Peta Resiko Bencana Prov Bengkulu PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ATLAS PETA RISIKO BENCANA PROVINSI BENGKULU FINAL 17 Februari 2010 Modified Mercalli Intensity (MMI) Sangat Tin ggi



IX



VI II Tinggi



VI I Sedang



VI Rendah



V Nihil



IV



BENGKULU DISASTER RISK MAPPING PROJECT (BDRM)



Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu



BAPPENAS



ATLAS PETA RISIKO BENCANA PROVINSI BENGKULU FINAL 17 Februari 2010 Modified Mercalli Intensity (MMI) Sangat Tin ggi



IX



VI II Tinggi



VI I Sedang



VI Rendah



V Nihil



IV



BENGKULU DISASTER RISK MAPPING PROJECT (BDRM)



Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



SAMBUTAN KEMENTRIAN KOORDINATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT Karena letak geografisnya, Kepulauan Indonesia rentan terhadap serangkaian bencana alam, misalnya gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, abrasi, banjir dan rob, tanah longsor, angin putting beliung, dan kebakaran hutan. Bencana-bencana alam tersebut bisa menimbulkan korban jiwa, menyebabkan kerusakan alam dan lingkungan terbangun, serta mengakibatkan penderitaan manusia dan kerugian finansial. Walaupun bencana alam tersebut tidak bisa dihindari, dampak-dampak dari bencana tersebut bisa dikurangi, apabila sebab-sebab dan akibatnya dipahami dengan lebih baik, sehingga kita bisa mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana, meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemahamannya tentang ancaman-ancaman bencana alam, dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi dan memulihkan kembali dari berbagai bencana alam. Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah membentuk Badan Nasional Pengurangan Risiko Bencana (BNPB). BNPB berkoordinasi dengan departemen-departemen lainnya yang terlibat dalam mitigasi bencana, misalnya Bappenas, Departemen PU dan Departemen Dalam Negeri, serta lembaga-lembagan pendidikan, seperti ITB dan UGM.



untuk mitigasi bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Yang menjadikan contoh ini sangat khusus adalah pendekatan partisipatif melalui pembentukan tim kerja multi-stakeholder, metodologi pemetaan risiko bencana yang dilakukan secara bertahap dan identifikasi langkah-langkah mitigasi, serta penggunaan alat praktis Triple-A yang terdiri dari Atlas untuk bertukar informasi antara stakeholders, Agenda untuk menggabungkan langkah-langkah mitigasi bencana, dan Aturan Main untuk melaksanakan Agenda. Selain bermanfaat bagi masyarakat Bengkulu, contoh ini juga layak untuk direplikasikan di provinsi dan kabupaten/kota lainnya di Indonesia, yang memberikan kontribusi terhadap usaha-usaha kita bersama yaitu tempat yang aman untuk tinggal, bekerja dan berinvestasi.



Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat



Dr. H.R. Agung Leksono



Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat mendukung inisiatif dari SCDRR (Safer Communities through Disaster Risk Reduction), yaitu program kerjasama antara Bappenas dan UNDP. Program ini dirancang untuk merampingkan pengurangan risiko bencana, sehingga menjadi bagian dari proses pembangunan. Program ini dapat dicapai dengan: (i) menetapkan kebijakan, regulasi dan kerangka regulasi tentang pengurangan risiko bencana; (ii) menguatkan lembaga-lembaga yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana dan kerjasama diantara mereka; (iii) menyampaikan informasi secara lebih baik kepada masyarakat dan para pengambil keputusan tentang langkah-langkah untuk mengurangi risiko; dan (iv) menyusun pilot project percontohan bagaimana mitigasi bencana tersebut bisa dipadukan kedalam proses pembangunan. Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan satu contoh yang menarik melalui penyusunan peta risiko bencana secara detail untuk seluruh provinsi, yang akan menjadi dasar dalam merevisi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang dibuat tahun 2004, untuk menyiapkan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB) Triple – A



KATA PENGANTAR - i



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



SAMBUTAN GUBERNUR PROVINSI BENGKULU Provinsi Bengkulu secara strategis terletak di pantai barat Pulau Sumatera. Provinsi ini terdiri atas sembilan kabupaten dan satu kota, dan mempunyai luas sekitar 20.030 km2, dimana sekitar 45,98% berupa hutan hujan tropis. Wilayah ini kaya akan sumberdaya mineral termasuk batu bara, biji besi dan emas. Provinsi ini berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa, dimana sekitar 275.000 jiwa, atau 16% tinggal di Kota Bengkulu, sebagai Ibu Kota Provinsi. Sektor-sektor unggulan ekonomi adalah Pertanian yang memberikan kontribusi 40,4% dari PDRB dan menyerap sekitar 66,4% tenaga kerja, Perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 19,1% dari PDRB dan menyerap sekitar 12,2% tenaga kerja, dan sektor Jasa yang memberikan kontribusi sekitar 15,4% dari PDRB dan menyerap tenaga kerja sekitar 10,3%. Upaya-upaya Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang mantap di tahun-tahun terakhir ini yaitu di atas 6%. Karena letak grografisnya, Provinsi Bengkulu menghadapi beberapa ancaman bencana alam, yang bisa menghambat investasi, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kerja. Oleh karena itu, Pemerintah Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak bencana dengan mengidentifikasi daerahdaerah rawan bencana, mengurangi kerentanan bencana dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer Communities through Disaster Risk Reduction). Dalam rangka program BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multistakeholder sebagai ‘pemain’ utama, yang dibantu oleh tim ahli dari Swisscontact sebagai ‘pelatih’. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, DPRD, Masyarakat, Sektor Swasta, Lembaga Perguruan Tinggi dan Media Massa.



rekomendasi untuk menyapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004. Atlas, yang dilengkapi dengan Agenda tentang rekomendasi-rekomendasi dan Aturan Main untuk melaksanakan Agenda, yang juga dikenal dengan sebutan perangkat Triple-A, merupakan dokumen publik yang tersedia dalam bentuk laporan cetak, CD-rom dan bisa diakses melalui website. Atlas menunjukkan keterbukaan dan transparansi, Agenda menunjukkan komitmen dan akuntabilitas, dan Aturan Main menunjukkan keterlibatan publik dalam perencanaan dan pelaksanaan. Perangkat Triple-A ini akan disiapkan dasar hukumnya melalui SK Pemerintah Provinsi yang mengamanatkan penggunaannya yang efektif untuk perencanaan dan investasi, yang memerlukan pemutakhiran secara reguler, serta diseminasi dan sosialisasi diantara masingmasing stakeholders.



Bengkulu, 17 Februari 2010 Gubernur Provinsi Bengkulu,



H. Agusrin M. Najamudin, ST



Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan peta detail tentang risiko bencana yang dipresentasikan dalam Atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk masing-masing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan Triple – A



KATA PENGANTAR - ii



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI BENGKULU Berkaitan dengan kondisi Indonesia sebagai kawasan rawan bencana, dengan memperhatikan posisi geografis Indonesia yang berada pada pertemuan lempeng bumi serta lintasan gunung api (ring of fire), Indonesia memiliki potensi ancaman bencana alam yang setiap saat dapat mengancam dan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Kedepan perlu langkah untuk meminimalkan risiko terhadap ancaman kejadian bencana.



Tahap 4:Perbandingan antara Peta Risiko Bencana dan Peta RTRW Untuk membandingkan Peta Risiko Bencana dengan RTRW, telah disiapkan Index GIS Layers yang terdiri atas: (i) 9 Tipe Bencana; (ii) 4 Peta Risiko untuk masing-masing tipe bencana; dan (iii) 5 Sub-komponen RTRW – rencana sistem perkotaan, prasarana, pemanfaatan kawasan lindung, pemanfaatan kawasan budidaya dan kawasan strategis untuk kepentingan ekonomi, lingkungan dan keamanan. Kesimpulannya difokuskan pada kawasan-kawasan yang berbahaya, mempunyai kerentanan tinggi, kapasitas rendah dan mempunyai konsekuensi risiko tinggi.



Tantangan yang perlu dihadapi dalam pengurangan risiko bencana adalah: (1). Kinerja penanggulangan bencana belum memadai, (2). Kesadaran terhadap risiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana masih rendah.



Tahap 5: Rekomendasi untuk RTRW berbasis Mitigasi Bencana Kesimpulan tersebut telah dibahas dalam Lokakarya Multi-stakeholder yang dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Januari 2010, yang menghasilkan daftar rekomendasi untuk menyiapkan RTRW berbasis Mitigasi Bencana. Keluaran utamanya adalah Agenda Rekomendasi, dan Aturan Main untuk melaksanakan Agenda. Untuk meningkatkan konsistensi antara masing-masing dokumen tersebut, Bappeda akan menggunakan Perangkat Triple-A sebagai acuan untuk menyiapkan RPJMD, RPBD dan RAD-PRB.



Sebagai langkah awal pengurangan risiko bencana, pemerintah perlu menyiapkan Peta Risiko Bencana dan mereview Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang terdiri atas lima tahapan utama : Tahap 1: Penyiapan Atlas Yang Komprehensif Masing-masing stakeholder sering mempunyai akses informasi yang tidak lengkap dan berbeda-beda, dan mempunyai persepsi yang berbeda dari kondisi eksisting yang sama. Untuk mendapatkan perencanaan yang partisipatif, telah disiapkan Atlas yang menggabungkan informasi dari berbagai sumber ke dalam satu dokumen yang sistematis. Data-data yang telah terkumpul terbagi dalam empat bagian: (I) Profil Tata Ruang dan Lingkungan; (II) Profil Sosial – Ekonomi; (III) Profil Prasarana; dan (IV) Profil Kelembagaan. Informasi tersebut ditampilkan dalam peta-peta tematis, diagram, tabel dan gambar. Tahap 2: Identifikasi Tipe Bencana Identifikasi tipe bencana yang relevan didasarkan pada Bagian (I) dari Atlas ‘Profil Tata Ruang dan Lingkungan’, dan pada catatan historis di tingkat provinsi (Provinsi Bengkulu), tingkat regional (Pulau Sumatra), dan tingkat nasional (Kepulauan Indonesia). Salah satu sumber acuannya adalah ‘Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI-BNPB)’.



Bengkulu, 17 Februari 2010 Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu



Ir. M. Nashsyah, MM MT



Tahap 3: Penyiapan Peta Risiko Bencana Bagian (I) dari Atlas, ‘Profil Tata Ruang dan Lingkungan’ memberikan dasar untuk penyiapan Peta Bahaya. Bagian (II) ‘Profil Sosio-Ekonomi’ dan (III) Profil Prasarana memberikan dasar untuk penyiapan Peta Kerentanan (II) ‘Profil Sosial Eonomi, (III) ‘Profil Prasarana dan (IV) ‘Profil Kelembagaan’ memberikan dasar untuk Peta Kapasitas. Semua peta ini disiapkan dalam format. Triple – A



KATA PENGANTAR - iii



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Provinsi Bengkulu



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR / PENDAHULUAN KONSEPTUAL FRAMEWORK



BAGIAN A: PROFIL 1. PROFIL TATA RUANG 1.1 Geografi Posisi Geografis dan Batas Wilayah ..................................... 1 - 1 Topografi Wilayah .................................................................. 1 - 2 Kelas Lereng .......................................................................... 1 - 3 Geomorfologi .......................................................................... 1 - 4 Penggunaan Tanah ................................................................ 1 - 5 1.2 Geologi Geotektonik ............................................................................ 1 - 6 Gempa Bumi .......................................................................... 1 - 7 Tsunami .................................................................................. 1 - 8 Letusan Gunung Api .............................................................. 1 - 9 Geologi Regional .................................................................... 1 - 10 Jenis Tanah ............................................................................ 1 - 11 Pertambangan ........................................................................ 1 - 12 1.3 Hidrologi Daerah Aliran Sungai ............................................................. 1 - 13 Pantai .................................................................................... 1 - 14 1.4 Iklim ........................................................................................ 1 - 15 1.5 Ekologi .................................................................................... 1 - 16



Triple – A



2. PROFIL SOSIAL-EKONOMI 2.1 Sejarah Bengkulu Sejarah Provinsi Bengkulu .................................................... 2 - 1 Sejarah Bencana Provinsi Bengkulu ...................................... 2 - 2 2.2 Demografi ............................................................................... 2 - 4 2.3 Sosial Pendidikan ............................................................................. 2 - 11 Kesehatan.............................................................................. 2 - 15 Kemiskinan ............................................................................ 2 - 17 Kesejahteraan Sosial............................................................ 2 - 18 2.4 Budaya................................................................................... 2 - 19 2.5 Ekonomi ................................................................................. 2 - 22 3. PROFIL PRASARANA 3.1 Wilayah Terbangun ................................................................ 3 3.2 Perhubungan .......................................................................... 3 Darat ....................................................................................... 3 Laut ......................................................................................... 3 Udara ..................................................................................... 3 Pos dan Telekomunikasi ........................................................ 3 3.3 Energi ..................................................................................... 3 3.4 Pengelolaan Air ...................................................................... 3 Air Bersih ................................................................................ 3 Irigasi ...................................................................................... 3 Drainase ................................................................................ 3 3.5 Pengelolaan Limbah ............................................................... 3



-



1 2 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8



DAFTAR ISI - i



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Provinsi Bengkulu



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



4. PROFIL KELEMBAGAAN 4.1 Pemerintah Pusat Indonesia .................................................. 4 4.2 Pemerintah Provinsi Bengkulu ............................................... 4 4.3 Pemerintah Kabupaten / Kota ................................................ 4 4.4 Sektor Swasta ........................................................................ 4 4.5 Masyarakat ............................................................................. 4



-



1 4 5 6 9



-



1 2 2 3 3 4 4 5 5



2. IDENTIFIKASI TIPE BENCANA ALAM .......................................... B - 6 3. KONFIRMASI .................................................................................. B - 6



Triple – A



1. GEMPA BUMI 1.1 Bahaya Gempa Bumi ............................................................. 1 1.2 Kerentanan Gempa Bumi ....................................................... 1 1.3 Kapasitas Gempa Bumi .......................................................... 1 1.4 Risiko Gempa Bumi ................................................................ 1



-



1 2 2 3



Bahaya Tsunami ..................................................................... 2 Kerentanan Tsunami .............................................................. 2 Kapasitas Tsunami ................................................................. 2 Risiko Tsunami ....................................................................... 2



-



1 2 2 3



3. LETUSAN GUNUNG API 3.1 Bahaya Letusan Gunung Api.................................................. 3 3.2 Kerentanan Letusan Gunung Api ........................................... 3 3.3 Kapasitas Letusan Gunung Api .............................................. 3 3.4 Risiko Letusan Gunung Api .................................................... 3



-



1 2 2 3



4. ANGIN PUTING BELIUNG 4.1 Bahaya Angin Puting Beliung ................................................. 4 4.2 Kerentanan Angin Puting Beliung .......................................... 4 4.3 Kapasitas Angin Puting Beliung ............................................. 4 4.4 Risiko Angin Puting Beliung ................................................... 4



-



1 2 2 3



5. KEKERINGAN 5.1 Bahaya Kekeringan ................................................................ 5 5.2 Kerentanan Kekeringan .......................................................... 5 5.3 Kapasitas Kekeringan............................................................. 5 5.4 Risiko Kekeringan ................................................................... 5



-



1 2 2 3



2. TSUNAMI



BAGIAN B: TIPE BENCANA ALAM 1. TIPE BENCANA ALAM 1 Gempa Bumi .......................................................................... B 2 Tsunami .................................................................................. B 3 Letusan Gunung Berapi ......................................................... B 4 Angin Puting Beliung .............................................................. B 5 Kekeringan ............................................................................. B 6. Banjir ..................................................................................... B 7. Tanah Longsor ....................................................................... B 8. Abrasi dan Rob....................................................................... B 9. Kebakaran Hutan ................................................................... B



BAGIAN C: PETA RISIKO BENCANA



2.1 2.2 2.3 2.4



DAFTAR ISI - ii



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Provinsi Bengkulu



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



6. BANJIR 6.1 Bahaya Banjir ......................................................................... 6 6.2 Kerentanan Banjir................................................................... 6 6.3 Kapasitas Banjir ..................................................................... 6 6.4 Risiko Banjir ........................................................................... 6



LAMPIRAN -



1 2 2 3



7. TANAH LONGSOR 7.1 Bahaya Tanah Longsor .......................................................... 7 7.2 Kerentanan Tanah Longsor ................................................... 7 7.3 Kapasitas Tanah Longsor ...................................................... 7 7.4 Risiko Tanah Longsor ............................................................ 7



-



1 2 2 3



8. ABRASI DAN ROB 8.1 Bahaya Abrasi dan Rob ......................................................... 8 8.2 Kerentanan Abrasi dan Rob ................................................... 8 8.3 Kapasitas Abrasi dan Rob ...................................................... 8 8.4 Risiko Abrasi dan Rob ............................................................ 8



-



1 2 2 3



9. KEBAKARAN HUTAN 9.1 Bahaya Kebakaran Hutan ...................................................... 9 9.2 Kerentanan Kebakaran Hutan................................................ 9 9.3 Kapasitas Kebakaran Hutan .................................................. 9 9.4 Risiko Kebakaran Hutan ........................................................ 9



-



1 2 2 3



10. MULTI-BENCANA 10.1 Bahaya Multi-Bencana .......................................................... 10 10.2 Kerentanan Multi-Bencana.................................................... 10 10.3 Kapasitas Multi-Bencana ...................................................... 10 10.4 Risiko Multi-Bencana ............................................................ 10 -



1 2 2 3



Triple – A



I.



Peta Dasar Provinsi Bengkulu



II.



Peta Risiko Bencana Detail (1:250’000)



III.



Sumber (Kelembagaan, Website, Orang)



IV.



Dokumen Referensi (Statistik, Laporan, Peta)



DAFTAR ISI - iii



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



0. Metodologi Pelaksanaan Proyek BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping) Proses Pelaksanaan Proyek dalam Lima Tahap Pelaksanaan proyek BDRM didasarkan pada suatu proses sistematis yang terdiri atas lima tahap yang berurutan. ‘Pemain’ aktif dalam proses tersebut adalah anggota dari tim kerja multi-stakeholder yang akan memberikan masukan ke dalam masing-masing tahap berdasarkan kedudukan mereka masingmasing, atau akses terhadap informasi yang telah tersedia. Tim tenaga ahli membantu dalam proses tersebut dalam perannya sebagai ‘pelatih’. Tahap I: Penyiapan ATLAS Informasi relevan tentang pengembangan tata ruang dan risiko bencana sering sudah tersedia, tetapi masih sepotong-potong, tersebar, tersembunyi, terklasifikasi, atau dalam format yang salah. Biasanya setiap individu stakeholder mempunyai akses terhadap sebagian informasi tertentu tergantung pada kedudukannya. Akibatnya, masing-masing stakeholder mengembangkan persepsinya masing-masing berdasarkan kondisi yang ada. Hal ini menghambat upaya perumusan kesimpulan, strategi dan rencana aksi bersama diantara para stakeholder tersebut. Hanya bila stakeholder menggunakan informasi yang sama, mereka dapat mengembangan persepsi bersama berdasarkan kondisi yang ada. Untuk itu, disiapkanlah ATLAS yang menggabungkan potongan-potongan informasi yang hilang ke dalam satu dokumen yang secara sistematis mengorganisasikan data-data yang terkumpul ke dalam kategori-kategori yang lebih logis. Informasi tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta tematis, diagram, tabel dan gambar untuk mempermudah penggunaan informasi secara lebih efektif dalam penyiapan peta rawan bencana dan dalam meninjau kembali rencana-rencana tata ruang yang ada. Outputnya adalah ATLAS sistematis yang terdiri atas empat bagian: (I) Profil Tata Ruang dan Lingkungan; (II) Profil Sosio-Ekonomi; (III) Profil Prasarana; dan (IV) Profil Kelembagaan. Masingmasing bagian dibagi lagi ke dalam topik-topik yang lebih spesifik. ATLAS ini merupakan dokumen publik yang tersedia dalam bentuk dokumen cetak, cd-rom, GIS database, dan melalui website. Tahap II: Identifikasi Tipe Bencana



Provinsi Bengkulu



yang sensitif. Bagian (II), (III) dan (IV) dari ATLAS ‘Profil Sosio-Ekonomi’, ‘Profil Prasarana’ dan ‘Profil Kelembagaan’ menjadi dasar untuk penyiapan Peta Kapasitas. Sebagai contoh, profil-profil sosial berfungsi sebagai acuan untuk menilai kapasitas pelayanan kesehatan, profil-profil ekonomi untuk menilai ketahanan mata pencaharian, profil jalan untuk menilai rute-rute masuk dan keluar, dan profil organisasi masyarakat untuk menilai kapasitas swadaya mereka. Outputnya adalah peta rawan bencana, peta kerentanan, peta kapasitas dan peta risiko dalam format GIS. Tahap IV: Perbandingan antara Peta Risiko Bencana dan Peta RTRW Untuk membandingkan Peta Risiko Bencana dengan Peta RTRW disiapkan suatu indeks sistematik dari layer-layer GIS. Dalam Indeks GIS Layers dibedakan antara: (i) 9 tipe bencana yang telah diidentifikasi; (ii) 4 bagian peta untuk masing-masing tipe bencana (peta ancaman, peta kerentanan, peta kapasitas dan peta risiko) ; dan (iii) 5 Sub-komponen RTRW – sistem perkotaan, prasarana, kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis. Berdasarkan matriks peta bencana dan subkomponen RTRW, disiapkan serangkaian peta tematis dengan meng-overlay-kan masing-masing GIS layer (dengan total 9*4*5= 180 peta tematis). Pertanyaan-pertanyaan kritis dihubungan dengan masing -masing peta tematis dengan maksud untuk menarik kesimpulan dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kesimpulan-kesimpulannya difokuskan pada pajanan terhadap bahaya, program-program untuk mengurangi kerentanan untuk setiap bencana, program-program untuk meningkatkan kapasitas yang rendah serta akhirnya terhadap risiko yang tinggi. Tahap V: Perumusan Rekomendasi Kesimpulan-kesimpulan tersebut akan dipaparkan dalam kelompok diskusi dalam lokakarya multistakeholder dengan maksud untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi untuk revisi RTRW yang bertujuan untuk membatasi pajanan terhadap bahaya, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas dan akhirnya mengurangi risiko. Outputnya adalah AGENDA dari rekomendasi-rekomendasi untuk revisi RTRW berbasis mitigasi bencana, dan ATURAN-MAIN untuk melaksanakan AGENDA. ATLAS, AGENDA dan ATURAN-MAIN, yang juga disebut sebagai Perangkat Triple-A, dapat digunakan oleh Pemerintah Bengkulu tidak hanya untuk Penyiapan Tata Ruang Berdasarkan Mitigasi Bencana, tetapi juga bisa digunakan dengan efektif untuk mengarahkan investasi publik (RPJMD) dan investasi swasta (pengembangan ekonomi, pengembangan usaha, mata pencaharian).



Tipe-tipe bencana yang memberikan ancaman diidentifikasi berdasarkan catatan historisnya di tingkat provinsi (Provinsi Bengkulu), tingkat regional (Pulau Sumatra), dan tingkat nasional (Kepulauan Indonesia). Hal ini dirasa perlu karena catatan-catatan historis dari bencana di provinsi tersebut tidak lengkap dan perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas. Agar dapat mengidentifikasi dan sesuai dengan tipe bencana yang paling relevan, perlu dibuat penilaian terhadap sejumlah peristiwa bencana, lokasi-lokasi yang terkena dampak, jumlah korban serta kerusakannya. Berdasarkan penilaian tersebut, bencana tersebut kemudian dibuat peringkatnya. Output akhir dari identifikasi ini adalah daftar peringkat dari tipe-tipe bencana, berdasarkan faktor-faktor bobot 50% untuk bencana di tingkat provinsi, 30% di tingkat regional dan 20% di tingkat nasional. Tahap III: Penyiapan Peta Bencana Berdasarkan ATLAS dan tipe-tipe bencana yang telah diidentifikasi, kemudian dibuat penilaian terhadap bahaya, kerentanan, kapasitas serta risikonya. Bagian (I) dari ATLAS ‘Profil Tata Ruang dan Lingkungan’ menjadi dasar untuk penyiapan Peta Rawan Bencana: Sebagai contoh, profil geografis dan geomorfologis sebagai acuan untuk abrasi dan longsor, profil geofisik sebagai acuan untuk tsunami, gempa bumi dan letusan gunung api, profil iklim sebagai acuan untuk kekeringan dan kebakaran hutan, profil hidrologi sebagai acuan untuk banjir. Bagian (II) dan (III) dari ATLAS ‘Profil Sosio-Ekonomi’ dan ‘Profil Prasarana’ menjadi dasar untuk penyiapan Peta Kerentanan. Sebagai contoh, profil demografis dan sosial berfungsi sebagai acuan untuk mengidentifikasi kemiskinan, profil ekonomi sebagai acuan untuk mata pencaharian, profil prasarana sebagai acuan untuk fasilitas publik



Triple – A



KATA PENGANTAR - vii



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Triple – A



METODOLOGI - V



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



I. RANGKAIAN KONSEPTUAL FRAMEWORK ATLAS PROFIL PROVINSI BENGKULU Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



4.4 Swasta Investor luar negeri Investor dalam negeri Kadin Asosiasi bisnis



4.5 Masyarakat NGO/LSM Universitas Donor Agency Media



4.3 Pemerintah Kab. / Kota Dinas terkait DPRD Kabupaten / Kota Hukum & peraturan lokal Penegakan hukum



3.5 Pengelolaan Limbah Limbah cair Limbah padat



3.3 Energi Bahan bakar Produksi listrik Distribusi listrik Energi pembaruan



3.4 Pengelolaan Air Sistem air bersih Sistem irigasi Sistem drainase



Triple – A



4.2 Pemerintah Provinsi Dinas terkait DPRD Provinsi Hukum & peraturan Provinsi Penegakan hukum



1.2 Geologi Profil Geofisika Geomorfologi, tenis tanah Gempa bumi Tsunami Letusan gunung api Tanah longsor



4.1 Pemerintah Nasional Menteri dan Badan terkait DPR KanWil Hukum & peraturan nasional Penegakan hukum



1.1 Geografi Konteks regional Elevasi/ lereng Struktur & pola tata ruang Penggunaan lahan



Profil Kelembagaan



Profil Prasarana



Profil Tata Ruang



Profil Sosial-Ekonomi



3.1 Area Terbangun Permukiman Perumahan Bangunan publik Bangunan lain



2.1 Sejarah Sejarah provinsi Sejarah bencana



3.2 Perhubungan Transportasi darat Transportasi laut Transportasi udara Telekomunikasi



2.2 Demografi Pertumbuhan penduduk Kepadatan penduduk Migrasi Kelompok usia



1.4 Iklim Musim Suhu, curah hujan, angin Angin puting beliung Kekeringan



1.3 Hidrologi Air permukaan Air tanah Zona Pesisir Banjir Abrasi dan Rob



1.5 Ekologi Ekosistem alami Hutan Ekologi laut Kebakaran Hutan



2.3 Profil Sosial Pendidikan (sekolah) Kesehatan (RS, puskes) Keamanan (polisi, dll) Kemiskinan Jender



2.5 Ekonomi Kinerja ekonomi Sektor ekonomi Pengeluaran, investasi Pekerjaan & distribusi pendapatan



2.4 Profil Budaya Budaya pribumi Peninggalan budaya Agama & kepercayaan Tradisi lokal



RANGKAIAN KONSEPTUAL : PROFIL - VI



BAGIAN A . PROFIL 1. PROFIL TATA RUANG



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA ADMINISTRATIF PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu



Rafflesia Arnoldi sebagai ikon Bengkulu Sumber : tjacing.wordpress.com



Provinsi Bengkulu



Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



1.1 Geografi Posisi Geografis dan Batas Wilayah Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan luas wilayah 2.003.050 Ha. Secara administratif terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 Kota. Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat, Sebelah Timur dengan Propinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Sebelah Selatan dengan Propinsi Lampung dan Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. Secara geografis terletak pada 101o 01 ' - 103o 46 ' Bujur Timur serta 2o 16 ' - 5o 31 ' Lintang Selatan. Provinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, sepanjang Bukit Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat.



Triple – A



PROFIL SPASIAL GEOGRAFI 1 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA KETINGGIAN PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu Ketinggian tempat (altitude) di Provinsi Bengkulu berkisar antara 0 — 1.938 meter di atas permukaan laut (dpi). Titik terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak gunung Kaba. Luas lahan berdasarkan ketinggian tempat menurut Kabupaten disajikan pada Tabel dibawah. Ketinggian Tempat Berdasarkan Kabupaten Ketinggian Tempat (m dpl) No



Kota/Kabupaten



(0 -250)



(>250 - 500)



Ha



%



Ha



(>500 -750) %



Ha



(>750 - 1000) %



Ha



(>1000-1,250)



%



Ha



1



Muko-muko



261.805



13,07



81.367



4,06



34.049



1,70



18.718 0,93



2



Bengkulu Utara



197.782



9,87



63.036



3,15



24.744



1,24



3



Lebong



41



0,00



14.143



0,71



27.438



1,37



4



Rejang Lebong



22.546



1,13



22.168



1,11



27.676



5



Kepahiang



-



9.477



0,47



6



Bengkulu Tengah



163.231



8,15



35.557



1,78



7



Bengkulu



8



Seluma



9 10



8.356



0,42



16.011 0,80



9.499



33.979 1,70



32.590



1,38



34.653 1,73



30.854



1,54



19.783



0,99



Ha



(>1,500-2,000)



%



Ha



Jumlah



%



Ha



%



4.526



0,23



414.368



20,69



5.547



0,28



0,47



5.326



0,27



3.912



0,20



320.310



15,99



1,63



29.411



1,47



29.614



1,48



167.216



8,35



27.230



1,36



10.686



0,53



5.717



0,29



150.676



7,52



19.295 0,96



8.119



0,41



2.483



0,12



1.080



0,05



71.308



3,56



11.822 0,59



4.754



0,24



2.392



0,12



3.775



0,19



241.314



12,05



-



-



-



-



15.170



0,76



8.811



0,44



2.134



0,11



246.147



12,29



15.170



0,76



-



-



-



-



143.968



7,19



37.067



1,85



23.196



1,16



Bengkulu Selatan



80.095



4,00



21.957



1,10



6.898



0,34



Kaur



91.986



4,59



53.593



2,68



34.243



1,71



976.624



48,76



338.365



16,89



228.881 11,43



181.548 9,06



Provinsi Bengkulu



(>1,250 1500)



%



-



-



17.800 0,89



-



13.171



0,66



4.659 0,23



2.787



0,14



1.227



0,06



4.222



0,21



121.845



6,08



24.611 1,23



22.158



1,11



12.747



0,64



15.358



0,77



254.696



12,72



128.664



6,42



78.630



3,93



70.338



3,51



2.003.050



100,00



Sumber : RTRW 2009 Laporan Antara



Ditinjau berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan sebagai berikut : Wilayah dengan ketinggian tempat 0 — 250 m dpl, meliputi areal seluas 976.624 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan dataran aluvium. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 — 500 m dpl, meliputi areal seluas 338.365 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan peralihan dari aluvium ke perbukitan. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 — 750 m dpl, meliputi areal seluas 228.881 ha yang menyebar di sebagian besar Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 — 1000 m dpi, meliputi areal seluas 181.548 ha yang menyebar di Kabupaen Muko-muko, Bengkulu Utara, dan Kaur yang merupakan Taman Nasional. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 — 1.250 m dpl, meliputi areal seluas 128.664 ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman Nasional. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 — 1.500 m dpi, meliputi areal seluas 78.630 ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Kaur. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 — 2.000 m dpl, meliputi areal seluas 70.338 ha yang merupakan puncak Sumber : RTRW 2009 Laporan Antara gunung-gunung di sepanjang pegunungan bukit barisan. Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Topografi Wilayah Fisiografi wilayah Propinsi Bengkulu di Pulau Sumatera (mainland) terdiri atas jalur dataran rendah yang tidak begitu lebar dan membentang dari ujung utara sampai ujung selatan, kemudian disusul oleh jalur dataran tinggi yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Bentuk wilayah relatif memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai tersebut sekitar 525 km. Sementara lebar daratan dari garis pantai bervariasi, dari yang tersempit sekitar 32,5 km (di sekitar perbatasan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan) dan yang terlebar adalah sekitar 102 km (yaitu jarak dari pantai sampai perbatasan Kecamatan Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong dengan Propinsi



Triple – A



Gunung Kaba Sumber : rejang.lebong.blogspot.com



Pantai Panjang Sumber : tripadvisor.com



Terasiring di Bengkulu Utara Sumber : Iimrohimi.blogspot.com



PROFIL SPASIAL GEOGRAFI 1 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA KELAS LERENG PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu Bentuk wiiayah yang datar terletak di bagian barat yang memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat hingga perbatasan Provinsi Lampung. Bentuk wilayah bergelombang posisinya berada di sebelah Timur dari jalur pertama, merupakan lereng Pegunungan bukit Barisan yang melintasi sebagian besar kabupaten yang ada di Wilayah Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Muko-Muko, Kepahiang, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur. Bentuk wilayah berbukit (curam) berada pada jalur kedua sampai ke puncak pegunungan Bukit Barisan Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. Dengan rincian masing-masing yaitu datar-berombak seivas 779.276 ha, bergelombang seluas 428.320 ha, agak berbukit seluas 389.045 ha, berbukit seluas 294.302 Ha dan bergunung seluas 112.107 ha. Kelas Lereng per Kabupaten/Kota No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kota/Kabupaten Muko-muko Bengkulu Utara Lebong Rejang Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Seluma Bengkulu Selatan Kaur Provinsi Bengkulu



(0 - 8)%



(9 - 15)%



Ha % 187.082 9,34 173.072 8,64 14.573 0,73 44.692 2,23 17.767 0,89 132.535 6,62 15.166 0,76 100.711 5,03 50.386 2,52 43.292 2,16 779.276 38,90



Ha 85.824 60.805 21.814 45.398 33.154 42.614 3 49.186 29.717 59.805 428.320



% 4,28 3,04 1,09 2,27 1,66 2,13 0,00 2,46 1,48 2,99 21,38



(16 - 25)%



Lereng Kelas (26 - 40)%



Ha 75.247 44.503 45.649 34.641 14.431 39.844



% 3,76 2,22 2,28 1,73 0,72 1,99



43.777 2,19 18.476 0,92 72.477 3,62 389.045 19,42



Ha 53.026 30.565 55.665 17.912 4.964 20.996



(> 40)% % 2,65 1,53 2,78 0,89 0,25 1,05



41.822 15.202 5.415 294.302



Ha 13.189 11.356 29.517 8.035 991 5.328 -



2,09 0,76 2,70 14,69



10.651 8.066 24.974 112.107



Jumlah % 0,66 0,57 1,47 0,40 0,05 0,27 0,53 0,40 1,25 5,60



Ha % 414.368 20,69 320.301 15,99 167.218 8,35 150.678 7,52 71.307 3,56 241.317 12,05 15.169 0,76 246.147 12,29 121.847 6,08 254.698 12,72 2.003.050 100,00



Sumber :Laporan Antara RTRW 2009 Keterangan : A (0-8%) : Datar -Berombak D (26-40%) : Agakbergunung



Sumber : rejang.lebong.blogspot.com



B (9-15%) : Bergelombang E (>40 %) : Bergunung



C (16 25%) : Agak berbukit



Sumber :Laporan Antara RTRW 2009



Potongan melintang Provinsi Bengkulu



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Kelas Lereng Topografi Provinsi Bengkulu bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga pegunungan. Wilayah pantai yang terletak di bagian Barat yang memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat hingga perbatasan Provinsi Lampung,sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut wilayah dan memiliki topografi datar luasnya mencapai 25 % dari keseluruhan Propinsi Bengkulu, merupakan wilayah pesisir pantai yang indah dan kaya akan sumber daya alam bidang kelautan. Kawasan lainnya seluas 74.5 % merupakan wilayah perbukitan dan pegunungan yang umumnya terletak di pedalaman sepanjang Bukit Barisan dengan ketinggian mencapai lebih dari 1000 m dan sisanya 0,5 % perbukitan batugamping-terutama di Pulau Enggano.



Triple – A



Sumber RTRW Prov. Bengkulu 2004



PROFIL SPASIAL GEOGRAFI 1 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA GEOMORFOLOGI PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu Satuan Dataran Rendah Alluvial dan Pantai Luas satuan ini diperkirakan mencapai 24% dari Provinsi Bengkulu, tersebar di sekitar S. Megang, S. Klingi, sepanjang S. Kikim dan sungai-sungai lainnya yang bermuara ke Samudera Hindia dan disepanjang pesisir pantai Barat Bengkulu. Satuan ini tersusun oleh endapan alluvium Kuarter dengan ketinggian mencapai 40 m di atas mukalaut. Satuan Dataran Tinqgi Satuan ini juga menempati sekitar 1 % Provinsi Bengkulu, terdapat setempat di sekitar Zona Sesar Sumatera dan Dataran Tinggi Pasumah. Dataran tinggi di sekitar Zona Sesar Sumatera ditafsirkan mempunyai kaitan dengan gerakan Sesar Musi-Keruh dan Sesar Ketaun dan tertutup oleh campuran alluvium Kuarter dan bahan gunungapi. Dataran Pasumah ditutupi oleh batuan gunungapi Plio-Plistosen dengan ketinggian mencapai 500 m di atas mukalaut. Satuan Perbukitan Bergelombanq Satuan ini menempati sekitar 23 % dari Provinsi Bengkulu dan merupakan satuan morfologi yang dicirikan oleh perbukitan membulat dengan lereng landai dan memiliki ketinggian antara 40 — 500 m di atas mukalaut. Satuan ini tersusun terutama oleh sedimen Tersier. Bentang alam perbukitan bergelombang diperkirakan memiliki undulasi atau kemiringan antara 3° sampai 10°. Satuan ini terutama dibentuk oleh produk gunungapi dan konglomerat. Peruntukan satuan ini terutama cocok untuk pemukiman, perkebunan dan wisata. Satuan Pegunungan Satuan ini merupakan satuan morfologi terluas menempati sekitar 50 % Provinsi Bengkulu, bercirikan lereng curam, terletak dibagian timur dengan arah baratlaut-tenggara yang merupakan zona Pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian antara 500-700 m di atas mukalaut. Lembah sungai di satuan ini umumnya berbentuk "V" dan terkikis sampai batuan dasarnya. Satuan Kerucut Gunungapi Satuan ini bercirikan dengan pola aliran radial yang khas, terletak di Pegunungan Barisan dengan puncakpuncak gunungapi seperti G. Lumut (1765m), G. Kaba (1938m), G. Condong (2079m) dan G. Gedanghululai (2130), menempati sekitar 1.5 % wilayah Provinsi Bengkulu. Satuan Pelataran Batuqamping (Kars) Satuan pelataran batugamping ini menempati sekitar 0,5 % berupa satuan batugamping terumbu Kuarter di pesisir Pantai Bengkulu dan Formasi Malakoni (QTm) di Pulau Enggano.



Satuan Dataran Rendah Aluvial



Satuan Pegunungan (Gunung Dempo)



Sumber : Triple-A, 2009



Sumber : athurbayunata



Satuan Kerucut Gunungapi



Satuan Pelataran Batugamping (kars) di Enggano



Sumber : 3.bp.blogspot.com



Sumber : koranplus.com



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Geomorfologi Berdasarkan pengamatan peta topografi, bentang alam Provinsi Bengkulu dapat dibagi menjadi dua satuan geomorfologi orde-2, yaitu satuan dataran dan satuan pegunungan. Kedua satuan tersebut terbagi lagi menjadi 6 satuan geomorfologi orde-3 sebagai berikut, (1) satuan dataran rendah aluvial dan pantai, (2) satuan dataran tinggi, (3) satuan perbukitan bergelombang, (4) satuan pegunungan (5) satuan kerucut gunungapi dan (6) satuan batugamping (kars).



Triple – A



PROFIL SPASIAL GEOGRAFI 1 – 4



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu erosi. Penyebaran pola penggunaan tanah tegalan banyak dijumpai di Kabupaten Muko-muko, Seluma dan Kaur.



PETA PENGGUNAAN TANAH PROVINSI BENGKULU



Sawah di Provinsi Bengkulu umumnya dikembangkan di dataran aluvium sungai, dengan sistem irigasi desa dan setengah teknis. Wilayah kabupaten yang banyak dijumpai areal sawah adalah Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Tengah. Permukiman dijumpai di tiap kabupaten, namun dilihat dari luasannya permukiman yang luas terutama di kota Bengkulu, Muko-muko dan Bengkulu Utara.



Penggunaan Tanah untuk Pertanian



Penggunaan Tanah untuk Permukiman Sumber : Triple-A, 2009



Sumber : Triple-A, 2009



Tutupan Lahan Berdasarkan data Citra Landsat lahan hutan di Provinsi Bengkulu jenis penutupan lahan yang dominan adalah kebun campuran seluas 947.105 Ha (47,28%) dan hutan seluas 762.700 Ha (38,08%). Kebun campuran pada umumnya menyebar di seluruh Kabupaten, sedangkan hutan sebagian besar terdapat di kabupaten Muko-muko, Bengkulu Utara, Lebong dan Kaur yang merupakan Taman Nasional. Data luas hutan dari Citra Landsat ini hanya 82,81% dari luas kawasan hutan berdasarkan Peta Penggunaan Tanah (BPN, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa di kawasan hutan di wilayah Provinsi Bengkulu telah terjadi perambahan hutan yang serius. Di kawasan hutan telah dilakukan kegiatan budidaya pertanian berupa perkebunan, ladang, permukiman dan lain-lain. Jenis tutupan lahan lainnya yang cukup dominan adalah perkebunan seluas 85.284 Ha (4,26%), semak belukar seluas 78.024 Ha (3,90%), dan ladang seluas 47.561 Ha (2,37%). Jenis tutupan lahan ini ada sebagian menempati kawasan hutan sesuai Peta Penggunaan Tanah (BPN, 2008). Data ini menjelaskan bahwa telah terjadi kegiatan budidaya pertanian perkebunan dan perladangan yang cukup intensif di kawasan yang statusnya hutan. Pola penggunaan lahan ladang dengan komoditi tanaman semusim apabila tidak disertai dengan tindakan konservasi tanah cenderung rawan terhadap bahaya erosi. Meningkatnya laju erosi di kawasan hutan dengan kelerengan >25% ini akan menimbulkan sedimentasi pada badan air permukaan di bawahnya (sungai), sehingga kapasitas pengaliran sungai akan menurun, yang pada gilirannya akan rawan terhadap kejadian banjir. Luasan Tutupan Lahan di Provinsi Bengkulu No Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Penggunaan Tanah Berdasarkan Peta Penggunaan Tanah dari BPN Provinsi Bengkulu, pola penggunaan tanah di Provinsi Bengkulu dikelompokkan kedalam : hutan, permukiman, sawah, tanah terbuka, dan tegalan. Pola penggunaan tanah hutan merupakan pola penggunaan tanah yang dominan, yaitu mencakup areal 920.964 Ha (45,97%). Lahan hutan di Provinsi Bengkulu banyak dijumpai di Taman Nasional dan hutan produksi. Pola penggunaan lainnya yang juga cukup dominan adalah tegalan yang kemudian disusul oleh sawah, permukiman, dan tanah terbuka. Lahan tegalan umumnya dikembangkan oleh petani di lahan-lahan dengan kemiringan agak berbukit hingga berbukit, bahkan di beberapa tempat banyak yang dilahan agak bergunung, sehingga rawan terhadap bahaya



Tutupan Lahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Hutan Alam Hutan Lahan Kering Kebun Campuran Mangrove Perkebunan Permukiman Rawa Sawah Semak Belukar Tanah Terbuka Tegalan/Ladang Tubuh Air Jumlah



Luas Ha 538.222 224.478 947.105 78 85.284 26.945 4.326 33.369 78.024 9.885 47.561 7.773 2.003.050



% 26,87 11,21 47,28 0 4,26 1,35 0,22 1,67 3,9 0,49 2,37 0,39 100



Sumber : RTRW 2009, Laporan Antara



Triple – A



PROFIL SPASIAL GEOGRAFI 1 – 5



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Lempeng Tektonik di Belahan Bumi



Provinsi Bengkulu berupa dampak positif dan negatif, dampak positif berupa cekungan hidrokarbon/ minyak dan gas humi, potensi energi panas bumi, jalur mineralisasi berpotensi terbentuknya mineral logam dan non logam serta bahan tambang lainnya, tanah yang subur akibat endapan batuan rombakan gunung api muda serta jejak-jejak kejadian geologi masa lampau yang memberikan pemandangan indah sebagai tujuan wisata. Disamping memberikan dampak positif tersebut, pertemuan tiga lempeng tersebut mengakibatkan dampak negatif yaitu rawan dan rentan terjadi bencana geologi, yaitu : gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, erosi, sedimentasi serta dinamika geologi destruktif lainnya.



Lokasi-lokasi sering terjadi Gempa Bumi



Lingkaran Api (Ring of Fire) Lingkaran Api merupakan sebuah zona di sepanjang tepian Samudra Pasifik dimana pada zona tersebut banyak terdapat gunung berapi dan sering terjadi gempa bumi. Sabuk yang bentuknya menyerupai tapal kuda ini membentang sepanjang 40.000 kilometer, dari Selandia Baru di selatan, ke Philipina, Jepang, kemudian mengarah ke timur menuju Alaska, dan kembali ke selatan melalui Oregon, California, Meksiko, dan berakhir di Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Terlihat dalam gambar, bahwa negeri kita juga termasuk yang dilalui Lingkaran Api ini, tepatnya di bagian utara Pulau Irian dan Maluku. Tak heran kalau di wilayah ini pun sering terjadi gempa, meskipun secara geografis tidak berada di wilayah pengaruh lempeng Indo-Australia dan Eurasia seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera.



1.2 Geologi



Sumber : sagabanget.files.wordpress.com



Geotektonik Secara geotektonik, Indonesia merupakan tempat pertemuan 4 lempeng aktif dunia, yaitu: Lempeng Benua Eurasia yang bergerak sangat lambat ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/tahun, Lempeng Samudera Indo — Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/tahun. Lernpeng samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/tahun dan Lempeng Samudera Philipina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/tahun. Pertemuan keempat tersebut merupakan salah satu tataan unik di dunia ini dan mengakibatkan terbentuknya tataan dan pola geologi tertentu di wilayah Indonesia yang memberikan konsekuensi



Triple – A



Gambar Tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua



PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 6



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu DAFTAR GEMPA BUMI YANG MERUSAK DI PROVINSI BENGKULU



Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun



Gempa Bumi Wilayah Provinsi Bengkulu merupakan wilayah rawan bencana di Indonesia, sumber gempabumi merusak diwilayah ini berasal dari aktivitas Zona Penunjaman, Zona Prismatik akresi dan pergerakan sesar aktif di darat. Kawasan rawan bencana gempabumi di Provinsi Bengkulu yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanik dan Mitigasi Bencana Geologi Tahun 2008 dibuat berdasar 4 parameter yaitu : geologi (batuan, morfologi, struktur geologi), skala intensitas kejadian gempabumi yang terjadi, sumber gempabumi dan percepatan gempabumi. Kawasan rawan bencana gempabumi dibagi menjadi 5 yaitu : rawan bencana sangat tinggi, tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah. Kawasan gempabumi rendah dan sangat rendah tidak ada di wilayah Provinsi Bengkulu.



Triple – A



Sumber : Riwayat kegempaan tektonik dan vulkanik di Prov. Bengkulu 2009



PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 7



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu PETA ZONA WASPADA TSUNAMI KOTA BENGKULU DAN SEKITARNYA



Sumber : Bakornas PB



Sumber : Bakornas PB Sumber : Bakornas PB



Sumber : Bakornas PB



Sumber : Dinas ESDM Prov. Benkulu



Tsunami Tsunami merupakan gelombang panjang yang muncul sebagai akibat terjadinya gangguan terhadap permukaan dan dasar laut oleh gerakan kerakbumi karena gempa bawah laut, letusan gunungapi bawah laut atau oleh longsoran skala besar di pantai atau bawah laut. Periode tsunami umumnya berkitas antara beberapa menit sampai puluhan menit. Tinggi gelombang tsunami yang terjadi adalah jarak vertikal antara puncak gelombang dengan titik nol muka laut, yang selanjutnya akan membesar pada saat gelombang tsunami menjalar mendekati pantai. Tinggi gelombang tsunami akan mencapai maksimum di pantai-pantai yang berbentuk seperti huruf U atau V, misalnya di teluk atau muara sungai. Karakteristik gempa bawah laut yang menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi di zona subduksi yang mempunyai magnitute lebih dari 6 skala Richter, dengan kedalaman kurang dari 100 km. Provinsi Bengkulu yang mempunyai garis pantai sepanjang 525 km merupakan daerah yang berpotensi terjadi bencana tsunami karena berdekatan dengan zona subduksi.



Triple – A



Sumber : Bakornas PB



PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 8



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR) PETA SEBARAN GUNUNGAPI PETA SEBARAN DAN TINGKAT GUNUNGAPI RISIKONYA DI INDONESIA DI INDONESIA



Kawah Gunungapi Kaba Sumber : balam081.blogspot.com



Provinsi Bengkulu PETA ZONA BAHAYA LETUSAN GUNUNGAPI KABA



Kawah Gunungapi Kaba Sumber : rejang.lebong.blogspot.com



Letusan Gunungapi Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Letusan gunungapi yang terjadi dapat membahayakan keselamatan penduduk sekitar dan merusak infrastuktur. Bahaya gunungapi ini dapat terjadi pada saat gunungapi sedang meletus (primer) dan bahaya yang terjadi setelahnya (sekunder). Gunung api yang masih aktif yaitu Gunung Kaba yang merupakan batas antara Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Gunung Kaba (+ 1950 m dpi) adalah salah satu gunung api aktif strato tipe A di wilayah Bengkulu, (Atlas Trap Nederl., 1938, Lembar 14; Pew Bak os urtanal, 19 84, Le mbar Curup) Dan Lemb ar Kepa hia ng) . G. Kaba merupakan gunungapi kembar dengan G. Itam di puncaknya terdapat 3 buah kawah dari barat ke timur berturut-turut adalah : Kawah Kaba Lama / Kaba Besar, Kawah Kaba Baru/ Kaba, dan Kawah Vogelsang/Kaba Pedapuran (Neumann van Padang. 1951) Produk primer erupsi G. Kaba terdiri dari aliran lava, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik (Suganda dick, 1992). Kegiatan G. Kaba yang tercatat dalam waktu sejarah dimulai pada abad ke 19 dan terakhir pada abad ke 20, yakni mulai



Triple – A



dari tahun 1833 hingga tahun 1971, tercatat tidak kurang dari 22 kali kenaikan kegiatan/erupsi. Interval antara dua kegiatan/erupsi adalah : 1-4 tahun (interval terpendek), 8-10 tahun (interval menengah), dan 1320 tahun (interval terpanjang). Dalam sejarah kegiatannya, erupsi G. Kaba pernah menimbulkan korban jiwa pada tahun 1833 (tercatat 126 orang meninggal). Sedangkan kegiatan pada tahun 1971 hanya ditandai dengan hembusan solfatara berintensitas sedang pada Kawah Kaba Besar (Sujanto, 1990), dan ditandai dengan hembusan solfatara berintensitas lemah di Kawah Kaba Kecil. Kawah Vogelsang, dan Bukit Balubuk PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 9



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu



PETA GEOLOGI PROVINSI BENGKULU



Sumber : Dinas ESDM Prov. Bengkulu



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Geologi Regional Stratigraf i Daerah Provinsi Bengkulu terdiri dari Lajur Mentawai, Lajur Bengkulu, Lajur Palembang dan Lajur Bukit Barisan dengan beberapa batuan terobosan dan endapan permukaan. Batuan tertua, kemungkinan besar Formasi Peneta (KJp), berumur Jura Akhir - Kapur Awal tersingkap pada mandala busur muka, terdiri dari satuan serpih tufaan dengan batugamping setebal 400m dan terobosan batuan granodiorit. Pada Akhir Oligosen-Miosen awal diendapkan Formasi Hulusimpang (Tomh), yang terdiri dari lava, breksi gunungapi, tufa serta Formasi Seblat (Toms) dengan satuan batupasir yang mengandung kayu terkersikan, perselingan batulempung danbatupasir. Sedangkan pada Lajur Mentawai pada waktu yang sama di endapkan Formasi Kuwau (Tmk) yang terdiri dari perselingan batupasir dan batulanau dengan sisipan batugamping.



Triple – A



Pada Miosen Awal - Miosen Tengah diendapkan Formasi Gumai (Tmg), terdiri dari satuan batulempung-gampingan, napal, batulempung dengan sisipan batupasir. Pada waktu yang bersamaan diendapkan pula Formasi Kemiki (Tmpk) yang berupa tufa, tufa pasiran dan batualanau-tufaan. Pada Akhir Miosen diendapkan Formasi Bal (Tmba) yang terdiri dari breksi gunungapi epiklastik bersisipan batupasir dengan fragmen dasit serta Formasi Lemau (Tml) yang tersusun dari gunungapi epiklastik, batupasir, batulempung dengan sisipan batubara dan batupasir. Pada Pliosen diendapkan Formasi Simpangaur (Tmps) yang terdiri dari satuan konglomerat, batulempung dan batupasir dan Formasi Lakitan (Tmpl) terdiri dari breksi dengan fragmen andesit basalt, dasir, tufa, batupasir tufaan dan lava. Pada Awal - Akhir Pleistosen diendapkan Formasi Kasai (QTk) terdiri dari batupasir konglomeratan, batupasir dan batulempung tufaan mengandung kayu terkersikan, batuan gunungapi terdiri dari lava bersusunan riolit, dasit dan andesit tuf, breksi gunungapi. Formasi Maur (QTm) terdiri dari batulempung serpih berkarbon. Formasi Bintunan (QTb) terdiri dari konglomerat, breksi, batugamping terumbu, batulempung tufaan batuapung dan kayu terkersikan. Pada Akhir Pleistosen - Holosen diendapkan satuan batuan gunungapi andesit-basalt (Qv) dari satuan lava andesit basalt dan breksi lahar dan satuan breksi gunungapi (Qhv) Intrusi batuan beku granodiorit terjadi pada jaman Kapur Akhir (Kgd), pada Miosen Tengah terjadi intrusi batuan beku granit (Tmgr) dan diorit (Tmdi) serta pada kuarter terjadi intrusi batuan beku granodiorit dan andesit (Tpan) Endapan permukaan terdiri dari lempung, pasir, kerikil, kerakal, batugamping, batulumpur diendapkan sebagai endapan aluvial sungai, pantai dan rawa (Qa, QI, Qs dan Qat). PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 10



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu ing pantai dan dataran pasang surut. Tanah didaerah beting pantai mempunyai drainase cepat, tekstur kasar, hara tersedia rendah, dan pH netral. Sedangkan di daerah dataran pasang surut berdrainase sangat terhambat, pH masam dan kadar pirit tinggi



PETA JENIS TANAH PROVINSI BENGKULU Aluvial. Tanah ini terbentuk dari endapan sungai. Tanah berkembang dari endapan sungai mempunyai drainase terhambat, pH masam sampai agak masam, tektur halus, hara tersedia sedang sampai tinggi. Tanah ini menempati fisiografi dataran aluvial, jalur meander, dan dataran banjir. Organosol. Tanah ini setara dengan Histosol, terbentuk dari bahan organik, dengan ketebalan 0,5->2 m dengan tingkat kematangan hemik, drainase sangat terhambat , pH tanah masam sampai sangat masam dan miskin unsur hara. Sebagian Organosol di dataran marin mengandung bahan sulfidik/pirit pada kedafaman < 50 cm. Kambisol. Kambisol termasuk tanah dalam tingkat perkembangan awal, dicirikan dengan adanya perkembangan struktur yang masih Iemah. Bahan induk tanah menurunkan tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah. Tanah Kambisol menempati hampir seluruh lahan basah baik di dataran aluvial maupun marin. Drainase terhambat sampai sedang, hara tersedia sedang sampai tinggi, pH agak masam sampai netral, tekstur halus sampai sedang. Kambisol juga dijumpai di daerah lahan kering menempati fisiografi dataran tuf masam, dataran volkan, perbukitan dan pegunungan dengan lereng >40%. Podsolik. Podsolik termasuk tanah yang sudah berkembang, dicirikan oieh adanya perkembangan struktur dan peningkatan liat. Tanah ini dijumpai pada fisiografi dataran tuf masam, dataran, perbukitan, dan pegunungan dengan bahan induk tanah tuf masam dan sedimen. Podsolik yang dijumpai di Provinsi Bengkulu mempunyai penampang tanah dalam, bentuk wilayah datar sampai bergunung, lereng 0->40%, tekstur tanah halus sampai sangat halus,. pH masam sampai agak masam, drainase baik, kandungan hara tanah rendah. Podsolik lainnya yang dijumpai mempunyai penampang tanah dalam, drainase balk, pH tanah sangat masam sampai masam, tektur halus sampai sedang, kandungan hara tanah rendah dan KTK liat < 12 me/100 g liat. Sementara itu dijumpai Podsolik yang mempunyai sifat fisik yang hampir sama kecuali mempunyai bahan organik tinggi dan kandungan hara lebih balk. Selain itu tanah ini ada yang telah mengalami perkembangan lanjut (tua) dijumpai pada fisiografi dataran tuf masam dan dataran dengan bentuk wilayah datar sampai ber gelombang (lereng 0 -15%). Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk tuf masam. Tanah ini mempunyai horison oksik, penampang tanah dalam, drainase balk, tekstur halus sampai sedang, kandungan harp rendah dan pH masam.



