5 0 1 MB
LABORATORIUM KIMIA FARMASI PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI
PERCOBAAN VIII “ENZIM II“
DISUSUN OLEH : NAMA
: EKA SAPUTRI
NIM
: G 701 19 105
KELAS/KELOMPOK
: B/II (DUA)
HARI/TANGGAL
: SELASA, 29 DESEMBER 2020
ASISTEN
: ANISA MAHDIYA SANI
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2020
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang Kata "enzim" dipopulerkan pertama kali oleh Kuhne (ilmuwan Jerman) pada tahun 1878. Kata "enzim" berasal dari Bahasa Yunani en berarti dalam; zyme berarti yeast, yang digunakan untuk membedakan antara proses fermentasi yang menggunakan sel yeast hidup dan fermentasi yang menggunakan ekstrak yeast yang telah dimatikan. Pada tahun 1897, Buchner bersaudara berhasil menunjukan bahwa ekstrak yeast yang telah dimatikan mampu mengkatalisis perubahan glukosa menjadi etanol dan karbondioksida. Pada tahun 1894, Emil Fisher mengembangkan teori lock-and-key. Pada tahun 1903, Victor Henri memperkaya ilmu kinetika enzim dengan kesimpulannya bahwa enzim mempercepat reaksi dengan membentuk enzim-substrat komplek yang merupakan tahapan penting dalam suatu reaksi enzimatis. Berdasarkan ide tersebut, Michaelis dan Menten mengembangkan model kinetika reaksi enzimatis (Sutrisno,2017).
Invertase
atau
B-fructofuranosidase
merupakan
enzim
yang
dapat
menghidrolisis disakarida sukrosa menjadi monosakarida glukosa dan fruktosa. Invertase dapat dihasilkan dari beberapa mikroorganisme, seperti Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae, Zymomonas mobilis dan lainlain. Invertase memiliki aktivitas hidrolisis dan transfruktosilasi yang dapat dikontrol aktivitasnya sebagai kondisi reaksi (pH, suhu, dan konsentrasi sukrosa) (Indriani dkk, 2016).
Aplikasi dalam bidang farmasi dari pembelajaran mengenai enzim invertase dalam percobaan enzim II ini yaitu, farmasis dapat menggunakan pengetahuan ini dalam melakukan ekstraksi enzim invertase dari ragi roti dalam menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, yang dimana bahan ini diperlukan dalam industri farmasi. Hal inilah yang melatar belakangi percobaan inidilakukan.
I.2 Tujuan dan MaksudPercobaan I.2.1 TujuanPercobaan 1. Mengetahui cara ekstraksi enzim invertase dari ragiroti. 2. Mengetahui cara uji aktivitas ekstrak enziminvertase.
I.2.2 MaksudPercobaan 1. Memahami cara ekstraksi enzim invertase dari ragiroti. 2. Memahami cara uji aktivitas ekstrak enziminvertase.
I.3 ManfaatPercobaan Manfaat percobaan ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara ekstraksi enzim invertase dari ragi roti dan cara uji aktivitas ekstrak enzim invertase.
I.4 PrinsipPercobaan Prinsip dari percobaan ini yaitu, dilakukan ekstraksi enzim invertase dari ragi roti untuk menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa yang dibuat dalam bentuk larutan atau disebut juga supernatan yang kemudian diendapkan menggunakan pelarut aseton. Kedua bentuk enzim ini lalu dilakukan pengujian aktivitas menggunakan larutan gula sukrosa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DasarTeori Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup. Enzim menyusun sebagian besar total protein dalam sel. Suatu sel dapat memuat 2000 jenis molekul enzim. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator, yaitu mempercepat laju suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut. Maksudnya, enzim tidak ikut berubah menjadi produk tetapi akan kembali ke bentuk asalnya setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul substrat menjadi hasil reaksi (produk) yang molekulnya berbeda dari substrat. Enzim merupakan katalisator (protein katalitik) untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi Sebagai katalis, enzim memiliki ciri khas, yaitu (1) bersifat tidak diubah oleh reaksi yang dikatalisnya, (2) enzim tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia, meskipun enzim mempercepat reaksi (Susanti dan Fibriana,2017).
