5 0 365 KB
DESKRIPSI MATERI PERTEMUAN KE-15: ANGGARAN KAS Mata Kuliah : Anggaran Perusahaan (Budgeting) Dosen Pengampu: Ibram Pinondang Dalimunthe, S.E.Sy., M.M.
PENGANTAR: Salah satu tanggung jawab utama manajemen adalah membuat perencanaan, melakukan pengendalian, dan menjaga sumber daya perusahaan. Ada dua jenis arus sumber daya yang terdapat di perusahaan yaitu uang dan aset bukan uang. Materi ini akan menekankan pada arus kas masuk (misalnya, pemasukan uang) dan uang ke luar (pengeluaran uang). Perencanaan dan pengendalian uang masuk dan uang keluar, dan pembiayaan yang terkait penting pada semua perusahaan. Pembuatan budget kas merupakan satu cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus uang, memperkirakan kebutuhan uang, dan secara efektif menggunakan uang yang berlebih. Tujuan pokok adalah merencanakan posisi likuiditas perusahaan sebagai dasar untuk menentukan pinjaman di masa datang dan investasi yang akan dilakukan. Misalnya, kelebihan uang, jika tidak ditanamkan, akan menderita biaya opportunitas (peluang), artinya kerugian bunga yang seharusnya dapat diperoleh dari kelebihan uang. Penentuan waktu arus uang dapat dikendalikan dalam banyak hal oleh manajemen, seperti peningkatan efektivitas kredit dan kegiatan penagihan, melakukan pembayaran giro dan bukannya dengan cek kontan, melakukan pembayaran pada hari terakhir pada kesempatan untuk memperoleh potongan, dan memberikan potongan untuk penjualan kontan. Manajemen kas penting bagi perusahaan, apakah besar atau kecil. Banyak badan pemberi pinjaman meminta proyeksi arus kas sebelum memberikan pinjaman yang besar.
TUJUAN PERKULIAHAN: Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
Memahami manajemen kas
Memahami siklus arus kas & menyusun anggaran kas
1
URAIAN MATERI: 1.1. Pengertian Anggaran Kas Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk menjalankan operasi, melakukan investasi, dan membayar utang, perusahaan harus memiliki kas, dan bukannya laba bersih. Guna menjalankan aktivitas perusahaan, kas sangatlah penting kedudukannya karena kas merupakan unsur modal kerja dan juga merupakan bagian dari aktiva lancar. Kas adalah kekayaan perusahaan yang merupakan sejumlah dana yang ada di perusahaan. Kas merupakan salah satu unsur modal kerja sangat penting artinya untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan mempunyai kedudukan sentral dalam menjaga kelancaran operasi perusahaan serta sebagai penunjang keputusan strategi jangka panjang. Dalam perusahaan, operasional kas harus benar-benar mencukupi dalam setiap aktivitas perusahaan, karena dengan adanya kas yang cukup maka dapat menunjang kegiatan operasional, dan sebaliknya apabila kas
yang tersedia tidak mencukupi
akan mengakibatkan
terganggunya aktivitas operasional perusahaan. Sebelum menyusun anggaran kas (cash budget) maka perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari anggaran kas. Berikut ini ada beberapa pendapat tentang pengertian anggaran kas (cash budget): 1. Bambang Riyanto menyatakan bahwa cash budget adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang. 2. Erich a. Helfert menyatakan bahwa anggaran kas adalah sarana perencanaan bulan demi bilan atau minggu demi minggu yang sangat spesifik, biasanya disusun oleh staf keuangan suatu perusahaan. 3. M. Munandar mengemukakan bahwa cash budget adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama
2
periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas, maupun yang berupa penerimaan kas. 4. Hecket, Wilson dan Campbell menyatakan definisi dari anggaran kas adalah merupakan program penjualan dan biaya yang terkoordinasi serta terkorelasi dengan perubahan-perubahan neraca, penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan. 5. Welsch, Hilton dan Gordon menyatakan bahwa anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang direncanakan dan posisi terakhir pada periode waktu interim tertentu, misalnya akhir bulan. 6. M. Nafarin menyatakan bahwa anggaran kas menunjukkan kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan bagian dari financial planning perusahaan, yang umumnya disusun menurut jangka waktu satu tahun bagi dalam investasi tertentu seperti bulanan, kuartalan, dan enam bulanan. Dari beberapa penjelasan tersebut diatas, dapatlah disimpulkan bahwa anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tertentu. Dan dari pengertianpengertian tersebut diatas dapat pula kita ketahui bahwa anggaran kas mempunyai posisi tiga sektor, yaitu: 1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari: penjualan tunai barang jadi yang diproduksi; penagihan piutang; penjualan aktiva tetap; penerimaan lain-lain (non operating) seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden dan lain sebagainya. 2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya baik berupa biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan utama (non operating), seperti contoh: pembelian tunai; pembayaran hutang; pembayaran upah tenaga
3
kerja langsung; pembayaran biaya pabrik tidak langsung; pembayaran biaya administrasi; pembayaran biaya penjualan. 3. Sektor keuangan, yang disusun apabila perusahaan mengalami defisit yang memerlukan pinjaman dan sebagaimana pelunasannya dilakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggaran kas merupakan gambaran atas seluruh kegiatan penerimaan atau pengeluaran uang yang berkaitan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan posisi kas yang menunjukkan aliran kas pada periode tertentu.
