12 0 5 MB
Perencanaan dan Pengawasan High Rise Building
Virama Karya,PT [PERSERO]
Kata Kunci: • Perencanaan • Pengawasan • Highrise Building
PROJECT PHASE
Design & Engineering
PROJECT PHASE ACTIVITY
Project Planning
Project Design & Engineering
Project Construction & Monitoring
Project Operation
For Tender Dwg RKS Design Dev. dwg
For Construction Dwg Material Schedule
Construction Performance, Building, System
Operational & Maintenance
PROJECT PHASE PRODUCT
Concept & Feasibility Study
BY : OWNER CONSULTANTS
Construction
BY : CONTRACTORS CONSTRUCTION MANAGEMENT TEAM/SUPERVISION TEAM
Operation & Maintenance
BY : OWNER/ BUILDING MANAGEMENT
Ketentuan Teknis yang paling Dasar UU No. 8 Th. 1999 ttg. Jasa Konstruksi: ▪ Jasa Konstruksi: guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional; ▪ Menetapkan pengaturan jasa konstruksi berlandaskan pada asas a.l. keamanan, keselamatan, dan prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan, dan kejujuran intelektual mengutamakan kepentingan umum yang menjamin tercapainya keamanan minimum bagi publik;
Mengapa perlu sertifikat? • Badan Usaha → SBU • Tenaga Kerja → SKA, SKT
• Sertifikat Badan Usaha adalah tanda bukti pengakuanterhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuan badanusaha Jasa Konstruksi termasuk hasil penyetaraankemampuan badan usaha Jasa Konstruksi asing. • Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberiansertifikat kompetensi melalui uji kompetensi sesuai denganstandar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional, dan/atau standar khusus. • Sertifikat Kompetensi Kerja adalah tanda bukti pengakuan kompetensi tenaga kerja konstruksi.
SKA-Ahli Teknik Bangunan Gedung Ahli Teknik Bangunan Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan struktur bangunan gedung yang menguasai bangunan gedung.
Kualifikasi Ahli ▪ AHLI MUDA
TUKANG ENJINIR
▪ AHLI MADYA
KELAS Enjinir - Chief Engineer
▪ AHLI UTAMA
KELAS PAKAR (teori & praktek)
◦ TAHU & HAFAL CODE OF PRACTICES ◦ MENGUASAI ILMU “HOW TO” ◦ MENGUASAI ILMU “WHEN” ◦ MAMPU BERKOMUNIKASI & MEMIMPIN TIM ◦ MEMAHAMI ILMU “WHY” ◦ MAMPU BERPIKIR OUT OF THE BOX ◦ TAHU & SADAR BATAS KEMAMPUAN !!!
Disadur dari: DRADJAT HOEDAJANTO STSi., MEng., PhD., AU-HAKI KETENTUAN LAIK FUNGSI SESUAI PERMEN PU NO: 25/PRT/M/2007
Ahli Teknik Bangunan Gedung Muda Tugas Dari Ahli Teknik Bangunan Gedung Muda Adalah Sebagai Berikut : 1. Menerapkan SMM, SMK3-L, Bangunan Hijau, dan peraturan yang berkaitan dengan bangunan gedung 2. Mengumpulkan data geoteknik dan parameter tanah pada lokasi yang dipilih 3. Melakukan perhitungan struktur atas dan struktur bawah bangunan gedung 4. Membuat gambar rencana struktur bangunan gedung 5. Membuat gambar rencana detail struktur bangunan gedung 6. Menyiapkan data teknis untuk penyusunan spesifikasi teknis bangunan gedung 7. Melakukan kegiatan staking out bangunan gedung 8. Melakukan persiapan pelaksanaan konstruksi 9. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai gambar rencana 10. Menyiapkan kegiatan uji fungsi bangunan dan sarana dalam bangunan gedung 11. Menyiapkan data serah terima pekerjaan 12. Membuat laporan pekerjaan
Ahli Teknik Bangunan Gedung Madya Tugas Dari Ahli Teknik Bangunan Gedung Madya Adalah: 1. Menerapkan SMM, SMK3-L, Bangunan Hijau, dan peraturan yang berkaitan dengan bangunan gedung 2. Memeriksa data geoteknik dan parameter tanah pada lokasi yang dipilih 3. Melakukan kajian hasil perhitungan struktur atas dan struktur bawah bangunan gedung 4. Memeriksa gambar rencana struktur bangunan gedung 5. Membuat gambar rencana detail struktur bangunan gedung 6. Menyiapkan data teknis untuk penyusunan spesifikasi teknis bangunan gedung 7. Mengendalikan staking out bangunan gedung 8. Memeriksa persiapan pelaksanaan konstruksi 9. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai gambar rencana 10. Melakukan uji fungsi bangunan dan sarana dalam bangunan gedung 11. Menyiapkan serah terima pekerjaan 12. Membuat laporan pekerjaan