Semua enzim adalah protein dengan pengecualian pada beberapa RNA (ribozim) yang mempunyai aktivitas katalitik. Enzim dikenal sebagai katalis yang paling efisien. Aktivitas katalitik enzim tergantung pada keutuhan dari konformasi protein nativenya. Jika enzim didenaturasi atau terpisah menjadi subunitnya, maka aktivitas katalitiknya biasanya hilang. Jika enzim didegradasi menjadi asam amino, aktivitas katalitiknya selalu hancur. Dengan demikian struktur primer, struktur sekunder, tersier, dan quartener dari protein enzim adalah essensial untuk aktivitas katalitiknya. Enzim seperti protein lainnya mempunyai berat molekul antara sekitar 12.000 sampai lebih dari 1 juta. Beberapa enzim tidak membutuhkan gugus lainnya untuk aktivitasnya selain residu asam aminonya. Enzim lainnya membutuhkan komponen senyawa tambahan yang dinamakan cofactor yaitu satu atau lebih ion inorganik seperti Fe2+, Mg2+, Mn2+ atau Zn2+ atau molekul organik kompleks atau molekul metaloorganik yang
dinamakan
coenzyme.
Coenzyme bertindak sebagai pembawa sementara gugus fungsi spesifikatau
elektron (Azhar, 2016).
Enzim invertase merupakan enzim yang menghidrolisis sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Hasil dari reaksi kimia ini merupakan kunci dari tahapan pematangan nektar untuk menghasilkan madu. Invertase juga bertanggung jawab terhadap perubahan kimia dalam konversi nektar menjadi madu (Purwadi dkk, 2017).
Pemanfaatan enzim dalam bidang bioteknologi dan industri meningkat, oleh karena itu pengkajian enzim perlu dilakukan untuk dapat digunakan dalam bidang tersebut. Sifat enzim yang sangat spesifik dibandingkan dengan katalis anorganik menyebabkan enzim banyak digunakan dalam berbagai proses industri pangan maupun non pangan. Selain itu, lebih dari
70%
industri kimia menggunakan enzim sebagai katalis. Hal tersebut dikarenakan penggunaan enzim mempunyai beberapa keuntungan, yaitu mempunyai aktivitas yang selektif, aman, mudah dikontrol, dapat didegradasi secara biologis, memiliki daya katalitik yang tinggi. Selain itu, reaksi enzimatik yang terjadi tidak menghasilkan produk samping dan enzim dapat aktif pada suhu dan pH tertentu, sehingga enzim sangat potensial untuk menggantikan katalis kimiawi dalam bidang industri (Indah dkk,2017).
Enzim invertase banyak digunakan dalam industri fermentasi karena berfungsi sebagai katalis dalam hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
(gula
invert/gula
pereduksi).
Kemampuan
enzim
dalam
mengkatalisis reaksi kimia dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang meliputi pH, suhu, waktu inkubasi, dan konsentrasi substrat. Pemanfaatan enzim invertase juga banyak dilakukan dalam industri makanan dan minuman khususnya pada pengolahan selai, permen, produk gula-gula, dan produksi asam laktat dari fermentasi sirup tebu. Invertase juga digunakan untuk memproduksi etanol dari sukrosa sebagai sumber karbon. Saccharomyces cerevisiae mampu untuk memproses berbagai jenis karbohidrat sebagai sumber energi (Prabawa dkk,2017).
II.2 UraianBahan 1.
Aquadest (FI Edisi III, 1979: 96) NamaResmi
: AQUADESTILLATA
NamaLain
: AirSuling/Aquadest
RM/BM
:H2O/18,02
RumusStruktur
:
(PubChem,2020) Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau;tidak mempunyai rasa.
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
PersyaratanKadar
:-
2. Aseton (FI Edisi III, 1979: 655) NamaResmi
:ACETONIUM
NamaLain
:Aseton
RM/BM
:(CH3)2CO/58,08
RumusStruktur
:
(Pubchem,2020) Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,mudah terbakar.
Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air, etanol dan eter.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar :-
3. FehlingA Komposisi : Tembaga Sukfat (CuSO4) Aquadest (H2O) Asam Sulat (H2SO4)
a. Tembaga Sulfat (FI Edisi III, 1979: 731) NamaResmi
: CUPRIISULFAS
NamaLain
: TembagaSulfat
RM/BM
:CuSO4/299,6
RumusStruktur
:
(Pubchem,2020) Pemerian
: Prisma triklinik atau serbuk hablur;biru.
Kelarutan
: Larut dalam 2 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol P; sangat sukar larut dalam etanol(95%)P.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutupbaik.
