Profesionalisme Guru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROFESIONALISME GURU BAB 1 PENDAHULUAN



1. Latar belakang masalah Sebagaimana telah dimaklumi bahwa dalam lingkup pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama disekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab para guru. Guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya Dalam menghadapi tuntunan situasi perkembangan zaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek dimensi,jenjang dan tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan diberbagai jenjang untuk mampu



menjawab



tuntutan



tersebut



melalui



fungsi-fungsinya



sebagai



guru.



Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Tampaknya kehadiran guru hingga saat ini bahkan sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh yang lain, terlebih pada masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya, kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan unik. Oleh sebab itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Profesional artinya dilaksanakan secara sungguh- sungguh dan didukung oleh para petugas secara profesional. Petugas yang profesional adalah petugas yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yanng kuat. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan sertifikasi bagi guru khususnya guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi dilakukan secara portofolio. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang profesional merupakan salah satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang profesional akan sangat membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki oleh seorang guru, usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru menjadi sangat penting untuk dilakukan.



2. Rumusan Masalah Untuk memudahkan penulis dalam menyusun makalah ini, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru 2. Bagaimana peran guru profesional dalam proses pembelajaran 3. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru 4. Apa saja syarat-syarat menjadi guru profesionalisme 5. Bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru 3. Tujuan pembahasan Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar pendidikan,juga untuk menambah wawasan kita mengenai profesionalisme guru, dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian profesionalisme guru Ahmad Tafsir mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Istilah profesional aslinya adalah kata sifat dari kata ” profession ” (pekerjaan ) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencaharian.(Mc. Leod,1989) Dalam kamus bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam bahasa Arab disebut ” Mu’alim”, dalam bahasa inggris ”teacher” memiliki arti sederhana yakni ” A person whose occuption is teaching others” ( Mc. Leod,1989) artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Undang – undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yakni sebagaimana tercantum dalam bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 1 sebagai berikut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menegah. Di dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 menjelaskan: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Profesionalisme guru merupakan kondisi,arah, nilai,tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya.



2.2 Peran guru profesionalisme dalam proses belajar mengajar Proses merupakan serangkaian aktivitas dalam memberlangsungkan sesuatu dari awal sampai akhir, maka suatu proses merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisah dari



fungsi



dan



proses



manajemen.



Proses



dari



pada



administrasi



dan



manajemen,menurut Luther Gullick yang terkenal dengan akronim ( Suwarno, 24 ) adalah : 1. Perencanaan ( planing ) adalah perincian dalam garis besar untuk memudahkan pelaksanaan dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan maksud atau tujuan badan usaha itu. 2. Pengorganisasian adalah menetapkan struktur formal dari pada kewenangan dimana pekerjaan di bagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3. Penyusunan pegawai adalah keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi pekerjaan yang menyenangkan. 4. Pembina kerja (directing)merupakan tugas yang terus menerus didalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus atau umum dan intruksi intruksi dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan usaha atau organisasi 5. Pengkoordinasiaan (coordinating) merupakan jewajiban yang penting untuk menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan. 6. Pelaporan (reporting) yaitu pimpinan yang bertanggung jawab harus mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan maupun bawahannya melalui catatan,penelitian, maupun inpeksi 7. Anggaran (budgeting) yaitu semua anggaran akan berjalan dengan baik bila disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran dan pengawasan anggaran. Dengan pandangan diatas maka guru yang profesional dituntut harus mampu berperan selaku manajer yang baik yang didalamnya harus mampu melangsungkan seluruh tahap –tahap aktivitas dan proses pembelajaran dengan manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat diraih dengan hasil yang memuaskan. Peran guru profesional atau tenaga kependidikan adalah : a. Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga kependidikan yang harus memiliki kesetabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersifat realistas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan,terutama inovasi pendidikanb. b. Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat,untuk itu harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia dan sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerja sama.



c. Tenaga



kependidikan



perlu



memiliki



kepribadian



menguasai



ilmu



kepemimpinan menguasai prinsif hubungan manusia, tekhnik berkomunikasi serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada di sekolah d. Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni tenaga kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode mengajar dan harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam kelas maupun di luar kelas. 2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi guru professional Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru profesional antara lain sebagai berikut: a. Status Akademik Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya. Untuk menciptakan tenaga –tenaga profesional tersebut pada dasarnya disekolah dibina dan dikembangkan dari sebagai segi diantaranya: 1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah - sekolah keguruan yang membina dan menciftakan tenaga-tenaga profesional ini diberikan ilmu - ilmu pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada anak didik,juga diberikan ilmu –ilmu pengetahuan khusus unuk menunjang kepropfesionalannya sebagai guru yang berupa ilmu mendidik, ilmu jiwa , didaktik metodik administrasi pendidikan dan sebagainya. 2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan praktek adalah cara melakukan apayang tersebut dalam teori ( W.J.S. Porwadarminta 1999:99 ) b. Pengalaman belajar Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung. c. Mencintai profesi sebagai guru Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang yang keadaannya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanakan hak nya itu dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila disertai dengan adanya rasa mencintai terhadap apa yang dilakukannya itu..



d. Berkepribadian Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat- sifat yang merupakan watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian siswa untuk menanamkan



akhlak



yang



baik



sebagai



umat



manusia



Mendidik adalah prilaku yang universal artinya pada dasarnya semua orang dapat melakukannya, orang tua mendidik anaknya, pemimpin mendidik bawahannya , pelatih mendidik anak asuhnya dan sudah barang tentu guru mendidik muridnya. Tetapi bagaimana cara mendidik yang lebih efektif dibanding dengan cara mendidik yang biasa. Dihadapan anak, guru dianggap sebagai orang yanng mempunyai kelebihan dibanding dengan orang – orang yanng dikenal oleh mereka. Oleh sebab itu guru harus mampu bertindak sesuai dengan kedudukannya seperti yang dinyatakan oleh Kent Wiliam yaitu: 



Sebagai hakim







Sebagai wakil masyarakat







Sebagai narasumber







Sebagai wasit







Sebagai penolong siswa







Sebagai objek identifikasi







Sebagai pereda ketegangan atau kecemasan







Sebagai pengganti orang tua







Sebagai objek penumpahan masalah dan kekecewaan



Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya keberhasilan proses belajar mengajar sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Kompetensi tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Kompetensi pribadi  Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama  Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi  Memlki pengetahuan tentanng demokrasi  Memiliki pengetahuan tentang estetika  Setia terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan kompetensi lebih khusus pribadi adalah bersikap simpati, empati, terbuka, berwibawa , bertanggunng jawab, dan mampu menilai diri sendiri



2. Kompetensi profesional,mencakup kemampuan dalam hal :  Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis dan psikologis  Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik  Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya  Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai  Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas yang lain  Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran  Mampu melaksanakan evaluasi belajar  Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik 3.Kompetensi sosial Kemampuan sosial tenaga kependidikan adalah salah satu daya atau kemampuan tenaga kependidikan untuk memperiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemapuan untuk mendidik, membimbing masyarakat



dalam



menghadapi



kehidupan



yang



akan



datang



Tenaga kependidikan harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat, mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik , mampu mendorong dan menunjang kreatifitas masyarakat, dan menjaga emosi dan perilaku yang tidak baik. 2.4 Syarat - syarat menjadi guru professional Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata bahwa untuk menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut dituntut beberapa persyaratan. Menurut Muhammad Ali ( 1985 : 35 ) sebagai berikut : 1. Menuntut adanya keteramplilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam 2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya 3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai 4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya 5. Memungkinkan



perkembangan



sejalan



dengan



dinamika



kehidupannya



Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya untuk memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa im-service training (diklat/penataran ) maupun pre service training (pendidikan keguruan secara formal )



Secara khusus, sebagai sebuah profesi keguruan, ada beberapa kriteria seorang guru. Menurut versi National Education Association (NEA), guru berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan profesional yang lama, memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan standarnya sendiri, lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi,



mempunyai



organisasi



profesional



yang



kuat



dan



terjalin



erat.



Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan, pembiasaan dan pendidikan yang cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru profesional itu harus ada ijazah



guru.



Ijazah



bukan



semata-mata



karena



alasan



formalitas.



Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim pembina kuliah Didaktik metodik kurikulum UPI ( 1989 : 9 ) persyaratan guru adalah : 1. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani 2. Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki bakat dan minat keguruan 3. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas jabatannya. 4. Persyaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekeri yang luhur 5. Persyaratan intelektual atau akademis yaitu mengenal pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang memberi bekal untuk menunaikan tugas sebagai pendidik formal di sekolah 6. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standar nasional pendidikan, standar tenaga pendidik ditetapkan, pendidik pada usia dini SD / MI, SMP / MTs, SMA / MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma IV atau sarjana S1, latar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan anak usia dini , SD/ MI, SMP/MTs, SMA atau yang sederajat dan kependidikan lain atau psikologi dan sertifikasi profesi guru Guru yang memenuhi persyaratan atau yang profesional tentunya akan dapat menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana ( 2000 : 16 ) menyatakan: Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai , menjaga , dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab terhadap profesi . Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain kecuali oleh dirinya sendiri. Berkenaan dengan hal tersbut diatas sehingga dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan penuh rasa tanggung jawab disertai dengan kasih sayang kepada siswa sehingga dapat



menarik perhatiansiswa, minat serta keaktifan dalam belajar mengajar dengan baik dan optimal. 2.5 Upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia



pendidikan.



banyak



cara



yang



dilakukan



untuk



meningkatkan



profesionalisme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain: 1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu "membangun"manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup Gaji yang memadai. Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih berkonsentrasi pada profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan rumah tangganya serta khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru mempunyai waktu yang cukup untukmempersiapkan diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih berhasil. 2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru. 3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui pelatihanpelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memperdalam pengetahuannya.



4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja. 5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang (leisure time) sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi "penganggur terhormat", dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal). 6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada, Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara. Kedua, sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belaiar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya. 7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, Kemudian upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melalui in-service tarining dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi 8. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses 9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen, Selanjutnya upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelavanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah



termasuk pelayanan publik vang didanai. diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik. 10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga pendekatanpendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies). Upayaupaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benarbenar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat



BAB III KESIMPULAN



3.1 KESIMPULAN Istilah profesional aslinya adalah kata sifat dari kata ” profession ” (pekerjaan ) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencaharian.(Mc. Leod,1989) Profesionalisme guru merupakan kondisi,arah ,nilai,tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Peran guru profesionalalisme dalam proses dari pada administrasi dan manajemen proses belajar mengajar : perencanaan, pengorganisasian, penyusunan , pembinaan kerja, pengkoordinasian , pelaporan, anggaran Faktor- faktor yang mempengaruhi guru profesional : status akademik, pengalaman



belajar,



mencintai



profesi



sebagai



guru,



berkepribadian.



Syarat- syarat menjadi guru profesional :  Menuntut adanya keteramplilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam  Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya  Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai  Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya  Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya Upaya – upaya meningkatkan profesionalisme guru : 1. Peningkatan kesejahteraan 2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu. 3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana 4. Pembinaan perilaku kerja. 5. Penciptaan waktu luang. 6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada 7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan 8. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi.



9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen 10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran 3.2 SARAN Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah profesionalisme guru ,setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Marilah kita belajar untuk menjadi calon guru yang profesional.



DAFTAR PUSTAKA



Al- Qur’an dan terjemahannya , CV Dipenogoro Bandung. 2004 Aqib Zainal. Profesionalisme guru dalam pembelajaran. Insan Cendikia Surabaya.2002 Handayaninngrat, soewarno.Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan manajemen Gunung Agung.Jakarta. 1996 Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar tenaga pendidik Rusyan Tabrani.Profesionalisme tenaga kependidikan.Nine Karya Jaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999 Surya M.Kapaita selekta Kependidikan Universitas Terbuka. Jakarta. 2007 Suara Daerah Edisi Oktober 2007 UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



Satuan Pendidikan



: MTs Nurul Huda Sukaraja



Mata Pelajaran



: Akidah Akhlak



Kelas/Semester



: VII/1



Tahun Pelajaran



: 2014/2015



Materi Pokok



: Sifat-Sifat Allah



Alokasi Waktu



: 4 x 40’ (2 x pertemuan)



A. Kompetensi Inti KI.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.



B. Kompetensi Dasar 1.2. Meyakini sifat-sifat Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah, sifat-sifat mustahil serta sifat jaiz Allah. 2.2. Menampilkan perilaku mengimani sifat-sifat Allah. 3.2. Mengidentifikasi sifat-sifat Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah beserta bukti/dalil naqli dan aqlinya, sifat-sifat mustahil, serta sifat jaiz Allah. C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz Allah. 2.Menjelaskan pembagian sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah. 3. Menyebutkan sifat wajib Allah, sifat mustahil Allah, dan sifat jaiz Allah. 4. Menunjukkan dalil naqli dan aqli dari sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah. D. Tujuan Pembelajaran Setelah peserta didik mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar, dan merefleksi tentang sifat-sifat Allah diharapkan mampu: 1. Meyakini sifat-sifat wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah, sifatsifat mustahil, serta sifat jaiz Allah. 2. Menampilkan perilaku orang yang mengimani sifat-sifat Allah. 3. Mengidentifikasi sifat-sifat Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah. 4. Mengidentifikasi bukti/dalil naqli dan aqlinya, sifat-sifat mustahil, serta sifat jaiz Allah.