Jenis Tanah di Provinsi Bengkulu Luas Jenis Tanah (Ha) 29.135,85 Regosol 133.408,44 Aluvial 17.739,62 Organosol 1.207.023,85 Kambisol 615742,24 Podsolik Total 2.003.050,00



% 1,45 6,66 0,89 60,26 30,74 100



Sumber : RTRW 2009 Laporan Antara



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Jenis Tanah Berdasarkan analisis Peta Land System (RePPProt, 1988) dan hasil survei lapang tanah, maka menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) tanah yang dijumpai di Provinsi Bengkulu dibedakan menjadi 5 (lima) jenis tanah yaitu Regosol, Aluvial, Organosol, Kambisol, dan Podsolik. Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu dibedakan atas lahan basah (lowland) dan lahan kering (upland). Tanah pada lahan basah terbentuk oleh endapan bahan organik dan bahan liat, debu dan pasir yang menempati fisiografi dataran aluvial dan marin dengan bentuk wilayah datar (iereng 0-2%). Jenis tanah yang dijumpai pada lahan basah adalah Regosol, Aluvial dan Organosol. Pada lahan kering dijumpai tanah Kambisol dan Podsolik. Adapun karakteristik selengkapnya diuraikan sebagai berikut : Regosol. Regosol merupakan tanah yang berkembang dari bahan endapan marin dijumpai sebagai bet-



Triple – A



Regosol Sumber : www.ucalgary.ca



Organosol Sumber : www.dpi.vic.gov.au



Kambisol Sumber : upload.wikimedia.org



Aluvial Sumber : farm4.static.flickr.com



PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 11



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA LOKASI PERTAMBANGAN PROVINSI BENGKULU



Ekploitasi Tambang Batu Bara di Bengkulu Tengah Sumber : Bappeda Bengkulu Tengah



Ekploitasi Pasir Besi Sumber : BKPMD Prov. Bengkulu



Sumber daya minyak bumi dilaporkan terdapat di dekat Desa Padangcapo di tenggara Bengkulu dengan ditemukannya rembesan minyak, saat ini di Provinsi Bengkulu belum ada lapangan minyak yang berproduksi. Batubara ditemukan di dalam Formasi Lemau dan Formasi Simpangkaur yang tersingkap di Bukit Sunur kurang lebih 37 km di timur Bengkulu. Data Eksplorasi menunjukkan bahwa di daerah tersebut mengandung lebih 5.000.000 ton cadangan batubara potensial di daerah seluas 804.779 m2 dengan tebal masing-masing lapisan antara 0,6—0,8 m. Lapisan batubara potensial lainnya terdapat di Air Kotok (Kab. Bengkulu Utara) dan di bagian utara Desa Tanjungdalam (Kab. Rejang Lebong). Sumberdaya geothermal yang cukup potensial berada di subanayam, Tes, Bukit Daun, Samelako dan Tambang Sawah di Kabupaten Rejang Lebong.



Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Pertambangan Sumber daya mineral dan energi di Provinsi Bengkulu terdiri dari emas, perak, minyak bumi, batubara dan panas bumi. Potensi emas dan perak di daerah ini telah diketahui sejak awal abad 19. Jalur mineralisasi emas, perak dan tembaga ditemukan terutama di Formasi Hulusimpang. Kegiatan penambangan pada saat ini dibatasi pada mineral logam dengan proses amalgamasi. Kegiatan tersebut dikerjakan oleh penduduk setempat di tambang-tambang tua yang pada umumnya telah ditinggalkan seperti di Lebong Donok, Lebong Salit, Lebong Tandai, Lebong Simpang dan Tambang Sawah di Kabupaten Rejang Lebong.



Triple – A



Bahan galian golongan C cukup melimpah di Provinsi Bengkulu salah satunya adalah batuan gunungapi andesit dan basal yang tersingkap di Bukit Kandis (7 km timurlaut Bengkulu) yang dijadikan bangunan dan pondasi untuk rumah dan jalan. Endapan alluvium seperti kerakal, kerikil dan pasir banyak dipakai untuk pembuatan jalan dan pembangunan gedung. Batubara adalah bahan tambang unggulan subsektor pertambangan di Provinsi Bengkulu. Hingga kini cadangan batu bara terukur di Provinsi Bengkulu diperkirakan mencapai 68,80 juta ton. Cadangan batubara di Provinsi Bengkulu sebagian besar terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Cadangan batubara terukur yang terdapat di kabupaten Bengkulu Utara mencapai 57,48 juta ton dan sebanyak 11,33 juta ton terdapat di kabupaten Seluma Produksi batubara yang dihasilkan perusahaan pertambangan batu bara yang terdapat di Provinsi Bengkulu masih relatif kecil. Pada Grafik di atas tampak bahwa setiap bulannya produksi batubara di Provinsi Bengkulu ratarata kurang 80 ribu ton. Secara total pada tahun 2007 produksi batubara di Provinsi Bengkulu sebanyak 933,9 ribu ton. Apabila diamati lebih lanjut maka selama kurun waktu 2000-2006 produksi batubara Provinsi Bengkulu setiap tahunnya hanya berkisar 1 juta ton. Batubara Provinsi Bengkulu umumnya ditujukan untuk ekspor, hanya sebagian kecil untuk konsumsi dalam negeri. Total ekspor batubara Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 mencapai 883,96 ribu ton. PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 – 12



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA DAS PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu manjang dalam arah baratlaut-tenggara. Morfologi perbukitan dan pegunungan mendominasi bagian timur sepanjang Bukit Barisan. Sungai-sungai utama di Provinsi Bengkulu pada umumnya bermuara ke Samudera Hindia. Jika dihubungkan dengan arah struktur umum daerah ini, secara genetik sungai-sungai itu di bagian hulu digolongkan ke dalam jenis konsekuen yang mengalir mengikuti suatu regional slope, yaitu ke arah barat. Di bagian hilir, sungai-sungai itu berubah menjadi jenis insekuen karena berada pada tahap dewasa dan lanjut. Secara umum, sungai-sungai itu membentuk pola aliran sejajar atau hamper sejajar, yang umumnya dikendalikan oleh faktor-faktor struktur geologi, jenis litologi dan atau kemiringan lereng (Thornbury, 1969). Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang menerima, menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke laut/danau melalui satu sungai utama. Suatu DAS dipisahkan oleh DAS lain oleh batas alam (topografi) berupa punggung bukit dan gunung. Provinsi Bengkulu bagian barat merupakan dataran tinggi dari kaki pegunungan bukit barisan yang ke arah laut semakin rendah posisinya sehingga arah aliran sungai yang ada seluruhnya hampir sejajar (dari timur ke barat) mengalir ke arah Samudera Hindia. Pola aliran sungai dan bentuk DAS yang dijumpai sangat dipengaruhi oleh kondisi bentuk wilayah, tanah, geologi, geomorphologi, intensitas hujan dan vegetasi. Di Provinsi Bengkulu dijumpai Daerah Aliran Sungai sebanyak 27 DAS dimana DAS Air Kungkai mempunyai luas 285.016,31 Ha dan DAS Air Ketahun seluas 263.033,72 Ha termasuk DAS yang terluas. Sesuai dengan kondisi bentuk wilayahnya yang berbukit-bukit dan terjal sehingga mengakibatkan aliran sungainya umumnya deras dan berjeram. Jenis aliran ini berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air berskala kecil (mikro). Pola Aliran Sungai Pola aliran sungai di wilayah Provinsi Bengkulu banyak mencerminkan kondisi dari bentuk wilayah, struktur geologi serta jenis batuan yang ada. Kawasan Provinsi Bengkulu dengan bentuk wilayah dataran akan memberikan kenampakan pola aliran sungai subparalel (pola aliran yang hampir sejajar) dan Dendritik. Aliran sungainya bersifat permanen dan sebagian bersifat musiman. Pada pola aliran dentritik dicirikan oleh bentuk aliran seperti pohon dengan lembah agak lebar dan dangkal mengikuti kondisi morfologi. Kenampakan tersebut dapat dilihat merata di wilayah Provinsi Bengkulu. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya potensi bahaya banjir. Pada daerah perbukitan cenderung akan terbentuk pola aliran subparalel dan dentritik, dimana alirannya sebagian bersifat permanen dan sebagian bersifat musiman. Sedangkan pada daerah pegunungan akan membentuk pola aliran subparalel, dimana aliran sungainya bersifat musiman. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Bengkulu No.



Triple – A



Hilir



Luas (Ha)



Muko-muko



68.520,49



2 Bt Selagak



Muko-muko



Muko-muko



60.805,68



3 Air Dikit



Muko-muko



Muko-muko



27.219,98



4 Air Banta!



Muko-muko



Muko-muko



54.625,77



5 Air Berau



Muko-muko



Muko-muko



29.219,30



6 Air Teramang



Muko-muko



Muko-muko



46.470,59



7 Air Ipuh



Muko-muko



Muko-muko



104.409,54



8 Air Rami



Bengkulu Utara



Lebong



27.478,47



9 Air Seblat



Bengkulu Utara



Lebong



133.466,12



10 Air Lalangi



Bengkulu Utara



Lebong



33.603,35



11 Air Ketahun



Bengkulu Utara



Lebong



263.033,72



Sumber : SLHD, 2007



12 Air Bintuhan



Bengkulu Utara



Lebong



25.377,75



13 Air Lais



Bengkulu Utara



Bengkulu Utara



70.892,75



14 Air Patik



Bengkulu Utara



62.480,58



15 Air Bengkulu



Bengkulu



16 Air Kungkai



Seluma



Bengkulu Utara Kepahiang dan Rejang Lebong Seluma



17 Air Seluma



Seluma



Seluma



54.627,20



18 Air Talo



Seluma



Seluma



51.337,53



19 Air Alas



Bengkulu Selatan



Bengkulu Selatan



60.838,64



20 Air Pino



Bengkulu Selatan



Bengkulu Selatan



37.673,05



21 Air Manna



Bengkulu Selatan



Bengkulu Selatan



68.677,57



22 Air Kedurang



Kaur



Kaur



22.154,00



23 Air Padangguci



Kaur



Kaur



70.729,41



24 Air Kinal



Kaur



Kaur



28.280,17



Sungai Ketahun di Lebong



25 Air Luas



Kaur



Kaur



62.317,48



Sumber : SLHD, 2007



26 Air Sambat



Kaur



Kaur



21.524,34



27 Air Nasal



Kaur



Kaur



62.998,12



1.3 Hidrologi



Morfologi Provinsi Bengkulu didominasi terutama bagian barat oleh dataran rendah alluvial dan pantai yang me-



Muara Muko-muko



Sungai Musi di Kepahingan



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Daerah Aliran Sungai Arah dan pola aliran sungai yang terdapat dan melintasi wilayah Propinsi Bengkulu dapat dikelompokkan atas 3 pola utama, yaitu : Sungai-sungai yang mengalir ke Samudera Hindia atau ke arah barat; Sungai-sungai yang mengalir ke Selat Bangka atau ke arah timur; Sungai-sungai di Pulau Enggano yang mengalir ke Samudera Indonesia.



Nama Sungai



1 Bt. Air Manjuto



124.354,79 285.016,31



Sumber : RTRW 2009, Laporan Antara



PROFIL SPASIAL HIDROLOGI 1 – 13



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Triple – A



PROFIL SPASIAL HIDROLOGI 1 – 14



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA PANTAI PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu Geomorfologi Pantai Bengkulu, dicirikan bentuk pantai berteluk, terbuka lebar, morfologi landai dan relif rendah, sebagian kecil membentuk tanjung dan teluk tertutup (enclosed bay) dengan morfologi terjal dan relif tinggi. Berdasarkan geologi, morfologi dan karakteristik garis pantai (Dolan, 1975) maka karakteristik pantai Bengkulu dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu : 1). Tipe Pantai Berpasir yaitu berada disepanjang pantai Pondok Kelapa, pantai aluvium berpasir. 2). Tipe Pantai Bertebing berada disepanjang pantai D. Pancuran – Tg. Coko hingga Pekiknyaring dan kawasan pantai Palik (kec. Kerkap) hingga Karang Suci (Pondok Pedati), yang ditandai abrasi kuat dan sebagian tebingnya telah longsor. 3). Tipe Pantai Bertebing dan Berlumpur, berada disepanjang pantai dari Pekiknyaring hingga Kp. Pasar Bengkulu. Litologi dari endapan undak sungai dan batuan sedimen formasi Bintunan, akibat proses sedimentasi du muara sungai. 4) Tipe Pantai "Pocket Beach" dan "Sea Wall" berada di kawasan pantai sekitar kota Bengkulu dari Kp. Melawi hingga Sumur Meleleh.. Proses dominan abrasi mengakibatkan hancurnya dinding pemecah gelombang dan bekas pelabuhan tua zaman belanda di Kp. Cina. 5). Tipe Pantai Berpasir, Terumbu dan Undak Sunga, berada disepanjang pantai Berkas Tg. Genting Dinamika pantai tererosi kuat (Komplek dan Kp. Berkas) dan pantai stabil di Pasir Panjang, Gading Cempaka dan muara S. Jenggalu. 6) Tipe Pantai Berpasir, Terumbu dan Satuan Gunungapi, karakteristik pantai berpasir setempat batugamping terumbu kearah laut lepas. Geomorfologi Dasar Laut,. dicirikan pola kontur adalah sejajar garis pantai dengan kedalaman –3 hingga –32 m. Kontur di depan pantai lebih rapat dibandingkan daerah lepas pantai, hal ini menunjukkan morfologi sekitar pantai adalah curam. Di lepas pantai pola kontur renggang dan di beberapa tempat dijumpai tonjolan-tonjolan tidak begitu tinggi mencerminkan morfologi landai dan bergelombang.



Definisi Pesisir Pesisir (coastal zone) adalah daerah peralihan/transisi antara ekosistem daratan dan lautan, dimana ke arah darat mencakup daerah yang masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut, gelombang, dan angin laut dan ke arah laut mencakup daerah perairan laut yang masih dipengarhui oleh proses-proses daratan dan dampak kegiatan manusia, seperti aliran air sungai, run off, sedimentasi, dan pencemaran.



Senja di Pulau Karang Enggano Sumber : SLHD, Foto By Senoaji,2006



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Sumber : Triple-A



Sedangkan batasan wilayah pesisir ke arah laut adalah :



Pantai Wilayah Pesisir Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang unik dengan garis pantai yang memanjang dari arah timur lout ke tenggara sepanjang 525 km. W ilayah Pesisir Bengkulu yang terletak di pantai barat Sumatera berbatasan dengan Samudera Hindia dengan dasar yang curam di sebelah barat dan pegunungan Bukit Barisan di sebelah timur. Geologi dasar laut di lepas pantai dan daratan wilayah ini, didominasi oleh kegiatan jalur subduksi (penunjaman) miring tumbukan Lempeng Samudera Australia yang menyusup ke dalam Lempeng Benua Eurasia. Kegiatan tektonik itu mengakibatkan terbentuknya zona seismik Beniof di dasar laut yang merupakan zona gempa dengan seimisitas tinggi.



Triple – A



Definisi tersebut memberikan batasan-batasan wilayah pesisir ke arah darat, yaitu : Ekologis : kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh prosesproses kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut, dll. Administratif : batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst. dari garis pantai) Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.



Ekologis



:



Administratif Perencanaan



: :



kawasan laut yang masih dipengaruhi oleh proses alamiah di darat (aliran air sungai, run off, aliran air tanah, dll.), atau dampak kegiatan manusia di darat (bahan pencemar, sedimen, dll); atau kawasan laut yang merupakan paparan benua (continental shelf). 4 mil, 12 mil, dst., dari garis pantai ke arah laut. bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.



Pantai Panjang Sumber : Triple-A 2009



Sumber : SLHD Provinsi Bengkulu



PROFIL SPASIAL HIDROLOGI 1 – 15



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA CURAH HUJAN PROVINSI BENGKULU



Klimatologi Prov. Bengkulu 2007



BULAN - Month



RATA-RATA TEMPERATUR Average of Temperature (C ° )



RATA-RATA MAKSIMUM Average Maximum 1. JANUARI - January 2. PEBRUARI - February



26,4 26,8



33,0 35,1



MINIMUM Minimum 22,7 22,0



KELEMBABAN NISBI Relative Humidity



RATA-RATA PENYINARAN MATAHARI Average of Sunrays



(%)



(%) 86 81



71 80



3. MARET - March



26,4



31,4



22,6



85



57



4. APRIL - April



26,9



33,8



23,4



84



68



5. MEI - May



27,2



33,8



22,8



83



79



6. JUNI - June



26,6



32,8



22,8



85



78



7. JULI - July



26,3



32,8



21,6



84



77



8. AGUSTUS - August



26,2



32,2



21,6



82



78



9. SEPTEMBER - September



25,0



31,6



22,2



85



67



10. OKTOBER - October



26,2



32,0



22,6



84



66



11. NOPEMBER - November



26,3



32,2



22,2



85



75



12. DESEMBER - December



26,0



31,8



21,6



86



46



Curah Hujan Kota Bengkulu, 2007 BULAN - Month



HARI HUJAN Rain Days (Kali/Times)



CURAH HUJAN Rain Falls (MM)



JANUARI - January



25



570



PEBRUARI - February



17



164



MARET - March



24



510



APRIL - April



25



124



MEI - May



17



316



JUNI - June



16



184



JULI - July



13



208



AGUSTUS - August



12



38



SEPTEMBER - September



15



192



OKTOBER - October



17



177



NOPEMBER - November



19



212



DESEMBER - December



25



455



Sumber : BDA 2008



Sumber : BDA 2008



Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



terjadi pada bulan Juli yaitu 84,22%, dan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Nopember yaitu 86,39%. Kecepatan angin bertiup terendah adalah 2 knots dan kecepatan tertinggi adalah 4 knots.



1.4 Iklim Berdasarkan tipe iklim menurut kriteria Schmid dan Ferguson, Oldeman serta tipe iklim menurut Koppen, iklim di Provinsi Bengkulu dapat dijabarkan sebagai berikut: Menurut Schmid dan Ferguson, Provinsi Bengkulu mempunyai tipe iklim A (sangat basah) Menurut Oldeman, Provinsi Bengkulu mempunyai tipe iklim B Menurut Koppen, Provinsi Bengkulu mempunyai tipe A dan B 1 0



0



Dari segi temperatur, Kota Bengkulu memiliki suhu udara rata–rata maksimum antara 31 C–33 C dan suhu rata–rata minimum antara 220C–230C, sedangkan kelembaban udara rata-rata 84%. Kelembaban terendah



Triple – A



Secara klimatologis, Kota Bengkulu memiliki curah hujan tahunan yang cukup tinggi, dengan rata–rata 263 mm. Curah hujan di atas rata‑rata pada tahun 2007 terjadi pada bulan Januari, Maret dan Desember. Pada bulan-bulan tersebut curah hujan hanya berkisar antara 455-570 mm. Dibandingkan dengan 2006, curah hujan pada tahun 2006 jauh lebih rendah. Pada tahun 2006 rata-rata curah hujannya hanya 219 mm Hari hujan di Kota Bengkulu pada tahun 2007 rata-rata mencapai 18 hari hujan per bulan. Pada grafik di atas tampak bahwa hari hujan di atas rata-rata terjadi pada bulan Januari, Maret-April dan Desember. Pada periode tersebut hari hujan setiap bulannya selama 2425 hari. Dibandingkan dengan tahun 2006, rata-rata hari hujan di Kota Bengkulu pada tahun 2007 relatif lebih tinggi dimana pada tahun 2006 hari hujan di Kota Bengkulu rata-rata 16 hari. PROFIL SPASIAL IKLIM 1 – 16



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Pemanfaatan dan Penggunaan yang diizinkan per Status Hutan Status Hutan



PETA KEHUTANAN PROVINSI BENGKULU



a. Pemanfaatan kawasan



b. Pemanfaatan jasa lingkungan



c. Pemanfaatan hasil hutan kayu



d. Pemanfaatan hasil bukan kayu



e. Pemungutan hasil hutan kayu



f. Pemungutan hasil bukan kayu



g. Penggunaan kawasan hutan



+



-



-



-



-



-



-



+ + + + + + + + +



+



-



-



-



+



+



+ +



+ +



+ +



+ +



+ -



+ +



+ +



Hutan konservasi 1) Kawasan hutan suaka alam; a) Cagar alam (CA); b) Suaka margasatwa. 2) Kawasan hutan pelestarian alam; a) Taman nasional (TN); - Zona inti - Zona rimba - Zona pemanfaatan - Zona tradisional - Zona rehabilitasi - Zona religi, budaya & sejarah - Zona khusus b) Taman hutan raya; (TAHURA) c) Taman wisata alam.(TWA) 3) Taman buru (TB) Hutan Lindung (HL) Hutan Produksi (HP - HPT - HPK) 1) Hutan alam 2) Hutan tanaman



a) Pemanfaatan kawasan melalui kegiatan usaha budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, budidaya jamur, budidaya lebah, penangkaran satwa liar, rehabilitasi satwa, atau budidaya hijauan makanan ternak. b) Pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan usaha pemanfaatan jasa aliran air, pemanfaatan air, wisata alam, perlindungan keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, atau penyerapan dan/atau penyimpanan karbon. c) Pemanfaatan hasil hutan kayu dapat dilakukan melalui kegiatan usaha: i) Pemanfaatan hasil hutan kayu (meliputi kegiatan pemanenan, pengayaan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan dan pemasaran hasil) ii) Pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem (meliputi kegiatan pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna.) iii) Pemanfaatan hasil kayu pada HTI (Hutan Tanaman Industri) dan pada HTR (Hutan tanaman rakyat), meliputi kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran iv) Pemanfaatan hasil kayu pada HTHR (Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi), lewat kegiatan penjualan tegakan meliputi kegiatan pemanenan, pengamanan, dan pemasaran d) Usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dapat dilakukan melalui kegiatan usaha: i) Pemanfaatan rotan, sagu, nipah, bambu, yang meliputi kegiatan penanaman, pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil. ii) Pemanfaatan getah, kulit kayu, daun, buah atau biji, gaharu yang meliputi kegiatan pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil. e) Pemungutan hasil hutan kayu meliputi pemungutan paling banyak 20 (dua puluh) meter kubik untuk setiap kepala keluarga dan tidak untuk diperdagangkan f) Pemungutan hasil hutan bukan kayu meliputi pemungutan rotan, madu, getah, buah atau biji, daun, gaharu, kulit kayu, tanaman obat, umbiumbian, dan sarang burung walet dengan ketentuan paling banyak 20 (dua puluh) ton untuk setiap kepala keluarga g) Penggunaan kawasan hutan: i) Penggunaan kawasan hutan untuk tujuan strategis meliputi kegiatan: (a) kepentingan religi, (b) pertahanan dan keamanan, (c) pertambangan, (d) pembangunan ketenagalistrikan dan instalasi teknologi energi terbarukan (e) pembangunan jaringan telekomunikasi, atau (f) pembangunan jaringan instalasi air. ii) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan umum terbatas meliputi kegiatan pembangunan: (a) jalan umum dan jalan (rel) kereta api, (b) saluran air bersih dan atau air limbah, (c) pengairan, (d) bak penampungan air, (e) fasilitas umum, (f) repeater telekomunikasi, (g) stasiun pemancar radio, atau (h) stasiun relay televisi Sumber: PP Nomor 34 Tahun 2002 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan dan PP Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan



Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



No A



1.5 Lingkungan Status Hutan dan Pemanfaatan yang diizinkan Wilayah Provinsi Bengkulu mencakup area seluas 2.003.050 hektar termasuk kawasan hutan dengan luas 920.964 ha (45,98% dari luas wilayah). Penetapan luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya di Provinsi Bengkulu sekarang sedang dalam revisi. Penetapan yang masih berlaku sekarang adalah Kepmenhutbun No : 420/Kpts-II/1999. Berdasarkan fungsinya kawasan hutan dibagi dalam 3 kelompok yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Struktur pembagian kawasan hutan dengan pemanfaatan dan penggunaan yang diizinkan telah diatur dalam UU No 41 tahun 1999, PP Nomor 34 Tahun 2002, serta PP Nomor 6 Tahun 2007.



B 1 2 3 4



Fungsi / Kawasan Hutan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam - Cagar Alam - Taman Nasional - Taman Wisata Alam - Taman Hutan Raya - Taman Buru Kawasan Hutan Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Hutan Fungsi Khusus Jumlah



Sumber : Kepmenhutbun No : 420/Kpts-II/1999



Triple – A



Luas Kawasan Hutan (Ha) 444.882,00 6.723,00 405.286,00 14.954,00 1.122,00 16.797,00 476.082,00 252.042,00 182.210,00 34.965,00 6.865,00 920.964,00 PLTA Musi di Kawasan Hutan Lindung



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 17



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Penggunaan Non-Hutan di Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu



PETA PENUTUPAN LAHAN DI KAWASAN HUTAN PROVINSI BENGKULU



Penggunaan Non-Hutan di Hutan Lindung Bengkulu (ribu Ha)



Penggunaan Non-Hutan di Hutan Konservasi Bengkulu (ribu Ha) 0



Kawasan Hutan: TN TWA HL HP HPT APL



: Taman Nasional : Taman Wisata Alam : Hutan Lindung : Hutan Produksi Tetap : Hutan Produksi Terbatas : Areal Penggunaan Lain



Pelabuhan Udara/Laut Rawa Permukiman Pertambangan Tanah terbuka Tambak Sawah Transmigrasi Pertanian lahan kering dan Semak Pertanian lahan kering Perkebunan Savana Belukar rawa Semak/Belukar



20



40



60 Pelabuhan Udara/Laut Rawa Permukiman Pertambangan Tanah terbuka Tambak Sawah Transmigrasi Pertanian lahan kering dan Semak Pertanian lahan kering Perkebunan Savana Belukar rawa Semak/Belukar



0 0 0,4 0 0,8 0 1,1 0 48,5 0,9 0,9 0,3 0,7 5,1



(0,0%)



(5,0%)



(10,0%)



Pelabuhan Udara/Laut Rawa Permukiman Pertambangan Tanah terbuka Tambak Sawah Transmigrasi Pertanian lahan kering dan Semak Pertanian lahan kering Perkebunan Savana Belukar rawa Semak/Belukar



20



40



50,2 9,6 0 0 12,8 (20,0%)



30



40



50



0 0 0,2 0 0,1 0 3,1 0 45,8 0,1 0,4 0 0 12 (5,0%)



0 Pelabuhan Udara/Laut Rawa Permukiman Pertambangan Tanah terbuka Tambak Sawah Transmigrasi Pertanian lahan kering dan Semak Pertanian lahan kering Perkebunan Savana Belukar rawa Semak/Belukar



4



(10,0%)



20



(10,0%)



(15,0%)



(20,0%)



Penggunaan Non-Hutan di Hutan Produksi Tetap Bengkulu (ribu Ha) 60



0 0 0,4 0 0,9 0 3,5 0



(0,0%)



10



(0,0%)



Penggunaan Non-Hutan di Hutan Produksi Terbatas Bengkulu (ribu Ha) 0



0



(30,0%)



5



10



15



0 0 0 0 0 0 0 0 11,6 0,3 0,3 0 0 0



(0,0%)



(10,0%)



(20,0%)



(30,0%)



Sumber : Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



Luas Penutupan Lahan Provinsi Bengkulu Per Kawasan Hutan (Ribu Ha dan %) No.



Penggunaan Lahan A. Hutan



1 Hutan lahan kering primer 2 Hutan lahan kering sekunder



Sumber : Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



Penggunaan Lahan di Kawasan Hutan Penggunaan lahan di kawasan hutan tidak selalu sesuai keperuntukannya. Berdasar analisis Citra Landsat 2006 yang dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan, kira-kira 23% dari total luas kawasan hutan sudah dimanfaatkan untuk penggunaan Non-hutan (13% dari Hutan Konservasi, 25% dari Hutan Lindung, 43% dari Hutan Produksi Terbatas dan 32% dari hutan Produksi Tetap). Penggunaan Non-hutan utama adalah “Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak” (73%), diikuti “Semak/ Belukar” (14%), “Perkebunan” (5,2%), “Sawah” (3,6%), “Pertanian Lahan Kering” (2,5%), “Tanah Terbuka” (0,8%), “Pemukiman” (0,4%) “Belukar Rawa” (0,3%) dan “Savana” (0,1%). Tinggi angka “Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak” terutama mengindikasikan bahwa hutan di lahan itu sudah hilang, dan sekarang tinggal tanaman kecil/pendek yang penyebaran tidak teratur.



Triple – A



Kawasan Lindung KSA-KPA



HL



Kawasan Budidaya Jumlah



HPT



HP



389,1 (86,8%)



180,3 (72,9%)



569,4 (81,9%)



104,3 (55,8%)



20,7 (54,0%)



312,8 (69,8%)



101,5 (41,1%)



414,3 (59,6%)



26,6 (14,2%)



3,1 (8,1%)



74,9 (16,7%)



78,8 (31,9%)



153,7 (22,1%)



77,7 (41,6%)



17,3 (45,2%)



APL



Jumlah



63,4 (5,8%)



Total



188,4 (14,3%)



757,8 (37,7%)



2,5 (0,2%)



32,2 (2,4%)



446,5 (22,2%)



51,2 (4,7%)



146,2 (11,1%)



299,9 (14,9%)



3 Hutan rawa primer



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



4 Hutan rawa sekunder



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



2,2 (0,2%)



2,2 (0,2%)



2,2 (0,1%)



5 Hutan mangrove primer



0,4 (0,1%)



0 (0,0%)



0,4 (0,1%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0,8 (0,0%)



6 Hutan mangrove sekunder



0,6 (0,1%)



0 (0,0%)



0,6 (0,1%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,6 (0,1%)



0,6 (0,0%)



1,2 (0,1%)



7 Hutan tanaman *



0,3 (0,1%)



0 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0 (0,0%)



0,2 (0,5%)



6,6 (0,6%)



6,8 (0,5%)



B. Non Hutan



58,7 (13,1%)



61,7 (25,0%)



120,4 (17,3%)



81,5 (43,6%)



12,4 (32,4%)



1010 (92,6%)



1103,9 (83,9%)



8 Semak/Belukar



5,1 (1,1%)



12 (4,9%)



17,1 (2,5%)



12,8 (6,9%)



0 (0,0%)



133,9 (12,3%)



146,7 (11,1%)



9 Belukar rawa



0,7 (0,2%)



0 (0,0%)



0,7 (0,1%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



1,1 (0,1%)



1,1 (0,1%)



10 Savana



0,3 (0,1%)



0 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0,3 (0,0%)



11 Perkebunan



0,9 (0,2%)



0,4 (0,2%)



1,3 (0,2%)



9,6 (5,1%)



0,3 (0,8%)



140,5 (12,9%)



150,4 (11,4%)



12 Pertanian lahan kering 13 Pertanian lahan kering dan Semak 14 Transmigrasi 15 Sawah 16 Tambak 17 Tanah terbuka 18 Pertambangan



0,9 (0,2%)



0,1 (0,0%)



48,5 (10,8%)



45,8 (18,5%)



1 (0,1%) 94,3 (13,6%)



4 (2,1%) 50,2 (26,9%)



7,1 (0,4%) 1224,3 (60,9%) 163,8 (8,1%) 1,8 (0,1%) 0,6 (0,0%) 151,8 (7,5%)



0,3 (0,8%)



40,2 (3,7%)



44,5 (3,4%)



45,5 (2,3%)



11,6 (30,3%)



634,4 (58,2%)



696,2 (52,9%)



790,4 (39,3%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



1,1 (0,2%)



3,1 (1,3%)



4,2 (0,6%)



3,5 (1,9%)



0 (0,0%)



38,7 (3,5%)



42,2 (3,2%)



46,6 (2,3%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0,3 (0,0%)



0,8 (0,2%)



0,1 (0,0%)



0,9 (0,1%)



0,9 (0,5%)



0 (0,0%)



9,8 (0,9%)



10,7 (0,8%)



11,6 (0,6%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,4 (0,1%)



0,2 (0,1%)



0,6 (0,1%)



0,4 (0,2%)



0 (0,0%)



10,5 (1,0%)



10,9 (0,8%)



11,5 (0,6%)



20 Rawa



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,2 (0,0%)



0,2 (0,0%)



0,2 (0,0%)



21 Pelabuhan Udara/Laut



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0 (0,0%)



0,1 (0,0%)



0,1 (0,0%)



0,1 (0,0%)



0,6 (0,1%)



5,3 (2,1%)



5,9 (0,8%)



1 (0,5%)



5,3 (13,8%)



17,2 (1,6%)



23,5 (1,8%)



29,3 (1,5%)



448,4 (100,0%)



247,2 (100,0%)



695,6 (100,0%)



38,3 (100,0%)



1090,6 (100,0%)



1315,7 (100,0%)



2011,4 (100,0%)



19 Permukiman



C. Tidak Ada Data Total



22,3%



12,3%



34,6%



186,8 (100,0%) 9,3%



1,9%



54,2%



65,4%



100,0%



Sumber : Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 18



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Deforestasi di Kawasan Hutan PETA DEFORESTASI PROVINSI BENGKULU, 2003 - 2006



Pergeseran pemanfaatan lahan di kawasan hutan dari hutan ke non-hutan adalah tren yang sudah berlangsung puluhan tahun di Pulau Sumatra. Berdasar analisis perbandingan Citra Landsat 2003 dengan Citra Landsat 2006 yang dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan, pengurangan hutan antara tahun 2003 dan 2006 untuk Pulau Sumatra mendekati 400.000 Ha per tahun (atau 1,7% per tahun). Pengurangan yang paling menonjol untuk Pulau Sumatra adalah untuk Hutan Produksi Tetap (HP), dan Areal Penggunaan Lain (APL atau Hutan Rakyat). Menurut analisis yang sama, pengurangan hutan di Provinsi Bengkulu mencapai 21.500 ha per tahun (atau 2,8% per tahun). Ini adalah 67% lebih cepat daripada keseluruhan Pulau Sumatra. Pengurangan yang paling menonjol untuk Provinsi Bengkulu adalah untuk Hutan Konservasi (KSA-KPA), dan Areal Penggunaan Lain (APL atau Hutan Rakyat). Pengurangan Hutan Konservasi terutama terjadi di taman Nasional Kerinci Seblat di kabupaten Lebong. Pengurangan Hutan Rakyat terjadi di seluruh provinsi, tetapi terutama di Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan (24,4% per tahun).



PETA DEFORESTASI PULAU SUMATRA 2003 - 2006



Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



Sumber : SLHD 2008



Angka Deforestasi Provinsi Bengkulu Periode 2003 - 2006 (Ha/Tahun dan %/Tahun)



Angka Deforestasi Pulau Sumatra Periode 2003 - 2006 (Ha/Tahun dan %/Tahun) No.



Jenis Hutan



Kawasan Lindung KSA-KPA



HL



Kawasan Budidaya Jumlah



HPT



HP



HPK



APL



Jumlah



Total



No.



Jenis Hutan



Kawasan Lindung KSA-KPA



HL



Kawasan Budidaya Jumlah



HPT



HP



1 Hutan Primer



1.845 (0,1%)



3.202 (0,4%)



5.047 (0,2%)



1.436 (0,7%)



168 (0,0%)



62 (6,6%)



3.477 (6,6%)



10.190 (0,3%)



15.237 (0,3%)



1 Hutan Primer



1.817 (0,6%)



1.573 (1,6%)



3.390 (0,8%)



448 (1,7%)



81 (2,6%)



2 Hutan Sekunder



8.031 (0,4%)



36.763 (1,2%)



44.794 (0,9%)



35.361 (2,2%)



79.071 (3,2%)



47.267 (4,0%)



54.849 (4,0%)



261.342 (2,3%)



306.137 (1,8%)



2 Hutan Sekunder



1.218 (1,6%)



1.330 (1,7%)



2.548 (1,7%)



1.639 (2,1%)



13 (0,1%)



3 Hutan Tanaman



3 Hutan Tanaman Total



747 (5,4%)



2.699 (4,7%)



3.446 (4,8%)



12.426 (3,9%)



31.519 (4,9%)



16.819 (16,9%)



71.594 (5,7%)



75.040 (5,6%)



10.623 (0,3%)



42.664 (1,1%)



53.287 (0,7%)



49.223 (2,3%)



110.758 (3,1%)



54.714 (4,9%)



7.384 (16,9%)



75.146 (4,9%)



343.127 (2,2%)



396.413 (1,7%)



2,7%



10,8%



13,4%



12,4%



27,9%



13,8%



19,0%



86,6%



100,0%



Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



Triple – A



Total



- (0,0%)



- (0,0%)



- (0,0%)



- (0,0%)



- (0,0%)



3.035 (0,8%)



2.904 (1,6%)



5.939 (1,0%)



2.087 (2,0%)



95 (0,5%)



14,1%



13,5%



27,6%



9,7%



0,4%



APL



Jumlah



259 (9,2%) 13.125 (24,4%) - (0,0%) 13.384 (21,1%) 62,2%



Total



788 (2,4%)



4.179 (0,9%)



14.777 (9,9%)



17.325 (5,7%)



- (0,0%)



- (0,0%)



15.565 (8,3%)



21.504 (2,8%)



72,4%



100,0%



Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 19



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA USULAN PERUBAHAN STATUS HUTAN PROVINSI BENGKULU



Sumber : Dinas Kehutan Prov. Bengkulu , 2009



Usulan Perubahan Status Hutan Karena banyaknya permasalahan-permasalahan untuk setiap kawasan hutan, Pemerintah Provinsi Bengkulu sedang mengusulkan pelepasan dan perubahan status dari beberapa kawasan hutan. Permasalahan tersebut pada umumnya adalah banyaknya perambahan hutan dan tumpah tindih dengan kepemilikan penduduk setempat.



6 7 8 9 10 11 12 13 NO. 14 1 15 2 3 16 4 5 17 6 18 7 8 19 9 10 20 11 21 12 13 22 14 15 23 16 17 24 18 25 19 20 26 21 22 27 23 28 24 25 29 26 27 30 28 31 29 30 32 31 32 33 33 34 34 35 35



HPT. Air Ipuh II Mukomuko 20.667,00 0,00 3.800,00 0,00 16.867,00 Pelepasan HPT. Lebong Kandis (ALNO) Bengkulu Utara 4.990,85 0,00 2.350,00 0,00 2.640,85 Pelepasan HPT. Lebong Kandis Mukomuko dan BU 4.990,85 0,00 1.600,00 0,00 3.390,85 Pelepasan ATLAS RISIKO BENCANA CA. Air Rami I dan II Mukomuko 271,99 271,99 0,00 0,00 0,00 Menjadi TWA Provinsi Bengkulu HPT. Air Ketahun Bengkulu Utara 15.011,20 0,00 6.350,00 0,00 8.661,20 Pelepasan DAFTAR USULAN LOKASI REVIEW LUAS KAWASAN HUTAN HP. Air Bintunan Bengkulu Utara 3.461,00 0,00 3.461,00 0,00 0,00 Pelepasan DALAM RANGKA PENINJAUAN KEMBALI (REVIEW) TATA RUANG PROVINSI BENGKULU HP. Air Urai-Serangai Bengkulu Utara 6.640,00 TAHUN 20090,00 6.640,00 0,00 0,00 Pelepasan CA. Danau Tes Lebong 2.882,35 USULAN 2.882,35 0,00 0,00 0,00 Menjadi TWA REVIEW (Ha) NAMA KAWASAN HUTAN KABUPATEN LUAS (Ha) SISA LUAS (Ha) KETERANGAN ALIH FUNGSI PELEPASAN PENGUKUHAN HL. Rimbo Pengadang Lebong dan RL 10.146,00 0,00 1.625,00 0,00 8.521,00 Pelepasan CA. Mukomuko 1 Mukomuko 230,00 230,00 0,00 0,00 0,00 Menjadi TWA HL. Air Bukit Basa Rejang Lebong 28.763,42 129,00 0,00 4.200,00 0,00 129,00 0,00 0,00 Pelepasan 0,00 Pelepasan HPT. Manjunto Mukomuko 24.563,42 HP. Air Dikit Mukomuko 2.730,00 0,00 2.730,00 0,00 HL. Bukit Daun/KM.55 Mukomuko Kepahiang 7.829,50 0,00 8.700,00 0,00 216,00 0,00 0,000,00 Pelepasan 7.613,50 Pelepasan HPT. Air Ipuh I 20.544,65 11.844,65 Pelepasan HP. Air Teramang Mukomuko 540,00 4.314,00 TWA. Bukit Kaba Kepahiang dan RL 4.854,0013.490,00 0,00 0,00 6.350,00 0,00 0,00 Pelepasan 7.140,00 Pelepasan HPT. Air Ipuh II Mukomuko 20.667,00 0,00 3.800,00 0,00 16.867,00 Pelepasan HL. Lebong Bukit Balai Rejang Kepahiang 0,00 4.225,00 0,00 0,00 Pelepasan13.844,00 Pelepasan HPT. Kandis (ALNO) Bengkulu Utara dan RL 4.990,8518.069,00 0,00 2.350,00 2.640,85 HPT. Lebong Kandis Mukomuko dan BU 4.990,85 0,00 1.600,00 0,00 3.390,85 Pelepasan HL. Rinduhati Bengkulu Utara 271,9956.851,00 271,99 2.500,00 0,00 0,00 0,000,00 Menjadi TWA 54.351,00 Menjadi HP CA. Air Rami I dan II Mukomuko 0,00 HPT. Air Ketahun Bengkulu Utara 15.011,20 0,00 6.350,00 0,00 8.661,20 Pelepasan HL. Bukit Sanggul Seluma dan BS 70.924,00 17.690,63 0,00 0,00 53.233,37 Menjadi HPT HP. Air Bintunan Bengkulu Utara 3.461,00 0,00 3.461,00 0,00 0,00 Pelepasan HPT. Badas Seluma 0,00 7.754,62 0,00 00,00 Pelepasan 1289,8 Enclave Ds. Skalak dsk ny HP. Air Bukit Urai-Serangai Bengkulu Utara 6.640,00 9.044,42 0,00 6.640,00 CA. Danau Tes Lebong 2.882,35 2.882,35 0,00 0,00 0,00 Menjadi TWA HPT. Bukit Rabang Seluma 600,00 2.176,93 0,00 400,00 HL. Rimbo Pengadang Lebong dan RLdan BS 10.146,00 4.485,00 0,00 1.625,00 8.521,00 Pelepasan 1.708,07 Menjadi Tahura Glugura HL. Bukit Basa Lebong Selatan 129,00 9.158,42 0,00 129,00 HPT. Peraduan Tinggi RejangBengkulu 0,00 4.350,00 0,00 0,000,00 Pelepasan 4.808,42 Pelepasan HL. Bukit Daun/KM.55 Kepahiang 7.829,50 0,00 216,00 0,00 7.613,50 Pelepasan TWA. Bukit Kaba Kepahiang dan RLSelatan 13.490,00 4.370,00 0,00 6.350,00 7.140,00 HL. Bukit Riki Bengkulu 0,00 450,00 0,00 0,00 Pelepasan 3.920,00 Pelepasan HL. Bukit Balai Rejang Kepahiang dan RL 18.069,00 0,00 4.225,00 0,00 13.844,00 Pelepasan HP.Rinduhati Air Bengkenang Bengkulu Bengkulu 0,00 1.579,00 0,00 0,00 Menjadi HP 0,00 Pelepasan HL. Utara Selatan 56.851,00 1.579,002.500,00 0,00 54.351,00 HL. Bukit Sanggul Seluma dan BS 70.924,00 17.690,63 0,00 0,00 53.233,37 Menjadi HPT HPT. Air Kedurang Kaur dan BS 5.247,32 0,00 7.754,62 0,00 2.345,00 0 0,00 2.902,32 Pelepasan HPT. Bukit Badas Seluma 9.044,42 1289,8 Enclave Ds. Skalak dsk nya HPT. Rabang Seluma dan BS 4.485,00 5.567,77 600,00 2.176,93 400,00 1.708,07 Gluguran HPT.Bukit Air Kinal Kaur 0,00 1.750,00 0,00 Menjadi Tahura 3.817,77 Pelepasan HPT. Peraduan Tinggi Bengkulu Selatan 9.158,42 0,00 4.350,00 0,00 4.808,42 Pelepasan HL.Bukit BukitRikiRajamandara Bengkulu BS dan Kaur 0,00 6.250,00 0,00 0,00 Pelepasan57.044,00 Pelepasan HL. Selatan 4.370,0063.294,00 0,00 450,00 3.920,00 HP. Air Bengkenang Bengkulu Selatan 1.579,00 0,00 1.579,00 0,00 HP. Air Sambat Kaur 1.938,00 0,00 2.345,00 0,00 1.335,00 0,00 0,000,00 Pelepasan 603,00 Pelepasan HPT. Air Kedurang Kaur dan BS 5.247,32 2.902,32 Pelepasan HPT. KinalTengah Kaur Kaur 5.567,7713.932,27 0,00 1.750,00 3.817,77 HPT.AirKaur 0,00 7.200,00 0,00 0,00 Pelepasan 6.732,27 Pelepasan HL. Bukit Rajamandara BS dan Kaur 63.294,00 0,00 6.250,00 0,00 57.044,00 Pelepasan HPT. Kumbang Kaur Kaur 0,00 5.760,00 0,00 0,00 HP. Air Bukit Sambat 1.938,0010.732,91 0,00 1.335,00 603,00 Pelepasan 4.972,91 Pelepasan HPT. Kaur Tengah Kaur 13.932,27 0,00 7.200,00 0,00 6.732,27 Pelepasan CA. Pasar Talo Reg. 94 Kaur Seluma 487,00 0,00 487,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Menjadi HPT HPT. Bukit Kumbang 10.732,91 5.760,00 4.972,91 Pelepasan CA. Pasar Talo Reg. 94 Seluma 487,00 487,00 0,00 0,00 0,00 Menjadi HPT CA. Pasar Seluma Reg. 93 Seluma 159,00 159,00 0,00 0,00 0,00 Menjadi HPT CA. Pasar Seluma Reg. 93 Seluma 159,00 159,00 0,00 0,00 0,00 Menjadi HPT HPT.AirAirTaloTalo Reg.94 SelumaSeluma 0,00 1.250,97 0,00 0,00 Pelepasan 1.282,82 Pelepasan HPT. Reg.94 2.533,79 2.533,79 0,00 1.250,97 1.282,82 TB. Semidang Bukit Kabu Seluma 4.452,00 0,00 4.452,00 0,00 TB. Semidang Bukit Kabu Seluma 4.452,00 0,00 4.452,00 0,000,00 Pelepasan 0,00 Pelepasan JUMLAH 430.456,71 24.820,97 99.569,52 400,00 306.066,22 KETERANGAN : JUMLAH Kehutanan Prov.306.066,22 Bengkulu 2009 430.456,71 24.820,97 99.569,52 Sumber : Dinas 400,00 1 Perubahan Fungsi dari HL menjadi HP 20.190,63 Ha KETERANGAN Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Bengkulu 2009 2 Perubahan Fungsi dari :Cagar Alam Menjadi Taman Wisata Alam 3.384,34 Ha 3 Perubahan Fungsi dari HP Menjadi Tahura 600,00 Ha 1 Perubahan Fungsi dari HL menjadi HP 20.190,63 Ha 4 Perubahan Fungsi dari CA. menjadi HPT 646,00 Ha 52Enclave / Pelepasan Kawasan Hutan 99.569,52 Ha Perubahan Fungsi dari Cagar Alam Menjadi Taman Wisata Alam 3.384,34 Ha 6 Pengukuhan (Penambahan Kawasan Hutan) 400,00 Ha Perubahan dari HPReview Menjadi Tahura 73Luas Kawasan Fungsi hutan sebelum 920.964,00 Ha 600,00 Ha 8 Total luas wilayah Provinsi Bengkulu 2.003.050,00 Ha 4 Perubahan Fungsi dari CA. menjadi HPT 646,00 Ha 9 Luas Kawasan hutan setelah review 821.794,48 Ha 105Prosentase Luas Kawasan hutan sebelum Review 45,98 % Enclave / Pelepasan Kawasan Hutan 99.569,52 Ha 11 Prosentase Luas Kawasan hutan setelah Review 41,03 % 6 Pengukuhan (Penambahan Kawasan Hutan) 400,00 Ha 7 Luas Kawasan hutan sebelum Review 920.964,00 Ha Kondisi ekosistem mangrove di Pulau Enggano 8 Total luas wilayah Provinsi Bengkulu 2.003.050,00 Ha 9 Luas Kawasan hutan setelah review 821.794,48 Ha 10 Prosentase Luas Kawasan hutan sebelum Review 45,98 % 11 Prosentase Luas Kawasan hutan setelah Review 41,03 %



Pada saat ini di Provinsi Bengkulu terdapat kawasan hutan seluas 920.964 hektar (45.98% dari total luas wilayah). Berdasarkan kajian tim teknis perubahan status hutan diusulkan kawasan hutan menjadi 821.794 hektar (41.03%). Kondisi ekosistem mangrove di Pulau Enggano



Triple – A



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 20



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Luas dan Bagian Kawasan Hutan per DAS sebelum usulan Review (Ha)



PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER DAS SEBELUM USULAN REVIEW



Sumber : Diolah dari data Bappeda Provinsi Bengkulu dan Balai VII Pengairan, 2009



Penutupan Hutan per Daerah Aliran Sungai (DAS) sebelum Usulan Review Penjelasan atas Undang-undang 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menetapkan bahwa luas kawasan hutan dalam setiap daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau, harus minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas daratan (Pasal 18, Ayat 2). Analisis luas status hutan per DAS menunjukkan bahwa persyaratan itu belum terpenuhi untuk semua DAS. Penyebaran status hutan yang sekarang masih berlaku sudah menunjukkan bahwa kebanyakan DAS yang relatif kecil di pinggir pantai tidak terproteksi hutan, dan tiga DAS yang berada di sekitarnya Kota Bengkulu mempunyai penutupan yang terlalu rendah (DAS S. Muara Kurung - 19,6%, DAS S. Jenggalu - 16,1% dan DAS Ngalam - 15,4%). Lalu penutupan hutan di DAS Musi sudah mendekati ambang batas (31%).



Triple – A



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87



Nama DAS AEK BEKAL-KECIL AEK BEKAL-KECIL KANAN AEK BEKAL-KECIL KIRI AEK BENTAL AEK BENTAL KIRI AEK BENTAL KIRI 2 AEK DIKIT AEK HITAM AEK IPUH AEK IPUH KANAN AEK MENJUTO AEK RETAK AEK RETAK KANAN AEK SILAUT AEK TERAMANG MUSI ALAS BENGKENANG BENGKENANG KANAN DAS GEGASAN DAS GEGASAN KANAN DAS KELAM DAS S. Banas DAS S. Banas Kanan DAS S. Bintunan DAS S. Jenggalu DAS S. Kalikut DAS S. Kerkop DAS S. Kerkop Kanan DAS S. Ketahun DAS S. Ketahun Kiri DAS S. Lais DAS S. Limau DAS S. Muara Kurung DAS S. Nakai DAS S. Nakai Kanan DAS S. Napai DAS S. Padang DAS S. Pinaang DAS S. Seblat DAS S. Seblat Kanan DAS S. Seblat Kanan 2 DAS S. Seblat Kanan 3 DAS S. Serangai DAS S. Siabuun DAS S.Buluh DAS S.Buluh Kanan DAS S.Romi Enggano Kaur Selatan KEDURANG KINAL KINAL KANAN KINAL KIRI LUAS LUAS KANAN MANNA MANNA KANAN MARAS MERTAM NASAL NGALAM PADANG GUCI PADANG GUCI KANAN PAGAR PINANG PELATUNGEDANG PELATUNGEDANG KANAN PELOKAN PENAGO PINO PINO KANAN SAMBAT SAMBAT KANAN SELAH KECIL SELAH KECIL KANAN SELUMA SERANJANGAN SERANJANGAN KANAN SERANJANGAN KANAN 2 SERANJANGAN KANAN 3 SINDUR SULAU SULAU KANAN TALO TALO KANAN TETAP TETAP KANAN Total



Hutan Konservasi



Hutan Lindung



28.461



HPT



Jumlah Hutan



HP



3.215



326



80.173



2.111



2.360



48.023



12.056



35



60.699 1.709



24.424 8.932



156 4.104



15.568 30.077 40.559



775 13.182



950



3.251 3.822



1.859



28.170 30.840 19.713



2.331 3.350



6.726 3.216



676 1.436 6



2.735



101.177



2.316



12.840



27.802



22.875 11.294 8.359 8.329



2.258



753



79 73.826



11.333



6.485



4.575



8.098



7.930 2.447



5.602 10.893



2.877 270 1.077 832 4.042



4.892



9.788



1.630



6.339



3.195



826 8.817 22.223



14.003



25.972 2.015



3.204



82 46 6.934 3.357 30.605



4.206



8.452



3.261



14.195



1.172



3.670



23.004



8.391



13.018



1.828



2.766 577.925



260.293



1.677



2.421



434



176.611



41.990



32.003 84.644 60.114 85.279 14.746 16.343 44.208 68.729 34.091 25.394 3.007 8.162 6.572 2.735 144.077 22.875 11.294 11.428 8.329 79 91.645 15.869 11.633 14.738 23.300 6.434 14.935 28.683 7.968 82 46 32.906 5.372 34.811 11.712 19.543 32.568 14.846 5.620 1.056.819



Penggunaan Lain 1.002 337 683 9.310 1.092 1.961 7.116 6.618 15.825 791 69.493 11.567 1.131 2.539 23.211 152.168 15.335 20.293 1.067 664 246 3.685 777 9.389 15.204 34.347 5.181 6.163 753 116.614 3.074 12.019 40.292 46.794 16.030 1.333 19.347 21.693 1.340 10.243 2.242 2.914 1.415 36.754 3.784 11.096 332 13.742 25.217 9.256 4.815 18.863 1.534 97 12.258 1.889 12.668 234 12.625 6.095 7.926 29.616 15.913 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 13.299 2.074 4.409 4.795 8.210 525 27.524 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 24.549 4.818 5.076 4.162 1.074.538



Total 1.002 337 683 41.313 1.092 1.961 91.760 6.618 75.939 791 154.772 26.313 1.131 18.882 67.419 220.897 49.425 45.687 1.067 664 246 3.685 777 12.397 23.366 40.919 7.916 6.163 753 260.691 3.074 34.894 51.586 58.222 24.359 1.333 19.347 21.772 1.340 101.887 2.242 2.914 1.415 52.623 3.784 11.096 332 25.374 39.955 32.556 11.250 33.798 1.534 97 40.941 1.889 20.636 234 12.708 6.141 40.833 34.988 50.724 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 25.012 2.074 23.952 4.795 8.210 525 60.091 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 39.395 4.818 10.696 4.162 2.131.357



Bagian 0,0% 0,0% 0,0% 77,5% 0,0% 0,0% 92,2% 0,0% 79,2% 0,0% 55,1% 56,0% 0,0% 86,6% 65,6% 31,1% 69,0% 55,6% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 24,3% 34,9% 16,1% 34,5% 0,0% 0,0% 55,3% 0,0% 65,6% 21,9% 19,6% 34,2% 0,0% 0,0% 0,4% 0,0% 89,9% 0,0% 0,0% 0,0% 30,2% 0,0% 0,0% 0,0% 45,8% 36,9% 71,6% 57,2% 44,2% 0,0% 0,0% 70,1% 0,0% 38,6% 0,0% 0,6% 0,7% 80,6% 15,4% 68,6% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 46,8% 0,0% 81,6% 0,0% 0,0% 0,0% 54,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 37,7% 0,0% 52,5% 0,0% 49,6%



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 21



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Luas dan Bagian Kawasan Hutan per DAS setelah Usulan Review (Ha)



PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER DAS SETELAH USULAN REVIEW



Sumber : Diolah dari data Bappeda Provinsi Bengkulu dan Balai VII Pengairan, 2009



Penutupan Hutan per Daerah Aliran Sungai (DAS) sesudah Usulan Review Revisi atas status hutan yang sedang diusulkan memperburuk kondisi di beberapa DAS yang sudah kritis, yaitu DAS S. Muara Kurung (dari 19,6% ke 17,4%), DAS S. Jenggalu (dari 16,1% ke 11,1%), DAS Ngalam (dari 15,4% ke 9,7%) dan DAS Musi (dari 31% ke 26,3%). Penjelasan atas Undang-undang 41 tahun 1999 tentang Kehutanan juga menetapkan bahwa Propinsi dan kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya di atas 30%, tidak boleh secara bebas mengurangi luas kawasan hutannya dari luas yang telah ditetapkan. Sebaliknya, bagi propinsi dan kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya kurang dari 30%, perlu menambah luas hutannya. Kabupaten/kota yang perlu perhatian berdasar ini adalah Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah dan kabupaten Kepahiang (lihat halaman berikut).



