Percobaan 5 Penentuan Bilangan Asam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 5 PENENTUAN BILANGAN ASAM



DOSEN PENGAMPU : LILIK SULASTRI ,M.Farm DISUSUN OLEH : SANTIKA ( 20012029 ) RIZAL FEBRY M SIHITE ( 20012031 )



PRODI S1 FARMASI REGULER KHUSUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Mempelajari penetapan bilangan asam dan persen lemak bebas pada minyak 1.2 Latar Belakang Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia namun dapat hadir, tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah Indonesia. Kelapa sawit mempunyai produk olahan (output) berupa minyak sawit yang menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal. Minyak sawit mempunyai pangsa pasar yang besar baik di dalam maupun luar negeri. Di samping itu, melihat perkembangan harga minyak sawit di pasaran internasional yang cenderung membaik, industri minyak sawit akan menjadi andalan devisa pada masa yang akan datang. Untuk bisa bersaing di pasar global, perkembangan dan persyaratan perdagangan internasional perlu diantisipasi. Industri minyak kelapa sawit nasional juga mengalami perkembangan yang menggembirakan Telah terbukti dalam 24 tahun terakhir (1985-2009), penambahan kebun kelapa sawit mencapai 5 juta hektar atau meningkat 837 persen, dan hal itu juga dibuktikan oleh kontribusi minyak kelapa sawit terhadap ekspor nasional yang mencapai enam persen. Selama tahun 2005 hingga sekarang, minyak sawit telah menjadi produk minyak makan terbesar di dunia. Konsumsi minyak sawit dunia mencapai 26 persen dari total konsumsi minyak makan dunia. Minyak sawit atau yang dikenal dengan Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak nabati berwarna jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses ekstraksi daging buah tanaman Elaeis guinneensis (kelapa sawit). Pada umumnya varietas yang digunakan adalah varietas tenera yang mempunyai cangkang yang tipis dan daging buah yang tebal. Proses tahapan ekstraksi minyak sawit ini meliputi tahapan perebusan, perontokan buah dari tandan, pengolahan minyak dari daging buah, dan pemurnian.



Dalam perkembangannya, persaingan perusahaan-perusahaan produsen minyak kelapa sawit mendorong pada pengendalian mutu minyak sawit. Analisa mutu minyak kelapa sawit mentah (CPO) diperlukan untuk menyamakan standar mutu minyak sawit yang diproduksi di Indonesia dengan standar mutu minyak sawit yang diproduksi dunia internsional. Oleh karena itu, minyak sawit harusdiproduksi dengan standar mutu yang tepat sehingga mampu bersaing dipasaran dunia. Dengan melakukan percobaan penentuan bilangan penyabunan dapat diketahui seberapa besar angka penyabunan dari lemak dalam sampel yang diamati. Sedangkan dalam penentuan bilangan asam, dapat diketahui jumlah asam lemak yang terkandung dalam suatu lemak/minyak. Pada dasarnya kedua uji tersebut bermanfaat untuk menentukan besarnya zat-zat penyusun lemak yaitu gliserol dan asam lemak. Dengan mempelajari tentang lemak kita dapat memaksimalkan pemanfaatan dari lemak itu sendiri serta mencegah bahaya yang dapat ditimbulkan sehingga untuk masa yang akan datang dapat menguntungkan bagi kelangsungan hidup diri kita sendiri ataupun orang lain disekitar kita.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campur asam lemak . Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula, yang berasal dari hidrolisa minyak atau lemak, ataupun karena proses pengolahan yang kurangbaik. Makin tinggi bilangan asam, maka makin rendah kualitasnya. Penentuan bilangan asam dipergunakan untuk mengukujumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari minyak atau lemak tersebut. Analisa minyak dan lemak yang umumnya banyak dilakukan dalam bahan makanan adalah penentuan sifat fisik maupun kimiawi yang khas mencirikan sifatnya tertentu sehingga dapat dianalisa dengan bilangan asam pada suatu sampel. Dalam banyak literatur ilmiah dipakai istilah lipid yang berarti lemak, minyak atau unsur yang menyerupai lemak yang didapat dalam pangan dan digunakan dalam tubuh. Lemak mengandung lebih banyak karbon dan lebih sedikit oksigen dari pada karbohidrat. Oleh karena itu lebih banyak mempunyai nilai tenaga (Sudarmadji, 1989). Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi dimana satu gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal (Winarno, 2002). Minyak (nabati) mengandung asam lemak tak jenuh dan beberapa asam lemak esensial seperti asam olet, linolet dan linolenat (Ketaren, 1986). Minyak berperan penting bagi pengolahan bahan pangan, kerena minyak mempunyai titik didih yang tinggi (±200oC). Oleh karena itu minyak dapat digunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng menjadi