Ahli Teknik Bangunan Gedung Utama Tugas Dari Ahli Teknik Bangunan Gedung Utama Adalah Sebagai Berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Menerapkan SMM, SMK3-L, Bangunan Hijau, dan peraturan yang berkaitan dengan bangunan gedung Melakukan perancangan bangunan gedung Menganalisis data geoteknik dan parameter tanah pada lokasi yang dipilih Melakukan kajian hasil perhitungan struktur atas dan struktur bawah bangunan gedung Menyusun spesifikasi teknik bangunan gedung Mengendalikan staking out bangunan gedung Menentukan metoda konstruksi bangunan gedung Memeriksa persiapan pelaksanaan konstruksi Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai gambar rencan
Merancang Struktur Bangunan Gedung
HIGH RISE BUILDING Bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Bangunan tinggi berdasarkan beberapa standar berkisar antara 75 kaki sampai 491 kaki (23 m hingga 150 m). Sedangkan bangunan yang lebih dari 492 kaki atau 150 m disebut sebagai bangunan pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki atau 4 m, sehingga bangunan setinggi 79 kaki atau 24 m memiliki 6 tingkat. Karakterisktik gedung bertingkat menurut Mulyono (2000) dikelompokkan menjadi : 1. Gedung bertingkat rendah (Low Rise Building) Gedung bertingkat rendah, dengan jumlah lantai 1 – 3 lantai, tingginya < 10m 2. Gedung bertingkat sedang (Medium Rise Building) Bangunan bertingkat sedang, dengan jumlah lantai 3 – 6 lantai, tingginya < 20 m 3. Gedung bertingkat tinggi (High Rise Building) Bangunan bertingkat tinggi, dengan jumlah lantai > 6 lantai, tingginya > 20 m
Thamrin Nine Complex 333,5 m : 2020
Indonesia One North Tower 303 m : 2019
Gedung Tertinggi di Indonesai
Gama Tower 285,5 m, 162 Dunia
Karakteristik Bangunan Tinggi (Wiryanto W: 2012)
Pembangunan sebuah gedung bertingkat secara rinci membutuhkan suatu rangkaian proses analisa yang panjang dan rumit serta mempunyai syarat-syarat dalam proses perencanaan mau pelaksanaanya. Syarat-syarat Umum Perencanaan Struktur Gedung meliputi :
1. Syarat Stabiitas a. Statik b. Dinamik 2. Syarat Kekuatan a. Statik b. Dinamik 3. Syarat Daktilitas a. Elastik (Fully Elastic) b. Daktilitas terbatas (limited ductility) c. Daktilitas penuh (full ductility)
4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability a. Ledutan pelat balok b. Simpangan bangua (lateral drift) c. Simpangan antar tingkat d. Percepatan (acceleration) terhadap pengaruh angin e. Retakan (cracking) f. Getaran (viration) 5. Syarat Durabiitas a. Kuat tekan minimum b. Tebalselimut beton c. Jenis dan kandungan semen d. Tinjauan korosi e. Mutu baja 6. Syarat ketahanan terhadap kebakaran a. Dimensi minimumdari lemen/komponen struktur b. Tebal selimut beton c. Tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran d. Jangka waktu ketahanan terhadap api
7. Syarat Integritas Pencegahan terhadap keruntuhan progreif (biasanya diberi penambahan tulangan pemegag antar komponen beton precast). 8. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi a. Penyesuaian dengan metoda konstruksi yang umum dilakukan pada daerah setempat b. Bahan bangunan serta mutu bahan yang tersedia c. Kondisi cuaca selama pelaksanaan d. Kesediaan berbagai sumber daya setempat 9. Peraturan dan standar yang berlaku
Isu-isu terkait highrise building • Beban gempa • Teknologi peredam gempa : seismic isolator • Kondisi geoteknik
Risiko Angin Dan Gempa Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika maka bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari sekeliling bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik serta struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.