Triple – A



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87



Nama DAS AEK BEKAL-KECIL AEK BEKAL-KECIL KANAN AEK BEKAL-KECIL KIRI AEK BENTAL AEK BENTAL KIRI AEK BENTAL KIRI 2 AEK DIKIT AEK HITAM AEK IPUH AEK IPUH KANAN AEK MENJUTO AEK RETAK AEK RETAK KANAN AEK SILAUT AEK TERAMANG MUSI ALAS BENGKENANG BENGKENANG KANAN DAS GEGASAN DAS GEGASAN KANAN DAS KELAM DAS S. Banas DAS S. Banas Kanan DAS S. Bintunan DAS S. Jenggalu DAS S. Kalikut DAS S. Kerkop DAS S. Kerkop Kanan DAS S. Ketahun DAS S. Ketahun Kiri DAS S. Lais DAS S. Limau DAS S. Muara Kurung DAS S. Nakai DAS S. Nakai Kanan DAS S. Napai DAS S. Padang DAS S. Pinaang DAS S. Seblat DAS S. Seblat Kanan DAS S. Seblat Kanan 2 DAS S. Seblat Kanan 3 DAS S. Serangai DAS S. Siabuun DAS S.Buluh DAS S.Buluh Kanan DAS S.Romi Enggano KAUR SELATAN KEDURANG KINAL KINAL KANAN KINAL KIRI LUAS LUAS KANAN MANNA MANNA KANAN MARAS MERTAM NASAL NGALAM PADANG GUCI PADANG GUCI KANAN PAGAR PINANG PELATUNGEDANG PELATUNGEDANG KANAN PELOKAN PENAGO PINO PINO KANAN SAMBAT SAMBAT KANAN SELAH KECIL SELAH KECIL KANAN SELUMA SERANJANGAN SERANJANGAN KANAN SERANJANGAN KANAN 2 SERANJANGAN KANAN 3 SINDUR SULAU SULAU KANAN TALO TALO KANAN TETAP TETAP KANAN Total



Hutan Konservasi



Hutan Lindung



HPT



Jumlah Hutan



HP



28.461



1.855



97



80.173



1.134



172



48.023



11.708



35



60.699 1.709



18.303 5.498



1 3.794



15.568 30.077 32.894



775 8.119



823



2.663 3.000



365



25.238 30.711 17.558



2.222 1.309



6.642 3.214



6 2.735



101.016



2.316



10.587



24.494



22.875 11.294 7.095 8.329



724



79 73.826



11.174



3.060



826 8.817 22.223



13.983



25.864 318



4.244 10.865



4.892



3.296



1.630



2.716



3.090 28.453



2.367



8.452



3.207 1.190



22.439



1.172



12.748



1.337



2.724 564.960



7.251 2.447



82 46 2.119



13.859



278



-



2.789 270 1.967 832 3.921



3.204



6.485



246.701



1.343



788



156



121.780



23.699



30.413 81.479 59.766 79.003 11.001 16.343 39.018 58.132 33.374 20.924 2.222 6.642 4.528 2.735 136.097 22.875 11.294 10.135 8.329 79 91.485 3.060 10.866 14.738 24.190 5.076 14.786 22.171 4.345 82 46 27.983 3.408 30.821 11.659 16.392 23.889 14.086 3.669 957.141



Penggunaan Lain 1.002 337 683 10.900 1.092 1.961 10.281 6.618 16.173 791 75.768 15.312 1.131 2.539 28.401 162.765 16.052 24.763 1.067 664 246 3.685 777 10.175 16.723 36.390 5.181 6.163 753 124.435 3.074 12.019 40.292 48.086 16.030 1.333 19.347 21.693 1.340 10.402 2.242 2.914 1.415 49.562 3.784 11.096 332 14.509 25.217 12.363 6.173 19.013 1.534 97 18.770 1.889 16.291 234 12.625 6.095 12.849 31.580 19.903 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 13.353 2.074 7.560 4.795 8.210 525 36.202 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 25.310 4.818 7.028 4.162 1.178.054



Total 1.002 337 683 41.313 1.092 1.961 91.760 6.618 75.939 791 154.772 26.313 1.131 18.882 67.419 220.897 49.425 45.687 1.067 664 246 3.685 777 12.397 23.366 40.919 7.916 6.163 753 260.532 3.074 34.894 51.586 58.222 24.359 1.333 19.347 21.772 1.340 101.887 2.242 2.914 1.415 52.623 3.784 11.096 332 25.374 39.955 36.553 11.250 33.798 1.534 97 40.941 1.889 20.636 234 12.708 6.141 40.833 34.988 50.724 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 25.012 2.074 23.952 4.795 8.210 525 60.091 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 39.395 4.818 10.696 4.162 2.135.195



Bagian 0,0% 0,0% 0,0% 73,6% 0,0% 0,0% 88,8% 0,0% 78,7% 0,0% 51,0% 41,8% 0,0% 86,6% 57,9% 26,3% 67,5% 45,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 17,9% 28,4% 11,1% 34,5% 0,0% 0,0% 52,2% 0,0% 65,6% 21,9% 17,4% 34,2% 0,0% 0,0% 0,4% 0,0% 89,8% 0,0% 0,0% 0,0% 5,8% 0,0% 0,0% 0,0% 42,8% 36,9% 66,2% 45,1% 43,7% 0,0% 0,0% 54,2% 0,0% 21,1% 0,0% 0,6% 0,7% 68,5% 9,7% 60,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 46,6% 0,0% 68,4% 0,0% 0,0% 0,0% 39,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 35,8% 0,0% 34,3% 0,0% 44,8%



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 22



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER KABUPATEN/KOTA SEBELUM USULAN REVIEW



PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER KABUPATEN/KOTA SETELAH USULAN REVIIEW



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Luas dan Bagian Kawasan Hutan per Kabupaten/Kota sebelum Usulan Review (Ha) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten/Kota Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah Bengkulu Utara Kaur Kepahiang Kota Bengkulu Lebong Muko muko Rejang Lebong Seluma Total



Triple – A



Hutan Konservasi 3.535 80.355 68.033 10.032 102.111 146.682 29.415 5.318 445.482



Hutan Lindung 34.019 23.032 41.144 47.124 9.455 16.025 21.188 71.190 263.177



HPT 14.525 49.302 32.766 150 67.156 13.562 177.460



HP 1.859 759 24.622 2.111 12.640 41.990



Jumlah Penggunaan Hutan Lain 50.402 71.104 27.325 86.433 195.424 258.837 150.035 105.577 19.487 50.994 15.053 118.286 47.095 226.478 188.322 50.603 101.112 90.070 154.559 928.109 1.079.086



Total 121.506 113.758 454.261 255.612 70.480 15.053 165.381 414.800 151.715 244.629 2.007.195



Luas dan Bagian Kawasan Hutan per Kabupaten/Kota setelah Usulan Review (Ha) Bagian 41,5% 24,0% 43,0% 58,7% 27,6% 0,0% 71,5% 54,6% 33,4% 36,8% 46,2%



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten/Kota Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah Bengkulu Utara Kaur Kepahiang Kota Bengkulu Lebong Muko muko Rejang Lebong Seluma Total



Hutan Konservasi 3.508 80.355 67.527 4.400 102.108 146.682 27.382 712 432.676



Hutan Lindung 30.525 21.764 40.926 44.925 8.863 13.772 18.847 69.962 249.585



HPT 10.027 41.150 15.393 150 49.765 5.263 121.748



HP 365 729 12.140 1.499 8.965 23.699



Jumlah Penggunaan Hutan Lain 40.917 80.609 26.002 87.727 174.572 278.883 129.345 126.255 13.263 58.543 15.053 116.030 49.351 205.412 210.194 46.229 104.246 75.937 168.722 827.708 1.179.584



Total 121.526 113.729 453.455 255.600 71.807 15.053 165.381 415.606 150.476 244.659 2.007.291



Bagian 33,7% 22,9% 38,5% 50,6% 18,5% 0,0% 70,2% 49,4% 30,7% 31,0% 41,2%



Perubahan -18,8% -4,8% -10,7% -13,8% -31,9% 0,0% -1,9% -9,3% -8,6% -15,7% -10,8%



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 23



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu FLORA PROVINSI BENGKULU



2



1



3



4



PETA FLORA DAN FAUNA PROVINSI BENGKULU



1. Amorphophallus titanium (Bunga bangkai raksasa) Tumbuhan berumbi besar yang mencapai garis tengah umbi sampai 80 cm. Berbatang semu yang sebenarnya adalah tangkal daun, men-capai 3 m. Daunnya majemuk. Perbungaan berbentuk tongkol dengan bunga jantan dan betina menempel pada tongkolnya. Bunga jantan terletak di bagian atas dan bunga betina pada bagian pangkal tongkol. Perbungaan dapat mencapai tinggi 2 m dengan lebar mahkota bunga 1.5 m, warnanya merah lembayung dan pada waktu mekar mengeluarkan bau busuk. Jenis ini menarik sebagai tanaman hias. Tumbuh di tanah aluvial yang subur dan gembur pada lahan yang miring atau di tepi sungai. Daerah persebarannya adalah di Bengkulu, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, dan Lampung. Bunga bangkai raksasa merupakan tumbuhan langka. 2. Garcinia macrophylla (Gelugur) Pohon mencapai tinggi 30 m, tajuk mengerucut dengan sistem percabangan yang mendatar. Daun kaku seperti kulit dan permukaan bawah tidak rata. Buah menempel pada ranting-ranting cabang, membulat, bergetah kuning dan apabila masak berwarna kuning kehijauan Daging buah berair dan asam. Tumbuh di hutan primer dan sekunder sampai pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Gelugur hanya tumbuh di Sumatra. 3. Hydnocarpus heterophylla (Medang katelapak) Pohon mencapai tinggi 36 m. Kulit batang agak kehitaman. Daun melonjong sampai melanset, agak kaku dan mengilap. Daun menyegitiga. Perbungaan bercabang dua, berbeludu kecoklatan. Bunga 2 macam. bunga jantan berkenang sari 20 sampai 32, bunga betina dengan kepala putik mengilau. Buah membulat, berbeludu dan berkulit tebal. Biji 15 sampai 20 dan dikelilingi oleh daging buah yang lembek, Di samping bermanfaat sebagai sumber plasma nutfah buah-buahan maka bijinya dapat digunakan sebagai minyak sayur. Tumbuh di hutan hujan pada tanah berkapur pada ketinggian 150 sampai 900 m di atas permukaan laut di Sumatra dan Jawa Barat. 4. Musa salaccensis (Pisang basung) Pohon mencapai tinggi 3 m. Berbatang semu dan berumpun. Daun melanset dengan pangkal tidak simetris. Perbungaan tegak dengan gagang bunga violet. Buah 2 sampai 4 tiap sisir, silindris, bersegi 4 dan melengkung. Kulit buah ungu, daging buah putih. Biji hitam dan banyak. Berpotensi sebagai sumber plasma nutfah buah-buahan. Tumbuh di tempat yang terbuka di hutan sekunder pada ketinggian 300 sampai 1.200 m di atas permukaan laut dan tersebar di Jawa Barat dan Pegunungan Bukit Barisan bagian barat di Sumatra. 5. Rafflesia arnoldii var. Arnoldii (Patma raksasa) Holoparasit. Bunga jantan dan bunga betina masing-masing terdapat pada bunga yang berbeda. Bunga pada waktu mekar mencapai garis tengah 40 sampai 150 cm, merah cerah, memiliki 5 daun perhiasan bunga dan masing-masing dengan panjang 24 sampai 26 cm dan lebar 28 sampai 33 cm. Bagian atas bunga terdapat lubang diafragma yang berukuran 44 sampai 47 cm dan bagian tengah terdapat bentukan mirip cakram yang disebut tugu tengah. Bagian atas tugu terdapat cuatan mirip duri dengan jumlah 42. Dinding bagian dalam bunga terdapat rambut-rambut halus yang disebut ramenta. Bunga jantan dengan jumlah kepala sari 36 sampai 40. Selain menarik sebagai tanaman hias, jenis ini juga dimanfaatkan sebagai bahan obat. Tumbuh di hutan pegunungan primer yang berbukit-bukit pada ketinggian 300 sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Persebarannya di Sumatra (Aceh, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung), dan di Kalimantan Barat. Jenis ini termasuk dalam tumbuhan langka. 6. Papilionanthe hookeriana (Anggrek rawa) Anggrek epifit. Batang merambat, panjang dan ramping, Serta beruas-ruas. Daun menggalah. lurus dongan suatu penyempitan di bagian dekat ujung. Perbungaan tumbuh dari sisi batang dengan 4 sampai 6 kuntum bunga. Bunga putih berbintik-bintik ungu. Bibir bunga dengan kalus yang berbentuk V dan berwarna ungu. Menarik sebagai tanaman bias. Turnbuh di rawa-rawa pada ketinggian 5 sampai 200 m di atas permukaan laut dan tersebar di Sumatra dan Kalimantan.



Sumber : Atlas Flora dan Fauna Indonesia, Bakosurtanal 2001



7. Phalaenopsis sumatrana var. alba Anggrek epifit. Daun mencapai panjang 30 cm. Perbungaan tumbuh di ketiak daun dengan 5 sampai 10 kuntum bunga. Bunga putih dengan garis-garis merah kocoklatan. Bibir bunga berbulu, bagian tengahnya putih. Menarik sebagai tanaman hias. Anggrek ini merupakan salah satu anggrek endemik di Sumatra dan, hanya ditemukan di hutan-hutan primer dataran rendah di Pulau Enggano.



5



6



7



Flora dan Fauna Informasi tentang keanekaragaman hayati di Propinsi Bengkulu masih belum lengkap dan terinci. Tidak kurang dari 4.000 jenis flora (63 famili) dan tidak kurang 25 jenis fauna yang dilindungi yang hidup di kawasan hutan. Diduga, populasi flora dan fauna yang dilindungi dari tahun ke tahun berkurang. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya luas habitat dan perburuan ilegal. Beberapa flora dan fauna yang dilindungi di Provinsi Bengkulu dibahas lebih rinci.



Triple – A



Rafflesia Arnoldii di



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 24



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



FAUNA PROVINSI BENGKULU



1



FAUNA PROVINSI BENGKULU



3



2



8



7



9



1. Aethopyga temminckli



7. Eumyias indigo



Panjang tubuh jantan sekitar 13 cm. sedangkan betina sekitar 10 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra dan Kalimantan tetapi jarang. Terdapat di hutan sekunder dan hutan terbuka di perbukaan dan pegunungan pada ketinggian antara 800 sampai 1.800 m.



Panjang tubuh mencapai 14 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra. Kalimantan, dan Jawa. Hidup di hutan gelap perbukitan dan pegunungan pada ketinggian antara 900 sampai 3.000 m. 8. Ficidula solitaris



2. Anthus novaeseelandiae Panjang tubuh mencapai 18 cm. Terdapat di seluruh Indonesia. Hidup di padang rumput terbuka di sepanjang pesisir, padang alang-alang terbaku, sawah kering, sampai ketinggian 1.500 m. Melakukan kegiatannya di alas tanah. 3. Batrachostomus poliolophus Panjang tubuh mencapai 30 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan. Perikehidupannya belum diketahui dengan baik.



Panjang tubuh mencapai 12 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra, di lantar bawah hutan tebal dengan ketinggian antara 900 sampai 2.400 m. 9. Lariscus insignis Panjang tubuh dapat mencapai 36 cm. Aktif pada siang hari di atas permukaan tanah. Pakan berupa buahbuahan dan serangga. Hidup di daerah berpohon tinggi di hutan sekunder. Jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan. dan Jawa. 10. Makaira mazara (Setuhuk putih)



4. Cynogale benneti Panjang tubuh dapat mencapai 88 cm dengan berat sampai 5 kg. Hidup di sekitar perairan, walaupun demikian jenis ini mahir memanjat pohon. Jenis ini terdapat di Sumatra dan Kalimantan. 5. Dendrocitta occipitalis Panjang tuhun mencapai 41 cm. Hanya terdapat di Sumatra. Terdapat di hutan primer, hutan sekunder, hutan pinus, perkebunan dan hutan bambu, mulai dan 400 sampai 2.300 m. Jenis ini bersirat pemalu tetapi sering menimbulkan suara ribut.



Badan besar membulat padat. Moncongnya memanjang seperti pedang. Badan tidak bersisik, kecuali sisik kecil agak kasar. Sirip punggung lebih rendah. Pada bagian sisi tubuhnya terdapat garis-garis melintang mulai dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor. Warna punggung bira keabu-abuan dan bagian bawah badan putih. Panjang badan umumnya sekitar 150 - 200 cm, dan dapat mencapai 400 cm. Hidup di laut lepas dengan kadar garam yang lebih tinggi, seperti Lautan Hindia mulai dan pantai barat Sumatra, Selaian Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Selat Makasar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Samudra Pasifik, dan Laut Banda. Tertangkap di semua provinsi di Indonesia, kecuali Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan dan Jambi. 11. Myophonus caeruleus



6. Dicaeum concolor



Panjang tubuh mencapai 32 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra dan Jawa. Hidup di dekat sungai hutan lebat, mulai dan dataran rendah sampar pada ketinggian 1.250 m. Mencari pakan di alas tanah.



Panjang tubuh mencapai 8 cm ttlemanjat terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Hidup di tumbuhan sekunder dan lahan pertanian, terdapat mulai dari dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.500 m.



12. Niltava grandis Panjang tubuh mencapai 22 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra. Hidup di tumbuhan bawah hutan perbukitan dan pegunungan pada ketinggian antara 900 sampai 1.500 m.



4



5



6



10



11



12



Sumber : Atlas Flora dan Fauna Indonesia, Bakosurtanal 2001



Triple – A



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 25



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



FAUNA PROVINSI BENGKULU



13



FAUNA PROVINSI BENGKULU



15



14



19



20



21



13. Orthotomus cucullatus



19. Viverra tangalunga



Panjang tubuh mencapai 12 cm. Terdapat di seluruh Indonesia. Penghuni hutan pegunungan, semak terbuka di pegunungan pada ketinggian antara 1.000 sampai 1.500 m.



Panjang tubuh dapat mencapai 112 cm dengan berat sekitar 10 kg. Hidup di hutan primer dataran rendah den perbukitan. Melakukan kegiatannya pada malam hari di permukaan tanah. Jenis ini terdapat di Sumatra. Kalimantan, dan Sulawesi.



14. Otus enganensis



20. Zoothera andromedae



Panjang tubuh mencapai 28 cm. Jenis ini hanya terdapat di Enggano. Perikorndupannya belum diketahui dengan baik.



Panjang tubuh 25 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa tenggara. Hidup di semak penutup lantai hutan pada ketinggian antara 1.200 sampan 2.200 m. Merupakan jenis yang malu dan aktif di senja hari.



15. Polyplectron chalcurum



21. Boiga bengkuluensis



Panjang tubuh yang jantan mencapai 50 cm dan yang betina 35 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra. Hidup di hutan primer dan hutan bekas tebangan pada ketinggian antara 800 sampai 1.700 m.



Species satwa baru ditemukan tahun 2003 asal propinsi Bengkulu ini adalah jenis ular dari keluarga Colubridae. Kepalanya lebih besar dari lehernya dan panjangnya tidak kurang dari 168 cm.



16. Prinia atrogularis



22. Phantera tigris Sumatrae (Harimau Sumatra)



Panjang tubuh mencapai 16 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra. Hidup di perbukitan mulai dari ketinggian 600 sampai 2.500 m. Hidup dalam kelompok keluarga.



Harimau sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra di Indonesia. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di Taman-taman nasional di Sumatra. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tandatanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari. Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi saat ini.



17. Stachyris striolata Panjang tubuh mencapai 17 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra. Hidup di lantai hutan dan tumbuhan bawah yang rapat, di perbukitan dan pegunungan mulai dari ketinggian 250 sampai 2.200 m. Mencari pakan di atas tanah. 18. Tetrapturus mitsukurii (Setuhuk loreng) Seperti setuhuk hitam, badan besar membulat padat. Moncongnya memanjang seperti pedang. Badan tidak bersisik, kecuali sisik kecil agak kasar. Sisik punggung lebih rendah. Warna punggung biru kehitam-hitaman dan bagian bawah putih kekuningan. Panjang badan umumnya sekitar 150 - 200 cm. dan dapat mencapai 350 cm. Hidup di laut lepas dengan kadar garam yang lebih tinggi. seperti Lautan Hindia, mulai dari pantai barat Sumatra selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Selat, Makasar, Laut Sulawesi. Samudra Pasifik, dan Laut Banda. Tertangkap do hampir semua provinsi di Indonesia, kecuali di Laut Jawa.



16



17



23. Elephas maximus sumatranus Temminck (Gajah Sumatra) Gajah adalah mamalia darat terbesar yang merupakan salah satu satwa peninggalan zaman purba yang masih bertahan hidup di dunia dengan penyebaran yang sangat terbatas. Diketahui ada di benua Afrika dan Asia. Gajah asia (Elephas maximus) di Indonesia hanya ditemukan di Sumatra dan Kalimantan bagian timur. Hampir semua Taman Nasional di Sumatra jadi habitat terakhir Gajah-Gajah Sumatra, Populasinya terus menurun! Selain di Taman Nasional, gajah di Bengkulu juga dilestarikan di Pusat pelatihan Gajah Seblat (Bengkulu Utara).



23



22



18



Penangkaran Gajah di Mukomuko



Triple – A



PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 – 26



2. PROFIL SOSIAL-EKONOMI



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA JUMLAH ASET PENINGGALAN JAMAN PURBAKALA, KOLONIAL DAN PERJUANGAN



Provinsi Bengkulu



Jaman Kerajaan. Kerajaan tertua di Bengkulu Pesisir adalah Kerajaan Sungai Serut. Raja pertamanya bernama Ratu Agung. Setelah kehancuran Kerajaan Sungai Serut, rakyat Sungai Serut yang dipimpin oleh pemimpinpemimpin Rejang Pedalaman yang dinamakan Dipati Tiang Empat. Kebingungan mencari pengganti pemimpin kerajaan Sungai Serut diantara para Depati, mereka meminta petunjuk ke raja Pagarruyung untuk memecahkan masalah ini. Karena kebijaksanaan utusan raja Pagarruyung, Maharaja Sakti diangkat menjadi raja di Kerajaan yang baru didirikan atas pesan raja Pagarruyung, yaitu Kerajaan Sungai Lemau. Setelah itu, seorang Raja Sungai Lemau yang bernama Baginda Sebayam mengangkat Senggana Pati sebagai menantu, dan memberinya sebagian wilayah Sungai Lemau, yang pada akhirnya mendirikan kerajaan Sungai Itam. Selain 3 kerajaan tadi, juga terdapat Kerajaan Selebar yang bermula dari satu kerajaan kecil bernama Jenggalo. Seorang Rajanya yang terkenal adalah Rangga Janu. Jaman VOC - EIC. Pada tahun 1616, Jan Pieterzoon Coen dari pihak VOC mulai mengetahui keberadaan lada yang melimpah di Bengkulu. Tahun 1660 Belanda membuat perjanjian kontrak dagang dengan pemuka Selebar. Perjanjian Belanda-Banten pada tahun 1680 membuat EIC (Inggris) harus angkat kaki dari Banten. EIC kemudian membuat perjanjian perdagangan dengan kepala-kepala adat sekitar Bengkulu, yang pada saat itu tidak merasa terikat dengan kerajaan Banten. Dibawah kekuasaan Inggris, dibangunlah sebuah benteng terbesar kedua setelah di India, Benteng Fort Marlborough (1714-1719). Pada masa Inggris juga terdapat satu kebijakan pada masa pemerintahan Sir Thomas Stanford Rafless (1818-1822), dimana semua bupati/raja Bengkulu dimasukkan ke dalam pegawai pemerintah dan digaji pemerintah. Akibat perjanjian London (1824) antara Inggris-Belanda, Bengkulu kemudian ditukar dengan Singapura. Jaman Belanda. Pada tahun 1826 Bengkulu baru dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Hindia Belanda karena merupakan lahan yang cukup subur. Pada tahun 1833, penetapan sistem tanam paksa ditolak oleh masyarakat Bengkulu, dan terjadilah pembunuhan terhadap Asisten Residen Knorle sehingga kebijakan tanam paksa di Bengkulu ditunda atas instruksi Gubernur Jendral Van Den Bosch. Pada masa Belanda ini terlaksana program transmigrasi di Kemumu, Kabawetan, dan Curup. Selain itu, hasil tambang yang berada di wilayah Bengkulu juga mulai dieksploitasi.Pada akhir masa Belanda (1938-1942), Ir.Soekarno diasingkan di Bengkulu oleh Belanda. Selama di Bengkulu, Ia sempat merancang sebuah Masjid Jamik, rumah, beberapa alat rumah tangga, dan sempat bermain dalam sandiwara Montecarlo. Jaman Jepang.Pada jaman Jepang, Bengkulu mengalami masa kehidupan sosial yang terpuruk, hanya masalah ketentaraan saja yang masih baik, dimana diajarkan tentang loyalitas yang tinggi kepada Negara dan bangsa. Pada masa jepang ini juga dibangun industri persenjataan di Pondok Besi dan di galangan kapal Pelabuhan Lama.



Monumen Thomas Parr



Fort Marlborough



Rumah Raffless



Masjid Jamik



Makam Inggris



Sumber : diolah dari Bappeda Prov. Bengkulu, 2009



2.1 Sejarah SEJARAH PROVINSI BENGKULU Jaman Pra-Sejarah. Hampir sama dengan wilayah Indonesia lainnya, di wilayah Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan ditemukan Dolmen, Menhir, Sarkofagus, Keranda Batu, Belincong, dan Kapak Batu.



Jaman Hindu Budha. Pada jaman ini tidak begitu jelas sumbernya, hanya diasumsikan dengan pening-



Triple – A



Sumber foto : Triple-A, 2009



Bunga Rafflesia



PROFIL SOSIAL –EKONOMI SEJARAH 2 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Jaman Kemerdekaan. Pada zaman revolusi rakyat di daerah Bengkulu terlibat penuh secara aktif dalam gerakan melawan dan mengusir penjajah dari tentara Jepang di Kepahiang, Curup dan Manna, sampai pada perang melawan tentara Belanda. Dalam perang mempertahankan kemerdekaan, rakyat Bengkulu menjalankan taktik perang gerilya dengan sistem bumi hangus. Sebagai akibat dari pada taktik bumi hangus itu yang tidak segera dibangun kembali mengakibatkan daerah Bengkulu semakin terisolasi baik antar daerah Bengkulu sendiri maupun terhadap dunia luar. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Sukarno dan Muhammad Hatta terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Berita proklamasi tersebut pada tanggal 20 Agustus 1945 diterima secara resmi di Kota Bengkulu dan dibentuklah suatu badan yang menyusun pemerintah Republik Indonesia di Bengkulu. Pada awal tahun 1946, terjadilah krisis pemerintahan sipil di Bengkulu. Akibatnya pada tanggal 23 Maret 1946 mulai melaksanakan reorganisasi pemerintahan diseluruh Keresidenan Bengkulu.



Rumah pengasingan Soekarno



Rumah Fatmawati



PETA. KEJADIAN BENCANA PROVINSI BENGKULU 1998– 2009



Tugu Proklamator



Sumber foto : Triple-A, 2009



Sejarah Pembentukan Provinsi Bengkulu Jumlah Kejadian



Keresidenan Bengkulu pada awalnya adalah salah satu keresidenan di bawah Provinsi Sumatera Selatan. Keresidengan Bengkulu adalah keresidenan kedua setelah Keresidenan Lampung yang memisahkan diri dari Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 1962 yang dipimpin oleh Panitia Persiapan Daerah tingkat I Bengkulu yang mengirimkan tidak kurang dari sepuluh kali delegasi ke Pemerintah Pusat dan DPR. Di Jakarta dibentuk Panitia Pembentukan Provinsi Bengkulu.Perjuangan ini disambut baik di tingkat Provinsi Sumatera Selatan maupun di Tingkat Pemerintahan Pusat. Dari pihak legislatif (DPRD GR) Provinsi Sumatera Selatan menyatakan persetujuan dengan Surat Keputusan Nomor : 20 DPRD GR/1965 tanggal 27 November 1965 junto Surat Keputusan Nomor : 12 DPRD GR – SS/1967 tanggal 8 Mei 1967. Tuntutan pembentukan Provinsi Bengkulu berhasil terwujud dengan dikeluarkannya : Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu pada tanggal 12 September 1967 yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 pada tanggal 5 Juli 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor : 43/M tanggal 4 November 1968 maka diangkatlah M. Ali Amin, SH sebagai penguasa yang melaksanakan pemerintahan Provinsi Bengkulu dengan gelar Gubernur.



1998-2009 6



Gempa Bumi Tsunami Letusan Gunung Api AnginTopan Kekeringan Banjir Longsor Abrasi & Rob Kebakaran Hutan



Sumber : Diolah dari data dibi.bnpb,2009



SEJARAH BENCANA PROVINSI BENGKULU



Perkantoran Provinsi Bengkulu Sumber foto : Triple-A, 2009



Triple – A



DPRD Provinsi Bengkulu Sumber foto : www.matanews.com



Gubernur Provinsi Bengkulu Sumber foto :www.kp2tprovbengkulu.info



Posisi Provinsi Bengkulu yang berada di wilayah rawan bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api karena berada pada daerah subduksi antara Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia dan dilewati oleh sesar Sumatera yang memanjang disepanjang Pulau Sumatra. Provinsi Bengkulu mempunyai gunung api yang cukup aktif, yaitu gunung api Kaba. Gunung api ini tergolong sebagai gunung api tipe A. Selain posisi dari provinsi Bengkulu yang membahayakan, kondisi topografi di provinsi Bengkulu yang berbukitbukit juga ikut mendukung terjadinya bencana alam di provinsi Bengkulu. Perilaku masyarakat yang merambah hutan lindung menjadi ladang, perkebunan, dan permukiman semakin mendukung terjadinya bencana alam di provinsi Bengkulu. PROFIL SOSIAL –EKONOMI SEJARAH 2 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA. JUMLAH KEJADIAN BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2002-2007 DAFTAR KEJADIAN BENCANA ALAM DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 1998 - 2009 Korban Kejadian



Kabupaten



Tanggal



Lokasi



Meninggal



Lukaluka



Hilang Menderita Mengungsi



Rumah



Pusat pendidikan



(jiwa)



Kerusakan Sarana Kantor Peribadatan



Jalan



Lahan



(km)



(ha)



Kebun / Hutan (ha)



BANJIR



BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU BENGKULU REJANG LEBONG BENGKULU SELATAN SELUMA BENGKULU BENGKULU BENGKULU SELATAN



12/1/2005



0



0



671 0



BANJIR BANJIR BANJIR BANJIR GEMPA BUMI GEMPA BUMI



BENGKULU UTARA REJANG LEBONG BENGKULU BENGKULU BENGKULU REJANG LEBONG



12/1/2005 12/1/2005 12/12/2005 1/13/2006 11/20/2006 9/12/2007



0 0 0 0 0 11



0 0 0 0 0 4



530 0 180 0 1260 0 0 0 0



GEMPA BUMI GEMPA BUMI GELOMBANG PASANG / ABRASI GEMPA BUMI GEMPA BUMI GEMPA BUMI GEMPA BUMI GEMPA BUMI



BENGKULU UTARA KAUR



9/12/2007 9/12/2007



SELUMA SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG BENGKULU



5/17/2007 9/12/2007 9/12/2007 9/12/2007 9/12/2007 9/12/2007



TANAH LONGSOR



REJANG LEBONG



KEBAKARAN



BENGKULU



KEBAKARAN



BENGKULU



KEBAKARAN



BENGKULU



TANAH LONGSOR BANJIR GEMPA BUMI KEKERINGAN BANJIR KEKERINGAN BANJIR BANJIR BANJIR



Berdasarkan data kejadian bencana yang dikeluarkan oleh dibi, selain bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api, provinsi Bengkulu juga rawan terhadap bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, abrasi dan rob, dan kebakaran lahan. Dari catatan sejarahnya Bengkulu seringkali merasakan getaran-getaran gempa tektonik baik dalam skala kecil maupun besar. Tercatat sejak abad ke-18 di Bengkulu telah terjadi bencana gempa yang menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Berdasarkan data catatan gempa, sejak tahun 1973 telah terjadi 1200 kali gempa bumi di Bengkulu yang berkekuatan antara 3,2 sampai dengan 7,9 SR. Gempa pertama di Bengkulu tahun 3 November 1756 yang menyebabkan rusaknya rumah penduduk. Kemudian pada tahun 1770 tercatat kejadian gempa yang menyebabkan kerusakan pada daerah-daerah yang sama seperti kejadian pada tahun 1756. Kejadian gempa besar tercatat lagi pada tanggal 18 Maret 1818. Selanjutnya gempa bumi pada tanggal 24 November 1833. Gempa ini bahkan masuk dalam 10 gempa terbesar di dunia yang terjadi pada abad ke 19, yang pusatnya diperkirakan berada di sekitar Pulau Enggano. Selanjutnya gempa besar juga terjadi pada 26 Juni 1914. Dan terakhir pada 12 September 2007 yang telah memporak-porandakan bangunan dan fasilitas publik di Bengkulu Utara, Muko-Muko dan Kota Bengkulu.



Rumah sakit (unit)



KEBAKARAN



BENGKULU



KEBAKARAN



REJANG LEBONG



KEBAKARAN



BENGKULU BENGKULU SELATAN BENGKULU SELATAN BENGKULU SELATAN BENGKULU SELATAN BENGKULU SELATAN BENGKULU SELATAN BENGKULU SELATAN



KEBAKARAN KEBAKARAN KEBAKARAN KEBAKARAN KEBAKARAN GEMPA BUMI



TANAH LONGSOR LETUSAN GUNUNG API REJANG LEBONG BANJIR DAN TANAH LONGSOR BENGKULU BENGKULU GEMPA BUMI SELATAN GEMPA BUMI



BENGKULU



GEMPA BUMI



BENGKULU



GEMPA BUMI KEKERINGAN



BENGKULU BENGKULU



BANJIR



BENGKULU UTARA BENGKULU SELATAN BENGKULU SELUMA



BANJIR BANJIR BANJIR



12/27/2002 2/2/2003 2/3/2003 4/16/2003 5/2/2003



24 7 5 7



3/1/2004 1/1/2005 8/21/2005 11/13/2005



Rejang 12/28/1998 Lebong Kota 12/31/1998 Bengkulu Kota 8/26/1998 Bengkulu Kota 5/1/1998 Bengkulu Kota 5/28/1998 Bengkulu Rejang 10/27/1998 Lebong Kota 12/10/1998 Bengkulu Bengkulu 2/19/1999 Selatan Bengkulu 3/20/1999 Selatan Bengkulu 6/8/1999 Selatan Bengkulu 6/16/1999 Selatan Bengkulu 6/28/1999 Selatan Bengkulu 6/4/2000 Selatan Bengkulu 4/25/2000 Selatan Rejang 9/1/2000 Lebong Kota 2/7/2001 Bengkulu Bengkulu 2/14/2001 Selatan Kota 3/28/2001 Bengkulu Kota 4/1/2001 Bengkulu Kota 4/7/2001 Bengkulu 8/1/2008



69



1



1406



9 6



26



32885 12



1



35 420 10412 31 426 15025



7 1 2



11



12



3 16



462



0 0 0 0



0 0 0 0



105 0 148 0 0 100 0



142 62 0



118 0



0 0



8



0



0



0



5



0



0



0



1



0



0



0



0



0



0



14 56 3 96 16



1



0 0 0 0 0 0



1



0



0



0



1



0



0



0



3



0



0



0



1



0



0



0



2



0



0



0



0



0



0



1



0



0



0



2



1 60 100



0 0 0 700 0 11 10



0 10 156 5 95 24



94



2500



0 0 0 0 0



0 3 95 4 102 15



94 252 7 56 23



10/1/2008 10/18/2008 11/18/2008 11/18/2008



0 0 0 0 2



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0 0



0 0



0 30



0



0



20



0 0 0



0 0 0



1



166 0 162 0 0



Sumber : www.dibi.bnpb.go.id



Jalan rusak akibat gempa bumi Sumber : www. cbsnews.com



Triple – A



Rumah rusak akibat gempa bumi Sumber : www.sportshawaii.com



Tanah longsor Sumber : www. Swaberita.com



PROFIL SOSIAL –EKONOMI SEJARAH 2 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu JUMLAH PENDUDUK DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2004-2008



PETA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU TAHUN 2008



NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



JUMLAH PENDUDUK (Jiwa)



KABUPATEN/KOTA Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko-muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu



2004 136,333 237,611 323,468 103,627 151,258 126,725 87,742 113,349 261,438



2005 131,514 241,810 332,337 107,342 158,524 131,821 86,786 114,749 261,284



2006 134,346 245,763 336,130 109,919 160,325 135,181 88,238 115,826 265,681



2007 137,203 249,714 339,873 112,528 162,104 138,590 89,690 116,882 270,079



1,541,551



1,566,167



1,591,409



1,616,663



2008 150,252 263,123 256,585 125,284 191,133 150,952 100,652 130,681 275,269 92,128 1,736,059



Sumber : BPS Prov. Bengkulu dan Profil Provinsi Bengkulu 2008



Sumber : Profil Bengkulu Tahun 2008



Sumber : BPS dan Profil Bengkulu Tahun 2008



KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2004-2008 NO.



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



KABUPATEN/KOTA Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko-muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu



LUAS WILAYAH (km2) 1,218.5 1,506.8 5,616.0 2,547.0 2,461.5 4,143.7 1,672.2 713.1 151.7 1,223.9 20,030.5



KEPADATAN PENDUDUK (Jiwa/Km2) 2004



2005



Jumlah penduduk. Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu relatif sedikit jika dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia. Pada tahun 1971 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 519.486 jiwa dan pada tahun 2008 mencapai 1.736.059 jiwa. Dalam kurun waktu 37 tahun, penduduk Provinsi Bengkulu telah berkembang 3 (tiga) kali lipat. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat diakibatkan karena program transmigrasi penduduk dari Jawa yang dilakukan pemerintah maupun migrasi dari Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan provinsi-provinsi lain, serta karena pertumbuhan alami dari kelahiran hidup.



Triple – A



2007



2008



112 158 58 41 61 31 52 159 1723



108 160 59 42 64 32 52 161 1722



110 163 60 43 65 33 53 162 1751



113 166 61 44 66 33 54 164 1780



77



78



79



81



Sumber : Bintek Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu



2.2 Profil Demografi



2006



123 175 62 49 78 36 60 183 1815 75 87



Generasi muda Bengkulu Sumber foto: Triple-A



Sebaran penduduk. Persebaran penduduk di Provinsi Bengkulu tidak merata. Dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu memiliki prosentase yang berbeda-beda terhadap total jumlah penduduk. Berdasarkan data tahun 2008, Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak (275.269 jiwa), disusul Kabupaten Rejang Lebong (263.123 jiwa) dan Kabupaten Bengkulu Utara ( 256.585 jiwa). Terkonsentrasinya penduduk di ketiga wilayah tersebut, erat kaitannya dengan keberadaan kegiatan perekonomian. Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong merupakan daerah pusat pengembangan agro bisnis dan perkebunan besar. Sedangkan Kota Bengkulu adalah pusat perdagangan, pemerintahan, dan pendidikan. Hal ini mendorong masuknya penduduk dari kabupaten lain, bahkan dari luar Provinsi Bengkulu pindah ke wilayah Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong. PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 4



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 1990,2000, 2004-2008



PETA.PERTUMBUHAN PENDUDUK 2004-2008



NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9



KABUPATEN/KOTA Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko-muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu



LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK(%) 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-rata -3.53% 2.15% 2.13% 9.51% 2.56% 1.77% 1.63% 1.61% 5.37% 2.59% 2.74% 1.14% 1.11% -24.51% -4.88% 3.58% 2.40% 2.37% 11.34% 4.92% 4.80% 1.14% 1.11% 17.91% 6.24% 4.02% 2.55% 2.52% 8.92% 4.50% -1.09% 1.67% 1.65% 12.22% 3.61% 1.24% 0.94% 0.91% 11.81% 3.72% -0.06% 1.68% 1.66% 1.92% 1.30% 1.60% 1.61% 1.59% 7.39% 3.05%



Sumber : Bintek Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu



Sumber foto : Triple-A



Keterangan : Kab. Bengkulu Tengah merupakan pemekaran dari Kab. Bengkulu Utara, diasumsikan sebagai bagian dari Kab. Bengkulu Utara untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk Prov. Bengkulu secara keseluruhan



PROSENTASE PENDUDUK PERKOTAAN PERDESAAN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2005 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



KABUPATEN/KOTA



PERKOTAAN PERDESAAN



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko-muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu



28.31 39.00 7.63 1.41 3.65 10.15 14.86 98.06



71.69 61.00 92.37 100.00 98.59 96.35 89.85 85.14 1.94



28.44



71.56



Sumber : Supas 2005, BPS



Sumber : BPS



JUMLAH PENDUDUK, RASIO JENIS KELAMIN, DAN JUMLAH RUMAH TANGGA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Kepadatan penduduk. Dibandingkan dengan luas wilayahnya, penduduk di Provinsi Bengkulu tergolong jarang. Pada tahun 2008, kepadatan penduduk sebesar 87 jiwa/kilometer persegi. Artinya, setiap satu kilometer persegi didiami lebih kurang 87 orang penduduk. Dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, daerah yang paling padat penduduknya adalah Kota Bengkulu (1.815 jiwa/km2). Hal ini dikarenakan Kota Bengkulu sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian menjadikannya sebagai pusat pertumbuhan penduduk. Dengan luas wilayah yang paling kecil, dan jumlah penduduk terbanyak, maka kepadatan di wilayah ini menjadi tinggi. Sementara itu, Kabupaten Muko-muko yang memiliki luas wilayah terbesar kedua diantara kabupaten/ kota yang lain memiliki kepadatan penduduk paling kecil (36 jiwa/km2).



Triple – A



KABUPATEN/KOTA BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU



PENDUDUK RASIO JENIS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KELAMIN 68,371 68,832 137,203 99 126,340 123,374 249,714 102 173,591 166,282 339,873 104 57,319 55,209 112,528 104 81,702 80,402 162,104 102 71,259 67,331 138,590 106 44,730 44,960 89,690 99 60,013 56,869 116,882 106 139,736 130,343 270,079 107 823,061 793,602 1,616,663 104



RUMAH TANGGA 29,695 61,760 88,352 26,752 39,136 33,344 22,368 28,256 65,568 395,231



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Laju Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk pada periode 2004—2007 cenderung linier, pada periode 2007-2008 melonjak tinggi menkadi 7,39%. Hal ini dikarenakan adanya program transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa mandiri dari P. Jawa. Rata-rata pertumbuhan penduduk tahun 2004-2008 sebesar 3,05% per tahun. Jika dilihat laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota, tertinggi ada di Kabupaten Seluma (6,24% per tahun) dan terendah di Bengkulu Utara (-4, 88% per tahun). Pertumbuhan negartif di Bengkulu Utara disebabkan adanya pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Bengkulu Tengah. Untuk wilayah Kota Bengkulu yang paling padat penduduk, mempunyai rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,30% per tahun. Sebaran penduduk perkotaan-perdesaan. Berdasarkan data tahun 2005, sebagian besar penduduk Provinsi Bengkulu masih tinggal di pedesaan (71,56% dari total penduduk). Untuk Kota Bengkulu, hampir seluruh penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Sedangkan untuk Kabupaten Kaur, hampir seluruh penduduknya masih tinggal di wilayah pedesaan. PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 5



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007



PETA. PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2008



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



KELOMPOK UMUR 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ Total



2004 149,963 169,155 172,883 164,077 149,487 147,332 115,488 124,809 105,158 77,230 57,773 27,739 29,801 50,656 1,541,551



2005 150,988 183,957 177,944 173,076 141,270 143,470 115,209 127,652 110,120 85,279 63,064 35,168 35,040 55,940 1,598,177



2006 145,621 173,984 179,035 171,450 151,621 141,721 124,630 125,945 100,147 79,638 61,599 38,229 27,661 46,796 1,568,077



2007 LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 73,594 76,549 150,143 94,706 84,656 179,362 95,984 88,591 184,575 90,446 86,315 176,761 76,946 79,383 156,329 70,112 76,016 146,128 61,508 66,998 128,506 66,592 63,254 129,846 53,304 49,943 103,247 45,821 36,270 82,091 32,964 30,541 63,505 21,886 17,522 39,408 15,484 13,031 28,515 23,714 24,533 48,247 823,061 793,602 1,616,663



Sumber : BPS Provinsi Bengkulu (Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007)



Sumber : BPS Provinsi Bengkulu ( Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2007)



Sumber : BPS Provinsi Bengkulu ( Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2007)



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Struktur Penduduk Struktur penduduk menurut kelompok umur. Berdasarkan data tahun 2007, struktur penduduk di Provinsi Bengkulu didominasi oleh penduduk dewasa/penduduk produktif ( usia 15-64 tahun), yaitu sebesar 1.054.336 jiwa atau 65% dari total penduduk. Sedangkan penduduk tidak produktif berjumlah 562.327 jiwa atau 35% dari total penduduk. Ditinjau dari depedency ratio menunjukkan bahwa penduduk dengan usia produktif dua kali lebih banyak dari penduduk tidak produktif. Sehingga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah daerah Provinsi Bengkulu untuk dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk menyerap jumlah penduduk produktif yang cukup besar.



Triple – A



Struktur penduduk menurut jenis kelamin. Berdasarkan data tahun 2007, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu lebih banyak laki-laki (823.061 jiwa atau 51% dari total) dibandingkan penduduk perempuan (793.602 jiwa atau 49% dari total). Rasio penduduk laki-laki dan perempuan di Provinsi Bengkulu sebesar 104. Ditinjau dari sebarannya, rasio jenis kelamin tertinggi di Kota Bengkulu (107), sedangkan terendah di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong. Struktur penduduk menurut lapangan kerja utama. Hampir 67% penduduk Provinsi Bengkulu terserap pada sektor pertanian ( pertanian tanaman pangan dan perkebunan). Selanjutnya penyerapan tenaga kerja terbesar kedua di sektor perdagangan 12%. Jika dilihat perkembangannya pada periode 2004-2007, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian terus menurun. Penurunan disebabkan meningkatnya konversi lahan pertanian menjadi permukiman atau industri.Sedangkan sektor pertambangan terus mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja. Untuk mengatasi pengangguran, penduduk yang bekerja di pertanian dapat dialihkan ke sektor pertambangan dan industri. Jika dilihat dari sebaran wilayah, wilayah yang paling banyak menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan industri adalah Bengkulu Utara. Sedangkan Kota Bengkulu lebih banyak bergantung pada sektor perdagangan, industri, dan jasa. PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 6



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN LAPANGAN USAHA UTAMA



Provinsi Bengkulu LAPANGAN USAHA UTAMA DIRINCI MENURUT KABUPATEN/KOTA PENDUDUK PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 LAPANGAN USAHA UTAMA NO. KABUPATEN/KOTA JASA/ PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN LAINNYA LAYANAN 1 Bengkulu Selatan 8.90 2.94 6.80 8.21 6.44 2 Rejang Lebong 15.89 11.24 20.38 15.63 18.55 3 Bengkulu Utara 26.21 38.41 15.76 17.52 16.12 4 Kaur 10.32 3.35 2.24 2.16 6.31 5 Seluma 12.31 8.90 3.39 6.81 6.56 6 Muko-muko 7.31 9.30 8.64 5.94 4.15 7 Lebong 7.43 2.54 4.78 2.96 5.64 8 Kepahiang 9.85 4.77 6.61 3.84 5.69 9 Kota Bengkulu 1.78 18.56 31.41 36.94 30.54 10 Bengkulu Tengah*) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Provinsi Bengkulu 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



KOMPOSISI PENDUDUK YANG BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2004-2007 TAHUN NO. LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Pertanian Pertambangan Industri Listrik dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Angkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Jasa-jasa Jumlah



68,40 0,35 1,68 0,15 2,95 12,01 2,49 0,55 11,42 100,00



70,59 1,06 1,98 0,16 1,77 13,26 2,61 0,42 8,15 100,00



69,88 0,81 1,99 0,26 2,22 11,51 3,47 0,25 9,60 100,00



66,37 1,28 2,89 0,36 3,00 12,18 3,34 0,21 10,37 100,00



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber foto : www.media Indonesia.com



Sumber foto : Triple-A



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Struktur penduduk menurut tingkat partisipasi kerja . Jumlah tenaga kerja di Provinsi Bengkulu pada kurun waktu 2005-2007 mengalami peningkatan sebesar 7,56%, dari 1.066.963 jiwa tahun 2005 naik menjadi 1.147.590 jiwa tahun 2007. Seiring dengan peningkatan jumlah tenaga kerja, jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu 2005-2007 juga mengalami peningkatan 7,72%, dari 805.651 jiwa (tahun 2005) naik menjadi 867.837 jiwa (tahun 2007). Tenaga kerja yang terserap dipasar kerja di Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 sebanyak 823.370, atau meningkat 8,37 % dibandingkan dengan tahun 2006. Sedangkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bengkulu tahun 2007 sebesar 94,88 %, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan keadaan dua tahun sebelumnya. Meningkatnya tingkat kesempatan kerja pada sisi lain mengungkapkan bahwa tingka pengangguran terbuka pada periode 2006-2007 terjadi penurunan.



Triple – A



Kabupaten Bengkulu Utara merupakan wilayah dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tertinggi diantara wilayah lainnya. Sebanyak 74% dari 239.627 penduduk usia kerja di Bengkulu Utara merupakan angkatan kerja, dan sebanyak 98,10% dari angkatan kerja 177.464 tersebut telah bekerja. Disisi lain, tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di Bengkulu Utara memiliki angka terendah dibandingkan wilayah lainnya. Akibatnya sebagian besar penduduk yang bekerja terserap di sector pertanian dengan status sebagai buruh pada perusahaan perkebunan dan sebagai pekerja keluarga. Sementara itu presentase penduduk bekerja terhadap angkatan kerja di Kota Bengkulu jumlahnya paling rendah dibandingkan wilayah lain. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase pengangguran di Kota Bengkulu paling tinggi.



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 7



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA PENDUDUK 15 TAHUN KEATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber foto : Balaputradewa, Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan. Dari data tahun 2007, dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Provinsi Bengkulu (37,89% dari total penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja) hanya menamatkan pendidikan SD. Sedangkan penduduk yang bekerja lulusan dari perguruan tinggi hanya 6.05 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pekerja di Bengkulu masih tergolong rendah. Jika dilihat perkembangan dari tahun 2004-2007, jumlah penduduk yang tamat perguruan tinggi semakin meningkat prosentasenya, sedangkan yang tamat SD semakin menurun prosentasenya.Jika dilihat dari sebaran wilayah, Kota Bengkulu memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Bengkulu.



Triple – A



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 8



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA PENDUDUK BERDASARKAN GENDER



Gender Indek Pemberdayaan Gender (GEM). Indek Pemberdayaan Gender (GEM) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dan kesempatan perempuan dalam pembangunan bidang politik, ekonomi dan pengambilan keputusan. Berdasarkan data Statistik Indonesia tahun 2007, angka GEM di Provinsi Bengkulu adalah 61,8. Angka ini jauh di bawah angka IPM provinsi Bengkulu pada tahun yang sama. Jika dilihat perkembangannya, dari tahun 20042007, angka GEM di Bengkulu terus meningkat. Rendahnya angka GEM dibandingkan IPM menggambarkan bahwa keberhasilan pembangunan uang dilaksanakan di Bengkulu belum sepenuhnya melibatkan partisipasi perempuan secara total serta belum memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan dalam pengambilan keputusan kebijakan pembangunan di Bengkulu. Indek Pembangunan Gender (GDI).Berdasarkan data Statistik Indonesia tahun 2007, angka GDI di Provinsi Bengkulu 66,9. Jika dibandingkan dengan angka IPM, angka GDI di Bengkulu pada tahun yang sama lebih rendah. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya angka GDI di Bengkulu terus meningkat dari tahun –tahun sebelumnya. Tingginya angka IPM di bandingkan GDI menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan sumber daya manusia secara keseluruhan belum sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan pembangunan gender, atau masih terdapat kesenjangan gender. Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Sumber : Statistik Indonesia, BPS



Triple – A



Sumber foto : Triple-A



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 9



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)



PETA PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) P. SUMATRA



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Indikator Kependudukan Angka Harapan Hidup. Angka harapan hidup menggambarkan panjang umur penduduk dalam suatu wilayah dengan menjalani hidup sehat. Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir memberikan gambaran tentang perbaikan tingkat kesehatan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data BPS tahun 2007, angka harapan hidup di Bengkulu 69,6 tahun.Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2005-2006, yaitu 68,8 tahun. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan tingkat layanan kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika dilihat dari distribusinya, angka harapan hidup tertinggi ada di Kota Bengkulu (70,2 tahun), terendah di Kabupaten Seluma (65,1 tahun).



Triple – A



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Sumber : Triple-A



Indek Pembangunan Manusia (IPM). IPM memberikan gambaran tentang tiga faktor pembangunan manusia, yaitu panjang umur dan menjalani hidup sehat, terdidik dan memiliki standar hidup yang layak.Berdasarkan data BPS, IPM di provinsi Bengkulu adalah 71,57 atau menempati peringkat 11 secara nasional. Berdasarkan kriteria UNDP, nilai IPM ini digolongkan dalam kategori menengah. Jika dilihat perkembangannya dari tahun sebelumnya, angka IPM di Bengkulu relatif terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat di Bengkulu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari distribusi menurut kabupaten/kota, IPM di Kota Bengkulu menempati peringkat pertama (76,61). Hal ini menggambarkan bahwa penduduk di Kota Bengkulu memiliki kualitas hidup yang cuPROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 – 10



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA SEBARAN SEKOLAH



Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : Dioleh dari Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



2.3 Profil Sosial : Pendidikan Sumber foto: Triple-A



Jumlah fasilitas sekolah. Sampai akhir tahun 2008, jumlah fasilitas sekolah 2054 unit, terdiri dari 1294 unit SD, 283 unit SMP dan 111 unit SMA. Jika dilihat perkembangannya, pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 jumlah SD di Provinsi Bengkulu berkurang dari sebanyak 1308 SD menjadi 1294 SD. Namun pada jenjang pendidikan SMP dan SMA pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 tidak mengalami perubahan.Jika dilihat dari persebarannya terbanyak ada di Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah 450 unit bangunan sekolah. Rasio murid terhadap sekolah. Rasio murid terhadap sekolah pada tahun ajaran 2007/2008 dijenjang pendidikan SD sebesar 170.32 sedangkan dijenjang pendidikan SMP dan SMA pada tahun ajaran yang sama rasionya masing-masing sebesar 265.03 dan 331.95. Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa setiap SD di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2007/2008 memiliki murid berkisar 170 orang, sedangkan SMP dan SMA memiliki murid masing-masing berkisar 265 orang dan 332 orang.



Triple – A



Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Jumlah murid. Jumlah murid yang bersekolah di Bengkulu pada periode 2007/2008 adalah 346.636 orang, terdiri dari murid SD 220.395 orang, SLTP 75.003 orang dan SLTA 36.846 orang. Jika dilihat dari perkembangan tahun sebelumnya, jumlah murid SD yang bersekolah di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2006/2007-2007/2008 mengalami penurunan dari 220.626 murid menjadi 220.395 murid atau turun sebesar 0.10 persen. Hal yang sama juga terlihat pada jenjang pendidikan SLTP pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 jumlah murid menurun dari 75.307 orang menjadi 75.003 orang turun naik 6,86 persen. Kondisi yang relatif sama juga terjadi di jenjang pendidikan SLTA. Pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 jumlah murid SLTA menurun dari 37.188 orang menjadi 36.846 orang atau turun sebesar 0,93 persen. Jika dilihat persebarannya, jumlah murid terbesar ada di Kabupaten Bengkulu Utara (66.752 orang) dan Kota Bengkulu (63.719 orang). PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 – 11



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA RASIO MURID TERHADAP BANGUNAN SEKOLAH



Sumber : Diolah dari Bengkulu Dalam Angka



Sumber : Diolah dari Bengkulu Dalam Angka



Sumber foto : Unida; www.flickr.com



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Rasio murid terhadap sekolah. Rasio murid terhadap sekolah pada tahun ajaran 2007/2008 dijenjang pendidikan SD sebesar 170 sedangkan dijenjang pendidikan SLTP dan SLTA pada tahun ajaran yang sama rasionya masing-masing sebesar 265 dan 332. Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa setiap SD di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2007/2008 memiliki murid berkisar 170 orang, sedangkan SLTP dan SLTA memiliki murid masing-masing berkisar 265 orang dan 332 orang. Jumlah guru. Jumlah guru SD pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 menurun dari 11.679 orang menjadi 10.875 orang atau berkurang sebesar 7,39 persen. Tidak demikian dengan jumlah guru dijenjang pendidikan SLTP dan SLTA pada kurun waktu yang sama, masing-masing bertambah sebesar 12,02 persen dan 9,05 persen. Secara keseluruhan proporsi guru SD di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2007/2008 sebesar 59,80 persen sedangkan guru SLTP dan SLTA masing-masing sebesar 26,09 persen dan 14,12 persen.



