Resume Jurnal Transport Xylem [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME JURNAL TRANSPORT XYLEM Pada Bunga Potong



Oleh : Salsabila Larandhani (J0307201087)



Dosen : Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, M. S., Ph. D. Dr. Ir. Ketty Sukety, M. Si. Henny Rusmiyati, S. P., M. Si. Ulil Azmi Nurlaili Afifah S. P., M. Si.



Asisten : Mertya Anugrah, S. P.



PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2021



PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN PULSING DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR PUTIH (Rosa hybrida l.) SELAMA PENYIMPANAN David Romario Sipayung, Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja, Pande Diah Ketut Kencana (Jurnal BETA) Metodologi Bahan yang digunakan adalah bunga potong mawar putih, sukrosa, asam sitrat, perak nitrat dan aquades. Alat yang digunakan adalah pisau cutter, batang pengaduk terbuat dari borosilikat, gelas kimia (gelas beaker) 300 ml, labu ukur leher panjang 300 ml, timbangan digital, botol aqua bekas 1.5 l, penggaris besi 60 cm, aluminium foil, ember, kertas label, selotip. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan faktor 2 jenis, yaitu : Faktor pertama adalah komposisi larutan pulsing yang terdiri dari : a. Aquades (sebagai kontrol) (P1) b. Sukrosa 5% + 250 ppm AgNO3 + asam Sitrat 75 ppm (P2) c. Sukrosa 10% + 500 ppm AgNO3 + asam Sitrat 150 ppm (P3) d. Sukrosa 15% + 650 ppm AgNO3 + asam Sitrat 300 ppm (P4) Faktor kedua adalah lama perendaman yang terdiri 2 bagian : a. Perendaman selama 4 Jam (L1) b. Perendaman selama 8 Jam (L2) Kombinasi kedua faktor perlakuan sebagai berikut : a. Aquades (sebagai kontrol), 4 jam (P1, L1) b. Aquades (sebagai kontrol). 8 jam (P1, L2) c. Sukrosa 5% + 300 ppm AgNO3 + asam Sitrat 100 ppm, 4 jam (P2, L1) d. Sukrosa 5% + 300 ppm AgNO3 + asam Sitrat 100 ppm, 8 jam (P2, L2) e. Sukrosa 10% + 500 ppm AgNO3 + asam Sitrat 150 ppm, 4 jam (P3, L1) f. Sukrosa 10% + 500 ppm AgNO3 + asam Sitrat 150 ppm, 8 jam (P3, L2)



g. Sukrosa 15% + 600 ppm AgNO3 + asam Sitrat 300 ppm, 4 jam (P4, L1) h. Sukrosa 15% + 600 ppm AgNO3 + asam Sitrat 300 ppm, 8 jam (P4, L2) Hasil Pembahasan Nilai rata-rata serapan total tertinggi adalah 10,48 ml terdapat pada perlakuan lama perendaman selama 8 jam (L2) dengan larutan pulsing (P4) dimana jumlah konsentrasi larutan pulsing dan lama perendaman tinggi. Nilai rata-rata perubahan berat tertinggi adalah 17,4 % terdapat pada perlakuan lama perendaman selama 4 jam (L2) dan larutan pulsing (P1) dimana jumlah konsentrasi larutan pulsing dan lama perendaman yang rendah. Nilai rata-rata uji skor warna bunga terendah adalah 2,3 terdapat pada perlakuan lama perendaman 4 jam (L1) dan lama perendaman 8 jam dengan larutan pulsing (P1) dimana jumlah konsentrasi larutan pulsing dan lama perendaman yang rendah. Nilai rata-rata uji skor tingkat kelayuan tertinggi adalah 3,6 terdapat pada perlakuan lama perendaman 4 jam (L1) dan lama perendaman 8 jam (L2) dengan larutan pulsing (P4) dimana jumlah konsentrasi larutan pulsing dan lama perendaman yang tinggi. Nilai rata-rata uji skor bent neck tertinggi adalah 3,6 terdapat pada perlakuan lama perendaman selama 8 jam (L2) dan larutan pulsing (P4) dimana jumlah konsentrasi larutan pulsing dan lama perendaman yang tinggi. Nilai rata-rata uji tingkat kemekaran bunga tertinggi adalah 63,89% terdapat pada perlakuan lama perendaman 4 jam (L1) dan perendaman 8 jam (L2) dengan larutan pulsing (P4) dimana jumlah konsentrasi larutan pulsing dan lama perendaman yang tinggi. Kesimpulan Pemberian perlakuan larutan pulsing berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap nilai serapan total, perubahan berat, uji skor warna, uji tingkat kelayuan, uji bent neck, dan tingkat kemekaran bunga. Lama perendaman berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap serapan total saja. Kombinasi perlakuan larutan pulsing dan lama perendaman atau interaksinya berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap serapan total saja dan tidak berpengaruh nyata (p > 0,05) terhadap perubahan berat, uji skor warna, uji tingkat kelayuan, uji bent neck dan tingkat kemekaran bunga. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pada konsentrasi larutan pulsing sukrosa 15% + 650 ppm AgNO3 + asam sitrat 300 ppm dan lama perendaman selama 8 jam dengan nilai rata-rata serapan total 10,48 ml, perubahan berat 1,72 gram, uji skor warna 3,2, uji skor tingkat kelayuan 3,56, uji skor bent neck 3,60, dan tingkat kemekaran bunga 63,89 %.



