6 0 293 KB
Departemen Keperawatan Gawatdarurat LAPORAN PENDAHULUAN ASIDOSIS METABOLIK
Oleh : RAHMATANG 19.04.023
CI INSTITUSI
(
CI LAHAN
)
(
YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR PROGRAM STUDI NERS
)
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN BAB I KONSEP MEDIS a. Definisi Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan,yang di tandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui system penyangga PH,darah akan benar benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya PH darah,pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya ginjal juga akan berusaha mengkonpensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam urin. Tetapi ke-2 mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam. Sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma. Asidosis metabolic (kekurangan HCO3 ) adalah gangguan sistemik yang di tandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma,sehingga menyebabkan terjadinya penurunan Ph (peningkatan [H+]). [HCO3-] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH nya kurang dari 7,35. Konpensasi perbapasan kemudian segera di mulai untuk menurunkan PaCO2 melalui hoperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara akut. b. Etiologi Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokkan ke dalam 3 bentuk utama : 1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang dapat mengakibatkan asidosis bila di makan di anggap beracun. Contohnya adalah methanol (alcohol
kayu ) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirinpun dapat menyebabkan asidosis metabolic. 2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah diabetes tipe 1. Jika diabetes tidak dikendalikan dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang di sebut keton. Asam yang berlebihan juga di temukan pada shok stadium lanjut, dimana asam laktat di bentuk dari metabolism gula. 3. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini di kenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang biasa terjadi pada penderita gagal ginjal atau pada penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam. c. Patofisiologi dan Pathway Asidosis metabolik ditandai dengan penurunan pH dan konsentrasi serum HCO3- yang dapat diperoleh dari hasil penambahan asam organik ke cairan ekstraseluler (misalnya, asam laktat dan ketoacids), kehilangan jumlah HCO3(misalnya, diare), atau akumulasi asam endogen karena gangguan fungsi ginjal (misalnya, fosfat dan sulfat). Serum anion gap (SAG) digunakan untuk menerangkan penyebab asidosis Metabolik (SAG = [Na+] − [Cl−] − [HCO3−] ). Mekanisme utama adalah untuk menurunkan PaCO2 dengan meningkatkan laju pernapasan.
Pathway
d. Manifestasi Klinis
Asidosis ringan bisa tidak menimbulkan gejala,namun biasanya penderita merasakan mual,muntah dan kelelahan. Pernapasan lebih dalam dan menjadi lebih cepat, namunkebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis,penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa,rasa ngantuk,semakin mual dan mengalami krbingungan . bila asidosis semakin memburuk,tekanan darah dapat menurun,menyebabkan syok, koma dan kematian. Diagnosa asidosis biasanya di tegakkan berdasarkan hasil pengukuran PH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan ). Darah arteri digunakan sebagai contoh. Karena darah vena tidak akurat untuk mengatur PH darah. Untuk mengetahui penyebabnya,dilakukan pengukuran kadar bikarbonat dan bikarbonat dalam darah.
Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolic yang terjadi di sebabkan oleh keracunan atau overdosis, kadang kadang dilakukan pemeriksaaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran PH air kemih. e. Komplikasi
Pasien dapat asimtomatik,kecuali jika [HCO3-] serum turun di bawah 15 mEq/L. pernapasan kusmaul (napas dalam dan cepat yang menunjukkan adanya hiperventilasi konpensatorik ) mungkin lebih menonjol pada asidosis akibat ketoasidosis diabetic di bandingkan pada asidosis akibat gagal ginjal. Gejala dan tanda utam asidosis metabolic adalah kelainan kardiovaskuler,neorologis dan fungsi tulang. Apabila pH di bawah 7,1 ,maka terjadi penurunan kontraktilitas jantung dan respons inotropik terhadap ketokolamin. Bisa juga terjadi vasodilatasi verifier. Efekefek ini dapat menyebabkan terjadinya hipotensi dan disritmia jantung. Gejala neorologis dapat brupa kelelahan hingga koma yang di sebabkan oleh penurunan pH cairan serebrospinal. Dapat juga terjadi mual dan muntah. Gejalagejala neorologik lebih ringan pada asidosis metabolic di bandingankan pada asidosis respiratorik,karena CO2 yang larut dalam lemak lebih cepat menembus sawar darah otak di bandingkan dengan HCO3- yang larut dalam air. Mekanisme buffer H+ oleh bikarbonat tulang dalam asidosis metabolic penderita gagal ginjal kronis ,akan menghambat pertumbuhan anak dan dapat menyebabkan terjadinya berbagai kelainan tulang (osteodistropi ginjal )
f. Pemeriksaan Penunjang a) Gas darah arteri : 1) Analisa gas darah arteri pH < 7.35 HCO3 < 22 mEq/L PaCO2 < 38 mmHg 2) Serum HCO3 < 22 mEq/L 3) Serum elektrolit: potasium 4) EKG: disritmia Þ hiperkalemia b) Serum elektrolit c) pH urine g. Penatalaksanaan Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh ,diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan dilatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan analisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabilik juga dapat diobati secara langsung bila terjadi asidosis ringan,yang di perlikan hanya caira intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat,diberikan bikarbonat mungkin secara intravena ,tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan. Penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman,dan mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk dapat kembali ke batas aman pada pH 7,20 atau 7,25 hanya di butuhkan sedikit peningkatan pH. Gangguan proses psikologis yang serius baru timbul jika HCO3- 2detik, akralhangat -/Bawah : Oedem -/-, CRT >2detik, akralhangat -/-
4.
