Resume Kelompok Sosial Dan Proses Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME SOSIOLOGI PENDIDIKAN Kelompok Sosial dan Proses Sosial Dosen Pembimbing : H. Muhammad Yaman, M.Pd Oleh : Masfulatul Khoiriah



KELOMPOK SOSIAL Pengertian kelompok sosial M. Mac Iver dan Charles H. Page mendefinisikan kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, antaranggotanya saling berhubungan, memengaruhi, dan timbul kesadaran untuk tolong-menolong demi mencapai tujuan bersama. Robert K. Merton mengatakan kelompok sosial adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola umum yang telah mapan. Horton dan Hunt mendefinisikan kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki ikatan kebersamaan. Soerjono Soekanto mengartikan kelompok sosial sebagai kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga ada hubungan sosial diantara mereka. Dari beberapa definisi di atas, kita bisa lihat bahwa kelompok sosial merupakan sekumpulan individu. Sekumpulan ini secara implisit sudah mengandung arti bahwa individu yang ada minimal dua. Mereka memiliki ikatan kebersamaan baik dari karakteristiknya maupun tujuannya. Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua kumpulan individu layak disebut sebagai kelompok. Terdapat beberapa ciri tertentu agar suatu perkumpulan bisa disebut sebagai kelompok sosial. Ciri-ciri kelompok sosial Robert K. Merton menyebutkan tiga ciri yang ada pada kelompok sosial:   



Kelompok ditandai dengan seringnya interaksi antaranggota. Pihak yang berinteraksi mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok. Pihak luar mendefinisikan pihak yang berinteraksi sebagai anggota kelompok.



Soerjono Soekanto merujuk pada pendapat R. M. Mac Iver dan Charles H. Page menyebutkan unsur-unsur suatu kumpulan bisa disebut sebagai kelompok sosial:  



Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya. Kesadaran merupakan unsur penting karena dari situ muncul rasa memiliki yang pada gilirannya berkontribusi pada kepentingan kelompok. Ada hubungan yang sifatnya timbal balik antarindividu dalam kelompok. Hubungan timbal-balik ini merupakan hubungan saling memengaruhi dalam interaksi sosial.



  



Ada rasa kebersamaan yang menjadi pengikat kelompok, seperti rasa senasib sepenanggungan sehingga muncul solodaritas dan semangat utnuk hidup bersama dalam kelompok. Ada pola perilaku yang muncul dalam kelompok. Pola perilaku tersebut bisa ditentukan oleh norma atau peraturan yang menjaga berlangsungnya ikatan kebersamaan. Bersistem dan berproses dalam perkembangannya sehingga membentuk suatu kelompok.



Adanya ciri-ciri sebagaimana yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa kelompok sosial memiliki karakteristik khusus. Suatu perkumpulan atau kesatuan individual bisa disebut sebagai kelompok bisa juga tidak. Kita akan lanjutkan pembahasan mengenai kelompok sosial pada postingan ini langsung ke faktor pembentuknya. Faktor pembentuk kelompok sosial Dalam sosiologi ada istilah yang namanya ”homofili”, artinya kecenderungan individu untuk mengasosiasikan dirinya dengan individu lain berdasarkan pada kesamaan atau kemiripan karakter. Karakter yang dimaksud memiliki cakupan luas. Misalnya, individu yang suka main sepatu roda, mereka berkumpul, menjalin interaksi dan membuat kelompok komunitas sepatu roda. Kelompok tersebut terbentuk atas kesaamaan hobi bersepatu roda. Kemiripan karakter bisa dalam bentuk lain, yang sekaligus menjadi faktor yang melatarbelakangi terbentuknya suatu kelompok, seperti:     



Keyakinan akan perlunya bersatu. Harapan bersama yang dihayati oleh para anggota kelompok. Ideologi yang mengikat seluruh anggota. Kesadaran bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok. Visi yang menjadi panduan hidup bersama.



