R. Achmad Nafi' Firdausi - 205090801111026 - Laporan6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II PENGUAT NON-INVERTING DAN OSILATOR



Nama



: R. Achmad Nafi’ Firdausi



NIM



: 205090801111026



Kelompok



: 08



Tgl. Praktikum



: 26 November 2021



Nama Asisten



: Alif Fauzan Nugroho



LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG



LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR II PENGUAT NON-INVERTING DAN OSILATOR Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________ Pukul



: _____________________________________________________ Korektor



Asisten



Alif Fauzan Nugroho



Alif Fauzan Nugroho CO Asisten



Akhmad Ashabil Yamin Catatan: ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ____________________________________ Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________ Pukul



: ______________________________________________________ Nilai Sementara



Nilai Akhir



BAB I PENDAHULUAN



1.1 TUJUAN Adapun tujuan dilakukannya praktikum penguat non inverting dan osilator ini adalah agar pengukuran, pengamatan, dan pemahaman karakteristik dari op-amp yang digunakan sebagai penguat non-inverting dan osilator jembatan wien yang dibangun dengan digunakannya penguat non-inverting dan umpan balik positif berisi tahanan dan kapasitor dapat dilakukan oleh praktikan. 1.2 DASAR TEORI Penguat operasional (Op-Amp) merupakan jenis penguat yang paling umum digunakan dari rangkaian linier terintegrasi (IC). Menurut definisinya, Op-Amp memiliki penguat yang tinggi, digabungkan secara langsung, dan penguat diferensial. Sebuah Op-Amp disebut dengan 741 karena telah menjadi standar industri. Op-Amp yang terdapat pada IC delapan pin ini dibuat oleh beberapa pabrikan. Bagaimanapun juga, semuanya sebanding karena spesifikasinya yang hampir identik dari satu produsen ke produsen lainnya. (Schultz, 2016).



Gambar 1.1 Simbol skematik Op-Amp (Schultz, 2016). Penguat non-inverting mirip dengan penguat inverting, namun fasa dari tegangan masukannya akan sama dengan fasa tegangan keluarannya. Biasanya penguat non inverting lebih sering dipakai saat dihubungkan dengan pengatur. Disini fungsinya adalah dalam penguatan sinyal dan hasil sinyal yang dikuatkan tetap sefasa dengan sinyal inputannya. Pada dasarnya penguat non inverting digunakan sebagai pengkondisi sinyal inputan sensor yang terlalu kecil sehingga dibutuhkan penguatan untuk diproses. Pada intinya penguat non inverting ini kebalikan dari penguat inverting. Hubungan antara tegangan output dan tegangan input dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut (Putra, 2020).



π‘‰π‘‚π‘ˆπ‘‡ 𝑅𝑓 = +1 𝑉𝐼𝑁 𝑅𝑖



(1.1)



Gambar 1.2 Penguat non-inverting. Sebuah osilator yang menggunakan jembatan seimbang dalam jalur umpan balik adalah contoh lain dari osilator sinusoidal. Jembatan Wien sangat cocok untuk tujuan ini dan stabilitas frekuensi rangkaian jauh lebih baik dibandingkan dengan jenis sebelumnya. Karena keuntungan dari amplifier dengan umpan balik cenderung tak terhingga untuk sebuah osilator, kondisi ini dapat dicapai ketika masukan ke osilator cenderung nol dan keluaran sinusoid masih terbatas. Dua terminal jembatan yang dalam kondisi seimbang dikembalikan ke masukan alat aktif sebuah Op-amp. Rangkaian osilator Jembatan Wien diperlihatkan seperti gambar 1.3 dibawah ini. Perangkat aktif yang dimaksud disini adalah Op-amp yang memiliki impedansinya yang tidak terbatas. Op-amp juga diasumsikan memiliki keuntungan tegangan yang sangat besar. Selain itu, output impedansinya tidak terlihat. Oleh karena itu, tegangannya konstan dari amplifier sejak pemuatan alat itu diabaikan (Cheruku & Raj, 2008).



