Presjur Jiwa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TELA’AH JURNAL Intervensi kekerasan yang dipimpin perawat terhadap pada pasien anak mengalami penyakit kejiwaan yang melakukan kekerasan pada orangtuanya



Disusun Oleh : Nama : Zulkifli NIM : 1911102412018



PROGRAM PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2019



FORMAT TELAAH JURNAL I.



DESKRIPSI UMUM: No



Item



1. Judul Jurnal Intervensi kekerasan yang dipimpin perawat terhadap pada pasien anak mengalami penyakit kejiwaan yang melakukan kekerasan pada orangtuanya 2. Penulis Jurnal: GWO-Ching Sun dan Mei-Chi Hsu 3. Nama Jurnal/dipublikasikan oleh : International Journal of Nursing Studies 60 (2016) 79–90 4. Penelaah/ review Jurnal : Zulkifli 5. Sistematika penulisan : system penulisan sudah lengkap menggunakan IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analyze, Discussion). 6. Referensi Daftar Pustaka : literature yang digunakan ada 54 literatur dengan setengah literatur tahun publikasinya dibawah 5 tahun setengahnya lagi menggunakan lietratur diatas 10 tahun bahkan lebih



II.



DESKRIPSI CONTENT : 1. PENDAHULUAN 1. Apa Masalah Penelitian ? Kekerasan terhadap orang tua adalah masalah serius yang sering tersembunyi bagi orang tua saat menjadi pengasuh terhadap anak dewasanya yang sakit mental Sampai saat ini, intervensi yang komprehensif untuk mengelola kekerasan anak ke orang tua jarang dilakukan. Orang tua adalah salah satu korban yang paling sering mengalami kekerasan berulang oleh anak-anak mereka yang didiagnosis penyakit mental, terutama jika kekerasan itu bersifat jangka panjang, dan terjadinya kekerasan seringkali tidak dapat diprediksi. Beberapa pengobatan yang didorong secara empiris telah dikembangkan untuk mengurangi kekerasan atau kekerasan anak-ke-orang tua, seperti terapi interaksi orangtua-anak untuk gangguan perilaku pada remaja usia prasekolah, perlawanan tanpa kekerasan program, program dukungan keluarga individu (konsultasi keluarga), kelompok individu atau kelompok-keluarga dan intervensi psikoedukasi.



2. Seberapa besar masalah tersebut? Orang tua adalah salah satu korban yang paling sering mengalami kekerasan berulang oleh anak-anak mereka yang didiagnosis penyakit mental, terutama jika kekerasan itu bersifat jangka panjang, dan terjadinya kekerasan seringkali tidak dapat diprediksi. Beberapa pengobatan yang didorong secara empiris telah dikembangkan 3. Dampak masalah jika tidak diatasi ? Trauma kekerasan anak ke orangtua dapat menimbulkan ancaman serius, mereka juga dapat menyebabkan berbagai efek pada emosi orang tua, kesejahteraan psikologis, dan fisik, terutama jika kekerasan dari anak-anak mereka yang sakit mental adalah jangka panjang dan serangan tubuh dan terluka.



4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi ? kekerasan



memiliki



dampak



serius



dan



berlangsung



lama



serta memiliki konsekuensi bagi orang tua dan anak-anak, itu akan menjadi



penting untuk



memeriksa apakah



secara bersamaan



keterlibatan keduanya pasien kekerasan mental yang sakit dan korban biologis mereka orang tua dalam intervensi dapat meningkatkan efektivitas intervensi. 5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan peneliti ? Tujuanya Untuk mengevaluasi dampak Program Kekerasan yang berfokus pada Anak dan Orangtua, suatu intervensi tambahan yang terlibat dengan kedua anak dewasa yang kejam dengan penyakit mental dan orang tua kandung mereka yang menjadi korban (pasangan orang tua-anak dewasa) tentang manajemen kekerasan



hipotesis



penelitian adalah yang berfokus pada Anak dan Orangtua Program Intervensi Kekerasan, bila digunakan selain perawatan standar psikiatri, bisa lebih efektif daripada perawatan standar psikiatri sendiri dalam mengurangi keparahan perilaku kekerasan pasien dan peningkatan dalam mengatasi pasien dan orang tua mereka. 2. METHODE A. Desain Penelitian 1. Desain penelitian apa yang digunakan ? Untuk Desain Eksperimen : a. Apakah menggunakan kelompok control untuk menentukan efektifitas suatu intervensi ? Pada penelitian ini menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu intervensi. b. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)? Peneliti menggunakan random alokasi.