KAJIAN LARUTAN PENGAWET DAN PENAMBAHAN SEMPROTAN AIR JERUK NIPIS UNTUK MEMPERPANJANG KESEGARAN BUNGA GERBERA (Gerbera jamesonii) Narulita Famelia Larassati, Etik Wukir Tini, dan Suwardi Metodologi Bahan yang digunakan adalah bunga potong gerbera berwarna orange varietas ornella, air, gula pasir, air jeruk nipis, malam (wax) dan kloroks. Alat yang digunakan adalah gelas beker, pengaduk kaca, gelas ukur, termohigrometer, jangka sorong, penggaris, pH meter, plastik, ember, botol, kardus, lakban, gunting stek, corong. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pertama adalah komposisi larutan pulsing yang terdiri dari 6 taraf seperti A0 : air (tanpa penambahan bahan kimia); A1 : gula pasir 20 g/l + kloroks 1 ml/l + asam cuka 1 ml/l; A2 : gula pasir 40 g/l + kloroks 1 ml/l + asam cuka 1 ml/l; A3 : gula pasir 60 g/l + kloroks 1 ml/l + asam cuka 1 ml/l; A4 : gula pasir 30 g/l + kloroks 1 ml/l + asam cuka 1 ml/l + air jeruk nipis 3 ml/l; A5 : gula pasir 30 g/l + kloroks 1 ml/l + asam cuka 1 ml/l + air jeruk nipis 6 ml/l. Faktor kedua yaitu tanpa semprotan air jeruk nipis (P0) dan disemprot menggunakan jeruk nipis (P1) 10 ml/l. Hasil Pembahasan Komposisi pulsing (A3) memiliki daya serap 19,66 ml lebih baik daripada komposisi larutan lain yaitu A5 hanya memiliki daya serap 16,33 ml dan kontrol 18,83 ml. Hal ini dikarenakan pada komposisi larutan A3 yang terdiri gula pasir 60 g/l + kloroks 1 ml/l + asam cuka 1 ml/l merupakan larutan yang tidak terlalu pekat atau memiliki konsentrasi tinggi. Penambahan semprotan air jeruk nipis ternyata mampu mempertahankan warna mahkota bunga. Perlakuan tanpa semprotan air jeruk nipis (P0) skornya 4,02 lebih sedikit dibandingkan dengan adanya semprotan (P1) yaitu memiliki skor 4,07. Hal ini menunjukkan semprotan air jeruk nipis mengandung senyawa kalium yang memiliki fungsi dapat mempertahankan warna bunga. Interaksi antara komposisi larutan pulsing dan semprotan air jeruk nipis memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan yaitu masa kesegaran, total larutan pulsing, total larutan holding yang terserap, persentase penambahan diameter bunga, penurunan diameter tangkai, warna bunga, dan saat bunga layu.



Kesimpulan Perlakuan komposisi larutan pulsing memberikan hasil lebih baik terhadap total larutan pulsing terserap yaitu 19,66 ml pada A3, masa kesegaran bunga sampai 8,91 hari pada A3, dan penurunan diameter tangkai bunga 0,46 mm pada A0. Perlakuan penambahan semprotan air jeruk nipis memberikan pengaruh nyata terhadap warna yaitu 4,07 pada P1 dan tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel lain.



PENGARUH KONSENTRASI GULA DAN AgNO3 DALAM LARUTAN PULSING TERHADAP MUTU KERAGAAN BUNGA MAWAR POTONG (Rosa sinensis L.) Siti Wahyuni (Jurnal Agrijati) Metodologi Bahan yang digunakan adalah bunga mawar kultivar idole berwarna merah. Bunga dipanen dalam stadia DTK + 2 (dua hari setelah derajat ketuaan komersial), yaitu 2 – 3 helai kelopak bunga telah mekar. Bahan lainnya adalah sukrosa, AgNO3, asam sitrat, aqudes, plastik, karet dan malam mainan. Alat yang digunakan adalah jangka sorong, gelas ukur, termometer ruang, higrometer, timbangan elektrik, pH meter, gunting stek, ember, penggaris, kertas label. Penelitian ini terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama adalah konsentrasi gula, yang terdiri dari tiga level faktor seperti k1 = konsentrasi gula 2%, k2 = konsentrasi gula 5%, k3 = konsentrasi gula 8%, faktor yang kedua adalah konsentrasi AgNO3, yang terdiri dari 3(tiga) level seperti a1 = AgNO3 10 ppm, a2 = AgNO3 20 ppm, a3 = AgNO3 30 ppm. Hasil Pembahasan Bunga yang digunakan untuk percobaan ternyata tidak sesuai dengan yang direncanakan. Pada awalnya diharapkan dapat diperoleh bunga yang dipanen dengan IK (indeks kemekaran) = 1 yaitu diameter bunga < 2 cm dan ujung petal terluar dari bunga mulai keluar, tetapi yang diperoleh bunga dengan IK = 2 yaitu diameter 2 - < 3,5 cm dan beberapa helai petal sudah mulai membuka. Hal ini mungkin disebabkan karena penanganan panen dan pascapanen yang tidak sesuai dengan yang diminta peneliti. Meskipun demikian bunga masih dapat digunakan untuk penelitian keragaan. Konsentrasi AgNO3 secara mandiri berpengaruh nyata terhadap persentase bunga mekar hari kedua, dan tidak berpengaruh terhadap variabel lainnya yang diamati. Keismpulan Tidak terjadi pengaruh interaksi antara konsentrasi gula dengan AgNO3 terhadap mutu keragaan bunga mawar potong. Konsentrasi gula secara mandiri tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bunga mekar dan waktu bunga mekar, tetapi berpengaruh nyata terhadap umur keragaan bunga mawar potong. Secara mandiri, konsentrasi



AgNO3 tidak berpengaruh nyata terhadap persentase bunga mekar, kecuali pada hari kedua, waktu bunga mekar, dan umur keragaan. Ada hubungan yang nyata antara konsentrasi gula dengan umur keragaan bunga mawar potong tetapi tidak ada.