Gambar 1.3 Rangkaian osilator Jembatan Wien (Cheruku & Raj, 2008).



BAB II METODOLOGI



2.1 PERALATAN PERCOBAAN Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum diantaranya sebuah variable power supply polaritas ganda, sinyal generator, osiloskop, voltmeter DC serta rangkaian uji penguat non-inverting dan osilator. Sedangkan komponen yang digunakan pada rangkaian meliputi tahanan R1, Ra, dan Rb (10 kΞ©), R2 (20 kΞ©), R1s (1 kΞ©), R2s (130 Ξ©), kapasitor Ca, dan Cb (100 nF), kapasitor C1, dan C2 (10 nF) serta IC op-amp LM741. 2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN 2.2.1 Rangkaian Penguat Non-Inverting Pada tahap persiapan, langkah pertama yaitu rangkaian penguat, voltmeter, amperemeter, oscilloscope dan variable power supply dinyalakan. Kemudian, pada voltmeter dipilih mode DC. Terminal voltmeter dihubungkan ke titik A-E (Terminal positif ke titik A, terminal negatif ke titik E) yaitu tegangan V AE atau tegangan keluaran variabel power supply (+Vcc) ditunjukkan oleh voltmeter saat ini. Lalu, variable power supply diatur agar didapat tegangan keluaran 12 V, pangutaran variabel ini dimaksudkan untuk membuat +VCC = 12 V dan -VCC = -12 V. Lalu, tegangan VAE dicatat, selanjutnya tegangan V BE diukur dan dicatat dengan pemindahan terminal positif voltmeter ke titik B. Ke-tidak-akuratan pada power supply polaritas ganda bisa saja terjadi sehingga dihasilkan keluaran positif dan negatif yang tidak benar-benar simetri. Selanjutnya, saklar Sx (ditandai dengan LED Sx yang off) dan saklar S2 diputus hubungkan agar didapatkan konfigurasi penguat non-inverting. Saat ini, masukan rangkaian filter mendapatkan tegangan dari signal generator. saklar S1 dihidupkan dan dipilih coupling DC channel 1 (CH1) dan channel 2 (CH2) oscilloscope. CH1 dan CH2 oscilloscope dihubungkan secara berturut-turut ke titik X dan titik F. Keluaran signal generator dipastikan mempunyai offset DC = 0 V, dengan dilihatnya melalui tampilan sinyal pada CH1 oscilloscope. Bila tidak, diatur signal generator agar mdikeluarkannya offset DC 0 V. Kemudian, keluaran signal generator diatur agar menghasilkan tegangan 1 V(peak) atau 2 V(peak-to-peak). Setelah tahap persiapan, kemudian dapat dilanjutkan pada pengukuran untuk diketahui penguatannya dengan saklar S4 sampai S5 diatur untuk mendapatkan variasi penguatan pada rangkaian penguat non-inverting. Dicatat dan disimpan bentuk sinyal



tegangan masukan VX, VD dan keluaran VF untuk masing-masing variasi penguatan tersebut. digunakannya format seperti yang diperlihatkan pada Tabel 6.1 serta jangan dimatikan alat-alat, karena praktek selanjutnya (rangkaian osilator) merupakan kelanjutan dari langkah ini.



Gambar 2.1 Tabel data hasil pengukuran penguat non-inverting. 2.2.2 Rangkaian Osilator Jembatan Wien Pada tahap persiapan, saklar Sx dinyalakan (ditandai dengan LED Sx yang on) dan saklar S2 agar didapat konfigurasi osilator Jembatan Wien. Rangkaian osilator ini sekarang terputus dari signal generator. Signal generator selanjutnya bisa dimatikan. Lalu, sekarang saklar S1 dan titik X tidak digunakan dan bisa di-off-kan. Kemudian, CH1 dihubungkan oscilloscope ke titik F yang merupakan keluaran osilator. Setelah tahap persiapan, dilanjutkan dengan pengukuran keluaran osilator Jembatan Wien. Saklar S4 sampai S5 diatur untuk mendapatkan variasi penguatan pada rangkaian penguat non-inverting (variasi dilakukan seperti pada langkah sebelumnya pada pengukuran rangkaian penguat non-inverting). Dicatat dan disimpan bentuk sinyal tegangan keluaran osilator (VF) termasuk frekuensinya untuk masing-masing variasi tersebut. Setelah itu, semua alat dimatikan. 2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN



Gambar 2.2 Voltmeter DC.