kehilangan kadar air dan menjadi kering. Selain itu pula minyak dapa juga memberikan rasa yang gurih dan aroma yang spesifik (Sudarmaji, 1996). Kandungan asam lemak bebas dalam minyak yang bermutu baik hanya terdapat dalam jumlah kecil, sebagian besar asam lemak terikat dalam bentuk ester atau bentuk trigliserida (Keraten, 1986). Minyak kelapa dapat mengalami perubahan aroma dan cita rasa selama penyimpanan. Perubahan ini disertai dengan terbentuknya senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak (Ketaren, 1986; Buckle, 1987). Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lema bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan . Asam lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid (Agoes, 2008). Bilangan Asam atau angka asam adalah jumlah miligram KOH (Kalium Hidroksida) yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan Asam dipergunakan untuk mengukur jumlahasam lemak bebas yang terdapat dalam lemak dan minyak. Bilangan asam adalah ukuran jumlah asam bebas yang dihitung berdasar bobot molekul asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Bilangan asam ini menyatakan jumlah asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak, dan biasanya dihubungkan dengan telah terjadinya hidrolisis minyak berkaitan dengan mutu minyak.



BAB III METODE KERJA 3.1 Alat yang digunakan  Indikator PP  Asam oksalat 0,01 N  NaOH 0,01 N  Etanol 96%  Minyak Kelapa Sawit  Minyak Jelantah 3.2 Bahan  Erlenmeyer  Pipet  Neraca  Buret  Statif  Kaki 3  Spirtus 3.3 Cara kerja 3.3.1. Standarisasi NaOH 1. Disiapkan larutan NaOH 0,01 N ke dalam buret. 2. Di masukan 10 ml Asam oksalat 0,01 N ke dalam erlenmeyer, lalu 3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP . Campuran di titrasi dengan NaOH 0,01 N hingga warna kemerah-merahan tetap sekurang-kurangnya selama 10 menit. 4. Lakukan 3 kali (triplo).



3.3.2. Penetapan Bilangan Asam dan Persen Lemak Bebas 1. Ditimbang minyak oleat 2,5 gram , dimasukan ke dalam erlenmeyer 250 ml 2. Sementara itu di netralkan 25 ml etanol dengan cara mendidihkan selama 5 menit. 3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP kedalam erlenmeyer berisi minyak dan etanol panas sebanyak 25 ml, Kemudian di titrasi menggunakan NaOH 0,01 N sampai warna kemerah-merahan atau pink seulas. 4. Alkohol netral tersebut dicampurkan dengan contoh diatas, dikocok, dan dididihkan. 5. Dalam keadaan panas, campuran dititar dengan larutan NaOH 0,01 N sampai warna kemerah-merahan tetap sekurang-kurangnya 10 menit. 6. Lakukan 3 kali (triplo).



BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan Volume Asam



Volume NaOH



1



Oksalat 10 mL



(mL) 15,4 mL



2



10 mL



15,8 mL



0,0063 N



3



10 mL



15,3 mL



0,0065 N



Rata-Rata



15,5 mL



0,0064 N



Ulangan



Normalitas NaOH ( N) 0,0064 N



4.1.1 Data Standarisasi NaOH 0,01 N



 Standarisasi NaOH 1. Asam Oksalat V1 x N1



= NaOH = V1 x N1



15,4 x N1= 10 x 0,01 0,1 15,4



N



=



N



= 0,0064 N



2. Asam Oksalat V1 x N1



= NaOH = V1 x N1



15,8 x N1= 10 x 0,01 0,1 15,8



N



=



N



= 0,0063 N



3. Asam Oksalat V1 x N1



= NaOH = V1 x N1



15,3 x N1



= 10 x 0,01



N



=



0,1 15,3



Rata-Rata



=



0,0064 N +0,0063 N +0,0065 N 3 = 0,0064 N



N



= 0,0065 N



4.1.2 Penetapan Bilangan Asam dan Persen Asam Lemak Basa Sampel



Minyak Kelapa Sawit



Ulangan



mL NaOH



Bobot Contoh (mg)



Bilangan Asam



%FFA



1



14,9



1,52 mg



1.52



1,078 %



2



14,8



1,51 mg



1,51



1,070 %



3



14,8



1,51 mg



1,51



1,070 %



Rerata



Sampel



Minyak Jelantah



1,072 %



Ulangan



mL NaOH



Bobot Contoh (mg)



Bilangan Asam



%FFA



1



34,5



2500 mg



3,52



2,49 %



2



34,3



2500 mg



3,50



2,48 %



3



34,5



2500 mg



3,52



2,49 %



Rerata Penentuan Bilangan Asam Minyak Kelapa



5,8 % Penentuan Bilangan Asam Minyak Jelantah



14,9 x 0,0064 x 39,9 =1,52 2,5gr 4,8 x 0,0064 x 39,9 =1,51 2. 2,5 gr 1,48 x 0,0064 x 39,9 =1,51 3. 2,5gr



34,5 x 0,0064 x 39,9



1. 2,5 gr



1.