Pemeriksaan laboratorium a.
Laboratorium
PEMERIKSAAN pH
HASIL NILAI RUJUKAN ANALISA GAS DARAH 7.35 – 7.45 7.11
pCO2 pO2 HCO3 spO2
No 1
35 - 40 80 - 100 22 - 26 95 – 100 %
35 mmHg 92 mmHg 17mmol/l 95 %
Nama Obat Natriumbikarbonat
Indikasi Golongan obat
50 – 150
nonsteroidal anti
mEqdalam 1 Liter
inflammatory drug
larutan dextrose
(NSAID) yang bekerja
5%
dengan memblok
Kontra Indikasi Hipersensitif
produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan 3.
inflamasi yang digunakan Hipersensitif
Cairanringer laktat
obat
20 tpm
sebagai pengganti cairan tubuh
KLASIFIKASI DATA
-
Data Subjektif Klien mengatakan sesaknapas
-
Data Objektif Klien tampak gelisah
-
Klien mengatakan gelisah
-
Klien tampak lemah
-
Klien mengatakan sangat lelah
-
Napas berbau keton (buah)
(letargi)
-
Paru: penggunaan otot bantu napas
-
Klien mengatakan napasnya berbau
dada, irama napas cepat dan dalam
keton
-
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 72 x/mnt P : 30 x/mnt S : 36,5 oC
-
CRT : 5detik
-
pH :7.11
-
HCO3 : 17 mmol/l
ANALISA DATA No . 1
DATA FOKUS DS:
DIAGNOSA Gangguan
-
Klien mengatakan sesak napas
-
Klien mengatakan gelisah
-
Klien mengatakan napasnya berbau keton
pertukaran gas
DO: -
Klien tampak gelisah
-
Napas berbau keton (buah)
-
Membran mukosa kering
-
Paru: penggunaan otot bantu napas dada, irama napas cepat dan dalam
-
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 72 x/mnt P : 30 x/mnt S : 36,5 oC
2
-
CRT : 5detik
-
pH :7.11
- HCO3 : 17 mmol/l DS: - Klien mengatakan gelisah -
Klien mengatakan sangat lelah (letargi)
DO: -
Klien tampak gelisah
Ketidakefektifan
-
Klien tampak lemah
perfusi jaringan
-
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 72 x/mnt P : 30 x/mnt S : 36,5 oC
-
CRT : >3 detik
-
SpO2: 95%
perifer
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas b.d gangguan keseimbangan asam basa 2) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran darah arteri.
INTERVENSI KEPERAWATAN NamaPasien
: Tn. T
kamar
:-
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil
1
Gangguan pertukaran gas
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama
1. Observasi tanda-tanda vital
b.d gangguan keseimbangan
1x24 jam diharapkan Pasien dapat
2. Berikan oksigen sesuai program.
asam basa
mempertahankan pertukaran gas yang adekuat,
3. Laksanakan program pengobatan.
dengan kriteria hasil:
4. Berikan posisi yang nyaman
RR 16-20 x/mnt.
5. Alat-alat emergensi disiapkan dalam
PaCO2 35-45 mmHg.
HCO3- 22-26 mEq/L.
6. Monitor intake dan output cairan.
pH darah arteri 7,5-7,45.
