Perbandingan Puisi Lama Dan Puisi Baru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBANDINGAN PUISI LAMA DAN PUISI BARU KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulis karya ilmiah ini yang berjudul PUISI LAMA dan PUISI BARU, yang membahas tentang segala aspek yang mencangkup puisi lama dan pusi Baru. Sejak zaman dahulu hingga sekarang puisi telah meramaikan blantika sastra indonesia. Dan termasuk salah satu karya sastra tertua di indonesia. Karenanya tak heran bila semua golongan masyarakat mencintai yang namanya puisi. Bukan karena itu saja puisi di sukai masyarakat tetapi puisi memang mempunyai modal dan daya tarik tersendiri untuk menjadi primadona sastra indonesia. Unsur – usnur keindahan yang terkandung, serta bahasa dan penggunaan majas dan juga perumpamaan untuk mewakili perasaan penulis. Itulah yang membuat puisi begitu menarik dan sungguh membuatnya indah di mata masyarakat. Penulis mengucapkan terima kasih atas perannya kepada semua pihak, orang tua saya, teman – teman dan guru yang membantu menelaah naskah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.



Padanngsidimpuan Januari 2017 Penulis



DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB II PUISI LAMA DAN PUISI BARU 2.1 Pengertian Puisi Lama 2.1.1



Ciri – ciri puisi lama adalah :



2.2 Pengertian Puisi Baru 2.2.1



ADAPUN CIRI – CIRI PUISI BARU ADALAH :



2.3 Unsur – Unsur Dalam Puisi Lama Dan Puisi Baru 2.3.1



Unsur – Unsur Intrinsik



2.3.2



Unsur – Unsur Ekstrinsik



2.4 Langkah – Langkah Untuk Menganalisis Puisi Lama dan Puisi Baru 2.5 Puisi Lama Dan Puisi Baru Ditengah – Tengah Remaja Masa Kini BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada karya ilmiah ini saya mengangkat topik tentang puisi. Yang mana puisi ini terbagi atas puisi lama dan pusi modren. Karena puisi itu sangat menarik untuk dibahas, di telaah dan dipahami. Dan pada topik ini tidak terdapat banyak kesulitan maupun kerumitan yang penulis temukan. Sehingga waktu yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini tidak begitu lama. Mengapa puisi sangat menarik untuk dibahas? Karena dengan puisi kita bisa mengungkapkan segala isi hati dan perasaan kita. Tanpa harus kita sampaikan secara lisan terhadap apa yang kita rasakan. Dan apabila dibaca kita akan merasa terhibur. Karena unsur – unsur kehidupan yang terkandung di dalamnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Hal – hal apa sajakah yang membedakan antara puisi lama dan puisi modren? 2. Apakah bahasa menjadi ciri khas yang membedakan antara puisi lama dan puisi modren? 3. Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat antara puisi lama dan puisi modren?



BAB II PUISI LAMA DAN PUISI BARU 2.1 Puisi Lama Telah diketahui di atas bahwa puisi lama adalah karya sastra yang berkembang sebelum ada pengaruh dari kebudayaan luar dan sebelum angkatan 20-an atau balai pustaka. Menulis puisi membutuhkan inspirasi – inspirasi atau ilham setiap orang berbeda – beda. Inspirasi dapat muncul ketika seseorang mengalami atau menyaksikan sebuah peristiwa. Oleh sebab itu, pengalaman anda mengenal keindahan kesenian di sekitar anda, dapat dijadikan inpirasi untuk menulis sebuah puisi. Abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 14 ) menjelaskan bahwa puisi lama memiliki beberapa kaidah yang harus di ikuti sebagai berikut : 1) Jumlah baris / jumlah kalimat dalam setiap baitnya. 2) Jumlah suku kata atau jumlah kata setiap baitnya 3) Adanya rima atau persamaan bunyi 4) Adanya irama 2.1.1 Ciri – ciri puisi lama adalah : 1) Anonim ( tidak ada nama pengarangnya) 2) b- Istana sentris / fantastis 3) Terikat jumlah baris / rima / irama 4) Merupakan kesusastraan lisan 5) Gaya bahasa statis ( tetap ) Menurut abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 60-70 ) puisi lama dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu : mantra, bidal, pantun, talibun, gurindam, seloka, syair, kit’ah, gazal, nazam, ruba’i, dan masnawi. Berikut ini akan diberikan penjelasan singkat tentang bentuk – bentuk puisi tersebut