Triple – A



Sumber foto : Kab. Rejang Lebong Sumber : Diolah dari Bengkulu Dalam Angka



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 – 12



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA RASIO MURID TERHADAP GURU



Sumber foto : Mantono; www.flickr.com



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



Rasio guru terhadap murid. Rasio guru terhadap murid di jenjang pendidikan SD pada tahun ajaran 2007/2008 sebesar 20,27. Rasio guru terhadap murid tersebut meningkat dibandingkan tahun ajaran 2006/2007 yang mencapai 18,89. Angka itu mengungkapkan bahwa beban tanggungan seorang guru SD dalam mengajar meningkat dari berkisar 18 orang pada tahun ajaran 2006/2007 menjadi berkisar 20 orang murid pada tahun ajaran 2007/2008. Rasio guru terhadap murid di jenjang pendidikan SLTP menurun dari 17,78 menjadi 15,81 dan demikian juga pada jenjang pendidikan SLTA rasionya menurun dari 15,80 menjadi 14,35. Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa beban tanggungan seorang guru SLTP dalam mengajar berkurang dengan kisaran angka 15 hingga 16 murid. Demikian juga dengan beban tanggungan seorang guru SLTA berkurang dari 15 murid menjadi 14 murid. Rasio guru terhadap murid di tingkat SD, SLTP dan SLTA dapat dikatakan cukup ideal.



Triple – A



Sumber : Diolah dari Profil Bengkulu 2007



Sumber : Diolah dari Profil Bengkulu 2007



Jumlah bangunan, murid, dan guru SMK. Berdasarkan data 2007, jumlah bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Bengkulu adalah 61 unit. Berdasarkan persebarannya, terbanyak di Kota Bengkulu 18 unit. Sedangkan total murid SMK adalh 13.520 orang, dengan distribusi terbanyak di Kota Bengkulu 6.982 orang. Total tenaga pengajar di SMK adalah 1456 orang, dengan rasio 9. Artinya setiap tenaga pengajar dalam mengajar bertanggungjawab terhadap 9 orang murid. Sedangkan rasio terhadap bangunan sebesar 222. Artinya setiap sekolah SMK memiliki murid berkisar 222 orang.



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 – 13



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Sumber foto : Balaputradewa; www.flickr.com



Provinsi Bengkulu



Sumber : UNDP –SCDRR Provinsi Bengkulu



Sumber foto : Unida; www.flickr.com



Jumlah fasilitas bangunan pendidikan keagamaan. Pada periode tahun 2004/2005 jumlah bangunan Pendidikan Keagamaan di Provinsi Bengkulu adalah 231 unit. Dari jumlah tersebut, terbanyak adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Seluma diiikuti Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong. Madrasah Tsnawiyah (MTs) tahun 2004/2005 terbanyak yaitu Kabupaten Muko-muko diikuti Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong. Madrasah Aliyah (MA) terbanyak tahun 2004/2005 di Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Muko-muko dan Rejang Lebong. Jumlah murid dan guru pendidikan keagamaan. Jumlah murid Pendidikan Keagamaan di Provinsi Bengkulu periode 2004/2005 adalah 26.085 orang. Jika dilihat distribusinya terbesar di Kota Bengkulu yaitu 4.104 orang. Dilihat dari sisi guru yang mengajar di pendidikan keagamaan di Provinsi Bengkulu tahun 2004/2005 sebagian besar jumlah guru di setiap kabupaten/kota masih di bawah 100 orang dan hanya pada beberapa kabupaten yang di atas 100 orang. Jumlah guru yang mengajar di pendidikan keagamaan di Provinsi Bengkulu tahun 2004 yang terbanyak untuk tingkat MI yaitu Bengkulu Utara diikuti kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu; untuk tingkat MTs yaitu Kabupaten Rejang Lebong diikuti Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu; untuk tingkat MA yaitu Kota Bengkulu diikuti Rejang Lebong dan Bengkulu Utara.



Jumlah bangunan, murid, dan guru sekolah luar biasa. Jumlah sekolah luas biasa (SLB) di Bengkulu hingga kahir tahun 2006 berjumlah 6 unit. Jika dilihat distribusinya, relatif tidak merata, terkonsentrasi di Kota Bengkulu. Sedangkan jumlah murid berjumlah 323 siswa dan jumlah guru 89 orang.



Triple – A



ATLAS RISIKO BENCANA



Perguruan Tinggi. Jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Provinsi Bengkulu adalah 6 unit. Distribusi dari fasilitas perguruan tinggi lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Kota Bengkulu. Perguruan tinggi di Bengkulu juga belum memiliki program unggulan yang dapat menarik calon mahasiswa yang memiliki potensi tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak putera daerah yang memiliki potensi tinggi dan mampu secara ekonomis justru melanjutkan ke perguruan tinggi di luar Bengkulu, yaitu pada program yang lebih unggul dan berkualitas, serta menjanjikan pekerjaan yang mapan. Permasalahan lain yaitu sarana dan prasarana yang dimiliki perguruan tinggi di Bengkulu masih tertinggal dibandingkan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi yang sudah maju seperti yang ada di Pulau Jawa. Indikator pendidikan : Angka Buta Aksara. Pada tahun 2002 buta aksara tertinggi pada Kabupaten Mukomuko di ikuti Kabupaten Kaur dan Kabupaten Lebong. Selama 5 (lima) tahun bahwa buta aksara untuk Provinsi Bengkulu berfluktuasi, pada tahun 2002 berjumlah 19.877 orang, kemudian pada tahun 2003 menurun menjadi 19.317 orang dan pada tahun 2006 menjadi 15.004 orang atau terjadi penurunan sebesar 2.887 orang jika dibandingkan dengan tahun 2005.



Indikator pendidikan : Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka partisipasi untuk mengikuti pendidikan di Provinsi Bengkulu terlihat dari angka partisipasi murni (APM) pada tahun 2004/2005 sebesar 78,99% untuk SD/MI dan 51,52% untuk SMP/MTs dan 29,63% untuk SMA/SMK/MA. Sedangkan APK (Angka Partisipasi Kasar) SMP/MTs adalah 49,32% untuk siswa laki-laki dan 50,68% untuk siswa perempuan. Meskipun demikian, pada tahun 2005/2006 angka partisipasi siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat pada APM (Angka Partisipasi Murni) anak usia 7-12 tahun (SD/MI) mencapai 80,64% dari 218.129 orang anak, sedangkan APK (Angka Partisipasi Kasar) SD/MI mencapai 92,34%. Sementara itu, APM 71,63% dan APK SMP/MTs baru mencapai 54,23% dari 114.783. PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 – 14



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu



PETA SEBARAN RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS



Sumber foto : www.puskesmasba.com



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



2.3 Profil Sosial : Kesehatan Fasilitas Kesehatan. Jumlah Puskesmas di Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2004 jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) berjumlah 113 buah, pada tahun 2005 berjumlah 112 buah dan pada tahun 2006 menjadi 124 buah puskesmas serta tahun 2007 menjadi 142.Pada tahun 2004 rasio jumlah puskesmas per 10.000 penduduk adalah 0,67,kemudian pada tahun 2005 rasio naik menjadi 0,70 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2006 menjadi 0,76, serta tahun 2007 menjadi 0,88 per 10.000 penduduk. Untuk tahun 2007 berarti rata-rata setiap puskesmas melayani kurang lebih 11.384 penduduk.Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata adalah 30.000 penduduk, maka untuk Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 jumlah puskesmas per 30.000 penduduk adalah rata-rata 2,63 puskesmas.



Triple – A



Jumlah puskesmas pembantu tahun 2007 berjumlah 478 turun dari tahun 2006 yang berjumlah 482 puskesmas pembantu. Hal ini dimungkinkan karena ada peningkatan status puskesmas dari puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk. Rasio puskesmas pembantu per 10.000 penduduk pada tahun 2007 adalah 2,93. Dengan konsep wilayah kerja puskesmas pembantu, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas pembantu adalah rata-rata adalah 2.500 penduduk, maka untuk di Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 jumlah puskesmas pembantu per 2.500 penduduk adalah rata-rata 0,73 buah. Dengan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 478 buah dan puskesmas sebanyak 142 buah, maka Rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas di Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 adalah rata-rata 3,33 : 1, artinya setiap puskesmas rata-rata di dukung oleh 3,33 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jumlah Rumah Sakit di Propinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2007 sebanyak 14 unit, Rumah Sakit Pemerintah sebanyak 9 unit, 1 Rumah Sakit Bhayangkara, 2 Rumah Sakit DKT dan 2 Rumah Sakit Swasta (RS Raflesia dan Caritas). Cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan digambarkan pada rasio tempat tidur rumah sakit per100.000 penduduk, baik rumah sakit umum maupun swasta. Pada Tahun 2007rasio tempat tidur rumah sakit sebesar 74,78 per 100.000 penduduk atau rata-rata setiap tempat tidur rumah sakit melayani 1.337 penduduk. PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL : KESEHATAN 2 – 15



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu BANYAKNYA TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN DI BENGKULU TAHUN 2006-2007



PETA DISTRIBUSI TENAGA MEDIS TAHUN 2008



NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sumber foto : www.puskesmasba.com



JENIS TENAGA KESEHATAN Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Ahli Apotek Sarjana Kesehatan Paramedik Perawatan Bidan Paramedik Non Perawatan Tenaga Kesehatan Lainnya Tenaga Kesehatan di Luar Depkes TOTAL



TAHUN 2006 2007 328 365 55 64 32 30 30 21 174 205 1,408 1,039 1,592 1,543 652 606 110 180 259 288 4,640 4,341



Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008 , BPS



Sumber ; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009 Sumber ; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Tenaga Kesehatan. Pada tahun 2007, jumlah dokter yang ada di Bengkulu adalah 459 tenaga dokter terdiri dari 365 orang atau sebesar 79.52 persen dokter umum, sisanya sebanyak 30 orang atau sebesar 6,54 persen dokter spesialis dan sebanyak 64 orang atau sebesar 13,94 persen dokter gigi. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, jumlah tenaga dokter yang terdapat di Provinsi Bengkulu masih belum memadai, terutama dokter umum. Kondisi itu terlihat dari relatif kecilnya rasio dokter umum per 10.000 penduduk. Pada tahun 2007 rasio dokter per 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu sebesar 2,26. Angka itu mengungkapkan bahwa, setiap 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu pada tahun 2006 dilayani oleh dari 2 orang dokter. Kecilnya nilai rasio dokter terhadap penduduk menggambarkan bahwa beban seorang dokter dalam melayani kesehatan penduduk di Provinsi Bengkulu cukup berat. Penempatan dokter umum lebih banyak terdapat di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara dengan proporsi masing-masing sebesar 14,63 persen dan 19,51 persen.



Triple – A



Sumber ; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Perawat kesehatan dan bidan merupakan tenaga medis lainnya yang memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Hingga tahun 2007 di Provinsi Bengkulu terdapat 1.154 orang perawat, sedangkan jumlah bidan sebanyak dan 1.543 orang. Dari 1.543 orang bidan yang terdapat di Provinsi Bengkulu sebanyak 949 orang atau sebesar 61,50.Penambahan jumlah bidan di Provinsi Bengkulu masih sangat diperlukan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi resiko kematian ibu waktu melahirkan dan kematian bayi waktu dilahirkan. Jika dilihat persebarannya, tenaga perawat kesehatan lebih banyak terdapat di kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara, sedangkan terendah di kabupaten Kepahiang dan Lebong. Proporsi tenaga perawat di kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara masing-masing sebesar 20,88 persen dan 18,11 persen. Sedangkan di kabupaten Kepahiang dan Lebong proporsinya masing-masing sebesar 5,55 persen dan 6,59 persen PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL : KESEHATAN 2 – 16



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA DISTRIBUSI PENDUDUK MISKIN TAHUN 2008



Sumber : Diolah dari data Susenas Maret 2008 dan Maret 2009



Distribusi Prosentase KK Miskin Tahun 2008 BENGKULU SELATAN



REJANG LEBONG



BENGKULU UTARA



KAUR



SELUMA



MUKO-MUKO



LEBONG



KEPAHIANG



BENGKULU TENGAH



BENGKULU



2%



4%



3%



11%



3%



48% 8% 5% 10%



Sumber : PODES 2008



6%



Sumber : www.mave.file. Wordpress.com



PROSENTASE KK MISKIN TERHADAP KK DI PROVINSI BENGKULU BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKO-MUKO LEBONG KEPAHIANG BENGKULU TENGAH BENGKULU TOTAL



KK MISKIN 38,985 4,541 8,262 4,174 6,771 2,091 1,898 3,477 2,390 9,372 81,961



KK 388,824 68,613 75,149 30,904 48,857 37,023 31,327 35,976 25,308 66,102 808,083



PROSENTASE 10.03 6.62 10.99 13.51 13.86 5.65 6.06 9.66 9.44 14.18 10.14



Sumber : PODES 2008



Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009



2.3 Profil Sosial : Kemiskinan Jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu pada bulan Maret 2009 sebesar 324,13 ribu (18,59 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2008 yang berjumlah 351,97 ribu (20,64 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 27,84 ribu atau terjadi perubahan antara 2008 - 2009 sebesar – 2,05 persen.



Triple – A



Perkembangan tingkat kemiskinan. Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2008 - 2009 terjadi penurunan. Pada periode 2008 - 2009 jumlah penduduk miskin menurun sebesar 27,84 ribu, yaitu dari 351,97 ribu pada tahun 2008 menjadi 324,13 ribu pada tahun 2009. Persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari 20,64 persen menjadi 18,59 persen pada periode yang sama. Pada daerah pedesaan dan daerah perkotaan terjadi penurunan jumlah penduduk miskin masing-masing sebesar 14,15 ribu dan 13,69 ribu. Distribusi penduduk miskin menurut kabupaten/kota. Berdasarkan data tahun 2005, dapat diketahui, prosentase penduduk miskin terbanyak ada di Kabupaten Kaur, yaitu 38,55% dari total penduduk Kaur pada tahun yang sama. Selanjutnya yang paling sedikit prosentase penduduk miskin di Kota Bengkulu 9.28 persen dari total penduduknya di tahun yang sama. Garis Kemiskinan. Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Selama Maret 2008 - Maret 2009, Garis Kemiskinan naik sebesar 10.80 persen, yaitu dari Rp. 189.607,- per kapita per bulan pada bulan Maret 2008 menjadi Rp. 210.084,- per kapita per bulan pada bulan Maret 2009.



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 – 17



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA PENYANDANG MASALAH SOSIAL



Panti asuhan di Bengkulu Sumber foto: amichan wordpress



Sumber ; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



2.3 Profil Sosial : Kesejahteraan Sosial Pada tahun 2007 penyandang permasalahan sosial di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 26.739, angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tercatat sebanyak 38.766 orang, atau menurun sebesar 31%. Dari jumlah tersebut, terbanyak adalah lanjut usia. Pada tahun 2007, jumlah lanjut usia mencapai 11.151 orang atau 41,70 persen. Dibandingkan dengan tahun 2006 dengan jumlah 9.181, jumlah lanjut usia mengalami peningkatan sebanyak 21,46%. Terbanyak kedua adalah anak terlantar yaitu 8.617 anak atau sekitar 32% dari jumlah penyandang permasalahan sosial. Namun jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang berjumlah 20.904 orang.Berdasarkan data tahun 2007, jumlah panti asuhan 33 unit, terdiri dari 5 unit dikelola pemerintah dan 28 unit dikelola oleh swasta.Sedangkan kapasitas daya tampung panti asuhan adalah 1185 orang.



Triple – A



Lansia Sumber foto: rumah zakat



LPSKA yang menangani masalah sosial Sumber foto: LPSKA Bengkulu



Korban Bencana Alam Khusus untuk menangani kebencanaan, Dinas Kesejahteraan Sosial di Provinsi Bengkulu melatih KK untuk membantu korban jika terjadi bencana. Hingga akhir tahun 2008, jumlah KK terlatih dalam kebencanaan berjumlah 140 orang tenaga, dan 70 orang petugas dapur umum. Berdasarkan data tahun 2007, jumlah korban bencana alam di Provinsi Bengkulu adalah 8018, dengan sebaran : di Kota Bengkulu 6918 orang, Kabupaten Bengkulu Selatan 780 orang, Kabupaten Bengkulu Utara 35 orang, Kabupaten Kaur 102 orang, Kabupaten Kepahiang 11 orang, Kabupaten Lebong 98 orang, Kabupaten Muko-muko18 orang dan Kabupaten Seluma 56 orang. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Berdasarkan data tahun 2007, potensi sumber kesejahteraan sosial di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut : pekerja sosial masyarakat berjumlah 1883, organisasi sosial 550, karang taruna 1181, dunia usaha yang melakukan usaha kesejahteraan sosial 133.



PROFIL SOSIAL—EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 – 18



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PETA PENINGGALAN ASET BUDAYA



Situs Megalitkum di Kab. Rejang Lebong Sumber foto : http://rejangnis.files.wordpress.com



Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004



Rumah Adat Bengkulu Sumber foto : Triple-A



Makam Sentot Alibasyah Sumber foto : Triple-A Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004



DISTRIBUSI PENINGGALAN SEJARAH MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN KLASIFIKASI PENINGGALAN SEJARAH NO.



KABUPATEN/KOTA



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2008, BPS



2.4 Profil Budaya Cagar Budaya Berdasarkan data, di Provinsi Bengkulu terdapat 60 buah situs/lokasi cagar budaya. Cagar budaya tersebut dapat dikelompokkan atas 4 klasifikasi utama, yaitu :1). Peninggalan leluhur purbakala, berupa petilasan berbentuk atara lain batu-batu menhir dan peninggalan lainnya (purbakala); 2). Sejarah masuknya peradaban dan agama dari luar, berupa makam, mesjid, dan peninggalan lainnya (budaya/agama); 3). Sejarah kolonial, dengan peninggalannya berupa benteng, makam, dan lainnya, baik pada era Inggris, Belanda, maupun Jepang (Kolonial), 4). Sejarah perjuangan, yaitu melawan kolonialis, sejak sebelum kemerdekaan maupun perjuangan mempertahankan kemerdekaan (Perjuangan).



Triple – A



1 2 3 4 5 6 7 8 9



BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG KOTA BENGKULU



PROVINSI BENGKULU



PENINGGALAN SEJARAH PURBAKALA BUDAYA/AGAMA 3 2 6 0 2 1 4 1



KOLONIAL 1 0 2 4



PERJUANGAN 0 1 2 1



2



1



1



0 1 2 0



4 1 0 3



3 0 0 6



0 1 1 4



20



13



16



11



Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004



PROFIL SOSIAL –EKONOMI PROFIL BUDAYA 2– 19



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PENINGGALAN SEJARAH PURBAKALA DI PROVINSI BENGKULU NO.



NAMA PENINGGALAN SEJARAH PURBAKALA



LOKASI



KLASIFIKASI



2 3 4



5



6 7



8 9 10 11 12 13



Kota Bengkulu ( Kel. Pasar Melintang, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel.Kampung Tugu Thomas Parr Cina, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl.Sentot Situs Makam Sentot Ali Basyah Alibasyah, Kel. Bajak, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel.Kampung Situs Benteng Marlborough Cina, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl.Jend.Sudirman, Mesjid Jamik Bengkulu Kel.Pengantungan, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel.Kampung Situs Gedung Pengadilan Cina, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl. Soekarno Bunker Jepang Hatta, Kel.Anggut Atas, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl. Soekarno Rumah Pengasingan Bung Hatta, Kel.Anggut Atas, Kec.Teluk Karno Segara) Makam Imam Senggolo / Kota Bengkulu ( Jl. Kinibalu, Desa Syech Burhanudin Karebela, Kec. Gading Cempaka) Kota Bengkulu ( Kel. Jitra, Situs Makam Inggris Kec.Teluk Segara) Tugu Perjuangan Rakyat Kota Bengkulu ( Kel. Pasar Bengkulu Bengkulu, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel. Kampung Perkampungan Cina Cina, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel. Berkas, Kec. Gerga Tabot Berkas Teluk Segara) Tugu Robert Hamilton



Kolonial



1



Tugu Semelako



Kolonial



2



Rumah Tradisional Suku Rejang



Perjuangan



3



Situs Talang Sakti (Delapang Emas)



Kolonial



1



Situs Makam Putri Melaya Deni



2



Masjid Jamik Al-Falah



3



Situs Tugu Prasasti



4



Situs Benteng Anna



6 7



2 3 4 5



Situs Tugu Anias



Muko-Muko ( Kel. Ps. MukoMuko, Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Desa Pasar Ipuh, Kec. Muko-Muko Selatan)



Situs Makam Putri Lindung Bulan



Bengkulu Utara ( Desa Talang Arah, Kec. Putri Hijau)



Situs Rumah Bersejarah Napal Bengkulu Utara ( Desa Napal Putih Putih, Kec. Ketahun) Bengkulu Utara ( Desa Napal Situs Makam Pasirah Dukun Putih, Kec. Ketahun) Bengkulu Utara ( Desa Bintuhan, Situs Tugu H. Van Amstel Kec.Batik Nau) Bengkulu Utara ( Desa Situs Makam Ratu Samban Pagaruyung, Kec. Batik Nau)



Perjuangan



Kolonial



2



Situs Batu Keris



Kepahiyang ( Desa Keban Agung, Kec. Kepahiyang)



Purbakala



Situs Batu Belarik



Kepahiyang ( Desa Batu Belarik, Kec. Kepahiyang)



Purbakala



Kolonial



3



Kaur ( Desa Naga Rantai, Kec. Kaur Utara) Kaur ( Desa Pagar Dewa, Kec. Kaur Utara) Kaur ( Desa Sukarami, Kec. Megalitik Sukarami Kaur Utara) Kaur ( Desa Linau, Kec. Kaur Benteng Linau Selatan) Kaur ( Bintuhan, Kec. Kaur Bintuhan Selatan) Kaur ( Desa Sukaraja, Kec. Makam Said Hadi Al. Jufri Kaur Selatan) Kaur ( Desa Pengubayan, Kec. Makam Keramat Pinang Tawar Kaur Selatan) Kaur ( Desa Muara Sahung, Bekas Rumah AK. Gani Kec. Kaur Tengah) Kaur ( Desa Ulak Bandung, Jel / Penjara Kec. Kaur Tengah) Kaur ( Desa Ulak Bandung, Pesanggrahan Kec. Kaur Tengah)



1



Situs Megalitik Naga Rantai



Purbakala



Kolonial



2



Situs Megalitik Pagar Dewa



Purbakala



Perjuangan



3



Situs



Purbakala



Budaya/Agama



4



Situs



Budaya/Agama



5



Situs



6



Situs



7



Situs



8



Situs



Kolonial



9



Situs



Kolonial



10



Situs



Budaya/Agama Budaya/Agama



1



Situs Megalitik Sebilo



Kolonial



2



Situs Megalitik Massat II



3



Situs Megalitik Kota Bumi



Purbakala



4



Situs Meriam Honosoit



Perjuangan



5



Situs Makam Syech Haji M.Amin



Purbakala



6



Situs Makam Keramat Dagang



Kolonial



Rumah Tradisional Serawai



4



Tugu Perjuangan Front Selatan



KABUPATEN REJANG LEBONG



Situs Karang Baru



7



Situs Bukit Kute Giri



Kolonial



Bengkulu Selatan ( Desa Sebilo, Kec. Pino) Bengkulu Selatan ( Desa Masat II, Kec. Pino) Bengkulu Selatan ( Desa Kota Bumi, Kec. Pino) Bengkulu Selatan ( Kel. Belakang Gedung, Kec. Manna) Bengkulu Selatan ( Kel. Pasar Bawah, Kec. Manna) Bengkulu Selatan ( Kel. Psar Bawah, Kec. Manna)



Penari Kajai perempuan suku Rejang Sumber foto :Komunitas Blogger Sumatra



Sumber foto : Triple-A



Triple – A



Sumber foto :Komunitas Blogger Sumatra



Sumber foto :Rejang Lebong



Purbakala



Karya tradisional



Purbakala



Beberapa karya sastra tradisional yang digunakan pada saat upacara trasional menandai perkembangan kesenian khas masing-masing suku yang ada. Di Kabupaten Rejang Lebong terdapat aneka sastra tradisional seperti Nyambei, Nandai, Rejung, Berdeker dan Redoi. Kabupaten Bengkulu Selatan yang memiliki sastra Guritan dan Nyialang. Kabupaten Bengkulu Utara memiliki sastra Nyambei. Sedangkan di Kota Bengkulu terdapat sastra “Petata– Petiti “ dan upacara “Tabot” .



Kolonial Budaya/Agama Budaya/Agama



Seluma ( Desa Pajar Bulan, Kec. Semidang Alas) Seluma ( Desa Jenggalu, Kec. Sukaraja)



Budaya/Agama



Tarian dalan festival tabot



Perjuangan



Sumber foto : Balaputradewa



Purbakala Purbakala Purbakala



Sistem upacara adat



Purbakala



Di Provinsi Bengkulu banyak terdapat sistim upacara, baik yang bersifat keagamaan maupun upacara adat istiadat. Upacara keagamaan antara lain adalah upacara menyambut bulan misalnya upacara menyambut bulan Rabiul Awal, upacara Maulud Nabi, upacara Qunut dan sebagainya.Upacara-upacara yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan antara lain adalah upacara Mendundang Padi, upacara Basuh Benih, upacara Mencuci/Bersih Kampung, upacara Tabot dan sebagainya. Salah satu bentuk upacara yang dilaksanakan secara besarbesaran oleh masyarakat Kota Bengkulu adalah Upacara Tabot. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat di Kota Bengkulu selama 10 hari, yakni pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram setiap tahun. Upacara Tabot yang dilaksanakan setiap bulan Muharram ini sekarang semakin dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah. Selain itu upacara ini juga dijadikan suatu event pariwisata dalam bentuk Festival Tabot.



Perjuangan Purbakala Purbakala



Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004



Monumen Thomas Parr



Pakaian adat suku Rejang



Penari Kajai laki-laki suku Rejang



Purbakala



Seluma ( Desa Rantau Purbakala Panjang, Kec. Semidang Alas)



3



6



Kolonial



Seluma ( Desa Gerincing, Kec. Purbakala Semidang Alas)



Kolonial



Situs Tabarenah



Perjuangan



Situs Megalitik Gerincing



Bengkulu Utara ( Desa Sungai Suci, Kec. Pondok Kelapa)



5



Purbakala



1



Situs Bunker Jepang



Situs Batu Perbo



Budaya/Agama



KABUPATEN SELUMA



7



Situs Batu Panco



Kolonial



Perjuangan



Situs Megalitik Rantau Panjang



4



Kolonial



KABUPATEN BENGKULU SELATAN



2



3



Secara sosial- budaya, masyarakat Provinsi Bengkulu terdiri atas penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk asli diwarnai tiga rumpun suku besar, yaitu suku Rejang yang berpusat di Kabupaten Rejang Lebong; suku Serawai yang berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan, dan suku Melayu yang berpusat di Kota Bengkulu. Selain itu, terdapat juga suku-suku pendatang yang tersebar di wilayah kabupaten/kota di provinsi Bengkulu, ikut mewarnai adat dan istiadat penduduk setempat. Sejalan dengan perkembangan wilayah, termasuk perkembangan penduduk, dengan adanya inmigrasi dan transmigrasi ke Provinsi Bengkulu, maka dapat ditemui suku bangsa-suku bangsa lainnya yang bermukim di Provinsi Bengkulu, yang antara lain yang utama adalah : suku bangsa Minangkabau; suku bangsa Batak/Tapanuli; suku bangsa Jawa; dan suku bangsa Sunda.



KABUPATEN KAUR Budaya/Agama



Budaya/Agama



Situs Batu Dewa



Suku-suku Adat



Perjuangan



Bengkulu Utara ( Desa Padang Betuah, Kec. Pondok Kelapa)



2



Purbakala



Kepahiyang ( Desa Tebat Monok, Kec. Kepahiyang)



Situs Mesjid Padang Betuah



Rejang Lebong ( Desa Talang Ulu, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Batu Dewa, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Batu Panco, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Perbo, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Tabarenah, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Karang Baru, Kec. Padang Ulak Tanding) Rejang Lebong ( Desa Lawang Agung, Kec. Padang Ulak Tanding)



Lebong ( Desa Talang Sakti, Kec. Lebong Selatan)



KABUPATEN KEPAHIYANG



6



Situs Suban Air Panas



Lebong ( Desa Semelako, Kec. Perjuangan Lebong Selatan) Lebong ( Desa Gunung Alam, Budaya/Agama Kec. Lebong Utara)



Benteng Kuto Aur



Muko-Muko ( Desa Pauh Teranja, Budaya/Agama Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Kel. Ps. MukoBudaya/Agama Muko, Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko (Muko-Muko)



Situs Menhir (Makam Syech Mutla'a) Situs Makam Haji Abdullah Kari Terawang Lidah



1



KLASIFIKASI



1



KABUPATEN BENGKULU UTARA 1



LOKASI



Perjuangan



KABUPATEN MUKO-MUKO



5



NAMA PENINGGALAN SEJARAH PURBAKALA



KABUPATEN LEBONG



KOTA BENGKULU 1



NO.



Benteng Marlborough Sumber foto : Triple-A



Upacara Tabot



Kampung Cina Sumber foto : Triple-A



Sumber foto : Balaputradewa



PROFIL SOSIAL –EKONOMI PROFIL BUDAYA 2– 20



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu BANYAKNYA TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA DAN KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU, 2007



Peta. Distribusi Fasilitas Ibadah



NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9



ISLAM



KABUPATEN/KOTA



BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU



MASJID 286 237 686 217 282 220 100 121 360 2,509



LANGGAR 17 46 8 32 40 48 2 193



MUSHOLA 141 201 25 115 336 19 29 57 923



GEREJA KATHOLIK



GEREJA PROTESTAN



PURA



WIHARA



JUMLAH TOTAL



1 4 5 1 6 1 2 2 22



7 8 9 6 7 4 6 5 25 77



9 6 18 4 2 1 40



3 1 2 3 9



311 439 911 262 455 610 174 161 450 3,773



Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Masjid Raya



Gereja Katholik ST. Yohanes Sumber foto :Triple-A



Sumber foto :Triple-A



Kesenian Daerah Beberapa jenis tarian tradisional diantaranya yaitu di Kabupaten Rejang Lebong dengan Tari Kejai, Tari Dana, Tari Dendang; Kabupaten Bengkulu Selatan dengan Tari Andun, Tari Dana, Tari Bedendang; Kabupaten Muko-muko dengan Tari Gandai, Tari Dendang serta Kota Bengkulu dengan Tari Rendai, Tari Gendang, Tari Kecak, Tari Mabuk, Tari Sapu Tangan, Tari Piring dan Tari Dana Samami. Selain tarian, Provinsi Bengkulu juga mempunyai seni batik, yaitu batik besorek. Batik Bengkulu mempunyai corak yang berbeda dengan batik-batik lain di wilayah Indonesia. Kekhasan batik bengkulu adalah adanya motif bunga raflesia.



Sumber peta : diolah dari Peta Dasar Bakosortanal



Religi dan kepercayaan Pada zaman pra-Islam, di dalam kehidupan suku-suku bangsa di Propinsi Bengkulu sudah berkembang suatu sistim Religi. Sistim religi yang ada dalam kehidupan suku-suku bangsa di Propinsi Bengkulu pada masa lalu terdiri dari beberapa macam kepercayaan. Kepercayaan-keperacayaan tersebut adalah : kepercayaan kepada dewa-dewa; kepercayaan kepada mahluk-mahluk halus dan kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan sakti. Kepercayaan kepada dewa-dewa di daerah Bengkulu hampir-hampir tidak ada. Kepercayaan ini hanya ada di daerah-daerah pertanian dan di daerah Rejang Bermani. Pada saat ini, penduduk di Provinsi Bengkulu secara umum sudah memeluk agama yang heterogen. Penduduk Provinsi Bengkulu memeluk agama Islam, Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu dan Budha. Pemeluk agama Islam sangat dominan, proporsinya mencapai 97,51% dari total penduduk Provinsi Bengkulu. Sedangkan proporsi pemeluk agama lainnya hanya 2,49 persen yang terdiri dari 2,06 persen pemeluk agama Kristen, dan 0,43 persen pemeluk agama Hindu dan Budha.



Triple – A



Kagiatan kesenian di bulan Muharam Sumber foto :Rejang Lebong



Tarian tradisional di Bengkulu Sumber foto :Rejang Lebong



Batik Besorek Sumber foto :Triple-A



PROFIL SOSIAL –EKONOMI PROFIL BUDAYA 2– 21



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9



SEKTOR / SUB SEKTOR



2004



PERTANIAN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO



Keterangan : *) Angka Sementara



2005*



2006**



2007***



3,242,792 248,231 325,434 41,184 236,488 1,620,948 709,708



4,077,708 324,249 401,755 49,465 300,488 1,982,440 951,543



4,566,247 370,314 455,817 55,097 340,493 2,244,313 1,050,042



5,187,162 412,950 510,464 62,528 394,943 2,548,023 1,155,840



395,609 1,284,499 8,104,894



478,362 1,568,439 10,134,451



529,454 1,785,227 11,397,004



576,691 1,971,718 12,820,321



Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu 2001 - 2007 Atas Dasar Harga Konstan 2000(%) 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi



Peta Distribusi PDRB Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu



Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) 2004-2007



6.03



6



5.82



5



4.73



4



5.37



5.38



2003



2004



5.95



4.15



3 2 1



0



2001



**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara



2002



2005



2006



2007



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah) 2004-2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9



SEKTOR / SUB SEKTOR PERTANIAN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO



Keterangan : *) Angka Sementara



2004



2005*



2006**



2007***



2,344,920 185,209 251,770 25,353 171,517 1,200,584



2,481,395 198,489 256,100 27,108 180,693 1,254,313



2,623,533 211,515 269,873 28,791 191,390 1,339,933



2,771,878 223,768 285,546 31,105 206,421 1,432,887



507,046



539,862



564,811



594,324



273,177



294,626



310,486



325,360



936,677 5,896,255



1,006,777 6,239,364



1,070,293 6,610,626



1,137,675 7,008,964



**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Sektor Perdagangan



Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 NO.



1 2 3 4 5 6 7 8 9



KABUPATEN/KOTA



PERTANIAN



PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN



INDUSTRI PENGOLAHAN



BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKO-MUKO LEBONG KEPAHIANG KOTA BENGKULU



305,384 1,365,628 676,758 187,282 307,244 466,647 608,390 741,484 239,187



2,504 2,027 257,319 1,601 27,191 53,446 6,183 737 22,426



11,987 110,678 97,793 5,911 9,117 57,102 14,906 37,393 153,218



PROVINSI BENGKULU



5,187,162



412,950



510,462



LISTRIK,GAS PERDAGANGAN, KEUANGAN, PENGANGKUTAN DAN AIR BANGUNAN HOTEL DAN PERSEWAAN DAN KOMUNIKASI BERSIH RESTORAN DAN JASA 1,734 37,526 219,247 81,242 40,323 14,055 68,190 368,585 167,609 72,137 4,647 67,450 236,273 125,537 73,046 955 19,576 74,284 41,587 11,857 1,292 21,510 82,188 43,287 12,656 1,698 26,776 178,703 34,872 30,459 3,704 21,826 39,306 10,106 12,107 7,214 32,960 94,072 31,592 22,711 24,415 112,414 1,309,594 585,767 287,435 62,528



394,943



2,548,023



1,155,840



576,691



JASA-JASA



TOTAL



201,969 379,573 296,828 51,181 60,998 56,607 65,201 133,804 696,053



901,915 2,548,482 1,836,149 394,234 565,486 906,310 781,729 1,101,967 3,430,509



1,971,718



12,820,321



Sumber : PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu, BPS



Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2007 NO.



Sumber peta : Analisis Konsultan



2.5 Profil Ekonomi Perkembangan PDRB Provinsi Bengkulu Pada tahun 2007 kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 12,74 triliun rupiah, sedangkan kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas dasar konstan telah mencapai 7,01 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2000, kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 11,78 persen, sedangkan kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas dasar konstan telah mengalami perkembangan sebesar 6,03 persen. Semakin membaiknya kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu pasca krisis ekonomi secara nyata tergambar dari angka pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan yang terus mengalami peningkatan atau mengalami percepatan pertumbuhan.



Triple – A



1 2 3 4 5 6 7 8 9



KABUPATEN/KOTA



PERTANIAN



BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKO-MUKO LEBONG KEPAHIANG KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU



164,476 806,214 371,181 103,888 165,887 243,789 353,738 438,173 109,762 2,771,878



PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1,318 970 141,961 856 14,007 33,455 2,966 392 11,442 223,768



INDUSTRI PENGOLAHAN 6,738 72,354 53,989 3,321 4,784 33,266 8,204 20,997 82,593 285,546



LISTRIK,GAS PERDAGANGAN, KEUANGAN, PENGANGKUTAN DAN AIR BANGUNAN HOTEL DAN PERSEWAAN JASA-JASA DAN KOMUNIKASI BERSIH RESTORAN DAN JASA 769 22,743 125,477 40,707 22,287 106,768 6,590 25,105 212,288 85,486 44,651 212,639 2,504 35,500 135,207 68,855 40,757 169,855 442 10,249 41,500 20,717 6,557 26,335 591 11,754 43,737 22,222 6,691 34,253 717 14,167 97,088 19,450 16,146 29,773 2,631 8,696 22,374 5,733 7,411 35,188 2,329 11,565 56,199 16,789 13,268 73,536 14,976 68,506 660,559 312,974 167,553 379,023 31,105 206,421 1,432,887 594,324 325,360 1,137,675



TOTAL 491,283 1,466,297 1,019,760 213,865 303,926 487,851 445,941 633,248 1,807,388 7,008,964



Sumber : PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu, BPS



Berdasarkan harga konstan 2000, secara absolut sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007. Empat sektor utama lainnya secara berurutan adalah perdagangan, hotel, dan restauran, jasa-jasa, dan pengangkutan dan komunikasi. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 2001-2007 terus mengalami peningkatan dari 4.15% pada tahun 2001 naik hingga 6,03 % pada tahun 2007. PROFIL SOSIAL EKONOMI PROFIL EKONOMI 2 – 22



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 didorong oleh pertumbuhan seluruh sektor-sektor ekonomi. Pada tabel tampak bahwa dari 9 sektor penyusun PDRB tercatat 4 sektor diantaranya memegang andil yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu dengan pertumbuhan di atas 6 persen atau di atas pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu. Keempat sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan hotel dan restoran dan sektor jasa. Dari keempat sektor tersebut pertumbuhan tertinggi dicapai listrik, gas dan air minum yang tumbuh sebesar 8,04 persen. Andil sektor pertanian yang merupakan sektor dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu serta andil sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang merupakan salah satu sektor dominan di luar sektor pertanian cukup besar dalam mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2007sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 5,65 persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 6,94 persen. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2007



Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektoral 9.00 8.00 7.00



6



SEKTOR / SUB SEKTOR PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL



7



PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI



8 9



KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO



Keterangan : *) Angka Sementara



2004 5.52 6.88 5.76 4.12 4.10 5.35



2005* 5.82 7.17 1.72 6.92 5.35 4.48



2006** 2007*** 5.73 5.65 6.56 5.79 5.38 5.81 6.21 8.04 5.92 7.85 6.83 6.94



5.60



6.47



4.62



5.23



6.84



7.85



5.38



4.79



4.44 5.38



6.63 5.82



5.35 5.95



5.85 6.03



4.00



2004



3.00



2005*



2.00



2006**



1.00



2007***



0.00



Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 20042007



Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu 2007 Atas Dasar Harga Berlaku PERTANIAN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN



15%



INDUSTRI PENGOLAHAN



40% 9%



LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN



20% 3%



5.00



**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



5%



6.00



PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL



4%



PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI



1%



3%



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9



KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA



SEKTOR / SUB SEKTOR PERTANIAN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO



2004 40.01 3.06 4.02 0.51 2.92 20.00 8.76



2005* 40.24 3.20 3.96 0.49 2.97 19.56 9.39



2006** 40.07 3.25 4.00 0.48 2.99 19.69 9.21



2007*** 40.46 3.22 3.98 0.49 3.08 19.87 9.02



4.88 15.85 100.00



4.72 15.48 100.00



4.65 15.66 100.00



4.50 15.38 100.00



Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS



Produk Domestik Regional Bruto Dan Angka Per Kapita Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku 2005-2007 Uraian 2005*) 2006**) 2007***) PDRB atas dasar harga pasar (Juta Rp) 10,134,451 11,397,004 12,820,321 Penyutan (Juta Rp) 480,405 556,487 635,413 PDRB atas dasar harga pasar (Juta Rp) 9,654,046 10,840,517 12,184,908 Pajak Tak Langsung (Juta Rp) 161,976 185,389 207,642 PDRB Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rp) 9,492,070 10,655,128 11,977,266 Penduduk (Jiwa) 1,549,273 1,568,077 1,616,663 Angka Perkapita Produk Domestik Regional Bruto (Rp) 6,126,789 6,795,029 7,408,634 PDRB perkapita (Rp) 6,541,423 7,268,141 7,930,113



Pertumbuhan Riil PDRB Perkapita Provinsi Bengkulu Tahun 2003-2007



5.82



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009



Produk Domestik Regional Bruto Dan Angka Per Kapita Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2005-2007 Uraian 2005*) 2006**) 2007***) PDRB atas dasar harga pasar (Juta Rp) 6,239,365 6,610,626 7,008,964 Penyutan (Juta Rp) 308,396 326,738 346,017 PDRB atas dasar harga pasar (Juta Rp) 5,930,969 6,283,888 6,662,948 Pajak Tak Langsung (Juta Rp) 115,072 121,691 129,448 PDRB Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rp) 5,815,897 6,162,197 6,533,500 Penduduk (Jiwa) 1,549,273 1,568,077 1,616,663 Angka Perkapita Produk Domestik Regional Bruto (Rp) 3,753,953 3,929,779 4,041,349 PDRB perkapita (Rp) 4,027,286 4,215,753 4,335,452 Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009



6.03



5.95



5.37



5.38



2003



2004



2005



2006



2007*)



Perkembangan PDRB Perkapita di Provinsi Bengkulu Harga Berlaku



Harga Konstan 2000



9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000



Juta Rupiah



Berdasarkan harga konstan 2000



NO 1 2 3 4 5



Setelah sektor pertanian struktur perekonomian Provinsi Bengkulu diposisi berikutnya adalah sektor perdagangan,hotel, dan restoran. Pada tahun 2007 kontribusi sektor perdagangan,hotel, dan restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 19,87 persen. Kontribusi sektor perdagangan, hotel, restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 19,69 persen. Setelah sektor perdagangan, hotel, dan restoran struktur perekonomian Provinsi Bengkulu diposisi berikutnya adalah sektor jasa-jasa dan sector pengangkutan dan komunikasi. Kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan-komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 masing-masing sebesar 15,38 persen dan sebesar 9,02 persen. Dibandingkan dengan tahun 2006 kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu sedikit menurun. Pada tahun 2006 kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu masing-masing sebesar 15,66 persen dan 9,21 persen. Sementara itu kontribusi 5 sektor lainnya yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, sector pertambangan dan penggalian, sektor bangunan dan sektor listrik, gas, air minum dalam PDRB Provinsi Bengkulu cukup rendah. Kontribusi kelima sektor tersebut dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 berkisar antara 0-5 persen.



5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 2003



2004



2005



2006



2007*)



Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2008, BPS



Perkembangan PDRB perkapita



Sektor pertanian : perikanan



Sektor Transportasi



Sektor Bangunan



Sumber foto : Triple-A



Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2007 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sektor dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya. Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 5,13 triliun rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 40,46 persen. Dibandingkan dengan tahun 2006 kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan, dimana kontribusinya pada tahun 2006 sebesar 40,07% .



Triple – A



Seiring dengan meningkatnya kinerja PDRB Provinsi Bengkulu, tingkat kesejahteraan penduduk di Provinsi Bengkulu pada kurun waktu yang sama juga relatif mengalami peningkatan. Kondisi itu terlihat dari peningkatan nilai nominal pendapatan perkapita maupun nilai nyata pendapatan perkapita penduduk di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2007 nilai nominal pendapatan perkapita pertahun penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 7,9 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 maka nilai nominal pendapatan perkapita penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan meningkat sebesar 9.11persen. Sementara itu nilai nyata pendapatan perkapita pertahun penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 4,3 juta rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun 2006 maka nilai nyata pendapatan perkapita penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan meningkat sebesar 2,84 persen. Akan tetapi ditinjau dari nilai nominal maupun nilai nyata pendapatan perkapitanya, tingkat kesejahteraan penduduk di Provinsi Bengkulu masih jauh di bawah tingkat kesejahteraan penduduk di tingkat nasional. Pada tahun 2007 nilai nominal pendapatan perkapita penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari 12 juta rupiah.



PROFIL SOSIAL EKONOMI PROFIL EKONOMI 2 – 23



3. PROFIL PRASARANA



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA PERMUKIMAN PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu semi permanen. Berdasarkan data tahun 2004 dapat dikemukakan rumah diperkotaan Provinsi Bengkulu didominasi rumah sederhana sebesar 48,80%, kemudian rumah sangat sederhana sebesar 40,52%. Rumah dipedesaan Provinsi Bengkulu berdasarkan data tahun 2004 terdiri dari rumah permanen sebesar 66,66% dan rumah semipermanen sebesar 33,33%. Kondisi Perumahan di Provinsi Bengkulu Tahun 2004 Jum lah Rum ah Dipedesaan (unit)



Jum lah Rum ah Diperkotaan (unit) No



Kabupaten/ Kota Mew ah



Sederhana



Sangat Sederhana



Rum ah Susun



Perm anen



Sem i Perm anen



Jum lah KK di Jum lah KK di pedesaan perkotaan yang Jum lah KK yang belum belum m em iliki m em iliki rum ah rum ah



1. Kota Bengkulu



2.354



8.004



7.062



235



21.187



10.593



106.504



5.885



3.531



2. Bengkulu Selatan



1.142



4.110



3.425



23



10.274



5.137



30.572



2.854



1.712



3. Seluma



1.174



4.990



4.403



7



13.208



6.604



25.735



3.669



2.201



362



3.352



2.718



8



8.154



4.077



24.788



2.265



1.539



4. Kaur 5. Rejang Lebong



2.200



7.481



6.601



66



19.804



9.902



55.665



5.501



3.301



6. Lebong



410



3.198



2.460



7



7.379



3.690



17.403



2.050



1.230



7. Kepahiang



710



3.755



3.044



11



9.133



4.567



28.191



2.537



1.522



1.825



11.555



9.123



27



27.368



13.684



71.119



7.602



4.561



569



4.438



3.414



3



10.241



5.120



28.113



2.845



1.707



10.746



50.883



42.250



387



126.748



63.374



388.090



35.208



21.324



8. Bengkulu Utara 9. Muko-muko Provinsi Bengkulu



Sumber : Profil Bengkulu 2007 Data Jumlah Type Rumah di Propinsi Bengkulu Tahun 2004 0%



Kondisi Perumahan Pedesaan di Propinsi Bengkulu Tahun 2004



33%



10%



67%



type Mewah



41%



type Sederhana



49%



Permanen Semi Permanen



type Sangat Sederhana Rumah Susun



Sumber : Profil Bengkulu 2007



Sumber : Profil Bengkulu 2007



Kondisi Jumlah Perumahan Di Perkotaan Propinsi Bengkulu Tahun 2004



Kondisi Jumlah Perumahan di Propinsi Bengkulu Tahun 2004



6% 3%



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Type type Sederhana



6.000



Type Sangat sederhana



4.000



Rumah Susun



2.000 Muko Muko



Bengkulu Utara



Kepahiang



Lebong



Rejang Lebong



Kaur



Sumber : Profil Bengkulu 2007



Type Mewah



8.000



Seluma



Seiring jumlah penduduk yang semakin bertambah, kebutuhan perumahan dimasa mendatang akan meningkat pesat. Pada tahun 2004 tercatat jumlah perumahan di Provinsi Bengkulu sebanyak 294.388 unit, di perkotaan sebesar 104.266 unit dan pedesaan sebesar 190.122 unit. Sebanyak 35.208 kk penduduk yang tinggal di perkotaan belum memiliki perumahan, sedangkan penduduk yang tinggal di pedesaan sebanyak 21.324 KK, juga belum memiliki rumah sendiri.



91%



10.000



Bengkulu Selatan



3.1 Permukiman



12.000



Kota Bengkulu



Jumlah KK Diperkotaan yang Belum Memiliki rumah Jumlah KK Dipedesaan yang Belum Memiliki rumah Jumlah KK Yang Sudah Memiliki



Jumlah Perumahan (Unit)



14.000



Kabupaten/Kota



Data Pemukiman dibagi ke dalam kelas perumahan diperkotaan dan kelas rumah dipedesaan, kelas rumah diperkotaan digolongkan terdiri dari type rumah mewah, tipe rumah sederhana, tipe rumah sangat sederhana dan tipe rumah susun; sedangkan rumah yang ada dipedesaan dibagi menjadi rumah permanen dan rumah



Triple – A



PROFIL PRASARANA PERMUKIMAN 3 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA JALAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu Berdasarkan data tahun 2006 kondisi jaringan jalan Provinsi Bengkulu terdiri dari 70,67% jalan diaspal, 18,76% jalan kerikil, 7,89 % jalan tanah dan 2,6 % jalan lainnya. Data tahun 2005 keberadaan dengan kondisi jalan hotmik yang tepanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang lebong. Jalan dengan kondisi penetrasi di Provinsi Bengkulu yang terpanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Jalan dengan kondisi kerikil di Provinsi Bengkulu yang terpanjang yaitu Kabupaten Seluma diikuti Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Kepahiang. Jalan dengan kondisi tanah di Provinsi Bengkulu yang terpanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang. Dilihat dari kemantapan jalan tahun 2004 di Provinsi Bengkulu dengan kondisi jalan baik yang terpanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang Lebong. Dengan demikian, aksesibilitas Kabupaten Bengkulu Utara lebih baik dibanding kabupaten lain. Dilihat dari sisi luas wilayah, Kabupaten Bengkulu Utara juga lebih luas dibandingkan Kabupaten lain, maka kabupaten tersebut harus diimbangkan dengan konektivitas jalan yang lebih banyak (hal ini terlihat dengan adanya jalan hotmix, penetrasi, jalan tanah dan kerikil). Kabupaten lain yang saat ini tengah membangun infrastruktur jalan yaitu Kabupaten Seluma dengan membuka wilayah terisolir dengan adanya jalan penetrasi, tanah maupun kerikil. Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat.



Jaringan Jalan di Pinggir Pantai Sumber : Triple-A



Transportasi Darat Transportasi darat berdasarkan data Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, bahwa Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tahun 2005 berjumlah 253 unit dan tahun 2006 meningkat menjadi 320 unit serta Bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) tahun 2005 berjumlah 265 unit dan tahun 2006 meningkat menjadi 484 unit. Prasarana terminal angkutan jalan di Provinsi Bengkulu terdapat 15 buah dengan type A sebanyak 1(satu) buah yaitu Terminal Air Sebakul. Type B sebanyak 7 (tujuh) buah yaitu Terminal Sungai Hitam, Terminal Betungan, Terminal Gunung Ayu di Kab. Bengkulu Selatan, Terminal Lubuk Pinang di Kabupaten Muko Muko, Terminal Simpang Nangka Kab Rejang Lebong, Terminal Tabarenah di Kab. Rejang Lebong, Terminal Kepahiang dia Kab. Kepahiang. Dan terminal type C sebanyak 7 (tujuh) buah, yaitu Terminal Tais di Kabupaten Seluma, Terminal Kota Medan di Kabupaten Bengkulu Selatan, Terminal Purwodadi di Kabupaten Bengkulu Utara, Terminal Ipuh di Kabupaten Muko Muko, Terminal Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Utara, Terminal Pasar Atas di Kabupaten Rejang Lebong dan Terminal Muara Aman di Kabupaten Lebong. Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



3.2 Perhubungan dan Komunikasi Kondisi Jalan Hingga tahun 2006 panjang jalan yang telah dibangun di Provinsi Bengkulu mencapai 2.142,93 km. Ditinjau dari penguasaannya di Provinsi Bengkulu terdapat sepanjang 736,22 km atau sebesar 34,36 persen jalan negara, sepanjang 1.406,49 km atau sebesar 65,64 persen jalan Provinsi. Keberadaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu syarat yang sangat penting, agar roda kegiatan perekonomian suatu wilayah dapat berjalan dengan baik, hal ini berkaitan dengan akan mempercepat kegiatan arus lalu lintas barang, jasa dan manusia. Dilihat dari segi pemanfaatannya dapat dikemukakan, bahwa di wilayah Provinsi Bengkulu transportasi darat (dalam hal ini jaringan jalan) memegang peranan yang lebih dominan dibandingkan transportasi udara maupun transportasi laut.



Triple – A



Publik transport di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A



PROFIL PRASARANA PERHUBUNGAN 3 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR) Transportasi Laut Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di bagian Barat Pulau Sumatera. Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti : lahan Pelabuhan seluas 1.200 Ha, wilayah perairan seluas 3.180 Ha, kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah dermaga sebanyak 3 buah yaitu Pelabuhan Baai Dermaga Samudera panjang 165 m dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan 1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m; break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m. Untuk kelancaran dan keamanan lalu lintas kapal di Pelabuhan Pulau Baai dipertahankan kedalaman alur antara -7 MLWS – 10 MLWS (Meter Low Water Spring), namun saat ini kedalaman alur menjadi + 3.8 MLWS karena dampak sedimentasi yang cukup tinggi pada alur Pelabuhan Bulau Baai. Untuk memulihkan fungsi alur Pelabuhan dilaksanakan program pemeliharaan dengan melakukan pengerukan secara rutin. Transportasi Udara Provinsi Bengkulu saat ini memiliki 1 (satu) bandara yaitu Fatmawati Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan udara di Provinsi Bengkulu. Terletak 14 km dari Kota Bengkulu, saat ini Bandara Fatmawati Soekarno telah dapat melayani pesawat jenis Boeing 737 – 200 dengan rute penerbangan masih terbatas pada rute Bengkulu Jakarta PP dengan maskapai Adam Air , Batavia Air, Lion Air, Sriwijaya Air dan rute penerbangan Bengkulu – Palembang di layani oleh Maskapai Riau Airlines. Pada masa yang akan datang, diharapkan sarana transportasi udara dapat dibangun dan dikembangkan di daerah-daerah yang letaknya jauh dari Kota Bengkulu seperti Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Kaur, dan Pulau Enggano yaitu dengan sistem penerbangan perintis antar daerah Kabupaten/Kota yang dapat menggunakan pesawat kecil jenis Cessna dan Twin Otter atau Casa-212.



Maskapai penerbangan yang melani ke Prov. Bengkulu Sumber : Triple-A



Triple – A



Provinsi Bengkulu Pos Meskipun media komunikasi elektronik terus berkembang namun jasa pos sebagai salah satu media komunikasi masih tetap dibutuhkan masyarakat. Pos merupakan media komunikasi yang menghubungkan antar manusia yang memiliki letak yang berjauhan disamping media komunikasi yang lain. Untuk memperlancar hubungan antar manusia tersebut diperlukan fasilitas yang memadai, sehingga pos dapat memberikan pelayanan bagi kepentingan masyarakat yang membutuhkannya. Pada tahun 2006 di Provinsi Bengkulu telah mempunyai 1 kantor pos besar, 31 unit kantor pos pembantu, 8 unit kantor pos tambahan dan 2 unit rumah pos. Jumlah Kantor Pos di Provinsi Bengkulu Kantor Pos Kantor Pos Kantor Pos



Kab/ Kota



Besar



Pembantu



Tambahan



Rumah Pos



Muko – Muko



-



5



-



-



Bengkulu Utara



-



12



-



1



Kota Bengkulu



1



-



8



-



Seluma



-



5



-



-



Bengkulu Selatan



-



5



-



1



Kaur JUMLAH



-



4



-



-



1



31



8



2



Jumlah Kantor Pos di Rejang Lebong *) Kab/ Kota



Kantor Pos Kantor Pos Kantor Pos



Rumah Pos



Besar



Pembantu



Tambahan



Lebong



-



2



-



-



Rejang Lebong



1



4



-



-



Kepahiang



-



2



-



-



Sumber : Profil Bengkulu 2007 Jaringan Telekomunikasi Pelayanan telokomunikasi (Telepon) yang ada pada saat ini masih sangat terbatas dari 41.712 sst (satuan sambungan telepon) kapasitas terpasang tahun 2005. Sebesar 60% tingkat pelayanan ada diperkotaan dan sebesar 40% lagi tersebar di beberapa Kabupaten, diantaranya kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Bengkulu Utara. Sedangkan untuk Kabupaten pemekaran (Muko-muko, Seluma, Kaur, Kepahyang dan Lebong), jaringan telepon yang ada hanya bersifat semi otomatis. Selain dari telepon kabel terdapat juga jaringan telepon seluler. Prasarana pelayanan pertelekomunikasian di Provinsi Bengkulu ditunjang dengan fasilitas : Sentral Telepon Otomat 11 unit, Kapasitas Sentral Otomat 28.658 unit, Sambungan Induk Otomat 24.908 unit, Sambungan Induk SLI 257 unit, Koin Box 51 unit, Internet Service Provider 1 buah, Penyelenggara STBS 1 buah, Keberhasilan Panggil Lokal 63,77%, Keberhasilan Panggil SLJJ 58,32%. Pelayanan Frekwensi Radio di Provinsi Bengkulu terdiri terdiri dari : Konsesi 84 buah, Radio Siaran 12 buah, Amatir Radio 776 buah dan KRAP 309 buah. Stasiun Televisi Lokal ada 4 buah : BTV, DolTV, RBtv dan TVRI lokal. Media cetak sebanyak 9 buah terdiri dari 4 koran harian (Rakyat Bengkulu, Bengkulu Expres. Berita Malborough, dan Bengkulen Pos). Koran mingguan ada 4 buah (Investigasi, Realitas, Radar Pos, dan Metro Bengkulu) dan koran bulanan ada 1 buah (Cocos Plus). Sementara itu sarana Telematika juga masih terbatas pada instansi pemerintah dan swasta atau badan usaha milik negara di Kota, terutama Kota Bengkulu sedangkan di kota-kota Kabupaten dan Kecamatan belum ada.