1.2. Tujuan Penyusunan Anggaran kas Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting artinya bagi penjagaan likuiditas. Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutupi defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu maka terdapat lebih banyak alternatif sumber dana, dan makin banyaknya alternatif sumber dana berarti, kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang biayanya paling rendah. Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana secara efisien. Dengan kata lain tujuan utama penyusunan anggaran kas (cash budget) adalah untuk: 1. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional perusahaan.
4
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi. 3. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang. 4. Dipakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus. Sedangkan menurut Ellen Christina, dkk cash budget sebagai alat perencanaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menentukan
posisi
kas
pada
berbagai
waktu
dengan
membandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar. 2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus. 3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang, dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan. 4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. 5. Sebagai dasar otoritas dana anggaran yang disediakan. 6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya. Anggaran kas yang dikelola dengan baik sangat diperlukan dalam perusahaan, karena anggaran kas merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu. Dalam hal ini anggaran kas memiliki tujuan pokok untuk merencanakan penganggaran kas yang seoptimal mungkin, yaitu rencana untuk menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun waktunya. Oleh sebab itu maka arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya tidak terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun kekurangan. Saldo kas yang berlebihan dari kebutuhan akan mengorbankan kegiatan operasional perusahaan, karena tertanam jumlah uang kas yang tidak produktif. Tetapi sebaliknya saldo kas yang defisit, akan menyebabkan perusahaan tidak dapat berjalan dengan
5
baik dan akibat selanjutnya kegiatan perusahaan dapat terganggu karena kurangnya pembiayaan. Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan anggaran
penerimaan
dan
pengeluaran
kas
yang
baik,
sehingga
menghasilkan jumlah saldo yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang optimal berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan kewajiban finansial perusahaan tetap siap pada saat ditagih.
1.3. Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas Menurut M. Nafarin terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu sebagai berikut: 1. Pendekatan kas masuk dank as keluar Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan arus kas keluar dari anggaran penjualan, anggaran biaya/ beban dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana tahunan. 2. Pendekatan akunting keuangan Titik tolak dari pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi anggaran kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti: beban/ biaya terutang, beban/ biaya bayar dimuka, depresiasi/ penyusutan/ penghapusan/ amortisasi. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan akunting keuangan karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan rencana yang dihasilkan akunting keuangan. Sedangkan menurut Ellen Christina dkk, ada dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu sebagai berikut:
6
1. Anggaran kas jangka pendek Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas seharihari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat pemberian otoritas kas keluar yang secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya. 2. Anggaran kas jangka panjang Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini juga berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber internal dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir periode tahun anggaran. Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu: 1. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek, bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas. 2. Anggaran kas jangka panjang. Meliputi jangka waktu lima tahun sampai dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka waktu anggaran jenis ini harus disesuaikan dengan waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah dana dari sumbersumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo akhir tahun dari
7
tiap-tiap anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
1.4. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain: a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan akan memperbesar penerimaan kas. b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memperkecil pula penerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperbesar pula penerimaan kas. c. Posisi
perusahaan
dalam
persaingan
cukup
kuat
akan
memperbesar penerimaan syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan. d. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas. e. Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. f. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (non operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividen, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:
8
