Profesi Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Konsep Profesi Kepemimpinan Menurut Lynn, profesi menyajikan layanan-layanan tertentu atau khusus (esoteric services). Dalam profesi kepemimpinan, layanan khusus tersebut adalah layanan kepemimpinan yang antara lain berupa pelaksanaan fungsi kepemimpinan seperti penciptaan visi, misi, mempersatukan dan memengaruhi serta memotivasi para pengikut atau bawahannya. Layanan tersebut disajikan oleh orang tertentu dan tidak sembarang orang dapat melaksanakannya (esoteric services). Layanan tersebut dilaksanakan berdasarkan ilmu pengetahuan tertentu yang hanya dimiliki oleh orang tertentu (esoteric knowledge). Dalam hal kepemimpinan, seorang pemimpin tidak hanya menduduki posisi kepemimpinan ia perlu memiliki ilmu kepemimpinan dan ilmu-ilmu pendukungnya seperti manajemen dan ilmu psikologi. Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi jika pekerjaan tersebut memiliki persyaratan seperti (1) Profesi merupakan pekerjaan yang dalam melaksanakannya memerlukan penerapan ilmu pengetahuan tertentu, (2) Seorang profesional melaksanakan profesinya secara otonom. Maksudnya ia melaksanakan profesinya secara bebas dengan menggunakan ilmu pengethuan, standar profesi, dan kode etik profesinya, (3) Profesi memiliki lembaga pendidikan profesi hingga tingkat perguruan tinggi, untuk profesi kepemimpinan, ilmu kepemimpinan diajarka hingga tingkat perguruan tinggi dalam program kepemimpinan, (4) Suatu profesi mempunyai kode etik profesi yang berfungsi mengatur perilaku profesional dalam melaksanakan profesi. Kode etik profesi disusun oleh asosiasi/organisasi/lembaga tempat profesional bekerja. B. Etika Kepemimpinan Dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga, masyarakat atau bernegara, diperlukan suatu aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis untuk mengatur hubungan antar individu. Pada dasarnya setiap individu memiliki kepentingankepentingan pribadi yang berbeda karena itu diperlukan aturan-aturan yang menjamin agar tidak terjadi atau meminimalisir gesekan antar kepentingan. Etika adalah Ilmu dan standart mengenai sesuatu yang benar dan sesuatu yang salah, sesuatu yang boleh dilakukan dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Perilaku yang benar merupakan perilaku yang etis dan perilaku yang tidak benar merupakan perilaku yang tidak etis.



Jadi, etika kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kaidah atau peraturan tidak tertulis yang harus dipahami oleh seorang pemimpin agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh kriteria : a. Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis b. Memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam beberapa pengetahuan, keterampilan, sosial, teknis maupun pengalaman c. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik d. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga bertanggung jawab secara etis (kesulitan,kebaikan), maupun membedakan hal yang baik dan buruk serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi e. Memiliki kemampuan pengendalian diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma/kaidahkaidah kebaikan f. Mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan. C. Kepemimpinan Istilah kepemimpinan berasal dari kata leader, kata lead yag artinya memimpin berasal dari kata Anglo Saxon. Kepemimpinan menyangkut tentang cara atu proses mengarahkan orang lain agar mau berbuat seperti yang pemimpin inginkan. Menurut Gill, defisini kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi yang dimiliki pemimpin untuk mengarahkan bawahan menjadi taat, hormat, setia, dan mudah bekerja sama. Sedangkan menurut Bush, kepemimpinan adalah tindakantindakan memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan. Menurut Yukl, kepemimpinan yakni asumsi yang berkanaan dengan proses memengaruhi orang lain melalui bimbungan, struktur, dan memfasilitasi bergaia kegiatan dan hubungan dalam suatu kelompok atau orgnisasi. Dari beberapa definisi para ahli tentang kepemimpinan dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain agar berperilaku seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan akhir organisasi. D. Perilaku Etis Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan etika-etika yang berlaku, dengan kata lain perilaku etis adalah sama dengan moral. Perilaku etis merupakan perilaku yang bermoral, bersusila. Istilah etika terjadi jika orang mengatakan “ia orang yang bersifat etis, ia seorang yang adil atau membunuh dan berbohong itu tidak susila”. Dalam hal