KRITERIA DISAIN SEISMIK BERDASARKAN PERATURAN GEMPA SNI 1726-2012
PERHITUNGAN DISAIN GEMPA BERDASARKAN PETA ZONASI GEMPA INDONESIA
Karakteristik Bangunan Tinggi Terhadap Beban Angin dan Beban Gempa
GEMPA Pidie (2016) BPKP BI Banda Aceh (2004)
TRACK RECORD GEMPA INDONESIA
?
STIE
Yogyakarta (2006)
PU Padang (2009)
Mal Banda Aceh (2004)
FAKTA:
CATATAN LAPANGAN PENTING • SEMUA KASUS, GEMPA < GEMPA DISAIN (CODE) , • TEKNOLOGI STRUKTUR TAHAN GEMPA YANG SUDAH ADA MAMPU MEMBERIKAN KETEGARAN SESUAI DISAIN, • RUNTUH KARENA MAL-PRAKTEK PERENCANAAN, • RUNTUH KARENA MAL-PRAKTEK PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN, • SAAT DISAIN MASYARAKAT KURANG RESPONSIF, • IMB MAYORITAS KONSEN PADA RETRIBUSI DAERAH
Sekolah Dasar STIE Yogyakarta (2006)
Hotel Manokwari (2011)
Jembatan
Sumatera Barat (2007)
Disadur dari: DRADJAT HOEDAJANTO STSi., MEng., PhD., AU-HAKI KETENTUAN LAIK FUNGSI SESUAI PERMEN PU NO: 25/PRT/M/2007
• SUDAH ADA CODE GEMPA MODERN SEJAK 1983 • TERNYATA MASIH TERJADI KEGAGALAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA !!!
Jakarta Condo 36 Lantai Tasikmalaya (2009)
22
Konsep Kinerja Bangunan Tahan Gempa Modern 1. Respon struktur bangunan terhadap beban layan OK,
2. Elemen struktur bangunan merespon guncangan gempa dalam in-elastic mode, 3. Target performance minimum adalah Life Safety dimana bangunan boleh rusak berat tapi tidak boleh collapse, 4. Untuk Gedung berlaku konsep Strong Column Weak Beams dan untuk Jembatan: Strong Beams Weak Column,
Distinguish Kettlehut Prof. Purdue University - USA - Mete A. Sozen
Two dominant goals for structural design w/r to earthquake demand
1. Protect life. 2. Save Investment. HAKI CONFERENCE, “A shortcourse on Earthquake Resistant RC Buildings for HAKI”, August 2013
23
Hubungan Sistem Penahan Lateral dan Jumlah Lantai (Taranath :2005)
Hubungan Sistem Penahan Lateral dan Jumlah Lantai (Taranath :2005)
Seismic isolator
Shanghai Tower
Seismic Isolator
Lock up device Bantalan Karet
Fluid Viscous Damper High Dumping Device
Isu kondisi geoteknik di Pakanbaru (A Puri dan R. Ardiansyah : 2008)
Jenis Pondasi (A Puri dan R. Ardiansyah : 2008)
Tahapan Merancang: 1. Input : Desain Arsitektur, Data Geoteknik, Peraturan/Code/Standar 2. Proses • • • •
Pemilihan tipe struktur Pemodelan Struktur dan Tumpuan Pemodelan Beban dan Kombinasi Pembebanan Analisis : output berupa gaya-gaya dalam (Fx, Fy, Mz dst), lendutan, drift, reaksi tumpuan
3. Output • Dimensi elemen stuktur • Gambar Detail
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam perancangan: • Penggunaan Software Bantu (STAAD, SAP/Etab dll) → GiGo (Garbage in Garbage Out) • Pemodelan Struktur • Pemodelan Beban→ Terutama Beban Gempa (Ketidakpastian), Beban pada masa konstruksi ??? • Pendetailan (sembungan dll)
Lessons Learned dari Kegagalan Konstruksi/Bangunan
Perlu Tahu Sebab Terjadinya
FAKTA: ▪ Kegagalan bisa melibatkan siapa saja dan kapan saja, khususnya untuk kasus bangunan non-standar,
BERBAGAI KEGAGALAN YANG TERUS TERJADI HINGGA HARI INI
SOLUSI: ▪ Jujur dan Professional!!! ▪ TAHU & AKUI BATAS KEMAMPUAN DIRI !!!