Kantor Telkom di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A



Launching media televisi RBtv Sumber : Triple-A



PROFIL PRASARANA PERHUBUNGAN 3 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA PLTA DAN PLTD DI PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu sempat terhambat ketika negara ini dilanda kirisis ekonomi. PLTA Musi tersebut diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 19 Oktober 2006. Beroperasinya PLTA Musi yang menjadi sumber energi terbesar se Sumatera. Dengan diresmikannya PLTA Musi tersebut, dapat mengatasi pasokan krisis listrik di kawasan Pulau Sumatera khususnya Bengkulu. Bahwa kebutuhan listrik masyarakat Provinsi Bengkulu tidak terlalu besar hanya sekitar 60 MW. Maka kelebihan pasokan listrik dari PLTA Musi memang wajar didistribusikan ke provinsi lain. Pada tahun 2007 Sektor Listrik di Provinsi Bengkulu secara keseluruhan berjumlah 212.621 pelanggan dengan rincian rumah tangga berjumlah 198.056 pelanggan, sosial berjumlah 4.215 pelanggan dan kantor berjumlah 1.077 pelanggan, usaha berjumlah 8.885 pelanggan, industri/hotel berjumlah 37 pelanggan dan umum berjumlah 351 pelanggan serta jumlah produksi listrik terbesar didominasi pelanggan rumah tangga berjumlah 214.178.614 kwh diikuti dengan pelanggan usaha sebesar 35.858.267 kwh .



Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



3.3 Energi Kelistrikan Pelayanan energi listrik di Provinsi Bengkulu pada saat ini masih tergolong sangat sedikit. Pelayanan yang ada sebagian besar berada pada wilayah perkotaan. Sumber daya energi listrik di Provinsi Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber daya alam yaitu Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2 PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi, akan tetapi saat ini hanya PLTA Danau Tes yang telah menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x 4.410 KW (18.960 KW), PLTA Musi dengan kapasitas listrik yang diperkirakan mencapai 3 x 70.000 KW. PLTA Musi dibangun tahun 1996 lalu, telah menghabiskan dana cukup besar, pekerjaannya



Triple – A



Jaringan Listrik Sumber : Triple-A



PLTD di Kota Bengkulu



Daftar Pelanggan Listrik dan Jumlah Pemanfaatan Listrik Kabupaten/Kota se Provinsi Bengkulu Tahun 2006-2007 Kab/Kota



Pelanggan 2006



Muko-Muko - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Bengkulu Utara - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Lebong - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Rejang Lebong - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Kepahiang - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Kota Bengkulu - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Seluma - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Bengkulu Selatan - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Kaur - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Jumlah - Rumah Tangga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum



Pemanfaatan Listrik (Kwh)



2007



2006



2007



8.170 182 49 432 7 8



8.738 202 60 439 6 8



8.295.436 276.165 193.982 1.234.468 171.666 139.907



8.668.360 294.747 260.643 1.274.276 236.091 136.206



21.094 508 123 673 2 10



22.811 539 123 683 2 11



20.652.637 688.759 329.679 1.375.975 109.477 525.033



22.340.026 892.937 877.559 1.489.935 113.695 533.438



10.754 190 24 191



11.569 208 33 197



6.867.795 180.516 53.910 397.668



7.658.797 210.925 90.390 411.300



-



-



-



-



5



5



394.347



537.591



35.342 695 141 1.113 3 18



36.810 749 164 1.142 3 64



31.596.840 1.164.508 1.143.244 2.502.045 16.739 1.609.449



34.109.022 1.345.623 1.265.741 2.716.674 15.403 1.775.353



19.811 371 54 441 11 34



20.857 411 69 490 9 88



15.691.364 451.574 196.459 988.448 9.242.442 496.975



17.380.537 5.559.700 6.254.383 26.309.092 5.311.189 6.325.143



50.732 1.050 413 4.709 13 88



52.866 1.086 424 5.126 13 121



76.842.218 4.827.155 5.385.542 23.774.409 5.308.092 4.446.157



85.289.309 5.559.700 6.254.383 26.309.092 5.311.189 6.325.143



12.865 306 50 207 3 19



14.491 356 55 231 3 22



11.282.440 336.201 106.969 584.290 4.767.500 94.870



13.153.042 390.533 141.528 736.420 5.130.340 332.809



28.657 612 136 571 1 24



29.914 664 149 577 1 32



23.960.223 713.567 456.224 1.544.145 495.080 689.850



25.579.521 782.720 642.952 1.591.750 454.360 901.610



-



187.425 3.914 990 8.337 40 206



198.056 4.215 1.077 8.885 37 351



195.188.953 8.638.445 7.866.009 32.401.448 20.110.996 8.396.588



214.178.614 10.015.979 9.727.772 35.858.267 20.709.132 11.294.721



Ket : Bengkulu Selatan dan Kaur Gabung dengan Ranting Manna Sumber: Dinas ESDM Provinsi Bengkulu



PROFIL PRASARANA ENERGI 3 – 4



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA MATA AIR PROVINSI BENGKULU



Provinsi Bengkulu 70,3% tercatat pada rekening penjualan, sisanya sebesar 0,17% tidak terjual. Berdasarkan catatan rata-rata produksi air baku pada setiap bulan air baku untuk Kota Bengkulu mempunyai pH 6,7 – 7,8 dan tingkat kekeruhan 25-3750 ntu. Tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi pada musim hujan karena banyak sedimen (lumpur) yang terbawa dari hulu. Untuk PDAM di kabupaten sampai saat ini belum tersedia data yang rinci. Kapasitas layanan air bersih di Kota Bengkulu pada saat ini adalah sebanyak 10.290 sambungan atau baru mencapai 17,7% dari jumlah rumah tangga yang ada, dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4,8 orang. Saat ini ada dua Intake yang beroperasi yaitu di Intake Sungai Nelas dan Sungai Bengkulu. Air yang dikonsumsi pelanggan adalah sebesar 221.891 m 3/bulan yang tercatat pada rekening penjualan, dengan harga air rata-rata Rp.650/m3.



Sumber : Dinas P U Prov. Bengkulu



Tabel Profil Sumber Air PDAM Kabupaten/Kota di Bengkulu Kota/Kabupaten No.



Sumber dan Produksi



1 Sungai 2 Air Tanah 3 Mata Air Total Produksi Air Bersih PDAM



: Lebong



Kota/Kabupaten



Volume (m3/Tahun)



No. 1 2 3



622.080 684.288 1.306.368



Sumber : Laporan Kegiatan Langganan UPT PDAM Kabupaten Lebong, 2007 Kota/Kabupaten No. Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



3.4 Prasarana dan Sarana Keairan Air Bersih



Sumber dan Produksi



1 Sungai 2 Air Tanah 3 Mata Air Total Produksi Air Bersih PDAM



Triple – A



Volume (m3/Tahun) 743,777 743,777



Sumber : PDAM Kab. Kepahiang, 2007 Kabupaten / Kota



Produksi air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Provinsi Bengkulu pada saat ini terdapat di beberapa Kabupaten dan Kota, antara lain Kotamadya Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur. Kapasitas air baku yang berjalan pada saat ini di Kota Bengkulu adalah sebesar 160 l/dt, dengan kapasitas produksi rata-rata setiap bulan sebesar 333.218 m 3. Dari jumlah tersebut sebanyak 94,7% didistribusikan pada meteran induk, selanjutnya dari meteran induk sekitar



: Kepahiang



: Bengkulu Selatan



Sumber dan Produksi Volume (m3/Tahun) Sungai 472.594 Air Tanah Mata Air Total Produksi Air Bersih PDAM 472.594 Sumber : Data Bulan Desember PDAM Kab. Bengkulu Selatan Kabupaten / Kota No



: Mukomuko Bulan



Volume (m3/th)



1 2 3



Sungai 306.732 Air Tanah Mata Air Produksi Air Bersih 306.732 Sumber : Kantor PDAM Kabupaten Mukomuko, 2007



: Rejang Lebong



No 1 2 3



Bulan Volume (m3/th) Sungai Air Tanah Mata Air 1.737.806 Produksi Air Bersih 1.737.806 Sumber : Kantor PDAM Kabupaten Rejang Lebong, 2007



PROFIL PRASARANA PRASARANA KEAIRAN 3 – 5



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Kabupaten Seluma (Bendungan Air Seluma sebesar 8.000 ha), dan Kabupaten Bengkulu Utara (Bendung Air Lais, Kuro Tidur sebesar 5.973 ha). Luas sawah irigasi ini masih belum maksimal sehingga perlu dikembangkan. Untuk itu perlu dikaji pemanfaatan air buangan PLTA Musi yang dialirkan ke pantai barat untuk irigasi dan budidaya ikan.



PETA JARINGAN IRIGASI PROVINSI BENGKULU



Tabel Luas Sawah di Provinsi Bengkulu No



Irigasi Setengah Teknis



Irigasi Teknis



Kabupaten



Irigasi Sederhana



Irigasi Desa / Non PU



Tadah Hujan



1



BENGKULU SELATAN



2.664



2.554



1.419



1.084



2.779



2



REJANG LEBONG



1.523



3.703



1.356



1.567



480



3



BENGKULU UTARA



4.180



5.141



3.491



1.544



5.193



4



KAUR



0



515



3.492



1.320



2.419



5



SELUMA



3.624



3.926



1.385



2.138



6.488



6



MUKOMUKO



4.896



450



450



1.564



2.657



7



LEBONG



1.461



2.681



1.106



4.034



773



8



KEPAHIANG



0



2.107



1.303



801



714



71



KOTA BENGKULU



458



172



629



631



1.377



18.806



21.249



14.631



14.683



22.880



JUMLAH - Total Sumber : B D A 2008



Luas Sawah di Provinsi Bengkulu



7.000 6.000



Irigasi Teknis



5.000 4.000



Irigasi Setengah Teknis



3.000



Irigasi Sederhana



2.000 Irigasi Desa / Non PU



1.000 0



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Tadah Hujan



Sumber : B D A 2008



Irigasi Sarana dan prasarana irigasi merupakan pendukung utama pembangunan bidang pertanian terutama yang berhubungan dengan upaya peningkatan ketahanan pangan. Prasarana irigasi yang ada di Provinsi Bengkulu pada saat ini terdiri dari irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan irigasi non-PU. Dari luas total 94.859 ha lahan persawahan yang tersebar di wilayah Provinsi Bengkulu, 61.453 ha atau sekitar 65% merupakan sawah yang diairi dari jaringan irigasi. Irigasi ini tersebar di daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Irigasi dataran tinggi terdapat pada wilayah Kabupaten Rejang Lebong, yaitu Kecamatan Curup; Kabupaten Lebong (di Kecamatan Lebong Utara dan Kecamatan Lebong Tengah); Kabupaten Kepahiang (di Kecamatan Kepahiang) dan Kabupaten Bengkulu Utara (di Kecamatan Argamakmur). Sedangkan irigasi dataran rendah terdapat di Kabupaten Mukomuko (yaitu bendungan Air Majunto sebesar 11.979 ha),



Triple – A



Sawah Irigasi di Kota Bengkulu



Saluran Irigasi di Kota Bengkulu



Bendungan Air Majunto di Muko-muko Sumber : Bengkuluinvestdanpariwisata.blogspot.com



PROFIL PRASARANA PRASARANA KEAIRAN 3 – 6



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu sungai dan anak sungai sebagai sistem primer penerima air buangan dari saluran – saluran sekunder dan tersier yang ada. Keseluruhan sistem tersebut berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan limbah rumah tangga



PETA DRAINASE PROVINSI BENGKULU



Daerah persawahan terkena luapan sungai



Daerah permukiman yang terkena luapan sungai



Sungai-sungai Utama di Provinsi Bengkulu No.



Saluran Drainase di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A 2009



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



Drainase Pengembangan jaringan drainase di Provinsi Bengkulu sampai saat ini masih difokuskan pada kawasan perkotaan di kabupaten/ kota atau kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi. Jaringan drainase yang ada terutama untuk sistem tersier, sekunder maupun primer sebagain besar masih menjadi satu dengan sistem jaringan jalan. Selain itu sistem pembuangan air limbah masih menjadi satu atau belum terpisah dengan sistem pembuangan air hujan. Sistem penyaluran air hujan berdasarkan sistem grafitasi atau mengikuti garis kontur tanah, aliran dari permukaan masuk ke saluran pembuang untuk kemudian masuk ke sistem pembuang utama (sungai) yang ada. Sistem drainase induk yang ada adalah sistem drainase alam, yaitu suatu sistem yang menggunakan



Saluran Drainase di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A 2009



Nama Sungai



Muara



Hilir



Luas (Ha)



1 Bt. Air Manjuto



Muko-muko



Muko-muko



68.520,49



2 Bt Selagak



Muko-muko



Muko-muko



60.805,68



3 Air Dikit



Muko-muko



Muko-muko



27.219,98



4 Air Banta!



Muko-muko



Muko-muko



54.625,77



5 Air Berau



Muko-muko



Muko-muko



29.219,30



6 Air Teramang



Muko-muko



Muko-muko



46.470,59



7 Air Ipuh



Muko-muko



Muko-muko



104.409,54



8 Air Rami



Bengkulu Utara



Lebong



27.478,47



9 Air Seblat



Bengkulu Utara



Lebong



133.466,12



10 Air Lalangi



Bengkulu Utara



Lebong



33.603,35



11 Air Ketahun



Bengkulu Utara



Lebong



263.033,72



12 Air Bintuhan



Bengkulu Utara



Lebong



25.377,75



13 Air Lais



Bengkulu Utara



Bengkulu Utara



70.892,75



14 Air Patik



Bengkulu Utara



62.480,58



15 Air Bengkulu



Bengkulu



16 Air Kungkai



Seluma



Bengkulu Utara Kepahiang dan Rejang Lebong Seluma



17 Air Seluma



Seluma



Seluma



54.627,20



18 Air Talo



Seluma



Seluma



51.337,53



19 Air Alas



Bengkulu Selatan



Bengkulu Selatan



60.838,64



20 Air Pino



Bengkulu Selatan



Bengkulu Selatan



37.673,05



21 Air Manna



Bengkulu Selatan



Bengkulu Selatan



68.677,57



22 Air Kedurang



Kaur



Kaur



22.154,00



23 Air Padangguci



Kaur



Kaur



70.729,41



24 Air Kinal



Kaur



Kaur



28.280,17



25 Air Luas



Kaur



Kaur



62.317,48



26 Air Sambat



Kaur



Kaur



21.524,34



27 Air Nasal



Kaur



Kaur



62.998,12



124.354,79 285.016,31



Sumber : RTRW 2009, Laporan Antara



Triple – A



PROFIL PRASARANA PRASARANA KEAIRAN 3 – 7



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu tempat pembuangan akhir sampah (TPA) seluas 11 Ha yang terletak di Kelurahan Sukarami Air Sebakul Kecamatan Selebar, namun dari luas tersebut dipergunakan efektif saat ini adalah 3,5 Ha. TPA ini mampu menampung sampah sebesar 330.000 M3. Sejauh ini pengelolaan sampah di TPA baru berupa open dumping.



PETA LOKASI TPA PROVINSI BENGKULU Sampai saat ini baru 45,6 % dari keseluruhan sampah kota yang dapat diolah setiap harinya mengingat daya angkut armada yang dimiliki hanya mampu mengangkut sampah sebanyak 338,4 M3/hari. Sarana Tempat Pembuangan Akhir di Kabupaten/Kota di Prov. Bengkulu No



TPA Lebong



A.



3 4 5 6



TPA Nama Sistem Pengelolaan a. Sanitary landfill b. Control c. Open dumping d. Incenerator (unit) Luas (ha) Volume/Kapasitas (m3) Mulai operasional (tahun) Masa pakai (tahun)



7



Lokasi



1 2



Sampah Timbulan (m3/hari) Terangkut (m3/hari)



1 2



TPA Jambu Keling



TPA Kepahiang



Uraian



Lebong



Kaur



TPA Kepahiang



TPA Lebong



TPA LINAU



Open dumping



Open dumping



1.5 Ha 60.000 M3 2004 5 Tahun



2 Ha 1000 M3



Bermani Ilir



Desa Air Kopras Kec. Lebong Utara



50 40



50 40



TPA Air Sebakul



B.



Kabupaten/Kota Bengkulu Selatan



Kepahiang



Rejang Lebong



Kota Bengkulu



TPA Pagar Dewa



TPA Jambu Keling



TPA Air Sebakul



Open dumping



Open dumping



Open dumping



Open Daumping



1 Ha 32 2005 2



2 ha



8 Ha 182 M³ / Hari



3,5 Ha 11.000.000 m3 1992



2006 5 tahun



Desa Linau - Kaur Desa Pagar Dewa



20 15 - 20



Desa Jambu Keling Kec. Bermani Ulu Raya



Air Sebakul



182 162



810 410



121,37 78,89



Sumber : SLHD 2008 TPA Pagar Dewa



TPA Linau



Timbunan sampah di dekat fasilitas publik Sumber : Triple-A 2009



Kontainer yang sudah mulai rusak Sumber : Triple-A 2009



TPA Liar di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A 2009



Pengambilan sampah door to door



Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009



3.5 Pengelolaan Limbah Persampahan Di Kota Bengkulu sarana kebersihan terdiri dari fasilitas pengangkutan (truk, gerobak dengan roda, kontainer, TPS). Setiap tahunnya pada dinas yang bersangkutan melakukan pengadaan paling tidak 1 unit kontainer, 3 unit gerobak, 10 unit bak sampah, 50 unit tong sampah, 1 unit dump truk, dan 1 unit kendaraan pendukung roda 4. Jumlah pengadaan ini ternyata belum dapat mencukupi kebutuhan penanggulangan di sektor sampah, terlebih tidak adanya pemeliharaan/penggunaan yang baik dan pendataan sarana sampah sehingga sulit menghitung kebutuhan dan jumlah sarana kebersihan yang tersedia di Kota Bengkulu. Kota Bengkulu memiliki



Triple – A



PROFIL PRASARANA PENGELOLAAN LIMBAH 3 – 8



4. PROFIL KELEMBAGAAN



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Kelembagaan Disamping Undang-undang Nomor 24 tahun 2007, peraturan lain yang merupakan menjadi dasar kelembagaan penanggulangan bencana adalah : (1). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;(2). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; (3). Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Mengacu pada peraturan tersebut, telah dibentuk kelembagaan formal di tingkat pusat yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB ) sebagai pengganti dari Bakornas PB melalui Perpes Nomor 8 Tahun 2008.BNPB terdiri dari unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan bencana. Melalui serangkaian pertemuan dan kesepakatan dari pemangku kepentingan penanggulangan bencana, dibentuk kelembagaan pengurangan resiko bencana, disebut Platform Nasional Pengurangan Resiko Bencana (PLANAS –PRB) pada bulan November 2008. PLANAS-PRB terdiri dari berbagai unsur, pemerintah, organisasi non pemerintah, lembaga donor internasional, media massa, perguruan tinggi, dan lembaga usaha. Pemetaan Peran Pelaku Pengurangan Resiko Bencana di Indonesia Kementrian /Lembaga



Donor/Komunitas Internasional



NGO



Perguruan Tinggi



Media Massa



Korporat



Membuat dan memfasilitasi berbagi kerangka kebijakan dan regulasi yang terkait dengan pelaksanaan PRB di Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai arahan strategis bagi semua stakeholder.



Mendorong peran dan kiprah dunia internasional dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global.



Mengawal dan melakukan pendampingan pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global.



Mengembangkan kajian akademis dari berbagai disiplin keilmuan terhadap program / kegiatan PRB



Melakukan penyebarluasan informasi mengenai program kegiatan PRB secara masif dan terstruktur kepada seluruh lapisan sosial



Mendukung kebijakan pengurangan resiko bencana melalui program korporat yang dialokasikan dari profit, korporat, seperti keberadaan program CSR.



Sumber : Draft Final Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana, 2010 -2012



Sumber : Bakosurtanal



4.1. Pemerintah Nasional Landasan pengurangan resiko bencana Pengurangan resiko bencana di Indonesia merupakan bagian dari upaya pengurangan resiko bencana di tingkat internasional yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, termasuk masyarakat internasional. Sebagai bagian dari komitmen bangsa dan Negara Indonesia, maka landasan yang mendasari penyusunan pengurangan resiko bencana mengacu pada kesepakatan-kesepakatan internasional dan peraturanperaturan perundang-undangan di Indonesia. LANDASAN INTERNASIONAL NAMA LANDASAN Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa Resolusi Nomor 63 Tahun 1999



Strategi Yokohama



TENTANG Menetapkan dekade 1999 menjadi Dekade Pengurangan Resiko Bencana Internasional



Resolusi Nomor 56/195 tanggal 21Nomor Desember Resolusi 60/195tahun



Menetapkan hari pengurangan resiko bencana internasional



tanggal 22 Desember tahun



Pedoman pencegahan, kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap bencana alam dan rencana aksi yang diadopsi pada tahun 1994 sebagai pedoman untuk mengurangi resiko dan dampak bencana



Strategi internasional untuk pengurangan resiko bencana



Kerangka Aksi Hyogo



Konferensi sedunia tentang pengurangan resiko bencana diselenggarakan di Kobe, Hyogo, Jepang menghasilkan Kerangka Kerja Aksi 2005-2015 untuk membangun ketahan bangsa dan komunitas terhadap bencana.



Kerangka Aksi Beijing



Konferensi pertama tentang pengurangan resiko bencana diadakan di Beijing China yang menghasilkan kesepakatan untuk penguranan resiko bencana di Asia



Sumber : Draft Final Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana 2010-2012



Sumber : http://www.bakornaspb.go.id



LANDASAN NASIONAL NAMA LANDASAN



TENTANG



Undang-undang UU No.25 Tahun 2004 UU No. 24 Tahun 2007 UU No.26 Tahun 2007 UU No.27 Tahun 2007



Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) Penanggulangan Bencana Penataan Ruang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil



PP No.21 Tahun 2008 PP No. 22 Tahun 2008 PP No. 23 Tahun 2008



Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana



Peraturan Pemerintah



Sumber : Draft Final Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana 2010-2012



Triple – A



Sumber foto : http://www.iisd.ca



Sumber foto : Bappeda Provinsi Bengkulu



PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH NASIONAL 4 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



DAFTAR DEPARTEMEN/INSTANSI DI TINGKAT PUSAT TERKAIT PENANGGULANGAN BENCANA BERDASARKAN JENIS BENCANA TAHUN 2009 JENIS BENCANA ALAM DAN KETERLIBATAN LEMBAGA TERKAIT NO.



PROGRAM



GEMPA BUMI



TSUNAMI



GUNUNG API



GERAKAN TANAH



BANJIR



KEKERINGAN



KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN



EROSI



A.



PENCEGAHAN DAN MITIGASI BENCANA



1



Pengenalan dan pemantauan resiko bencana



Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : ESDM, LIPI, DKP, Bakosortanal, BPPT, PU, BNPB



Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : ESDM, LIPI, DKP, Bakosortanal, BPPT, PU, BNPB



Instansi utama: ESDM, Instansi Instansi utama: ESDM, Instansi Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Depdagri, penunjang : BMKG, LIPI, DKP, penunjang : BMKG, Bakosurtanal Bakosortanal, BPPT, LAPAN, Bakosortanal, BPPT, PU, BNPB BMKG, BNPB



Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : ESDM, LIPI, LAPAN, Bakosurtanal, BPPT, PU, BNPB, Deptan, Dephut, Depsos, Depkes



Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : BMKG, LIPI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT,Deptan, LH



2



Penetapan tata ruang dan tata guna lahan berbasis resiko bencana



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, BMKG, Bakosurtanal, Depdagri, DKP, Deptan, Dephut, LH



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, BMKG, Bakosurtanal, Depdagri, DKP, Deptan, Dephut, LH



Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Bappenas, PU, BAKOSURTANAL, DEPDAGRI, DEPTAN, DEPHUT, LH



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, Bakosurtanal, Depdagri, DKP, Deptan, Dephut, LH



Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang :Deptan, Bakosurtanal, Depdagri, LAPAN, LH



3



Penerapan upaya mitigasi struktural dan non struktural



Instansi utama: BMKG,Instansi penunjang : PU, ESDM, BMKG, LIPI,Bakosortanal, BPPT, Ristek, BNPB, Depsos, Depkes



Instansi utama: ESDM, PU, Instansi utama: ESDM, Instansi Instansi utama: ESDM, Instansi Instansi utama: PU, Instansi Instansi penunjang : BMKG, DKP, penunjang : PU, LIPI, BPPT, penunjang : LIPI,PU BPPT, penunjang : BMKG, LIPI, BPPT, LIPI, BPPT, Ristek, BNPB, Depsos, Depkes, Dephut, LH Ristek, BNPB, Depsos, Depkes Depsos, Depkes Depsos, Depkes



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, LIPI, BPPT, BNPB,Depsos, Depkes



Instansi utama: Dephut, Instansi Instansi utama: PU, Instansi penunjang : PU,Depdagri, Deptan, penunjang :Dephut, Deptan, BNPB, LAPAN LH



4



Penelitian dan pengembangan



Instansi utama: LIPI, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, Ristek, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas



Instansi utama: Ristek, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas



Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Ristek, BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas



Instansi utama: Ristek, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas



Instansi utama: LIPI, Instansi penunjang : ESDM,Ristek, BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas



Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : BMKG,BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Deptan



B.



KESIAPSIAGAAN



1



Penyusunan rencana penanggulangan kedaruratan



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT



Instansi utama: BNPB, Instansi Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : ESDM, BMKG, penunjang :BMKG, PU, Depdagri, Depdagri, LIPI, Depsos, LIPI,Depsos, Depkes, TNI/POLRI Depkes, Dephub, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang :BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI,Depsos, Depkes, TNI/POLRI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang :Dephut, BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI,Depsos, Depkes, TNI/POLRI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



2



Pembangunan Sistem Peringatan Dini



Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : Ristek, DKP, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : BMKG, BNPB, Ristek, DKP, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BNPB, Ristek, DKP, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, BNPB, Ristek, DKP, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BNPB, Ristek, Ristek, ESDM,LIPI, DKP, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : BNPB, Ristek, LIPI, DKP, Depdagri, LIPI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



3



Penyuluhan, pelatihan dan gladi mekanisme tanggap darurat



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : Dephut, BMKG, Depdagri, Deptan, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



C.



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Bappenas, PU, Bakosurtanal, Depdagri, Deptan, Dephut, LH



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, Bakosurtanal, Depdagri, DKP, Deptan, Dephut, LH



Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Ristek, BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Dephut, Deptan, bakosurtanal, LH



GELOMBANG EKSTREM DAN ABRASI



CUACA EKSTREM



Instansi utama: DKP, Instansi Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BMKG, LAPAN, penunjang : LAPAN, Bakosurtanal, Bakosurtanal, PU, LIPI, BPPT, LH PU, LIPI,BPPT, LH



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : DKP,Depdagri, Depgub, LH



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, Depdagri, Dephub, LH



Instansi utama: PU Instansi Instansi utama: BNPB, Instansi Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BPPT, LIPI, penunjang : BMKG, DKP, PU, LH penunjang : BPPT, LIPI,LAPAN, LAPAN, bakosurtanal, Dephut, Bakosurtanal, BMKG, PU, LH Deptan, LH



Instansi utama: BNPB, Instansi Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : Depdagri, Dephut, penunjang : BMKG, ESDM, Deptan Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI



TANGGAP DARURAT



1



Kaji cepat bencana



Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, PU, Dephub,BPPT



2



Pencarian, penyelamatan, dan evakuasi



3



Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, Instansi utama :Depsos , Instansi hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih penunjang : Depkes, Depdagri, dan sanitasi Dephub, PU



4



Pemulihan darurat sarana prasarana vital dan utilitas



D



REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI



1



Rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas dan infrastruktur publik di daerah pasca bencana yang belum selesai



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, BNPB, Bappenas, Depdagri, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, Depsos, Depkes



2



SRC-PB Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub, PU



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub,Kominfo, ESDM, Depdagri, Dephub



BNPB, SRC-PB Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, PMI, Depkes



SRC-PB Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub, PU



SRC-PB Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depkes, Depsos, Dephub, PU



SRC-PB Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub



SRC-PB Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub



Instansi utama sandangInstansi utama: Depsos, Instansi Instansi utama :Depsos , pangan:Depsos , Instansi utama penunjang : Depkes, Depdagri, Instansi penunjang : PU, hunian, air bersih, sanitasi : PU, Dephub, PU Depdagri, Dephub,Depkes Instansi utama layanan kesehatan : Depkes, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Dephub



Instansi utama: Depsos, Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU



Instansi utama: Depsos, Instansi utama: Depsos, Instansi Instansi penunjang : Depkes, penunjang : Depkes, Depdagri, Depdagri, Dephub, PU Dephub, PU



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub,Kominfo, ESDM, Depdagri, Dephub



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Dephut, Deptan, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub



Instansi utama: Basarnas, Instansi Instansi utama: Basarnas, penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Instansi penunjang : Depsos, Depkes, Dephub TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub, PU Instansi utama: Depsos, Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU



Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depkes, Depdagri, Depsos, Dephub



Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depkes, Depdagri, Depsos, Dephub,PU



Instansi utama :Depsos , Instansi Instansi utama :Depsos , Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU Dephub, PU



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub



Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes, ESDM



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes



Pengkajian kerusakan dan kerugian



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depsos, Depkes PU, Depsos, Depkes,ESDM



BNPB,Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes



BNPB, Bappenas, Depdagri, BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, Depsos, Depkes



BNPB, Bappenas, Depdagri, BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, DKP, LH,



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, DKP, LH,



3



Penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depsos, Depkes PU, Depsos, Depkes,ESDM



BNPB,Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes



PU, BNPB



BNPB, Bappenas, Depdagri, BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, Depsos, Depkes



BNPB, Bappenas, Depdagri, BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, DKP, LH,



BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, BMKG, LH,



4



Pemulihan sarana dan prasarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana



PU, BNPB



PU, Menpera



PU, BNPB



PU, BNPB



PU, BNPB



PU, BNPB, Dehut, Deptan, LH



PU, BNPB, Dehut, Deptan, LH Depdagri, PU, DKP, LH



Depdagri, PU, DKP, LH



5



Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis



Depsos, Depkes



Depsos, Depkes



Depsos, Depkes



Depsos, Depkes



Depsos, Depkes



PU, BNPB, Dehut, Deptan, LH



Sumber : Bahan Diskusi Program Khusus Per Bencana, Finalisasi Rencana Nasional Penanggulangan Bencana , 22-23 Desember 2009



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH NASIONAL 4 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Sistem Penanggulangan Bencana Berdasarkan UU No. 24 /2007



Proses Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 17 Desember 2008, pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Pada dasarnya, penyelenggaraan penanggulangan bencana terbagi dalam tahapanan: pra bencana, tanggap darurat yang dilakukan dalam situasi terjadinya bencana, pasca bencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana. Secara umum perencanaan penanggulangan bencana dilakukan pada setiap tahapan dalam penyelenggaraan perencanaan penanggulangan bencana. Perencanaan penanggulangan bencana disusun berdasarkan hasil analisis bencana dan upaya penanggulangannya yang dijabarkan dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian anggaran. PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA



Mekanisme Penanggulangan Bencana Mekanisme penanggulangan bencana yang akan dianut dalam hal ini adalah mengacu pada UU No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah No.21 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Dalam perundangan tersebut disebutkan, bahwa mekanisme penanggulangan bencana dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu : 1. Pada pra bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi pelaksana, 2. Pada saat darurat bersifat koordinasi, komando dan pelaksana, 3. Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan pelaksana.



Sumber : Peraturan Kepala BNPB No.4 tahun 2008



Sumber foto : Bappeda Provinsi Bengkulu



Sumber : Peraturan Kepala BNPB No.4 Tahun 2008



Triple – A



Geladi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsumani merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.



Sumber : Draft Final - Ran PRB 2010 –2012



PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH NASIONAL 4 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Peta Administrasi Provinsi Bengkulu



Provinsi Bengkulu Daerah diatur dalam Peraturan Menterai Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentag Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan merupakan bagian dari perangkat daerah, maka pembentukan dan penyusunannya harus berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Untuk Provinsi Bengkulu, pembentukan BPBD, diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu. Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD Provinsi berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota dan BNPB. Pemerintah Daerah memiliki kewenanganan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang ditetapkan sbb :  Gubernur: a). merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan, bencana sesuai dengan tingkat kewenangan dan karakteristik wilayahnya; b). menentukan status dan tingkatan keadaan darurat bencana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; c). mengerahkan seluruh potensi/sumberdaya yang ada di wilayahnya untuk mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana; d). menjalin kerjasama dengan daerah lain atau pihak-pihak lain; e). mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman yang berisiko menimbulkan bencana; f).mencegah dan mengendalikan penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayah kewenangannya; g). mengangkat seorang komandan penanganan darurat bencana atas usul Kepala BPBD; h). melakukan pengendalian atas pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa lain (misalnya relawan) yang diperuntukkan untuk penanggulangan bencana di wilayahnya; i). menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya.  Gubernur bersama DPRD menyusun dan menetapkan peraturan daerah dalam penanggulangan bencana. Struktur Organisasi BPBD Provinsi Bengkulu



Dalam melakukan upaya penanggulangan bencana, BPBD Provinsi Bengkulu juga bekerjasama dengan instansi lain yang terkait, baik dari instansi pemerintah maupun non pemerintah. Beberapa instansi pemerintah yang terkait dengan penanggulangan bencana antara lain : Instansi/ Lembaga Terkait Kebencanaan NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu



INSTANSI BPBD PROVINSI BENGKULU BAPPEDA PROVINSI BENGKULU BIRO HUKUM SETDA PROVINSI BENGKULU DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI BENGKULU DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL PROVINSI BENGKULU DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DINAS ESDM PROVINSI BENGKULU BADAN KESBANGLINMAS PROVINSI BENGKULU PERGURUAN TINGGI PMI DAERAH BENGKULU POLDA BENGKULU POLAIRUD BENGKULU TNI (AD, AL, AU) BPBD/(SATKORLAK PB) KAB/KOTA TIM SAR PROVINSI BENGKULU LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI



Sumber : SCDRR Provinsi Bengkulu



4.2 PEMERINTAH PROVINSI Sumber : Perda Prov. Bengkulu No. 9 Tahun 2008



Kelembagaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Secara lebih rinci disebutkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana di daerah dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 18 dan Pasal 19 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah Daerah perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Secara lebih detail tentang Badan Penaggulangan Bencana



Triple – A



Peraturan Daerah Peraturan daerah yang terkait dengan penanggulangan bencana alam di Provinsi Bengkulu, antara lain :  Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu.  Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 37 Tahun 2009 tentang Tim Pengkajian Bencana Provinsi Bengkulu (Berita Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2009 Nomor 37).



Sumber : Bappeda Prov. Bengkulu



PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH PROVINSI 4 – 4



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Peta Kota Bengkulu



Sumber foto : SCDRR



Sumber : Permendagri No.46 Tahun 2008



Sumber peta : Bappeda Kota Bengkulu



4.3 Pemerintah Kabupaten/Kota Kelembagaan Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 kabupaten dan 1 kota, dengan jumlah penduduk 1.736.059 jiwa. Jika dilihat secara spasial, hampir seluruh wilayah di kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu merupakan daerah rawan bencana. Untuk menanggulangi terjadinya bencana di wilayah kabupaten/kota di Bengkulu, pemerintah kabupaten/kota menyusun pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten/ kota. Pada saat ini, BPBD untuk tingkat kabupaten/kota ada di Kota Bengkulu, Kabupaten Muko-muko dan Kabupaten Kaur. Secara teknis pembentukan BPBD diatur dengan Permendagri 46/2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD dan Perka BNPB 3/2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD. Payung hukum tertinggi pembentukan BPBD adalah UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sedangkan untuk pengesahannya dilakukan melalui peraturan daerah/perda.



Triple – A



Pemerintah Daerah Kabupaten/kota memiliki kewenanganan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang ditetapkan sbb :  Bupati/Walikota : a). merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan, bencana sesuai dengan tingkat kewenangan dan karakteristik wilayahnya; b). menentukan status dan tingkatan keadaan darurat bencana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; c). mengerahkan seluruh potensi/sumberdaya yang ada di wilayahnya untuk mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana; d). menjalin kerjasama dengan daerah lain atau pihak-pihak lain; e). mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman yang berisiko menimbulkan bencana; f).mencegah dan mengendalikan penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayah kewenangannya; g). mengangkat seorang komandan penanganan darurat bencana atas usul Kepala BPBD; h). melakukan pengendalian atas pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa lain (misalnya relawan) yang diperuntukkan untuk penanggulangan bencana di wilayahnya; i). menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya.  Bupati/walikota bersama DPRD menyusun dan menetapkan peraturan daerah dalam penanggulangan bencana. Penanggulangan resiko bencana Seperti halnya di tingkat pusat, pemerintah daerah harus menyusun RAD– PRB (Rencana Aksi Daerah— Penanggulangan Resiko Bencana) yang merupakan turunan dari RPBD (Rencana Penanggulangan Bencana Daerah). Kerangka waktu RPBD dan RAD-PRB tidak berbeda dengan tingkat nasional. Dalam konteks ini proses penyusunan RAD-PRB juga dilakukan setelah penyusunan RPBD. Dalam kaitannya dengan dokumen RPJPD dan RPJMD, kedudukan RPBD dan RAD– PRB juga adalah penjabaran dari dokumen perencanaan tersebut khususnya yang menyangkut penanggulangan resiko bencana. Pada tingkat daerah, dokumen yang dijadikan acuan adalah RTRW Kabupaten, karena dokumen tersebut juga mengindikasikan kawasan-kawasan rawan bencana. PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 4– 5



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



PETA SEBARAN EKSISTING SENTRA, DAN POTENSI PENANGKAPAN IKAN LAUT



Provinsi Bengkulu



   



Undang-ndang R.I Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; Keppres R.I Nomor 29 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal dalam rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri melalui system pelayanan satu atap; Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI No. 70/SK/004 tentang perubahan atas Keputusan Kepala Badan; Koordinasi Penanaman Modal RI No. 57/SK/2004 tentang Pedoman dan Tata cara permohonan penanaman modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Sistem dan Prosedur Penanaman Modal



Sumber peta : Badan Koordinasi Penanaman Modal



4.4 Swasta Investasi dan Penanaman Modal Daerah Investor Dalam Negeri Dalam kaitannya dengan penanaman modal, sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Penanaman Modal diselenggarakan atas dasar kepastian hukum; keterbukaan; akuntabilitas; perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara; kebersamaan; efisiensi berkeadilan; berkelanjutan; berwawasan lingkungan; kemandirian; dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Sementara itu, secara umum tujuan dari penyelenggaraan penanaman modal adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; menciptakan lapangan kerja; meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan; mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dasar hukum yang untuk penyelenggaraan penanaman modal adalah sebagai berikut :



Triple – A



Sumber foto : Rori Eka Putra



KP2T. Dalam rangka mewujudkan pelayanan terpadu dalam bidang perizinan dan non perizinan di lingkungan Provinsi Bengkulu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Bengkulu jo Pergub Bengkulu Nomor 20 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah tanggal 27 Oktober 2008 dibentuklan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T). KP2T mempunyai tugas dalam melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simflikasi, Keamanan dan Kepastian. Model pelayanan perizinan terpadu Provinsi Bengkulu adalah sebuah kantor yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pelenggaraan serta pelayanan administrasi di bidang perizinan dengan sistem satu pintu dan terpadu satu atap.



Hingga saat ini 67 jenis perizinan yang dilayani oleh KP2T. KP2T juga merupakan pusat pelayanan satu atap dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu dalam rangka membantu Kabupaten/Kota mempromosikan data potensi daerah dan potensi investasi kabupaten/kota, yang telah membuka perwakilannya di KP2T Provinsi Bengkulu adalah : Kota Bengkulu, Kabupaten Kepahyang, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan. PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 6



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR) PETA SEBARAN EKSISTING SENTRA, DAN INDUSTRI TERKAIT KOMODITI KELAPA SAWIT



Provinsi Bengkulu



Perkembangan Penanaman Modal Sampai dengan tahun 2007 jumlah perusahaan PMA/PMDN di Bengkulu berjumlah 111 perusahaan dengan bidang usaha pertanian, bidang usaha perikanan dan peternakan, bidang usaha industri, bidang usaha pertambangan, dan bidang usaha perumahan dan jasa. Dari jumlah perusahaan tersebut, sampai dengan tahun 2007 hanya 34 perusahaan saja yang aktif melaksanakan produksi sedangkan 77 perusahaan lainnya sudah tidak aktif dengan berbagai alasan, antara lain kekurangan modal, tumpang tindih lahan, tidak mempunyai akses pasar, dan lain-lain. Selain perusahaan tersebut diatas, pada tahun 2006, 2007dan 2008 juga telah datang calon investor yang berminat menanamkan modalnya di Provinsi Bengkulu sebanyak 38 perusahaan PMA dan PMDN dengan berbagai bidang usaha antara lain pertanian, pertambangan, perikanan, perdagangan dan jasa. DAFTAR PELAKU USAHA DI PROVINSI BENGKULU NO



NAMA PERUSAHAAN



ALAMAT PERUSAHAAN



BIDANG USAHA Karet Industri Crumb Rubber



Karet



1 2



Air Muring, PT BUKIT ANGKASA MAKMUR. PT



3



MANDITO AGUNG. PT



4



NASIA PERKASA. CV



5



PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)



Putri Hijau Desa Kembang Seri Km. 14 Bkl. Kec. Gading Cempaka, Bengkulu, Bengkulu Jalan P. Natadirja Bengkulu, kec. Gading Cempaka, Bengkulu, Bengkulu Jl. Raya Bengkulu Curup Km.12 Desa Taba Pasemah, Kec. Talang Empat, bengkulu Utara, Bengkulu Padang Pelawi Sukaraja, Kec. Sukaraja, Bengkulu Selatan, Bengkulu, 38577



6



Perkebunan Nusantara VII, PT



Jl. P. Natadirja KM 7 Talang Empat



Industri Pengolahan Kopi Industri Furniture Rotan Industri Crumb Rubber



Sumber :http://www.regionalinvestment.com



Sumber foto :http://bengkuluinvestasidanpariwisata.blogspot.com



ORGANISASI SWASTA TERKAIT PENGEMBANGAN USAHA KADIN (KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI) Sesuai dengan UU Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dan Keputusan Presiden RI Nomor 97 tahun 1996 Bab I Pasal I huruf (a) KADIN dinyatakan sebagai wadah bagi Pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian. KADIN merupakan wadah pembinaan profesi dan penyaluran aspirasi, serta sarana memperjuangkan kepentingan dunia usaha dalam keikutsertaan pada pelaksanaan Pembangunan Nasional. Sesuai dengan pengertian tentang KADIN tersebut, maka tugas utama KADIN lebih terfokus untuk membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan pengusaha Indonesia antara lain : (1). Pelayanan informasi bagi dunia usaha dan masyarakat dalam rangka pengembangan dunia usaha Nasional; (2). Advokasi bagi dunia usaha, khususnya bagi pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi; (3). Pengembangan potensi dunia usaha dan pengusaha nasional; (4). Untuk Provinsi Bengkulu, Kadin berada di provinsi dan semua kabupaten/ kota. KADIN adalah induk Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha yang berfungsi sebagai wadah komunikasi dan konsultasi antar para Pengusaha Indonesia, antara para Pengusaha Indonesia dan Pemerintah, dan antara para Pengusaha Indonesia dengan para pengusaha Asing mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perdagangan, perindustrian, dan jasa dalam arti luas yang mencakup seluruh kegiatan ekonomi. Sumber peta : Badan Koordinasi Penanaman Modal



Investor Asing Permohonan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) diatur dalam Pasal 7 SK Menteri Negara Peningkatan Investasi/Kepala BKPM No. 38/1999 tentang Prosedur Permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan dikeluarkannya PP No. 20/1994, PMA bisa didirikan dengan keseluruhan modal yang dimiliki oleh perusahaan asing tersebut. PMA bisa juga didirikan dalam bentuk joint venture company antara investasi asing dan dalam negeri. PMA yang berinvestasi pada sektor publik misalnya Pelabuhan, Distrbusi Tenaga Listrik, Telekomunikasi, Perkapalan, Penerbangan, Air Minum, Perkereta-apian, dll memerlukan bentuk joint venture. Investor perkebunan di Kab. Kaur Sumber foto :http://bengkuluinvestasidanpariwisata.blogspot.com Sumber : Kadin



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 7



BAGIAN B. IDENTIFIKASI BENCANA



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



PELAKU SWASTA TERKAIT PENGURANGAN RISIKO BENCANA



Organisasi Internasional



Perusahaan Swasta Dalam pengurangan risiko bencana, pelaku yang terlibat bukan hanya dari sektor pemerintah saja, tetapi juga dari sektor swasta. Berdasarkan data tahun 2009, ada 12 perusahaan swasta yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana di Indonesia, dengan berbagai fokus kegiatan.



Dalam pengurangan risiko bencana, beberapa organisasi internasional juga terlibat sebagai pelaku yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, jumlah organisasi internasional di Indonesia yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana adalah 34 organisasi internasional. DAFTAR ORGANISASI INTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009



DAFTAR PERUSAHAAN SWASTA YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO. 1 2 3



4



TIPE ORGANISASI Sektor Swasta Sektor Swasta Sektor Swasta



Sektor Swasta



NAMA ORGANISASI



ALAMAT



Cevron PT. Garuda Indonesia-GIA



Cargo Centre Garuda Indonesia, Airport SoekarnoHatta



Indonesia Business Link IBL PT. Asuransi Maipark Indonesia - MAIPARK



KONTAK PERSON Harry Bastaman



+62215500126



[email protected]



5



Sektor Swasta



Microsoft Indonesia



Sita Supomo



6



Sektor Swasta



PT. Bukit Asam - PT BUKIT ASAM



A. Tribudiyanto



+622171635678



[email protected]



Hendra Gunawan Farrid Prihawanto



+62215762292, 89908111



[email protected] [email protected]



7



Sektor Swasta



Gedung Kantor Tamau Ag PT. Pasifik Satelit Nusantara Unit C3-C4, Jl. Mega - PT PSN Kuningan Raya LOT 8/9 No.9 Jakarta 12950 Rajawali Corporation Rajawali Corp Sampoerna Rescue



8



Sektor Swasta



9



Sektor Swasta



10



Sektor Swasta



Graha Unilever, Jl. Gatot PT. Unilever Indonesia Tbk Subroto Kav.15, Jakarta UNILEVER 12930



11 12



Sektor Swasta Sektor Swasta



VICO Wijaya Karya - WIKA



Indri K. Hidayat Fadjar Kurniawan Sinta Kaniawaty



+62215760808 +62215761355 +62215151234 +62215262112 ext 514 +622152996514 +62215299788



Organisasi Internasional



Arbeiter-Samariter-Bund Deutschland e.V. -ASB



Organisasi Internasional



German Federal Institute for Geosciences and Natural Resources



5



Organisasi Internasional



Consortium for aAssistance and Recovery toward Development in IndonesiaCARDI



6



Organisasi Internasional



7



Organisasi Internasional



8



Organisasi Internasional



9



Organisasi Internasional



Catholoc Organization for Relief and Development Aid CORDAID



10



Organisasi Internasional



Church World Service Indonesia-CWS



11



Organisasi Internasional



12



Organisasi Internasional



13



Organisasi Internasional



14



Organisasi Internasional



15



Organisasi Internasional



16



Organisasi Internasional



17



Organisasi Internasional



18



Organisasi Internasional



THE JOHANNITER International The Johanniter Unfall HilfeAssistance, Jl. Karim M.S. No.2, Niar Sahyan Azhar International Assistance - JUH Medan 20152, Indonesia



+62614576465



[email protected] [email protected]



19



Organisasi Internasional



Malteser International MALTESER



+62618226729



[email protected]



Malka Older



+62217194948



[email protected] [email protected]



Fara (0811881158)



+62217260354



[email protected]



Panagiotis Katrakis



+6265149963



[email protected]



Linda Isack



+62217195947



[email protected] [email protected]



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



+62218508626



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Lembaga Donor Dalam pengurangan risiko bencana, beberapa donor juga terlibat sebagai pelaku yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, jumlah donor di Indonesia yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana adalah 8 lembaga donor. DAFTAR LEMBAGA DONOR INTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO. 1



2



3



4



5



TIPE ORGANISASI Organisasi Donor



Organisasi Donor



Organisasi Donor



Organisasi Donor



Organisasi Donor



NAMA ORGANISASI



KONTAK PERSON



Australia Agency for International DevelopmentAUSAID



Australia Embassy, Jl. HR Rasuna Said Kav.C15-16 Jakarta Pusat



Eko Setiona



Canadian International Development Agency - CIDA



World Trade Center 6th floor Jl. Jend Sudirman Kav.29 Jakarta Pusat Indonesia



Marco Domanschio



Department for International Development - DFID



Indonesia Stock Exchange Building Tower 2,16th floor, Lanny Jauhari Jl. Jend Sudirman Kav 5253 Jakarta 12190



European Commission Humanitarian Aid-ECHO



Japan International Cooperation Agency - JICA



6



Organisasi Donor



Multi Donor Fund for Aceh and Nias (MDF) - MDF



7



Organisasi Donor



New Zealand Agency for International Development NZAID



Organisasi Donor



United States Agency for International Development USAID



8



ALAMAT



TELEPON +622125505555



+622125507813



+62215155961



+62215738308



Sentral Senayan II 14th Mr. Kozo NAGAMI Floor, Jl. Asia Afrika No.8, Ms. S.K. Rubiyati Jakarta 10270 Indonesia



+622157952112



+622172487668 [email protected]



Jane Makaminan, Vierna Tobing



+6261414836



[email protected]



Wahyu Sulastomo



+62746576600



[email protected]



Dr. A.Djumarma Wirakusumah



+62227273198



[email protected]



Christine Parsons



+62217266470



[email protected]



Gedung TIFA Lt.10 Suite 1005 CARE International IndonesiaJl.Kuningan Barat No.26 Jakarta Fachrurrazi,Emma Yunida +622152922283 [email protected] CARE 12710 Jl. Cempaka Putih Tengah 1/5 Christian Chrildren Fund-CCF Iman Surahman +62214247292 [email protected] Jakarta Pusat 10510 Indonesia Graha Iskandarsyah 8th Floor, Jl. Iskandaryah Raya No.66 C CHF International - CHF Lidya Jalius +62217209939 [email protected] Kebayoran Baru Jakarta Selatan Indonesia Jalan Indraprasta N.237i Perumahan Griya Elite 5758 No 3 Anat Prag Tegalrejo Yogyakarta 55244



Jl. Kemang Selatan II No.4A Kemang Jakarta Selatan Indonesia Deutsche Bank Building, Jl. German Technical Imam Bonjol no.80 Jakarta Cooperation-GTZ 10310 Jl.Bungur Dalam No.23 A-B Helen Keller International Kemang Jakarta 12730 Indonesia Gedung Putera lantai 7, Jl. Hope Worldwide - HOPE Gunung Sahara 39 Jakarta 10720 Indonesia Jalan Terusan Hang Lekir 1/5 International Catholic Migration Kebayoran Lama Jakarta 12220 Commision - ICMC Indonesia International Medical Corps - Jl. Terusan Hang Lekir II W/16 IMC Jakarta Selatan 12220 Jl. Taman Margasatwa No.26, Islamic Relief Worldwide - IR Ragunan, Jakarta Selatan 12550, Indonesia Gg. Cabe DP III No.9 DN 13, Yayasan Jesuit Refugee Puren, Pringwulung, Depok, Service Indonesia - JRS Sleman, Yogyakarta



+6274620263



[email protected]



Rima Irmayani



+62217197929



[email protected]



Harald Spahn



+622131924007 [email protected]



Elviyanti Martini



+62217199163



Charles Ham



+62216009091



[email protected]



Nina



+62217203910



[email protected]



Jeni Bastiaan



+62217222028



[email protected]



Sulandjari Rahardjo, Nanang Subana Dirja, Raymond Kotambuan



+62217818683



Paulus Enggal, Melani Wahyu Wulandari



Taman Setia Budi Indah 2 Wil Andrea No.119, Medan 20133 Indonesia Jl. Kemang Selatan I No.3, Bangka, Jakarta Selatan, Indonesia Jl. Darmawangsa XII, No.10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12150 Indonesia Jl. Sudirman No.11 Geuceu Kaye Jato, Banda Aceh 23237 Indonesia Jl. Kemang Utara No.32, Kemang, Jakarta 12730 Indonesia



Organisasi Internasional



Mercy Corps Indonesia - MCI



21



Organisasi Internasional



Medecins du Monde - MDM



22



Organisasi Internasional



The MENTOR Initiative MENTOR



23



Organisasi Internasional



Medecins Sans FrontieresBelgium - MSF



24



Organisasi Internasional



Muslim Aid



25



Organisasi Internasional



Mr. Peter Butcher Natural Hazards New Zealand Open Polytechnic o New Zealand Mr. Peter Butcher Cluster - NHNZC Private Bag 31914, Lower Hutt



[email protected]



marco.domaschio@ international .gc.ca



Jl.Brawijaya X No 5 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 Indonesia



Wakhid Nurrokhim



20



[email protected] 26



Wisma Dharmala Sakti 16 th Floor, Jl.Sudirman Kav Linda Rupidara 32 -Jakarta Pusat 10220



Jakarta Stock Exchange Building New Zealand Embassy, Sentral Senayan 2, Lt.10, Jl. Asia Afrika No.8 Jakarta 10270



EMAIL



EMAIL



Adventist Development and Relief Agency Indonesia ADRA



[email protected]



+622125518100 ext 8254



TELEPON



Organisasi Internasional



[email protected]



[email protected] [email protected]



KONTAK PERSON



2



EMAIL



+62215210830 ext 132



ALAMAT Jl. Darmawangsa IX, No.120 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 Kompleks RS Advent, Jl. Gatot Subroto Km4 Medan 20119, North Sumatra Jl. Sukoharjo 136 Manukan Condong Catur Yogyakarta 55283 Badan Geologi,Georisk-Project, Jl.Diponegoro 57 Bandung 40122 Indonesia



Action Contre la Faim - ACF



[email protected]



Heddy Agus Pitrasa



NAMA ORGANISASI



Organisasi Internasional



4



+62215202530



TIPE ORGANISASI



1



3



Harry Rinaldi Yanti Koestoer



Setiabudi Atrium Building 4th Floor, Suite 408, Jl. Rasuna Said Kav 62, Kuningan, Jakarta 12920



TELEPON +62811840150



NO.



Organisasi Internasional



Oxfam Great Britain - Oxfam GB



Jl. Kalasan No.45A, Pegangsaan, Hardi, Ihsan - Jakarta Jakarta Pusat Akhyari Hananto



Jl. Sulawesi No.28 Sono, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55284



27



Organisasi Internasional



Project Concern International - Jl. Tirtayasa Raya No.51, PCI Kebayoran Baru, Jakarta 12160



28



Organisasi Internasional



Plan International Indonesia Plan International



Menara Duta Building 1st Floor Wing C, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.B-9, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia



29



Organisasi Internasional



Qatar Charity - QATAR CHARITY



[email protected]



G. Zakki



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] +622744517045 [email protected] [email protected]



+62213190034, +626517411927, [email protected] +626517551053 +6469135300 ext 5458



[email protected]



+62274881181



[email protected]



Iskandar Luis Tolley Titie F Mandagi



[email protected]



+62215229566



[email protected] [email protected]



Jl. Pancoran Timur Raya No.41 Uzair Hamdan Pancoran, Jakarta Selatan 12770



+62217992340



[email protected]



Maharani Hardjoko Lusi Margiyanti



+622172799570



[email protected] [email protected]



Brian D. Hanley



+62217200964



[email protected] [email protected] [email protected]



Avianto Amri



Sarosh Khan



+622152993237



[email protected] [email protected]



30



Organisasi Internasional



Save the Children



Rachmi Anindita Development Programme Coordinator



SC UK Office: Jl. Pejaten Barat No.8 Jakarta Selatan SC US Office: Jl. Brawijaya VIII No.7 Jakarta



+622129955800



[email protected]



31



Organisasi Internasional



Search for Common Ground



Jl. Ciranjang No.11 Kebayoran Baru Jakarta 12180



32



Organisasi Internasional



SurfAid International - SurfAid



Jl. Petasikan No.77 Jimbaran, Jason Brown - Program Bali Indonesia Manager E-Prep Jl. Perinting Kemerdekaan No.11 (+628126634570) Jati Padang



+62361701416 +6275138025



[email protected] [email protected]



+622134359000



[email protected] [email protected] [email protected]



33



Organisasi Internasional



Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia - TZU CHI



ITC Bldg, 6th Floor, Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta Utara 14430



Hong Tjhin, Abdul Muis, Pompy



+62216016332 +62216123733



[email protected]



Organisasi Internasional



World Vision International WVI



Jl. KH. Wahid Hasyim No.33 Jakarta 10340 Indonesia



Jimmy Nadapdap Yacobus Runtuwene



+622131927467 [email protected]



Jl. Medan Merdeka Selatan Yusak Oppusunggu 5, Jakarta 10110 Alfred Nakatsuma



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



34



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 8



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



4.5 Peranserta Masyarakat



DAFTAR LSM NASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO.



