5 0 2 MB
PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS DAN REFLEKS PATOLOGIS
PENDAHULUAN Standar Kompetensi : Mahasiswa mapu melakukan pemeriksaan refleks-refleks fisiologis dan patologis secara lengkap dan benar. Kompetensi dasar: 1. Mahasiswa mampu mengenal dan menjelaskan alat yang akan digunakan dalam pemeriksaan refleks-refleks fisiologis dan patologis. 2. mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan refleks-refleks fisiologis dan patologis. 3. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan reflex-refleks regangan/tendo profunda secara baik dan benar. 4. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan refleks –refleks superfisial secara baik dan benar 5.
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan refleks –refleks patologis secara baik dan benar.
6. Mahasiswa dapat melakukan intepretasi hasil pemeriksaan refleks I.
PEMERIKSAAN REFLEK FISIOLOGIS Refleks fisiologis adalah gerak otot skeletal yang timbul sebagai jawaban
atas rangsang. Hasil pemeriksaan refleks merupakan informasi penting yang sangat menentukan. Penilaian refleks selalu berarti penilaian secara banding antara sisi kiri dan sisi kanan. Respon terhadap suatu
perangsangan tentu tergantung pada
intensitas. Oleh karena itu refleks kedua belah tubuh yang dapat dibandingkan harus merupakan hasil perangsangan yang berintensitas sama. Refleks fisiologis yang dibangkitkan untuk pemeriksaan klinis meliputi refleks superficial dan refleks tendon atau periosteum. Pada penderita penyakit syaraf tertentu dapat dibandingkan refleks patologis atau juga refleks primitif. Dari penilaian terhadap refleks fisiologis dan patologis ini kita dapat memperkirakan letak / jenis les.
A. REFLEK REGANGAN/REFLEKS TENDON Gerak otot reflektoris yang timbul atas jawaban stimulasi terhadap tendon dinamakan refleks tendon.
Untuk membangkitkan suatu refleks tendon harus
dipastikan bahwa pasien rileks. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara pemeriksa menyokong sendi yang diperiksa sehingga ototnya rileks. Palu refleks dipegang diantara ibu jari dan jari telunjuk, dan diayunkan dengan gerakan pada pergelangan tangan, bukan siku (Gambar 1). Pada umumnya yang dipakai adalah ujung runcing palu refleks berbentuk segitiga. Ketukan ringan pada tendo yang diperiksa seharusnya menimbulkan kontraksi otot. Untuk menilai kontraksinya pemeriksa kadang juga harus mempalpasi disamping mengamati otot itu. Perhatian tidak hanya pada ada atau tidaknya refleks, tetapi juga pada kecepatan dan kekuatan respon yang diberikan, batas pergerakan yang ditimbulkan dan lama kontraksi. Periksalah setiap refleks dan bandingkanlah dengan sisi lainnya. Refleks harus sama secara simetris.
Gambar 1. Cara Memegang palu refleks Ada variasi yang luas dalam respons refleks. Hanya dengan pengalaman pemeriksa akan dapat membuat penlaian yang baik tentang refleks normal. Refleks biasanya dinilai berdasarkan skala 0-4+ sebagai berikut 0
Tidak ada respons
1+
Berkurang
2+
Normal
3+
Meningkat
4+
Hiperaktif Refleks regangan atau tendon dapat berubah pada keadaan sehat dan sakit.