E. Materi Pembelajaran Pertemuan pertama (2x40’) 1. Sebagai seorang hamba, maka manusia wajib mengenal Allah dengan cara mengenal sifat-sifat-Nya. 2. Allah memiliki tiga macam sifat, yaitu: sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. 3. Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai pencipta alam seisinya. 4. Sifat mustahil Allah adalah kebalikan dari sifat wajib Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin ada dan tidak layak disandarkan pada dzat Allah sebagai pencipta alam semesta. 5. Sifat jaiz Allah berarti sifat kebebasan Allah, yaitu kebebasan yang dimiliki-Nya sebagai Tuhan alam semesta. 6. Sifat wajib dan sifat mustahil Allah ada 20 yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah. 7. Sifat nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan zat-Nya, yaitu apabila sifat dengan zat-Nya dipisahkan, maka zatnya akan hilang. Sifat nafsiyah hanya satu yaitu wujud yang berarti ada. 8. Sifat salbiyah adalah sifat meniadakan adanya sifat sebaliknya dan tidak bisa digambarkan oleh akal pikiran manusia. Allah Maha Suci dan tidak mungkin mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat tersebut. Sifat salbiyah ada lima, yaitu: Qidam, tidak ada permulaan; Baqa’, tidak ada kesudahannya; Mukhalafatul lilhawadisi, berlainan dengan makhluk; Qiyamuhu binafsihi, berdiri sendiri; dan Wahdaniyah, tidak berbilang/Maha Esa. 9. Sifat ma’ani adalah sifat yang memastikan bahwa Allah bersifat dengan sifat-sifat tersebut. Sifat ini abstrak, ada pada zat Allah yang dapat dibayangkan oleh pikiran manusia, dan ada buktinya. Sifat ma’ani ada tujuh, yaitu: Qudrat, Allah itu Berkuasa; Iradat, Allah itu Berkehendak; Ilmu, Allah itu Mengetahui; Hayat, Allah itu Maha Hidup; Sama‘, Allah itu Maha Mendengar; Basar, Allah itu Maha Melihat; Kalam, Allah itu Maha Berfirman. 10. Sifat ma’nawiyah adalah sifat yang merupakan kelaziman atau keharusan dari sifat-sifat ma’ani. Sifat ma’nawiyah ada tujuh, yaitu: Qadiran, Maha Kuasa; Muridan, Maha Berkehendak; ’Aliman, Maha Mengetahui; Hayyan, Maha Hidup; Sami‘an, Maha Mendengar; Basiran, Maha Melihat; Mutakalliman, Maha Berfirman. 11. Sifat mustahil Allah ada 20, yaitu: Adam )‫(عدم‬, artinya tidak ada. Hudus )‫(حد ث‬, artinya baru. Fana )‫(فناء‬, artinya rusak. Mumasalatu lil hawadisi )‫(مماثلة للحوادث‬, artinya menyerupai yang baru. Ihtiyaju ligairihi )‫(احتياج لغيره‬, artinya membutuhkan yang lainnya. Ta‘adud )‫(تعدد‬, artinya berbilang. ‘Ajz )‫(عجز‬, artinya lemah. Karahah )‫(كرحة‬, artinya terpaksa. Jahl )‫(جهل‬, artinya bodoh. Maut )‫(موت‬, artinya mati. Samam )‫(صمم‬, artinya tuli. ’Umyun )‫(عمي‬, artinya buta. Bukmun )‫(بكم‬, artinya bisu. Ajizan )‫(عجيزا‬, artinya maha lemah. Mukrahah )‫(مكرها‬, artinya maha terpaksa. Jahilan )‫(جاهال‬, artinya maha bodoh. Mayyitan )‫(ميتا‬, artinya maha mati. Asamma )‫(اصمى‬, artinya maha tuli.A‘ma )‫(اعمى‬, artinya maha buta. Abkam )‫(ابكم‬, artinya maha bisu. 12. Sifat jaiz bagi Allah adalah satu, yaitu: ُ‫فِع ُل ك َّل ُمم ِك ٍن اَو ت َر ُكه‬ Artinya: ”Memperbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya.”



Pertemuan kedua (2x40’) Dalil sifat-sifat Allah: a. Sifat Wujud َّ ‫س َّخ َر ال‬ ‫س ًّمى يُدَبهِ ُر األَم َر‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ‫ه‬ َّ ‫ّللاُ الَّذِي َرفَ َع ال‬ َ ‫س َوالقَ َم َر ُك ٌّل يَج ِري أل َ َج ٍل ُّم‬ َ ‫ت بِغَي ِر َع َم ٍد ت ََرونَ َها ث ُ َّم است ََوى َعلَى العَر ِش َو‬ َ ‫شم‬ َّ . َ‫ت لَعَل ُكم بِ ِلقَاء َربهِ ُكم تُوقِنُون‬ ِ ‫ص ُل اآليَا‬ ‫يُفَ ِ ه‬ Artinya: ”Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas (menguasai) Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masingmasing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” (Q.S. Ar-Ra’du: 2) b. Sifat Qidam ...‫الخ ُر‬ ِ ‫ه َُو االَ َّو ُل َوا‬ Artinya: ”Dialah Allah yang awal dan yang akhir...” (Q.S. Al-Hadid: 3) c. Baqa ُ‫ُك ُّل شَيءٍ هَا ِلكٌ إِاله َوج َهه‬ Artinya: ”... Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah...” (Q.S. Al-Qasas : 88) d. Sifat Mukhalafatu Lilhawadisi .‫ير‬ ُ ‫ص‬ ِ ‫س ك َِمث ِل ِه شَي ٌء َوه َُو الس َِّمي ُع ال َب‬ َ ‫لَي‬ Artinya: ”Dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia (Allah).” (Q.S. Asy-Syura: 11) e. Sifat Qiyamuhu Binafsihi َّ ‫ّللاِ َو‬ َّ ‫أَنت ُ ُم الفُقَ َراء ِإلَى‬ .ُ ‫ي ال َح ِميد‬ ُّ ِ‫ّللاُ ه َُو الغَن‬ Artinya: ”... kamulah yang membutuh-kan Allah; sedangkan Allah, Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Fatir: 15) f. Wahdaniyah َّ ‫لَو َكانَ فِي ِه َما آ ِل َهةٌ ِإال‬ ‫سدَتَا‬ َ َ‫ّللاُ لَف‬ Artinya: ”Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.” (Q.S. Al-Anbiya: 22) g. Qudrat َّ ‫إِ َّن‬ ‫ِير‬ ٌ ‫ّللا َعلَى ُك هِل شَيءٍ قَد‬ Artinya: ”... Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah: 20) h. Iradat ُ‫ِإنَّ َما أَم ُرهُ ِإذَا أ َ َرادَ شَيئا ً أَن يَقُو َل لَهُ ُكن فَيَ ُكون‬ Artinya:”Sesungguhnya apabila Dia (Allah) menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ maka jadilah.” (Q.S. Yasin: 82) i. Ilmu ‫ور‬ َّ ‫نز ُل ِمنَ ال‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫اء َو َما يَع ُر ُج فِي َها َوه َُو‬ ُ ُ‫الر ِحي ُم الغَف‬ ِ ‫يَعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِي األَر‬ ِ ‫ض َو َما يَخ ُر ُج ِمن َها َو َما َي‬ Artinya: ”Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya, dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.”(Q.S. Saba: 2) j. Hayat ‫ي القَيُّو ُم الَ ت َأ ُخذُهُ ِسنَةٌ َوالَ نَو ٌم‬ ‫ه‬ ُّ ‫ّللاُ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ ه َُو ال َح‬ Artinya: ”Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur...” (Q.S. Al-Baqarah: 255) k. Sama’ ‫ّللاُ ه َُو الس َِّمي ُع العَ ِلي ُم‬ ‫ض هرا ً َوالَ نَفعا ً َو ه‬ ‫ُون ه‬ َ ‫ّللاِ َما الَ يَم ِلكُ لَ ُكم‬ ِ ‫قُل أَت َعبُد ُونَ ِمن د‬ Artinya: ”Katakanlah, ’Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepadamu, dan tidak (pula) memberi manfaat?’ Dan Allahlah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Maidah: 76) l. Bashar ‫ير‬ ُ ‫ص‬ ِ ‫ِإنَّهُ ه َُو الس َِّمي ُع ال َب‬ Artinya: ”... Sesungguhnya Allah zat yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S.Al-Isra: 1) m. Kalam ً ‫سى تَك ِليما‬ ‫َو َكلَّ َم ه‬ َ ‫ّللاُ ُمو‬ Artinya: ”Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (Q.S. an-Nisa’:164)



F. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Scientific: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. 2. Model Direct instruction (pembelajaran langsung). 3. Metode Artikulasi (membuat atau mencari pasangan untuk mengetahui daya serap peserta didik). G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Multimedia berbasis ICT: slide power point. 2. Alat Komputer/Laptop, LCD Proyektor, Sound System, Instalasi listrik. 3. Sumber pembelajaran Kementerian Agama. 2014. Buku siswa Akidah Akhlak untuk MTs kelas VII. Jakarta: Kementerian Agama. Hidayat, Junaidi, dkk. 2009. Ayo Memahami Akidah dan Akhlak MTs kelas VII. Jakarta: Airlangga. H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, antara lain dengan berdo’a, tadarus, mengecek kebersihan kelas, dan mengecek kehadiran peserta didik. b. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi yang telah dipelajari dan halhal yang berkaitan dengan materi sifat-sifat Allah. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi serta kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 2. Kegiatan Inti Mengamati Mengamati gambar atau video yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah. Menyimak dan membaca materi tentang sifat-sifat Allah Mendengarkan penjelasan tentang sifat-sifat Allah Menanya Siswa menyusun pertanyaan tentang sifat-sifat Allah Mengajukan beberapa pertanyaan tentang sifat-sifat Allah Mengumpulkan informasi Membaca sumber lain tentang sifat-sifat Allah Menginventarisir contoh-contoh perilaku orang yang beriman kepada sifat-sifat Allah Mendiskusikan materi yang diperoleh tentang sifat-sifat Allah. Mengasosiasi Saling mencocokkan materi yang diperoleh dari sumber lain. Membuat peta konsep tentang sifat-sifat Allah. Menyimpulkan contoh-contoh perilaku orang yang mengimani sifat-sifat Allah. Mengkomunikasikan Memaparkan temuan-temuan tentang perilaku orang yang beriman kepada sifat-sifat Allah 3. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan materi pembelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan penugasan sesuai dengan materi pembelajaran untuk pengayaan dan/atau remedi. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.



Pertemuan kedua 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, antara lain dengan berdo’a, tadarus, mengecek kebersihan kelas, dan mengecek kehadiran peserta didik. b. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi yang telah dipelajari dan hal-hal yang berkaitan dengan materi sifat-sifat Allah. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi serta kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. 2. Kegiatan Inti Mengamati Mendengarkan penjelasan tentang dalil sifat-sifat Allah Membaca ayat-ayat al-Qur’an tentang sifat-sifat Allah Mencermati isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an tentang sifat-sifat Allah Menanya Siswa menyusun pertanyaan tentang dalil sifat-sifat Allah Mengajukan beberapa pertanyaan tentang dalil sifat-sifat Allah Mengumpulkan informasi Membaca sumber lain tentang dalil sifat-sifat Allah Menggali dari berbagai sumber dalil sifat-sifat Allah. Mengasosiasi Saling mencocokkan materi yang diperoleh dari sumber lain. Menyimpulkan isi kandungan ayat tentang sifat Allah. Mengkomunikasikan Memaparkan temuan-temuan tentang perilaku orang yang beriman kepada sifat-sifat Allah Membacakan dalil naqli tentang sifat-sifat Allah Menyajikan kesimpulan isi kandungan ayat tentang sifat Allah 3. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan materi pembelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan penugasan sesuai dengan materi pembelajaran untuk pengayaan dan/atau remedi. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. I. Penilaian 1. Penilaian sikap a. Jenis/teknik penilaian : Observasi b. Bentuk instrumen penilaian : Lembar observasi c. Instrumen penilaian No. Aspek 1 Tanggung Jawab a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan b. Menggunakan waktu secara efisien untuk mengerjakan seluruh tugas c. Menjalankan peran secara sukarela d. Melaporkan setiap peristiwa yang memerlukan penanganan guru 2 Disiplin a. Hadir tepat waktu b. Mengikuti seluruh proses pembelajaran c. Mentaati prosedur belajar sesuai tugas d. Selesai tepat waktu



Skor (1-4) 4



4



No. Aspek 3 Kerja sama a. Melibatkan diri dan mengambil peran secara aktif dalam kelas b. Berbagi tugas dengan siswa lain (tidak mendominasi) c. Tidak mengganggu siswa lain d. Membantu mempersiapkan dan merapikan peralatan pembelajaran Jumlah Skor



Skor (1-4) 4



12



d. Pedoman penskoran 1) Penskoran Skor 4, jika seluruh indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati Skor 3, jika tiga indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati Skor 2, jika dua indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati Skor 1, jika hanya satu indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati 2) Pengolahan skor Skor maksimum : 12 Skor perolehan peserta didik : SP Nilai yang diperoleh peserta didik : SP/12 X 4 3) Rentang nilai Nilai Predikat 0,00˂Nilai≤1,00 D 1,00˂Nilai≤1,33 D+ 1,33˂Nilai≤1,66 C1,66˂Nilai≤2,00 C 2,00˂Nilai≤2,33 C+ 2,33˂Nilai≤2,66 B2,66˂Nilai≤3,00 B 3,00˂Nilai≤3,33 B+ 3,33˂Nilai≤3,66 A3,66˂Nilai≤4,00 A 2. Penilaian pengetahuan a. Jenis/teknik penilaian : Tes tertulis b. Bentuk instrumen penilaian : Uraian c. Instrumen penilaian No Butir Soal Kunci Jawaban 1 Apa pengertian sifat Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti wajib Allah? dimiliki oleh Allah yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai pencipta alam seisinya. 2 Apa yang dimaksud Sifat mustahil Allah adalah kebalikan dari sifat dengan sifat wajib Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin ada mustahil Allah? dan tidak layak disandarkan pada dzat Allah sebagai pencipta alam semesta. 3 Apa pengertian sifat Sifat jaiz Allah berarti sifat kebebasan Allah, jaiz Allah? yaitu kebebasan yang dimiliki-Nya sebagai Tuhan alam semesta. 4 Tuliskan 20 sifat Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lilhawadisi, wajib Allah? Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Basar, Kalam, Qadiran, Muridan, ’Aliman, Hayyan, Sami’an, Basiran, dan Mutakalliman. No Butir Soal Kunci Jawaban 5 Tuliskan 20 sifat Adam, Hudus, Fana, Mumasalatu lil hawadisi, mustahil Allah? Ihtiyaju ligairihi, Ta‘adud, ’Ajzun, Karahah,



Skor 4



4



4



4



Skor 4



Jahlun, Maut, Shamam, ’Umyun, Bukmun, ’Ajizan, Mukrahah, Jahilan, Mayyitan, Ashamma, A’ma, dan Abkam. Sifat nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan zat-Nya, yaitu apabila sifat dengan zatNya dipisahkan, maka zatnya akan hilang. Sifat salbiyah adalah sifat meniadakan adanya sifat sebaliknya dan tidak bisa digambarkan oleh akal pikiran manusia. Allah Maha Suci dan tidak mungkin mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat tersebut. Qidam, Baqa’, Mukhalafatul lilhawadisi, Qiyamuhu binafsihi, dan Wahdaniyah. Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Basar, Kalam.



