Perbedaan Asuransi Dan Bpjs [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Apa Perbedaan Asuransi BPJS dan Asuransi Swasta? Asuransi kesehatan merupakan kebutuhan wajib untuk semua orang tak terkecuali siapa kalian, makanya banyak sekali perusahaan asuransi swasta yang menawarkan paket asuransi, pemerintah juga meluncurkan asuransi kesehatan yang diwadahi oleh BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Nasional ) yang relatif lebih murah dibandingkan harga premi yang ditawarkan perusahaan asuransi swasta. Kehadiran BPJS yang digadang bakal mengasuransikan seluruh masyarakat Indonesia sesuai amanat UU BPJS Kesehatan. BPJS sendiri dalam prakteknya menawarkan perlindungan memadai dengan biaya premi murah. Lalu, apakah masih perlu punya asuransi kesehatan swasta?’ Menurut Rio Quiserto, untuk menjawab pertanyaan tersebut masyarakat perlu mempertimbangkan beberapa perbedaan antara BPJS dan asuransi kesehatan swasta sebagai berikut: 1. Rumah Sakit BPJS hanya bisa digunakan di rumah sakit yang sudah kerjasama. Rumah sakit swasta banyak yang belum kerjasama dengan BPJS. Kalau tidak kerjasama, peserta tidak bisa menggunakan jaminan kesehatan di rumah sakit tersebut. Memang untuk kondisi gawat darurat, BPJS memperbolehkan perawatan di rumah sakit yang belum kerjasama. Setelah kondisi gawat darurat diatasi, peserta akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS. Tentu saja, kriteria gawat darurat dari BPJS harus dipenuhi. Ini berbeda dengan asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan pada dasarnya menerima klaim dari semua rumah sakit, termasuk yang belum kerjasama. Bedanya, kalau belum kerjasama, pembayaran klaim dilakukan cara reimbursement (peserta membayar duluan), sedangkan yang sudah kerjasama, pembayaran cukup dengan kartu (cashless). 2. Sistem Berobat Dalam BPJS berlaku sistem rujukan berjenjang. Peserta harus datang dulu ke fasilitas kesehatan (faskes I) tingkat pertama, yaitu puskesmas, klinik atau dokter keluarga, yang sudah



ditunjuk oleh BPJS. Fasilitas kesehatan tingkat pertama mendiagnosa dan memberikan rujukan kepada peserta untuk ke rumah sakit yang kerjasama dengan BPJS. Keputusan rujukan sepenuhnya ditangan faskes tingkat I. Bukan di tangan peserta. Walaupun peserta ingin dirujuk ke rumah sakit tertentu, mungkin karena langganan dengan dokternya, selama fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak memberikan, maka tidak bisa. Dalam asuransi kesehatan tidak ada sistem rujukan berjenjang. Peserta bisa langsung ke rumah sakit mana saja untuk rawat inap. Prosesnya jauh lebih sederhana dan cepat. 3. Besarnya Iuran BPJS – Usaha pemerintah untuk cover biaya kesehatan semua warganya terbilang berhasil, buktinya BPJS dapat digunakan oleh semua orang tidak terkecuali fakir miskin dan warga tidak mampu lainnya. BPJS terbagi menjadi 3 kelas, setiap kelas memiliki harga yang berbeda dengan manfaat proteksi yang berbeda juga. Nah berikut daftar kelas pada BPJS: 1) Kelas I : Rp 80.000 / bulan 2) Kelas II : Rp 51.000 / bulan 3) Kelas III : Rp 30.000 / bulan  Kelas diatas berlaku sama untuk semua peserta tidak pengecualian.  Tidak ada perbedaan harga iuran antara peserta BPJS dengan perbedaan usia tua dan muda.  Tidak ada perbedaan harga premi antara peserta yang laki-laki dan perempuan.  Tidak ada perbedaan harga premi antara peserta yang perokok dan tidak. Premi BPJS berlaku tarif yang sama untuk semua umur, jenis kelamin serta status merokok. Ini berbeda dengan asuransi kesehatan. Dalam asuransi kesehatan, semakin tua umur, premi akan makin mahal. Ada pula perbedaan premi antara laki dan perempuan serta status merokok. Asuransi swasta – harga premi yang ditawarkan oleh banyak perusahaan asuransi swasta variatif ini semua tergantung proteksi yang dapat di cover oleh pihak asuransi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, semakin banyak proteksi makin mahal juga biaya preminya. Asuransi swasta belakangan lebih memfokuskan asuransi dan investasi, jadi dana premi yang dibayarkan sebagian akan dimasukan ke dana asuransi dan investasi, biasanya perbandingan dana yang masuk adalah 60% untuk asuransi dan 40% untuk investasi. Besaran nominal harga standard premi asurasi swasta adalah :