c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan randomisasi sederhana, blok, stratifikasi ? siapa yang melakukan randomisasi ? Setelah



persetujuan



secara



acak



kelompok



tertulis



ditugaskan



kontrol.



diperoleh,



untuk



Jadwal



pasien



percobaan



pengacakan



atau



dihasilkan



oleh komputer dan disegel dalam opaque bernomor seri amplop oleh seorang perawat terlatih. Peneliti membuka amplop alokasi dipilih oleh pasien d. Jika ternyata pada data dasar ( base line ) terdapat perbedaan karakteristik/variable perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate? Tidak di jelaskan dalam penelitian. e. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan pada responden ? Pada penelitian ini tidak melakukan masking atau penyamaran f. Untuk



menjamin



kualitas



pengukuran,



apakah



peneliti



melakukan blinding saat mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sample atau peneliti tidak mengetahui kedalam kelompok mana sample dimasukkan (eksperimen atau control ). Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatan validitas informasi. Tidak dijelaskan dalam penelitian ini. B. Populasi dan Sample 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau ? Enam puluh sembilan pasien berusia 20 tahun, mengalami gangguan pikiran atau suasana hati



perilaku kekerasan dalam 6 bulan terakhir terhadap orang tua biologis mereka 2. Siapa sample penelitian ? apa kriteria inklusi dan eksklusi sample ? Sampel dalam penelitian ini adalah anak pre operasi a. Kriteria inklusi 1). usia 20 tahun, 2). diagnosis dikonfirmasi gangguan pikiran atau suasana hati dan dirawat di rumah sakit jiwa 3). Ada persetujuan dari orang tua Kriterai inkllusi untuk orang tua 4) memiliki peran utama dan berkelanjutan dalam memberikan perawatan kepada anak yang melakukan kekerasan 5) diserang oleh anaknya dalam 6 bulan terakhir b. Kriteria eksklusi 1). Berusia< 20 tahun; tidak dapat persetujuan dari orang tua dan tidak pernah menyerang orang tuanya dalam 6 bulan terakhir 2. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sample dari populasi target ? metode sampling dalam penelitian ini menggunakan random sampling/ secara acak. Dalam jurnal tidak dijelaskan metode sampling apa yang digunakan jurnal hanya menjelaskan kriteria inklusi dan ekslusi 3. Berapa jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ? metode ataus rumus apa yang digunakan untuk menentukkan jumlah sample ? tidak di jelaskan dalam penelitian ini. Peneliti mengambil sampel sebanyak 69 responden C. Pengukuran atau pengumpulan data 1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian ?



Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kekerasan yang dipimpin perawat terhadap pada pasien anak mengalami penyakit kejiwaan yang melakukan kekerasan pada orangtuanya



2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ? Metode penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan open-label acak, percobaan klinis dari 2011 hingga 2013. Data dikumpulkan pada 3 frame waktu yang berbeda: pra-perawatan (T1), pasca perawatan (T2), dan pengobatan tindak lanjut (satu bulan setelah selesainya intervensi) (T3). 3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ? Agresi kuesioner dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992) digunakan. termasuk 29 item yang dikelompokkan menjadi 4 subskala (fisik agresi, verbal agresi, kemarahan, permusuhan). Itu pilihan untuk setiap item yang diperkecil dari 1 (sangat seperti biasanya saya) untuk 5 (sangat karakteristik saya) dengan skor dijumlahkan berkisar antara 29 dan 145. Tinggi skor menunjukkan lebih agresi. Barratt Impulsif Skala termasuk 30 item, yang tadi dikelompokkan menjadi



enam



faktor



pertama-order



(perhatian,



motor,



pengendalian diri, kompleksitas kognitif, ketekunan, dan kognitif ketidakstabilan impulsif) dan tiga faktor orde kedua (Attentional, motor, dan non-perencanaan impulsif). skor untuk setiap skala berkisar dari 1 (Jarang / tidak pernah) sampai 4 (hampir selalu / selalu). Pemeriksaan MMSEItu pemeriksaan termasuk 30 item dengan variabel rentang skor, misalnya: waktu orientasi, Tempat orientasi, perhatian / konsentrasi (berbagai skor: 0-5); pendaftaran, ingat,



perintah (0-3); penamaan (0-2); pengulangan, membaca dan patuh, menulis, copy dan desain (0-1). Itu skor yang lebih tinggi menunjukkan lebih baik kognitif fungsi. 4. Bagaimana validitas dan realibitas alat ukur/ instrumen yang digunakan ? apakah peneliti menguji validitas dan reliabilitas alat ukur ? jika dilakukan apa metode yang digunakan untu menguji validitas dan realibitas alat ukur dan bagaimana hasilnya ? Validitas tidak dilakukan 5. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data ? apakah dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran ? Yang melakukan pengukuran dan pengumpulan data adalah peneliti sendiri.