Refleks hiperakif merupakan ciri penyakit traktus ekstrapiramidalis, kelainan elektrolit, hipertiroidisme dan kelainan metabolik lainnya. Hiperrefleksi dapat juga ditemukan pada orang yang tegang dan cemas dan pada orang tua. Berkurangnya refleks merupakan ciri kelainan
sel cornu anterior dan
miopati. Hiporefleksi juga dapat ditemukan pada bayi, anak kecil dan kadang pada orang tua. Pemeriksa harus selalu mempertimbangkan kekuatan refleks dengan besarnya massa otot. Seorang pasien mungin mempunyai refleks yang berkurang sebagai akibat penurunan masa ototnya. Pasien dengan hipotiroidisme mengalami penurunan relaksasi setelah suatu refleks tendon yang disebut refleks tergantung. Pada pasien dengan refleks yang berkurang, teknik memperkuat mungkin berguna. Dengan meminta pasien untuk melakukn kontraksi isometric pada otot-otot yang lainnya, aktivitas refleks secara umum mungkin meningkat. Pada pemeriksaan refleks ekstremitas atas, mintalah pasien untuk mengatubkan gigi atau menekan ke bawah tempat tidur dengan kedua pahanya. Pada pemeriksaan refleks ekstremitas bawah, pasien diminta mengunci jari-jarinya dan berusaha menariknya pada waktu pemeriksaan. Prosedur ini kadang-kadang disebut Jendrassik. Refleks tendo dalam yang dipeiksa secara rutin adalah;
Biseps
Brakioradialis
Triseps
Patella
Achilles
a. Pemeriksaan Refleks Tendo Biseps Pemeriksaan refeks tendo biseps ini dilakukan dengan menggunakan palu refleks. Refleks ini menguji saraf pada radiks C5-C6. Langkah-langkah pemeriksaan
Pasien diminta duduk dengan relaks.
Pemeriksa meminta pasien melemaskan lengannya dan melakukan pronasi lengan bawah dipertengahan di antara fleksi dan ekstensi.
Pemeriksa harus meletakkan ibu jarinya dengan kuat pada tendo biseps.
Palu refleks kemudian dipukulkan pada ibu jari pemeriksa (Gambar. 2)
Pemeriksa harus mengamati kontraksi biseps yang diikuti denan fleksi pada siku. Pemeriksa dapat pula mempalpasi kontraksi otot ini.
Gambar 2. Pemeriksaan reflek tendo biseps b. Pemeriksaan Refleks Tendo triceps Pemeriksaan refeks tendo biseps ini dilakukan dengan menggunakan palu refleks. Refleks ini menguji saraf pada radiks C6-C8 Langkah-langkah pemeriksaan
Pasien diminta duduk dengan relaks.
Pemeriksa meletakkan lengan pasien diatas lengan/tangan pemerika.
Menempatkan lengan bawah pasien pada posisi pertengahan antara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi.
Meminta penderita untuk merelakskan lengan bawah sepenuhnya
Ketuklah tendo triseps ini di atas insersi processus elekranon ulna kira-kira 12 inci di atas siku. Harus terjadi kontraksi segera pada triceps dengan ekstensi siku. (Gambar. 3)
Dilakukan pada kanan dan kiri
Gambar 3. Pemeriksaan reflek tendo triceps c. Pemeriksaan Refleks Brachiradialis Langkah-langkah pemeriksaan
Meminta pasien duduk dengan relaks
Menempatkan lengan bawah pasien dalam posisi antara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi
Meletakkan lengan bawah pasien di atas lengan bawah pemeriksa
Meminta pasien untuk merelakskan lengan bawahnya sepenuhnya Memukul tendo brakhioradialis pada radius bagian distal dengan memakai refleks hammer yang datar. (Gambar4)
Dilakukan pada kanan dan kiri
Gambar 4. Pemeriksaan reflek tendo tricepsbrachioradialis d. Pemeriksaan Refleks Tendo Patela. Refleks patella, yang dikenal pula sebagai sentakan lutut Refleks in berfungsi untuk menguji saraf pada radiks L2-L4. Langkah-langkah pemeriksaan
pasien diminta duduk dengan tungkai terjuntai disamping tempat tidur. Atau tidur dalam keadaan relaks.
Meletakan tangan pemeriksa pada muskulus kuadriseps pasien.
Ketuklah tendo patella dengan kuat dengan dasar palu refleks. (Gambar 5)
Kontraksi kuadriseps seharusnya terasa dan ekstensi pada lutut harus terlihat
Dilakukan pada kanan dan kiri
Gambar 5. Pemeriksaan reflek tendo patella
e. Pemeriksaan Refleks Tendo Achilles Refleks Achilles, yang dikenal pula sebagai sentakan pergelangan kaki. Pemeriksaan ini menguji nervus pada radiks S1-S2 Langkah-langkah pemeriksaan
Meminta pasien untuk duduk dengan posisi kaki pasien terjuntai di samping tempat tidur. Tungkai harus difleksikan pada pinggul dan lutut.