Disadur dari: DRADJAT HOEDAJANTO STSi., MEng., PhD., AU-HAKI KETENTUAN LAIK FUNGSI SESUAI PERMEN PU NO: 25/PRT/M/2007 35
Yang Perlu Mendapat Perhatian dalam Perencanaan Struktur Bangunan Gedung (DRADJAT HOEDAJANTO STSi., MEng., PhD., AU-HAKI ; 2019)
1. Kuasai basic dari teknologi konstruksi (perencanaan dan pelaksanaan) dengan baik. Pahami karakteristik dan perilaku dari Material dan Elemen Struktur & Non Struktur, akibat beban layan umumnya masih elastik, 2. Pilih sistem struktur, termasuk pondasi, yang terbaik, 3. Rencanakan Metoda Konstruksi dengan seksama, sepenuhnya sesuaikan dan ikuti code of practice yang ada, 4. Khusus untuk bangunan di wilayah gempa. Yang utama bangunan harus mampu berfungsi baik khususnya pada kondisi beban layan, 5. Target performance bangunan minimal ada 2, yaitu (1) Serviceability dan (2) Life Safety.
36
Trend Desain: Building Information Modelling (BIM)-> Mengapa?
Modern vs traditional coordination
Mengawasi Pelaksanaan Struktur Bangunan Gedung
Definisi: 1) Pengawasan konstruksi bangunan gedung berupa kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung. 2) (Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung pada tahap pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. 3) Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengendalian biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung, dari tahap perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. 4) Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) meliputi pemeriksaan kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, terhadap izin mendirikan bangunan gedung yang telah diberikan
Lingkup Pengawasan WAKTU LINGKUP PEKERJAAN KUALITAS K3L
INFORMASI
DESIGN PHASE TENDER
MASTER SCHEDULE PEMBUATAN FORCON DWG
KICK OFF MEETING
SAFETY MANAGEMENT NOMINASI KONTRAKTOR RFI DESIGN BY OWNER
INSPEKSI & MONITORING PERSIAPAN KERJA
RAPAT KOORDINASI
DESIGN PHASE CONSTRUCTION PHASE EVALUASI HASIL KERJA
SHOP DWG PRODUCTION
SITE MEMO
DEFECT & OUTSTANDING
WORK METHODS
VARIATION ORDER
TESTING COMMISIONING
MATERIAL APPROVAL
PERUBAHAN DESIGN
NON COMPLIANCE
IJIN PELAKSANAAN
RFI (CONSTRUCTION)
MATERIAL SCHEDULE
MATERIAL TESTING
Safety Management System
SPECIFICATION VARIATION ORDER SAFETY MNGMT (IMPLEMENTATION)
QAS
PROGRESS MEASUREMENT TIME CONTROL
PROSES SERAH TERIMA HAND OVER 1 HAND OVER 2
PMS WAKTU DESIGN PHASE TENDER
MASTER SCHEDULE
KICK OFF MEETING NOMINASI KONTRAKTOR BY OWNER
INSPEKSI & MONITORING PERSIAPAN KERJA SHOP DWG PRODUCTION
RAPAT KOORDINASI
DESIGN PHASE CONSTRUCTION PHASE EVALUASI HASIL KERJA
SITE MEMO
NON COMPLIANCE
MATERIAL SCHEDULE
PROSES SERAH TERIMA PROGRESS MEASUREMENT TIME CONTROL
PMS LINGKUP PEKERJAAN DESIGN PHASE TENDER PEMBUATAN FORCON DWG
KICK OFF MEETING NOMINASI KONTRAKTOR
RFI DESIGN BY OWNER
INSPEKSI & MONITORING PERSIAPAN KERJA
