhadap dirinya, guru, sekolah maupun proses pendidikan. Namun, walaupun perubahan sikap adalah hal yang lambat dibanding pertambahan pengetahuan dan pengurukannya juga sulit dilakukan, hal ini tidak menjadikan bahwa hal itu tidak perlu dilakukan. Pendekatan sifat alamiah dari sains adalah pendekatan yang membawa berbagai implikasi yang terkesan rumit baik bagi siswa maupun guru. Siswa yang belajar di kelas yang paling tidak mendapat tiga mata pelajaran sains (biologi, fisika dan kimia) akan berhadapan dengan beragam guru sains yang juga beragam sikap dan pandangannya tentang sains. Hal ini berpotensi untuk menimbulkan kebingungan siswa, sudut pandang guru yang mana yang memang lebih tepat? Cara yang lebih baik adalah dengan mengakui adanya keberagaman pandangan



tentang sains dan kesulitannya mencari suatu konsensus, untuk kemudian mendiskusikan kekuatan dan kelemahan berbagai pandangan tersebut. Salah satu cara yang telah diterapkan adalah dengan pendekatan sejarah dan filsafat sains (History and Philosophy of Science) yaitu dimana siswa terlibat dalam mempelajari dan menganalisis sebab-sebab historis dimana prestasi sains berlangsung. C. Tujuan Sains Teknologi Masyarakat 1.



Untuk keperluan pribadi (prinsip IPA harus diterapkan dalam kehiupan seharihari misalnya dalam dunia kesehatan, gizi, dan lain-lain)



2.



Issue sosial, dengan adanya STM ini masyarakat mampu dengan mudah memahami IPA



3.



Adanya beberapa profesi atau karier yang banyak berkaitan dengan IPA



4.



Akademis atau disiplin ilmu , banyaknya warga yang melek / tidak paham terhadap sains dan teknologi , yang dapat dicirikan sebagai berikut: a. Mempunyai pengetahuan yang luas(Sains dan Teknologi) b. Skill (keterampilan proses) mampu bertindak ilmiah c. Belajar terus menerus (meskipun tidak di sekolah) d. Faham keterbatasan sains dan teknologi



5.



Program STM dapat



menyiapkan siswa dalam menggunakan sains untuk



memperbaiki kehidupannya dan sebagai penghalang atas pertambahan teknologi dunia 6.



Program STM menyiapkan siswa dalam mengembangkan sains dengan penuh tanggung jawab dengan sains dan teknologi issue.



7.



Program STS membuat kita lebih mengenal pokok pengetahuan dalam sains dan teknologi sehingga siswa dapat deal with oriented issue.



8.



Program STM menyiapkan siswa untuk lebih aktif dan berpengalaman dalam membuat keputusan dan memberikan keuntungan untuk



memilih karier



terhadap sains dan teknologi.



D. Interaksi Sains-Teknologi-Masyarakat 1.



Sains dan teknologi memiliki hubungan Simbiosis Artinya teknologi (teknolog) menerapkan sains untuk menghasilkan produkproduk teknologi baru, instrument baru, dan teknik-teknik yang baru bermanfaat.



2.



Teknologi dan Sains memiliki hubungan tidak pernah terpisah Tanpa ilmu=tidak lahir teknologi Tanpa teknologi= Ilmu sulit berkembang



3.



Masyarakat melahirkan teknologi dan sains. Manusia tercipta sebagai makhluk yang paling sempurna yang mampu melahirkan perkembangan sains dan teknologi. Jadi, sains dan teknolgi tidak akan lahir jika manusia tidak ada.



3. PERANAN MIPA DAN TEKNOLOGI DALAM MASYARAKAT Hal ini terlihat bahwa teknologi memiliki peranan yang penting dalan mendukung pembelajaran apalagi dalam bidang matematika yaitu misalnya: 1. Tempat penekaan dengan siswa dan pengujian dugaan. Teknologi memudahkan hal ini karena memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai perhitungan cepat menggunakan kalkulator sehingga akan menghemat waktu. Siswa dengan demikian dapat memeriksa perhitungan dengan cepat dan akurat sehingga memungkinkan mereka untuk memeriksa dan mengeksplorasi validitas dugaan mereka. 2. Sebagai fasilitas Untuk memfasilitasi siswa membangun ide-ide atau konsep-konsep yang lebih maju dan sebagainya. 3. Sebagai sarana pendidikan Sains dan teknologi merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan kreatifitas termasuk mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah (problem solving) . Seperti halnya , teknologi membantu kita menghitung sesuatu yang rumit yang kita tidak sanggup, begitu pula kita dengan mudah mengetahui dan bahkan mendapatkan informasi – informasi tentang keadaan dunia maupun hal-hal baru. 4. Sebagai alat untuk memasuki berbagai bidang profesi Pengetahuan dan keterampilan ilmu sains dan teknologi memungkinkan kita dapat memasuki berbagai bidang profesi, namun demikian tanpa dibarengi dengan pengembangan kreativitas pribadi maka keterampilan itu sendiri menjadi tidak berarti dan tidak menjamin dengan sendirinya masa depan yang cerah atau adanya pengmbangan karir pribadi yang pasti.