PersyaratanKadar
: Mengandung tidak kurang dari98,5% dan tidak lebih dari 101,0% CuSO4.
b. Aquadest (FI Edisi III, 1979:96) NamaResmi
: AQUADESTILLATA
NamaLain
: AirSuling/Aquadest
RM/BM
:H2O/18,02
RumusStruktur
:
(PubChem,2020) Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyairasa.
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
PersyaratanKadar
:-
c. Asam Sulfat (FI Edisi III, 1979:581) NamaResmi
: ACIDUMSULFURICUM
NamaLain
: AsamSulfat
RM/BM
:H2SO4/98,08
RumusStruktur
:
(PubChem,2020) Pemerian
: Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika ditambahkan ke dalam air menimbulkanpanas.
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutuprapat.
PersyaratanKadar
:Mengandungtidakkurangdari95,0%dan tidak lebih dari 98,0% H2SO4.
4. FehlingB Komposisi : Kalium Natrium Tartarat (KNaC4H4O6) Natrium Hidroksida (NaOH) Aquadest (H2O)
a. Kalium Natrium Tartarat (FI Edisi III, 1979: 691) NamaResmi
: KALII NATRII TARTARAT
NamaLain
: Kalium NatriumTartarat
RM/BM
:KNaC4H4O6/299,6
RumusStruktur
:
(Pubchem,2020) Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidakberbau.
Kelarutan
: Larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam etanol(95%)P.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutuprapat.
PersyaratanKadar
:Mengandungtidakkurangdari99,0%dan tidak lebih dari 104,0% C4H4KNaO6.2H2O.
b. Natrium Hidroksida (FI Edisi III, 1979:412) NamaResmi
: NATRIIHYDROXYDUM
NamaLain
: NatriumHidroksida
RM/BM
:NaOH/40,00
RumusStruktur
:
(Pubchem,2020) Pemerian
: Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping
kering,
keras
menunjukkan susunan
rapuh
hablur
dan putih,
mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerapkarbondioksida. Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol(95%)P.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutupbaik.
PersyaratanKadar
: Mengandung tidak kurang dari 97,5%alkali, jumlah dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.
c. Aquadest (FI Edisi III, 1979:96) NamaResmi
: AQUADESTILLATA
NamaLain
: AirSuling/Aquadest
RM/BM
:H2O/18,02
RumusStruktur
:
(PubChem,2020) Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyairasa.
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
PersyaratanKadar
:-
5. BufferFosfat Komposisi : Kalium Dihidrogen Fosfat (KH2PO4) Natrium Hidroksida (NaOH) Aquadest (H2O)
a. Kalium Dihidrogen Fosfat (FI Edisi III, 1979: 687) NamaResmi
: KALII DIHDROGEN FOSFAT
NamaLain
: Kalium DihidrogenFosfat
RM/BM
:KH2PO4/136,086
RumusStruktur
:
(Pubchem, 2020) Pemerian
: Serbuk hablurputih.
Kelarutan
: Mudah larut dalamair.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagaipereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
PersyaratanKadar
: Mengandung tidak kurang dari99,5% KH2PO4.
b. Natrium Hidroksida (FI Edisi III, 1979:412) NamaResmi
: NATRIIHYDROXYDUM
NamaLain
: NatriumHidroksida
RM/BM
:NaOH/40,00
RumusStruktur
:
(Pubchem,2020) Pemerian
: Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping
kering,
keras
menunjukkan susunan
rapuh
hablur
dan putih,
mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerapkarbondioksida. Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol(95%)P.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutupbaik.
PersyaratanKadar
: Mengandung tidak kurang dari 97,5%alkali, jumlah dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.
c. Aquadest (FI Edisi III, 1979:96) NamaResmi
: AQUADESTILLATA
NamaLain
: AirSuling/Aquadest
RM/BM
:H2O/18,02
RumusStruktur
:
(PubChem,2020) Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyairasa.
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
PersyaratanKadar
:-
6. Sukrosa (FI Edisi IV, 1995: 762) NamaResmi
:SUCROSUM
NamaLain
:Sakarosa/Sukrosa
RM/BM
:C12H22O11/342,30
Rumus Struktur :
(Pubchem,2020) Pemerian
: Hablur putih atau tidak berwarna; massahablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air; lebih mudahlarut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalameter.