a. Anggaran pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan yang lebih keras akan memperkecil pengeluaran kas. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksakan” pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah. e. Anggaran upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. f. Anggaran biaya pabrik tidak langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak langsung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. g. Anggaran biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. h. Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap. Penambahan aktia tetap memperbesar pengeluaran kas. i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non operating), seperti misalnya untuk biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
1.5. Bentuk Anggaran Kas Bentuk anggaran kas bagi setiap perusahaan tidak mutlak sama, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Tetapi terdapat suatu bentuk (format) yang dinilai baik dan sistematis
9
tentang penyusunan anggaran kas sekaligus laporan arus kas suatu perusahaan. Menurut Rusdianto format anggaran kas terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Aktifitas operasi, adalah berbagai aktifitas perusahaan yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk menghasilkan produk sekaligus semua upaya yang berkaitan dengan menjual produk tersebut. Karena itu di dalam aktifitas tersebut tercakup beberapa aktifitas utama, sebagai berikut: a. Penjualan produk perusahaan b. Penerimaan piutang dari aktifitas penjualan kredit c. Pendapatan dari sumber diluar usaha utama d. Pembayaran tenaga kerja e. Pembelian bahan baku f. Pembayaran biaya-biaya overhead g. Pembayaran biaya-biaya pemasaran h. Pembayaran biaya-biaya administrasi dan umum 2. Aktifitas investasi, adalah berbagai aktifitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Seperti pembelian atau penjualan gedung, tanah, mesin, kendaraan, pembelian obligasi/ saham perusahaan lain, dan sebagainya. 3. Aktifitas pembiayaan, adalah semua aktifitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumbernya beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat utang, penerbitan obligasi, penerbitan saham, pembayaran dividen, pelunasan utang, dan sebagainya.
1.6. Teknik Penyusunan Anggaran kas
10
Anggaran kas disusun berdasarkan anggaran-anggaran lain yang telah disusun terlebih dahulu. Teknik penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yang secara garis besarnya sebagai berikut: 1. Menyusun estimasi penerimaan pengeluaran kas (cash inflow) menurut rencana operasional perusahaan secara terperinci. 2. Menyusun estimasi pengeluaran kas (cash outflow) secara terperinci. 3. Menggabungkan kedua estimasi tersebut dalam bentuk arus kas (cash flow) sehingga dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana operasi perusahaan. 4. Jika terjadi defisit atau saldo akhir dalam arus kas lebih rendah daripada persediaan kas yang ditetapkan perusahaan (jika perusahaan menetapkan persediaan kas minimal yang harus ada dalam perusahaan), maka perusahaan perlu menyusun estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber lainnya untuk menutupi defisit kas tersebut, beserta waktu pembayaran kembali. 5. Menyusun
kembali
estimasi
keseluruhan
penerimaan
dan
pengeluaran adanya transaksi finansial. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial
yang
menggambarkan
estimasi
penerimaan
dan
pengeluaran kas secara keseluruhan. Menurut Bambang Riyanto tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut: 1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas menurut rencana
operasional
perusahaan.
Transaksi-transaksi
disini
merupakan transaksi operasi (operation transaction), pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit/ surplus karena rencana operasinya perusahaan. 2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya, yang diperlukan untuk
11
menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transaction). 3. Menyusun
kembali
estimasi
keseluruhan
penerimaan
dan
pengeluaran kas setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan. Sedangkan menurut Ellen Christina dkk, langkah-langkah dalam menyusun anggaran kas adalah sebagai berikut: 1. Menyusun anggaran penagihan piutang. 2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos penerimaan tunai, penagihan piutang dan penerimaan lain-lain. 3. Menyusun anggaran pengeluaran kas. Anggaran pengeluaran kas ini biasanya mencakup pos-pos pembelian mesin, pembelian gudang, pembelian lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya dan pengeluaran lain-lain. 4. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara. Artinya apabila terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif,maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. Yang perlu menjadi perhatian disini adalah pinjaman tersebut harus memperhitungkan pembayaran bunga dan angsuran pokoknya. 5. Memperkirakan pembayaran bunga (apabila perusahaan melakukan pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi). Untuk itu diperlukannya skema pembayaran bunga yang lengkap. 6. Menyusun anggaran kas akhir. Secara umum yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas adalah bahwa anggaran kas harus dapat memberikan gambaran yang mudah dimengerti mengenai pola cash inflow dan cash outflow oleh pihak
12
yang berkepentingan. Oleh karena budget kas mencakup dua sektor, yaitu sektor penerimaan kas dan sektor pengeluaran kas, maka sebelum disusun budget kas, terlebih dahulu perlu disusun skedul tentang penerimaan kas (cash inflow schedule) dan skedul tentang pengeluaran kas (cash outflow schedule) tersebut.