4. DAMPAK MIPA DAN TEKNOLOGI TERHADAP MASYARAKAT 1. Kerusakan lingkungan hidup Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi komsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (IPTEK) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya. Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Disamping itu, IPTEK dikembangkan dalam bidang antariksa dan militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 – 20). Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah tangga yang memperlihatkan ketidak perdulian terhadap lingkungan hidup. Akibat-akibat dari ketidakperdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat merugikan manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, masalah pencemaran lingkungan baik oleh karena industri



maupun komsumsi manusia, memerlukan suatu pola sikap yang dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan lingkungan.



2. Interaksi Sosial Pada gelombang agrarian hubungan antara manusia dengan manusia lainnya diwarnai dengan hubungan kekeluargaan, tatakarama, semangat gotong royong dan lebih banyak waktu yang dipakai untuk berkomunikasi antar pribadi. Masyarakat industry mempunyai corak yang lain. Pembangunan di kota mengakibatkan urbanisasi yang menimbulkan masalah sosial manusia menjadi individualistis, pergaulan dan nilai berubah, nilai lama di tinggalkan dan mengikuti nilai baru yang belum tentu benar.



3. Manusia menjadi bagian dari mesin Manusia menciptakan teknologi untuk kepentingan manusia sendiri guna meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Untuk itu diperlukan peralatan yang canggih dan rumit yang bekerja secara cepat dan tepat. Dalam keadaan seperti ini manusia hanya menjadi salah satu bagian dari mesin yang bekerja secara mekanis dan rutin tanpa pribadi.



4. Pengaruh teori evolusi Darwin Pada abad 19 Darwin menerbitkan sebuah buku tentang evolusi makhluk hidup. Dalam bukunya ia mengemukakan 2 teori pokok tentang evolusi yaitu: 1. Species yang ada sekarang berasal dari sepecies yang hidup di masa lampau. Sepecies adalah kumpulan makhluk hidup yang mempunyai banyak persamaan dan dapat melangsungkan perkembangbiakan satu sama lain. 2. Evolusi terjadi melalui seleksi alamiah. Seleksi alamiah ini terjadi karena bermacam-macam hal yang saling berkaitan antara alain: struggle of exixtence, survival of the fittest dan inheritance of variations Teori evolusi mendorong orang untuk mencari makhluk transisi missing link antara species kera dan manusia. I a juga menjelaskan bahwa agama bukan datang dari Tuhan, tetapi muncul dari pikiran manusia purba sebagai hasil evolusi berkembang.



5. Rekayasa genetika Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuhtumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing. Therapeutic aborttlon bertujuan untuk memperoleh hasil manusia-manusia yang unggul, sehat jasmani ber-IQ tinggi. Hal ini pun juga dapat menimbulkan masalah apakah anak cacat tidak berhak hidup. Seandainya hanya anak laki-laki yang diinginkan lahir apa anak perempuan di gugurkan? Apakah jenis kelamian perempuan tidak berhak hidup? Pada zaman yang akan datang bukan tidak mungkin kemampuan manusia dalam rekayasa genetika digunakan dalam persenjataan. Saat ini kita sudah mengenal nuklir dan senjata kimia dan mungkin saja masa yang akan datang muncul senjata bio.



Kita sudah melihat IPTEK sangat membantu manusia untuk memudahkan dan meningkatkan mutu kehidupan. Tetapi ada sisi lain kita juga melihat keuntungan pada satu pihak menimbulkan kerugian lain. IPTEK tidak berdiri sendiri, IPTEK tidak bebas nilai, tetapi IPTEK berhadapan dengan masalah etika tentang yang baik dan yang benar, tentang bolah atau tidak boleh.