Khasiat
: Zattambahan
Kegunaan
: Sebagai substrat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar :-
II.3 UraianSampel 1. RagiRoti Nama Produk
:Fermipan
Komposisi
: Ragi (Saccharomyces cerevisiae),pengemulsi (sorbitan monostearate E491).
No. Batch
3 516663740001
ExpiredDate
: November2021
BeratBersih
: 11 g
Produksi
: PT. Sangra RatuBoga
II.4 Prosedur Kerja (Tim Dosen,2020) II.4.1 Ekstraksi EnzimInvertase 1. Siapkan ragi roti sebanyak 20 g dan masukkan ke dalam lumpang, kemudian tambahkan pasir bersih sebanyak 20g. 2. Campuran ragi dan pasir dalam lumpang gerus hingga hancur, kemudian tambahkan sedikit air dan gerus kembali hingga membentuksuspensi. 3. Suspensi yang dihasilkan pindahkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan 50 ml air dan kocok selama 30menit. 4. Saring menggunakan kertas saring atau kain saring, kemudian sentrifuge jika cairannya masih keruh (tidakjernih). 5. Ambil supernatannya sebagai larutan enzim, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml dan simpan untuk dilakukan uji aktivitas. 6. Sisa larutan enzim tambahkan aseton dengan volume yang sama, kemudian diamkan hingga terbentukendapan. 7. Endapan yang terbentuk saring kemudian simpan untuk dilakukan ujiaktivitas.
II.4.2 Uji Aktivitas EnzimInvertase 1. Siapkan dua buah tabung reaksi, satu tabung yang telah berisi 5 ml dan tabung lainnya isi dengan endapan enzim sebanyak 10mg 2. Kedua tabung isi dengan 5 ml larutan gula 10 %, kemudian kocok campuran selama 30menit 3. Masing-masing tabung tambahkan 5 ml larutan Fehling A dan 5 ml larutan Fehling B, kemudiankocok 4. Kedua tabung masukkan ke dalam penangas air mendidih dan biarkan kemudian amati endapan merah bata yang terbentuk, terutama jumlahendapan
BAB III METODE PERCOBAAN III.1 Alat danBahan III.1.1 Alat 1. Gelas Kimia 50ml 2. Gelas Kimia 250ml 3. Gelas Ukur 100ml 4. CorongKaca 5. TabungSentrifuges 6. Sentrifuges 7. Lumpang danAlu 8. CawanPetri 9. PenangasAir 10. PipetTetes 11. Erlenmeyer 250ml 12. BatangPengaduk
III.1.2 Bahan 1.
Pasir
2.
Larutan Gula10%
3.
FehlingA
4.
FehlingB
5.
BufferFosfat
6.
Aquadest
7.
Aseton
8.
KertasSaring
9.
Handscoon
10. Masker
III.1.3 Sampel 1.
RagiRoti
III.2 CaraKerja III.2.1 Ekstraksi EnzimInvertase 1. Disiapkan alat danbahan. 2. Dimasukkan 20 gram ragi roti, 20 gram pasir, dan air ke dalam lumpang. Kemudian digerus hingga membentuksuspensi. 3. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian dipanaskan di atas hot plate, lalu dikocok Erlenmeyer, setelah melarut, Ialu disaring dan dibuang endapannya, diambillarutannya. 4. Diambil 5 ml larutan, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang sudah berisiaquadest. 5. Dimasukkan 5 ml aseton ke dalam gelas kimia yang sudah berisi supernatan. Ditunggu beberapa menit lalu disaringkembali.
III.2.2 Uji Aktivitas EnzimInvertase 1. Disiapkan 2 tabungreaksi. 2. Dimasukkan 5 ml supernatan dan 5 ml larutan sukrosa 10% ke dalam tabung reaksi 1, dikocok selama 30menit. 3. Dimasukkan 10 mg endapan dan 5 ml larutan sukrosa 10 % ke dalam tabung reaksi 2, dikocok selama 30menit. 4. Ditambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B pada masingmasingtabung. 5. Dipanaskan ke dalam penangas air, kemudian diamati endapan merah bata yangterbentuk.