6



Apa pengertian sifat nafsiyah?



7



Apa pengertian sifat salbiyah?



8



Apa saja sifat yang termasuk kelompok sifat salbiyah? Apa saja sifat yang termasuk kelompok sifat ma’ani? Apa saja sifat yang Qadiran, Muridan, ’Aliman, Hayyan, termasuk kelompok Sami’an, sifat maknawiyah? Basiran, dan Mutakalliman. Jumlah



9



10



d. Pedoman penskoran 1) Penskoran Skor 4, jika jawaban benar dan lengkap Skor 3, jika jawaban benar tetapi kurang lengkap Skor 2, jika sebagian jawaban benar dan kurang lengkap Skor 1, jika hanya sebagian jawaban yang benar dan tidak lengkap 2) Pengolahan skor Skor maksimum : 40 Skor perolehan peserta didik : SP Nilai yang diperoleh peserta didik : SP/40 X 4 3) Rentang nilai Nilai Predikat 0,00˂Nilai≤1,00 D 1,00˂Nilai≤1,33 D+ 1,33˂Nilai≤1,66 C1,66˂Nilai≤2,00 C 2,00˂Nilai≤2,33 C+ 2,33˂Nilai≤2,66 B2,66˂Nilai≤3,00 B 3,00˂Nilai≤3,33 B+ 3,33˂Nilai≤3,66 A3,66˂Nilai≤4,00 A 3. Penilaian keterampilan a. Jenis/teknik penilaian b. Bentuk instrumen penilaian c. Instrumen penilaian



: Unjuk kerja : Lembar penilaian unjuk kerja



4



4



4



4



4



40



No Butir Soal Indikator 1 Tulislah salah satu ayat al-Qur’an yang menjadi Bentuk huruf dalil sifat-sifat Allah! Keindahan Kerapian 2 Berilah syakal (harakat) ayat tersebut secara Harakat fathah lengkap! Harakat kasroh Harakat domah Harakat sukun Harakat tasdid 3 Bacalah ayat tersebut dengan tartil! Makharijulhuruf Tajwid 4 Artikan ayat tersebut dengan benar! Jelas Runtut 5 Presentasikan kesimpulan isi kandungan ayat Jelas tersebut Runtut Penguasaan materi Jumlah skor d. Pedoman penskoran 1) Penskoran Skor 4, jika semua indikator terpenuhi dan benar Skor 3, jika semua indikator terpenuhi dan kurang benar Skor 2, jika sebagian indikator terpenuhi dan kurang benar Skor 1, jika sebagian indikator terpenuhi dan tidak benar 2) Pengolahan skor Skor maksimum : 20 Skor perolehan peserta didik : SP Nilai yang diperoleh peserta didik : SP/20 X 4 3) Rentang nilai Nilai Predikat 0,00˂Nilai≤1,00 D 1,00˂Nilai≤1,33 D+ 1,33˂Nilai≤1,66 C1,66˂Nilai≤2,00 C 2,00˂Nilai≤2,33 C+ 2,33˂Nilai≤2,66 B2,66˂Nilai≤3,00 B 3,00˂Nilai≤3,33 B+ 3,33˂Nilai≤3,66 A3,66˂Nilai≤4,00 A



Mengetahui Kepala Madrasah,



Sugiyanto, S.Ag. NIP. –



Guru Mata Pelajaran,



Mukhamad Fathoni, S.Pd.I.



Skor 4



4



4 4 4



20



RESUME QUR’AN HADIST Oleh : Riska Hardiani Manajemen Pendidikan Semester 2-B Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta



Al-Qur’an Hadist A. Pengertian Al-Qur’an dan Hadist AL-Qur;an adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mulai di Mekkah kemudian di Madinah untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Al Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, lebih dari 6362 ayat, 74.499 atau 325.345 huruf. Hadist adalah ucapan Rasulullah SAW tentang sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia atau tentang suatu hal, atau disebut pada Sunnah Qauliyyah. Dari sudut sifat (atribut shahi) atau tidaknya si periwayat, hadist dapat dipecah menjadi 3, yaitu: 1. Hadist Shahih (benar), dimana perawinya terkenal orang baik dan boleh dipercayai. Ciri-cirinya itu menyambung hingga ke Rasul, kualitas rawi diikat dari sanad yakni silsilah hadist yang disampaikan. 2. Hadist Hasan (baik), dimana perawinya tidak mencapai derajat perawi hadis shahih disebabkan ada sedikit cacatnya. 3. Hadist Dhaif (lemah), dimana perawinya diragukan keberadaannya (kebenarannya). B. Kedudukan Al-Qur’an dan Hadist 1. Kedudukan Al-Qur’an  Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti ilmu tauhid, ilmu hokum, ilmu tasawuf, ilmu filsafat islam, ilmu sejarah islam dan ilmu pendidikan islam  Al-Qur’an sebagai sumber hokum Islam yang Pertama dan paling utama.  Al-Qur’an sebagai pedoman bagi seluruh manusia. 2. Kedudukan Hadist  Al-Sunnah bersifat Zani Al-Wurud, yaitu kehadirannya pasti an tidak diragukan.  Al-Sunnah berfungsi sebagai penjabaran Al-Qur’an.  Ada beberapa hadis dan Atsar(dari sahabat bukan dari Rasul) yang menjelaskan bahwa urutan dan kedudukan Al-Sunnah setelah Al-Qur’an  Al-Qur’an sebagai wahyu dari sang pencipta yaitu Allah SWT sedangkan hadist berasal dari hamba dan utusan-Nya.  Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa kedudukan AlSunnah sesebagai sumber kedua setelah Al-Qur’an dalam ajaran Islam. C. Unsur-Unsur Al-Qur’an dan Hadist 1. Unsur-unsur Al-Qur’an  Al-Qur’an berbentuk lafadz, artinya bahwa apa yang disampaikan Allah melalui Jibril kepada Muhammad dalam bentuk makna dan dilafadzkan oleh Nabi.  Al-Qur’an itu berbahasa Arab, Al-Qur’an tidak dialih bahasakan dengan bahasa lain, jika Al-Qu’an dialih bahasakan dengan bahasa lain maka itu bukan Al-Qur’an.  Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW  Al-Qur’an diturunkan secara mutawatir. 2. Unsur-unsur Hadist  Sanad, adalah silsilah atau ahli hadist sanad berarti jalan yang dapat menghubungkan matan hadist kepada Nabi Muhammad SAW.  Matan, adalah isi hadist itu sendiri.  Rawi, adalah orang yang meriwayatkan, menyampaikan suatu hadist.  RIjal Al-Hadist, adalah tokoh-tokoh yang meriwayatkan hadist.



