Rps 10 - Etika Bisnis Kelompok 3 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • lani.
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Etika Lingkungan Hidup



Oleh kelompok 3



Kadek Ari Widyasari



(1807521128)



Ida Bagus Wiwekananda



(1807521140)



Putu Ratya Sandria Dewi



(1807521144)



Wayan Dede Arya Pramana P



(1807521145)



Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun ajaran 2020/2021



KATA PENGANTAR



Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Bisnis dengan materi “Etika Lingkungan Hidup” Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Drs.I Gusti Salit Ketut Netra,M.M.Selain itu tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana Etika Lingkungan Hidup.Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang dapat menjadi referensi bagi pihak yang membutuhkan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Etika Lingkungan Hidup ini dapat bermanfaat.



Denpasar , 7 November 2020



Kelompok 3



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2 2.1 Dimensi Polusi Dan Penyusutan Sumber Daya ............ Error! Bookmark not defined. 2.2 Penyusutan Sumber Daya ............................................................................................ 5 2.3 Etika Konservasi Sumber Daya Yang Bisa Habis ................................................... 10 2.4 Meningkatnya Perhatian Bisnis Terhadap Etika Lingkungan ............................... 13 BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan :............................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pada hakekatnya, etika lingkungan hidup membicarakan mengenai norma dan kaidah



moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan mahluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani.Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah.Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam.Maka penting untuk itu mnerapka etika konservasi pada sumber daya alam yang bisa habis dan dengan memiliki kewajiban moral untuk meningkatkan perhatian bisnis terhadap etika lingkungan 1.2



Rumusan Masalah 1. Apa saja dimensi polusi dan penyusutan sumber daya? 2. Apa saja etika pengendalian polusi? 3. Apa itu etika konservasi sumber daya yang bisa habis? 4. Apa yang dimaksud meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dimensi polusi dan penyusutan sumber daya 2. Untuk mengetahui etika pengendalian polusi 3. Untuk mengetahui etika konservasi sumber daya yang bisa habis 4. Untuk mengetahui meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya Ancaman lingkungan terdiri dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh pembuatan atau penggunaan komoditas. 1. Polusi Pada saat ini, polusi terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat. Beban polusi dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Polusi dapat dikategorikan menjadi polusi udara, air, dan tanah. 



Pulusi Udara Polusi udara sudah terjadi semenjak revolusi industri dunia, saat cerobong-



cerobong asap pabrik mulai berdiri. Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan mahluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan serta merusak properti. Yang dapat digolongkan dalam polusi udara yaitu. a) Pemanasan Global Gas-gas rumah kaca adalah gas-gas yang menyerap dan menahan panas matahari, mencegahnya kembali ke ruang angkasa,mirip dengan rumah kaca yang menyerap dan menahan panas matahari. Aktivitas manusia (terutama industri dan pertanian) telah menciptakan gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar yang mengakibatkan kenaikan suhu. b) Penyusutan Ozon Penyusutan lapisan ozon secara bertahap disebabkan oleh pelepasan gas klorofluorocarbon (CFC) ke udara. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.



2



c) Hujan Asam Pencemar udara SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan Ph air hujan. Hujan asam berkaitan erat dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batu bara, dan gas alam) yang digunakan untuk memproduksi listrik. Dampak dari hujan asam ini antara lain mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan. d) Racun Udara Dalam beberapa tahun belakangan terjadi kenaikan beberapa jenis racun karsinogen. Diperkirakan 20 dari 329 zat beracun yang sudah masuk ke udara sudah mampu menyebabkan lebih dari 2000 kasus kanker setiap tahun dan bahwa kasus kanker sangat tinggi ditemukan di dekat-dekat pabrik di sejumlah negara. e) Kualitas Udara Bentuk polusi udara yang paling umum adalah gas dan partikel-partikel yang keluar dari kendaraan dan proses industri, yang berpengaruh pada kualitas udara. Partikel yang mengandung racun membawa gas-gas pengganggu ke dalam paru-paru secara bertahap dan baru terasa setelah terakumulasi beberapa tahun. 



Polusi Air Apabila kandungan berbagai zat maupun mikroorganisme yang terdapat di



dalam air melebihi ambang batas yang diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Air yang terganggu kualitasnya ini dikatakan sebagai air yang tercemar. Polusi air disebabkan oleh: a) Limbah pemukiman Limbah pemukiman mengandung limbah domestic berupa sampah organic dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagaian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik dibuang ke sungai, maka cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga yang menghasilkan oksigen.



3



b) Limbah pertanian Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti eceng gondok. Limbah pestisida dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang, dan hewan air lainnya. c) Limbah Industri Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/beracun dan menyebabkan infeksi/penyakit. Limbah industry yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. d) Limbah pertambangan Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkann korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik. 