Pemeriksa harus meletakkan
tanganya di bawah kaki pasien untuk
melakukan dorsifleksi pada pergelangan kaki.
Tendo Achilles diketuk tepat di atas insersinya pada permukaan posterior kalkaneus dengan ujung lebar palu refleks. (Gambar. 6)
Hasilnya adalah fleksi plantar pada pergelangan kaki.
Dilakukan pada kanan dan kiri
Gambar 6. Pemeriksaan reflek tendo patella
Cara lain untuk menguji refleks Achilles adalah dengan menyuruh pasien berbaring ditempat tidur. Pemeriksa harus memfleksikan satu tungkai di pinggul dan lutut, dan memutar tungkai ke luar sehingga terletak di atas tulang kering tungkai kontralateral. Pemeriksa kembali harus melakukan dorsofleksi pergelangan kaki ketika mengetuk tendo tersebut. Pasien dengan refleks Achiles yang tertekan harus diminta berlutut, jika mungkin, ditempat tidur dengan kaki tergantung diluar tempat tidur, Pemeriksa harus mengetuk tendo Achilles dan memperhatikan respons refleks dalam posisi ini. B. REFLEK SUPERFISIAL Refleks superfisial merupakan respon
refleks segmental yang menunjukkan
integritas dari inervasi cutaneus. Yang termasuk reflek ini antara lain refleks konjungtiva, refleks cornea, refleks abdominal dan refleks kremaster. Refleks superfisial yang paling sering diperiksa adalah refleks abdomen dan kremaster. a. Refleks superfisial abdomen `
Langkah-langkah pemeriksaan
Meminta pasien untuk berbaring terlentang
Menggoreskan secara cepat batang aplikator atau spatula lidah secara horisontal dari lateral ke medial ke arah umbilikus
Hasilnya adalah kontraksi otot perut dengan umbilikus berdeviasi ke arah rangsangan. Refleks abdomen sering tidak terlihat pada orang-orang yang gemuk. Pada
kondisi demikian, dengan
menggunakan jari sebaiknya pemeriksa menarik
umbilikus pasien menjauhi sisi yang telah diperiksa. Rasakan kontraksi otot pada jari. Refleks superfisial abdomen ini dapat hilang baik pada kerusakan sistem saraf pusat maupun sistem sarafperifer. b. Refleks kremaster Langkah-langkah pemeriksaan
Meminta pasien untuk berbaring terlentang
Menggoreskan batang aplikator atau spatula lidah secara ringan pada permukaan dalam paha
Hasilnya adalah naiknya testis secara cepat pada sisi yang sama.
II. PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGI Refleks patologi adalah refleks-refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang yang sehat. Refleks ini dapat dapat ditimbulkan pada kerusakan Upper motor neuron (UMN). A. Refleks Babinski Pemeriksaan refleks ini untuk menguji radiks saraf pada L5-S2. Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior dengan cukup kuat. Responsnya berupa ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan (fanning) jari – jari kaki. (Gambar 7) Respon babinski dapat timbul pada lesi sistem saraf pusat pada traktus cortikospinalis. Respons Babinski juga dapat timbul pada kondisi tidak sadar akibat pengarih intoksikasi alkohol atau obat-obatan.