D. Fungsi Al-Qur’an dan Hadist 1. Fungsi Al-Qur’an a. Petunjuk bagi manusia b. Sumber pokok ajaran agama c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia d. Sumber hokum yang pertama dan paling utama e. Sebagai pedoman bagi manusia 2. Fungsi Hadist a. Penguat dan penyokong kepada hokum-hukum yang terdapat didalam Al-Qur’an. b. Penjelas, penguat, dan penafsir bagi ayat-ayat Al-Qur’an. c. Menjadi tasyri, atau yang menentukan suatu hokum yang tidak ada di AL-Qur’an.



Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi A. Pengertian Khalifah Kata khalifah menurut bahasa berasal dari kata khalafa yang berarti pengganti. Sedangkan menurut istilah kata khalifah ialah pengganti kedudukan yang ditinggalkan pendahulunya. Kata khalifa pada umumnya digunakan untuk menyebut pemimpin pemerintahan atau kepala Negara yang berasaskan ajaran islam. Ada didalam Q.S Al-Baqarah ayat 30 yang menunjukkan tentang fungsi kekhalifahan yang lebih luas, baik terkait dengan kepemimpinan terhadap sesama manusia maupun pengelolaan terhadap alam dan lingkungan. Namun, ada juga yang memberi penjelasan bahwa khalifah adalh orang yang memipin dan mengatur jalannya roda kehidupan disuatu tempat, walaupun dalam tingkatan yang berbeda-beda. B. Karakteristik Seorang Khalifah 1. Adil, sifat adil artinya suatu sifat yang teguh, kokoh dan tidak menunjukkan memihak kepada seseorang atau golongan. Adil merupakan sifat yang sangat penting bagi seorang khalifah karena menjadi seorang khalifah harus memutuskan segala perkara dengan bijaksana dan adil. 2. Jujur, modal yang paling utama menjadi seorang pemimpin adalah jujur. Seorang khalifah harus bersikap jujur agar mendapat kecintaan dan kepercayaan oleh masyarakat tanpa adanya sikap curiga kepada pemimpinnya. 3. Bertanggung jawab, tanggung jawab bermakna keadaan wajib menanggung segala sesuatu, karena setiap perilaku apapun yang dilakukan oleh manusia pasti harus dipertanggung jawabkan. Suatu kebijakan atau keputusan pemimpin harus bisa dipertanggung jawabkan kepada rakyatnya. 4. Bersikap rendah hati, seorang pemimpin juga perlu rendah hati karena ilmu Allah luas. Manusia dilarang bersikap sombong karena ilmunya sebab pada saat dilahirkanpun manusai tidak mempunyai ilmu dan ilmu yang dimiliki sekarang tidak seberapa jika dibandingkan dengan ilmu yang dimiliki oleh Allah. C. Cara pengangkatan dan baiat Khalifah 1. Cara pengangkatan khalifah a. Pemilahan secara langsung, dipilih melalui pemilihan umum, rakyatlah yang memiliki hak pilih untuk memilih calon-calon yang ada. b. Pemilihan secara tidak langsung, yaitu spemilihan seorang khalifah oleh ahlul halli wal aqli atau wakil-wakil rakyat yang berhak memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan umat. c. Melalui wasiat, yaitu usulan atau wasiat dari khalifah sebelumnya kepada seseorang untuk menggantikan kedudukannya sebagai khalifah. 2. Baiat khalifah Setelah khalifah terpilih lalu dilakukan pembaiatan. Baiat artinyasumpah janji atas amanah berupa jabatan yang diterimanya. Jika seorang khalifah yang telah dibaiat lalu dia tidak bisa menjalankan amanahnya maka bisa dilakukan pencopotan jabatan



.



Ikhlas dalam Beribadah A. Pengertian Ikhlas Secara bahasa ikhlas artinya membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun tidak). Secara istilah, ikhlas adalah usaha seseorang melakukan perbuatan semata-mata berharap ridha Allah SWT. B. Pengertian Ibadah Ibadah secara khusus adalah taat dan doa, sedangkan secara umum ialah menurut Fuqaha “segala hokum yang dikerjakan untuk mengharapkan pahala diakhirat, dikerjakan sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah SWT” Jadi, ibadah adalah kewajiban setiap hamba, ibadah juga merupakan tujuan hidup manusai dan semuanya itu akan dipertanggung jawabkan. Allah Ta’ala tidak akan menerima suatu amalan kecuali setelah terpenuhinya dua syrata yang sangat mendasar, yaitu amalan tersebut harus dilandasai dengan keikhlasan hanya kepada Allah SWT, dan pelaksanaan amalan tersebut harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. C. Rukun Ikhlas dalam beribadah: 1. Hatinya hanya menuju kepada Allah, tida atujuan kecuali kepada Allah saja. 2. Secara zahirnya dalam beribadah mengikuti aturan kaidah fiqhiyah (sesuai dengan syariat islam), bahwa tidak akan diterima amalnya sesorang apabila sesuatu yang ia amalkan telah menyalahi ajaranNya. D. Beberapa factor yang mendorong Ikhlas: 1. Berdoa 2. Menyembunyikan amal 3. Melihat amal orang shalih yang berada di atasmu 4. Menganggap remeh amal 5. Khawatir amal tidak diterima 6. Tidak terpengaruh perkataan manusia atas amalan yang telah dikerjakan 7. Sadar bahwa manusai bukanlah pemilik surge dan neraka 8. Ingatlah anda sendirian didalam kubur E. Ada beberapa hal yang merusak keikhlasan seseorang, yaitu: 1. Riya’, riya’ adalah sesorang menampakkan amalnya dengan tujuan orang lain melihat dan memujinya. 2. Ujub, ujub adalah seseorang berbangga diri dengan amal-amalnya. 3. Sum’ah. Sum’ah adalah seseorang beramal dengan tujuan agar orang lain mendengar amalnya tersebut lalu memujinya. F. Kiat-kiat menjadi orang ikhlas: a. Menumbuhkan Rasa takut kepada Allah SWT. b. Tidak takut kepada siapapun kecuali Allah SWT. c. Berjuang sekuat-kuatnya demi keridhaan Allah SWT. d. Mengharapkan balasan hanya dari Allah SWT. e. Membebaskan diri dari perkataan orang lain dan hanya mencari ridha Allah SWT. f. Menguatkan hati nurani. g. Memahami bahwa kehidupan didunia ini hanya sementara. h. Memikirkan kematian dan hari pembalasan. i. Seseorang dapat menghadapi kematian dimanapun danj kapanpun