Polusi Tanah Polusi tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industry yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimiawi beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan



ini



dapat



menyebabkan



perubahan



metabolisme



dari



mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah 4



tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian 2. Penyusutan Sumber Daya Kerusakan lingkungan selain disebabkan oleh polusi, juga disebabkan oleh susutnya sumber daya alam. Penyusutan sumber daya alam mengacu pada konsumsi sumber daya yang terbatas atau langka. Penyusutan sumber daya alam sering disebut dengan istilah deplesi. 1.



Penyusutan Spesies dan Habitat Kekayaan alam seringkali ditentukan oleh banyaknya jenis-jenis kehidupan (spesies). Pencemaran udara, air, dan tanah dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tersebut. Akibatnya beberapa spesies terancam musnah. Menyusutnya hutan dan adanya pengaruh polusi udara akan mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies tumbuhan dan hewan.



2.



Penyusutan Bahan Bakar Fosil Tingkat penggunaan bahan bakar fosil yang meningkat hampir 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya penyusutan. Jika terus dibiarkan, penyusutan ini akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam waktu yang relatif singkat.



3.



Penyusutan Mineral Jika perkiraan penyusutan mengenai cadangan mineral benar, maka konsekuensikonsekuensi ekonomi akan sangat fatal karena habisnya mineral-mineral tersebut dalam jangka waktu yang relatif singkat, ini akan mengakibatkan hancurnya berbagai industri yang bergantung padanya.



2.2 Etika Pengendalian Polusi Lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan karena berbagai sebab para pelaku bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis dan bisnis melihat lingkungan sebagai barang yang ak terbatas.  Etika Ekologi Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagianbagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, disini kita sebagai manusia harus memiliki rasa untuk dapat 5



menghargai, menghormati dan mempertahankannya. Paul Taylor “sifat karakter secara moral adalah baik ketika mengekspresikan atau mewujudkan sikap moral dasar, yang saya sebut sebagi penghargaan terhadap alam”. Pengahragaan alam didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat teleologi kehidupan”. Dalam etika ini tidak hanya pada hewan yang memilki rasa sakit tetapi perlindungan juga diberikan pada tumbuhan dimana tumbuhan merupakan penyedia suplay dari berbagai kebutuhan yang bersifat langsung ataupun tidak langsung.



Ada berbagai macam etika



ekologi, sebagian lebih radikal dan berjangkauan luas dibandingkan yang lainnya. Mungkin versi paling popular adalah yang mengklaim bahwa selain bagi manusia, binatang pun memiliki nilai intristic dan layak unuk kita hargai dan kita lindungi. Sejumlah pengikut aliran utilitarian mengklaim, misalnya bahwa rasa sakit yang dialami binayang haruslah dianggap setara dengan rasa sakit manusia, dan dapat dikatakan sebagai satu rasa bentuk persangka yang spesies.  Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Undang-undang federal menetapkan batasan-batasan atas hak properti pada para pemilik perusahaan. Kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya diinginkan, namunmerupakan hak bagi setiap manusia. Kutipan ini merupakan kutipan yang sering digunakanuntuk mendefinisikan bagaimana seorang manusia memiliki hak atau bahkan mengkondisikan dimana manusia lain berkewajiban untuk memungkinkan kita untuk memiliki lingkungan yang nyaman. (hak positif). Dalam pengetian yang luas, dapat dikatakan bahwa kita manusia berhak atas udara bersih, air bersih dan pemeliharaan atas keindahan alam, nilai estetis dan histories. Dalam keadaan yang seperti inilah dinamakan bahwa manusia memiliki hak lingkungan untuk menciptakan dan menikmati lingkungan yang nyaman. Permasalahannya adalah dalam menciptakan kondisi yang nyaman maka harus dilakukan pemangkasan terhadap sumbersumber polusi atau pembatasan mutlak terhadap sumber-sumber polusi yaitu dengan menutup pabrik-pabrik yang menghasilkan polusi. Tetapi pemberlakuan peraturan ini tidaklah mudah karena dalam beberapa kondisi yang terjadi pengurangan polusi memiliki biaya yang sangat besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dihasilkan dan penutupan pabrik secara 6