Gambar 2.3 Variable power supply.



Gambar 2.4 Sinyal generator.



Gambar 2.5 Osiloskop.



Gambar 2.6 Rangkaian uji.



Gambar 2.7 Rangkaian uji.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1 DATA HASIL PERCOBAAN +Vcc = 11,99 V -Vcc = 10,97 V 3.1.1 Pengukuran pada Penguat Non-Inverting



Off



VXE (Vpp) (V) 2,12



VDE (Vpp) (V) 1,52



VFE (Vpp) (V) 7,04



On



Off



2,38



2,5



7,12



2,991597



3



Off



On



2,2



2,04



7,04



3,171171



4



On



On



2,22



1,96



7,76



3,495495



No.



S4



S5



1



Off



2



Penguatan 3,320755



3.1.2 Pengukuran pada Penguat Osilator Jembatan Wien



1



VXE (Vpp) VDE (Vpp) VFE (Vpp) (V) (V) (V) Off Off 2,1 7,36 2,1



2



On



Off



2,42



7,52



10



1 4,132231



3



Off



On



2,42



7,28



21,4



8,842975



1546



4



On



On



2,16



7,84



21



9,722222



1541



No.



S4



S5



Penguatan



Frekuensi (Hz) 1546 1576



3.2 PERHITUNGAN 3.2.1 Pengukuran pada Penguat Non-Inverting *Penguatan saat S4 off S5 off: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 7,04 = = 3,32 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,12



*Penguatan saat S4 on S5 off: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 7,12 = = 2,99 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,38



*Penguatan saat S4 off S5 on: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 7,04 = = 3,17 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,2



*Penguatan saat S4 on S5 on:



𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 7,76 = = 3,49 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,22



3.2.2 Pengukuran pada Penguat Osilator Jembatan Wien *Penguatan saat S4 off S5 off: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 2,1 = = 1 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,1



*Penguatan saat S4 on S5 off: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 10 = = 4,13 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,42



*Penguatan saat S4 off S5 on: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 21,4 = = 8,84 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,42



*Penguatan saat S4 on S5 on: 𝐴𝑉 =



𝑉𝐹 21 = = 9,72 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 𝑉𝑋 2,16



3.3 GAMBAR SINYAL TEGANGAN



3.4 PEMBAHASAN 3.4.1 ANALISIS PROSEDUR 3.4.1.1 FUNGSI ALAT Pada praktikum kali ini, peralatan dan komponen yang digunakan di antaranya adalah voltmeter DC, variable power supply, signal generator, oscilloscope, dan rangkaian uji penguat non-inverting & osilator. Voltmeter DC berfungsi sebagai alat pengukur tegangan DC yang dihubungkan ke 2 titik yang berbeda pada rangkaian uji. Oscilloscope digunakan untuk pemroyeksi/penampil sinyal dari rangkaian uji penguat inverting. Sinyal generator berfungsi sebagai alat pembangkit/sumber sinyal pada rangkaian yang frekuensi dan amplitudonya dapat diatur. Kemudian, variable power supply sebagai sumber tegangan pada rangkaian uji. Serta rangkaian uji penguat non-inverting & osilator berfungsi sebagai media tempat disusunnya komponen-komponen elektronika yang meliputi tahanan R1, Ra, dan Rb (10 kΞ©), R2 (20 kΞ©), R1s (1 kΞ©), R2s (130 Ξ©), kapasitor Ca, dan Cb (100 nF), kapasitor C1, C2 (10 nF), dan IC op-amp LM741. 3.4.1.2 FUNGSI PERLAKUAN Sebelum percobaan dilakukan, dilakukan persiapan terlebih dahulu pada semua peralatan dan software yang akan digunakan. Pada praktikum kali ini terdapat dua