Kesamaan atau kemiripan keyakinan, harapan, ideologi, kesadaran, dan visi seringkali menjadi faktor utama terbentuknya kelompok. Selanjutnya kita bahas lebih detail mengenai klasifikasi kelompok sosial. Pada dasarnya ada dua macam kelompok manusia berdasarkan faktor pembentuknya: kelompok terorganisir dan tidak terorganisir. Bentuk kelompok sosial 1. Kelompok sosial terorganisir Kelompok sosial terorganisir disebut juga kelompok teratur. Terbentuknya didasarkan atas kepentingan bersama dengan pengorganisasian. Terdiri dari:      



Kelompok dasar Kelompok besar dan kelompok kecil Kelompok primer dan kelompok sekunder Kelompok dalam dan kelompok luar Paguyuban dan patembayan Kelompok formal dan kelompok informal



  



Kelompok okupasional dan kelompok volunter Kelompok keanggotaan dan kelompok acuan Kelompok penekan



2. Kelompok sosial tak terorganisir Kelompok sosial tak terorganisir disebut juga kelompok tidak teratur. Terbentuknya didasarkan atas kepentingan bersama tanpa pengorganisasian. Terdiri dari:   



Kerumunan Publik Massa



Berikut penjelasan detail masing-masing bentuk kelompok sosial Kelompok sosial terorganisir 



Kelompok dasar



Kelompok dasar adalah kelompok berukuran relatif kecil yang dibentuk secara spontan dari akar rumput untuk melindung para anggotanya dari tekanan negatif kelompok besar yang telah mapan. Sebagai contoh, kelompok agama yang muncul di suatu kampung ketika kampung tersebut melahirkan para kriminal. 



Kelompok besar dan kelompok kecil



Besar kecilnya suatu kelompok bisa ditentukan dari jumlah anggota dan beban tugasnya. Sebagai contoh, seorang guru merupakan anggota dari kelompok besar persatuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dalam persatuan guru dibentuk kelompok kecil, misalnya, panitia reuni guru. 



Kelompok primer dan kelompok sekunder



Kelompok primer memiliki ciri hubungan erat antar anggotanya. Secara fisik antaranggota saling berdekatan, mesra, emosional, dan memiliki solidaritas yang tinggi. Contoh kelompok primer adalah keluarga dan kerabat dekat. Kelompok sekunder memiliki ciri hubungan yang longgar, profesional dan impersonal. Manusia menjalin interaksi dalam kelompok sekunder jika butuh saja. Contoh kelompok sekunder adalah seorang karyawan yang dibutuhkan oleh bosnya untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. 



Kelompok dalam dan kelompok luar



Kelompok dalam adalah kami, kelompok luar adalah mereka. Ketika seseorang menyebut ”kami”, ia bagian dari kelompok itu. Ketika seseorang menyebut ”mereka”, ia bukan bagian dari kelompok itu. Contoh, seorang gubernur mengatakan, kami akan membangun jalan biar mereka (masyarakat) yang menikmatinya. Gubernur itu merasa ia berada diluar masyarakat. 



Paguyuban dan patembayan



Kelompok paguyuban memiliki ikatan batin yang murni atau organik, seperti organ manusia yang diciptakan untuk saling membutuhkan. Contohnya, keluarga dan kerabat dekat. Kelompok paguyuban memiliki ikatan yang mekanis, didasarkan atas visi bersama, misalnya komunitas pengusaha dan serikat buruh. 



Kelompok formal dan kelompok informal



Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki aturan-aturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contohnya adalah organisasi kemahasiswaan. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki peraturan atau struktur organisasi yang secara tertulis dinyatakan legal. Biasanya kelompok informal terbentuk atas kesepakatan sosial saja. Misalnya, geng SMA. 



Kelompok okupasional dan kelompok volunter



Kelompok okupasional adalah kelompok yang memiliki pekerjaan sejenis. Misalnya, kelompok pengusaha, kelompok wartawan, kelompok tani. Kelompok volunter adalah kelompok yang muncul atas kedaran diri untuk memenuhi kebutuhan kelompok yang lebih besar. Misalnya, dalam keluarga besar, muncul kelompok volunter yang menjadi panitia piknik keluarga. 



Kelompok keanggotaan dan kelompok acuan



Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang secara resmi menunjukkan seseorang sebagai anggotanya. Misalnya, seseorang mengaku sebagai mahasiswa lalu menujukkan kartu mahasiswanya. Kelompok acuan adalah kelompok yang dijadikan acuan oleh mereka yang bukan anggotanya. Misalnya, seorang anak kecil yang bergaya rambut ala punk, padahal ia bukan anggota punk. Ia menjadikan kelompok punk sebagai acuan. 



Kelompok penekan



Kelompok penekan adalah kelompok minoritas yang anggotanya memiliki tujuan memperjuangkan kepentingan mereka ditengah masyarakat luas. Misalnya, anggota komunitas LGBTQ yang menuntut legalisasi keberadaan komunitasnya.



