5 0 19 MB
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
PROFIL
PENGAMANAN PANTAI
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VI PROVINSI JAMBI I.
Gambaran Umum Provinsi Jambi merupakan bagian dari wilayah nusantara memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam proses pembangunan bangsa Indonesia. Demikian juga sumbangan dan peran serta provinsi Jambi dalam pembangunan Keluarga Berencana Nasional yang telah dimulai sejak tahun 1980. Provinsi; Jambi secara resmi menjadi Provinsi; tahun 1958 sesuai dengan Undang-undang No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Provinsi Jambi terletak antara 00 451 2° 451 LS dan 1010 01 - 104° 55 BT, terletak ditengah pulau Sumatera membujur sepanjang pantai timur sampai barat dengan luas :" wilayah keseluruhan 53.435,72 Km2 • Luas Wilayah 53,43 km2 • Luas daratan 51.000 km2 • Luas lautan 425,5 km2 • Panjang pantai 185 km2 Pulau Sumatera terbagi atas 9 (sembilan) Provinsi, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung dan Bangka Belitung. Wilayah Pesisir Provinsi Jambi terletak pada posisi 10 02’ 12” - 020 47’ 33” LS dan 1030 41’ 20” – 1040 30’ 15” BT. Yang berada di wilayah bagian timur Jambi dan termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara administratif batas wilayah pesisir Provinsi Jambi sebagai berikut :
Sebelah Sebelah Sebelah Sebelah
Utara berbatasan dengan Provinsi Riau Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan Timur berbatasan dengan Laut Natuna Barat berbatasan dengan Daratan Provinsi Jambi 1
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Wilayah Provinsi Jambi
2
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
II.
Kondisi Secara Umum Permasalahan Pantai di Provinsi Jambi Permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan laut Provinsi Jambi dari sudut pandang pembangunan berkelanjutan dihadapkan pada kondisi yang bersifat mendua. Di satu pihak, ada wilayah pesisir yang sangat memungkinkan dikembangkan secara intensif untuk berbagai tujuan dari berbagai sektor pembangunan, seperti untuk kegiatan perluasan tambak, permukiman penduduk, industri dan berbagai kegiatan lainnya. Di sisi lain, wilayah pesisir seharusnya dikembangkan dalam rangka mengembalikan kondisi lingkungannya kepada ekosistem aslinya dengan melakukan berbagai kegiatan seperti penanaman kembali pohon bakau, nipah. Proses
bertambah
dangkalnya
perairan
pantai
(sedimentasi,
pengendapan) merupakan proses alami yang dapat terjadi di semua pantai. Hampir di semua muara sungai di pesisir Provinsi Jambi, terutama pada beberapa sungai besar seperti Sungai Batanghari,Pantai Kuala tungkal telah terjadi sedimentasi yang cukup signifikan, hal ini terlihat jelas di muara sungai Batanghari – Berbak di Nipah panjang, S. Pengabuan dan Betara
dimana
berdasarkan
visualisasi
lapangan garis
pantai
bergerak ke arah timur. Permasalahan pantai dan muara juga cukup banyak dan perlu penanggulangan agar lingkungan pantai tetap berfungsi. Secara umum permasalahan-permasalahan yang terjadi di pantai adalah sebagai berikut:
3
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
a. Sedimentasi
Peristiwa Sedimentasi di Pantai Kuala Tungkal Provinsi Jambi
Terkikisnya batuan atau material keras seperti dinding atau tebing batu di sepanjang pantai, yang biasanya diikuti dengan longsoran atau tuntuhan material di daerah pantai yang menyebabkan mundurnya garis pantai dari kedudukan semula yang disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara pasokan dan kapasitas angkutan sedimen.
b. Terganggunya Aktivitas Masyarakat umum
4
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Terganggunya kegiatan nelayan di Pantai Kuala Tungkal Provinsi Jambi c. Rusaknya sumber daya pantai dan pelindung alami pantai.