percobaan, yaitu pengukuran penguat non-inverting dan osilator jembatan wien. Hal pertama yang dilakukan adalah dipastikannya semua alat terhubung dengan robotrobot dan tersambung pada aplikasi remlab. Percobaan yang pertama penguat noninverting pada tahap persiapan, adalah rangkaian penguat, voltmeter, amperemeter, oscilloscope dan variable power supply dinyalakan supaya percobaan dapat dilaksanakan. Kemudian, pada voltmeter dipilih mode DC agar tegangan DC nya dapat diukur. Terminal voltmeter dihubungkan ke titik A-E (Terminal positif ke titik A, terminal negatif ke titik E) yaitu tegangan VAE atau tegangan keluaran variabel power supply (+Vcc) ditunjukkan oleh voltmeter saat ini agar nilai tegangan VAE dapat dilakukan . Lalu, variable power supply diatur agar didapat tegangan keluaran 12 V, pangutaran variabel ini dimaksudkan untuk membuat +VCC = 12 V dan -VCC = -12 V. Lalu, tegangan VAE dicatat, selanjutnya tegangan VBE diukur dan dicatat dengan pemindahan terminal positif voltmeter ke titik B agar nilai tegangan VBE dapat diketahui dan sebagai data hasil percobaan. Ke-tidak-akuratan pada power supply polaritas ganda bisa saja terjadi sehingga dihasilkan keluaran positif dan negatif yang tidak benar-benar simetri. Selanjutnya, saklar Sx (ditandai dengan LED Sx yang off) dan saklar S2 diputus agar didapat konfigurasi penguat non-inverting. Saat ini, masukan rangkaian filter mendapatkan tegangan dari signal generator. Kemudian saklar S1 dihidupkan agar kapasitor C1 dapat berfungsi dan dipilih coupling DC channel 1 (CH1) dan channel 2 (CH2) oscilloscope supaya bentuk sinyal tegangan yang terdeteksi adalah tegangan DC. Kemudian CH1 dan CH2 oscilloscope dihubungkan secara berturut-turut ke titik X dan titik F agar bentuk sinyal dari kedua titik tersebut dapat terlihat pada oscilloscope. Keluaran signal generator dipastikan mempunyai offset DC = 0 V, dengan dilihatnya melalui tampilan sinyal pada CH1 oscilloscope. Bila tidak, diatur signal generator agar mdikeluarkannya offset DC 0 V. Kemudian, keluaran signal generator diatur agar menghasilkan tegangan 1 V(peak) atau 2 V(peak-to-peak). Setelah tahap persiapan, kemudian dapat dilanjutkan pada pengukuran untuk diketahui penguatannya dengan saklar S4 sampai S5 diatur untuk mendapatkan variasi penguatan pada rangkaian penguat non-inverting. Setelah itu, bentuk sinyal tegangan masukan V X, VD dan keluaran VF untuk masing-masing variasi penguatan tersebut dicatat dan disimpan sebagai data hasil percobaan yang nantinya akan dianalisis. Format seperti yang diperlihatkan pada tabel 6.1 digunakan serta alat-alat jangan dimatikan, karena praktek selanjutnya (rangkaian osilator) merupakan kelanjutan dari langkah ini.