1.7. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas Disini akan diberikan ilustrasi bagaimana teknik penyusunan anggaran kas secara lengkap, antara lain memberikan gambaran tentang beberapa hal sebagai berikut: transaksi operasi (operation transaction) kas, transaksi finansial (financial transaction) kas, dan anggaran kas final. Untuk operasionalnya akan diberikan contoh kasus dan pemecahannya dibawah ini Kasus dan pemecahan Kasus Merupakan ilustrasi yang terkait dengan aplikasi penyusunan anggaran kas dalam tiga tahapan (operation transaction, financial transaction dan final), yang kasusnya sebagai berikut: Kasus: PT “UNPAM 552” mempunyai data penyusunan anggaran kas selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2015 sebagai berikut: Estimasi penerimaan kas Estimasi Penerimaan Kas No
Keterangan
(dalam ribuan rupiah) Jan Feb Mar
Apr
Mei
Jun
1
Hasil penjualan tunai
400 500
730
960
800
900
2
Piutang yang terkumpul
400 500
650
760
660
670
3
Penerimaan-penerimaan lainnya
200 200
220
180
140
124
13
Estimasi pengeluaran kas Estimasi Pengeluaran Kas No
1
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan
Pembelian bahan baku secara tunai
Jan Feb Mar
Apr
Mei
Jun
600 600
500
550
600
600
2
Pembayaran upah buruh
250 250
200
250
250
300
3
Biaya penjualan
200 250
200
200
250
230
4
Biaya administrasi dan umum
350 350
400
400
400
420
5
Pajak penghasilan
100
-
-
-
-
-
Saldo kas pada akhir bulan Desember 2015 sebesar Rp100.000 - Persediaan besi kas (kas minimal) ditetapkan sebesar Rp50.000 - Apabila posisi kas terjadi defisit bisa ditutup dengan pinjam di bank. Pinjaman dari bank diterima pada awal bulan dan pembayaran bunga dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran pinjaman dilakukan pada awal bulan berikutnya dengan bunga yang ditetapkan oleh bank sebesar 1% per bulan. Berdasarkan data-data PT “UNPAM 552” tersebut diatas susunlah: a. Anggaran penerimaan dan pengeluaran kas (transaksi operasional kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016! b. Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya (transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016! c. Anggaran kas final (gabungan antara transaksi operasional kas dan transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016!
Pemecahan Kasus a. Menyusun anggaran penerimaan dan pengeluaran kas (transaksi operasional kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016: Teknik
menyusun
transaksi
operasional
kas
dimulai
dari
mengelompokkan seluruh aliran penerimaan kas dan seluruh aliran
14
pengeluaran kas (cash inflow dan cash outflow). Kemudian seluruh aliran penerimaan kas dikurangi dengan seluruh aliran pengeluaran kas akan dapat diketahui surplus atau defisit kas. Dan untuk lebih memudahkan dalam menyusun transaksi operasional kas dibuat dalam bentuk table anggaran penerimaan dan pengeluaran kas sebagai berikut: PT “UNPAM 552” Anggaran Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Januari – Juni Tahun 2016 Estimasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas (dalam ribuan rupiah)
Keterangan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Estimasi Penerimaan Kas: Hasil Penjualan Tunai
400
500
730
960
800
900
Piutang yang Terkumpul
400
500
650
760
660
67
Penerimaan-penerimaan Lainnya
200
200
220
180
140
124
1.000
1.200
1.600
1.900
1.600