III.3 SkemaKerja III.3.1 Ekstraksi EzimIntervase Alat dan Bahan + 20 gram ragi + 20 gram pasir Digerus + air Lumpang Digerus + 50 ml air Dikocok Erlenmeyer
+ 5 ml supernatan Tabung Reaksi
+ Aseton + 5 ml supernatan
Gelas Kimia Dikeluarkan Disaring Tabung Reaksi
Simpan untuk Uji Aktivitas
III.3.2 Uji AktivitasEnzim Hasil Supernatan + Aseton
5 ml Supernatan
10 mg endapan
+ 50 ml air Digerus Tabung Reaksi 1
+ Larutan Sukrosa 10% Digerus Tabung Reaksi 2
+ 5 ml Fehling A dan B Tabung Reaksi 1 dan 2 Dimasukkan ke penangas air Diamati Tabung Reaksi 1 dan 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 HasilPengamatan No.
1.
Perlakuan
Gambar
Gambar
Sebelum
Sesudah
Hasil
Tabung Reaksi1:
(+)
+ 5 mlsupernatan
Terdapat
+ 5 ml larutan
endapan
gula 10%,
merah
dikocok 30 menit
bata.
+ 5 ml Fehling A dan B, dipanaskan. 4.
\
Tabung reaksi 2:
(+)
+ 10 mg endapan
Terdapat
+ 5 ml larutan
endapan
gula 10%,
merah
dikocok 30 menit
bata..
+ 5 ml Fehling A dan B, dipanaskan.
IV.2 AnalisisData -
IV.3 Pembahasan Enzim invertase merupakan enzim yang berfungsi untuk mempercepat reaksi inversi, yaitu pecahnya sukrosa menjadi gula pereduksi (Fanani, 2019).
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui cara ekstraksi enzim invertase dari ragi roti dan cara uji aktivitas ekstrak enzim invertase.
Prinsip dari percobaan ini yaitu, dilakukan ekstraksi enzim invertase dari ragi roti untuk menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa yang dibuat dalam bentuk larutan atau disebut juga supernatan yang kemudian diendapkan menggunakan pelarut aseton. Kedua bentuk enzim ini lalu dilakukan pengujian aktivitas menggunakan larutan gulasukrosa.
Cara kerja pada praktikum ini untuk ekstraksi enzim invertase yaitu, disiapkan alat dan bahan, lalu dimasukkan 20 gram ragi roti, 20 gram pasir, dan air ke dalam lumpang kemudian digerus hingga membentuk suspensi. Selanjutnya dimasukkan suspensi ke dalam Erlenmeyer, kemudian dipanaskan di atas hot plate, lalu dikocok Erlenmeyer, setelah melarut, Ialu disaring dan dibuang endapannya, diambil larutannya. Berikutnya diambil 5 ml larutan, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest. Setelah itu dimasukkan 5 ml aseton ke dalam gelas kimia yang sudah berisi supernatan dan ditunggu beberapa menit lalu disaring kembali.
Cara kerja pada praktikum ini untuk uji aktivitas enzim invertase yaitu, disiapkan 2 tabung reaksi lalu dimasukkan 5 ml supernatan dan 5 ml larutan sukrosa 10% ke dalam tabung reaksi 1 dan dikocok selama 30 menit. Selanjutnya dimasukkan 10 mg endapan dan 5 ml larutan sukrosa 10 % ke dalam tabung reaksi 2 lalu dikocok selama 30 menit. Berikutnya ditambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B pada masing-masing tabung. Setelah itu dipanaskan ke dalam penangas air, kemudian diamati endapan merah bata yang terbentuk.
Alasan perlakuan dari digerusnya ragi dengan pasir agar dapat memecah sel karena enzim invertase yang terdpat dalam ragi merupakan enzim intraseluler yang berada dalam sel. Berikutnya alasan ditambahkannya air yaitu untuk membentuk suspensi. Kemudian alasan perlakuan dari dimasukkannya suspensi ke dalam erlenmeyer lalu dipanaskan dan dikocok agar campuran ragi dan roti tersebut bisa lebih cepat larut. Selanjutnya alasan perlakuan dari ditambahkannya aseton ke dalam 5 ml supernatan untuk dapat mengendapkan supernatan tersebut. Setelah itu, alasan perlakuan dari disaringnya larutan enzim yang telah ditambahkan dengan aseton tadi untuk dapat menyaring endapan yang terbentuk. Kemudian, alasan perlakuan dari ditambahkannya 5 ml larutan sukrosa 10% ke dalam dua buah tabung reaksi yang telah berisi 5 ml supernatan dan juga 10 mg endapan enzim yaitu, agar dapat terjadi reaksi hidrolisis sukrosa sehingga terbentuk gula pereduksi. Adapun alasan dari dikocoknya tabung reaksi selama 30 menit agar mempercepat reaksi hidrolisis tesebut. Selanjutnya alasan
perlakuan
dari
ditambahkannya
fehling
A
dan
B
untuk
mengidentifikasi gula pereduksi yang terbentuk dari reaksi hidrolisis sukrosa yang telah berlangsung sebelumnya. Setelah itu alasan perlakuan dari dipanaskannya tabung reaksi karena enzim aktif pada suhu yang tinggi (Yadnyani dkk, 2019).