Gambar 5. Pemeriksaan reflek Babinsk B. Refleks Chaddock Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral, sekitar malleolus lateralis dari posterior ke anterior. Respons yang timbul seperti babinski. C. Refleks Oppenheim Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara pengurutan crista anterior tibiae dari proksimal ke distal. Respons yang timbul seperti babinski. D. Refleks Gordon Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara penekanan betis secara keras. Respons yang timbul seperti babinski E. Refleks Schaffer Refleks ini dapat di bangkitkan
dengan cara memencet tendon achilles
secara keras. Respons yang timbul seperti babinski. F. Refleks Gonda Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara penekukan ( planta fleksi) maksimal jari kaki keempat. Respons yang timbul seperti babinski G. Refleks
Stransky
Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara: penekukan ( lateral ) maksimal jari kaki kelima. Respons yang timbul seperti babinski H. Refleks
Rossolimo
Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara: pengetukan pada telapak kaki. Respons yang timbul
adalah fleksi jari – jari kaki pada sendi
interphalangealnya I. Refleks
Hoffman
Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara goresan pada kuku jari tengah pasien. Respons yang timbul adalah ibu jari, telunjuk dan jari-jari lainnya Berefleksi J. Refleks
Tromner
Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara colekan pada ujung jari tengah pasie. Respons yang timbul seperti Hoffman. K. Refleks
Leri
Stimulus : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan sikap lengan diluruskan dengan bagian ventral menghadap keatas. Responnya adalah tidak terjadi fleksi di sendi siku. L. Refleks
Mayer
Refleks ini dapat di bangkitkan dengan cara: fleksi maksimal jari tengah pasien kearah telapak tangan. Respons : tidak terjadi oposisi ibu jari.
Daftar Pustaka Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking Swartz, M.H., 1995, Buku Ajar Diagnostik Fisik, Ed 1 th, EGC, Jakarta De Myer W.E., 2004, Tecnique of The Neurologic Examination, Ed 5 th, Mc Graw Hill Mardjono M., Sidharta P., 2000, Neurologi Klinis Dasar, Ed 8 th, Dian Rakyat, Jakarta
CHECK LIST PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS Petunjuk : Berilah angka (0) didalam kotak yang tersedia jika keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka (1) jika belum memuaskan atau (2) jika memuaskan
NO
ASPEK YANG DINILAI A. PERSIAPAN
1.
Menjelaskan pada pasien tentang tujuan pemeriksaan dan cara
2.
pemeriksaan.
3.
Mempersiapkan alat dan bahan
4.
Membuat pasien dalam kondisi rileks B. PEMERIKSAAN REFLEKS TENDON
5.
Melakukan pemeriksaan refleks tendo biseps dengan baik dan
6
benar. Melakukan pemeriksaan refleks tendo triseps dengan baik dan
7
benar
8
Melakukan pemeriksaan refleks brachiradialis dengan baik
9
dam benar
10.
Melakukan pemeriksaan refleks tendo patella dengan baik dan
11
benar Melakukan pemeriksaan refleks tendo biseps dengan baik dan
0
NILAI 1
2
benar 12.
Melakukan pemeriksaan refleks tendo achilles dengan baik dan benar Pemeriksaan dilkukan pada ektremitas kanan dan kiri
13.
C. PEMERIKSAAN REFLEKS SUPERFISIALIS
14.
Melakukan pemeriksaan refleks superfisial abdomen dengan
15.
baik dan benar
16. 17.
D. PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS
18.
Melakukan pemeriksaan
19.
benar.
20.
Melakukan pemeriksaan refleks Chaddock dengan baik dan
21
benar
22.
Melakukan pemeriksaan refleks Oppenheeim dengan baik dan
23
benar.
24
Melakukan pemeriksaan
25
benar.
refleks
refleks
Babinski dengan baik dan
Gordon
dengan baik dan
Melakukan pemeriksaan refleks Scaffer dengan baik dan benar. Melakukan pemeriksaan refleks Gonda dengan baik dan benar. Melakukan pemeriksaan
refleks
Stransky dengan baik dan
benar. Melakukan pemeriksaan refleks Hoffman dengan baik dan benar. Melakukan pemeriksaan refleks Tromner dengan baik dan benar. Melakukan pemeriksaan refleks Leri dengan baik dan benar. Melakukan pemeriksaan refleks Mayer dengan baik dan benar. Mencatat semua hasil pemeriksaan Pemeriksaan dilkukan pada ektremitas kanan dan kiri
Samarinda, ..................2011
Mengetahui
Penilai
Koordinator
(........................................)
(........................................)