1.604
600
600
500
550
600
600
Pembayaran Upah Buruh
250
250
200
250
250
300
Biaya Penjualan
200
350
200
200
250
230
Biaya Administrasi dan Umum
350
350
400
400
400
420
-
-
100
-
-
-
Jumlah Pengeluaran Kas
1.400
1.500
1.400
1.400
1.500
1.550
Surplus (Defisit)
(400)
(300)
200
500
100
144
Jumlah Penerimaan Kas Estimasi Pengeluaran Kas: Pembelian Bahan Baku Secara Tunai
Pajak Penghasilan
b. Menyusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya (transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016: Dari hasil penyusunan anggaran penerimaan dan pengeluaran kas (transaksi operasional kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016, 15
dapat diketahui bahwa pada bulan Januari dan Februari PT “UNPAM 552” dalam keadaan defisit, sedangkan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni dalam kondisi surplus. Apabila PT “UNPAM 552” menginginkan kondisi kasnya tetap aman dalam arti kata surplus maka perlu dilakukan transaksi finansial dalam rangka menutup defisit posisi kas bulan Januari dan bulan Februari. Transaksi finansial kas dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya. Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mengadakan transaksi finansial kas yaitu: 1) Menentukan besarnya pinjaman yang akan diminta dari bank: Besarnya defisit kas pada bulan Januari sebesar Rp400.000 dan bulan Februari sebesar Rp300.000, maka perlu ditentukan berapa besarnya pinjaman pada bulan Januari dan bulan Februari tahun 2016: Besarnya pinjaman minimal pada bulan Januari (Xj) Xj = defisit kas + kas minimal – saldo kas awal th + besarnya bunga pinjaman Xj = 400.000 + 50.000 – (100.000 + 1% Xj) Xj = 450.000 – 100.000 – 0,01 Xj Xj – 0,01 Xj = 350.000 0,99 Xj = 350.000 Xj = 353.535,3535 Xj = 353.536 Dengan pinjaman dari bank minimal sebesar Rp353.536, maka pada akhir bulan Januari saldo kas sebesar persediaan besi kas (persediaan kas minimal) Rp50.000. Adapun perhitungannya sebagai berikut: Saldo kas awal Januari
Rp100.000
Pinjaman dari bank
Rp353.536
Jumlah kas yang tersedia
Rp453.536
Untuk menutup defisit
Rp400.000
16
Bunga pinjaman yang harus dibayar
Rp3.536
akhir Januari Jumlah defisit dan bunga pinjaman
Rp403.536
Saldo kas akhir bulan
Rp50.000
Besarnya pinjaman pada bulan Februari: Besarnya tambahan pinjaman minimal pada bulan Februari (Xp) Xp = defisit kas + kas minimal – saldo kas awal Feb + besarnya bunga pinjaman Xp = 300.000 + 50.000 – (50.000 + 1% Xp) Xp = 350.000 – 50.000 – 0,01 Xp Xp – 0,01 Xp = 300.000 0,99 Xp = 300.000 Xp = 303.030,303 = 303.031 Dengan pinjaman dari bank miminal sebesar Rp303.031, maka pada akhir bulan Januari saldo kas sebesar persediaan besi kas (persediaan kas minimal) Rp50.000. Adapun perhitungannya sebagai berikut: Saldo kas awal Januari
Rp50.000
Pinjaman dari bank
Rp303.031
Jumlah kas yang tersedia
Rp353.031
Untuk menutup defisit Bunga pinjaman yang harus dibayar akhir Januari Jumlah defisit dan bunga pinjaman Saldo kas akhir bulan
Rp300.000 Rp3.031 Rp303.031 Rp50.000
Namun karena pada bulan Februari juga harus membayar bunga sebelumnya (Januari), maka besarnya pinjaman pada bulan Februari adalah sebesar pinjaman minimal Rp303.031 menjadi sebesar 306.567. Pinjaman bulan Februari sebesar Rp306.567 17
dimaksudkan untuk menjaga agar supaya persediaan besi kas (persediaan kas minimal) tidak kurang dari Rp50.000.