Usia 1-20 tahun harga premi Rp 350.000/bulan Usia 21-30 tahun harga premi Rp 350.000/bulan Usia 31-40 tahun harga premi RP 350.000-500.000/bulan Usia 41-50 tahun harga premi Rp 1.000.000/bulan Usia 51-60 tahun harga premi Rp 1.500.000 – 3.000.000/bulan Tetapi biasanya jika penerima premi (pemegang polis disebutnya) ingin memperbesar angka nilai investasinya, maka nilai tarif untuk premi kesehatannya kecil dan begitupun sebaliknya. 4. Pre – Existing Condition Jika punya penyakit bawaan (pre-exisiting condition), apa penyakit tersebut ditanggung oleh asuransi? Tidak. Asuransi kesehatan tidak serta merta mau menanggung penyakit bawaan. Mereka biasanya mencari jalan tengah, yaitu menerima pre-exisiting condition dengan syarat baru ditanggung 2 tahun sejak masuk sebagai peserta asuransi. Bagaimana BPJS? BPJS tidak mengenal pre-existing condition. Semua penyakit ditanggung, termasuk penyakit yang sudah ada sebelum peserta bergabung dengan BPJS. Karena itulah BPJS tidak mensyaratkan pemeriksaan kesehatan (medical check up) saat pendaftaran BPJS. 5. Manfaat Kesehatan Selain rawat inap, BPJS menyediakan manfaat rawat jalan, kehamilan, melahirkan, dan optik. Bahkan persalinan dengan operasi caesar ditanggung oleh BPJS. BPJS, perusahaan jaminan kesehatan pemerintah ini mengcover semua hal yang menjadi kendala kesehatan semua anggotanya. BPJS juga dapat memproteksi biaya gigi, kehamilan, mata, imunisasi dan program keluarga berencana. Umumnya, asuransi kesehatan hanya menyediakan / menawarkan fasilitas rawat inap. Kalaupun ada yang memberikan tambahan fasilitas lainnya seperti operasi, kunjungan dokter, dan obat gratis maka tarif preminya tinggi. Misalnya, asuransi kesehatan yang menyediakan rawat jalan, tidak mengganti 100%, karena nasabah harus membayar sendiri sebagian biaya atau



perusahaan asuransi akan memberikan premi yang sedikit lebih mahal. Asuransi swasta juga tidak cover perawatan untuk gigi, perawatan untuk ibu hamil dan mata. 6. Limit proteksi Asuransi swasta – setiap asuransi swasta mempunyai limit proteksi berdasarkan kelas premi yang diambil, semakin mahal premi yang kalian bayar maka makin lengkap fasilitas yang akan didapat. Biasanya akan mendapatkan daftar limit proteksi dari perusahaan asuransi tersebut, jika biaya dari plan pemegang polis melewati batas maka kalian perlu membayar sendiri selisih biaya tersebut. BPJS kesehatan menjamin setiap peserta BPJS untuk mendapatkan pelayanan gratis sampai mereka sembuh, tetapi ada 2 masalah umum yang tidak bisa di cover oleh BPJS yaitu jenis obat yang diberikan dokter tidak terdaftar pada jenis obat yang terdaftar di BPJS atau pasien menginginkan kelas kamar yang lebih baik dari kamar kelas 1 yang menjadi maksimal pelayanan BPJS. 7. Wilayah Kebanyakan asuransi swasta dikelolah oleh perusahaan asing maka dari itu asuransi bisa digunakan di banyak negeri. Oleh karena itu kalian tidak perlu khawatir jika kalian sakit disaat sedang berada di luar negeri. Sedangkan sebagai perusahaan asuransi kesehatan milik negara maka BPJS kesehatan hanya berlaku di indonesia. 8. Investasi dan Asuransi Jiwa Asuransi swasta lebih fokus untuk menggabungkan antara asuransi dan investasi, pemegang polis akan mendapatkan manfaat keduanya yang biayanya sudah dimasukan di total premi pemegang polis. Asuransi swasta juga menawarkan asuransi jiwa untuk para pelanggannya, keunggulan dari kedua benefit ini adalah uang anda tidak hangus begitu saja saat pemegang polis premi tidak menggunakan asuransi itu tersebut. Sedangkan untuk BPJS tidak ada benefit investasi dan asuransi jiwa untuk BPJS



Kesimpulan Setelah melihat perbandingan ini, kita melihat bahwa BPJS dan asuransi kesehatan swasta memiliki kelebihan sendiri. Ada beberapa opsi yang bisa dipilih. Opsi 1. BPJS + Asuransi Kesehatan. Idealnya punya BPJS dan Asuransi Kesehatan. Keduanya saling melengkapi. Namun pilihan ini tentu mengakibatkan biaya asuransi keluarga menjadi lebih mahal. Opsi 2. Asuransi Kesehatan. Kecepatan, kemudahan dan fleksibilitas itu yang utama dalam proses berobat. Keterbatasan pilihan rumah sakit merupakan kendala serius buat saya karena pindah dokter tidak mudah. Makanya, asuransi kesehatan dipilih. Opsi 3. BPJS. Jika budgetnya terbatas, karena premi asuransi kesehatan yang mahal, BPJS adalah pilihannya. Memiliki jaminan kesehatan adalah hal wajib karena biaya berobat yang mahal dan semakin mahal. Harapannya proses di BPJS bisa semakin baik.



Daftar Pustaka : (Rio Quiserto adalah praktisi keuangan keluarga. Ia banyak menulis artikel mengenai investasi dan asuransi di website Duwitmu.com.)