Perencanaan Tambang PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Perencanaan Tambang Untuk Pengendalian AAT



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



z



Dari perspektif perlindungan lingkungan dan minimalisasi risiko dan tanggungan, strategi mitigasi AAT yang paling efektif adalah pencegahan melalui prediksi dan perencanaan tambang



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Karakterisasi Overburden z



z



Karakterisasi overburden bertujuan untuk memahami penyebaran lapisan batuan yang berpotensi membentuk asam (PAF) dan batuan yang tidak berpotensi membentuk asam (NAF) Sehingga dapat dilakukan langkah-langkah untuk mengendalikan terbentuknya AAT



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Overburden Sampling Pertanyaan penting: • Apakah strategi sampling representatif dengan suatu tingkat kepercayaan tertentu? • Bagaimana material overburden akan mempengaruhi kimia air tambang? Jawaban dari kedua pertanyaan tsb mempunyai konsekuensi ekonomi yang pasti, terutama berkaitan dengan biaya untuk pemboran, sampling dan analisis.



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Untuk populasi geologi berlapis (stratified) ada 2 rancangan dasar sampling: •







Sampel dari seluruh lapisan, seperti pada channel sample; sampling sepanjang overburden pada lubang bor ekivalen dengan suatu channel sample dari seluruh overburden Stratified sampling, dengan cara “weighting” maka dapat diperoleh perkiraan yang memadai dari seluruh populasi



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Jenis-jenis sampling: • Composite sampling – sejumlah individual samples digabungkan untuk mendapatkan nilai rata-rata • Channel sample – keseluruhan potongan overburden di “sampled” pada suatu waktu dan selanjutnya dibagi menjadi subsamples • Stratified samples – sample diambil di dalam atau di antara unit stratigrafi • Cluster sampling – sampling dibatasi pada satu atau beberapa daerah tertentu



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Faktor-faktor site-specific yang harus diperhatikan dalam merancang program sampling dengan pemboran: • • • • • •



Pada area yang akan ditambang Ukuran/dimensi dan layout tambang Metode penambangan dan ketebalan overburden Kedalaman zone pelapukan Topografi Variasi stratigrafi dan geokimia



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Penelitian di USA = 6 – 7 lubang bor per 40,47 ha. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menentukan kerapatan data: • Data lubang bor eksplorasi untuk mendapatkan gambaran tentang sebaran tipe batuan pada arah lateral dan vertikal • Kualitas air sebelum aktivitas penambangan (mata air, air tanah dan air permukaan) • Kualitas air dari tambang dengan lapisan batubara yang sama yang terdapat di sekitar • Peta dan kajian tentang lingkungan paleodepositional • Soil survey dapat memberikan informasi tentang variabilitas dari batuan induk



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Contoh bagaimana sampling interval dapat mempengaruhi hasil prediksi (Tarantino & Shaffer, 1998) Ketebalan Total S (%) Litologi %S rata2 dari interval 1 ft 0,01 Sandstone 0,48 1 ft 0,01 Sandstone 0,59 1 ft 0,01 Sandstone 0,79 1 ft 0,01 Sandstone 1,18 1 ft 2,34 Black shale



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Pedoman Untuk Pemboran Dan Sampling Overburden Dan Batubara Pada Tambang Terbuka •



• • • •



Pemahaman tentang kondisi geologi tambang berdasarkan pemboran eksplorasi dan rancangan tambang perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan kerapatan pemboran untuk sampling Paling tidak satu lubang bor di areal penambangan awal; penempatan lubang bor lainnya tergantung pada rancangan perkembangan tambang Paling tidak satu lubang bor di daerah highwall dan juga di low wall untuk memahami kedalaman pelapukan Lubang bor yang mewakili jika terdapat perubahan fasies Satu lubang bor tidak cukup untuk mengkarakterisasi overburden bahkan untuk suatu daerah yang kecil, karena tidak menggambarkan variabilitas areal tambang tersebut.



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Contoh Pedoman Sampling Pada Tambang Batubara z z z z z z



Sampel diambil dari dasar dari lapisan yang terlapukkan sampai dengan paling tidak 0,5 m dari lantai batubara terbawah Sampel diambil setiap 5 m, kecuali jika jenis batuan lebih pendek dari 5 m Mudstone, siltstone dan claystone sebagai satu tipe litologi Batuan carbonaceous (lebih dari 20 cm) dianggap sebagai satu tipe litologi Batuan atap, lantai dan parting disampel secara terpisah Sampel batuan atap yang umumnya carbonaceous tidak boleh lebih dari 1 m, jika lebih – ambil 2 sampel



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Interpretasi Hasil Karakterisasi Batuan z



z



Hasil dari ABA dan uji lainnya dipakai untuk mengkarakterisasi batuan (overburden atau waste rock) Klasifikasi tipe batuan – dikaitkan dengan rancangan penanganannya: – –