Selanjutnya pada percobaan yang kedua osilator jembatan wien tahap persiapan, saklar Sx dinyalakan (ditandai dengan LED Sx yang on) dan saklar S2 agar didapat konfigurasi osilator Jembatan Wien. Rangkaian osilator ini sekarang terputus dari signal generator. Signal generator selanjutnya bisa dimatikan. Lalu, sekarang saklar S1 tidak digunakan dan bisa di-off-kan karena kapasitor C1 sudah tidak diperlukan pada percobaan ini. Kemudian, CH1 dihubungkan oscilloscope ke titik F yang merupakan keluaran osilator agar bentuk sinyal dapat ditampilkan. Setelah tahap persiapan dilanjutkan dengan pengukuran keluaran osilator Jembatan Wien. Saklar S4 sampai S5 diatur untuk mendapatkan variasi penguatan pada rangkaian penguat non-inverting (variasi dilakukan seperti pada langkah sebelumnya pada pengukuran rangkaian penguat non-inverting). Dicatat dan disimpan bentuk sinyal tegangan keluaran osilator (VF) termasuk frekuensinya untuk masing-masing variasi tersebut. Setelah itu, semua alat dimatikan sebagai bentuk penghematan listrik dan penanda berakhirnya percobaan. 3.4.2 ANALISIS HASIL Pada percobaan konfigurasi penguat non-inverting, terdapat hubungan antara variasi tahanan dengan penguatan yang diperoleh. Dari data-data yang sudah diperoleh, dapat diamati bahwa saat kedua saklar S4 dan S5 sama-sama dinyalakan (ON), maka nilai penguatannya akan makin besar. Hal ini dikarenakan saat saklar S 4 menyala, tahanan R2S akan berfungsi. Sama halnya dengan saat saklar S5 menyala, maka tahanan R1S akan berfungsi. Jika semakin banyak tahanan yang berfungsi, tentunya juga akan memperbesar nilai tegangan keluaran pada rangkaian. Pernyataan ini sesuai dengan hukum Ohm yang menyatakan bahwa, tegangan akan berbanding lurus dengan kuat arus dan tahanan.



Gambar 3.1 Bentuk sinyal input dan output pada penguat non-inverting. Tidak ada perbedaan fase yang signifikan antara sinyal masukan dan dan keluaran penguat. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di atas. Gambar sinyal tersebut adalah kondisi ketika rangkaian diberikan input sinyal AC dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar



sinyal input dan output dibawah terbukti bahwa rangkaian penguat tak-membalik (noninverting amplifier) memiliki output yang tegangannya 2 (dua) kali lebih besar dari sinyal input dan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input yang diberikan ke rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) tersebut. Kemudian, untuk kesesuaian antara perhitungan teoritis dengan hasil pengukuran dari konfigurasi penguat non-inverting masih cukup sesuai. Hal ini dapat ditinjau dari salah satu data dengan kondisi S4 on dan S5 off yang diperoleh nilai penguatan sebesar 2,99 kali. Sedangkan untuk perhitungan teoritis yang diperoleh nilai penguatan sebesar 3,013 kali. Nilai ini diperoleh dari rumus 1+ (R2T/R1T) yang kemudian disubstitusikan nilai R2T yang merupakan penjumlahan antara R2 (20000Ω) dengan R2S (130Ω) dan R1T yang merupakan penjumlahan antara R1 (10000Ω) dengan R1S (1000Ω). Namun karena S5 off, maka nilai tahanan R1S diabaikan. Pada percobaan konfigurasi osilator Jembatan Wien, terdapat hubungan antara variasi dari nilai tahanan dengan nilai tegangan keluaran. Hubungan ini dapat diamati dari data-data hasil pengukuran yang diperoleh. Saat kedua saklar S4 dan S5 dimatikan, dapat dilihat bahwa nilai tegangan keluaran (VFE) yang diperoleh adalah sebesar 2,1 Volt, dimana nilai ini adalah nilai tegangan keluaran yang terkecil di antara pengukuran yang lain pada percobaan konfigurasi osilator Jembatan Wien. Kecilnya tegangan ini tentunya tidak terlepas dari pengaruh tahanan. Karena saat saklar S4 dan S5 dimatikan akan menyebabkan kedua tahanan RS2 dan RS1 tidak berfungsi. Hal ini sesuai dan berbanding lurus dengan hukum Ohm, dimana beda potensial atau tegangan akan berbanding lurus dengan arus dan tahanannya. Kemudian keberadaan distorsi pada sinyal dipengaruhi oleh pemilihan nilai resistor dan kapasitor yang digunakan pada rangkaian uji. Hal ini dikarenakan pada konfigurasi osilator jembatan wien, saklar SX dan saklar S2 dinyalakan yang menyebabkan berfungsinya komponen kapasitor Ca yang bernilai 100 nF dan komponen resistor Ra yang bernilai 10 kΩ. Pengaruh kedua variabel ini dapat ditinjau dari persamaan frekuensi yang akan dihasilkan, bahwa nilai tahanan R dan kapasitor C akan berbanding terbalik dengan nilai frekuensi. Secara matematis, persamaan tersebut dapat dituliskan dengan sebagai berikut: 1 (3.1) 2πœ‹π‘…πΆ Nilai frekuensi keluaran yang diperoleh dari pengukuran dengan nilai frekuensi 𝑓=



