Percobaan 2. Pemurnian Garam Melalui Metode Rekristalisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERCOBAAN II



NILAI :



Pemurnian Garam Melalui Metode Rekristalisasi 1. Pendahuluan Rekristalisasi merupakan metode pemurnian suatu padatan. Prinsip kerja metode ini yaitu berdasarkan pada perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu.



Pelarut yang akan digunakan dalam proses



rekristalisasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : ⮚ Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor. ⮚ Tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal ⮚ Mudah dipisahkan dari Kristal. ⮚ Bersifat inert (tidak mudah bereaksi dengan Kristal). Salah satu garam yang dapat dimurnikan dengan metode kristalisasi adalah natrium klorida (NaCl) yang merupakan penyusun utama garam dapur. Komponen lain yang bersifat pengotor dapat berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I- dan Br-. Penambahan zat-zat tertentu pada garam NaCl bertujuan untuk meningkatkan daya larutnya terhadap pengotor. Kristalisasi dapat dilakukan juga dengan cara membuat larutan jenuh melalui penambahan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan. 2. Tujuan percobaan Memurnikan garam – garam dengan cara rekristalisasi. 3. Alat dan Bahan 3.1. Alat - Gelas ukur 10 mL dan 50 mL



- kertas saring



- corong gelas



- pemanas



- gelas beaker 100 mL



- aluminium foil



- alat penyaring vakum



- pengaduk gelas



- pipet tetes



- botol semprot



3.2. Bahan - Garam dapur 20 gram



- Ba(OH)2



- HCl



- Akuades



- CaO 4. Prosedur percobaan -



Akuades sebanyak 62,5 mL dimasukkan ke dalam beaker gelas dan dipanaskan sampai mendidih.



-



ditimbang 20 gram garam dapur dimasukkan ke dalam air panas sambil diaduk-aduk



-



dipanaskan sampai mendidih kemudian disaring



-



ditambahkan 0,5 gram CaO sambil diaduk-aduk



-



ditambahkan larutan Ba(OH)2 tetes demi tetes hingga tidak terbentuk kristal lagi



-



larutan disaring dan dinetralkan



-



ditambahkan larutan HCl encer sebanyak 10 tetes



-



larutan diuapkan sampai kering



-



kristal yang diperoleh ditimbang dan dihitung rendemennya.



5. Hasil dan Pembahasan 5.1. Hasil Massa kertas saring = 0,8531 gram Massa hasil penyaringan = 20,3043 gram Massa garam NaCl yang diperoleh = 19,4512 gram Massa garam teoritis = 20,0051 gram



Rendemen kristal garam NaCl (%)



=



mkristal yang diperoleh x 100% m kristal teoritis



=



19,4512 gram x 100% 20,0051 gram



= 97,23 %



Kemurnian kristal garam NaCl (%) =



mkristal teoritis−m kristal yang diperoleh x 100% mkristal teoritis



=



20,0051 – 19,4512 x 100% 20,0051



= 2,77% 5.2.



Reaksi



Rekristalisasi Melalui Penguapan :



2 NaCL + CaO -> CaCl2 + Na2O CaCl2 + Na2O + Ba(OH)2 -> 2NaOH + BaCl2 + CaO



5.3.



Pembahasan



Rekritaslisasi merupakan metode yang paling sering digunakan untuk memurnikan senyawa dalam bentuk padatan. Rekristalisasi juga dapat diapliksikan dalam proses pemurnian garam. Rekristalisasi garam diawali dengan pelarutan garam dengan menggunakan air panas yang kemudian disaring untuk memisahkan pengotor. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam pemisahan dan pemurnian zat, misalnya saja sublimasi, kristalisasi, ekstraksi, penukaran ion, kromatografi hingga rekristalisasi. Pada praktikum ini lebih difokuskan pada metode rekristalisasi (pemurnian zat) pada garam dapur kasar. Bahan pelarut yang digunakan untuk proses rekristalisasi di praktikum ini adalah aquadest dan beberapa larutan. Selain itu, larutan garam (NaCl) juga akan diberikan tambahan senyawa lain yang sejenis agar daya larut zat pengotor dan NaCl lebih besar. Sampel yang digunakan untuk proses rekristalisasi kali ini menggunakan 20 gram garam yang dilarutkan pada air mendidih. Pengadukan harus dilakukan dengan benar agar garam terlarut sempurna bersama dengan air tersebut. Selama proses pengadukan dan perebusan ulang, larutan garam akan memunculkan zat-zat pengotor yang berupa partikel padat. Setelah air mendidih, larutan disaring sehingga cairan menjadi bening bersih. Larutan yang sudah bersih ini digunakan untuk proses kristalisasi dengan cara penguapan. Agar selama proses penguapan hasilnya bisa maksimal, maka ditambahkan zat CaO, larutan Ba(OH)2 encer dan larutan HCl.



Fungsi dari larutan CaO sebagai pengikat zat pengotor yang berbentuk endapan. Sedangkan untuk larutan Ba(OH)2 berfungsi sebagai penghilang dan pencegah munculnya endapan baru. Setelah sudah terlarut semua, cairan disaring lagi sebanyak 2 kali agar lebih bersih. Penyaringan larutan garam menimbulkan sifat yang terlalu basa pada cairan tersebut. Maka, ditambahkan lagi dengan HCl encer sebanyak 10 tetes.Fungsinya adalah untuk menetralkan sifat basa pada larutan garam. Larutan yang sudah ditambah HCl, kemudian memasuki proses penguapan hingga muncul butiran kristal garam yang baru. Kondisi butiran kristal ini akan lebih putih dan bersih. Dari uji coba yang dilakukan, 20 gram NaCl yang dikristalisasi menghasilkan 19,4512 gram dengan nilai rendemennya 97,23%. 5.4.



Kesimpulan



Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang dimurnikan pada percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan kalor/panas, garam dapur yang direkristalisasi menghasilkan kristal yang berwarna putih bersih dan strukturnya lebih halus/lembut dari semula, garam dapur hasil rekristalisasi yang diperoleh sebesar 19,4512 gram dan rendemennya sebesar 97,23%.



5.5.



Daftar Pustaka



Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik I. Yogyakarta: FMIPA Universitas Gajah Mada. Marihati dan Muryati. 2008. “Pemisahan dan Pemanfaatan Bittern sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Garam”. Semarang: Buletin Penelitian dan Pengembangan Industri No. 2/Vol. II/Februari Jumaeri. 2003. Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Impurities terhadap Kemurnian Natrium Klorida Pada Proses Pemurnian Garam Dapur Melalui Proses Kristalisasi. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNNES, Semarang.