Kelompok sosial tak terorganisir 



Kerumunan



Kerumunan adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, tetapi tidak memiliki pola hubungan yang ajeg. Sebagai contoh, penumpang bus, penumpang kereta api, penonton bola. Mereka berada di suatu tempat, kontak dan komunikasi mungkin terjadi namun tidak ajeg. Ketika sampai tujuan, atau pertandingan bubar, mereka bubar. 



Publik



Publik merupakan kumpulan pribadi yang interaksinya berlangsung melalui perantara dan tidak langgeng. Sebagai contoh, pemirsa televisi, pendengar radio, pembaca surat kabar. Publik memiliki ukuran yang besar namun mereka terhubung melalui perantara, atau dengan kata lain tidak menjalin interaksi yang sifatnya langsung. 



Massa



Massa merupakan kerumunan sosial dalam konteks urban dan modernitas. Kerumunan tersebut dibentuk oleh visi bersama. Identitas massa bersifat heterogen sehingga relatif sulit diketahui. Heterogenitas massa tampak dari diferensiasi sosial yang membentuknya. Sebagai contoh, massa aksi bela Palestina terdiri dari orang-orang dengan latar belakang yang heterogen, mereka memiliki visi membebaskan Palestina. Dari uraian di atas, kita pahami bahwa kelompok sosial memiliki ciri-ciri dan faktor pembentuk yang begitu beragam. Dari berbagai ragam tersebut, tidak lantas menjadikan setiap perkumpulan layak disebut sebagai kelompok sosial. Pengertian dan faktor pembentuk kelompok sosial yang telah dikemukakan diatas semoga dapat menambah wawasan para pembelajar ilmu sosial tentang apa itu kelompok sosial.



PROSES SOSIAL Ahli sosiologi Maclver mengatakan bahwa proses sosial adalah pola perilaku dimana relasi sosial antar anggota kelompok menghasilkan karakteristik yang khas. Karakteristik yang khas tersebut bisa berupa perubahan kondisi ke atas atau ke bawah, berkembang atau mundur, disintegrasi atau integrasi. Ginsbers mendefinisikan proses sosial sebagai cara-cara interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok, termasuk dalam membangun kerja sama, konflik, diferensiasi, integrasi, pengembangan, dan pengeroposan hubungan sosial. Menurut Gillin, dengan proses sosial, kita bermaksud mendeskripsikan cara-cara berinteraksi yang bisa kita amati ketika individu atau kelompok bertemu dan menciptakan sistem relasi atau apa yang terjadi ketika perubahan mendisrupsi pola kehidupan sebelumnya. Dari ketiga definisi yang diusulkan di atas, kita bisa merangkum bahwa proses sosial adalah suatu bentuk perilaku sosial yang interaktif dan repetitif yang ditemukan dalam kehidupan sosial. Kita akan kesulitan memahami apa itu proses sosial tanpa memahami interaksi sosial, begitu pula sebaliknya. Keduanya, sebagaimana yang disampaikan di awal, saling berhubungan. Apa yang kita pahami sebagai masyarakat sebenarnya merupakan ekspresi proses sosial yang bermacam-macam. Di masayarakat ada orang bekerja sama, ada orang berkompetisi, ada orang berkonflik, ada proses asimilasi dan ada akomodasi. Tanpa memahami proses sosial, mustahil kita dapat menjelaskan apa yang terjadi di masyarakat.



Para ahli sosiologi memahami masyarakat sebagai diferensiasi ekspresi dari proses sosial tersebut. Sosiolog klasik Georg Simmel, misalnya, mengatakan bahwa masyarakat sangat mungkin untuk dipelajari ketika mereka eksis sebagai kumpulan individu yang menjalin relasi dengan pengaruh timbal balik. Pengaruh timbal balik inilah yang dipelajari dalam sosiologi. Simmel menyarankan untuk memahami bentuk-bentuk proses sosial dalam memahami masyarakat.



