14 0 91 KB
Fase-Fase Penyembuhan Luka Proses penyembuhan sama untuk semua luka, walaupun penyebabnya adalah mekanik, kimia, atau suhu. Tenaga kesehatan profesional mendiskusikan proses penyembuhan luka dalam 4 fase spesifik : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan maturasi.
Proses penyembuhan luka
Luka Hemostasis Koagulasi Agregasi Platelet Permulaan sekresi faktor pertumbuhan
Platelet
Inflamasi Makrofag Neutrofil Granulosit Pertumbuhan neovaskularisasi Sekresi faktor pertumbuhan meningkat Lisis kolagen
Pembersihan luka
Proliferasi
Debridemen Resistensi terhadap infeksi Sintesis kolagen
Granulasi Re-epitelisasi
Maturasi Remodeling
Luka sembuh
Kontraksi
Sintesis Proteoglikan
1
Hemostasis Ketika jaringan mengalami trauma, serotonin, histamin, prostaglandin, dan darah dari pembuluh darah yang terluka mengisi area tersebut. Platelet darah membentuk bekuan, dan fibrin dalam bekuan mengikat tepi luka.
2
Inflamasi Limfosit memulai respon inflamasi, meningkatkan permeabilitas kapiler. Tepi luka membengkak. Sel darah putih dari pembuluh sekitar berdatangan dan memakan bakteri dan serpihan sel, menghancurkan bekuan dan menyembuhkan luka. Kemerahan, hangat, bengkak, nyeri, dan kehilangan fungsi dapat terjadi. Platelet dengan cepat mensekresi faktor pertumbuhan saat fase ini.
3
Jaringan sekitar yang sehat menyuplai darah, nutrisi, fibroblas, protein, dan bahan pembangun lainnya yang dibutuhkan untuk membentuk jaringan granulasi yang lembut, merah mudan, dan vaskularisasi tinggi, yang mulai mengisi dan menutupi area luka.
Proliferasi
4 Maturasi Fibroblas dalam jaringan granulasi mensekresi kolagen, sebuah substansi yang mirip lem. Serat kolagen saling silang pada area luka, membentuk jaringan parut. Sementara itu, sel epitelial pada tepi luka berkembang biak dan berpindah ke pusat luka. Sebuah lapisan baru pada permukaan sel menggantikan lapisan yang telah rusak. Jaringan sehat yang baru atau jaringan granulasi (jika suplai darah tidak cukup) muncul.
Bulan hingga tahun, jaringan yang rusak (termasuk limfe, pembuluh darah, dan matriks stromal) beregenerasi. Serat kolagen memendek, dan jaringan parut mengecil. Fungsi normal dapat kembali, tetapi jaringan parut hanya memiliki sekitar 80% kekuatan dari kulit normal. Jika tidak, jaringan parut menjadi hipertrofi, mengarah pada pembentukan keloid dan pengembangan kontraktur.