Batuan yang berpotensi membentuk asam (potentially acid forming) Batuan yang tidak berpotensi membentuk asam (non acid forming) – yang bisa dibagi menjadi: z z



Batuan yang netral Batuan yang dapat menetralkan asam



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



z



Contoh tipe batuan di tambang batubara (KPC): – – – –



z



Tipe 1 - NAF Tipe 2 - PAF low capacity: NAPP < 2 kg H2SO4/ton batuan Tipe 3 - PAF moderate capacity: NAPP 2 – 10 kg H2SO4/ton batuan Tipe 4 – PAF high capacity: NAPP > 10 kg H2SO4/ton batuan



Untuk kemudahan operasional tipe 1 dan 2 menjadi NAF dan tipe 3 & 4 menjadi PAF



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



z



Contoh di tambang bijih – – – – – –



z



Tipe 1 - acid consuming: NAG = 0 & ANC > 150 kg H2SO4/ton batuan Tipe 2 - non acid forming: NAG = 0 & ANC < 150 kg H2SO4/ton batuan Tipe 3 - PAF low capacity: NAG = 1 – 15 kg H2SO4/ton batuan Tipe 4 - PAF moderate capacity: NAG = 15 – 35 kg H2SO4/ton batuan Tipe 5 - PAF high capacity: NAG = 35 – 55 kg H2SO4/ton batuan Tipe 6 - PAF very high capacity: NAG > 55 kg H2SO4/ton batuan



Untuk operasional tipe 3 & 4 menjadi PAF LC dan tipe 5 & 6 menjadi PAF HC



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Model Geokimia Batuan z



z



Hasil karakterisasi batuan dan model geologi akan menghasilkan model geokimia batuan yang menggambarkan sebaran tipe batuan baik pada arah lateral maupun arah vertical Model geokimia batuan ini selanjutnya digunakan dalam perancangan penggalian overburden dan penempatannya



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung 2 9/ 1 0/ 0 1



150RL



150RL



140RL



140RL



K1 0 2_ 0 3 SCALE 1 : 3 0 0 0



120RL



130RL



110RL 100RL



R14119 81.27



90RL



R14125 64.90



80RL 70RL



XK3



50RL



1 1 1 18 . 2 1 12 9. 3 2 21 7 .. 3 5 2 8 1 2 16 . 3 31 1 1 1 1



XK3



K3 XK2 XK2 K2 XK1UR



40RL 30RL



XK1U XK1 K1U K1 XK1L1 XK1L K1LR XK1LR XKB XKA



20RL 10RL



XK1UR K1UR XK1U XK1 K1U K1 XK1L1 XK1L K1L K1LR XK1LR XKB XKA



XK1UR



1



16. 2



XK2 K2 XK1UR K1UR XK1U XK1 K1U K1 XK1L1 XK1L K1L XK1LR K1LR XKB KB XKA



39. 1 43 1 .. 3 8 2 9 4 41 15 . 1



1



25 4. 6 2 4879 .... 4599 2 2 21 0. 2 9 3 1 6 36 5. 0 9 3 8 9 3 3 9 43 0 .. 8 1 0 44 4. 3 43 8. 0 51 0. 8