Bentuk-Bentuk Proses Sosial Dan Contohnya Park dan Burgess menyebutkan ada empat bentuk paling fundamental dari proses sosial. Keempatnya sudah saya sebutkan di atas (minus kerja sama). Di sini sengaja saya sebutkan lagi agar pembaca lebih mudah memahami. ♦ Kompetisi Kompetisi merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok berlomba-lomba untuk memperebutkan sumber daya yang jumlahnya terbatas. Perebutan sumber daya bisa dilakukan secara fair atau tidak. Di masyarakat, kita bisa melihat bagaimana kompetisi diatur sesehat mungkin. Namun selalu ada saja cara-cara tidak fair yang digunakan demi meraih tujuan. Sebagai contoh, seseorang ikut seleksi masuk universitas ternama dengan menggunakan jasa calo. Cara ini jelas tidak fair. Tujuan menghalalkan segala cara adalah dalil sesat kompetisi. Banyak sekali keberadaan institusi sosial di sekitar kita yang didesain agar orang yang hidup di dalamnya berkompetisi. Bahkan mungkin institusi sosial tidak bisa hidup tanpa kompetisi. Sebagai contoh, sekolah tempat kita belajar. Setiap pagi kita harus sudah datang sebelum jam masuk. Kalau tidak, kita akan mendapat teguran. Jika teguran itu kita dapat berulang-ulang, bisa-bisa nilai jeblok sehingga tidak naik kelas. Teman sekelas kita sudah mau lulus, kita masih berteman dengan adek kelas. Datang ke sekolah itu sendiri sudah berupa kompetisi. ♦ Konflik Konflik merupakan proses sosial dimana untuk mendapatkan sumber daya atau keuntungan, satu pihak harus menjegal pihak lain dengan menggunakan ancaman dan kekerasan. Konflik adalah bagian dari dinamika sosial. Masyarakat yang sedang berkonflik tensinya naik, sistem sosial tidak stabil dan hawanya panas. Sebagai contoh, pemain nomor punggung 10 disliding oleh bek lawan hingga bek itu dikartu merah wasit. Padahal slidingnya nggak kena atau dengan kata lain, no 10 melakukan diving atau pura-pura jatuh. Kiper yang menyaksikan adegan itu dari dekat langsung mendorong pemain nomor 10 karena tidak fair. Akhirnya aksi saling dorong terjadi, aksi saling pukul terjadi antar pemain. Sepak bola jadi taekwondo. Ilustrasi di atas bisa terjadi dalam konteks lain. Misalnya di masyarakat, seorang ketua RT mendapat mandat dari kelurahan untuk membagi beras jatah khusus bagi warganya yang



miskin. Tiba-tiba banyak warga jadi miskin agar dapat beras jatah. Beras yang jumlahnya sedikit habis oleh masyarakat yang mendadak miskin. Warga yang benar-benar miskin tidak uman. Akhirnya ketua RT diancam, kaca rumahnya pecah dilepar batu oleh orang tak dikenal. ♦ Akomodasi Akomodasi bisa dipahami sebagai bentuk penyelesaian konflik yang terjadi di masayarakat. Bentuk penyelesaian konflik banyak macamnya. Pada prinsipnya, hubungan sosial yang berpotensi konflik coba diredam. Proses meredam potensi konflik agar normal kembali disebut akomodasi. Sebagai contoh, seorang guru dan seorang murid berdebat tentang definisi suatu istilah. Guru yakin pendapatnya benar. Murid yang mendapatkan ilmu dari Google juga yakin pendapatnya benar. Debat memanas karena keduanya sama-sama ngeyel. Akhirnya murid lain mengangkat tangan menjadi penengah. Akhirnya kedua pihak mengakui bahwa definisi istilah yang diperdebatkan hanya benar dalam konsteks tertentu. Bijak sekali. Sikap memediasi atau menjadi penengah merupakan bentuk akomodasi. Mediasi merupakan salah satu contoh proses sosial yang cukup sering kita lihat. Akomodasi sering muncul karena merupakan upaya meredam konflik. Tanpa akomodasi, masyarakat mudah kacau. ♦ Asimilasi Asimilasi merupakan proses sosial dimana individu atau masyarakat dengan karakteristik kultural yang berbeda satu sama lain bertemu, berinteraksi, hidup berdampingan sehingga terjadi penyelarasan atau peleburan budaya. Hasilnya, terciptalah karakteristik budaya baru yang merupakan penyelarasan karakteristik budaya yang berbeda. Proses asimilasi juga jamak terjadi di masyarakat sebab diferensiasi sosial adalah kenyataan yang ada dimana-mana. Setiap individu unik, setiap masyarakat juga unik. Perbedaan karakteristik budaya merupakan keniscayaan dalam kehidupan sosial. Contoh asimilasi yang terjadi di masyarakat misalnya, mahasiswa yang berasal dari daerah ngapak studi di negara berbahasa Inggris. Proses asimilasi terjadi ketika ia berbicara dengan bahasa Inggris yang medok atau ngapak. Asimilasi tersebut terjadi pada individu. Pada masyarakat, misalnya, orang Jawa yang jadi fasih berbahasa Sunda setelah kuliah di Nangor.