RAPAT KOORDINASI
DESIGN PHASE CONSTRUCTION PHASE EVALUASI HASIL KERJA
SHOP DWG PRODUCTION
SITE MEMO
DEFECT & OUTSTANDING
WORK METHODS
VARIATION ORDER
TESTING COMMISIONING
MATERIAL APPROVAL
PERUBAHAN DESIGN
NON COMPLIANCE
IJIN PELAKSANAAN
RFI (CONSTRUCTION) MATERIAL TESTING SPECIFICATION VARIATION ORDER
PROSES SERAH TERIMA PROGRESS MEASUREMENT
HAND OVER 1 HAND OVER 2
PMS KUALITAS DESIGN PHASE TENDER PEMBUATAN FORCON DWG
KICK OFF MEETING NOMINASI KONTRAKTOR
RFI DESIGN BY OWNER
INSPEKSI & MONITORING PERSIAPAN KERJA SHOP DWG PRODUCTION
RAPAT KOORDINASI SITE MEMO
WORK METHODS
EVALUASI HASIL KERJA DEFECT & OUTSTANDING TESTING COMMISIONING
MATERIAL APPROVAL IJIN PELAKSANAAN
DESIGN PHASE CONSTRUCTION PHASE
NON COMPLIANCE RFI (CONSTRUCTION) MATERIAL TESTING
PROSES SERAH TERIMA HAND OVER 1 HAND OVER 2
PMS SAFETY DESIGN PHASE TENDER
KICK OFF MEETING SAFETY MANAGEMENT NOMINASI KONTRAKTOR BY OWNER
INSPEKSI & MONITORING PERSIAPAN KERJA
RAPAT KOORDINASI
DESIGN PHASE CONSTRUCTION PHASE EVALUASI HASIL KERJA
SITE MEMO
WORK METHODS NON COMPLIANCE IJIN PELAKSANAAN
Safety Management System SAFETY MNGMT (IMPLEMENTATION)
PROSES SERAH TERIMA HAND OVER 1 HAND OVER 2
PMS INFORMASI KONSEP RENCANA KENDALI INFORMASI PENGATURAN INFORMASI
sederhana
efektif
terintegrasi
PENGATURAN RAM (RESPONSIBILITY ASSIGNMENT MATRIX) PENGATURAN STANDAR MEETING DOKUMEN TERKAIT DI TIAP TAHAP KEGIATAN Kendali performa kerja tiap pihak
TUJUAN RENCANA KENDALI INFORMASI
Kualitas hasil akhir produk yang sesuai target Kualitas hasil akhir produk yang sesuai target waktu
Pengawasan • PENGAWASAN PROSES PERENCANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI • PENGAWASAN ADMINISTRASI KONTRAK • PENGAWASAN PELAKSANAAN PROYEK • PEMERIKSAAN PENANGANAN BAHAN • PEMERIKSAAN LAPORAN
Yang terkait langsung dengan Tenaga Ahli Teknik Bangunan Gedung adalah: • Pengawasan Mutu • Pengawasan K3L
Dokumen acuan pengawasan: Dokumen kontrak yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah dokumen Syarat-syarat Perjanjian (Condition of Contract) karena dalam dokumen inilah dituangkan semua ketentuan yang merupakan aturan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang membuat perjanjian. Pengawasan terkait aspek teknik antara lain terdiri atas: • Syarat-syarat umum kontrak (General Condition of Contract) • Lampiran-lampiran (Appendix) • Syarat-syarat Khusus Kontrak (Special Condition of contract / Conditions of Contract – Particular) • Spesifikasi Teknis (Technical Spesification) • Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawing)
Prinsip Pengendalian Mutu dalam Multi Step and Method Specification
• Pengendalian mutu • Upaya pengawasan dan tindak turun tangan terhadap pelaksanaan konstruksi (jalan dan jembatan) agar memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen Kontrak.