Lembaga Swadaya Masyarakat Nasional Kewajiban masyarakat dalam penanggulangan bencana sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, adalah :  Menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keselarasan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup;  Melakukan kegiatan penanggulangan bencana;  Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana. Partisipasi masyarakat meliputi laki-laki, perempuan, anak-anak dan bahkan mereka yang terpinggirkan misalnya orang cacat. Masyarakat yang semula diposisikan sebagai obyek pasif menjadi subyek aktif dan dengan kesadaran diri bertanggung jawab untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana melalui berbagai kegiatan yaitu pengembangan budaya sadar bencana, penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan, serta peningkatan pemahaman tentang kerentanan masyarakat. Upaya penanggulangan bencana saat ini sudah menjadi perhatian banyak kalangan baik lembaga internasional; lembaga lokal dan organisasi sosial lainnya maupun pemerintah. Untuk LSM Nasional, hingga tahun 2009, tercatat 40 LSM yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana di Indonesia. Untuk Provinsi Bengkulu sendiri, diidentifikasi ada 26 LSM Nasional yang mempunyai fokus terhadap pengurangan risiko bencana alam. Daftar Organisasi Masyarakat Berfokus Pada Kebencanaan di Provinsi Bengkulu NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



TIPE ORGANISASI



TELEPON



EMAIL



Jl. Ir.H.Juandan Blok No.50, Ciputat, M. Insan Nurrohman Tangerang Selatan, 15419



+62217414482



[email protected]



2



LSM Nasional



Bina Swadaya



Jl.Gunung Sahari III No.7 Jakarta 10610



+62214204402



[email protected]



3



LSM Nasional



Dompet Dhuafa



Jl. Ir. H.Juanda No.50 Ciputat Indah Arifin Purwakananta Permai Blok C 28-29 Ciputat 15419



+62217416050



[email protected]



Global Rescue NetworkGRN



Kompleks Gudang Peluru, Jl. Gudang Peluru Barat Blok X No 557 Ita Budhi Tebet, Jakarta Selatan 12830



4



LSM Nasional



5



LSM Nasional



6



LSM Nasional



7



LSM Nasional



8



LSM Nasional



9



10



LSM Nasional



LSM Nasional



Indonesia Development of Education and Permaculture Foundation IDEP Foundation Indonesia Institute for Disaster Preparedness IIDP



+62218355885



[email protected]



Jl. Hanoman No.42 Ubud 80571 Bali, Indonesia



+62361981504



[email protected]



Tebet Barat 5C No.18, Jakarta Selatan 12810 Jakarta



Chandra Lukitasari



+622170660592



[email protected]



Ramadhana Lubis



+6265128541



[email protected]



Jalan T. Iskandar No.50 Lambhuk, Inspiration for Managing Banda Aceh 23118, Provinsi People's Actions - IMPACT Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia Jawa Barat Peduli - JABAR Jl. Diponegoro No.20 Bandung, PEDULI Indonesia Jaringan Kerja Lembaga Jl. Cipinang Baru Bunder No.17 Pelayanan Kristen di RT/RW: 002/003, Rawamangun, Indonesia Jakarta Timur 13240 Indonesia Kantor LPPM, Info Plaza, Jl. Ki Kota Jababeka Peduli Hajar Dewantara No.69-71, Kota Bendana Alam - JPBA Jababeka



11



LSM Nasional



12



LSM Nasional



Yayasan Kehati - KEHATI



13



LSM Nasional



14



LSM Nasional



15



LSM Nasional



16



LSM Nasional



Ikasari,Andi Rohman Kurniadi



Santi Evelyna, Ade Andreawan, Crystal Johnston



Jl. Cut Mutia No.10, Jakarta Pusat Caritas Indonesia - KARINA 10340, Indonesia Jl. Bangka VIII/3B, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Indonesia



Jl. Ampera II RT 005/09 No.17A Kelompok Kerja Sosial Pasar Minggu, Ragunan, Jakarta Melati - KKS Melati Selatan 12550 Komunitas Siaga Tsunami - Jln. Cindur Mata No.9, Lapai, Berok, KOGAMI Gunung Pangilun, Padang Jl. Latuharhari 4B Jakarta Pusat KOMNAS Perempuan Indonesia Lingkar Association Jl. Banteng Perkasa No.40 LINGKAR Yogyakarta 55581 Indonesia



[email protected]



Irene Kristanti



+62214715816 / 47881389



[email protected]



Sadeni Hendarman / Emir Sadikin



+622189110434 39



[email protected]



Aribowo Nugroho, F. Sundoko, Robert Sulistyo



+62213142345, 31936422



[email protected] [email protected]



Puji Sumedi, Rika Anggraini



+62217183185



[email protected] [email protected]



Virginia Veryastuti



+628161109737



[email protected]



Patra Rina Dewi, S.Si, +627517860280 M.Sc



[email protected]



Andy Yentriyani



[email protected]



+62213903963



Ninil R Miftahul Jannah+62 274 886320



[email protected]



N. Imam Akbari Insan Nur Rohman



+62217414482



[email protected] [email protected]



+62213911915



[email protected] [email protected] [email protected]



17



LSM Nasional



18



LSM Nasional



Muhammadiyah Disaster Management Centre MDMC



Gedung Dakwah Muhammadiyah, Barry Adhitya Jl. Menteng Raya 62 Lt.3, Menteng, Purindra Santoso Jakarta Pusat 1034



19



LSM Nasional



Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia - MPBI



Jl. Kebon Sirih No.5G, Jakarta Pusat 10340 Indonesia



20



LSM Nasional



Nahdlatul Ulama CBDRM NU



Gedung PBNU, Lantai 7, Jl. Kramat Avianto Muhtadi raya No.164 Jakarta Pusat



+62213922256, +62213142395



[email protected] [email protected]



21



LSM Nasional



Nurani Dunia



Jl. Proklamasi No.37 Jakarta Pusat Andi M. Jufri



+62213910579



[email protected]



LSM Nasional



Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia PERDHAKI



Dr. Felix Gunawan Jl. Kramat VI/7 Jakarta Pusat 10430 Irene Kusuma



+62213140455



[email protected]



Perkumpulan PERDIKAN PERDIKAN



Jl. Bedagan No.481 Kelurahan Sekayu Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang Indonesia



Andang P.A.



+62243586874



[email protected] [email protected]



Akbar Ali



+622187780015



[email protected] [email protected]



Joseph Boli



+62380833656



[email protected]



Usman Fabanyo



+6298424286



[email protected]



23



LSM Nasional



24



LSM Nasional



25



LSM Nasional



26



LSM Nasional



27



LSM Nasional



28



LSM Nasional



Jl. Ir. H. Juanda No.50 Blok B-8 Ciputat 15419



Sandyakala Ning Tyas +62224204668



Masyarakat Relawan Indonesia - MARI



Pos Keadilan Peduli Umat - Jl. Condet Raya, Batu Ampar PKPU No.27G, Jakarta Timur Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana NTT - Jl. Badak No.7 Kota Kupang PMPB NTT



Catur Sudira (Manajer +62213147321 Program)



Prakarsa bagi Masyarakat Mandiri - PRIMARI



Jl. Pipit, Girimulyo, Nabire, Papua, Irian Jaya, Indonesia



Propatria Institute PROPATRIA Perkumpulan Skala SKALA



Jl. Pancoran Barat IV No.2, Jakarta Dr. Kusnanto Anggoro +62217996380 12780, Indonesia Jl. Musyawarah I No.55A Pasar Antonius Ratu Gah Rini+622170258097 Minggu - Jakarta Selatan



LSM Nasional



Solidaritas Perempuan Jabotabek - SPJ



Jl. Pagujater Timur No.11 Pasar Yayat Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia



30



LSM Nasional



Serikat Petani Pasundan SPP



31



LSM Nasional



32



LSM Nasional



29



Jl. Raya Samarang No.150A, Honje Ai Sumarni Luhur, Tarogong, Garut - Jawa Barat WALHI Eksekutif Nasional - Jl. Tegal Parang Utara No.14 Sofyan WALHI Jakarta 12790 Wirabhakti Indonesia Jl. P. Mangkurat 34 Yogyakarta Amtono Prasutanto Wirabhakti



33



LSM Nasional



Yayasan Cinta Insani dan Kelestarian Alam YACITRA



34



LSM Nasional



Yakkum Emergency Unit YAKKUM



35



LSM Nasional



36



LSM Nasional



37



LSM Nasional



38



LSM Nasional



39



LSM Nasional



Sumber : SCDRR Provinsi Bengkulu



Pada saat ini, Provinsi Bengkulu telah membentuk forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB), yang terdiri dari berbagai elemen, baik instansi pemerintah maupun instansi non pemerintah (LSM, tokoh masyarakat dan organisasi sosial). Hingga saat ini, anggota forum PRB berjumlah 53 lembaga.



KONTAK PERSON



Aksi Cepat Tanggap - ACT



22



Sumber : F-PRB Bengkulu



ALAMAT



LSM Nasional



NAMA LSM Bodronoyo Y.Layak RAPI Bengkulu KABA-HIL SUAMITRA ASLIA Y.KANOPI Bengkulu PMI Bengkulu Lembaga Seni Sampan Kayu Tiater Andung AMAN Bengkulu Bina Vitalis Y.Ulayat TAGANA komunitas Seniman Suprapto PKBH-B PW.Aisyiah KKI-WARSI Bengkulu Akar Fondation LSM-APHA KIPAS Bengkulu SAR Pramuka YKS Bengkulu WCC - Bengkulu BK3S Bengkulu Yayasan KELOPAK



NAMA ORGANISASI



1



40



LSM Nasional



Jln. Sultan Hamengkubuwono IX RT 19/RW 02, Kelurahan Umanen, Jack Karangora Wekatimun, Atambua Belu, Nusa Tenggara Timur 85715 Indonesia Jl. Sam Ratulangi No.8 Yogyakarta 55223 Indonesia



Jl. KH. Abdullah Syafi'ie No.55 Yayasan Air Putih - YAP Casablanca, Tebet - Jakarta Selatan 12860 Indonesia Jl. Cikatomas II No.4 Kebayoran Yayasan Paras Baru, Jakarta Selatan 12180 Indonesia Yayasan Bekatiga Jalan Gunung Sahari III No.7, Indonesia - YBK3I Jakarta 10610 Indonesia Jl. Darmawangsa X/01 Blok A2, Yayasan Garuda Nusantara Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, - YGN Indonesia Yayasan Kesejahteraan Jl. Teuku Umar No.10 Jakarta Anak Indonesia - YKAI 10350 Indonesia Yayasan Tanggul Bencana Jl. Kalasan No.4 Kel. Pegangsaan, Indonesia - YTBI Jakarta Pusat 10320



[email protected] [email protected]



[email protected] [email protected] [email protected]



+62217987468



[email protected]



+62262231849



[email protected] [email protected]



+622179193363 +62274373074



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



+6285253091959



[email protected] [email protected]



Filipus Suparno Dr. Edy Wibowo Anastasia Maylinda



+62274551457



[email protected] [email protected]



Imron Fauzi



+62218310455



[email protected]



Azis



+62217244077



[email protected] [email protected]



+622142885124 / Monika R. Purwaningrum 5125



[email protected]



Hary Tr Wiro



+62217243913



[email protected] [email protected]



Wikan M. Astuti



+622131927308 / 7316



[email protected]



Vonny Victor Nahusoma



+62213157705



[email protected] [email protected]



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 9



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Universitas /peneliti Selain LSM Nasional, beberapa universitas di Indonesia telah mengembangkan Pusat Studi Bencana yang bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, ada 28 universitas yang telah mengembangkan Pusat Studi Bencana di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Bengkulu, ada beberapa universitas yang terlibat juga dalam penguranan risiko bencana, antara lain Universitas Bengkulu dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu. DAFTAR UNIVERSITAS/PENELITI YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO. 1



TIPE ORGANISASI



NAMA ORGANISASI



Universitas / Peneliti



Atmajaya



Universitas / Peneliti



Lembaga Penelitian Universitas Trisakti - LEMLIT TRISAKTI



2 3



Universitas / Peneliti



Universitas / Peneliti 4 Universitas / Peneliti 5 Universitas / Peneliti 6 Universitas / Peneliti 7 8



Universitas / Peneliti Universitas / Peneliti



9 10



Universitas / Peneliti



Universitas / Peneliti 11 Universitas / Peneliti 12



+62215663232 ext. 144, 141



[email protected] [email protected]



+62761567093



[email protected]



+62222013163 ext 3301



[email protected]



Jl. Setiabudi No.229, Bandung, Indonesia



Dr. Danny Meirawan, MPd



Jl. Tamansari No.6-8 Bandung



H. Rahmat Asikin Hidayat



+62224233646



LPM Univ Jambi, Jl. Jambi Ma bulian km 15, Mandala Darat, Jambi, Indonesia



Dr.Ir. Adriani, MSi



+62741582814



Jl. Banda No.40 Bandung



Nana Sulaksana



+6222420901



Fakultas Psikologi Universitas Airlangga



Achmad Chusairi



+62315032770



Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB - PKSPL IPB



Gedung FPIK Lt.4 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680



Ir. Arief Budi Purwonto, MT



+622518624815



[email protected]



Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung - PMB ITB Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Alam Universitas Padjajaran PPSDA LPM UNPAD Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia & Lingkungan Univ. Indonesia - PPSML UI



Gedung PAU Lt.8, Jl. Ganesa 10 Bandung 30132 Indonesia



Dr. Krishna S. Pribadi



+62222508125, +62222504987 ext 1819



[email protected] [email protected]



Jl. Banda No.40 Bandung, Jawa Barat, Indonesia



Nana Sulaksana



+62224203901



[email protected]



Gedung C Lt.5 PPSML, Universitas S.W. Utomo Indonesia Depok, Indonesia



[email protected]



3



LSM International / Masyarakat



[email protected] [email protected]



4



LSM International / Masyarakat



5



LSM International / Masyarakat



6



LSM International / Masyarakat



7



LSM International / Masyarakat



8



LSM International / Masyarakat



+622131930308



[email protected]



Amalina



+62251319169



[email protected]



Universitas / Peneliti



Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada - PSB UGM



Kompleks Bulaksumur Blok C-16 Yogyakarta 55281



Eko Haryono Ir. Lies Rahayu W.F, M.P.



+62274901978



[email protected] [email protected]



Universitas / Peneliti



Pusat Studi Eko-Pemukiman UNIKA Soegijapranata SMG PSEP



Rudatin R



+62248445265



Wahyudi Amien Widodo Putu Artama



+62315944792 +62315961214



Yushar Kadir, Ir., MT



+62274387656



[email protected]



Agus Nave



+62435880636



[email protected]



Dr.Ir. G. Zulkifli Mulki Dr.Ing.Ir. Eka Priadi Dr. Zulkarnain



+625617073277



[email protected] [email protected]



Arif Rianto Budinugroho



+622747827631



[email protected] [email protected] [email protected]



Tukino



+62222504838



[email protected] [email protected]



M. Dirhamsyah Didik Sugiyanto



+626517555577



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



Universitas / Peneliti



Universitas / Peneliti 20 Universitas / Peneliti 21 Universitas / Peneliti 22 Universitas / Peneliti 23



Jl. Pawiyatan Luhur IV No.1, Bendan Duwur, Semarang, Indonesia Gedung Dr.Angka, Kampus ITS Pusat Kebumian dan Bencana ITS Sukolilo, Jl. Arif Rahman Hakim, Surabaya - PSKB ITS Surabaya 60111 Pusat Studi Lingkungan dan Jalan Lingkar Barat, Tamantirto, Bencana Universitas Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Muhammadiyah Yogyakarta PSLB UMY Pusat Studi Mitigasi Bencana Jl. Jendral Sudirman No.247, Universitas Gorontalo - PSMB Limbolo, Gorontalo UNIV. GORONTALO Gedung Magister Teknik Sipil, Pusat Studi Masalah Bencana & Komplek Universitas Tanjungpura, Mitigasi Universitas Tanjungpura Jl. Jend. A. Yani, Pontianak 78124 PSMB UNTAN Indonesia Gedung Sudirman Lt.4, Kampus Pusat Studi Manajemen Bencana Unit II UPN "Veteran" Yogyakarta, UPN "Veteran" Yogyakarta - PSMB Jl. Babarsari No.2, Tambakbayan, UPNVY Yogyakarta 55281 Pusat Kajian Bencana dan Jl. Ir.H.Juanda No.367 Bandung Pengungsi STKS Bandung Puskasi STKS Tsunami and Disaster Mitigation Gedung Rektorat Lama Lt.II, Research Center UNSYIAH Darussalam Banda Aceh, Indonesia TDMRC UNSYIAH



Universitas / Peneliti



Teknik Geologi UGM



Jl. Grafika No.2 Yogyakarta, Indonesia



Dr. Subagyo Pramumijoyo



+62274513668



Universitas / Peneliti



Unisma Bekasi



Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113



Ir. Nana Supriatna, MP



+622188347519



Universitas / Peneliti



Badan Penanggulangan Bencana Pasca Sarjana Lingkungan UNSOED - UNSOED



Program Pasca Sarjana Lingkungan, Jl. Dr. Supomo Karang Dr. Endang Hilmi Wangkal, Purwokerto, Indonesia



Universitas /Peneliti



Center for Eathquake Engineering Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Jl. Dynamic Effect and Disaster Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta Studies UII- CEEDEDS Indonesia



Universitas /Peneliti



Fakultas Kedokteran Universitas Brawijiya - FK.UNIBRAW



26



27



NAMA ORGANISASI



ALAMAT



American Red Cross - Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 AmRC Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta Catholic Relief Services- Jl. Wijaya I No.35 Kebayoran Baru Jakarta CRS 12170 Indonesia Federation Service Center, Wisma Aldiron French Red Cross-FRC Dirgantara 1 st floor , Jl. Jend.Gatot Subroto Kav.72 Jakarta 12780 Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 German Red Cross Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta GRC 12780 Indonesia



KONTAK PERSON



TELEPON



EMAIL



Tom Alcedo



+6221 7996525



[email protected]



Yenni S Suryani



+62217253339



[email protected]



Herve Gazeau



+62217995614



[email protected]



Emilio Teijeira



+628126992689



disaster06@grc- indo.org



International Committee Jl.Iskandasyah 1 No 14 Kebayoran Baru, of the Red Cross - ICRC Jakarta 12160 Indonesia



Brian Veal



+62217399512



[email protected]



International Federation Indonesia Delegation c/o Palang Merah o Red Cross and Red Indonesia, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 96, Crescent Societies Jakarta 12790 IFRC



Jeong Park



+622179191841



[email protected] [email protected] [email protected]



Judith Kiers



+62217992325 / 5188



[email protected]



M. Arifin Nurhadi



+622172992325



[email protected] [email protected]



The Netherlands Red Cross - NRC Palang Merah Indonesia - PMI



Kantor Pusat PMI, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.96 Jakarta 12790 Indonesia PMI Indonesia Building, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav.96, Jakarta 12790



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Pajajaran Bogor



19



TIPE ORGANISASI



LSM International / Masyarakat



Pusat Studi Bencana - Institut Pertanian Bogor - PSB IPB



Universitas / Peneliti



NO.



LSM International / Masyarakat



Universitas / Peneliti



18



DAFTAR LSM INTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009



2



[email protected]



17



LSM Internasional LSM Internasional mempunyai peran mendorong peran dan kiprah dunia internasioal dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global. Berdasarkan data tahun 2009, LSM Internasional yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 8 LSM.



1



+6275172664



Universitas / Peneliti



28



EMAIL [email protected]



Febrin Anas Ismail Abdul Hakim



16



25



Gd. Syarief Thayeb Lt.11, Kampus A Unviersitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa Tri Sihmahanani, Dharma Sutanto No.1, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia Kampus Bina Widya, Lembaga Pareng Rengi, MSi Penelitian Universitas Riau



TELEPON +62818184279



Pusat Studi Bencana - Universitas Kampus Unand Limau Manis, Andalas - PSB ANDALAS Padang



15



24



KONTAK PERSON Tn. Indira Shanti



Universitas / Peneliti 13 14



Lembaga Penelitian Universitas Riau - LEMLIT UNRI Pusat Kengkajian Bencana Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia - LEMLIT UPI Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat - LPKM Univ. Pasundan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi LPM Universitas Jambi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAD - LPM UNPAD Pusat Krisis dan Kesehatan Psikologi Unair - PKKP UNAIR



ALAMAT



Media Massa Media massa juga berperan dalam pengurangan risiko bencana. Media massa mempunyai peran dalam melakukan penyebaran informasi menganai program atau kegiatan PRB secara masif dan terstruktur kepada seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data da 2 media massa yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana antara lain ANTARA Bengkulu, TVRI Bengkulu, Harian Rakyat Bengkulu, RB-TV, Bengkulu TV, Radio Lesita.



Jl. Veteran Malang 65145



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



+62281641622



[email protected]



Setyo Winarno, MT, PhD



+6274895042



[email protected]



Ika Rachmania



+62341567192



[email protected]



Bencana gempa dan tsunami yang telah menimbulkan kerusakan besar dan menelan banyak korban jiwa di Provinsi Bengkulu, telah mendorong berbagai LSM internasional untuk berpartisipasi membantu meringankan beban para korban. Dengan kepedulian yang sangat besar, LSM internasional tersebut hadir pada umumnya dengan misi kemanusiaan, namun ada juga yang peduli dengan perbaikan sarana dan prasarana perumahan, pendidikan, serta lingkungan hidup yang luluh lantak diterjang gempa dan tsunami. LSM Internasional yang melaksanakan programnya di Provinsi Bengkulu antara lain :  IFRC, American, Red Cross, Canadian Red, Cross, Danish, Red Cross, German Red, Cross, Hong Kong Red Cross, Netherland Red Cross disalurkan melalui program-program yang dilakukan Palang Merah Indonesia.



Sumber Foto : www.pmi.or.id



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 10



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Organisasi yang berada di bawah PBB Organisasi PBB juga berperan dalam PRB di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2009, organisasi di bawah PBB yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 53 organisasi. Untuk Provinsi Bengkulu, organisasi di bawah PBB yang ikut berperan aktif dalam PRB adalah UNDP melalui program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SC–DRR).



FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA



DAFTAR ORGANISASI DIBAWAH PBB YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO.



TIPE ORGANISASI



NAMA ORGANISASI



1



Badan PBB



Food and Agriculture Organization of the United Nations-FAO



2



Badan PBB



International Organization for Migration - IOM



3



Badan PBB



United Nations Development Programme - UNDP



4



Badan PBB



5



Badan PBB



ALAMAT Menara Thamrin, 7 th Floor Jl.M.H.Thamrin, Kav.3 Jakarta



KONTAK PERSON



TELEPON +6223141308 Ext 701-710



[email protected]



Dr. Jaime Calderon



+622139838529



[email protected]



Angger Wijaya Irawati Hapsari



+62213141308



[email protected]



United Nations Educational, Jl. Galuh II No.5, Kebayoran Baru, Jakarta Scientific and Cultural Organization - 12110 UNESCO P.O. Box 1273 JKT 10002 Indonesia



Ardito Kodijat, Rubi Manungsong, Yuli Sari Yeni



+62217399818



United Nations Population Fund Indonesia - UNFPA



Rosilawati Anggraini



+62213141308



United Nations High Commisstions for Refugees - UNHCR



Menara Thamrin 7th Floor, Jl. MH Thamrin Kav.3 Jakarta 10250



Floribert Ciganggu Kasake Menara Ravindo 14th Floor, Jalan Kebon Sirih +62213912888 (Administrative Kav.75, Jakarta Pusat 10340 Programme Officer) Wisma Metropolitan II, 10th Floor, Jl. Jendral Lina Sofiani (Emergency +62215705816 Sudirman 31, Jakarta Unit) Menara Thamrin 22nd Floor, Jl.M.H. Thamrin Peter van Rooij +62213913112 Kav.3, Jakarta 10250 Indonesia Menara Thamrin 10th Floor, Jl.M.H. Thamrin Mindaraga Rahardja +62213141308 No.3, Jakarta



Misi



Memperkuat kapasitas antar lembaga dan komunitas dalam mengurangi risiko bencana Menjadi penggerak perubahan kebijakan dan pengarustamaan PRB dalam program pembangunan daerah



Tujuan



Komunitas mampu melaksanakan adpatasi dan mengurangi resiko dampak bencana



[email protected] [email protected] [email protected]



Strategi



Menjadi pusat informasi belajar kebencanaan antar komunitas dan lembaga, untuk mengurangi risiko bencana di Bengkulu



[email protected] [email protected]



Pokok-pokok Program 2010 –2012







6



Badan PBB



7



Badan PBB



8



Badan PBB



9



Badan PBB



10



Badan PBB



World Bank - WB



Jakarta Stock Exchange Building Tower 2, 12th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav.52053 Jakarta 12910 Indonesia



Joe Leitmann Iwan Gunawan



+622152993000



[email protected]



11



Badan PBB



World Food Programme - WFP



Wisma Kyoei Prince, 9th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.3 Jakarta



Handoko Bayu Murti



+62215709004



[email protected] [email protected]



12



Badan PBB



World Health Organization - WHO



Dr. Vijay Nath Kyaw Win Bina Mulia 1 Building, Jalan HR. Rasuna Said Wulandaris Kav.10 Jakarta 12950 Indonesia Intani Nur Kusuma



+62215204349



[email protected] [email protected] [email protected]



United Nations Children's Fund UNICEF International Labour Organization UNILO Office for the Coordination of Humanitarian Affairs - UNOCHA



Menyelamatkan dan melindungi masyarakat Bengkulu dari risiko bencana



EMAIL



Dr.Benni Sormin



Surya Building Floor 12A, Executive Tower, Floor 12A, Jl.M.H. Thamrin Kav.9, Jakarta 10350, Indonesia Menara Thamrin. 8-9th Floor, Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta Pusat



Visi Forum



[email protected]



Memperkuat data base kebencanaan dan kelembagaan dalam forum PRB Mendorong kebijakan, kelembagaan dan program yang sensitive terhadap bencana Rancangan rencana adaptasi dan mitigasi bersama terhadap risiko bencana ancaman bencana Bengkulu







[email protected] [email protected]







[email protected] [email protected]



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



DAFTAR ANGGOTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



NAMA LEMBAGA/DINAS INSTANSI Bodronoyo Y.Layak RAPI Bengkulu KABA-HIL SUAMITRA ASLIA Y.KANOPI Bengkulu PMI Bengkulu Lembaga Seni Sampan Kayu Tiater Andung AMAN Bengkulu Bina Vitalis Y.Ulayat TAGANA komunitas Seniman Suprapto PKBH-B PW.Aisyiah KKI-WARSI Bengkulu Akar Fondation LSM-APHA KIPAS Bengkulu SAR Pramuka YKS Bengkulu WCC - Bengkulu BK3S Bengkulu Yayasan KELOPAK



Sumber : Forum PRB



NO.2 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53



NAMA LEMBAGA/DINAS INSTANSI3 Bappeda Provinsi BKP Provinsi Dinas Kesos Provinsi Dinas Tenaga Kerja Provinsi KPID Provinsi BPK Kota Bengkulu Dishubkominfo Provinsi Satpol PP Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi BMKG Provinsi RSUD -My Bengkulu Kesbangpol Provinsi Fak. Pertanian UMB Fak.Teknik UNIB Mahupala UNIB Hima KS UNIB Palasostik UNIB Paralegal UNIB Pencinta Alam Mandala Telkom Bengkulu Pertamina Bengkulu ANTARA Bengkulu TVRI Bengkulu Harian Rakyat Bengkulu RB-TV Bengkulu TV Radio Lesita Sumber : forum PRB Provinsi Bengkulu



Sumber : SCDRR



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 11



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



4.5 Peranserta Masyarakat



DAFTAR LSM NASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO.



Lembaga Swadaya Masyarakat Nasional Kewajiban masyarakat dalam penanggulangan bencana sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, adalah :  Menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keselarasan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup;  Melakukan kegiatan penanggulangan bencana;  Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana. Partisipasi masyarakat meliputi laki-laki, perempuan, anak-anak dan bahkan mereka yang terpinggirkan misalnya orang cacat. Masyarakat yang semula diposisikan sebagai obyek pasif menjadi subyek aktif dan dengan kesadaran diri bertanggung jawab untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana melalui berbagai kegiatan yaitu pengembangan budaya sadar bencana, penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan, serta peningkatan pemahaman tentang kerentanan masyarakat. Upaya penanggulangan bencana saat ini sudah menjadi perhatian banyak kalangan baik lembaga internasional; lembaga lokal dan organisasi sosial lainnya maupun pemerintah. Untuk LSM Nasional, hingga tahun 2009, tercatat 40 LSM yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana di Indonesia. Untuk Provinsi Bengkulu sendiri, diidentifikasi ada 26 LSM Nasional yang mempunyai fokus terhadap pengurangan risiko bencana alam. Daftar Organisasi Masyarakat Berfokus Pada Kebencanaan di Provinsi Bengkulu NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



TIPE ORGANISASI



TELEPON



EMAIL



Jl. Ir.H.Juandan Blok No.50, Ciputat, M. Insan Nurrohman Tangerang Selatan, 15419



+62217414482



[email protected]



2



LSM Nasional



Bina Swadaya



Jl.Gunung Sahari III No.7 Jakarta 10610



+62214204402



[email protected]



3



LSM Nasional



Dompet Dhuafa



Jl. Ir. H.Juanda No.50 Ciputat Indah Arifin Purwakananta Permai Blok C 28-29 Ciputat 15419



+62217416050



[email protected]



Global Rescue NetworkGRN



Kompleks Gudang Peluru, Jl. Gudang Peluru Barat Blok X No 557 Ita Budhi Tebet, Jakarta Selatan 12830



4



LSM Nasional



5



LSM Nasional



6



LSM Nasional



7



LSM Nasional



8



LSM Nasional



9



10



LSM Nasional



LSM Nasional



Indonesia Development of Education and Permaculture Foundation IDEP Foundation Indonesia Institute for Disaster Preparedness IIDP



+62218355885



[email protected]



Jl. Hanoman No.42 Ubud 80571 Bali, Indonesia



+62361981504



[email protected]



Tebet Barat 5C No.18, Jakarta Selatan 12810 Jakarta



Chandra Lukitasari



+622170660592



[email protected]



Ramadhana Lubis



+6265128541



[email protected]



Jalan T. Iskandar No.50 Lambhuk, Inspiration for Managing Banda Aceh 23118, Provinsi People's Actions - IMPACT Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia Jawa Barat Peduli - JABAR Jl. Diponegoro No.20 Bandung, PEDULI Indonesia Jaringan Kerja Lembaga Jl. Cipinang Baru Bunder No.17 Pelayanan Kristen di RT/RW: 002/003, Rawamangun, Indonesia Jakarta Timur 13240 Indonesia Kantor LPPM, Info Plaza, Jl. Ki Kota Jababeka Peduli Hajar Dewantara No.69-71, Kota Bendana Alam - JPBA Jababeka



11



LSM Nasional



12



LSM Nasional



Yayasan Kehati - KEHATI



13



LSM Nasional



14



LSM Nasional



15



LSM Nasional



16



LSM Nasional



Ikasari,Andi Rohman Kurniadi



Santi Evelyna, Ade Andreawan, Crystal Johnston



Jl. Cut Mutia No.10, Jakarta Pusat Caritas Indonesia - KARINA 10340, Indonesia Jl. Bangka VIII/3B, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Indonesia



Jl. Ampera II RT 005/09 No.17A Kelompok Kerja Sosial Pasar Minggu, Ragunan, Jakarta Melati - KKS Melati Selatan 12550 Komunitas Siaga Tsunami - Jln. Cindur Mata No.9, Lapai, Berok, KOGAMI Gunung Pangilun, Padang Jl. Latuharhari 4B Jakarta Pusat KOMNAS Perempuan Indonesia Lingkar Association Jl. Banteng Perkasa No.40 LINGKAR Yogyakarta 55581 Indonesia



[email protected]



Irene Kristanti



+62214715816 / 47881389



[email protected]



Sadeni Hendarman / Emir Sadikin



+622189110434 39



[email protected]



Aribowo Nugroho, F. Sundoko, Robert Sulistyo



+62213142345, 31936422



[email protected] [email protected]



Puji Sumedi, Rika Anggraini



+62217183185



[email protected] [email protected]



Virginia Veryastuti



+628161109737



[email protected]



Patra Rina Dewi, S.Si, +627517860280 M.Sc



[email protected]



Andy Yentriyani



[email protected]



+62213903963



Ninil R Miftahul Jannah+62 274 886320



[email protected]



N. Imam Akbari Insan Nur Rohman



+62217414482



[email protected] [email protected]



+62213911915



[email protected] [email protected] [email protected]



17



LSM Nasional



18



LSM Nasional



Muhammadiyah Disaster Management Centre MDMC



Gedung Dakwah Muhammadiyah, Barry Adhitya Jl. Menteng Raya 62 Lt.3, Menteng, Purindra Santoso Jakarta Pusat 1034



19



LSM Nasional



Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia - MPBI



Jl. Kebon Sirih No.5G, Jakarta Pusat 10340 Indonesia



20



LSM Nasional



Nahdlatul Ulama CBDRM NU



Gedung PBNU, Lantai 7, Jl. Kramat Avianto Muhtadi raya No.164 Jakarta Pusat



+62213922256, +62213142395



[email protected] [email protected]



21



LSM Nasional



Nurani Dunia



Jl. Proklamasi No.37 Jakarta Pusat Andi M. Jufri



+62213910579



[email protected]



LSM Nasional



Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia PERDHAKI



Dr. Felix Gunawan Jl. Kramat VI/7 Jakarta Pusat 10430 Irene Kusuma



+62213140455



[email protected]



Perkumpulan PERDIKAN PERDIKAN



Jl. Bedagan No.481 Kelurahan Sekayu Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang Indonesia



Andang P.A.



+62243586874



[email protected] [email protected]



Akbar Ali



+622187780015



[email protected] [email protected]



Joseph Boli



+62380833656



[email protected]



Usman Fabanyo



+6298424286



[email protected]



23



LSM Nasional



24



LSM Nasional



25



LSM Nasional



26



LSM Nasional



27



LSM Nasional



28



LSM Nasional



Jl. Ir. H. Juanda No.50 Blok B-8 Ciputat 15419



Sandyakala Ning Tyas +62224204668



Masyarakat Relawan Indonesia - MARI



Pos Keadilan Peduli Umat - Jl. Condet Raya, Batu Ampar PKPU No.27G, Jakarta Timur Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana NTT - Jl. Badak No.7 Kota Kupang PMPB NTT



Catur Sudira (Manajer +62213147321 Program)



Prakarsa bagi Masyarakat Mandiri - PRIMARI



Jl. Pipit, Girimulyo, Nabire, Papua, Irian Jaya, Indonesia



Propatria Institute PROPATRIA Perkumpulan Skala SKALA



Jl. Pancoran Barat IV No.2, Jakarta Dr. Kusnanto Anggoro +62217996380 12780, Indonesia Jl. Musyawarah I No.55A Pasar Antonius Ratu Gah Rini+622170258097 Minggu - Jakarta Selatan



LSM Nasional



Solidaritas Perempuan Jabotabek - SPJ



Jl. Pagujater Timur No.11 Pasar Yayat Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia



30



LSM Nasional



Serikat Petani Pasundan SPP



31



LSM Nasional



32



LSM Nasional



29



Jl. Raya Samarang No.150A, Honje Ai Sumarni Luhur, Tarogong, Garut - Jawa Barat WALHI Eksekutif Nasional - Jl. Tegal Parang Utara No.14 Sofyan WALHI Jakarta 12790 Wirabhakti Indonesia Jl. P. Mangkurat 34 Yogyakarta Amtono Prasutanto Wirabhakti



33



LSM Nasional



Yayasan Cinta Insani dan Kelestarian Alam YACITRA



34



LSM Nasional



Yakkum Emergency Unit YAKKUM



35



LSM Nasional



36



LSM Nasional



37



LSM Nasional



38



LSM Nasional



39



LSM Nasional



Sumber : SCDRR Provinsi Bengkulu



Pada saat ini, Provinsi Bengkulu telah membentuk forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB), yang terdiri dari berbagai elemen, baik instansi pemerintah maupun instansi non pemerintah (LSM, tokoh masyarakat dan organisasi sosial). Hingga saat ini, anggota forum PRB berjumlah 53 lembaga.



KONTAK PERSON



Aksi Cepat Tanggap - ACT



22



Sumber : F-PRB Bengkulu



ALAMAT



LSM Nasional



NAMA LSM Bodronoyo Y.Layak RAPI Bengkulu KABA-HIL SUAMITRA ASLIA Y.KANOPI Bengkulu PMI Bengkulu Lembaga Seni Sampan Kayu Tiater Andung AMAN Bengkulu Bina Vitalis Y.Ulayat TAGANA komunitas Seniman Suprapto PKBH-B PW.Aisyiah KKI-WARSI Bengkulu Akar Fondation LSM-APHA KIPAS Bengkulu SAR Pramuka YKS Bengkulu WCC - Bengkulu BK3S Bengkulu Yayasan KELOPAK



NAMA ORGANISASI



1



40



LSM Nasional



Jln. Sultan Hamengkubuwono IX RT 19/RW 02, Kelurahan Umanen, Jack Karangora Wekatimun, Atambua Belu, Nusa Tenggara Timur 85715 Indonesia Jl. Sam Ratulangi No.8 Yogyakarta 55223 Indonesia



Jl. KH. Abdullah Syafi'ie No.55 Yayasan Air Putih - YAP Casablanca, Tebet - Jakarta Selatan 12860 Indonesia Jl. Cikatomas II No.4 Kebayoran Yayasan Paras Baru, Jakarta Selatan 12180 Indonesia Yayasan Bekatiga Jalan Gunung Sahari III No.7, Indonesia - YBK3I Jakarta 10610 Indonesia Jl. Darmawangsa X/01 Blok A2, Yayasan Garuda Nusantara Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, - YGN Indonesia Yayasan Kesejahteraan Jl. Teuku Umar No.10 Jakarta Anak Indonesia - YKAI 10350 Indonesia Yayasan Tanggul Bencana Jl. Kalasan No.4 Kel. Pegangsaan, Indonesia - YTBI Jakarta Pusat 10320



[email protected] [email protected]



[email protected] [email protected] [email protected]



+62217987468



[email protected]



+62262231849



[email protected] [email protected]



+622179193363 +62274373074



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



+6285253091959



[email protected] [email protected]



Filipus Suparno Dr. Edy Wibowo Anastasia Maylinda



+62274551457



[email protected] [email protected]



Imron Fauzi



+62218310455



[email protected]



Azis



+62217244077



[email protected] [email protected]



+622142885124 / Monika R. Purwaningrum 5125



[email protected]



Hary Tr Wiro



+62217243913



[email protected] [email protected]



Wikan M. Astuti



+622131927308 / 7316



[email protected]



Vonny Victor Nahusoma



+62213157705



[email protected] [email protected]



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 9



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Universitas /peneliti Selain LSM Nasional, beberapa universitas di Indonesia telah mengembangkan Pusat Studi Bencana yang bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, ada 28 universitas yang telah mengembangkan Pusat Studi Bencana di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Bengkulu, ada beberapa universitas yang terlibat juga dalam penguranan risiko bencana, antara lain Universitas Bengkulu dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu. DAFTAR UNIVERSITAS/PENELITI YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO. 1



TIPE ORGANISASI



NAMA ORGANISASI



Universitas / Peneliti



Atmajaya



Universitas / Peneliti



Lembaga Penelitian Universitas Trisakti - LEMLIT TRISAKTI



2 3



Universitas / Peneliti



Universitas / Peneliti 4 Universitas / Peneliti 5 Universitas / Peneliti 6 Universitas / Peneliti 7 8



Universitas / Peneliti Universitas / Peneliti



9 10



Universitas / Peneliti



Universitas / Peneliti 11 Universitas / Peneliti 12



+62215663232 ext. 144, 141



[email protected] [email protected]



+62761567093



[email protected]



+62222013163 ext 3301



[email protected]



Jl. Setiabudi No.229, Bandung, Indonesia



Dr. Danny Meirawan, MPd



Jl. Tamansari No.6-8 Bandung



H. Rahmat Asikin Hidayat



+62224233646



LPM Univ Jambi, Jl. Jambi Ma bulian km 15, Mandala Darat, Jambi, Indonesia



Dr.Ir. Adriani, MSi



+62741582814



Jl. Banda No.40 Bandung



Nana Sulaksana



+6222420901



Fakultas Psikologi Universitas Airlangga



Achmad Chusairi



+62315032770



Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB - PKSPL IPB



Gedung FPIK Lt.4 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680



Ir. Arief Budi Purwonto, MT



+622518624815



[email protected]



Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung - PMB ITB Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Alam Universitas Padjajaran PPSDA LPM UNPAD Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia & Lingkungan Univ. Indonesia - PPSML UI



Gedung PAU Lt.8, Jl. Ganesa 10 Bandung 30132 Indonesia



Dr. Krishna S. Pribadi



+62222508125, +62222504987 ext 1819



[email protected] [email protected]



Jl. Banda No.40 Bandung, Jawa Barat, Indonesia



Nana Sulaksana



+62224203901



[email protected]



Gedung C Lt.5 PPSML, Universitas S.W. Utomo Indonesia Depok, Indonesia



[email protected]



3



LSM International / Masyarakat



[email protected] [email protected]



4



LSM International / Masyarakat



5



LSM International / Masyarakat



6



LSM International / Masyarakat



7



LSM International / Masyarakat



8



LSM International / Masyarakat



+622131930308



[email protected]



Amalina



+62251319169



[email protected]



Universitas / Peneliti



Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada - PSB UGM



Kompleks Bulaksumur Blok C-16 Yogyakarta 55281



Eko Haryono Ir. Lies Rahayu W.F, M.P.



+62274901978



[email protected] [email protected]



Universitas / Peneliti



Pusat Studi Eko-Pemukiman UNIKA Soegijapranata SMG PSEP



Rudatin R



+62248445265



Wahyudi Amien Widodo Putu Artama



+62315944792 +62315961214



Yushar Kadir, Ir., MT



+62274387656



[email protected]



Agus Nave



+62435880636



[email protected]



Dr.Ir. G. Zulkifli Mulki Dr.Ing.Ir. Eka Priadi Dr. Zulkarnain



+625617073277



[email protected] [email protected]



Arif Rianto Budinugroho



+622747827631



[email protected] [email protected] [email protected]



Tukino



+62222504838



[email protected] [email protected]



M. Dirhamsyah Didik Sugiyanto



+626517555577



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



Universitas / Peneliti



Universitas / Peneliti 20 Universitas / Peneliti 21 Universitas / Peneliti 22 Universitas / Peneliti 23



Jl. Pawiyatan Luhur IV No.1, Bendan Duwur, Semarang, Indonesia Gedung Dr.Angka, Kampus ITS Pusat Kebumian dan Bencana ITS Sukolilo, Jl. Arif Rahman Hakim, Surabaya - PSKB ITS Surabaya 60111 Pusat Studi Lingkungan dan Jalan Lingkar Barat, Tamantirto, Bencana Universitas Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Muhammadiyah Yogyakarta PSLB UMY Pusat Studi Mitigasi Bencana Jl. Jendral Sudirman No.247, Universitas Gorontalo - PSMB Limbolo, Gorontalo UNIV. GORONTALO Gedung Magister Teknik Sipil, Pusat Studi Masalah Bencana & Komplek Universitas Tanjungpura, Mitigasi Universitas Tanjungpura Jl. Jend. A. Yani, Pontianak 78124 PSMB UNTAN Indonesia Gedung Sudirman Lt.4, Kampus Pusat Studi Manajemen Bencana Unit II UPN "Veteran" Yogyakarta, UPN "Veteran" Yogyakarta - PSMB Jl. Babarsari No.2, Tambakbayan, UPNVY Yogyakarta 55281 Pusat Kajian Bencana dan Jl. Ir.H.Juanda No.367 Bandung Pengungsi STKS Bandung Puskasi STKS Tsunami and Disaster Mitigation Gedung Rektorat Lama Lt.II, Research Center UNSYIAH Darussalam Banda Aceh, Indonesia TDMRC UNSYIAH



Universitas / Peneliti



Teknik Geologi UGM



Jl. Grafika No.2 Yogyakarta, Indonesia



Dr. Subagyo Pramumijoyo



+62274513668



Universitas / Peneliti



Unisma Bekasi



Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113



Ir. Nana Supriatna, MP



+622188347519



Universitas / Peneliti



Badan Penanggulangan Bencana Pasca Sarjana Lingkungan UNSOED - UNSOED



Program Pasca Sarjana Lingkungan, Jl. Dr. Supomo Karang Dr. Endang Hilmi Wangkal, Purwokerto, Indonesia



Universitas /Peneliti



Center for Eathquake Engineering Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Jl. Dynamic Effect and Disaster Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta Studies UII- CEEDEDS Indonesia



Universitas /Peneliti



Fakultas Kedokteran Universitas Brawijiya - FK.UNIBRAW



26



27



NAMA ORGANISASI



ALAMAT



American Red Cross - Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 AmRC Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta Catholic Relief Services- Jl. Wijaya I No.35 Kebayoran Baru Jakarta CRS 12170 Indonesia Federation Service Center, Wisma Aldiron French Red Cross-FRC Dirgantara 1 st floor , Jl. Jend.Gatot Subroto Kav.72 Jakarta 12780 Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 German Red Cross Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta GRC 12780 Indonesia



KONTAK PERSON



TELEPON



EMAIL



Tom Alcedo



+6221 7996525



[email protected]



Yenni S Suryani



+62217253339



[email protected]



Herve Gazeau



+62217995614



[email protected]



Emilio Teijeira



+628126992689



disaster06@grc- indo.org



International Committee Jl.Iskandasyah 1 No 14 Kebayoran Baru, of the Red Cross - ICRC Jakarta 12160 Indonesia



Brian Veal



+62217399512



[email protected]



International Federation Indonesia Delegation c/o Palang Merah o Red Cross and Red Indonesia, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 96, Crescent Societies Jakarta 12790 IFRC



Jeong Park



+622179191841



[email protected] [email protected] [email protected]



Judith Kiers



+62217992325 / 5188



[email protected]



M. Arifin Nurhadi



+622172992325



[email protected] [email protected]



The Netherlands Red Cross - NRC Palang Merah Indonesia - PMI



Kantor Pusat PMI, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.96 Jakarta 12790 Indonesia PMI Indonesia Building, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav.96, Jakarta 12790



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Pajajaran Bogor



19



TIPE ORGANISASI



LSM International / Masyarakat



Pusat Studi Bencana - Institut Pertanian Bogor - PSB IPB



Universitas / Peneliti



NO.



LSM International / Masyarakat



Universitas / Peneliti



18



DAFTAR LSM INTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009



2



[email protected]



17



LSM Internasional LSM Internasional mempunyai peran mendorong peran dan kiprah dunia internasioal dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global. Berdasarkan data tahun 2009, LSM Internasional yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 8 LSM.



1



+6275172664



Universitas / Peneliti



28



EMAIL [email protected]



Febrin Anas Ismail Abdul Hakim



16



25



Gd. Syarief Thayeb Lt.11, Kampus A Unviersitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa Tri Sihmahanani, Dharma Sutanto No.1, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia Kampus Bina Widya, Lembaga Pareng Rengi, MSi Penelitian Universitas Riau



TELEPON +62818184279



Pusat Studi Bencana - Universitas Kampus Unand Limau Manis, Andalas - PSB ANDALAS Padang



15



24



KONTAK PERSON Tn. Indira Shanti



Universitas / Peneliti 13 14



Lembaga Penelitian Universitas Riau - LEMLIT UNRI Pusat Kengkajian Bencana Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia - LEMLIT UPI Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat - LPKM Univ. Pasundan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi LPM Universitas Jambi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAD - LPM UNPAD Pusat Krisis dan Kesehatan Psikologi Unair - PKKP UNAIR



ALAMAT



Media Massa Media massa juga berperan dalam pengurangan risiko bencana. Media massa mempunyai peran dalam melakukan penyebaran informasi menganai program atau kegiatan PRB secara masif dan terstruktur kepada seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data da 2 media massa yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana antara lain ANTARA Bengkulu, TVRI Bengkulu, Harian Rakyat Bengkulu, RB-TV, Bengkulu TV, Radio Lesita.



Jl. Veteran Malang 65145



[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



+62281641622



[email protected]



Setyo Winarno, MT, PhD



+6274895042



[email protected]



Ika Rachmania



+62341567192



[email protected]



Bencana gempa dan tsunami yang telah menimbulkan kerusakan besar dan menelan banyak korban jiwa di Provinsi Bengkulu, telah mendorong berbagai LSM internasional untuk berpartisipasi membantu meringankan beban para korban. Dengan kepedulian yang sangat besar, LSM internasional tersebut hadir pada umumnya dengan misi kemanusiaan, namun ada juga yang peduli dengan perbaikan sarana dan prasarana perumahan, pendidikan, serta lingkungan hidup yang luluh lantak diterjang gempa dan tsunami. LSM Internasional yang melaksanakan programnya di Provinsi Bengkulu antara lain :  IFRC, American, Red Cross, Canadian Red, Cross, Danish, Red Cross, German Red, Cross, Hong Kong Red Cross, Netherland Red Cross disalurkan melalui program-program yang dilakukan Palang Merah Indonesia.



Sumber Foto : www.pmi.or.id



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 10



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Organisasi yang berada di bawah PBB Organisasi PBB juga berperan dalam PRB di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2009, organisasi di bawah PBB yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 53 organisasi. Untuk Provinsi Bengkulu, organisasi di bawah PBB yang ikut berperan aktif dalam PRB adalah UNDP melalui program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SC–DRR).



FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA



DAFTAR ORGANISASI DIBAWAH PBB YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO.



TIPE ORGANISASI



NAMA ORGANISASI



1



Badan PBB



Food and Agriculture Organization of the United Nations-FAO



2



Badan PBB



International Organization for Migration - IOM



3



Badan PBB



United Nations Development Programme - UNDP



4



Badan PBB



5



Badan PBB



ALAMAT Menara Thamrin, 7 th Floor Jl.M.H.Thamrin, Kav.3 Jakarta



KONTAK PERSON



TELEPON +6223141308 Ext 701-710



[email protected]



Dr. Jaime Calderon



+622139838529



[email protected]



Angger Wijaya Irawati Hapsari



+62213141308



[email protected]



United Nations Educational, Jl. Galuh II No.5, Kebayoran Baru, Jakarta Scientific and Cultural Organization - 12110 UNESCO P.O. Box 1273 JKT 10002 Indonesia



Ardito Kodijat, Rubi Manungsong, Yuli Sari Yeni



+62217399818



United Nations Population Fund Indonesia - UNFPA



Rosilawati Anggraini



+62213141308



United Nations High Commisstions for Refugees - UNHCR



Menara Thamrin 7th Floor, Jl. MH Thamrin Kav.3 Jakarta 10250



Floribert Ciganggu Kasake Menara Ravindo 14th Floor, Jalan Kebon Sirih +62213912888 (Administrative Kav.75, Jakarta Pusat 10340 Programme Officer) Wisma Metropolitan II, 10th Floor, Jl. Jendral Lina Sofiani (Emergency +62215705816 Sudirman 31, Jakarta Unit) Menara Thamrin 22nd Floor, Jl.M.H. Thamrin Peter van Rooij +62213913112 Kav.3, Jakarta 10250 Indonesia Menara Thamrin 10th Floor, Jl.M.H. Thamrin Mindaraga Rahardja +62213141308 No.3, Jakarta



Misi



Memperkuat kapasitas antar lembaga dan komunitas dalam mengurangi risiko bencana Menjadi penggerak perubahan kebijakan dan pengarustamaan PRB dalam program pembangunan daerah



Tujuan



Komunitas mampu melaksanakan adpatasi dan mengurangi resiko dampak bencana



[email protected] [email protected] [email protected]



Strategi



Menjadi pusat informasi belajar kebencanaan antar komunitas dan lembaga, untuk mengurangi risiko bencana di Bengkulu



[email protected] [email protected]



Pokok-pokok Program 2010 –2012







6



Badan PBB



7



Badan PBB



8



Badan PBB



9



Badan PBB



10



Badan PBB



World Bank - WB



Jakarta Stock Exchange Building Tower 2, 12th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav.52053 Jakarta 12910 Indonesia



Joe Leitmann Iwan Gunawan



+622152993000



[email protected]



11



Badan PBB



World Food Programme - WFP



Wisma Kyoei Prince, 9th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.3 Jakarta



Handoko Bayu Murti



+62215709004



[email protected] [email protected]



12



Badan PBB



World Health Organization - WHO



Dr. Vijay Nath Kyaw Win Bina Mulia 1 Building, Jalan HR. Rasuna Said Wulandaris Kav.10 Jakarta 12950 Indonesia Intani Nur Kusuma



+62215204349



[email protected] [email protected] [email protected]



United Nations Children's Fund UNICEF International Labour Organization UNILO Office for the Coordination of Humanitarian Affairs - UNOCHA



Menyelamatkan dan melindungi masyarakat Bengkulu dari risiko bencana



EMAIL



Dr.Benni Sormin



Surya Building Floor 12A, Executive Tower, Floor 12A, Jl.M.H. Thamrin Kav.9, Jakarta 10350, Indonesia Menara Thamrin. 8-9th Floor, Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta Pusat



Visi Forum



[email protected]



Memperkuat data base kebencanaan dan kelembagaan dalam forum PRB Mendorong kebijakan, kelembagaan dan program yang sensitive terhadap bencana Rancangan rencana adaptasi dan mitigasi bersama terhadap risiko bencana ancaman bencana Bengkulu







[email protected] [email protected]







[email protected] [email protected]



Sumber : Profil dan Direktori Lembaga Pelaku Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia Tahun 2009, PLANS PRB



DAFTAR ANGGOTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



NAMA LEMBAGA/DINAS INSTANSI Bodronoyo Y.Layak RAPI Bengkulu KABA-HIL SUAMITRA ASLIA Y.KANOPI Bengkulu PMI Bengkulu Lembaga Seni Sampan Kayu Tiater Andung AMAN Bengkulu Bina Vitalis Y.Ulayat TAGANA komunitas Seniman Suprapto PKBH-B PW.Aisyiah KKI-WARSI Bengkulu Akar Fondation LSM-APHA KIPAS Bengkulu SAR Pramuka YKS Bengkulu WCC - Bengkulu BK3S Bengkulu Yayasan KELOPAK



Sumber : Forum PRB



NO.2 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53



NAMA LEMBAGA/DINAS INSTANSI3 Bappeda Provinsi BKP Provinsi Dinas Kesos Provinsi Dinas Tenaga Kerja Provinsi KPID Provinsi BPK Kota Bengkulu Dishubkominfo Provinsi Satpol PP Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi BMKG Provinsi RSUD -My Bengkulu Kesbangpol Provinsi Fak. Pertanian UMB Fak.Teknik UNIB Mahupala UNIB Hima KS UNIB Palasostik UNIB Paralegal UNIB Pencinta Alam Mandala Telkom Bengkulu Pertamina Bengkulu ANTARA Bengkulu TVRI Bengkulu Harian Rakyat Bengkulu RB-TV Bengkulu TV Radio Lesita Sumber : forum PRB Provinsi Bengkulu



Sumber : SCDRR



Triple – A



PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 – 11



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



INDONESIA - Peta Multi Bencana Alam



INDONESIA - Zona Intensitas Gempa Bumi



Sumber: UN OCHA, 2008



1



Sumber: UN OCHA, 2008



Tipe Bencana Alam 1.1



Provinsi Bengkulu dihadapkan pada berbagai ancaman bencana alam. Untuk kepentingan identifikasi berbagai ancaman bencana alam yang paling signifikan, telah dianalisis informasi dari dua sumber: United Nations Office for Coordination of Humanitarean Affairs (UN-OCHA). Peta-peta rawan bencana yang disiapkan oleh UN-OCHA tersedia di website http://ochaonline.un.org/roap/MaPcentre/HazardMaps dan memberikan informasi bagi Indonesia tentang daerah-daerah rawan bencana sampai pada tingkat provinsi. Peta-peta risiko bencana yang tersedia tersebut meliputi enam jenis bencana alam: (1) Gempa Bumi, (2) Tsunami, (3) Letusan Gunung Api , (4) Kekeringan, (5) Banjir dan (6) Kebakaran Hutan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Catatan-catanan historis dari berbagai peristiwa bencana di Indonesia yang telah dikumpulkan oleh BNPB disimpan dalam DIBI database, yang bisa diakses melalui website http://dibi.bnpb.go.id dan menyediakan informasi bagi Indonesia sampai pada tingkat kabupaten / kota. Catatan-catanan historisnya hanya meliputi 11 tahun (1998-2009) dan menunjukkan jumlah bencana di berbagai lokasi , serta dampak-dampak fisik dan non-fisiknya. Untuk Provinsi Bengkulu, tercatat hanya 30 peristiwa bencana alam . Selain keenam tipe bencana alam yang dimuat dalam peta-peta rawan bencana yang disiapkan oleh UN-OCHA , informasi dari BNPB juga mencakup : (1) Angin Puting Beliung, (2) Tanah Longsor dan (3) Gelombang Pasang dan Abrasi. Dalam bab-bab selanjutnya masing-masing tipe ancaman bencana alam untuk Provinsi Bengkulu diuraikan secara lebih detail, termasuk jumlah peristiwa bencana yang tercatat, serta dampak non-fisik dan fisiknya.