menurut perhitungan teoritis tidak berbeda jauh. Hal ini dapat dilihat dari data hasil percobaan sub bab 3.1.2 dimana nilai frekuensi keluaran yang didapatkan adalah berkisar di angka 1500 Hz. Sedangkan menurut perhitungan teoritis yang menggunakan persamaan



3.1 di atas, diperoleh nilai frekuensi keluaran sebesar 1592,3 Hz. Selisih kedua nilai tersebut masih tergolong wajar dan dapat diterima karena setiap alat ukur tentunya memiliki error atau ralat yang tidak bisa dihilangkan. Jadi hasil perhitungan teoritis dan hasil pengukuran terkait frekuensi keluaran rangkaian osilator masih sesuai.



BAB IV PENUTUP



4.1 KESIMPULAN Setelah dilaksanakannya praktikum dengan topik penguat non-inverting dan osilator praktikan dapat melakukan pengukuran, mengamati dan mempelajari karakteristik dari Op-amp yang digunakan sebagai penguat non inverting dan Osilator jembatan wien yang dibangun menggunakan penguat non-inverting dan umpan balik positif. Tegangan input yang sama akan menghasilkan nilai output yang berbeda apabila resistor sebagai feedback diubah. Pengaturan penguatan dan umpan balik merupakan persyaratan bagi rangkaian osilator agar menghasilkan osilasi secara terus-menerus. Osilator Jembatan Wien menggunakan rangkaian umpan balik yang terdiri dari rangkaian RC terhubung dengan paralel RC dari nilai-nilai komponen yang sama menghasilkan rangkaian fase delay atau fase lanjutan tergantung pada frekuensi. 4.2 SARAN Sebelum dilakukannya praktikum diharapkan praktikan memahami terlebih dahulu topik yang akan dilakukan agar berjalan dengan lancar. Apabila masih tidak mengerti diharapkan praktikan bertanya kepada asisten praktikum.



DAFTAR PUSTAKA



Cheruku, Raj Cheruku Dharma. 2008. Electronic Devices and Circuit. New Delhi: Dorling Kindersley Putra, Yeffry Handoko. 2020. Perangkat Pengontrol Elektronik. Bandung: Pa Dosen JalanJalan Schultz, M.E. 2016. Grob’s Basic Electronics. Twelfth Edition. New York: McGraw Hill Education



LAMPIRAN



(Schultz, 2016).



(Putra, 2020).



(Cheruku & Raj, 2008).



Post Test



DHP +Vcc = 11,99 V -Vcc = 10,97 V



No.



S4



S5 Off



VXE (Vpp) 2,12



VDE (Vpp) 1,52



VFE (Vpp) 7,04



Penguatan 3,320755



1



Off



2



On



Off



2,38



2,5



7,12



2,991597



3



Off



On



2,2



2,04



7,04



3,171171



4



On



On



2,22



1,96



7,76



3,495495



Tabel Data Hasil Pengukuran pada Penguat Non-Inverting



No. 1



S4 Off



S5 Off



VXE (Vpp) 2,1



VDE (Vpp) 7,36



VFE (Vpp) 21



2



On



Off



2,42



7,52



10



Penguatan 10 4,132231



3



Off



On



2,42



7,28



21,4



8,842975



4



On



On



2,16



7,84



21



9,722222



Tabel Data Hasil Pengukuran pada Penguat Osilator Jembatan Wien