• Prinsip-prinsip pengendalian mutu • Lingkup pengendalian mutu • Lingkup dimensi • Lingkup kualitas
• Obyek pengendalian mutu • Pengendalian mutu bahan baku • Pengendalian mutu bahan olahan • Pengendalian mutu bahan/pekerjaan jadi
• Struktur pengendalian mutu • Jenis pemeriksaan, Metoda pemeriksaan, Frekwensi, Spesifikasi Mutu, dan Toleransi. 55
Diagram prinsip pengendalian mutu (terhadap suatu pay item pekerjaan)
Pemilihan Jenis-jenis Bahan Baku sesuai dng. Item pekerjaan
Tidak Pengendalian Mutu Bahan Baku
Multi Step and Method Specification
Ya
Tahap I
Bahan siap olah
Jika sepenuhnya mengacu pada konsep ROM (Result Oriented Management), maka tahap I, II dan III tidak perlu dikontrol oleh pemilik, karena pemilik hanya berorientasi pada produk jadi. Pekerjaan jadi (pelaksanaan pay item sesuai kontrak)
Struktur pengendalian •Jenis Pemeriksaan •Metoda Pemeriksaan •Frekwensi •Spesifikasi Mutu •Toleransi
Lingkup Pengendalian •Lingkup Dimensi •Lingkup Kualitas
Tidak Pengendalian Mutu Bahan Olahan
Ya
Tahap II
Komponen Bahan utk pekerjaan jadi telah siap
Tidak Pengendalian Mutu Pekerjaan Jadi
Ya
Lingkup Pengendalian •Lingkup Dimensi •Lingkup Kualitas
Tahap III
Struktur pengendalian •Jenis Pemeriksaan •Metoda Pemeriksaan •Frekwensi •Spesifikasi Mutu •Toleransi Lingkup Pengendalian •Lingkup Dimensi •Lingkup Kualitas Struktur pengendalian •Jenis Pemeriksaan •Metoda Pemeriksaan •Frekwensi •Spesifikasi Mutu •Toleransi
56
MENJAGA MUTU MATERIAL STRUKTUR Salah satu syarat tercapainya kekuatan bangunan adalah tercapainya mutu material penyusun bangunan, hal ini dilakukan dengan tes material antara lain mutu beton dan besi
TEST KUAT TEKAN BETON BMG Kolom Tgl : ……….
1 BMG Kolom Tgl : ……….
2
• VOLUME COR ≤ 5 M3 • JUMLAH SAMPLE 1 • DI TEST = 7 ATAU 28 HARI ( SEIJIN PENGAWAS )
• VOLUME COR > 5 M3 • JUMLAH SAMPLE 1 SETIAP 2 TRUCK MIXER • DI TEST = 7 HARI, 28 HARI DAN
CADANGAN 56 HARI ( APABILA DIPERLUKAN )
MENJAGA MUTU MATERIAL STRUKTUR
KETERANGAN : 1. PENGECEKAN DIAMETER TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JANGKA SORONG.
1
2. PEMOTONGAN PANJANG SAMPEL BENDA UJI SESUAI DENGAN SPESIFIKASI PENGUJIAN.
2
3 5 cm
3. PEMBERIAN TANDA TIAP 5 CM PADA SAMPEL (SEBAGAI PEMBANDING PERUBAHAN PANJANG SETELAH UJI KUAT TARIK).
4. PENEMPATAN SAMPEL PADA ALAT UJI KUAT TARIK DAN MEMULAI PENGUJIAN.
4
5
5. PEMBACAAN GERAK JARUM HINGGA TULANGAN PUTUS. DARI HASIL UJI KUAT TARIK DIPEROLEH GRAFIK ANTARA BESARNYA GAYA YANG DIBERIKAN DENGAN PERUBAHAN PANJANG SAMPEL HINGGA SAMPEL PUTUS. HASIL INI DIBANDINGKAN DENGAN STANDAR SNI UNTUK BESI TULANGAN APAKAH MEMENUHI ATAU TIDAK.
Pengawasan K3L: Failure and defect pada saat Pelaksanaan Kontruksi
CONTOH HIGHRISE YANG PERNAH DIKERJAKAN PT. VIRAMA KARYA
ASRAMA PONDOK KARYA PEMBANGUNAN JAKARTA TIMUR (2016 – 2017) Lokasi : Kelapa Dua Wetan Luas bangunan : 25.884 M2 Jumlah lantai 17 Lt 2 Bangunan Asrama
PEMBANGUNAN KANTOR REGIONAL 1 BANK MANDIRI – MEDAN
Manajemen Konstruksi (20172018) Lokasi : Medan Luas lahan : 3,800 M2 Luas Bangunan: 21,726 M2 Jumlah lantai : 12 lantai Nilai Kontrak: 3.200.000.000,-
RSUD AL-IHSAN - KABUPATEN BANDUNG (2015)
Manajemen Konstruksi Lokasi : Kabupaten Bandung Luas lahan : 26,426 M2 Luas Bangunan: 29.009 M2 Jumlah lantai : 8 lantai Nilai Kontrak: 1.990.359.000,-
RUSUN ASRAMA POLRI PESING GROGOL – JAKARTA BARAT Tahun 2017 Bangunan 18 Lantai Terdiri dari 255 unit hunian Luas Bangunan 15.000 m2
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN JAKARTA PUSAT Tahun 2018 Bangunan 22 Lantai
Sekian dan terimakasih