% FFA Minyak Kelapa



34,3 x 0,0064 x 39,9



2. 2,5 gr 3.



=3,52 =3,50



34,5 x 0,0064 x 39,9 =3 ,52 2,5 gr



% FFA Minyak Jelantah



1. 14,9 x 0,0064 x 282,47 x 100 % =1,078 % 2500 mg 2. ¿ 3. 14,8 x 0,0064 x 282,47 x 100 % =1,070 % 2500 mg



1. 34,5 x 0,0064 x 282,47 x 100% =2,49 % 2500 mg 2. 34,3 x 0,0064 x 282,47 x 100% =2,48 % 2500 mg



34,5 x 0,0064 x 282,47 x 100% =2,494.2 Pembahasan 2500 mg



Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triester gliserol. Kedua senyawa ini tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non polar atau semi polar. Lemak dan minyak merupakan salah satu bagian dari lipida. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak yaitu pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak. Karena itulah, biasa terdengar ungkapan lemak hewani atau minyak nabati. Pada percobaan ini, akan ditentukan bilangan asam dari suatu minyak. Dimana pada percobaan ini, sampel minyak yang digunakan adalah minyak kelapa sawit dan minyak jelantah (minyak bekas pakai). Penentuan bilangan asam bertujuan untuk mengetahui kualitas minyak, kualitas minyak berbanding terbalik dengan bilangan asam, semakin tinggi kualitas minyak maka semakin rendah bilangan asam yang dikandungnya. sementara asam lemak bebas yangterkandung dalam sampel dapat berasal dari proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Karena proses hidrolisis dapat berlangsungdengan penambahan asam dan dibantu oleh panas. Reaksi ang terjadi pada proseshidrolisis adalah sebagai berikut :



Berdasarkan praktikum yang dilakukan untuk menentukan kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit dan minyak jelantah. Perhitungan bilangan asam pada minyak kelapa sawit adalah mendapatkan rata-rata 1,51 dan % FFA 1,072 %. Sedangkan pada minyak jelantah adalah mendapatkan rata-rata 3,51 dan & FFA 5,8 %. Berat molekul yang dominan pada minyak oleat adalah 282 gram. Dapat kita lihat bahwa nilai bilangan asam dari minyak jelantah lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Hal ini



menunjukkan bahwa kandungan asam lemak bebas dari minyak jelantah jauh lebih banyak dibandingkan dengan kandunganasam lemak bebas yang terdapat pada minyak kelapa sawit. Lebih tingginya bilangan asam pada minyak jelantah ini disebabkan oleh karena minyak jelantah merupakan minyak bekas pakai dan sering melalui pemanasan berulang. Selama pemanasan minyak goreng mengalami perubahan fisik dan kimia dikarenakanterjadinya reaksi oksidasi minyak dan degradasi asam lemak



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan



tujuan,



hasil



pengamatan



dan



pembahasan,



dapat



disimpulkanhal-hal sebagai berikut : 1. Hidrolisis lemak dengan asam akan menghasilkan asam lemak dan gliserol 2. Kualitas minyak dapat ditunjukkan oleh nilai bilangan asam. Semakin tinggi nilai bilangan asam maka semakin rendah kualitasnya. 3. Bilangan asam besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang berasaldari hidrolisis minyak atupun karena proses pengolahan yang kurang baik 4. Pada percobaan ini, rata-rata bilangan asam minyak kelapa sawit adalah 1,51 dan % FFA 1,072 %, sedangkan untuk minyak jelantah sebesar 3,51 dan & FFA 5,8 %. 5. Nilai bilangan asam pada minyak jelantah lebih tinggi daripada minyak



kelapa sawit, hal ini disebabkan minyak jelantah telah



mengalami proses pemanasan.



BAB VI DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. Standar Minyak Goreng: SNI 01-3741-2002. Jakarta: 2002 Ketaren, S, 1989. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press Suastuti, Dwi Adhi. 2009. Kadar Air Dan Bilangan Asam Dari Minyak Kelapa Yang Dibuat Dengan Cara Tradisional Dan Fermentasi. Jimbaran: Universitas Udayana Press Sudarmadji., S., 1989, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Penerbit Loberty. Yogyakarta