G. Isi Kandungan Surat Al-An’am ayat 162-163 tentang keikhlasan dalam beribadah) 1. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berserah diri hanya kepadaNya. 2. Allah SWT adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam mencipta, memelihara dan mengatur alam semesta beserta isinya. 3. Perilaku Allah SWT untuk berlaku ikhlas dalam berakidah, beribadah, dan beramal. 4. Perilaku yang sesuai dengan surat Al-An’am ayat 162-163 antara lain: a. Berserah diri hanya kepada Allah SWT. b. Menghambakan diri dan mengabdi hanya KepadaNya. c. Menjalankan perintah dan menjauhi segala laranganNya d. Menjauhkan diri dari sikap syirik e. Beribadah dengan ikhlas hanya mengharap RidhaNya. H. Hadist Riyadhus Shalihin No. 1, 7 dan 8 1. Kandungan Hadist Riyadhus Shalihin No. 1 : Niat merupakan suatu keharusan dalam suatu perbuatan baik itu yang ditunjukkan pada wujud perbuatan itu sendiri seperti shalat maupun sesuatu yang menajdai sarana bagi perbuatan lainnya, misalnya thaharah. Yang demikian itu karena ikhlas tidak tergambar wujudnya tanpa adanya niat. Niat itu tempatnya didalam hati dan tidak perlu dilafadzhkan dengan lisan dalam semua ibadah, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, pemerdekaan budak, jihad, dan ibadah-ibadah lainnya. 2. Kandungan Hadist Riyadhus Shalihin No. 7 :  Pahala amal perbuatan itu didasarkan pada apa yang diikuti oleh hati dengan rasa ikhlas dan niat yang tulus.  Memperbaiki hati itu lebih didahulukan daripada perbaikan terhadap anggota badan, sebab anggota badan hanya akan menbgikuti perintah dan larangan. Olehkarena itu, jika hati itu baik, maka akan baik seluruh tubuh dan jika hati telah rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh.  Seseorang bertanggung jawab dan akan dihisab berdasarkan niat dan amalnya. Oleh karena itu dia harus benar-benar mengarahkan keduanya kejalan yang baik dan lurus yaitu jalan petunjuk yang datang dari ALLAH dan berasal dari Rasulullah. 3. Kandungan Hadist Riyadhus Shalihin No, 8 :  Amal shalih diperhitungkan berdasarkan niat yang benar.  Keutamaan berjihada itu terwujud bagi orang yang berperang di jalan Allah dengan tujuan meninggikan kalimatNya dan agar agama seluruhnya hanya menjadi milik Allah semata.  Disunnahkan mempertanyakan alasan dilakukannya suatu perbuatan.  Kewajiban mendahulukan ilmu atas amal,  Celaan atas ketamakkan terhadap dunia dan berperang karena kepentingan pribadi dan bukan karena ketaatan kepada Allah.



Cara Mensyukuri Nikmat Allah A. Pengertian Syukur Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran dan wa syukuran yang berarti berterimakasih kepada-Nya. Jadi syukur berarti ucapan sikap dan perbuatan berterimakasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia yang diberikan-Nya. B. Cara Mensyukuri Nikmat Allah 1. Surat Al-Ankabut ayat 17 Menurut surat Al-Ankabut ayat 17 yang artinya “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepadaNyalah kamu akan dikembalikan.” Pada surat Al-Ankabut ini Allah memerintahkan 3 hal kepada manusia yaitu: 1. Mencari rezeki hanya kepada-Nya 2. Beribadah hanya kepada-Nya 3. Bersyukur hanya kepada-Nya Secara garis besar mensyukuri nikmat Allah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yang dikemukakan oleh para ulama, yaitu: a. Bersyukur dengan hati nurani, seperti meyakini didalam hati kita yang paling dalam atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita, selalu ingat kepada Allah tentang apapun yang telah Dia berikan kepada kita. b. Bersyukur dengan lisan/ucapan, seperti berdzikir, bertahlil, bertahmid, istighfar senantiasa mengucapkan hamdalah setiap kita selesai melakukan sesuatu. c. Bersyukur dengan perbuatan, seperti kita mengerjakan shalat, zakat, puasa dan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. 2. Hadist Ryadhus Shalihin no 1396 Menurut hadist Riyadhus Shalihin no. 1396 yang artinya “Dari Anas ra, berkata: “Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah benar-benar meridhai seorang hamba, yakni apabila ia makan suatu makanan ia memuji-Nya atas makanan tersebut dan apabila minum suatu minuman ia memuji-Nya atas minuman tersebut.” (HR. Muslim)” Jadi isi kandungan Hadist tersebut adalah tentang etika makan dan minum dengan memanjatkan pujian kepada Allah, baik sebelum ataupun sesudah makan dan minum. Allah sangat menyukai orang yang apabila ia makan dan minum lalu ia memujiNya yaitu dengan bacaan basmalah dan hamdalah. Perintah untuk bersyukur kepada Allah atas keluasan karuniaNya dan limpahan nikmat-nikmatNya. Dan bahwasannya bersyukur merupakan jalan keselamatan sebabanya Allah saja yang berhak mendapatkan pujian atas nikmatNya. 3. Surat Az-Zukhruf ayat 9-13 tentang cara mengingat nikmat Allah Isi Kandungan dari surat Az-Zukhruf ayat 9-13 adalah  Bahwa orang musyrik sekalipun mengakui bahwa yang memberi nikmat itu adalah Allah.  Banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia, bumi sebagai tempat hidup manusia dengan berbagai sarananya. Hujan (air yang turun dari langit) sebagai sumber kehidupan. Dengan air, tanah yang gersang menjadi subur.  Kemudian Allah juga menciptakan pasangan semua hal yang Dia ciptakan. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada panas ada dingin, ada positif ada negatif dan seterusnya. Semua itu merupakan bagian dari nikmat Allah yang diberikan kepada makhluknya khususnya manusia.  Nikmat-nikmat itu diberikan kepada manusia agar mereka dapat hidup sejahtera. Dengan nikmat yang diberikan Allah, sewajarnya manusia selalu mengingat nikmat itu dari mana datangnya, sehingga tidak menjadi manusia yang kafir (mengingkari nikmat). Bagi yang memiliki binatang ternak, tumbuhan (kebun atau lading) dan atau penghasilan lebih harus mengeluarkan hak untuk fakir miskin dan sebagainya.