Rusaknya tanaman Mangrove
PROFIL PROJECT
PANTAI KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 5
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
PROVINSI JAMBI I.
Lokasi Pantai Kuala Tungkal terletak Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi. Secara geografis, Pantai Kuala Tungkal terletak pada : 00 45’ LS - 20 45’ LS dan 1010 0’ BT - 1040 55’ BT
II.
Gambaran Umum Luas wilayah Provinsi Jambi adalah 53.435 km2 dengan garis pantai
sepanjang 412 km dan luas laut sekitar 8.000 km2.. Secara administratif Provinsi Jambi terdiri dari 9 kabupaten dan 1 kota. Dari keseluruhan wilayah tersebut hanya 2 kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang luasnya masing-masing adalah 4.870 km2 dan 5.445 km2. Dari kedua kabupaten tersebut yang termasuk ke dalam wilayah perencanaan ke arah daratan adalah seluruh daratan 3 kecamatan pesisir dengan 14 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tabel 1) dan 4 kecamatan pesisir dengan 26 desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tabel 2). Sedangkan ke arah lautan adalah seluruh perairan laut yang berbatasan dengan kedua kabupaten tersebut sampai dengan batas 12 mil dari garis .
Tabel 1. Nama-nama kecamatan dan desa pesisir yang termasuk ke dalam wilayah perencanaan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. No
Kecamata
Ibu kota
Desa
n
6
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa 1
Tungkal Ilir
Ka.Tungkal
2
Betara
Tlk. Sialang
3
Pengabuan
Teluk Nilau
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.
dan Pantai Tungkal 1 Tungkal 2 Tkl. Harapan Tungkal 5 Pembengis Tj. sinjulang Tj. Sialang Sei. Dualap Batara Kiri Batara kanan Parit Pudin Srindit Nialu Senyerang
Tabel.2 Nama-nama kecamatan dan desa pesisir yang termasuk ke dalam wilayah perencanaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur No 1
Kecamatan Muara Sabak
Ibu Kota Ma. Sabak
2
Mendahara
Mendahara
3
Nipah panjang
Nipah Panjang
4
Sadu
Sungai Lokan
Desa. 1. Simbur naik 2. Lambur 3. Alang-alang 4. Kampung Laut 5. Ti. Majelis. 6. Kp. Singkep 7. Muara Sabak. 1. Lagan Ilir 2. Mendahar Ilir 3. Pangkal Duri 1. Simpang Jelita 2. Nipah Panjang 1 3. Nipah Panjang 2 4. Pemusiran 5. Teluk Kijing 6. Simpang Datuk. 7. Sungai Raya 1. Sei. Benuh 2. Labuan Pering 3. Sei. Cemara 4. Air hitam 5. Remau baku Tio 6. Sei. Saying 7. Sei. jambt 8. Sei. Itik 9. Sei. Lokan 10.Berhala
7
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Lokasi rencana pekerjaan pengamanan pantai Kuala Tungkal
III.
Panjang Pantai Garis pantai pada Pantai Kuala Tungkal yang perlu ditangani adalah sepanjang ± 10.000 m
IV.
Latar Belakang Permasalahan Proses
bertambah
dangkalnya
perairan
pantai
(sedimentasi,
pengendapan) merupakan proses alami yang dapat terjadi di semua pantai. Hampir di semua muara sungai di pesisir Provinsi Jambi, terutama pada beberapa sungai besar seperti Sungai Batanghari,Pantai Kuala tungkal telah terjadi sedimentasi yang cukup signifikan, hal ini terlihat jelas di muara sungai Batanghari – Berbak di Nipah panjang, S. Pengabuan dan Betara dimana berdasarkan visualisasi lapangan garis pantai bergerak ke arah timur.
