14 0 340 KB
Preeklamsia No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
RSU ADHYAKSA
Tanggal Terbit PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK)
Ditetapkan Direktur RSU ADHYAKSA dr. Dyah Eko Judihartanti, MARS NIP.197108172006042044
PENGERTIAN
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik pada kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya
ANAMNESIS
pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Faktor Resiko - Primi muda / primi tua - Nulipara - Riwayat preeklampsia sebelumnya - Kehamilan multipel - Diabetes Melitus - Hipertensi kronik - Penyakit Ginjal Gejala-gejala preeklampsia dengan karakteristik berat - Nyeri kepala bagian depan - Pandangan kabur - Mual dan muntah - Nyeri epigastrium - Sesak nafas (tanda-tanda edema paru)
PEMERIKSAAN FISIK
- Gangguan neurologi dan riwayat kejang sebelumnya Pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : - Gejala Kardiovaskuler : evaluasi tekanan darah, suara jantung, - Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru - Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar; menentukan tinggi fundus uteri untuk mendeteksi IUGR
KRITERIA DIAGNOSIS
- Edema dan Refleks patella. Kriteria Minimal Preeklampsia : 1. Hipertensi
: Tekanan darah sekurang-kurangnya 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama dan 2. Protein urin
: Protein urin melebihi 300 mg dalam 24
jam atau tes urin dipstik > positif 2 Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti salah satu dibawah ini : 1. Trombositopenia 2. Gangguan Ginjal
: Trombosit < 100.000/mikroliter : Kreatinin serum diatas 1.1 mg/dl atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya 3. Gangguan liver
: Peningkatan serum transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri didaerah epigastrik / regio kanan atas abdomen 4. Edema paru 5. Gejala neurologis
: Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Kriteria Preeklampsia berat (diagnosis preeklampsia dipenuhi dan jika didapatkan salah satu kondisi klinis dibawah ini) : 1. Hipertensi
: Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg
sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama 2. Trombositopenia
: Trombosit < 100.000 / mikroliter
3. Gangguan Ginjal
: Kreatinin serum diatas 1.1 mg/dl atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya 4. Gangguan liver
: Peningkatan serum transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri didaerah epigastrik / regio kanan atas abdomen 5. Edema paru KRITERIA RAWAT INAP DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. Gejala neurologis : Stroke, nyeri kepala, gangguan visus Semua pasien dengan gejala pre eklampsi dengan tekanan darah 160/100 mmhg, atau eklamsi Hipertensi Kronis
Superimposed preeclampsia
1. Hemoglobin
dan
hematokrit;
peningkatan
hemoglobin
dan
hematokrit berarti : Adanya hemokonsentrasi, yang mendukung diagnosis preeklampsia
Menggambarkan beratnya hipovolemia Nilai ini akan menurun bila terjadi hemolisis 2. Morfologi sel darah merah pada apusan darah tepi; untuk menentukan : Adanya mikroangiopatik hemolitik anemia. Morfologi abnormal eritrosit akibat hemolisis 3.
Trombosit; mengetahui perburukan preeklamsia dan penegakkan diagnosis HELLP syndrome
4.
Ureum dan Kreatinin serum, mengetahui perburukan preeklamsia dan penegakkan diagnosis HELLP syndrome
5.
Transaminase serum (SGOT-SGPT); peningkatan transaminase serum menggambarkan pre-eklampsia berat dengan gangguan fungsi hepar
6.
Lactate dehydrogenase (LDH); menggambarkan adanya hemolisis
7.
Albumin serum, dan faktor koagulasi (albumin dan PT-APTT); menggambarkan kebocoran endotel, dan kemungkinan koagulopati untuk menilai preeklampsia dengan karakteristik berat atau tandatanda HELLP syndrome
8.