D. Analisa Data 1. Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisi data ? Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS for Windows (versi 22,0, IBM). statistik deskriptif dengan mean dan standar deviasi (SD) untuk variabel demografis terus menerus, dan frekuensi untuk variabel demografis kategori yang digunakan. Untuk memverifikasi homogenitas antar kelompok, uji chi-square ( x 2 test) digunakan untuk data demografis kategoris. Perbedaan antara kelompok dalam semua 6 ukuran hasil diperiksa menggunakan independen t tes. The dipasangkan t tes dilakukan untuk membandingkan perubahan agresi, impulsif dan fungsi kognitif pada pasien dan reaksi serangan korban di orang tua antara titik waktu berturut-turut. Sebuah ukuran berulang ANOVA



dilakukan untuk ukuran hasil untuk menentukan apakah intervensi menghasilkan



efek



interaksi



dalam-antara



kelompok



dan



kelompok-by-time 2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau on treatment analysis ? penelitian ini tidak menggunakan treatment analysis 3. Program atau softhware statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data ? Pada penelitian ini peneliti menggunakan program softhware statistic SPSS 22



3. HASIL PENELITIAN A. Alur penelitian dan data base line 1. Bagaimana karakteristik responden dan baselibe data ? Enam puluh sembilan pasien berusia 20 tahun, mengalami gangguan pikiran atau suasana hati perilaku kekerasan dalam 6 bulan terakhir terhadap orang tua biologis mereka 2. Alur penelitian Setelah informed consent diperoleh, pasien diacak ke salah satu kelompok eksperimental atau kontrol kelompok. Jadwal pengacakan dilakukan oleh komputer dan disegel dalam amplop buram serial bernomor oleh perawat terlatih. Peneliti membuka amplop yang dipilih pasien. inti dari intervensi untuk orang tua yang menjadi korban termasuk: strategi penyelesaian konflik, keterampilan komunikasi, proses koping, dan pengakuan dan pengelolaan kekerasan anak-anak. Isi inti untuk anak-anak yang kejam termasuk: tugas pekerjaan rumah itu mempromosikan generalisasi keterampilan ke dalam kehidupan biasa, diskusi tentang bagaimana karakteristik mereka dapat berinteraksi dengan orang tua untuk menghasilkan peristiwa



kekerasan, diskusi tentang bagaimana mental gejala memengaruhi kecenderungan mereka untuk melakukan kekerasan, keterampilan pelatihan untuk mengelola kekerasan seperti perasaan gila / buruk / sedih, komunikasi dan kontrol impuls Pada kelompok eksperimen, setiap pasien dan orang tua secara terpisah menerima, 2 sesi individual dari Childand Induk berfokus program intervensi Kekerasan, dan masing-masing orangtua dan anak menerima 2 sesi conjoint (keterampilan deeskalasi bagi kedua belah pihak untuk meningkat dan menghindari konfrontasi yang tidak perlu, fokus interaksi jauh dari terus-menerus untuk menghindari konflik, komitmen untuk menghindari kekerasan dan provokasi elemen yang dapat menyebabkan perselisihan, dan tindakan rekonsiliasi dan penawaran dorongan untuk masingmasing lain, untuk total 6 sesi. Dalam setiap sesi, masing-masing peserta memiliki setidaknya persiapan 30 menit sebelum sesi dimulai. Setiap sesi berlangsung sekitar satu dan satu setengah jam. Periode waktu intervensi itu sekitar dua bulan. Program intervensi dilakukan oleh peneliti utama, perawat dan psikolog. Pada kelompok kontrol, pasien menerima perawatan standar kejiwaan, yang terdiri dari evaluasi rutin kejiwaan dan fungsional, kelompok bangsal upaya psikoterapi biasa, kerja terapi, mendukung mendengarkan, manajemen obat, pelatihan keterampilan sosial, berlatih dengan aktivitas hidup sehari-hari dan program individual untuk rehabilitasi , dll