Hasil yang didapatkan dari pengamatan ini yaitu, untuk uji aktivitas enzim invertase pada tabung reaksi 1 yang ditambahkan 5 ml supernatan dan 5 ml larutan gula 10%, kemudian dikocok lalu ditambahkan 5 ml Fehling A dan B terbentuk warna biru tua dan setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah bata. Untuk tabung reaksi 2 yang ditambahkan 10 mg endapan enzim dan 5 ml larutan gula 10%, kemudian dikocok lalu ditambahkan 5 ml Fehling A dan B terbentuk warna biru tua dan setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merahbata.
Hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa endapan berwarna merah bata timbul setelah penambahan larutran fehling A dan B yang
kemudian dipanaskan pada pengujian aktivitas enzim invertase (Cartika, 2017).
Aplikasi dalam bidang farmasi dari pembelajaran mengenai enzim invertase dalam percobaan enzim II ini yaitu, farmasis dapat menggunakan pengetahuan ini dalam melakukan ekstraksi enzim invertase dari ragi roti dalam menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, yang dimana bahan ini diperlukan dalam industri farmasi. Hal inilah yang melatar belakangi percobaan ini dilakukan.
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Enzim invertase merupakan enzim yang mengubah sukrosa menjadi gula pereduksi yaitu glukosa danfruktosa. 2. Hasil yang didapatkan dari pengamatan ini yaitu, untuk uji aktivitas enzim invertase pada tabung reaksi 1 yang ditambahkan 5 ml supernatan dan 5 ml larutan gula 10%, kemudian dikocok lalu ditambahkan 5 ml Fehling A dan B terbentuk warna biru tua dan setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah bata. Untuk tabung reaksi 2 yang ditambahkan 10 mg endapan dan 5 ml larutan gula 10%, kemudian dikocok lalu ditambahkan 5 ml Fehling A dan B terbentuk warna biru tua dan setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merahbata.
V.2 Saran Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan bisa lebih rapi dan bersih lagi dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Cartika, H. (2017). Kimia Farmasi II. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Dirjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.
Dirjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.
Fanani, F. (2019). Kadar Dekstrin, pH dan Harga Kemurnian Nira Tebu pada Berbagai Lama Waktu Penundaan Penggilingan Tebu. Klaten: Universitas Widya Dharma.
Https://pubchem.ncbi.nml.nih.gov. Diakses pada tanggal 13 Desember 2020 pukul 19:45 WITA.
Indah, dkk. (2017). Produski Enzim Lipase dari Aspergillus niger Isolat Kapang Kopra dengan Menggunakan Medium Kelapa Parut. Jurnal Kovalen. Vol. 3(3): 269-276.
Indriani, D., O., dkk. (2016). Invertase dari Aspergillus niger dengan Metode Solid State Fermentation dan Aplikasi Industri: Kajian Pustaka. Jurnal Pagan dan Agroindustri. Vol. 3, No. 4, p.1405-1411.
Purwadi, dkk. (2017). Penanganan Hasil Ternak. Malang: UB Press.
Prabawa, A., A., dkk. (2017). Produksi Enzim Invertase Oleh Saccharomyces Cervisiae Menggunakan Substrat Gula dengan Sistem Fermentasi Cair. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 1, No. 1, Halaman 139-149.
Susanti, R., dan Fibriana, F. (2017). Teknologi Enzim. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sutrisno, A. (2017). Teknologi Enzim. Malang: UB Press.
Tim Dosen. (2020). Praktikum Biokimia Farmasi. Palu: Universitas Tadulako.
Yadnyani, I., A., M., dkk. (2019). Penggunaan Ekstrak Enzim Invertase Amobil dari Ragi Roti Dalam Pembuatan Sirup Gula Invert dari Nira Kelapa. Palu: Universitas Tadulako.