Pemeriksaan kesejahteraan janin CTG pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air ketuban, tanda-tanda hipoperfusi pada janin untuk menentukan kemungkinan mode of delivery dan waktu terminasi
TERAPI
Manajemen ekspektatif pada preeklampsia Tujuan utama : untuk memperbaiki luaran perinatal dengan mengurangi morbiditas neonatal serta memperpanjang usia kehamilan tanpa membahayakan ibu. Perawatan ekspektatif pada preeklampsia tanpa gejala berat : Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat Perawatan polklinik secara ketat dapat dilakukan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat Manajemen ekspektatif preeklampsia tanpa gejala berat7
Perawatan ekspektatif pada preeklampsia dengan gejala berat :
Manajemen
ekspektatif
direkomendasikan
pada
kasus
preeklampsia berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin stabil
Manajemen
ekspektatif
direkomendasikan
pada
preeklampsia
untuk melakukan
perawatan
berat di
juga
fasilitas
kesehatan yang adekuat dengan tersedia perawatan intensif bagi maternal dan neonatal
Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preeklampsia berat,
pemberian
kortikosteroid
direkomendasikan
untuk
membantu pematangan paru janin
Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk melakukan rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif
Pemberian magnesium sulfat Magnesium sulfat sebagi terapi lini pertama eklampsia Magnesium sulfat sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada preeklampsia berat Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan dengan diazepam atau fenitoin, untuk
mencegah
terjadinya
kejang/eklampsia
atau
kejang
berulang Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler magnesium sulfat direkomendasikan sebagai prevensi dan terapi eklampsia Evaluasi
kadar
magnesium
serum
secara
rutin
tidak
direkomendasikan Pemberian magnesium sulfat tidak direkomendasikan diberikan secara rutin ke seluruh pasien preeklampsia, jika tidak didapatkan
gejala pemberatan (preeklampsia tanpa gejala berat) Cara pemberian magnesium sulfat :
Dosis loading magnesium sulfat 4 g ( dapat diberikan IV/IM) selama 5-10 menit
Dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1-2 g/jam selama 24 jam post partum atau setelah kejang terakhir, kecuali terdapat alasan tertentu untuk melanjutkan pemberian magnesium sulfat.
Pemberian ulangan 2 g bolus dapat dilakukan apabila ada kejang berulang.
Sebelum memberikan magnesium sulfat, kriteria yang harus dipenuhi adalah:
o
Frekuensi napas ≥ 16x/menit
o
Refleks patella +
o
Produksi urin ≥ 30 ml dalam 4 jam terakhir
o
Tersedia antidotum (Calcium gluconas)
Pemantauan produksi urin, refleksa patella, frekueni napas dan saturasi
oksigen
penting
dilakukan
selama
pemberian
magnesium sulfat Pemberian antihipertensi 7 1. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg 2. Target penurunan tekanan darahSEKITAR 20 % PER HARI 3. Pemberian antihhipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hidralazine, dan labetalol perenteral 4. Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah Nitrogliserin, metildopa, labetalol 5. Pemberian penghambat kanal kalsium yang direkomendasikan adalah nifedipin 10 mg kapsul oral, diulang tiap 15 – 30 menit, dengan dosis maksimum 120 mg/hari Cara Persalinan -
Bila sudah diputuskan untuk melakukan tindakan aktif terhadap kehamilannya, maka dipilih cara persalinan yang memenuhi syarat pada saat tersebut.
Perawatan Pasca Persalinan
1. Tetap monitor tanda vital. 2. Pemberian obat antihipertensi diberikan selama kehamilan dan diberikan sampai 6 minggu post partum (karena tekanan darah tinggi dapat menetap selama 6 minggu post partum) 3. Modalitas
antihipertensi
yang
dapat
diberikan
berupa
penghambat kanal kalsium (nifedipin) atau metildopa. 4. Asupan cairan pada pasien dengan preeklampsia dihitung berdasarkan
kebutuhan
cairan
harian
per-oral
dan
mempertimbangkan balans cairan seimbang untuk menghindari kelebihan cairan pada pasien dengan preeklamsi EDUKASI
5. Lama perawatan minimal 3 hari Edukasi tanda perburukan preeklampsia (sakit kepala, mual, muntah, pandangan kabur, dan sesak nafas).
Edukasi tentang asupan cairan selama perawatan
Edukasi tentang fetal kick count (perhitungan jumlah gerakan janin tiap 3 jam selama 1 hari)
KRITERIA PULANG PROGNOSIS
Bila tekanan darah terkontrol dibawah 140 / 90 mmHg 1.
Prognosis pada ibu dan janin ditentukan oleh tingkat keparahan keadaan
preeklampsia
yang
ditemukan
dan
pemeriksaan
kesejahteraan janin. Jika ditemukan adanya perburukan pada ibu dan janin maka prognosis untuk ibu dan janin akan menjadi lebih buruk. 2.
Mortalitas pada pasien dengan eklampsia dapat mencapai 0.3-1% dan morbiditas yang cukup berat
3.
Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki resiko penyakit kardiovaskular, 4x peningkatan risiko hipertensi dan 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke dan DVT dimasa yang akan
KEPUSTAKAAN
datang (Level of evidence Ia) Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklampsia.
Perkumpulan
Obstetri
dan
Ginekologi
Indonesia-
Himpunan Kedokteran Feto Maternal, 2016. American College of Obstetricians and Gynecologists, issuing body. II. Title. [DNLM: 1. Hypertension, Pregnancy-Induced—Practice Guideline. WQ 244]
Keterangan :
1. Menggunakan Kertas A4 2. Margin Kiri : 2,5 cm Kanan : 2 cm Atas
: 2 cm
Bawah : 2 cm 3. Huruf untuk judul font Arial, 12 4. Huruf selain judul font Arial , 11