8
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Sedimentasi di Pantai Kuala Tungkal IV.I
Kondisi Morfologi dan Topograf
Kondisi topografi Wilayah Pesisir Provinsi Jambi sebagian besar berupa dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 10 m dari permukaan air laut dan dengan kemiringan lahan berkisar antara 0 – 15 persen. Sebagian besar Wilayah Pesisir Provinsi Jambi merupakan lahan basah dan sekitar 84,74 persen dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Wilayah Pesisir Tanjung Jabung Timur terletak di wilayah paling hilir dari aliran sungai Batanghari yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah genangan (flooding area).. IV.II
Iklim
Keadaan iklim di pesisir Provinsi Jambi tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim di daerah-daerah sekitarnya. Keadaan suhu di wilayah ini pada setiap bulannya relatif hampir sama. Di wilayah pesisir Provinsi 9
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Jambi ini ( KabupatenTanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur), kecepatan angin dan curah hujan bulanan sangat bervariasi, sedangkan kelembaban udara relatif stabil . Kecepatan angin, kelembaban udara dan curah hujan bulanan di wilayah Pesisir Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur Pesisir tanjung Jabung
Pesisir Tanjung Jabung
Kecepatan angin rata-
Barat 11,50 - 57,55
Timur 31,76 –62,65
rata (km/jam) Kelembapan udara (%) Curah hujan rata-rata
83 - 95 56 - 210
86 - 95 65 – 120
256 (pada bulan Pebruari
388 (pada bulan Januari)
118 (pada bulan Juni)
158 (pada bulan Juni)
(mm) Curah hujan tertinggi (mm) Curah hujan terendah (mm)
V.
Alternatif Pengamanan Pantai Timur Provinsi Jambi. Secara analisa teknis dan menurut kajian sementara dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi penyebab utama terjadinya erosi dan abrasi di pantai daerah Kuala Tungkal adalah karena tebing/tepi pantai yang menjadi lokasi perencanaan pakerjaan tidak mampu menahan gempuran gelombang pada saat terjadi musim gelombang/pada saat musim angin utara. Oleh karenanya beberapa alternative penanganan pengamanan pantai yang akan direkomendasikan merupakan bangunan pengaman pantai yang kuat untuk mengatasi penyebab permasalahan abrasi tersebut. Beberapa
alternatif
pengaman
pantai
yang
mungkin
akan
direkomendasikan untuk diterapkan di daerah Kuala Tungkal antara lain adalah sebagai berikut: 1. Struktur
Lunak
Konservasi
/ (Soft
Structure ) seperti;
penanaman kembali hutan mangrove
10
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
membuat terumbu karang buatan, dll.
2. Struktur Keras ( Hard Structure ) seperti
Turap Beton
11
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai Bangunan Peredam Gelombang
Bangunan Tembok Laut
VI.
Desain Terpilih sebagai Pengamanan Pantai Timur provinsi Jambi Berdasarkan hasil analisa secara teknis, hasil pembahasan bersama dengan pihak direksi, para stakeholder di Provinsi Jambi dan masyarakat maka didapatkan kesepakatan bersama bahwa alternatif desain yang akan digunakan sebagai pengaman pantai timur Provinsi Jambi adalah:
12
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Bangunan Peredam Gelombang
Karena bangunan peredam gelombang multifungsi sebagai pangaman pada saat pasang tinggi sebagai peredam agar gelombang tidak terlalu besar saat memasuki daerah pantai Kuala Tungkal, dari segi tata ruang juga berfungsi sebagai pembatas agar pemukiman warga tidak lagi maju menjorok ke pantai. Alternatif desain bangunan peredam gelombang multifungsi dipilih karena dinilai memenuhi beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan utama. Kriteria-kriteria tersebut antara lain: 1. Kriteria keefektifan menahan gelombang pada saat gelombang besar dan air
pasang tinggi.
2.Segi kemudahan pelaksanaan. 3.Apek biaya pembangunan. 4.Aspek biaya pemeliharaan. 5.Segi keindahan/estetika. 6.Pengaruh terhadap lingkungan. 7.Tata ruang wilayah pantai.
13
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
Photo dokumentasi Kondisi Pantai Saat ini.
14
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai
15