7. Berikan nutrisi tinggi protein rendah
Dispnea, hiperkapnia, hipoksia, takikardia, gelisah: berkurang atau tidak ada.
Intervensi
kondisi baik.
lemak. 8. Observasi kembali adanya kesulitan bernapas,
hasil
laboratorium,
penggunaan otot bantu pernapasan, penggunaan oksigen, dan catat tanda 2.
Ketidakefektifan perfusi
Telah dilakukan tindakan keperawatam 1 x 24
jaringan perifer b.d
jam diharapkan mempertahankan keefektifan
penurunan aliran darah
perfusi jaringan perifer yang adekuat selama
vital. 1. Jelaskan semua prosedur yang akan dilaksanakan. 2. Ajarkan
pasien
untuk
melakukan
arteri.
latihan
dalam perawatan. dengan kriteria hasil :
buerger-allen
2xsehari,
Denyut nadi perifer teraba.
tinggikan ekstremitas yang sakit lebih
CRT < 3 detik.
tinggi dari jantung tahan selama 2
Tidak
ada
sianosis
dan
edema
ekstermitas.
Warna kembali ke tungkai saat tungkai
menit. 3. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
pasien 30o.
diturunkan.
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam.
PaCO2 35-45 mmHg.
5. Atur
HCO3- 22-26 mEq/L.
pH darah arteri 7,5-7,45.
pemberian
indikasi.
oksigen
sesuai
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari /Tgl Selasa,
No.Dx 1
Jam 12.00
Implementasi 1. Mengobservasi tanda-tanda vital
06oktober
Hasil :
2020
TD : 110/70 mmHg
Jam 12.30
Evaluasi S: -
N : 72 x/mnt
O:
P : 30 x/mnt
-
S : 36,5 oC 12.05
12.10
2. Mengobservasi
Penggunaan otot bantu napas, irama cepat dan dalam
adanya
kesulitan
bernapas,
-
TTV
penggunaan otot bantu pernapasan
TD : 110/70 mmHg
Hasil : penggunaan otot bantu napas, pernapasan
N : 72 x/menit
cepat dan dalam.
P : 30 x/menit
3. Memberikan oksigen sesuai program. Hasil : terapi oksigen 5 liter/mnt
12.15
Klien mengeluh sesak napas
4. Memberikan posisi yang nyaman Hasil : Klien dalam posisi head up 30o
S : 36,5oC A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Berikan oksigen sesuai program. 3. Laksanakan program pengobatan.
12.20
5. Memonitor pemeriksaan laboratorium Hasil : -
pH :7.11
-
HCO3 : 17 mmol/l
4. Posisi pasien fowler. 5. Alat-alat
emergensi
disiapkan
kondisi baik. 6. Monitor intake dan output cairan.
dalam
7. Berikan nutrisi tinggi protein rendah lemak 8. Observasi
kembali
adanya
kesulitan
bernapas, hasil laboratorium, penggunaan otot 2
10.20
1. Menjelaskan
semua
prosedur
yang
bantu
pernapasan,
oksigen, dan catat tanda vital. S:
akan 12.40
dilaksanakan.
-
Klien mengatakan gelisah
Hasil : perawat menjelaskan semua prosedur
-
Klien mengatakan sangat lelah (letargi)
yang akan dilakukan 10.23
10.25
10.29
penggunaan
2. Meninggikan bagian kepala tempat tidur pasien
O:
30o.
-
Klien tampak gelisah
Hasil : klien dalam posisi head up 30o
-
Klien tampak lemah
-
TTV :
3. Mengubah posisi pasien setiap 2 jam
Hasil : perawat mengubah posisi klien setiap 2
TD : 110/70 mmHg
jam
N : 72 x/mnt
4. Mengatur pemberian oksigen sesuai indikasi.
P : 30 x/mnt S : 36,5 oC
Hasil : terapi oksigen 5 liter/mnt -
CRT : >3detik
-
pH :7.11
-
HCO3 : 17 mmol/l
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1. Jelaskan
semua
prosedur
yang
akan
dilaksanakan. 2. Ajarkan pasien untuk melakukan latihan buerger-allen
2xsehari,
tinggikan
ekstremitas yang sakit lebih tinggi dari jantung tahan selama 2 menit. 3. Tinggikan bagian kepala tempat tidur pasien 30o. 4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam 5. Atur pemberian oksigen sesuai indikasi.