1. Mantra, Mantra merupakan puisi yang berisi puji – pujian terhadap sesuatu yang gaib atau di keramatkan. Umumnya mantra diucapkan secara lisan oleh pawang atau dukun ketika diadakan upacara keagamaan. 2. Bidal, Bidal digunakan masyarakat lama untuk mengungkapkan sesuatu. Bidal menggunakan bahasa kiasan dan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : pepatah, tainsil, kiasan, perumpamaan dan pemeo. 3. Pantun, Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan ke empat adalah isi. Pantun bersajak ab – ab. 4. Talibun, Talibun juga merupakan pantun, tetapi jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat. Jumlah baris tiap baitnya selalu genap. Sampirannya tergantung pada jumlah baris tiap baitnya. 5. Gurindam, Gurindam merupakan puisi lama yang tiap – tiap baitnya terdiri dari dua baris. Persajakannya a – a dan isi atau temannya adalah nasihat, hal – hal yang mendidik, dan masalah agama. 6. Seloka, Seloka merupakan pantun berbingkai. Perbedaannya dengan pantun adalah kalimat kedua dan ke empat pada bait pertama di ulang kembali menjadi kalimat pertama dan kalimat ketiga bait ke dua, begitu seterusnya. 7. Syair, Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Persajakan syair adalah aa – aa. 8. Kit’ah,Kit’ah adalah puisi arab yang berisi nasihat – nasihat. 9. Gazal, Gazal adalah puisi arab yang berisi cinta kasih. 10. Nazam, Nazam adalah puisi arab yang berisi cerita hamba sehaya, raja, sultan, pangeran, atau bangsawan istana. 11. Ruba’i, Ruba’i adalah puisi arab yang berisi hal – hal yang berkaitan dengan nasihat. 12. Masnawi,Masnawi adalah puisi arab yang berisi puji – pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.



Contoh Puisi Lama Karya Raja ali Haji Gurindam Dua Belas Barang siapa mengenal allah Suruh dan teganya tiada ia menjalah Barang siapa mengenal diri Maka telah mengenal akan tuhan yang bahari Barang siapa meninggalkan zakat Tiada hartanya boleh berkat Apabila terpelihara lidah Niscaya dapat dari padanya faedah Hati itu kerajaan tubuh Jikalau zalim segala anggota pun rubuh Apabila anak tidak di latih Jika besar bapaknya letih Hendaklah berjasa Kepada yang sebangsa Hendaklah jadi kepala Buanglah perangai yang cela 2.2 Puisi Baru Abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 80 – 93 ) menyebutkan bahwa puisi berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan persajakan yang terdapat dalam puisi lama berbeda dengan yang terdapat dalam puisi baru. Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap baitnya, puisi baru di bagi dalam beberapa bentuk yaitu : A. Distikon, Distikon merupakan sajak yang terdiri dari 2 baris kalimat dalam setiap baitnya. Distikon bersajak a – a.



B. Tarzina, Tarzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari tiga buah kalimat. Tarzina bersajak a – a –a, a – a – b ; a – b – a ; a – b – b. C. Kuatrin, Kuatrin adalah sajak empat seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari empat buah kalimat. Kuatrin bersajak ab/ab, aa – aa, ab/ab, atau aa/bb. D. Kuint, Kuint adalah sajak yang terdiri dari lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint bersajak a – a – a – a – a. E. Sektet, Sektet adalah sajak atau puisi yang terdiri dari enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Persajakan dalam sektet tidak beraturan. F. Septina, Septina adalah sajak yang setiap baitnya terdiri dari tujuh buak kalimat. Persajakan septina juga tidak berurutan. G. Stanza, Stanza adalah delapan seuntai, yaitu setiap baitnya terdiri dari delapan buah kalimat. Stanza juga disebut oktava. Berdasarkan isi yang terkandung, puisi baru dapat dibedakan sebagai berikut : A. Ode adalah sajak yang isinya mengandung pujian kepada seseorang suatu bangsa, atau sesuatu yang dianggap mulian. B. Himne adalah sajak pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Himne sering disebut sajak ketuhanan. C. Elegi adalah sajak yang berisi duka nestapa, sejak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang pedih dan menyayat hati. D. Epigram adalah sajak yang berisi tentang ajaran – ajaran moral, nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. E. Satire adalah sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam (sinis) terhadap suatu ketidak adilan yang ada dalam masyarakat. F. Romance adalah sajak yang berisih cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya antara sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segala hal. G. Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja. 2.2.1 ADAPUN CIRI – CIRI PUISI BARU ADALAH : a. Pengarangnya diketahui b. Tidak terikat jumlah baris / rima c. Berkembang secara lisan dan tertulis d. Gaya bahasa dinamis