ini etis adalah suatu predikat yang dipergunakan untuk membedakan dengan perbuatan-perbuatan atau orang-orang tertentu dengan yang lain. Etis dalam arti ini sama dengan “susila” (moral) (Zubair, 1987:67) Seorang pemimpin, yang etis perilakunya mengacu pada norma-norma etika. Karakteristik perilaku etis antara lain: 1. Dapat dipercaya. Seorang pemimpin harus dapat dipercaya oleh para pengikutnya. Ia seorang yang jujur berupaya menyatukan antara apa yang dikatakan, dijanjikan dengan apa yang dilakukannya. 2. Menghargai dan menghormati orang lain. Pemimpin harus memperlakukan para pengikut dengan baik seperti ia ingin diperlakukan pengikutnya dan orang lain. Pemimpin juga harus menghargai hak asasi para pengikut dan orang-orang yang berhubungan dengan organisasinya. 3. Bertanggung Jawab. Pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya dan perannya dalam organisasi untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. 4. Adil. Seorang pemimpin harus adil dalam melaksanakan peraturan tidak mengambil keuntungan untuk diri sendiri, keluarganya dan kroninya. 5. Kewargaan oraganisasi. Pemimpin melaksankan tugas untuk membuat kehidupan lebih baik, melindungi lingkungan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan undang-undang dan peraturan dan menerapkan prinsip-prinsip dasar organisasi. 6. Menggunakan kekuasaannya secara bijak. Pemimpin mempunyai betbagai jenis kekuasaan yang dapat dipergunakannya untuk memengaruhi para pengikutnya dan orang lain yang berhubungan dengan organisasinya. 7. Jujur. Pemimpin harus memegang prinsip kejujuran, ia harus jujur kepada dirinya sendiri, kepada para pengikutnya dan kepada orang yang berhubungan dengan organisasinya. E. Ilmu Kepemimpinan Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahuan jika mempunyai teori. Teori merupakan tulang, otot dan kulit tubuh ilmu pengetahuan. Istilah teori berasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti melihat kepada atau memandang sesuatu yang memandang kontemplasi atau spekulasi sebagai lawan dari bertindak atau melakukan sesuatu. Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu



social, sebab prinsip- prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).  Ilmu atau Pengetahuan Kepemimpinan adalah pengetahuan empiris, yang diperoleh melalui pengalaman nyata orang-orang sebelumnya.  Pengetahuan Kepemimpinan masih akan terus berkembang selama manusia masih hidup di dunia ini.  Kepemimpinan adalah ilmu yang hidup karena diterapkan dan diperlukan oleh (hampir) setiap orang dan setiap saat.



Teori Kepemimpinan 1) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory). Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis merumuskan



4



sifat



umum



yang



berpengaruh



terhadap



keberhasilan



kepemimpinan organisasi, antara lain : a. Kecerdasan Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya. c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi



Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien. d. Sikap Hubungan Kemanusiaan Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya. 2) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal: a. Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. b. Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai. Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula. 3) Teori Kewibawaan Pemimpin Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 4) Teori Kepemimpinan Situasi Teori Kepemimpinan Situasi adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum



menggunakan



perilaku kepemimpinan tertentu.



Pendekatan ini



menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa dalam hubungan antara manusia (Monica, 1998). Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis. Dalam teori ini dijelaskan bahwa seorang pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional.



5) Teori Kelompok Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.



Referensi: Usman, Husaini. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan. Yogyakarta: UNY Press. Akbar, Muamar. 2014. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Diunduh http://muamarakbar.blogspot.com/2014/09/fungsi-kepemimpinan-danetika.html pada Sabtu, 21 September 2019.



dari



Meldawati. 2015. Etika dalam Kepemimpinan. Diunduh dari http://imeldablogadress.blogspot.com/2016/01/etika-dalam-kepemimpinan.html pada Sabtu, 21 September 2019. Susanto, Eko. 2017. Profesi dan Ilmu Kepemimpinan. Diunduh dari http://ekosusantose-mm.blogspot.com/2017/10/makalah-profesi-dan-ilmukepemimpinan.html pada Sabtu, 21 September 2019. Tamimi, Rahmia. Ilmu Kepemimpian. Diunduh dari https://www.academia.edu/24063887/ILMU_KEPEMIMPINAN pada Sabtu, 21 September 2019.