Dampak Gempa Bumi di Pulau Sumatra 1998-2009



Dampak Semua Bencana Alam per Provinsi di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Jumlah Kejadian Mening-gal



Gempa Bumi



Definisi Gempa Bumi. Gempa Bumi adalah akibat dari lepasnya energi secara tiba-tiba dalam kerak bumi yang menimbulkan gelombang seismik. Gempa Bumi dicatat dengan seismograf. Besarnya gelombang (yang paling sering menggunakan Skala Richter ) dari suatu Gempa Bumi secara konvensional dilaporkan. Intensitas atau getarannya diukur dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity). Peta intensitas Gempa Bumi dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada zona yang mempunyai potensi gempa bumi tinggi, khususnya di sepanjang pantai dan Pulau Enggano. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Provinsi Bengkulu pada perbatasan lempeng tektonik Australia dan lempeng tektonik Euro-Asia, juga berada pada lingkaran gunung api, dan garis patahan yang disebut ‘Sesar Sumatra’. Tingginya potensi gempa bumi ini juga disebutkan dalam DIBI database, dimana lebih dari 7 peristiwa bencana, atau sekitar 25% dari semua bencana alam yang tercatat untuk Provinsi Bengkulu adalah terkait dengan gempa bumi. Data tersebut menunjukkan tingkat kerusakan fisik yang relatif lebih tinggi di bagian barat-laut provinsi, tetapi tingkat kematian yang relatif lebih tinggi di bagian tenggara provinsi. Tingginya potensi gempa bumi di Provinsi Bengkulu juga tercermin dalam Sumber : http://chipbruce.files.wordpress.com tingginya prosentase (diatas 25%) dari semua peristiwa gempa bumi yang dilaporkan di Pulau Sumatera serta kerusakan fisiknya.



Fisik Rumah Rusak Ringan 36.459



Korban



Kebon / Hutan (Ha)



Jumlah Kejadian Mening-gal



Fisik Rumah Rusak Ringan 35.041



Kebon / Hutan (Ha)



29,40



136



39



-



160



2.500



4.038



Rumah Rusak Berat 24.299



2



10



Bengkulu



7,40



109



38



-



-



-



-



Rumah Rusak Berat 24.175



-



-



Jambi



105,04



25



353



10



84.710



55.677



347.371



5.184



445



27



9.630



Jambi



0,05



-



-



-



-



-



-



8



63



-



-



Lampung



145,00



59



757



10



4.969



2.963



77.806



2.912



4.354



15



6.720



Lampung



NAD



168,97



129.020



3.614



37.158



1.121.875



125.762



169.218



213.096



47.020



35.571



8.389



NAD



7,18



169



266



-



81.840



-



-



12.069



13.442



21



-



Riau



64,95



42



10.984



-



120.312



121.818



29.723



22.992



297



47.375



48.792



Riau



146,46



347



984



16



208.988



57.585



7.116



28.001



61.159



5.530



1.119



78,00



63



1.096



137



5.827



24.428



88.660



730



21.714



187



26



Sumatera Utara



217,81



1.245



22.341



170



187.176



9.901



42.308



51.652



9.419



1.679



1.659



Total



955,63



130.937



40.168



37.501



1.734.017



400.634



766.240



348.866



180.867



90.387



76.345



Provinsi Bengkulu



Sumatera Barat Sumatera Selatan



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Jalan (KM)



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Triple – A



Provinsi



Sumatera Barat



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Jalan (KM)



10,46



87



916



-



141.716



5.620



-



24.955



56.274



1



-



Sumatera Selatan



1,00



1



29



-



-



-



-



194



682



-



-



Sumatera Utara



5,78



858



8.202



1



30.576



-



1.968



47.683



1.451



1.650



-



31,87



1.224



9.451



1



254.132



5.620



1.968



109.084



106.953



1.672



-



Total



Sumber: dibi.bnpb.go.id



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



INDONESIA - Daerah Rawan Tsunami



INDONESIA - Eksplosivitas Gunung Api



Sumber: UN OCHA, 2008



1.2



Sumber: UN OCHA, 2008



Tsunami



Definisi tsunami. Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh pergeseran badan air dalam volume yang amat besar, misalnya lautan. Istilah Tsunami berasal dari Bahasa Jepang yang bisa diartikan sebagai "ombak besar di pelabuhan”. Tsunami sering terjadi di Jepang; Karena besarnya volume air dan energi yang timbul, tsunami dapat menghancurkan wilayah pantai. Korbanya bisa sangat banyak karena gelombang air tersebut lebih cepat dari pada larinya manusia. Gempa bumi, letusan gunung api dan letusan di bawah air lainnya (detonasi senjata nuklir di laut), tanah longsor dan pergerakan besar lainnya, serta gangguan lainnya di atas atau di bawah air, semuanya mempunyai potensi menimbulkan tsunami. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada wilayah yang mempunyai potensi tinggi terhadap tsunami. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang sama yang menyebabkan gempa bumi, yaitu letak geografis Provinsi Sumber : http://tsun.sscc.ru/ona_l.jpg Bengkulu pada perbatasan lempeng tektonik Australia dan lempeng tektonik Euro-Asia, juga berada pada lingkaran gunung api, dan garis patahan yang disebut ‘Sesar Sumatra’. Akan tetapi, database DIBI tidak memberikan catatan historis tentang tsunami di Provinsi Bengkulu. Barangkali alasan utamanya adalah pendeknya rentang waktu dari database tersebut, dan dampaknya yang relatif kecil dari tsunami yang lebih kecil (gempa bumi 12 September 2007 sebenarnya menyebabkan tsunami menengah dengan tinggi gelombang mencapai 4 meter). Catatan historis lainnya tentang tsunami dari sumber lainnya melaporkan tsunami yang cukup besar di dan dekat Provinsi Bengkulu tahun 1770, 1797, 1818, 1833, 1861, 1883 (Krakatau), 1931 dan 1958. Database DIBI menunjukkan bencana tsunami yang meluluh-lantakkan Pulau Sumatera pada tanggal 26 Desember 2004, yang mengakibatkan dampat terbesar dari semua bencana alam yang terjadi di pulau tersebut.



1.3



Definisi Letusan Gunung Api. Dalam Letusan Gunung Api, lava, tephra (abu, lapilli, bongkahan batu), dan berbagai gas, dikeluarkan dari rekahan gunung api. Beberapa gunung api bisa mengeluarkan hanya satu tipe karakteristik letusan selama satu periode aktivitas, sementara gunung api lainnya bisa menunjukkan serangkaian tipe letusan. Letusan gunung api timbul melalui tiga mekanisme utama: (1) Lepasnya gas dengan dekompresi yang menyebabkan letusan magma, (2) Kontraksi panas yang menyentuh air dan menyebabkan letusan phreatomagmatic dan (3) Penyemburan partikel selama letusan-letusan asap yang menyebabkan letusan phreatic. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada wilayah dengan tingkat potensi medium terhadap letusan gunung api. Hal ini disebabkan karena aktifnya Gunung Kaba, yang terletak sekitar 35 km di sebelah utara Kota Bengkulu .



Dampak Letusan Gunung Api di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Provinsi



Korban Jumlah Kejadian



Men ing -gal



L ukaluka



Mengun gsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Rumah Rusak Berat



Fisik Ru mah Ru sak Ringan



Keb on / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



Sumber : http://iramis.cea.fr/Images/astImg/882_1.jpg



Hanya satu catatan tentang letusan gunung api di Provinsi Bengkulu yang tersedia di database DIBI, yaitu letusan Gunung Kaba pada tanggal 1 September 2000 (VEI = 1) yang tidak menimbulkan dampak. Catatan historis lainnya tentang Gunung Kaba menyebutkan banyak terjadi letusan (dengan VEI = 2) pada tahun 1833, 1834, 1853, 1868, 1873, 1907, 1939, 1952 dan 1958. Untuk seluruh Pulau Sumatra, database DIBI melaporkan 5 letusan gunung api.



Dampak Gempa Bumi dan Tsunami di Pulau Sumatra 1998-2009 Provinsi



Letusan Gunung Api



Bengkulu



Jumlah Kejadian



Mening-gal



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Fisik Rumah Rusak Ringan



Rumah Rusak Berat



1,00



-



-



-



-



-



-



-



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM) -



-



-



Jambi



Bengkulu Jambi



Lampung



1,00



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



Lampung



NAD



1,00



-



-



-



-



-



-



-



3.859



-



-



Sumatera Barat



1,00



-



-



-



23.251



-



-



-



-



-



-



Sumatera Selatan



1,00



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



5,00



-



-



-



23.251



-



-



-



3.859



-



-



NAD



3,84



128.728



2.830



37.063



518.450



273



58.087



179.527



33



34.884



-



Riau Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara



1,04



130



1.832



24



4.012



-



-



86



14



T otal



4,88



128.858



4.662



37.087



522.462



273



58.087



179.613



47



-



-



34.884



-



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Triple – A



Riau



Sumatera Utara Total



Sumber: dibi.bnpb.go.id



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Jumlah Kejadian Angin Puting Beliung di Indonesia



INDONESIA - Kekeringan 1980 - 2001



Sumber: BNPB, 2009



1.4 Angin Puting Beliung Definisi Angin Puting Beliung. Angin Puting Beliung adalah angin kencang dan berbahaya yang bergerak melingkar hingga menyentuh permukaan bumi dan awan cumulonimbus atau, dalam sedikit kasus, awan cumulus . Yang paling hebat dari semua fenomena atmosfir, angin puting beliung datang dengan berbagai bentuk dan ukuran, tetapi secara tipikal berbentuk gumpalan corong yang ujungnya menyentuh permukaan bumi dan sering disertai dengan puing-puing dan debu. Kebanyakan angin puting beliung yang berkecepatan antara 64 km/jam sampai 177 km/jam, menerjang beberapa kilometer dan akhirnya menghilang. Yang paling ekstrim dapat mencapai kecepatan di atas 480 km/jam, terbentang lebih dari 1,6 km, dan menyentuk permukaan bumi lebih dari 100 km.



Sumber: UN OCHA, 2008



1.5 Kekeringan



Sumber:http://weathersavvy.com



Di UN-OCHA, belum ada peta rawan bencana tentang ancaman angin puting beliung. Geospatial website di BNPB (geospatial.bnbp.go.id), yang didasarkan pada informasi dari database DIBI, menunjukkan peta kejadian-kejadian angin puting beliung di Indonesia. Dalam peta ini, Pulau Jawa dan bagian selatan Pulau Sumatra kemungkinan terjadinya angin puting beliung relatif lebih tinggi. Untuk Provinsi Bengkulu, belum ada catatan yang tersedia dalam database DIBI. Akan tetapi, semua provinsi tetangga mempunyai catatan tentang kejadian-kejadian angin puting beliung, khususnya Provinsi Lampung. Oleh karena itu, barangkali angin puting beliung juga pernah terjadi di Provinsi Bengkulu, tetapi sejauh ini belum tercatat.



Dampak Angin Topan di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Provinsi



Jumlah Kejadian Mening-gal



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Rumah Rusak Berat



Dampak Kekeringan di Pulau Sumatra 1998-2009



Fisik Rumah Rusak Ringan



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



Korban Provinsi



Bengkulu Jambi



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Fisik Rumah Rusak Ringan



Rumah Rusak Berat



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



3,00



-



-



-



-



-



808



-



-



-



-



-



-



-



-



-



4.136



-



-



-



-



Lampung



33,00



-



-



-



-



-



11.216



-



-



-



-



-



NAD



35,00



-



-



-



-



-



65.282



-



-



-



-



-



-



Riau



11,00



-



-



-



-



-



4.452



-



-



-



-



335



-



-



Sumatera Barat



4,00



-



-



-



-



-



373



-



-



-



-



201



1.202



-



-



Sumatera Selatan



10,00



-



-



-



-



-



4.607



-



-



-



-



25



2.341



868



-



-



Sumatera Utara



18,00



-



-



-



-



-



11.907



-



-



-



-



25



4.733



4.342



-



10



129,00



-



-



-



-



-



102.781



-



-



-



-



1



-



-



143



-



274



22



-



10



Lampung



32,00



-



8



-



300



2.350



-



1.309



1.528



-



-



NAD



11,00



1



2



-



1.994



-



-



185



387



-



Riau



3,00



2



6



-



-



894



-



202



-



Sumatera Barat



12,00



-



4



-



-



396



-



221



Sumatera Selatan



16,00



-



2



-



50



1.105



-



Sumatera Utara



27,00



-



45



-



1.284



390



106,00



3



68



-



3.628



5.278



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Triple – A



Mening-gal



Lukaluka



15,00



-



Bengkulu



Jumlah Kejadian



Jambi



5,00



Total



Definisi Kekeringan. Kekeringan merupakan kurun waktu yang panjang, bulan atau tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan air. Pada umumnya, hal ini terjadi ketika daerah tersebut secara terus-menerus mengalami hujan di bawah rata-rata. Hal ini bisa mengakibatkan dampak substansial terhadap ekosistem dan pertanian dari daerah yang terkena bencana kekeringan. Kekeringan bisa berlangsung selama beberapa tahun, atau walaupun pendek, bencana kekeringan yang hebat bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan dan merugikan ekonomi lokal. Fenomena global ini mempunyai dampak yang meluas terhadap pertanian. Rawan kekeringan adalah kurun waktu kekeringan yang relatif lebih lama dari biasanya, atau kurang dari 50% curah hujan lebih sedikit dari rata- Sumber : www. Worldproutassembly.org rata dalam kurun waktu tiga bulan. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada lwilayah tepi yang rentan terhadap kekeringan. Menurut peta rawan bencana tersebut, kekeringan terjadi khususnya di bagian selatan Palau Sumatra, dan bagian barat Pulau Jawa. Penyebaran ini ditegaskan dalam database DIBI yang menunjukkan tingkat kekeringan yang tinggi terjadi di Provinsi Lampung. Ada tiga peristiwa bencana kekeringan di Provinsi Bengkulu yang tercatat dalam database DIBI, yaitu masingmasing tahun 2003, 2004 dan 2008. Cukup aneh bahwa dua dari kekeringan tersebut dilaporkan terjadi di Kota Bengkulu, yang mungkin mengidikasikan bahwa kekeringan tersebut lebih terkait dengan pengambilan air tanah yang berlebihan dibandingkan dengan perubahan iklim.



Total



Sumber: dibi.bnpb.go.id



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



INDONESIA - Banjir 1985 - 2005



Jumlah Kejadian Tanah Longsor di Indonesia



Sumber: BNPB, 2009



1.7 Tanah Longsor



Sumber: UN OCHA, 2008



1.6 Banjir Definisi Banjir. Banjir adalah luapan air yang berlebihan yang membenamkan daratan. Banjir bisa disebabkan oleh sungai atau danau. Tidak bisa dikatakan banjir bila luapan air tersebut tidak membahayakan areal lahan yang digunakan oleh manusia seperti desa, kota atau areal permukiman. Banjir bisa juga terjadi ketika debit sungai terlalu tinggi dan keluar dari sungai, khususnya pada tikungan atau kelokan sungai dan mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah dan usahausaha di sepanjang sungai tersebut. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Pulau Sumatra (termasuk Provinsi Bengkulu) dan Pulau Jawa, mempunyai risiko tinggi terhadap banjir tahunan. Hal ini secara langsung terkait dengan curah hujan yang relatif tinggi di wilayah tersebut.



Definisi Tanah Longsor. Tanah Longsor adalah fenomena geologis yaitu pergerakan tanah, misalnya jatuhnya bebatuan, dalamnya kemiringan dan aliran reruntuhan, yang bisa terjadi di lepas pantai, pinggir pantai dan di daratan. Walaupun penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Secara khusus, faktor-faktor pre-conditional membangun kondisi sub-permukaan khusus yang menyebabkan areal/lereng tersebut menjadiv rawan, sedangkan tanah longsor yang sebenarnya sering membutuhkan pemicu (misalnya hujan lebat atau gempa bumi) sebelum terjadi longsor.



Sumber : http://2.bp.blogspot.com



Belum ada peta rawan bencana tentang tanah longsor yang tersedia di UN-OCHA. Geospatial website pada BNPB (geospatial.bnbp.go.id), yang didasarkan pada informasi dari peta database DIBI, menunjukkan peristiwa-peristiwa tanah longsor di Indonesia. Dalam peta tersebut, sebagian besar peristiwa tanah longsor terjadi di Pulau Jawa. Ada tiga catatan historis tentang bencana tanah longsor di Provinsi Bengkulu yang tersedia di database DIBI, yaitu untuk Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong tahun 1998, 2000 dan2002. secara regional, khususnya Sumatra Barat mempunyai tingkat kejadian tanah longsor yang tinggi.



Sumber: http://nimg.sulekha.com



Fakta ini juga dituangkan dalam database DIBI, dimana peristiwa-peristiwa bencana banjir dicatat, atau sekitar 40% dari semua bencana alam yang tercatat untuk Provinsi Bengkulu. Data tersebut menunjukkan tingkat kerusakan fisik yang relatif tinggi, khususnya untuk Kota Bengkulu. Potensi banjir yang cukup tinggi untuk Pulau Sumatra juga dicantumkan dalam prosentase (lebih dari 50%) dari semua peristiwa bencana di Pulau Sumatra. Tingginya potensi banjir bagi Kota Bengkulu juga dituliskan dalam laporan RAN (Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana - RAN-PRB 2010-2012).



Tingginya potensi tanah longsor di Provinsi Bengkulu dinyatakan dalam laporan RAN (Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana - RAN-PRB 2010-2012). Ada enam kabupaten/kota di provinsi tersebut yang diidentifikasi mempunyai risiko tinggi terhadap tanah longsor , dan bahkan ada dua kabupaten yang mempunyai risiko sangat tinggi karena tanahnya yang tidak datar, yaitu Kepahiang dan Bengkulu Utara.



Dampak Banjir di Pulau Sumatra 1998-2009



Dampak Tanah Longsor di Pulau Sumatra 1998-2009



Korban Jumlah Kejadian Mening-gal



Fisik Rumah Rusak Ringan 1.397



Korban



Kebon / Hutan (Ha)



Jumlah Kejadian Mening-gal



Fisik Rumah Rusak Ringan



Kebon / Hutan (Ha)



Bengkulu



13,00



14



1



-



160



2.500



3.230



Rumah Rusak Berat 78



1



10



Bengkulu



3,00



12



-



-



-



-



-



Rumah Rusak Berat 32



-



-



-



Jambi



67,99



17



352



10



83.510



43.650



93.235



4.902



360



27



3.900



Jambi



2,00



8



-



-



-



-



-



-



-



-



-



Lampung



59,00



25



579



2



3.849



613



66.343



1.404



2.505



-



4.920



Lampung



11,00



23



154



-



700



-



-



28



8



-



-



NAD



93,99



50



477



62



419.120



124.981



45.839



3.412



5.740



103



1.087



NAD



8,00



12



1



1



767



400



-



114



65



-



-



Riau



44,95



40



5.789



-



120.312



120.853



25.271



22.774



297



47.375



15.292



Riau



1,00



-



-



-



-



71



-



16



-



-



-



Sumatera Barat



70,00



38



9



4



36.077



16.305



5.972



1.543



1.183



5.330



917



27,00



196



43



12



3.440



-



560



188



32



150



100 -



Provinsi



Sumatera Selatan



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Jalan (KM)



47,00



56



1.065



137



5.777



22.321



84.053



309



19.830



187



26



Sumatera Utara



145,99



208



12.063



144



147.897



9.436



28.273



1.412



6.784



29



1.600



Total



541,92



448



20.335



359



816.702



340.659



352.216



35.834



38.096



53.052



27.752



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Triple – A



Provinsi



Sumatera Barat Sumatera Selatan



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Jalan (KM)



2,00



6



-



-



-



-



-



-



-



-



Sumatera Utara



10,00



42



15



1



3.153



75



60



67



2



0



-



Total



64,00



299



213



14



8.060



546



620



445



107



150



100



Sumber: dibi.bnpb.go.id



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–4



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Jumlah Kejadian Abrasi di Indonesia



INDONESIA - Kebakaran Hutan 1995 - 2005



Sumber: BNPB, 2009



1.8 Abrasi dan Rob Definisi abrasi. Abrasi adalah terkikisnya tanah atau pantai atau endapan bukit pasir oleh gerakan gelombang, air pasang, arus ombak, atau pengaliran air. Ombak, yang ditimbulkan oleh badai, angin atau mesin motor yang bergerak cepat, menyebabkan erosi pantai, yang bisa dalam bentuk hilangnya endapan dan bebatuan dalam kurun waktu yang lama, atau redistribusi endapan pantai yang hanya sementara; erosi di satu lokasi bisa mengakibatkan penimbunan didekatnya.



Sumber: UN OCHA, 2008



1.9 Kebakaran Hutan



Belum ada peta rawan bencana tentang abrasi dan rob yang tersedia di UN-OCHA. Geospatial website pada BNPB (geospatial.bnbp.go.id), yang didasarkan pada informasi dari peta database DIBI, menunjukkan peristiwa-peristiwa abrasi dan rob di Indonesia. Dalam peta tersebut, Sumber : http://sahabatsiswa.files.wordpress.com pantai selatan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa mempunyai potensi yang relatif tinggi terhadap abrasi dan gelombang pasang. Untuk Provinsi Bengkulu hanya ada satu catatan historis tentang abrasi dan gelombang pasang yang ada pada database DIBI, yaitu kejadian di Seluma tahun 2007 yang menghancurkan 35 rumah. Untuk seluruh Pulau Sumatra, database DIBI melaporkan 20 kasus Abrasi dan Rob. Laporan-laporan dari surat khabar menyatakan adanya bahaya abrasi di sepanjang pantai, khususnya untuk Kabupaten Seluma, dimana izin eksploitasi pasir telah dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten tersebut.



Kebakaran Hutan adalah kebakaran yang tidak terkendali yang terjadi di daerah pedalaman atau hutan belantara. Kebakaran Hutan berbeda dengan kebakarankebakaran lainnya berdasarkan luasannya, kecepatannya dimana bisa menyebar luas jauh dari sumbernya, dan kemampuannya untuk berubah arah secara tak terduga dan melompat melewati jalan, sungai dan fire breaks (sebidang tanah yang dibersihkan untuk mencegah meluasnya kebakaran). Kebaran hutan yang menyebar dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan besar, baik harta benda maupun kehidupan manusia, tetapi kebakaran tersebut juga mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kawasan hutan belantara. Beberapa spesies tanaman menggantungkan pada dampak dari kebakaran untuk tumbuh dan reproduksi, namun sebagian besar kebakaran hutan mempunyai dampak negative terhadap Sumber : http://www.rssgmbh.de ekologi. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa risiko kebakaran hutan di Pulau Sumatra juga berpengaruh terhadap Provinsi Bengkulu. Menurut peta rawan bencana tersebut, kebakaran hutan terutama terpusat di ProvinsiRiau, Jambi dan Sumatra Selatan. Kawasan lain di Indonesia yang terancam kebakaran hutan adalah Pulau Kalimantan. Ancaman bencana ini juga ditegaskan dalam database DIBI, yang menunjukkan tingginya tingkat kejadian kebakaran hutan untuk Provinsi Jambi dan Riau. Tidak ada catatan historis tentang kebakaran hutan yang tersedia untuk Provinsi Bengkulu.



Dampak Gelombang Pasang / Abrasi di Pulau Sumatra 1998-2009



Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Sumatra 1998-2009



Korban Jumlah Kejadian Mening-gal 1,00



1



-



-



-



-



-



Rumah Rusak Berat 14



Lampung



4,00



1



-



-



-



-



-



105



NAD



5,00



1



-



-



31



108



-



8,00



1



3



-



4.504



675



-



Provinsi Bengkulu



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Fisik Rumah Rusak Ringan 21



Korban



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



Provinsi



1



-



117



-



-



Lampung



49



-



0



-



NAD



924



945



0



-



Jambi



Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara Total



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Fisik Rumah Rusak Ringan



Rumah Rusak Berat



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



13,00



-



-



-



-



-



-



-



-



-



5.320



2,00



-



-



-



-



-



-



-



-



-



1.800



Riau



5,00



-



5.189



-



-



-



-



-



-



-



33.500



Sumatera Barat



1,00



-



-



-



-



-



-



-



-



-



2



1,00



-



-



-



-



-



-



-



-



-



59



22,00



-



5.189



-



-



-



-



-



-



-



40.681



Sumatera Selatan



2,00



-



-



-



-



-



-



10



300



-



-



Sumatera Utara



20,00



4



3



-



4.535



783



-



1.102



1.383



1



-



Total



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Triple – A



Mening-gal



Lukaluka



Bengkulu Jambi



Riau



Jumlah Kejadian



Sumber: dibi.bnpb.go.id



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–5



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



2



Provinsi Bengkulu



Identifikasi Tipe Bencana Alam yang Relevan



Tabel 2.4: Peringkat Bencana Alam Menurut Dampak di Pulau Sumatra 1998-2009



Identifikasi dari tipe ancaman bencana alam yang relevan untuk Provinsi Bengkulu mulai dari penilaian untuk masing-masing tipe dari indicator-indicator sebagai berikut: peristiwa-peristiwa historis, dampak-dampak non-fisik, dan kerusakan fisik. Penilaian ini dilakukan di tingkat provinsi (Provinsi Bengkulu), di tingkat regional (Pulau Sumatra), dan di tingkat nasional (seluruh Indonesia). Kemudian, penilaian dari masing-masing tipe dari bencana alam tersebut saling diperbandingkan dan diperingkatkan. Tipe bencana alam, yang paling sering terjadi, yang mengakibatkan jumlah korban yang paling tinggi, dan yang menyebabkan kerusakan paling dahsyat diperingkatkan terlebih dahulu. Tabel 2.1 dan 2.2 menyajikan jumlah kejadian sebenarnya, korban dan kerusakan untuk masing-masing tipe bencana alam di masing-masing provinsi dan tingkat regional berdasarkan DIBI-data.



Korban Jumlah Kejadian



Bencana Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan



Mening-gal



5 10 9 3 2 1 6 4 8 7



Lukaluka



2 1 8 7 8 3 5 4 6 8



Mengungsi



Hilang 2 4 9 7 9 1 5 6 8 3



5 1 6 6 6 2 3 4 6 6



Mende-rita 3 2 5 8 9 1 4 6 7 9



Lahan (Ha)



3 7 8 4 8 1 2 6 5 8



Fisik Rumah Rusak Ringan



Rumah Rusak Berat



5 4 8 7 3 1 2 6 8 8



2 1 8 5 8 3 4 7 6 8



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM) 1 8 5 4 9 2 3 7 6 9



3 2 7 7 7 1 4 5 6 7



6 6 6 5 6 2 3 4 6 1



Peringkat Keseluruhan Pulau Sumatra 2 4 10 6 9 1 3 5 7 8



Tabel 2.1: Dampak Semua Bencana Alam di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Korban Bencana



Jumlah Kejadian



Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Lahan (Ha)



Rumah Rusak Ringan



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



No



7 0



109 -



38 -



-



-



-



-



24.175 -



35.041 -



-



-



1 0 3 13



14



1



-



160



2.500



808 3.230



78



1.397



1



10



1 3 1



12 1



-



-



-



-



-



32 14



21



1



-



Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan Total



Mening-gal



Tabel 2.5 Peringkat Bencana Alam Indonesia Berdasar Peta Bencana OCHA



Fisik Rumah Rusak Berat



0



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



29



136



39



-



160



2.500



4.038



24.299



36.459



2



10



Bencana



1 2



Gempa Bumi Banjir



3



Letusan Gunung Api



4 5



Tsunami Gelombang Pasang / Abrasi



6 7



Kekeringan Angin Topan



8 9



Kebakaran Hutan & Lahan Tanah Longsor



Sumber: dibi.bnpb.go.id



3



Tabel 2.2: Dampak Semua Bencana Alam di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Bencana



Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan Total



Jumlah Kejadian



Mening-gal



Lukaluka



Fisik Mengungsi



Hilang



Mende-rita



Rumah Rusak Berat



Lahan (Ha)



Rumah Rusak Ringan



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM)



31,87 4,88



1.224 128.858



9.451 4.662



1 37.087



254.132 522.462



5.620 273



1.968 58.087



109.084 179.613



106.953 47



1.672 34.884



-



5 106 129 541,92



3 448



68 20.335



359



23.251 3.628 816.702



5.278 340.659



25 102.781 352.216



4.733 35.834



3.859 4.342 38.096



53.052



10 27.752



30,96 64 20



101 299 4



247 213 3



40 14 -



101.247 8.060 4.535



47.475 546 783



250.543 620 -



18.055 445 1.102



26.080 107 1.383



627 150 1



7.802 100 -



22 956



130.937



5.189 40.168



37.501



1.734.017



400.634



766.240



348.866



180.867



90.387



40.681 76.345



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Tabel 2.3 dan2.4 menyajikan peringkat tipe bencana alam berdasarkan jumlah actual di masing-masing provinsi dan tingkat regional. Tabel 2.3: Peringkat Bencana Alam Menurut Dampak di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Korban Bencana Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan



Triple – A



Jumlah Kejadian



Mening-gal 2 8 5 8 3 1 5 3 5 8



1 5 5 5 5 2 5 3 4 5



Lukaluka



Mengungsi



Hilang 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3



1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Mende-rita 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2



2 2 2 2 2 1 2 2 2 2



Lahan (Ha) 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3



Fisik Rumah Rusak Ringan



Rumah Rusak Berat 1 5 5 5 5 2 5 3 4 5



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM) 1 4 4 4 4 2 4 4 3 4



3 3 3 3 3 1 3 3 1 3



2 2 2 2 2 1 2 2 2 2



Peringkat Keseluruhan Provinsi Bengkulu 2 8 6 8 5 1 6 3 4 8



Konfirmasi Tipe Bencana Alam yang Relevan



Untuk konfirmasi dari tipe bencana alam yang paling relevan, peringkatnya disempurnakan dengan menerapkan faktor-faktor bobot: Relevansi yang paling tinggi dihubungkan dengan penilaian bencana alam di tingkat provinsi (faktor bobot 50%), diikuti dengan tingkat regional (faktor bobot 30%), dan tingkat nasional(20%). Tabel 3.1 menyajikan daftar akhir dari tipe bencana alam yang relevan dengan menggunakan faktor-faktor bobot tersebut.



Tabel 3.1 Peringkat Akhir Bencana Alam Provinsi Bengkulu Peringkat Provinsi Bengkulu



Peringkat Pulau Sumatra



50% 2



30% 2



Tsunami



8



Letusan Gunung Api Angin Topan



Bencana Bobot Gempa Bumi



Peringkat Peta-peta UN-OCHA



Peringkat Keseluruhan 2



4



20% 1 4



6 8



10 6



3 5



7 8



Kekeringan Banjir



5 1



9 1



6 2



6 1



Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi



3 4



5 7



8



3 4



Kebakaran Hutan & Lahan



8



8



8 7



5



9



Sesuai dengan lokakarya konsultatif pada tanggal 12 November 2009 yang dipimpin oleh Kepala Bappeda dan dihadiri oleh perwakilan dari DPRD Provinsi Bengkulu dan sejumlah Tim Kerja Multi-Stakeholder, telah disepakati untuk menggunakan daftar tipe bencana alam di atas berdasarkan data yang tersedia dari BNPB dan UN-OCHA, dan referensi dari sumber lainnya.



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–6



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Peringkat Bencana Alam di Pulau Sumatera



Peringkat Bencana Alam di Provinsi Bengkulu



Ranking Bencana



Ranking Bencana 6



6



Gempa Bumi Tsunami Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Longsor Gelombang & Abrasi Kebakaran Hutan



Gempa Bumi Tsunami Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Longsor Gelombang & Abrasi Kebakaran Hutan



Peringkat Bencana Alam Menurut Provinsi di Pulau Sumatra 1998-2009



Peringkat Bencana Alam Menurut Kabupaten di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Kabupaten



Gempa Bumi dan Tsunami



Gempa Bumi



Letusan Gunung Api



Angin Topan



Kekeringan



Banjir dan Tanah Longsor



Banjir



Gelombang Pasang / Abrasi



Tanah Longsor



Kebak-aran Hutan & Lahan



Provinsi



Gempa Bumi Dan Tsunami



Gempa Bumi



Kota Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Kaur Kepahiang Lebong Muko Muk o Rejang Lebong



2 2 1 1 1 1 1 4



5 5 3 2 2 2 2 5



5 5 3 2 2 2 2 3



5 5 3 2 2 2 2 5



3 4 3 2 2 2 2 5



1 1 2 2 2 2 2 1



4 5 3 2 2 2 2 5



5 2 3 2 2 2 2 2



5 5 3 2 2 2 2 5



5 5 3 2 2 2 2 5



Bengkulu Jambi Lampung NAD



2 6 9 4



Riau Sumatera Barat Sumatera Selatan



Seluma Total



3 2



4 6



4 6



4 6



4 5



1 1



4 6



4 4



2 3



4 6



Sumatera Utara Total



Triple – A



Letusan Gunung Api



Angin Topan



Kekeringan



Banjir dan Tanah Longsor



Banjir



Gelombang Pasang / Abrasi



Tanah Longsor



Kebak-aran Hutan & Lahan



8 8 9 2



6 8 8 9



8 3 2 5



5 5 6 7



1 1 1 1



6 2 3 3



3 6 4 5



4 8 5 8



8 4 7 10



6



6



6



2



4



1



6



5



6



3



2 3



10 8



7 7



6 2



7 4



1 1



4 4



3 4



5 8



9 8



2 2



5 4



10 10



3 6



7 9



1 1



6 3



4 5



8 7



9 8



IDENTIFIKASI BENCANA ALAM B–7



BAGIAN C. PETA RISIKO BENCANA



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Modified Mercalli Intensity (MMI)



1. GEMPA BUMI



Skala



Intensitas Bahaya Gempa Bumi



Gempa Bumi adalah akibat dari lepasnya energi secara tiba-tiba dalam kerak bumi yang menimbulkan gelombang seismik. Gempa Bumi dicatat dengan seismograf. Besarnya gelombang (yang paling sering menggunakan Skala Richter ) dari suatu Gempa Bumi secara konvensional dilaporkan. Intensitas atau getarannya diukur dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity).



I. Instrumental



Modified Mercalli Intensity (MMI)



II. Lemah



III. Enteng



Sangat Tinggi



IX



VIII



IV. Sedang



Tinggi



VII



No. 1.1



Triple – A



V. Agak Kuat



VI



V



2.2 2.2



Nihil



1.3



Kode 1.2 1.2 1.2 1.2



Rendah



1.2



Parameter Bobot Sumber Bahaya Gempa Bumi ESDM Formasi geologi 30% ESDM Jarak ke patahan geologis 30% ESDM Seismisiti (skala besar) 40% ESDM Kerentanan Gempa Bumi Kerentanan Sosial 45% Kepadatan penduduk x PoDes Kepekaan penduduk x Kerentanan Ekonomi 10% Pangan 0% Landsat Perkebunan 0% Landsat Peternakan 0% Landsat Kehutanan 0% Landsat Perikanan 0% Landsat Permukiman 100% Landsat Kerentanan Fisik 45% Rumah Permanen 10% PoDes Rumah Permanen 15% PoDes Rumah Permanen 25% PoDes Fasilitas Umum 15% Bako Kerapatan jalan 15% Bako Terminal/stasiun 20% Bako Kerentanan Lingkungan 0% Kapasitas Gempa Bumi Kapasitas Sosial-ekonomi 40% Indek Pembangunan Manusia 50% BPS Indeks Pemberdayaan Gender 20% BPS Kesadaran Masyarakat 30% PoDes Kesiapsiagaan 30% Pemerintah Pusat 10% PoDes Pemerintah Provinsi 10% PoDes Pemerintah Dearah 10% PoDes Swasta 10% PoDes Masyarakat 10% PoDes Dokter/Penduduk 25% PoDes Tenaga medis/penduduk 25% PoDes Kapasitas Fisik 30% Sistem Peringatan Dini Tsunami 0% PoDes Perlengkapan keselamatan 20% PoDes Electricity coverage 20% PoDes Jarak ke jalan aspal 20% Bakosurtanal Jarak ke fasilitas umum 20% Bakosurtanal Jarak ke fasilitas kesehatan 20% Bakosurtanal



Sedang



Tabel 1.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Gempa Bumi



IV



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



2.3 2.3 4.5 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3 3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Gempa Bumi No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



82.492 12.884 4.919 100.294



(0,0%) (53,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (7,8%) (7,1%) (0,0%) (0,0%) (5,0%)



Sedang 77.165 43.829 262.723 143.117 135.706 193.247 83.563 27.151 71.840 1.038.341



(63,1%) (28,3%) (57,8%) (56,2%) (55,2%) (47,0%) (50,5%) (39,2%) (63,3%) (0,0%) (51,7%)



Tinggi 45.038 28.785 191.817 111.328 110.302 218.014 68.864 37.127 41.652 15.447 868.374



(36,9%) (18,6%) (42,2%) (43,8%) (44,8%) (53,0%) (41,7%) (53,7%) (36,7%) (100,0%) (43,3%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,4000 0,2000 0,4000 0,4000 0,4000 0,4000 0,2748 0,2851 0,4000 0,7687 0,3929



Rata-rata 0,5799 0,4134 0,5776 0,5969 0,5930 0,6172 0,6007 0,6316 0,5533 0,7999 0,5964



Dampak Sangat jarang /hampir tidak ada orang dapat merasakan. Tercatat pada alat seismograf Terasa oleh sedikit sekali orang terutama yang ada di gedung tinggi. Terasa oleh sedikit orang, khususnya yang berada di gedung tinggi. Mobil parkir sedikit bergetar, getaran seperti akibat truk yang lewat, sebagian besar orang tidak dapat merasakan Pada siang hari akan terasa oleh banyak orang dalam ruangan, diluar ruangan hanya sedikit yang bisa merasakan. Pada malam hari sebagian orang bisa terbangun. Piring, jendela, pintu, dinding mengeluarkan bunyi retakan, lampu gantung bergoyang. Dirasakan hampir oleh semua orang, pada malam hari sebagian besar orang tidur akan terbangun, barang‐barang diatas meja terjatuh, plesteran tembok retak, barang‐barang yang tidak stabil akan roboh, pandulum jam dinding akan berhenti.



Dirasakan oleh semua orang, banyak orang ketakutan/panik, berhamburan keluar VI. Kuat ruangan, banyak perabotan yang berat bergerser, plesteran dinding retak dan terkelupas, cerobong asap pabrik rusak Setiap orang berhamburan keluar ruangan, kerusakan terjadi pada bangunan yang desain konstruksinya jelek, kerusakan VII. Sangat Kuat sedikit sampai sedang terjadi pada bangunan dengan desain konstruksi biasa. Bangunan dengan konstruksi yang baik tidak mengalami kerusakan yang berarti. Kerusakan luas pada bangunan dengan desain yang jelek, kerusakan berarti pada bangunan dengan desain biasa dan sedikit kerusakan pada bangunan dengan desain VIII. Merusak yang baik. Dinding panel akan pecah dan lepas dari framenya, cerobong asap pabrik runtuh, perabotan yang berat akan terguling, pengendara mobil terganggu. Kerusakan berarti pada bangungan dengan desain konstruksi yang baik, pipa pipa IX. Menghancurkan bawah tanah putus, timbul retakan pada tanah. Sejumlah bangunan kayu dengan desain yang baik rusak, sebagian besar bangunan tembok rusak termasuk fondasinya. Retakan X. Musibah pada tanah akan semakin banyak, tanah longsor pada tebing tebing sungai dan bukit, air sungai akan melimpas di atas tanggul.



Maximum 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000



Sumber: Analisis Triple-A



XI. Musibah Besar



XII. Malapetaka



Sangat sedikit bangunan tembok yang masih berdiri, Jembatan putus, Rekahan pada tanah sangat banyak/luas, jaringan pipa bawah tanah hancur dan tidak berfungsi, rel kereta api bengkok dan bergeser. Kerusakan total, gerakan gempa terlihat bergelombang diatas tanah, benda benda berterbangan keudara.



RISIKO BENCANA Gempa Bumi 1 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Gempa Bumi



Distribusi Kapasitas Bencana Gempa Bumi Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Gempa Bumi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.116 156.154 453.258 253.999 244.709 410.578 164.728 68.933 112.607 13.762 1.999.845



Rendah (99,0%) (99,1%) (99,7%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (87,8%) (99,5%)



1.147 1.019 1.278 501 1.420 532 567 283 894 1.525 9.166



(0,9%) (0,6%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,3%) (0,4%) (0,8%) (9,7%) (0,5%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Gempa Bumi Sedang 38 350 207 127 152 153 302 31 395 1.755



(0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,4%) (0,0%) (2,5%) (0,1%)



Tinggi 21 18 6 45



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0060 0,4755 0,0063 0,5096 0,0036 0,6549 0,0026 0,7231 0,0047 0,6332 0,0038 0,5971 0,0021 0,3973 0,0070 0,5230 0,0053 0,4478 0,0544 0,5031 0,0096 0,5465 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Gempa Bumi 1 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Risiko Bencana Gempa Bumi Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Gempa Bumi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 115.606 146.323 435.767 246.528 233.920 388.698 161.643 64.948 107.668 10.529 1.911.631



Rendah (95,0%) (94,9%) (96,0%) (97,2%) (95,5%) (94,6%) (98,2%) (94,1%) (94,9%) (72,6%) (95,5%)



4.972 6.758 17.330 6.357 9.546 21.631 2.384 3.473 5.019 2.188 79.659



(4,1%) (4,4%) (3,8%) (2,5%) (3,9%) (5,3%) (1,4%) (5,0%) (4,4%) (15,1%) (4,0%)



Sedang 1.162 1.084 810 621 1.572 681 558 581 758 1.781 9.607



(1,0%) (0,7%) (0,2%) (0,2%) (0,6%) (0,2%) (0,3%) (0,8%) (0,7%) (12,3%) (0,5%)



Tinggi 28 28



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127 0,0127



Rata-rata Maximum 0,0281 0,5544 0,0276 0,5604 0,0233 0,5842 0,0209 0,6402 0,0259 0,5944 0,0258 0,5504 0,0180 0,5255 0,0302 0,5725 0,0262 0,5051 0,1063 0,5201 0,0332 0,5607 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Gempa Bumi 1 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Skala Intensitas Tsunami 2001 Skala I. Tidak terasa



2. TSUNAMI Bencana Tsunami



Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh pergeseran badan air dalam volume yang amat besar, misalnya lautan. Istilah Tsunami berasal dari Bahasa Jepang yang bisa diartikan sebagai "ombak besar di pelabuhan”. Tsunami sering terjadi di Jepang; Karena besarnya volume air dan energi yang timbul, tsunami dapat menghancurkan wilayah pantai. Korbanya bisa sangat banyak karena gelombang air tersebut lebih cepat dari pada larinya manusia. Gempa bumi, letusan gunung api dan letusan di bawah air lainnya (detonasi senjata nuklir di laut), tanah longsor dan pergerakan besar lainnya, serta gangguan lainnya di atas atau di bawah air, semuanya mempunyai potensi menimbulkan tsunami.



Skala Intensitas Tsunami 2001



MCRMP



Kode 1.2 1.2



STRM Bakosurtanal



1.1 1.1



VII Sedang



a. Banyak orang ketakutan dan berlarian ke dataran yang lebih tinggi. b. Banyak kapal kecil yang rusak. Beberapa kapal besar terombang-ambing secara kasar. Benda-benda dengan berbagai ukuran jungkir balik dan hanyut. Lapisan pasir dan VII. Merusak (4 m) tumpukan kerikil tertinggal di belakang. Beberapa rakit/getek tersapu bersih. c. Banyak barang-barang dari kayu yang rusak. Kerusakan pada tingkat 1 dan air bah pada beberapa bangunan dari batu. a. Semua orang lari ke datarang yang lebih tinggi, sebagian yang lain tersapu bersih. b. Banyak kapal kecil yang rusak, ada juga yang tersapu. Beberapa kapal besar bergerak ke pantai atau bertabrakan satu sama lain. Benda-benda yang besar hanyut menimbulkan erosi dan sampah di pantai. Timbul genangan VIII. Merusak Berat (6 yang luas. Kerusakan kecil pada hutan pengendali tsunami. m) Banyak rakit/getek tersapu bersih, sebagian rusak. c. Banyak barang-barang dari kayu yang tersapu. Kerusakan tingkat 2 pada bangunan-bangunan dari batu. Banyak bangunan-bangunan dari beton juga rusak, beberapa kerusakan tingkat 1 dan terjadi air bah.



VI



40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 25% 15% 15% 15% 15% 15%



PoDes BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



V Nihil



40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 60% 50% 100% 75%



Rendah



Triple – A



Sumber



VIII



Tinggi



2.3



Elevasi Penggunaan lahan Kerentanan Tsunami Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Tsunami Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



Bobot



IX



Sangat Tinggi



2.2



Parameter Bahaya Tsunami Jarak ke zona tumbukan



IV



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Tsunami No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 15.174 137.985 256.617 2.376 16.699 338.791 163.435 9.284 20.093 1.183 961.638



Rendah (12,5%) (88,5%) (56,7%) (0,9%) (6,8%) (82,6%) (99,9%) (13,5%) (17,7%) (8,2%) (48,1%)



89.049 18.017 196.188 247.233 208.763 70.466 109 59.475 93.368 13.214 995.881



(73,6%) (11,5%) (43,3%) (97,7%) (85,4%) (17,2%) (0,1%) (86,5%) (82,3%) (91,8%) (49,9%)



Sedang 16.762 3 3.474 18.976 666 39.881



(13,9%) (0,0%) (0,0%) (1,4%) (7,8%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (2,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



a. Dirasakan oleh beberapa orang di dalam kapal kecil. Tidak tampak di pantai. b. Tidak berakibat apa-apa. c. Tidak menimbulkan kerusakan. a. Dirasakan oleh banyak orang di dalam kapal kecil. Terlihat oleh beberapa orang di pantai. III. Lemah b. Tidak berakibat apa-apa. c. Tidak menimbulkan kerusakan. a. Dirasakan oleh semua orang yang menaiki kapal kecil dan oleh beberapa orang di kapal besar. Terlihat oleh banyak IV. Terlihat orang di pantai. kebanyakan orang b. Beberapa kapal kecil bergerak sedikit ke arah pantai. c. Tidak menimbulkan kerusakan. a. Dirasakan oleh semua orang di dalam kapal besar dan terlihat oleh semua orang di pantai. Beberapa orang ketakutan dan berlari ke dataran yang lebih tinggi. b. Banyak kapal kecil bergerak cepat ke arah pantai, V. Kuat (tinggi beberapa dari mereka bertabrakan satu sama lain atau gelombang 1 meter) jungkir-balik. Jejak lapisan pasir tertinggal di belakang pada dataran. c. Air bah pada fasilitas luar ruang (seperti kebun-kebun) yang dekat dengan struktur pantai. a. Banyak orang ketahuktan dan berlarian ke dataran yang lebih tinggi. VI. Merusak Ringan (2 b. Banyak kapal-kapal kecil bergerak dengan kasar ke arah m) pantai, bertabrakan dengan yang lain, atau jungkir balik. II. Nyaris terasa



Tabel 2.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Tsunami No. 2.1



Dampak



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001



Rata-rata 0,3314 0,0000 0,3237 0,4055 0,5091 0,3619 0,0000 0,0000 0,3446 0,5078 0,2784



Maximum 0,9959 0,0000 1,2415 1,1307 1,0024 0,9980 0,0000 0,0000 1,0698 1,1829 0,7621



Sumber: Analisis Triple-A



a. Banyak orang tersapu. b. Banyak kapal kecil yang rusak atau tersapu. Banyak kapal besar bergerak kasar ke arah pantai, beberapa rusak. Erosi dan sampah meluas di pantai. Penyurutan tanah/daratan IX. Menghancurkan (8 setempat. Kerusakan sebagian pada hutan pengendali m) tsunami. Banyak rakit/getek yang tersapu bersih, sebagian rusak. c. Kerusakan tingkat 3 pada bangunan-bangunan dari batu, beberapa bangunan dari beton mengalami kerusakan tingkat 2. a. Panik. Banyak orang terhanyut. b. Banyak kapal besar bergerak kasar ke arah pantai, beberapa diantaranya rusak atau menabrak bangunan. Batubatu kecil dari dasar laut naik ke daratan. Mobil-mobil X. Sangat jungkir balik dan hanyut. Minyak tumpah, api menyerang. Menghancurkan (12 Penyurutan tanah meluas. m) c. Kerusakan tingkat 4 pada banyak bangunan-bangunan dari batu, beberapa bangunan dari beton mengalami kerusakan tingkat 3. Tanggul-tanggul runtuh, pemecah air juga rusak. b. Jalur kehidupan terputus. Kebakaran meluas. Air kembali menyapu mobil-mobil dan benda-benda lain ke laut. Batubatu besar dari dasar laut naik ke daratan. XI. Musibah (16 m) c. Kerusakan tingkat 5 pada bangunan-bangunan dari batu. Beberapa bangunan dari betok mengalami kerusakan tingkat 4, dan banyak yang mengalami kerusakan tingkat 3. c. Praktis semua bangunan-bangunan dari batu runtuh. XII. Malapetaka (32 m) Banyak bangunan-bangunan dari beton mengalami kerusakan tingkat 3. (a) pengaruh pada manusia (b) pengaruh pada benda-benda termasuk kapal (c) keruskan pada bangunan



PETA RISIKO BENCANA Tsunami 2 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Tsunami



Kapasitas Bencana Tsunami Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Tsunami 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.086 155.584 453.126 253.800 244.496 410.601 165.036 68.741 112.582 13.632 1.998.685



Rendah (99,0%) (99,0%) (99,7%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (88,2%) (99,4%)



1.122 1.515 1.375 583 1.503 558 406 461 914 1.815 10.251



(0,9%) (1,0%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,2%) (0,7%) (0,8%) (11,7%) (0,5%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Tsunami Sedang 62 103 131 62 76 127 162 129 7 9 867



(0,1%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (0,2%) (0,0%) (0,1%) (0,0%)



Tinggi 1 1 2



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0315 0,4434 0,0380 0,5221 0,0230 0,6169 0,0327 0,6905 0,0269 0,5517 0,0309 0,5274 0,0495 0,4305 0,0353 0,5202 0,0132 0,4279 0,0510 0,4301 0,0332 0,5161 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



25.821 74.024 51.727 39.721 136.230 1.396 282 329.200



(21,2%) (47,5%) (11,4%) (15,7%) (55,6%) (0,0%) (0,8%) (0,4%) (0,0%) (0,0%) (16,4%)



Sedang 62.159 81.709 299.445 202.279 64.493 124.062 163.222 68.721 98.609 616 1.165.313



(51,0%) (52,5%) (66,0%) (79,8%) (26,3%) (30,2%) (99,2%) (99,6%) (86,9%) (4,2%) (58,2%)



Tinggi 33.782 102.694 11.610 44.358 287.022 14.845 13.924 508.235



(27,7%) (0,0%) (22,6%) (4,6%) (18,1%) (69,8%) (0,0%) (0,0%) (13,1%) (95,8%) (25,4%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3246 0,2884 0,2893 0,3017 0,3160 0,5644 0,3015 0,3801 0,4514 0,5158 0,3733



Rata-rata Maximum 0,4981 0,6754 0,3851 0,5836 0,5157 0,7316 0,4674 0,6730 0,4542 0,7005 0,6346 0,7354 0,4877 0,5775 0,5087 0,5825 0,5532 0,7467 0,6564 0,7912 0,5161 0,6797 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Tsunami 2 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Risiko Distribution of Tsunami Disasters Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Tsunami No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 121.603 (99,5%) 156.798 (100,0%) 451.828 (99,4%) 253.857 (99,7%) 236.767 (96,2%) 409.117 (99,5%) 165.295 (100,0%) 69.189 (100,0%) 112.260 (98,9%) 13.287 (84,2%) 1.990.001 (99,0%)



Rendah 605 2.727 739 9.361 2.221 1.231 2.420 19.303



(0,5%) (0,0%) (0,6%) (0,3%) (3,8%) (0,5%) (0,0%) (0,0%) (1,1%) (15,3%) (1,0%)



Sedang 2 32 54 88 18 5 81 280



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,5%) (0,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0096 0,0000 0,0096 0,0096 0,0096 0,0096 0,0000 0,0000 0,0096 0,0096 0,0067



Rata-rata Maximum 0,1444 0,4542 0,0000 0,0000 0,1037 0,5145 0,1398 0,5495 0,1469 0,4717 0,1074 0,4343 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1140 0,4817 0,1084 0,4880 0,0865 0,3394 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Tsunami 2 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



3.1 Bahaya Letusan Gunung Api



3. LETUSAN GUNUNG API Bahaya Letusan Gunung Api



Dalam Letusan Gunung Api, lava, tephra (abu, lapilli, bongkahan batu), dan berbagai gas, dikeluarkan dari rekahan gunung api. Beberapa gunung api bisa mengeluarkan hanya satu tipe karakteristik letusan selama satu periode aktivitas, sementara gunung api lainnya bisa menunjukkan serangkaian tipe letusan. Letusan gunung api timbul melalui tiga mekanisme utama: (1) Lepasnya gas dengan dekompresi yang menyebabkan letusan magma, (2) Kontraksi panas yang menyentuh air dan menyebabkan letusan phreatomagmatic dan (3) Penyemburan partikel selama letusan-letusan asap yang menyebabkan letusan phreatic.



Indeks Bahaya Sangat Tinggi



0.75 Tinggi



Triple – A



Sumber ESDM ESDM



40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 100% 80% 50% 0% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



PoDes



Kode 1.2 1.2 1.2



BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



0.50



0.25



Nihil



3.3



Bobot



Rendah



3.2



Parameter Bahaya Letusan Gunung Api Peta Kawasan Rawan Bencana Ketersediaan cek/sabo dam Kerentanan Letusan Gunung Api Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Letusan Gunung Api Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



Sedang



Tabel 3.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Letusan No. 3.1



1.0



0.0



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Letusan Gunung Berapi No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 122.209 156.698 454.535 254.446 245.997 411.263 165.295 69.159 113.496 15.448 2.008.546



(100,0%) (96,8%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (97,8%) (100,0%) (100,0%) (99,7%)



Rendah 1.555 892 2.447



(0,0%) (1,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (1,3%) (0,0%) (0,0%) (0,1%)



Sedang 1.028 142 1.170



(0,0%) (0,6%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,1%)



Tinggi 2.611 516 3.126



(0,0%) (1,6%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,7%) (0,0%) (0,0%) (0,2%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata 0,0000 0,0281 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0179 0,0000 0,0000 0,0046



Maximum 0,0000 0,9954 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,7454 0,0000 0,0000 0,1741



Source: Triple-A Analysis Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Letusan Gunung Api 3 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Letusan Gunung Api



Kapasitas Bencana Letusan Gunung Api Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Letusan Gunung Berapi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.174 154.571 453.222 253.845 244.463 410.600 164.858 66.595 112.533 13.403 1.995.266



Rendah (99,0%) (97,2%) (99,6%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,3%) (94,8%) (99,1%) (86,7%) (99,1%)



1.180 4.364 1.632 592 1.468 559 761 3.486 986 1.945 16.974



(1,0%) (2,7%) (0,4%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,5%) (5,0%) (0,9%) (12,6%) (0,8%)



Sedang 82 129 226 93 122 127 342 195 23 113 1.450



(0,1%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,2%) (0,3%) (0,0%) (0,7%) (0,1%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Letusan Gunung Berapi Tinggi 1 1 1 3



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0465 0,5073 0,0572 0,6041 0,0354 0,6762 0,0520 0,7465 0,0399 0,5949 0,0488 0,5588 0,0790 0,4826 0,0509 0,5898 0,0181 0,4840 0,0580 0,5286 0,0486 0,5773 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Letusan Gunung Api 3 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Risiko Bencana Letusan Gunung Api Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Letusan Gunung Berapi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 121.763 151.517 453.866 253.609 245.082 411.084 164.617 68.301 113.455 14.540 1.997.832



(100,0%) (97,3%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (99,0%) (100,0%) (100,0%) (99,8%)



Rendah 4.215 702 4.917



(0,0%) (2,7%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (1,0%) (0,0%) (0,0%) (0,2%)



Sedang



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061 0,0061



Rata-rata Maximum 0,0069 0,0152 0,0203 0,3509 0,0070 0,0161 0,0075 0,0169 0,0070 0,0152 0,0075 0,0152 0,0082 0,0142 0,0157 0,3252 0,0063 0,0142 0,0074 0,0152 0,0094 0,0798 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



VEI



Description



Plume Height



0



non-explosive gentle explosive severe



< 100 m 100-1000 m 1-5 km 3-15 km



1000s m3 10,000s m3 1,000,000s m3 10,000,000s m3



Hawaiian Haw/Strombolian Strom/Vulcanian Vulcanian



daily daily weekly yearly



Kaba 2000 Kaba 1956,1952 Merapi 1961, 1931 Merapi 1872



cataclysmic paroxysmal colossal super-colossal mega-colossal



10-25 km >25 km >25 km >25 km >25 km



100,000,000s m3 1 km3 10s km3 100s km3 1,000s km3



Vulc/Plinian Plinian Plin/Ultra-Plinian Ultra-Plinian Ultra-Plinian



10's of years 50's of years 100's of years 1000's of years 10,000's of years



Galunggung, 1882 Gunung Agung, 1963 Krakatau, 1883 Tambora, 1815 Toba, 73,000 BP



1 2 3 4 5 6 7 8



Ejecta Volume



Classification



Global Frequency



Example



Occurrences in last 10,000 years* many many 3477* 868 278 84 39 5 (+2 suspected) 0



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Letusan Gunung Api 3 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu Skala Kerusakan Topan Fujita



4. ANGIN PUTING BELIUNG



Skala



Distribusi Bencana Angin Puting Beliung



Angin Puting Beliung adalah angin kencang dan berbahaya yang bergerak melingkar hingga menyentuh permukaan bumi dan awan cumulonimbus atau, dalam sedikit kasus, awan cumulus . Yang paling hebat dari semua fenomena atmosfir, angin puting beliung datang dengan berbagai bentuk dan ukuran, tetapi secara tipikal berbentuk gumpalan corong yang ujungnya menyentuh permukaan bumi dan sering disertai dengan puing-puing dan debu. Kebanyakan angin puting beliung yang berkecepatan antara 64 km/jam sampai 177 km/jam, menerjang beberapa kilometer dan akhirnya menghilang. Yang paling ekstrim dapat mencapai kecepatan di atas 480 km/jam, terbentang lebih dari 1,6 km, dan menyentuk permukaan bumi lebih dari 100 km.



