19 0 192 KB
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK) DEPARTEMEN / SMF OBSTETRIC DAN GYNECOLOGY (OBSGYN) RSUD MAJALENGKA ICD 10 : SECTIO SECARIA (1)
Pengertian (definisi)
Persalinan
buatan,
dimana
janin
dilahirkan
melaluisuatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (2)
Anamnesis
Kaji ulang indikasi Melakukan konseling risiko dan keuntungan sectio secaria dibandingkan persalinan pervaginam. Catat indikasi dan hasil konseling Sectio secaria efektif dilakukan pada usia kehamilan di atas 38 minggu Informed consent kepada ibu dan satu perwakilan keluarganya dan melengkapi surat persetujuan tindakan medis Tanyakan dan catat riwayat medis dan pembedahan, riwayat alergi obat dan makanan, dan riwayat pembiusan pada operasi sebelumnya
(3)
Pemeriksaan Fisik
Periksa ulang denyut jantung janin dan persentasi janin Lakukan tindakan pencegahan infeksi Berikan antibiotik profilaksis sebelum operasi (cefotaxime 1 gr IV) Pasang infus Jika kepala bayi telah masuk panggul, lakukan antisepsis pada vagina
(4)
Kriteria Diagnosis
Indikasi ibu 1. Panggul sempit absolute 2. Tumor-tumor
jalan
lahir
yang
menimbulkan
obstruksi 3. Stenosis serviks/vagina 4. Plasenta previa 5. Disporposi sefalopelviks 6. Ruptur uteri membakat 7. Gagal induksi
Indikasi janin 1. Kelainan letak 2. Gawat janin
Pada umumnya sectio section tidak dilakukan pada : 1. Janin mati 2. Syok, anemia berat, sebelum diatasi 3. Kelainan kongenital berat (5)
Diagnosis Kerja
(6)
Diagnosis Banding
(7)
Pemeriksaan Penunjang
Section sesaria
EKG Laboratorium USG
(8)
Terapi
Sectio secaria klasik Indikasi : Bila terjadi kesukaran dalam memisahkan kandung kencing untuk mencapai segmen
bawah rahim Janin besar dengan letak lintang Plasenta previa dengan insersi plasenta di dinding depan segmen bawah rahim Teknik : 1.
Mula-mula lakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempt dengan kain suci hama
2.
Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai atas simfisis sepanjang ± 12 cm sampai dibawa umbilikus lapis demi lapis sehingga cavum peritoneal membuka
3.
Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi
4.
Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim (SAR), kemudian diperlebar secara sagital dengan gunting
5.
Setelah cavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan, janin dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri.
6.
Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong diantara kedua penjepit
7.
Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan oxytosin 10 u kedalam rahim secara Intra mural
8.
Luka insisi SAR dijahit kembali
9.
Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi
10. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut dijahit
Sectio sesaria transperitonal profunda Teknik : 1. Mula-mula lakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempt dengan kain suci hama 2. Plika vesikouterina diatas segmen bawah rahim dilepaskan secara melintang, kemudian secara tumpul disisihkan ke arah bawah dan samping 3. Buat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen bawah rahim kurang lebih 1 cm di bawah
irisan
plika
vesikouterina.
Irisan
kemudian diperlebar dengan gunting sampai kurang
lebih
sepanjang
12
cm,
saat
menggunting lindungi janin dengan 2 jari operator. 4. Setelah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecahkan dan janin dilahirkan dengan cara meluncurkan
kepala
janin
melalui
irisan
tersebut. 5. Badan bayi dilahirkan dengan mengaitkan kedua ketiaknya 6. Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong diantara kedua penjepit 7. Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan oxytosin 10 u kedalam rahim secara Intra mural 8. Luka insisi dijahit kembali 9. Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi 10. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut dijahit (9)
Edukasi (Hospital/Health
Bed rest
Promotion)
Mobilisasi dini Diet biasa Perawatan luka
(10) Prognosis
Dengan
kemajuan
teknik
pembedahan,
adanya
antibiotik dan persedian darah yang cukup, pelaksanaan section sesaria sekarang jauh lebih amandaripada dahulu. Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas pembedahan adalah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi pembedahaan dan lamanya persalinan berlangsung (11) Tingkat Rekomendasi
(12) Penelaah Kritis
Infeksi puerperial Perdarahan Komplikasi lainnya antara lain infeksi kandung kencing, embolisme paru yang sangat jarang terjadi Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya biasa terjadi rupture uteri
(13) Indikator Medis
(14) Target
(15) Kepustakaan
Mengetahui/Menyetujui;
Majalengka,
Ka. SMF Obstetric Gynecologi
Direktur RSUD Majalengka,
dr. WING WIRYAWAN, Sp.OG
dr. H. HARIZAL F HARAHAP, MM
NIP 19701222 200003 1 002
NIP 19691217 200212 1 005