C. Mempraktikkan Perilaku Syukur kepada Allah SWT 1. Mengakui atau mengimani Allah swt. sebagai pemiberi nikmat yang tidak terhingga, sehingga menghitungnya saja manusai tidak mampu 2. Senantiasa mengucap hamdalah dan mengikhlaskan dalam hati hanya bagi Allah swt. 3. Menggunakan nikmat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya yaitu menggunakan nikmat tersebut untuk maksud-maksud yang diridhai-Nya, tidak menggunakan nikmat itu untuk maksud yang dimurkai-Nya seperti untuk maksiat. 4. Sebelum menggunakan nikmat-Nya, manusia perlu membaca basmalah dan kemudian berdoa. 5. Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita, dan bila mungkin membalasnya dengan yang lebih baik atau paling kurang dengan kebaikan yang setara. Tanda orang bersyukur adalah berterimakasih kepada sesame manusia. 6. Jika engkau mendapatkan nikmat dari Allah, jangan lihat besar kecilnya nikmat, tapi lihatlah yang memberi nikmat (Rabbul ’alamin). 7. Lihatlah yang berada di bawah kita (kaitannya dengan nikmat) 8. Sadarilah bahwa yang mampu memberikan hidayah untuk bersyukur hanyalah Allah semata. 9. Meyakini dalam hati bahwa nikmat yang diterima semata-mata pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Lingkungan Hidup A. Pengertian Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dnegan seluruh benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi Lingkungan Hidup : 1) Jenis dan jumlah masing-masing lingkungan hidup 2) Hubungan atau interaksi antar manusia dalam lingkungan hidup 3) Kelakuan aatau kondisi unsur lingkungan hidup. 4) Factor non material seperti, suhu, cshaya, dan lain-lain 5) Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi, sedangkan kondisi ekonomi akan berpengaruh terhadap keadaan social dan penduduk. B. Q.S Al-Baqarah ayat 204-206 Pada surat Al-Baqarah ayat 204-206, menggambarkan dua tipe manusia yaitu: 1. Tipe pertama, orang yang ucapannya mengagumkan kita bahkan ditambah sumpah, padahal ia adalah musuh yang sangat keras. Apabila ia telah berpaling atau berkuasa yakni setelah tercapai keinginannya ia berkata lain serta membuat kerusakan. Kita diperingatkan untuk berhati-hati karena ia adalah orang jahat dan musuh Islam. 2. Tipe kedua, orang yang mengorbankan segalanya untuk dakwah Islam dan manusia yang berdagang hanya kepada Allah. C. Q.S Ar Ruum ayat 41-42 Pada surat Ar Ruum ayat 41-42 , Allah memperingatkan bahwa kerusakan yang terjadi didunia ini, baik di darat atau dilaut adalah akibat dari ulah perbuatan manusaia itu sendiri. Allah memperingatkan itu karena dampak negatifnya akan dirasakan oleh manusia itu sendiri. Dan untuk membuktikan bahwa kerusakan itu ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, kta dipersilahkan untuk mengadakan penelitian terhadap mereka yang berbuat kerusakan dan bagaimana kesudahannya.



D. Q.S Al-A’raf ayat 56-58 Dalam surat Al-A’rf ayat 56, Allah memperingatkan bahwa semua yang diciptakan Allah itu agar dipelihara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemanfaatan dan kemaslahatan umat manusia, dan larangan untuk membuat kerusakan terhadap apa yang telah Allah berikan kepada umat manusai. Sementara pada ayat 57 dan 58, menjelaskan bagaimana proses terwujudnya rezeki atau kenikmatan yang diterima manusia. Proses terwujudnya rezeki di analogikan Allah dengan proses turunnya hujan. Begitulah tanda-tanda Allah bagi orang-orang yang bersyukur. E. Q.S Sad ayat 27 Pada surat Sad ayat 27, menjelaskan bahwa segala yang diciptakan oleh Allah itu pasti mempunyai hikmah atau mempunyai manfaat, langit dan bumi serta segala isinya diciptakan oleh Allah tidak mungkin tanpa hikmah pasti ada hikmahnya, an jika ada orang yang menganggap bahwa apa yang diciptakan oleh Allah itu tanpa hikmah adalah termasuk orangorang kafir, dan tentunya akan masuk neraka. F. Q.S Al-Furqon 45-50 Pada surat Al-Furqon ayat 45-46 Allah mengajak umat manusia untuk memperhatikan salah satu ciptaan kebesarannya yaitu berupa baying-bayang sesuatu dari sianr matahari dari terbit sampai terbenam. Dan Dia jadikan matahari an bayangannya sebagai petunjuk bagi umat manusia sehingga manusai mengenal waktu pagi, siang, sore dan malam. Pada ayat 47, Allah menjelaskan ciptaanya, seperti malam hari Allah ciptakan agar bisa tidur dan bisa beriistirahat dari segala aktivitas dan pada siang hari Allah ciptakan waktu untuk bergerak mencari rezeki. Pada ayat 48,49, dan 50, Allah menerangkan waktu dia cptakan angina sebagai kabar pembawa gembira atas datangnya rahmat Allah, yaitu hujan. Allah menjelaskan tentang keadaan hujan itu dan keadaan semacam itu harusnya menjadi pelajaran bagi umat manusia. Akan tetapi justru kebanyakan umat manusia memungkiri nikmat Allah tersebut.



Pola Hidup Sederhana dan Kesehatan A.



Pengertian Pola Hidup Sederhana Pola hidup adalah cara kita berperilaku sehari-hari,sejak bangun tidur hingga tidur lagi, misalnya tidur, makan, mandi, berolahraga, dan belajar. Pola hidup dapat disamakan dengan kebiasaan. Bila kita memiliki kebiasaan buruk, berarti kita juga memiliki pola hidup yang buruk, begitu pun sebaliknya. Kebiasaan yang baik menandakan kita telah melakukanpola hidup yang baik.Sederhana secara terminlogi adalah kebiasaan seseorang untuk berperilaku sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Jadi, pola hidup sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan sesuai kebutuhan dan kemampuan serta tidak berlebih-lebihan.



B. Pola hidup sederhana menurut Al-Quran dan Hadist  Ciri-ciri pola hidup sederhana 1. Wajar, yaitu pola hidup hidup disesuaikan dengan kebutuhan bukan keinginan. 2. Pintar, yaitu menggunakan harta dengan perhitungan yang pintar. 3. Bijak, yaitu selalu mempertimbangkan manfaat dan kerugian atas barang yang ingin dibeli atau perilaku yang di inginkan.  Cara hidup sederhana 1. Tidak berlebihan.  Tidak bersikap sombong dengann harta yang dimilikinya.  Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT.  Menjadikan harta sebagai media untuk mencari ilmu.



 Menghindari sikap boros. 2. Pemboros sahabatnya setan. 3. Larangan kikir dan boros. 4. Menyantuni dhuafa.  Penerapan sikap dan perilaku di Surah Al-Baqarah ayat 177. 1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga. 2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta. 3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma. 4. Suka bersedekah, khususnya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat. 5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehhari-hari. C. Pengertian Kesehatan dalam Perspektif Islam Dalam bahasa arab kata sehat diungkapkan dengan kata as-sihhah atau yang seakar dengannya yaitu keadaan baik, bebas dari penyakit dan kekurangan sera dalam keadaan normal. Adapun tujuan islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan. D. Pola hidup sehat menurut Al-Quran dan Hadist 1. Mengonsumsi makanan yang bergizi. 2. Makan makanan yang sesuai aturan. 3. Tidak makan dan minum secara berlebihan. 4. Urgensi gerak badan dan olahraga bagi kesehatan tubuh. 5. Menghindar/berhenti dari kebiasaan bodoh yang menjijikan. 6. Menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar kita. 7. Hindari stress. 8. Melakukan upaya penyumbuhan dan pencegahan. 9. Melakukan hubungan seksual yang sehat.