e. Isi tentang kehidupan pada umumnya



Berikut ini sebuah contoh puisi baru yang berbentuk tarzina, karya OR. MANDANK Bagaimana Oleh Or. Manank Kadang – kadang aku benci Bahkan sampai akau mati …….diriku sendiri Seperti aku Menjadi seteru ………diriku sendiri Waktu itu Aku……………. Seperti orang lain dari diriku Aku tak puas Sebab akau menjadi buas Menjadi buas dan panas 2.3 Unsur – Unsur Dalam Puisi Lama Dan Puisi Baru Adapun tanggapan dalam karya sastra puisi lama dan puisi Baru tidak lepas dari unsur pembentuknya. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. 2.3.1 Unsur – Unsur Intrinsik 1) Tema yaitu, gagasan utama dalam puisi 2) Diksi yaitu, pilihan kata yang sesuai tema puisi 3) Rima yaitu, penguat puisi dalam bentuk pengulangan bunyi 4) Tipografi yaitu, pembeda puisi dengan karya sastra lain 5) Amanat yaitu, sesuatu yang ingin disampaikan penyair 6) Nada / Intonasi yaitu, bentuk ekspresi sikap penyair 7) Majas yaitu, ungkapan penyair melalui gaya bahasa 2.3.2 Unsur – Unsur Ekstrinsik 1) Nilai sosial 2) Nilai agama 3) Nilai budaya 4) Nilai ekonomi



5) Nilai kepahlawanan 6) Nilai moral 2.4 Langkah – Langkah Untuk Menganalisis Puisi Lama dan Puisi Baru 1. Membaca puisi secara keseluruhan 2. Memerhatikan penggunaan majas 3. Mencatat istilah – istilah asing atau konotasi bahasa di dalamnya 4. Memerhatikan nilai rasa yang dikembangkan penyairnya 5. Menentukan pola dasar analisisnya 6. Menyimpulkan hasil analisis 7. Mencatat hal – hal penting yang membedakan puisi lama dengan puisi Baru 8. Menyimpulkan hasil analisis 2.5 Puisi Lama Dan Puisi Baru Ditengah – Tengah Remaja Masa Kini Puisi adalah sebuah karya sastra yang sangat indah yang didalamnya terkandung unsur – unsur keindahan. Yang membuat sangat menarik dan diminati oleh semua kalangan masyarakat. Tua, remaja maupun anak – anak. Dikalangan remaja puisi telah lama populer hingga zaman sekarang. Biasanya puisi yang populer adalah puisi yang bertemakan cinta dan kisah – kasih remaja. Semua itu sesuai dengan kondisi remaja yang masih labil yang baru merasakan indahnya jatuh cinta. Ataupun sakitnya kasih tak sampai. Menurut penelitian yang telah dilakukan bahwa di zaman Baru ini remaja lebih dominan cenderung menyukai puisi baru dibanding puisi lama. Menurut penyampaian mereka semua ini di karenakan puisi baru lebih bebas dan bahasanya yang mudah dipahami. Dibandingkan puisi lama yang masih terikat dan bahasanya juga kurang dapat dan susah di mengerti. Oleh remaja – remaja di zaman sekarang.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan o



Dapat di simpulkan bahwa puisi lama dan puisi Baru berbeda di lihat dari segi dan banyaknya baris yang membentuk puisi tersebut.



o



Puisi lama dan puisi baru terlahir di zaman yang berbeda.



o



Ternyata unsur – unsur yang mengandung puisi lama dan puisi baru adalah sama.



o



Membaca sajak atau puisi menjadi berkuatan menyampaikan pesan – pesan moral apa yang terjadi di masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA Tika Hatikah, Mulyanis, Kissumi Dwi Yaningsih. 2006. Membina Kopetensi Berbahasa Dan Besastra Indonesia. Jakarta : Grafindo. Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok : Arya Putra Pradopo, Rachmat Djoko. 1985. Pengantar Puisi. Bagian I. Universitas Gajah Mada. Supriatna. Agus.2006 Bahasa Indonesia. Jakarta : Grafindo.