6 0 132 KB
RESUME BERBENTUK NARASI TUAS KELOMPOK 5 KONSEP PRIMARY HEALTH CARE OLEH : PUJI DWITA NENI SEKAR SELASI KELAS : C3
Berdasarkan dari apa yang telah dibaca dan simpulkan pada pembahasan Konsep Primary Health Care, bahwa Primary Health Care (PHC) adalah suatu program yang timbul karena adanya berbagai masalah penyakit menular seperti Diare, TBC, Campak, dsb. yang banyak terjadi di berbagai negara, sehingga muncul gagasan tersebut karena adanya keinginan untuk merombak atau membuat suatu perubahan dalam pembangunan kesehatan dunia melalui sebuah kampanye besar-besaran pada tahun 19950-an, pembangunan kesehatan itu sudah diusung.
mulai
berjalan
dengan
beberapa
program
yang
Namun, ditahun-tahun berikutnya, sekalipun teknologi kesehatan
sudah mulai berkembang, masih ada banyak negara yang kurang puas tentang hal tersebut sehingga pada Konferensi Alma Ata ditetapkan “Primary Health Care” (PHC) sebagai Strategi Global atau Pendekatan untuk mencapai ”Health For All by The Year2000” (HFA 2000) atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 ( KBS 2000 ). Dengan kata lain, Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination). Primary Health Care ini memiliki prinsip dalam terselenggaranya program PHC ini, yakni : a. Pemerataan upaya kesehatan. b. Penekanan pada upaya prefentif c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan. d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian.
e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Di Indonesia sendiri, PHC dikenalkan oleh WHO sekitar pada tahun 1970-an.
Pada
meningkatkan
aplikasinya,
PHC
bertujuan
untuk
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
lebih berkualitas. Strategi PHC ketika itu didukung oleh Kementrian Kesehatan RI. Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih. Pelaksanaan Primary
Health
Care secara umum dilaksanakan melaui pusat
kesehatan dan di bawahnya. Strategi
PHC
yang
kedua,
sejalan
dengan
misi
Kementerian Kesehatan, seperti ; Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. Yang kedua adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan. Selanjudnya untuk menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan yang terakhir adalah untuk menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Namun dalam pelaksanaan strategi tersebut, tentu ada kendala yang ditemui para penyelenggaranya. Sehingga, muncul target-target yang disusun guna untuk menanggulangi kendala tersebut seperti dengan menciptakan citra Pusat Kesehatan yang bersahabat dan merupakan
metode alernatif untuk menerapkan paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan, dll. Adapun contoh dari bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah PMKD. PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan pemerintah untuk
gotong
melalui koordinasi
memenuhi
royong, lintas
yang sektoral
didukung dengan
oleh tujuan
kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan
kesehatan, agar masyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.