2 2 1 11 10 . 1 1 21. 0 1 20 9 .. 2 2 3 3 31 3 1132 ... 474



XK3 XK2 K2 XK1UR K1UR XK1U XK1 K1U K1 XK1L1 XK1L K1L XK1LR K1LR KB XKB



XKB



XKA



XKA



4. 1 7 35 8. 4 7 3 31 9 41 4 4326 ... 40274 44 2



- 2 49.50



52 3 1 .. 6 8 5 4 51 3. 7 51 5. 8 51 19 . 9



1 1



120RL 110RL



2



17 5 61... 4 8 111. 6 11 2 1 3.3



XK1 XK1U XK1L1 XK1L XK1LR XKB



-



1 1



51 0.8



100RL



1 1 1 1 21 5.0 1 1 1 31 5.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1



90RL 80RL 70RL 60RL 50RL 40RL



73.45



XKDUR



30RL 20RL 10RL



>



-



XK3



R15855 95.59



- 1 61.00



3 .. 8 8 44 4 0 4



96706E 63.50 200475N



96666E 200451N



1 2 1 12 4753 ... 645 1 11 1 1 1 31 0 .. 2 2 3 32 3 .. 8 6 4 3 4



4.9



43. 0 6.5



XK3 XK2 K2



31 .9



60RL



96986E 200593N



97047E 25200679N 3. 00



97099E 200680N



0RL



97296E 97329E 200902N 200927N



150RL 140RL 130RL 120RL



150RL 140RL



K1 0 2_ 0 4 SCALE 1 : 3 0 0 0



R13997 1 12 . 48 R13993 96.21



110RL 100RL 90RL



R13991 73.82



80RL 70RL 60RL



R15871 51.42



50RL



3.8 2 81.. 8 7 2 9 12.0 14.6 11 7.5



XK1 XK1L1XK1L XK1LR 40RL XKB XKA 30RL



1 1 1



20RL 10RL



1



13 2 2 .. 0 6 1 11 4.8 11 6.7 11 9.4



XKDUR



1 1 1 1 1 1 5 3.2 51 51 1654 .. 381



XKU KDUR XKD 96882E 73.45 200294N



XK1UR K1UR K1U XK1U XK1 K1 XK1L XK1L1 K1L XK1LR XKB K1LR XKA



14.. 0 7 3 3 3 4 3.. 58 3. 9 81 14.5 4 11 6.7 13 2 4098 .. 049 2 11 . 7 24.9



- 1 31.00



1 1



11 0. 2



XK2 K1UR XK1U XK1XK1UR K1 XK1L1 XK1L XK1LR XKB K1LR XKA



1 22 0. 6 2 2 131 .. 4326 21 2 2 38760 .... 847969 31 31 4. 6 1



43.00



31. 2



XK4



1 1



81. 8



XK2 XK1UR XK1U XK1 K1 XK1L1 XK1L K1L XK1LR XKB K1LR XKA



1 1 21. 6 21 1376 .. 708 24 34 0.5 34 3 46532 .... 109663 3 3 1 40. 6



43.00



XK3 XK2 XK1U XK1UR XK1 K1U K1 XK1L1 XK1L K1L XK1LR K1LR XKB XKA



1 1 1 18. 9 1 1 31. 1 1 31 6.8 3 49 4 4210 ... 46150 4 48 2 7 .. 3 7 1 4 0 50. 3 53 2.7 55. 0 57. 9



- 1 61.00



1 1 1 91 .2 1 1 21 3. 5 19 . 0 21 34 . 1 35 4 3 .8 38 3 11076 .... 270377 4 4



XK4 XK3 XK2 K3 K2 XK1UR K1UR XK1U XK1 K1U K1 XK1L1 XK1L K1L K1LR XK1LR XKB XKA



6 44. 8 41 7. 8 4 54 319 .. 630



-



1 1 1



51 7. 1



64.00



120RL



R15863 110RL 98.59



21 1. 9



XK4 XK3 XK2 XK1URXK1U XK1 K1 XK1L1 XK1L K1L XK1LR XKB K1LR XKA



1 1 11 6.7 1 21 8.5 31.6 31 3.7 36 5 .. 6 6 3 4 40 . 9 44



100RL 31. 4



1 90RL XKDUR



70RL



1



48 7.0 6 7 44 9.4 4 51.7 53.9



60RL 31 18 . 9



4 50RL 5 50.7



XKDLR XKL



40RL 60.2



4



1



XKD



XKDUR



96992E 200388N



97071E 200484N



KD



55.5 61.3



3 30RL



XMA 97021E 200443N



1 1



80RL



- 519 . 7 61.00



XMA 96923E 200350N



130RL



R14202 1 12 .1 4



97100E 200536N



97146E 200586N



XMA XMALR MA 97401E 200792N



20RL 81.0



1 1



5 10RL 8 98 0 .. 9 7



>



96795E 96812E 6200266N 7.50 200250N



0.9 32 5 4 .. 8



XK1 XK1U K1 XK1L1 XK1L XK1LR XKB XKA



>



>



0RL



R15872 57.29



R13994 97.25



R14118 1 0 8. 53



7 50.5



0RL



R12858 86.33



R15864 1 09 . 51



XKU



130RL



0RL



1 03 .5 0



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Verifikasi Dalam Operasi Penambangan z



Mengambil sampel dari pemboran untuk peledakan (blasthole cutting samples)



~~ 10m



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Key:



Blasthole



Sample Point



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Contoh Perbandingan Antara Model Geokimia Batuan Dengan Blasthole Model (Gautama & Hartaji, 2004)



200000 180000 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35



Volume of Overburden (bcm)



Comparison on PAF interpretation



Excavation blocks Geochemical Model



Blasthole Model



KURSUS SINGKAT “AIR ASAM TAMBANG DI INDONESIA”, 27 Juli 2004 Institut Teknologi Bandung



Penutup z



z z



Pemahaman tentang sebaran tipe geokimia batuan (overburden & waste rock) merupakan hal terpenting dalam pencegahan AAT Model geokimia batuan menjadi panduan dalam perencanaan penggalian dan penimbunan Perencanaan penimbunan harus mempertimbangkan keandalannya secara jangka panjang