Indeks Bahaya



Kode 1.4 1.4



BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



F3



158-206



F4



207-260



F5



261-318



TIPE KERUSAKAN Kerusakan ringan. Beberapa kerusakan pada cerobong asap; dahan pohon patah ; pohonpohon berakar dangkal terdorong; papanpapan penunjuk rusak. Kerusakan sedang. Atap rumah berhamburan; rumah semi-permanen bergeser; ---Kerusakan yang signifikan. atap rumah kayu rusak; rumah semi-permanen roboh; mobil terbalik; pohon besar tercabut; misil ringan terpicu; mobil terangkat dari permukaan tanah. Kerusakan berat. Atap dan dinding rumah permanen roboh; kereta api terbalik; sebagian besar pohon di hutan tercabut; mobil besar terangkat dan terlempar dari permukaan tanah. Kerusakan hebat. Rumah permanen terangkat; bangunan dengan pondasi semi-permanen terlempar;misil besar terpicu; mobil dan benda berat lainnya terlempar beterbangan. Kerusakan sangat hebat. Rumah dengan kerangka yang baik pondasinya terangkat dan tersapu; Misil berukuran besar beterbangan di udara hingga 100 meter; pohon beterbangan; fenomena luar biasa lain akan muncul.



0.25



Nihil



Triple – A



40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



PoDes



113-157



0.50



Rendah



4.3



45% x x 100% 100% 100% 100% 100% 10% 25% 100% 30% 100% 0% 30% 40% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 5% 100% 80% 100% 0%



73-112



F2



Sedang



Kerentanan Angin Beliung Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Angin Beliung Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



Sumber BMKG BMKG



F1



Tinggi



4.2



Bobot



< 73



1.0



Sangat Tinggi



Parameter Bahaya Angin Beliung (Topan) Kelembaban



F0



0.75



Tabel 4.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Angin Putting No. 4.1



Kecepatan Angin (MPH)



0.0



dan seluruh Negara Indonesia



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Angin Putting Beliung No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 65 5.205 5.577 6.653 23.241 53 2.249 29 2.837 45.909



Rendah (0,1%) (0,0%) (1,1%) (2,3%) (2,7%) (5,1%) (0,0%) (3,3%) (0,0%) (19,2%) (2,3%)



63.870 141.497 247.649 187.514 161.706 339.588 86.098 64.711 72.230 11.648 1.376.511



(52,7%) (91,6%) (54,5%) (76,5%) (65,9%) (74,8%) (52,3%) (94,2%) (63,7%) (79,0%) (67,6%)



Sedang 57.308 12.951 201.185 52.130 76.412 90.956 78.567 1.761 41.215 263 612.746



(47,3%) (8,4%) (44,3%) (21,3%) (31,1%) (20,0%) (47,7%) (2,6%) (36,3%) (1,8%) (30,1%)



Tinggi 98 773 871



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,3%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,1939 0,2108 0,1431 0,1583 0,1354 0,1555 0,1975 0,1807 0,1968 0,1658 0,1738



Rata-rata 0,3944 0,3547 0,3891 0,3431 0,3674 0,3593 0,3982 0,3387 0,3859 0,3068 0,3638



Maximum 0,5582 0,5133 0,6481 0,5077 0,6665 0,5629 0,5745 0,4822 0,5666 0,5327 0,5613



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Angin Puting Beliung 4 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Angin Putting Beliung



Kapasitas Bencana Angin Puting Beliung Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Angin Putting Beliung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.337 156.293 453.256 253.998 244.742 410.597 165.059 68.864 112.614 13.743 2.000.503



Rendah (99,0%) (99,1%) (99,7%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (87,8%) (99,5%)



978 662 1.246 499 1.394 531 400 148 887 1.686 8.431



(0,8%) (0,4%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,2%) (0,2%) (0,8%) (10,8%) (0,4%)



Sedang 206 707 240 134 178 154 167 437 38 225 2.486



(0,2%) (0,4%) (0,1%) (0,1%) (0,1%) (0,0%) (0,1%) (0,6%) (0,0%) (1,4%) (0,1%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Angin Putting Beliung Tinggi 20 13 6 39



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0387 0,4653 0,0641 0,5229 0,0275 0,6488 0,0317 0,7190 0,0309 0,6275 0,0345 0,5890 0,0492 0,4528 0,0731 0,5689 0,0199 0,4470 0,0558 0,4886 0,0425 0,5530 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Angin Puting Beliung 4 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Risiko Bencana Angin Puting Beliung Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Angin Putting Beliung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 63.267 20.652 334.322 160.409 171.750 402.679 54.932 20.208 108.059 12.065 1.348.343



Rendah (52,0%) (13,3%) (73,8%) (65,6%) (70,1%) (98,1%) (32,2%) (29,4%) (95,2%) (83,6%) (67,5%)



57.788 133.376 118.501 84.022 72.947 7.901 115.163 48.383 5.348 2.359 645.788



(47,5%) (86,2%) (26,2%) (34,3%) (29,8%) (1,9%) (67,6%) (70,4%) (4,7%) (16,4%) (32,3%)



Sedang 554 692 184 271 404 28 287 151 41 2.611



(0,5%) (0,4%) (0,0%) (0,1%) (0,2%) (0,0%) (0,2%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,1%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107 0,0107



Rata-rata Maximum 0,1820 0,4664 0,2182 0,4974 0,1599 0,5616 0,1628 0,5330 0,1662 0,5600 0,1549 0,4578 0,1910 0,4533 0,1903 0,4591 0,1241 0,4130 0,1024 0,3725 0,1652 0,4774 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Angin Puting Beliung 4 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



5.1 Bahaya Kekeringan



5. KEKERINGAN Indeks Bahaya Kekeringan



40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



Balai 7



PoDes



1.4 1.4 2.3 1.5 1.3



BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



Sangat Kering Meteorologis



Definisi



Kering



SPI (Indikator Standar Curah Hujan)



-1 sd -1,5



Periode ulang debit sungai



5 - 25 tahun



Amat Sangat Kering



-1,5 sd -2



< -2



25 - 50 tahun



> 50 tahun



Hidrologis



0.50



Kondisi daun



Pertanian 25% kering 50% kering



100% kering



Kehutanan



0.25



Keetch Byram Drough Index (KBDI)



0 – 999



Ketersediaan air (L/orang/hari)



30 - 60



Penutupan tajuk per DAS (%)



40% 50%



1000 – 1499



≥ 1500



10 - 30



< 10



Sosial



Nihil



40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 30% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 0% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 30% 100% 80% 50% 0%



BMKG BMKG ESDM



Kode



Rendah



Triple – A



50% 50% -



Sumber



0.75



Sedang



5.3



Bobot



Tabel 5.2: Berbagai Indikator Kekeringan



Tinggi



5.2



Parameter Bahaya Kekeringan Kekeringan Meteorologis SPI (Curah Hujan) Antropogenis Kanopi DAS Kerentanan Kekeringan Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Kekeringan Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



1.0



Sangat Tinggi



Tabel 5.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Kekeringan No. 5.1



klasifikasi kekeringan yang terjadi secara alamiah dan atau ulah manusia, sebagai berikut: 1) Kekeringan Alamiah  Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.



Distribusi Bahaya Kekeringan



Kekeringan merupakan kurun waktu yang panjang, bulan atau tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan air. Pada umumnya, hal ini terjadi ketika daerah tersebut secara terus-menerus mengalami hujan di bawah rata-rata. Hal ini bisa mengakibatkan dampak substansial terhadap ekosistem dan pertanian dari daerah yang terkena bencana kekeringan. Kekeringan bisa berlangsung selama beberapa tahun, atau walaupun pendek, bencana kekeringan yang hebat bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan dan merugikan ekonomi lokal. Fenomena global ini mempunyai dampak yang meluas terhadap pertanian.



‐ Antropogenik



0.0







20% 40%



< 20%



Sumber: PENGENALAN KARAKTERISTIK BENCANA DAN UPAYA MITIGASINYA DI INDONESIA Edisi II



 Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Kekeringan No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 15.174 137.985 256.617 2.376 16.699 338.791 163.435 9.284 20.093 1.183 961.638



Rendah (12,5%) (88,5%) (56,7%) (0,9%) (6,8%) (82,6%) (99,9%) (13,5%) (17,7%) (8,2%) (48,1%)



89.049 18.017 196.188 247.233 208.763 70.466 109 59.475 93.368 13.214 995.881



(73,6%) (11,5%) (43,3%) (97,7%) (85,4%) (17,2%) (0,1%) (86,5%) (82,3%) (91,8%) (49,9%)



Sedang 16.762 3 3.474 18.976 666 39.881



(13,9%) (0,0%) (0,0%) (1,4%) (7,8%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (2,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,1618 0,1154 0,0343 0,1462 0,1457 0,0711 0,0370 0,1809 0,1339 0,1528 0,1179



Rata-rata 0,3232 0,1781 0,2084 0,3048 0,3079 0,1797 0,1303 0,2520 0,2725 0,2766 0,2433



Maximum 0,4883 0,2793 0,5030 0,5412 0,5115 0,5037 0,2130 0,3153 0,3856 0,3936 0,4134



Sumber: Analisis Triple-A



kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah.  Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas.  Kekeringan Sosial Ekonomi berkaitan dengan kondisi di mana pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. 2). Kekeringan Antropogenik. Kekeringan yang disebabkan karena ketidaktaatan pada aturan terjadi karena:  Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam/ penggunaan air.  Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber ‐sumber air akibat perbuatan manusia. Karena keterbatasan ketersediaan data, parameter kekeringan yang digunakan untuk Peta Bahaya Kekeringan Provinsi Bengkulu adalah kekeringan meteorologis dan PETA RISIKO BENCANA Kekeringan 5 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Kekeringan



Kapasitas Bencana Kekeringan Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Kekeringan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 91.478 115.805 346.341 150.551 182.482 272.715 66.879 63.762 106.577 13.470 1.410.060



Rendah (74,8%) (72,8%) (76,2%) (59,2%) (74,2%) (66,3%) (40,5%) (91,1%) (93,9%) (87,2%) (70,1%)



30.735 43.105 108.224 103.885 63.445 138.524 98.259 6.167 6.919 1.960 601.223



(25,1%) (27,1%) (23,8%) (40,8%) (25,8%) (33,7%) (59,4%) (8,8%) (6,1%) (12,7%) (29,9%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Kekeringan Sedang 11 104 34 19 82 30 162 73 7 22 545



(0,0%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (0,1%) (0,0%) (0,1%) (0,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0887 0,4862 0,1020 0,5221 0,0806 0,5144 0,1307 0,5537 0,0870 0,4821 0,1145 0,4187 0,1936 0,5369 0,0546 0,4978 0,0264 0,4174 0,0518 0,4771 0,0930 0,4906 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Kekeringan 5 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Risiko Bencana Kekeringan Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Kekeringan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 84.460 110.535 336.484 132.046 174.738 262.289 58.847 61.928 104.790 11.341 1.337.458



Rendah (69,6%) (71,2%) (74,3%) (52,3%) (71,5%) (64,0%) (36,1%) (90,3%) (92,4%) (79,3%) (67,0%)



35.311 44.610 116.104 116.647 58.241 147.565 104.381 6.673 8.654 2.964 641.151



(29,1%) (28,8%) (25,7%) (46,2%) (23,8%) (36,0%) (63,9%) (9,7%) (7,6%) (20,7%) (32,1%)



Sedang 1.660 5 3.950 11.519 17.134



(1,4%) (0,0%) (0,0%) (1,6%) (4,7%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,9%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092 0,0092



Rata-rata Maximum 0,1965 0,4834 0,1844 0,3808 0,1419 0,4023 0,2225 0,4391 0,1831 0,4926 0,1512 0,3125 0,1996 0,3345 0,1504 0,3924 0,0982 0,3861 0,0931 0,3740 0,1621 0,3998 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Kekeringan 5 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



6. BANJIR Distribusi Bencana Banjir



Banjir adalah luapan air yang berlebihan yang membenamkan daratan. Banjir bisa disebabkan oleh sungai atau danau. Tidak bisa dikatakan banjir bila luapan air tersebut tidak membahayakan areal lahan yang digunakan oleh manusia seperti desa, kota atau areal permukiman. Banjir bisa juga terjadi ketika debit sungai terlalu tinggi dan keluar dari sungai, khususnya pada tikungan atau kelokan sungai dan mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah dan usaha-usaha di sepanjang sungai tersebut. Peta rawan bencana dari UNOCHA menunjukkan bahwa Pulau Sumatra (termasuk Provinsi Bengkulu) dan Pulau Jawa, mempunyai risiko tinggi terhadap banjir tahunan. Hal ini secara langsung terkait dengan curah hujan yang relatif tinggi di wilayah tersebut.



Indeks Bahaya Sangat Tinggi



0.75



Kode



-



Balai 7 Bakosurtanal ESDM



1.4 1.1 1.2 1.5 1.1 1.3



40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 60% 50% 0% 0% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



STRM Balai 7



PoDes BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



0.50



0.25



Nihil



Triple – A



Sumber



Rendah



6.3



Bobot



Sedang



6.2



Parameter Bahaya Banjir Curah Hujan Koefisien Runoff Infiltrasi (jenis tanah) Kanopi Elevasi DAS Kerentanan Banjir Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Banjir Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



Tinggi



Tabel 6.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Banjir No. 6.1



1.0



0.0



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Banjir No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 121.048 156.594 447.190 253.348 219.947 383.860 160.722 68.938 113.271 12.805 1.937.725



Rendah (98,5%) (99,9%) (98,4%) (99,4%) (94,3%) (94,1%) (97,2%) (99,6%) (97,7%) (86,1%) (97,1%)



204 4.573 251 5.028



(0,0%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (2,8%) (0,4%) (0,0%) (0,0%) (0,3%)



Sedang 959 2.146 857 481 1.076 8 40 5.567



(0,8%) (0,0%) (0,5%) (0,3%) (0,2%) (0,3%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,3%) (0,3%)



Tinggi 846 4.959 648 12.764 22.921 2.628 2.029 46.794



(0,7%) (0,0%) (1,1%) (0,3%) (5,5%) (5,6%) (0,0%) (0,0%) (2,3%) (13,6%) (2,3%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,4392 0,3347 0,4516 0,4473 0,4677 0,4213 0,3358 0,3565 0,5837 0,5851 0,4423



Rata-rata 0,5974 0,3355 0,6562 0,6047 0,7838 0,7220 0,3732 0,3597 0,7293 0,7966 0,5958



Maximum 0,9030 0,3363 0,9904 0,9466 0,9987 0,9869 0,3961 0,3609 0,9199 0,9829 0,7821



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Banjir 6 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Banjir



Kapasitas Bencana Banjir Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Banjir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.056 155.584 453.126 253.800 244.494 410.601 165.036 68.741 112.582 13.632 1.998.653



Rendah (99,0%) (99,0%) (99,7%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (88,2%) (99,4%)



1.179 1.515 1.375 583 1.509 558 406 461 914 1.815 10.314



(1,0%) (1,0%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,2%) (0,7%) (0,8%) (11,7%) (0,5%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Banjir Sedang 5 103 131 62 70 127 162 129 7 9 803



(0,0%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (0,2%) (0,0%) (0,1%) (0,0%)



Tinggi 1 1 2



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0312 0,4434 0,0380 0,5221 0,0227 0,6169 0,0327 0,6905 0,0262 0,5517 0,0309 0,5274 0,0495 0,4305 0,0353 0,5202 0,0130 0,4279 0,0492 0,4301 0,0329 0,5161 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Banjir 6 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Bencana Banjir Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Banjir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 121.372 (99,3%) 156.650 (99,9%) 453.186 (99,7%) 253.718 (99,7%) 240.435 (97,6%) 407.955 (99,2%) 163.285 (98,8%) 69.157 (100,0%) 112.895 (99,3%) 14.857 (94,7%) 1.993.509 (99,2%)



Rendah 823 148 1.324 776 5.802 3.415 2.010 32 705 773 15.807



(0,7%) (0,1%) (0,3%) (0,3%) (2,4%) (0,8%) (1,2%) (0,0%) (0,6%) (4,9%) (0,8%)



Sedang 24 24 13 96 19 2 42 51 271



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,3%) (0,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0517 0,1709 0,0121 0,0121 0,0121 0,0121 0,0121 0,1632 0,0824 0,0121 0,0541



Rata-rata Maximum 0,2106 0,4679 0,2152 0,3336 0,1526 0,5158 0,2043 0,5196 0,1751 0,5304 0,1430 0,4754 0,1983 0,4147 0,1771 0,3141 0,1718 0,4358 0,1098 0,4936 0,1758 0,4501 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Banjir 6 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



7. TANAH LONGSOR Distribusi Bahaya Tanah Longsor



Tanah Longsor adalah fenomena geologis yaitu pergerakan tanah, misalnya jatuhnya bebatuan, dalamnya kemiringan dan aliran reruntuhan, yang bisa terjadi di lepas pantai, pinggir pantai dan di daratan. Walaupun penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Secara khusus, faktor-faktor pre-conditional membangun kondisi sub-permukaan khusus yang menyebabkan areal/lereng tersebut menjadiv rawan, sedangkan tanah longsor yang sebenarnya sering membutuhkan pemicu (misalnya hujan lebat atau gempa bumi) sebelum terjadi longsor.



Indeks Bahaya Sangat Tinggi



Tabel 7.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Tanah Longsor



40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 100% 80% 50% 0% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



Kode



STRM ESDM Bakosurtanal



1.1 1.2 1.1



Balai 7 ESDM



1.4 1.2



PoDes BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



0.50



0.25



Nihil



Triple – A



80% 50% 30% 20% 20% 90% 10%



Sumber



Rendah



7.3



Bobot



Sedang



7.2



Parameter Bahaya Longsor Tanah Kondisi Kemiringan Geologi Penggunaan lahan Faktor pemicu longsor Intensitas hujan Sesmisiti Kerentanan Longsor Tanah Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Longsor Tanah Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



0.75 Tinggi



No. 7.1



1.0



0.0



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Longsor No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 51.912 49.959 252.045 58.080 103.833 200.176 16.794 20.378 54.609 13.432 821.218



Rendah (43,1%) (32,6%) (56,0%) (23,5%) (42,3%) (48,7%) (10,0%) (29,7%) (48,2%) (98,0%) (41,3%)



57.242 92.977 164.879 158.307 118.372 178.452 97.598 45.889 54.475 277 968.468



(47,5%) (60,6%) (36,6%) (64,0%) (48,2%) (43,4%) (58,3%) (66,8%) (48,1%) (2,0%) (48,6%)



Sedang 11.410 10.170 32.121 30.928 22.983 32.241 50.572 2.400 4.065 196.890



(9,5%) (6,6%) (7,1%) (12,5%) (9,4%) (7,8%) (30,2%) (3,5%) (3,6%) (0,0%) (9,9%)



Tinggi 305 862 158 365 2.382 6 35 4.113



(0,0%) (0,2%) (0,2%) (0,0%) (0,1%) (0,1%) (1,4%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,2%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0323 0,0332 0,0321 0,0434 0,0266 0,0223 0,0365 0,0456 0,0363 0,0316 0,0340



Rata-rata 0,2381 0,2502 0,2162 0,2790 0,2354 0,2232 0,3474 0,2443 0,2229 0,1099 0,2367



Maximum 0,8026 0,9621 0,9982 0,8241 0,9215 0,9434 0,9360 0,6440 0,9720 0,2818 0,8286



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Tanah Longsor 7 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Tanah Longsor



Kapasitas Bencana Tanah Longsor Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Longsor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.056 155.584 453.126 253.800 244.494 410.601 165.036 68.741 112.582 13.632 1.998.653



Rendah (99,0%) (99,0%) (99,7%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (88,2%) (99,4%)



1.179 1.515 1.375 583 1.509 558 406 461 914 1.815 10.314



(1,0%) (1,0%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,2%) (0,7%) (0,8%) (11,7%) (0,5%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Longsor Sedang 5 103 131 62 70 127 162 129 7 9 803



(0,0%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (0,2%) (0,0%) (0,1%) (0,0%)



Tinggi 1 1 2



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0399 0,4434 0,0471 0,5221 0,0320 0,6169 0,0486 0,6905 0,0359 0,5517 0,0443 0,5274 0,0724 0,4305 0,0364 0,5202 0,0150 0,4279 0,0492 0,4301 0,0421 0,5161 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Tanah Longsor 7 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kapasitas Risiko Bencana Tanah Longsor Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Longsor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 89.687 111.213 337.378 146.517 180.069 289.484 60.419 61.959 105.500 12.057 1.394.283



Rendah (74,2%) (72,8%) (76,0%) (60,0%) (73,7%) (70,8%) (36,8%) (90,3%) (93,3%) (88,3%) (70,6%)



31.134 41.607 106.682 97.836 64.315 119.332 103.958 6.685 7.521 1.594 580.664



(25,8%) (27,2%) (24,0%) (40,0%) (26,3%) (29,2%) (63,2%) (9,7%) (6,7%) (11,7%) (29,4%)



Sedang 1 8 6 15 6 1 37



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086



Rata-rata Maximum 0,1440 0,4112 0,1657 0,4176 0,1226 0,4388 0,1622 0,4769 0,1347 0,4320 0,1310 0,3204 0,2018 0,3865 0,1282 0,4050 0,0791 0,3537 0,0699 0,2912 0,1339 0,3933 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Tanah Longsor 7 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



8. ABRASI DAN ROB Distribution Bencana Abrasi dan Rob



Abrasi adalah terkikisnya tanah atau pantai atau endapan bukit pasir oleh gerakan gelombang, air pasang, arus ombak, atau pengaliran air. Ombak, yang ditimbulkan oleh badai, angin atau mesin motor yang bergerak cepat, menyebabkan erosi pantai, yang bisa dalam bentuk hilangnya endapan dan bebatuan dalam kurun waktu yang lama, atau redistribusi endapan pantai yang hanya sementara; erosi di satu lokasi bisa mengakibatkan penimbunan didekatnya.



Indeks Bahaya Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tabel 8.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Abrasi dan Rob



Kerentanan Abrasi dan Rob Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Abrasi dan Rob Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



8.3



Triple – A



40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 100% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 60% 50% 100% 75% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



Sumber MCRMP MCRMP MCRMP



Kode 1.4 1.4 1.4



PoDes BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



0.50



0.25



Nihil



8.2



Bobot



Rendah



Parameter Bahaya Abrasi dan Rob Pasang dan Surut Arus laut



Sedang



No. 8.1



0.0



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Abrasi dan Rob No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 121.792 (99,7%) 156.798 (100,0%) 447.633 (98,5%) 251.532 (98,9%) 242.292 (98,5%) 405.055 (98,5%) 165.295 (100,0%) 69.189 (100,0%) 113.216 (99,8%) 14.619 (94,6%) 1.987.420 (98,9%)



Rendah 169 1.965 807 1.119 1.983 126 254 6.424



(0,1%) (0,0%) (0,4%) (0,3%) (0,5%) (0,5%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (1,6%) (0,3%)



Sedang 128 1.889 777 1.084 1.864 88 261 6.091



(0,1%) (0,0%) (0,4%) (0,3%) (0,4%) (0,5%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (1,7%) (0,3%)



Tinggi 86 1.827 744 1.048 1.766 54 235 5.761



(0,1%) (0,0%) (0,4%) (0,3%) (0,4%) (0,4%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (1,5%) (0,3%)



Sanggat Tinggi 34 1.221 586 454 624 12 78 3.010



(0,0%) (0,0%) (0,3%) (0,2%) (0,2%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,5%) (0,1%)



Minimum 0,0003 0,0000 0,0001 0,0002 0,0003 0,0001 0,0000 0,0000 0,0011 0,0003 0,0002



Rata-rata 0,3525 0,0000 0,4489 0,4560 0,4320 0,4175 0,0000 0,0000 0,3272 0,4393 0,2873



Maximum 0,8000 0,0000 0,8000 0,8000 0,8000 0,8000 0,0000 0,0000 0,8000 0,8000 0,5600



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Abrasi dan Rob 8 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Abrasi dan Rob



Kapasitas Bencana Abrasi dan Rob Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Abrasi dan Rob 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.113 156.106 453.233 253.850 244.464 410.601 164.872 68.979 112.582 13.664 1.999.466



Rendah (99,0%) (99,1%) (99,7%) (99,7%) (99,3%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (87,4%) (99,4%)



1.109 855 1.300 575 1.544 558 488 261 914 1.259 8.864



(0,9%) (0,5%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,3%) (0,4%) (0,8%) (8,1%) (0,4%)



91 536 205 86 66 127 78 330 7 714 2.240



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Abrasi dan Rob



Sedang (0,1%) (0,3%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,5%) (0,0%) (4,6%) (0,1%)



Tinggi 1 3 4



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0299 0,5084 0,0373 0,5100 0,0234 0,6006 0,0319 0,6751 0,0259 0,5398 0,0315 0,5385 0,0478 0,4161 0,0329 0,5159 0,0128 0,4125 0,0718 0,5173 0,0345 0,5234 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Abrasi dan Rob 8 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Risiko Bencana Abrasi dan Rob Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Abrasi dan Rob No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 122.065 156.798 453.795 252.603 244.243 409.946 165.295 69.189 113.489 15.421 2.002.843



(99,9%) (100,0%) (99,8%) (99,3%) (99,3%) (99,7%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (99,8%) (99,7%)



Rendah 145 669 1.778 1.697 1.305 20 27 5.641



(0,1%) (0,0%) (0,1%) (0,7%) (0,7%) (0,3%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,2%) (0,3%)



Sedang 70 64 58 11 2 206



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0151 0,0000 0,0097 0,0151 0,0151 0,0097 0,0000 0,0000 0,0151 0,0097 0,0089



Rata-rata Maximum 0,1638 0,3610 0,0000 0,0000 0,1081 0,5492 0,1863 0,5133 0,1704 0,5476 0,1104 0,5009 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0962 0,4199 0,0440 0,3135 0,0879 0,3205 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Abrasi dan Rob 8 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



9. KEBAKARAN HUTAN Distribusi Bahaya Kebakaran Hutan



Kebakaran Hutan adalah kebakaran yang tidak terkendali yang terjadi di daerah pedalaman atau hutan belantara. Kebakaran Hutan berbeda dengan kebakaran-kebakaran lainnya berdasarkan luasannya, kecepatannya dimana bisa menyebar luas jauh dari sumbernya, dan kemampuannya untuk berubah arah secara tak terduga dan melompat melewati jalan, sungai dan fire breaks (sebidang tanah yang dibersihkan untuk mencegah meluasnya kebakaran). Kebaran hutan yang menyebar dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan besar, baik harta benda maupun kehidupan manusia, tetapi kebakaran tersebut juga mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kawasan hutan belantara. Beberapa spesies tanaman menggantungkan pada dampak dari kebakaran untuk tumbuh dan reproduksi, namun sebagian besar kebakaran hutan mempunyai dampak negative terhadap ekologi



Indeks Bahaya Sangat Tinggi



0.75



Kode



x 30%



Kehutanan ESDM



15% 15%



Balai 7 Balai 7



1.5 1.2 1.3 1.4 1.4



20% 20%



BPS Bakosurtanal



2.2 3.2



PoDes BPS BPS BPS BPS BPS



2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5



PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako



3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2



Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat



1.5 1.5 1.5 1.5 1.5



BPS BPS PoDes



2.3 2.3 4.5



PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes



4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3



PoDes PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal Bakosurtanal



3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3



30% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 25% 100% 30% 100% 0% 30% 10% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 40% 100% 80% 50% 0% 25% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%



0.50



0.25



Nihil



Triple – A



Sumber



Rendah



9.3



Bobot



Sedang



9.2



Parameter Bahaya Kebakaran Hutan Faktor mudah membakar Jenis hutan Jenis tanah Hidrologi Curah hujan Kekeringan Faktor manusia Kepadatan penduduk Jarak ke jalan/pemukiman Kerentanan Kebakaran Hutan Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Semak/Belukar Kapasitas Kebakaran Hutan Kapasitas Sosial-ekonomi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Jarak ke fasilitas umum Jarak ke fasilitas kesehatan



Tinggi



Tabel 9.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Kebakaran No. 9.1



1.0



0.0



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Bahaya Kebakaran Lahan No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 57.649 116.634 268.960 78.197 168.901 176.246 66.470 67.120 106.819 14.886 1.121.882



Rendah (45,2%) (74,4%) (59,2%) (30,7%) (68,6%) (42,8%) (40,2%) (96,1%) (92,4%) (95,2%) (55,6%)



17.962 553 75.081 38.577 11.368 140.766 56.688 207 2.423 507 344.131



(14,1%) (0,4%) (16,5%) (15,2%) (4,6%) (34,1%) (34,2%) (0,3%) (2,1%) (3,2%) (17,0%)



Sedang 51.816 39.023 110.664 137.679 66.094 95.191 42.376 2.520 6.303 168 551.834



(40,7%) (24,9%) (24,3%) (54,1%) (26,8%) (23,1%) (25,6%) (3,6%) (5,5%) (1,1%) (27,3%)



Tinggi 660 19 81 761



(0,0%) (0,4%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,5%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,2631 0,2459 0,1978 0,2485 0,2331 0,2110 0,2419 0,2641 0,2613 0,3066 0,2473



Rata-rata 0,4874 0,4912 0,4396 0,4812 0,4775 0,4345 0,4185 0,5588 0,4658 0,3883 0,4643



Maximum 0,5792 0,6597 0,5498 0,5825 0,5619 0,5539 0,5481 0,5998 0,7178 0,7196 0,6072



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Kebakaran Hutan 9 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Bencana Kebakaran



Kapasitas Bencana Kebakaran Hutan Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Kebakaran Lahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 91.454 119.373 372.158 150.550 182.507 272.718 78.782 66.095 108.459 13.930 1.456.025



Rendah (74,8%) (74,9%) (77,3%) (59,2%) (74,2%) (66,3%) (44,5%) (95,4%) (94,1%) (90,2%) (71,0%)



13.927 12.908 12.786 8.772 10.352 905 12.888 2.945 2.395 1.516 79.394



(11,4%) (8,1%) (2,7%) (3,4%) (4,2%) (0,2%) (7,3%) (4,3%) (2,1%) (9,8%) (3,9%)



16.832 27.168 96.476 95.124 53.138 137.640 85.467 223 4.366 2 516.436



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Kebakaran Lahan



Sedang (13,8%) (17,0%) (20,0%) (37,4%) (21,6%) (33,5%) (48,2%) (0,3%) (3,8%) (0,0%) (25,2%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,1354 0,5087 0,1909 0,4000 0,1205 0,4075 0,1795 0,4683 0,1286 0,4150 0,1658 0,4150 0,2686 0,5831 0,1466 0,4373 0,0479 0,4100 0,0592 0,4031 0,1443 0,4448 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



344 52.707 51.644 39.721 61.397 271 206.082



(0,3%) (33,8%) (11,4%) (15,7%) (25,0%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (9,9%)



Sedang 113.674 100.701 298.479 203.289 156.400 85 161.000 68.970 110.295 593 1.213.487



(93,4%) (64,6%) (65,8%) (80,2%) (63,8%) (0,0%) (97,8%) (76,4%) (65,5%) (4,1%) (58,4%)



Tinggi 7.745 2.557 103.743 10.599 27.367 410.999 3.346 21.315 57.995 13.947 659.614



(6,4%) (1,6%) (22,9%) (4,2%) (11,2%) (100,0%) (2,0%) (23,6%) (34,5%) (95,9%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3540 0,3144 0,3166 0,3254 0,3444 0,6066 0,3296 0,4115 0,4800 0,5530 0,4036



Rata-rata Maximum 0,4916 0,6607 0,4181 0,6311 0,5275 0,7184 0,4553 0,6555 0,4671 0,6837 0,6524 0,7193 0,5254 0,6354 0,5487 0,6433 0,5845 0,7252 0,6568 0,7795 0,5328 0,6852 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Kebakaran Hutan 9 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Bencana Kebakaran Hutan



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Kebakaran Lahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 78.642 122.590 310.939 142.707 180.351 179.004 80.910 68.790 110.026 15.171 1.289.131



Rendah (64,4%) (75,5%) (63,8%) (56,0%) (73,1%) (43,5%) (45,1%) (96,2%) (94,0%) (98,2%) (62,3%)



14.915 733 99.737 10.233 5.887 231.214 18.694 209 1.948 277 383.845



(12,2%) (0,5%) (20,5%) (4,0%) (2,4%) (56,2%) (10,4%) (0,3%) (1,7%) (1,8%) (18,6%)



Sedang 28.653 39.099 76.766 102.085 60.380 1.044 79.688 2.515 5.132 395.361



(23,4%) (24,1%) (15,7%) (40,0%) (24,5%) (0,3%) (44,4%) (3,5%) (4,4%) (0,0%) (19,1%)



Tinggi



Sanggat Tinggi



-



-



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110 0,0110



Rata-rata Maximum 0,3007 0,5330 0,4662 0,5212 0,3416 0,5118 0,3449 0,5178 0,4255 0,5057 0,3211 0,4199 0,4167 0,5072 0,4247 0,4932 0,3522 0,4729 0,1380 0,3078 0,3532 0,4791 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Kebakaran Hutan 9 – 3



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



10. MULTI-BENCANA Distribusi Bahaya Multi Bencana



Penentukan nilai pembobotan antar masing-masing bencana, dilakukan berdasar informasi dampak yang tersedia untuk setiap bencana, di database DIBI (Data dan Informasi Bencana Indonesia- BNPB). Karena keterbatasan informasi di database DIBI untuk Provinsi Bengkulu, selain data Benkulu juga data dari seluruh pulau Sumatra di perhatikan (dengan bobot 30%) dan seluruh Negara Indonesia (20%).



Indeks Bahaya



Tabel 10.1: Dampak Semua Bencana Alam di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Korban Lukaluka



109 14 12 1 136



Mengungsi



Hilang 38 1 39



-



Menderita



160 160



Lahan (Ha)



2.500 2.500



808 3.230 4.038



Rumah Rusak Berat 24.175 78 32 14 24.299



Fisik Rumah Rusak Ringan 35.041 1.397 21 36.459



Kebon / Hutan (Ha)



Jalan (KM) 1 1 2



10 10



0.75 Bobot 34,1% 0,0% 0,0% 0,0% 4,0% 61,4% 0,0% 0,5% 0,1% 0,0% 100,0%



0.50



Rendah



7 0 1 0 3 13 1 3 1 0 29



Mening-gal



Sedang



Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan Total



Jumlah Kejadian



Tinggi



Bencana



1.0



Sangat Tinggi



Berdasar analisis ini bobot paling besar diberi kepada bencana banjir (51%), gempa bumi (24%) dan tsunami (9%).



Sumber: dibi.bnpb.go.id



0.25



Tabel 10.2: Dampak Semua Bencana Alam di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban



Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan Total



Jumlah Kejadian 31,87 4,88 5 106 129 541,92 30,96 64 20 22 956



Mening-gal 1.224 128.858 3 448 101 299 4 130.937



Lukaluka



Mengungsi



Hilang



9.451 4.662 68 20.335 247 213 3 5.189 40.168



1 37.087 359 40 14 37.501



254.132 522.462 23.251 3.628 816.702 101.247 8.060 4.535 1.734.017



Menderita 5.620 273 5.278 340.659 47.475 546 783 400.634



Lahan (Ha) 1.968 58.087 25 102.781 352.216 250.543 620 766.240



Rumah Rusak Berat 109.084 179.613 4.733 35.834 18.055 445 1.102 348.866



Fisik Rumah Rusak Ringan 106.953 47 3.859 4.342 38.096 26.080 107 1.383 180.867



Jalan (KM)



Kebon / Hutan (Ha)



1.672 34.884 53.052 627 150 1 90.387



10 27.752 7.802 100 40.681 76.345



Nihil



Bencana



Bobot 11,0% 26,0% 0,3% 0,4% 2,7% 36,7% 11,7% 0,2% 0,1% 10,8% 100,0%



0.0



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Tabel 10.3: Dampak Semua Bencana Alam di Indonesia 1998-2009 Korban Bencana Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan Total



Jumlah Kejadian 87,33 6,76 24,75 652,98 804 1609,45 204,23 670,75 95,48 6 4.162



Mening-gal 8.577 129.508 10 109 1.233 1.196 1.273 14 8 141.928



Lukaluka



Hilang



55.186 5.182 1.255 929 187.167 39.479 1.505 199 13.483 304.385



64 37.120 3 447 277 105 1 38.017



Mengungsi



Menderita



2.767.428 529.189 147.504 15.050 3.773.758 416.388 36.503 24.463 2.260 7.712.543



200.224 381 10.758 147.778 11.862.147 445.563 17.699 25.232 1.690 12.711.472



Lahan (Ha) 1.993 58.087 47.536 1.344 1.596.842 1.034.530 286.173 51.506 4 3.078.014



Rumah Rusak Berat 483.373 181.399 7 25.493 118.231 42.909 8.214 3.522 863.148



Fisik Rumah Rusak Ringan 657.296 645 3.859 30.372 172.511 58.115 6.562 3.625 932.985



Jalan (KM)



Kebon / Hutan (Ha)



1.966 34.904 6 84 55.376 1.281 353 34 94.005



251 39.218 2.819 206.904 70.897 545 29 32.800 353.463



Bobot 20,4% 7,0% 2,8% 1,2% 10,4% 46,8% 8,7% 0,7% 0,2% 1,9% 100,0%



Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Sumber: dibi.bnpb.go.id



Tabel 10.4: Perhitungan Bobot Bencana Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan & Lahan Total



Triple – A



Provinsi Bengkulu (50%) Sosial Ekonomi Fisik 30% 20% 30% 15,6% 0,0% 98,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 82,8% 80,0% 1,8% 0,0% 0,0% 0,0% 1,5% 0,0% 0,1% 0,1% 0,0% 0,1% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0% 100,0% 100,0%



Distribusi Bahaya Multi Bencana Lingk. 20% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%



Sosial 30% 9,8% 41,4% 0,8% 0,3% 0,0% 41,6% 5,2% 0,4% 0,2% 0,4% 100,0%



Pulau Sumatra (30%) Ekonomi Fisik 20% 30% 0,3% 26,8% 7,6% 40,2% 0,0% 0,3% 0,0% 1,1% 13,4% 0,0% 46,0% 26,0% 32,7% 5,2% 0,1% 0,1% 0,0% 0,3% 0,0% 0,0% 100,0% 100,0%



Lingk. 20% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 36,4% 10,2% 0,1% 0,0% 53,3% 100,0%



Sosial 30% 14,3% 5,5% 0,7% 0,8% 0,0% 73,6% 4,4% 0,3% 0,2% 0,1% 100,0%



Indonesia (20%) Ekonomi Fisik 20% 30% 0,1% 53,8% 1,9% 16,6% 1,5% 0,1% 0,0% 2,7% 51,9% 0,0% 33,6% 20,8% 9,3% 4,9% 1,7% 0,8% 0,0% 0,4% 0,0% 0,0% 100,0% 100,0%



Lingk. 20% 0,0% 0,1% 11,1% 0,8% 0,0% 58,5% 20,1% 0,2% 0,0% 9,3% 100,0%



Total 24,4% 9,2% 0,7% 0,4% 4,9% 51,1% 5,2% 0,4% 0,1% 3,6% 100,0%



No



Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 117.558 152.212 436.104 240.397 203.298 374.196 158.509 68.009 107.170 6.301 1.863.753



Rendah (97,3%) (99,9%) (98,0%) (98,3%) (84,2%) (91,7%) (97,2%) (99,6%) (94,8%) (50,4%) (94,7%)



1.691 204 4.317 2.612 14.630 7.391 4.573 251 3.046 3.646 42.363



(1,4%) (0,1%) (1,0%) (1,1%) (6,1%) (1,8%) (2,8%) (0,4%) (2,7%) (29,2%) (2,2%)



Sedang 1.407 2.809 1.286 3.568 10.725 903 431 21.128



(1,2%) (0,0%) (0,6%) (0,5%) (1,5%) (2,6%) (0,0%) (0,0%) (0,8%) (3,4%) (1,1%)



Tinggi 159 1.778 226 19.830 15.676 1.877 2.114 41.661



(0,1%) (0,0%) (0,4%) (0,1%) (8,2%) (3,8%) (0,0%) (0,0%) (1,7%) (16,9%) (2,1%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0704 0,0356 0,0699 0,0701 0,0704 0,0700 0,0515 0,0547 0,0702 0,1332 0,0696



Rata-rata 0,1105 0,0748 0,1073 0,1108 0,1738 0,1431 0,1132 0,1122 0,1137 0,3330 0,1392



Maximum 0,8201 0,3190 0,8071 0,8078 0,8836 0,8676 0,3757 0,3481 0,8501 0,8754 0,6954



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Multi-Bencana 10 – 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Kerentanan Multi-Bencana



Kapasitas Multi-Bencana Indeks Kerentanan



Indeks Kapasitas 1.0



Sangat Tinggi



Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi



Tinggi



0.75



Sedang



Sedang



0.50



0.0



Sangat Rendah



Sangat Rendah



Rendah



Rendah



0.25



Kerentanan



Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Multi Bencana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nihil 121.056 155.742 453.234 253.840 244.494 410.601 164.929 68.830 112.580 13.622 1.998.929



Rendah (99,0%) (99,1%) (99,7%) (99,7%) (99,4%) (99,8%) (99,7%) (99,2%) (99,2%) (88,1%) (99,5%)



1.179 1.258 1.358 584 1.509 558 453 410 916 1.829 10.055



(1,0%) (0,8%) (0,3%) (0,2%) (0,6%) (0,1%) (0,3%) (0,6%) (0,8%) (11,8%) (0,5%)



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Multi Bencana Sedang 5 116 148 60 70 127 114 175 7 6 825



(0,0%) (0,1%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (0,3%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Tinggi 1 2 3



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000



Rata-rata Maximum 0,0279 0,4318 0,0338 0,5072 0,0204 0,6164 0,0290 0,6946 0,0236 0,5532 0,0275 0,5346 0,0435 0,4246 0,0312 0,5103 0,0120 0,4197 0,0508 0,4197 0,0300 0,5112 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



0.0



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



0.25



Kapasitas



Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



No



0.50



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil -



Rendah (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



4.955 61.167 51.644 39.721 79.438 271 237.195



(4,1%) (39,3%) (11,4%) (15,7%) (32,4%) (0,0%) (0,2%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (11,8%)



Sedang 105.888 94.202 312.163 203.184 138.066 2.386 163.402 61.884 48.377 587 1.130.139



(87,0%) (60,5%) (68,8%) (80,1%) (56,3%) (0,6%) (99,3%) (89,7%) (42,6%) (4,0%) (56,4%)



Tinggi 10.920 363 90.060 10.704 27.578 408.698 945 7.119 65.077 13.953 635.415



(9,0%) (0,2%) (19,8%) (4,2%) (11,3%) (99,4%) (0,6%) (10,3%) (57,4%) (96,0%) (31,7%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,3484 0,3095 0,3114 0,3209 0,3390 0,5986 0,3243 0,4055 0,4746 0,5459 0,3978



Rata-rata Maximum 0,4929 0,6635 0,4118 0,6220 0,5253 0,7210 0,4576 0,6588 0,4646 0,6869 0,6490 0,7224 0,5182 0,6236 0,5411 0,6317 0,5785 0,7293 0,6567 0,7817 0,5296 0,6841 Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Multi-Bencana 10 – 2



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Distribusi Risiko Multi-Bencana Indeks Risiko Sangat Tinggi



1.0



0.75 Tinggi Sedang



0.50



Rendah



0.25



Nihil



0.0



Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil



Sumber: Analisis Triple-A



Distribusi Risiko Bahaya Multi Bencana No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kabupaten Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Muko Muko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi



Nihil 119.743 152.408 442.713 243.167 220.929 395.091 162.690 68.001 112.785 11.852 1.929.378



Rendah (98,6%) (99,9%) (99,5%) (99,4%) (90,5%) (96,6%) (97,5%) (99,6%) (98,8%) (85,4%) (97,5%)



1.470 204 1.569 1.230 18.564 12.947 4.046 257 824 1.476 42.586



(1,2%) (0,1%) (0,4%) (0,5%) (7,6%) (3,2%) (2,4%) (0,4%) (0,7%) (10,6%) (2,2%)



Sedang 157 4 435 177 4.025 733 108 1 457 357 6.455



(0,1%) (0,0%) (0,1%) (0,1%) (1,6%) (0,2%) (0,1%) (0,0%) (0,4%) (2,6%) (0,3%)



Tinggi 52 24 14 622 159 38 119 194 1.222



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,3%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,1%) (1,4%) (0,1%)



Sanggat Tinggi -



(0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)



Minimum 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047



Rata-rata Maximum 0,0209 0,7401 0,0156 0,5552 0,0160 0,9193 0,0165 0,9431 0,0472 0,9817 0,0289 0,8252 0,0201 0,6697 0,0151 0,5292 0,0205 0,7923 0,1009 0,9071 0,0302 0,7863 Sumber: Analisis Triple-A



Triple – A



Sumber: Analisis Triple-A



PETA RISIKO BENCANA Multi-Bencana 10 – 3



I.



LAMPIRAN PETA DASAR PROVINSI BENGKULU



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



10km



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-1



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-2



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-3



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-4



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-5



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-6



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-7



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



10km



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-8



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-9



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-10



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-11



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-12



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-13



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



Petunjuk Letak Peta 102° 30' E



0



3° 45' S



22



44



33



55



99



66



10 10



77



11 11



13 13



12 12



14 14



3° 45' S



3° 45' S



11



88 101° 00' E



102° 30' E



2,5



5



10km



104° 00' E



2° 15' S



2° 15' S



101° 00' E



3° 45' S



LEGENDA :



104° 00' E



Skala 1 : 250 000



PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-14



Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM



TRIPLE-A



BAPPENAS



Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Project



II.



SUMBER REFERENSI



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



II. Sumber (Lembaga, Website, Contact Person) Lembaga/ Institutions Nasional/National: National Planning Agency (Bappenas) National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB) Center for Volcanology and Volcanic Disaster Mitigation - Geology Agency - Ministry of Energy & Mineral Resource (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral) Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG) Indonesian Institute of Sciences (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia - LIPI) The National Coordinating Agency for Surveys and Mapping (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional - BAKOSURTANAL) Ministry of Public Work (Pekerjaan Umum - PU) Central Bureau of Statistics (BPS – Biro Pusat Statistik)



Provinsi/Provincial: Provincial Planning Agency (Bappeda) Provincial Disaster Management Agency (Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD) Local Parliament (DPRD) Department of Public Work (Pekerjaan Umum - PU) Forestry Department (Dinas Kehutanan) Marine and Fishery Department (Dinas Kelautan) Environmental Board (Badan Lingkungan Hidup) Regional Research Board (Dewan Riset Daerah) Provincial Branch of Central Bureau of Statistics (Kanwil BPS – Biro Pusat Statistik)



Lainnya/Other: UNDP Worldbank



ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu



http://geospasial.bnpb.go.id/: This website provides maps in pdf format, with basic information (topographic maps and administrative maps) and thematic maps related to disasters (floods, earthquakes, volcanic eruptions, forest fires, hazard indexes and disaster statistics). Further on the web-site provides a ―dynamic map‖ which enables the user to zoom in to specific areas and choose its own themes. http://www.bakosurtanal.go.id/multihazard/: This website provides hazard maps (floods, earthquakes, volcanoes and landslides) on provincial level in PDF format. The website is a cooperation of four government institutions namely: National Coordinating Agency for Surveys and Mapping (http://www.bakosurtanal.go.id/), Department of Public Works (http://www.pu.go.id/), Department of Mineral Resources and Energy (http://www.esdm.go.id/), and Geophysics and Meteorology Agency (www.bmkg.go.id/). All these departments also provide hazard maps at their individual websites. http://sc-drr.org/: Website of the The SC-DRR program, co-executed by BAPPENAS and BAKORNAS and sponsored by AusAID, DFID and UNDP. www.usgs.gov/hazards/: This websites provides a wide range of (global) historical data on various disaster hazards (earthquakes, floods, hurricanes, landslides, volcano eruptions and wildfires). www.ldeo.columbia.edu/chrr/research/hotspots/: Another international website containing global hazard information. http://www.preventionweb.net/english/maps/: OCHA website http://unosat.web.cern.ch/unosat/asp/prod_free.asp?id=21: UNOSAT delivers satellite solutions to relief and development organizations within and outside the UN system to help make a difference in the life of communities exposed to poverty, hazards and risk, or affected by humanitarian and other crises. http://www.reliefweb.int/: OCHA website http://www.bps.go.id/: Website of Central Bureau of Statistics (BPS) http://www.datastatistik-indonesia.com/: Detailed Tabular Data from BPS project (until 2005) http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/KER/Bengkulu/: Economic assessments from Indonesia Central Bank http://www.bakosurtanal.go.id/: National Coordinating Agency for Surveys and Mapping http://www.pu.go.id/: Department of Public Works http://www.esdm.go.id/: Department of Mineral Resources and Energy http://www.bmkg.go.id/: Geophysics and Meteorology Agency http://www.dephut.go.id/: Website of Department of Forestry http://www.bengkulu.go.id/: Website of Bengkulu Province http://bengkulu.bps.go.id/: Website of Statistics Bureau, Bengkulu Province http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu: Public Website with afree encyclopedia built collaboratively (Indonesia version) http://en.wikipedia.org/wiki/Bengkulu: Public Website with afree encyclopedia built collaboratively (English version)



Websites http://dibi.bnpb.go.id/: DIBI stands for Data & Informasi Bencana Indonesia. The website is hosted by the BNPD (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) and provides historical data on disaster events and losses. Besides data gathered at national level, the BNPD works together with provincial governments to extend and update the available information. Currently this cooperation only exists with the special province of Yogyakarta, but similar cooperation will be launched for Aceh on 23 November 2009 and Bengkulu on 30 November 2009. Currently the database only covers a time span of 11 years, but it is planned for a time span of 30 years.



Triple – A



LAMPIRAN II SUMBER REFERENSI - 1



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



Provinsi Bengkulu



Contact Persons Provinsi Bengkulu/Bengkulu Province Nama/Name



Instansi/Department



Telepon/Telp.



1.



Ir. Nasyshah, MM, MT



Kepala Bappeda Prov. Bengkulu



08561811118



2.



Drs. Kolendri



Sekretaris Bappeda Prov. Bengkulu



0815268818178



3.



Ir. Abriyani, MT



Kepala Bidang PP5 (Tata Ruang)



085268818178



4.



Ir. Edi Waluyo



Sekretaris Tim Pengkaji Bencana Provinsi Bengkulu



0811732169



5.



Ir. Hidayat, MM



Kasie Tata Ruang PP5



0811732208



6.



Ir. Sugiaswati



Kabid Tata ruang Dinas PU Prov. Bengkulu



08153907428



7.



Ir. Antoni Doloksarim



Kabid Geologi Dinas ESDM Prov. Bengkulu



0811738670



8.



Ir. Didie



Staf GIS Dinas ESDM Prov. Bengkulu



081373664434



9.



Agus Saptaji, ST



Staf Dinas ESDM Prov. Bengkulu



08153900645



10. Drs. Zulfikar



Kabid IPDS BPS Prov. Bengkulu



0811736568



11. Agus, SE



Program Officer SC-DRR Prov. Bengkulu



08127876673



12. Ir. Eko



Staf Bidang PP3 (Fisik Prasarana)



085268666288



Triple – A



LAMPIRAN II SUMBER REFERENSI - 2



III.



DOKUMEN REFERENSI



Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)



ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu



Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)



III. Dokumen Referensi (Statistik, Laporan, Peta) Statistik/Statistics Profil Bengkulu 2007 Expose Kebencanaan (Sekda prov. Bengkulu) Identifikasi penggunaan lahan (kehutanan) Bengkulu dalam Angka 2008 Statistik Lingkungan Hidup Daerah 2008 Statistik Lingkungan Hidup Daerah 2007



Laporan/Reports Dokumen Perencanaan/Planning documents: RTRW 2004 RTRW 2009 Interim Report RPJM Provinsi Bengkulu 2006-2010, Bappeda Provinsi Bengkulu Rencana induk Prasarana dan Sarana Prov. Bengkulu RPIJM Kota Bengkulu, PU Cipta Karya Kota Bengkulu, 2008 RPIJM Kabupaten Muko-muko, PU Cipta Karya Kabupaten Muko-muko, 2008 RPIJM Kabupaten Bengkulu Selatan, PU Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Selatan, 2008 RPIJM Kabupaten Bengkulu Utara, PU Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Utara, 2008 RPIJM Kabupaten Kepahiang, PU Cipta Karya Kabupaten Kepahiang, 2008



Pemetaan Kebencanaan/Hazard Mapping: Metode Pemetaan Risiko Bencana Provinsi DIY, Tim DRR PPMU ERA BAPPENAS-BAPEDA DIYUNDP, 2008 Laporan Akhir Pemetaan Risiko Bencana Provinsi DIY, Bappenas, bappeda DIY and UNDP, 13 September 2009 Climate Change Vulnerability Mapping for Southeast Asia, Arief Anshory Yusuf & Herminia Francisco, January 2009 Tsunami inundation modeling for western Sumatra, Jose C. Borrero, Kerry Sieh, Mohamed Chlieh, and Costas E. Synolakis, University of California October 24, 2006 A Grid-Based Gis Approach To Regional Flood Damage Assessment, Ming-Daw Su, Jui-Lin Kang, Ling-Fang Chang, and Albert S. Chen, Journal of Marine Science and Technology, Vol. 13, No. 3, pp. 184-192 (2005) Mapping forest fire risk zones with spatial data and principal component analysis, XU Dong, Guofan Shao, DAI Limin, HAO Zhanqing, TANG Lei & WANG Hui, Science in China: Series E Technological Sciences 2006 Vol.49 Supp. I 140—149 Generation of a landslide risk index map for Cuba using spatial multi-criteria evaluation, E. A. Castellanos Abella and C. J. Van Westen.



Triple – A



Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia - Edisi II, Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas Pb) 2007 Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi PascaBencana Gempa Bumi di Wilayah Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatra Barat tahun 2007 – 2009, Bappenas 2007



Undang-Undang dan Peraturan/Laws and Regulations: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/Prt/M/2007, Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/Prt/M/2007, Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Dan Kawasan Rawan Gempa Bumi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/Prt/M/2007, Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2009, Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Beserta Rencana Rincinya Draft Perda RTRW Provinsi Bengkulu 2009



Video/Videos: Profil Pariwisata 2008 Profil Investasi 2008



Peta/Maps Atlas Sumber Daya Wilayan Pesisir Provinsi Bengkulu 2005 Peta Rawan Bencana Gunung Api Kaba Peta Rawan Bencana Gerakan Tanah Peta Rawan Bencana Tsunami Kota Bengkulu Peta Kawasan Rawan Gempa Bumi Lembar Bengkulu Base Map 1:50.000 Bakosurtanal Satellite Images Maps Of RTRW 2004 Maps Of RTRW 2009 Interim Report



LAMPIRAN III DOKUMEN REFERENSI - 3