2) Menentukan kapan pinjaman diterima dan pinjaman dibayar: Ketentuan tentang kapan pinjaman diterima dan pinjaman beserta bunganya dibayar, maka ditetapkan bahwa pinjaman sebesar Rp353.536 diterima pada awal bulan Januari dan sebesar Rp306.567 diterima pada awal bulan Februari. Pembayaran bunga sebesar Rp3.536 dibayarkan pada akhir bulan Januari dan sebesar Rp6.567 dibayarkan pada akhir bulan Februari. Untuk pembayaran kembali pinjaman, bisa dilakukan dengan mengangsur jika terjadi saldo kas akhir bulan melebihi besarnya persediaan besi kas (persediaan kas minimal). Artinya jika saldo kas akhir bulan misalnya sebesar Rp100.000, maka besar angsuran pinjaman bisa dilakukan karena saldo kas akhir bulan melebihi persediaan kas minimal Rp50.000. Dan jika telah dilakukan angsuran pinjaman maka secara otomatis akan mengurangi beban bunga yang harus dibayar, karena besarnya pokok pinjaman sudah berkurang sebesar angsuran pinjaman.
3) Menyusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya: Dengan diketahui kapan pinjaman diterima dan pinjaman dibayar beserta bunganya, maka akan dapat disusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya sebagai berikut:
18
PT “UNPAM 552” Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman Bank Beserta Bunganya Januari – Juni Tahun 2016 (dalam rupiah) Keterangan
Jan
Feb
Mar
Saldo kas awal bulan
100.000
50.000
50.000 243.433
Terima pinjaman awal bulan
353.536
306.567
Angsuran pinjaman awal bulan
-
-
Kas tersedia pada awal bulan
453.536
306.567
(400.000)
(300.000)
Pembayaran bunga akhir bulan
(3.536)
(6.567)
Saldo kas akhir bulan
50.000 353.536
Surplus (defisit)
Pinjaman kumulatif awal bulan
Apr
Mei
Jun
545.333
178.663
-
-
-
- 193.433
466.670
-
50.000
78.663
178.663
200.000 500.000
100.000
144.000
4.667)
-
-
50.000
243.433 545.333
178.663
322.663
660.103
660.103 466.670
-
-
-
50.000
(6.567)
c. Anggaran kas final (gabungan antara transaksi operasional kas dan transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016: Anggaran kas final menjadi tahap terakhir dari penyusunan anggaran kas, dimana anggaran kas final merupakan gabungan antara transaksi operasional kas dan transaksi finansial kas. Anggaran kas final ini akan menunjukkan posisi saldo kas akhir bulan selalu dalam kondisi aman, artinya persediaan besi kas akan selalu terjaga sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Bentuk anggaran kas final tidak ada standar bakunya, artinya bentuknya tidak mesti seragam, namun untuk memudahkan dalam penyusunan kebutuhan masing-masing manajemen perusahaan. Anggaran kas final PT “UNPAM 552” selama 6 bulan (Januari – Juni) tahun 2016 dapat disusun sebagai berikut:
19
PT “UNPAM 552” Anggaran Kas Januari – Juni Tahun 2016 Keterangan
Jan
Feb
Apr
Mei
Jun
100.000
50.000
50.000
243.433
545.333
178.663
1. Hasil Penjualan Tunai
400.000
500.000
730.000
960.000
800.000
900.000
2. Piutang yang Terkumpul
400.000
500.000
630.000
760.000
660.000
670.000
3. Pinjaman dari Bank
353.536
306.567
-
-
-
-
4. Penerimaan Lainnya
200.000
200.000
220.000
180.000
140.000
124.000
Jumlah Penerimaan Kas
1.353.536
1.506.567
1.600.000
1.900.000
1.800.000
1.694.000
Jumlah Kas Keseluruhan
1.453.536
1.556.567
1.650.000
2.143.433
2.145.333
1.872.663
1. Pembelian Bahan Baku
600.000
600.000
500.000
550.000
600.000
600.000
2. Pembayaran Upah Buruh
250.000
250.000
200.000
250.000
250.000
300.000
3. Biaya Penjualan
200.000
300.000
200.000
200.000
250.000
230.000
350.000
350.000
400.000
400.000
400.000
420.000
-
-
100.000
-
-
-
6. Pembayaran Bunga
3.536
6.567
6.567
4.667
-
-
7. Angsuran Pinjaman
-
-
-
193.433
466.670
-
1.403.536
1.506.567
1.406.567
1.598.100
1.966.670
1.550.000
50.000
50.000
243.433
545.333
178.663
322.663
I
Saldo Kas Awal Bulan
II
Penerimaan Kas:
III
Pengeluaran Kas
4. Biaya Administrasi dan Umum 5. Pajak Penghasilan
Jumlah Pengeluaran Kas IV
Mar
Saldo Kas Akhir Bulan
20