B. Hasil penelitian 1. Apa hasil utama dari penelitian ? jika peneliti melakukan uji hipotisis, apakan hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic) ? Intervensi ini secara signifikan mengurangi kekerasan, meningkat impulsif, mengubah atribusi kekerasan pasien dan orang tua, dan membina aktif proses koping pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol (p 0,05). Program Intervensi Kekerasan yang berfokus pada Anak dan Orangtua efektif memanajemen kekerasan anak-ke-orang tua. Jadi, intervensi dapat bermanfaat bagi pasien yang baru saja didiagnosis menderita penyakit mental dan pernah melakukan kekerasan terhadap orang tua mereka dalam jangka waktu yang sempit. 2. Untuk penelitian ekperimen dengan variable dependen kategorik, apakah peneliti menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction(ARR) Tidak dijelaskan dalam penelitian ini 4. Diskusi (discuss) 1. Bagaimana interprestasi penelitian terhadap hasil penelitian ? Apakah peneliti membuat interprestasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan teor terkini? Memang, seperti yang ditunjukkan dalam studi ini, intervensi individual efektif pada pengelolaan diad orang tua anak dewasa yang terkena kekerasan. Ada tiga kemungkinan penjelasan mengapa program intervensi kekerasan anak dan orang tua berlaku efektif. Pertama, program intervensi difokuskan pada pasien kedua sakit mental dengan kekerasan anak pada orang tua yang menjadi korban. Seperti disebutkan sebelumnya pada bagian Pendahuluan, banyak intervensi yang dilakukan baik rumah sakit atau masyarakat



telah



difokuskan



terutama



pada



penyediaan



pengobatan harm reduction, dukungan keluarga, pendidikan psiko



dan kelompok dukungan untuk pengelolaan masalah kesehatan mental baik orang tua atau anak-anak mereka tetapi tidak baik (misalnya, Timmer et al., 2010 ). Kedua, desain penelitian ini adalah novel; itu dipekerjakan sesi individual untuk setiap pasien dan orang tua secara terpisah yang rapi sisi-melangkah dilema menyajikan kekerasan anak terlalu dini untuk orang tua mereka sebelum sesi conjoint. Ketiga, rancangan penelitian juga telah mengambil keprihatinan orang tua korban terhadap anak-anak kekerasan mereka ke rekening. Strategi demikian, intervensi dalam penelitian ini ditekankan didukung secara empiris manajemen kekerasan, konflik resolusi, dan cara mengatasi pada anak-keorang tua kekerasan. Ini membantu kedua belah pihak untuk menjadi



lebih



kompeten



untuk



mengelola



situasi



kekerasan.Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevasi? Lebih dari 60% anak-anak dalam penelitian ini ditampilkan tertekan di pemisahan orangtua sebelum operasi, dibandingkan dengan sekitar 50% dari anak-anak yang dilaporkan kecemasan tinggi pada induksi pada studi sebelumnya di mana topeng anestesi ditempatkan di hadapan orangtua (Kalkman et al. 2009, Martin et al. 2011). Hal ini tampaknya menunjukkan bahwa pemisahan orangtua sebelum induksi adalah saat yang kritis, meskipun telah jarang dinilai. Intervensi gabungan ini lebih efektif daripada oral midazolam saja, meskipun perubahan yang diamati tidak secara tegas dikaitkan dengan intervensi tetapi mewakili efek tambahannya terhadap perawatan standar. Penelitian ini juga menunjukkan efek yang lebih baik daripada hanya satu intervensi



2.



Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian? Program Intervensi Kekerasan yang berfokus pada Anak dan Orangtua efektif memanajemen kekerasan anak-ke-orang tua. Jadi, intervensi dapat bermanfaat bagi pasien yang baru saja didiagnosis menderita penyakit mental dan pernah melakukan kekerasan terhadap orang tua mereka dalam jangka waktu yang sempit.



3.



Apakah mungkin penelitian ini direplukasi pada setting praktik klinik lainnya? Pendekatan ini sangat praktis dalam pengaturan klinis untuk pasien yang baru saja didiagnosis menderita penyakit mental dan pernah melakukan kekerasan dalam kerangka waktu yang sempit.. Perawat



perlu



keterampilan



menjalani manajemen



pelatihan kekerasan



tentang



konsep



anak-ke-orang



dan tua.



Manajemen viktimisasi kekerasan harus menjadi bagian dari rutinitas perawatan kesehatan klinis yang sudah melengkapi mereka keterampilan, nilai, dan pengetahuan yang ada untuk kedua pasien dengan penyakit mental dan orang tua mereka yang menjadi korban utama. Secara khusus, mendokumentasikan bagaimana Intervensi dapat dimodifikasi untuk klinis tertentu konteks atau hasil pasien dan orang tua dapat membuat kontribusi yang signifikan untuk manajemen anak-ke-orang tua kekerasan. 4.



Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian? Kelebihan



• Studi ini memberikan contoh intervensi untuk mengatasi kekerasan yang dilakukan oleh anak yang mengalami gangguan mental kepada orang tuanya. Kekurangan Peneliti kurang menjabarkan alur penelitiannya dan juga sedikit jurnal yang mendukung penelitian ini