otomatis akan mengurangi lapangan pekerjaan serta merumahkan para karyawan yang mugkin jumlahnya ratusan atau bahkan ratusan atau jutaan per tahunnya.  Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat. Utilitarianisme memberikan suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh teori hakhak yang ada yaitu teori-teori dari lingkungan yang dimiliki oleh Blackstone. Peendekatan yang secara fundamental bersifat utilitarian terhadap masalah lingkungan adalah dengan melihat masalah-masalah tersebut sebagai cacat pasar. Jika suatu industry mencemari lingkungan, harga pasar dari komoditas-komoditasnya tidak lagi mencerminkan biaya yang sesungguhnya dalam proses produksi komoditas tersebut, hasilnya pun adalah kesalahan alokasi dari sumber daya, peningkatan jumlah limbah dan distribusi komoditas yang tidak memadai. Konsekuensinya adalah seluruh masyarakat dirugikan saat kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan menurun. Jadi, pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha untuk dapat mengihindari polusi karena ia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.  Biaya Pribadi dan Biaya Sosial Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang merupkan dasar sistem pasar. Ketika suatu perusahaan mencemari lingkungan dalam cara apapun juga, maka biaya pribadi yang selalu lebih kecil dibandingkan dengan biaya social untuk keseluruhan totalnya. Baik itu pencemaran yang sifatnya lokal ataupun pencemaran yang bersifat global dan berjangka panjang seperti pengaruh panas terhadap banyaknya kandungan karbon dioksida dalam atmosfer, polusi selalu melibatkan adanya biaya eksternal atau dengan kata lain biaya yang tidak perlu dibayar oleh pihak yang memproduksi polusi tersebut. Dan polusi merupakan salah satu masalah dasar dalam perbedaan antara biaya pribadi dan biaya social. Karena saat biaya pribadi untuk menghasilkan produknya berebda dari biaya social yang terkait dengan proses produksinya, maka pasar tidak lagi memberikan harga yang tepat atas 7



komoditas yang dihasilkan. Konsekuensinya, pasar tidak lagi mampu mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat menurun.  Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen utilitarian yang disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka. Dengan cara tersebut, harga barang-barang bisa ditetapkan secara akurat, kekuatan-kekuatan pasar akan memberikan insentif yang mendorong produsen untuk meminimalkan biaya eksternal, dan sebagai konsumen tidak lagi harus membayar lebih besar dibandingka konsumen lain untuk membeli komoditas yang sama. Ada berbagai penyelesaian untuk menginternalisasi biaya eksternal dari polusi. Salah satunya adalah dengan meminta pihak yang menyebabkan polusi untuk membayar ganti rugi secara sukarela maupun secara hokum pada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Penyelesaiannya lainnya adalah dengan mewajibkan perusahaan yang menjadi sumber polusi untuk menghentikan polusi dengan memasang alat-alat pengendali polusi. Dengan cara ini biaya eksternal dari polusi lingkungan berarti diubah menjadi biaya internal perusahaan untuk memasang peralatan pengendali polusi. Apabila semua biaya diinternalisasikan dengan cara seperti itu mekanisme pasar sekali lagi akan memberikan insentif penekanan biaya dan menjamin bahwa harga yang ditetapkan mencerminkan biaya yang sesungguhnya dari proses produksi komoditas.  Keadilan Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering berpengaruh terhadap meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif. Lingkungan hidup menyangkut kelangkaan, karena itu harus dibagi secara adil,sehingga semua orang termasuk geerasi mendatang dapat memenuhi kebutuhannya denganbaik. Jika alam dieksploitasi secara tidak adil, maka akan menguntungkan sebagian orang (terutama pelaku bisnis yang mempunyai



8



kemampuan) dan mengakibatka penderitaansebagian orang lainnya (terutama masyarakat tidak mampu). Jika sebuah perusahaan melakukan pencemaran maka para pemegang saham mendapat keuntungan, karena perusahaan tidak perlu membayar biaya eksternal polusi dan juga memberi keuntungan bagi para konsumen yang membeli produk mereka karena biaya eksternal tidak dibebankan pada biaya produksinya. Dengan demikian pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dari polusi kemungkinan besar adalah orang-orang yang mampu membeli saham dan produk perusahaan. Namun demikian, biaya biaya eksternal saat ini ditanggung oleh kaum miskin mengingat nilai properti di lingkungan yang berpolusi rendah dan cenderung akan dihuni oleh orang-orang miskin dan ditinggalkan kaum kaya. Jadi polusi mengakibatkan menjauhnya keuntungan dari kaum miskin dan menuju orang-orang kaya sehingga menambah ketidakadilan. Sejumlah hasil penelitian mendukung klaim bahwa tingkat polusi cenderung berkolerasi dengan ras, sehingga semakin tinggi proporsi kaum minoritas yang tinggal di suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan wilayah tersebut terkena polusi. Dalam artian bahwa polusi berkolerasi dengan penghasilan dan ras maka populasi populasi juga melanggar keadilan distributif.  Biaya dan Keuntungan Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur yang tantang analisis biayakeuntungan dengan mengidentifikasi biaya dan keuntungan, megevaluasi biaya dan keuntungan dan menambahakan biaya dan keuntungan. Ada kemungkinan suatu perusahaan melakukan investasi terlalu besar untuk peralatan pengendalian polusi. Perlu diperhatikan bahwa biaya pengendalian produksi berbanding terbalik dengan keuntungan dari penggunaan alat pengendalian produksi. Misalnya sebuah wilayah air terkena pencemaran yang berat, mungkin cukup mudah dan murah untuk menyaring sejumlah bahan pencemar tertentu. Namun, untuk menyaring sedikit lebih banyak bahan pencemar lain dibutuhkan penyaring yang lebih baik dan lebih mahal. Biaya akan terus naik seiring dengan tingkat kemurniaan yang diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dalam kurva, yakni biaya pembersihan pencemaran dan keuntungan usaha pembersihan hasilnya adalah dua kurva yang saling berpotongan. Titik ini merupakan pertemuan antara biaya pengendalian polusi dan nilai keuntungannya, jika perusahaan menginvestasikan sumber daya tambahan untuk menangani polusi, maka nilai utilitas masyarakat akan menurun. 9



 Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara Ekologi sosial menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi sosial belum berubah, maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan. Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhitungkan perspektif-perspektif etika memberi perhatian. Banyak pemikir menyatakan bahwa krisis lingkungan yang kita hadapi berakar dalam sistem sistem autarki dan dominasi sosial yang menjadi karakteristik masyarakat kita. Pandangan ini, yang sekarang disebut ekologi social, yang menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi tersebut belum berubah maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan. Dalam sistem hierarki, satu kelompok berkuasa atas kelompok lain dan anggota kelompok lain yang berkuasa mendominasi anggota kelompok lain dan memanfaatkan mereka sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Contoh-contoh sistem hierarki yang semacam ini termasuk sejumlah kebiasaan sosial seperti rasisme, sexism, serta kelas-kelas sosial dan juga lembaga sosial seperti hak-hak property, kapitalisme, birokrasi dan mekanisme pemerintahan. Sistem hierarki dan dominasi tersebut berjalan bersama-sama dengan tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita serta dengan cara-cara ekonomi untuk menangani lingkungan. Sistem hierarki dan Dominadi menurut Bokchin, mendorong munculnya mentalitas budaya yang mendukung dominasi dalam segala bentuk termasuk dominasi atas alam. Keberhasilan menjadi diidentifikasikan dengan dominasi dan kekuasaan seperti halnya mengidentifikasikan kemajuan dengan peningkatan kemampuan untuk mengendalikan dan mendominasi alam beserta prosesnya. Jadi, kerusakan lingkungan yang terjadi secara luas tidak bisa dihentikan sampai masyarakat kita menjadi tidak terlalu hierarki, tidak terlalu mendominasi, dan tidak terlalu menindas. Jadi masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang menjauhkan diri dari semua dominasi dan dimana semua kekuasaan terdesentralisasi. 2.3 Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis Konservatisme mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok.Penghematan sumber daya demi kepentingan generasi masa depan,konservatisme digunakan atau diterapkan pada masalahmasalah penyusutan sumber daya hal ini mengacu pada sumber-sumber daya yang sulit untuk 10



diperbaharui seperti (emas,perak minyak bumi,perunggu,batu bara)jika pemakain sumber daya tersebut tidak digunakan secara benar maka sewaktu-waktu akan habis dan akan menyebabkan masalah bagi generasi di masa depan.Tujuan generasi sekarang penting untuk menghemat sumber daya yaitu 1.



Hak Generasi Mendatang Mungkin tampak bahwa generasi yang ada berkewajiban melakukan konservasi



sumber daya bagi generasi mendatang karena mereka memiliki hak yang sama atas sumber daya terbatas dari bumi ini. Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber daya bumi, maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut. 2.



Keadilan bagi Generasi Mendatang Rawls menyatakan meskipun tidak adil bila memberikan beban yang berat bagi



generasi sekarang untuk generasi mendatatang namun juga tidak adil bila generasi sekarang tidak meninggalkan apa-apa untuk generasi masa depanmka dari itu metode ini, memastikan apa yang diberikan oleh generasi sebelumnya pada generasi selanjutnya, akan mengarahkan pada kesimpulan bahwa apa yang disyaratkan oleh keadilan pada generasi sekarang hanyalah kepastian bahwa generasi selanjutnya tidak menerima yang lebih buruk dari yang akan diterima dari generasi sebelumnya.Adapun usaha-usaha yang dilakukan seperti menyisihkan modal dalam akumulasi dalam jumlah yang memadai bukan hanya dalam bentuk pabrik,mesin,pengetahuan,budaya serta teknik dan keahlian sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang bisa dinikmsti oleh generasi masa depan Keadilan mewajibkan generasi sekarang untuk menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih buruk dibandingkan dengan yang diterima dari generasi sebelumnya.Kesimpulan Rawls juga didukung dengan penalaran utilitarian bahwa setidaknya generasi jaman sekarang setidaknya punya kewajiban menghindari hal-hal negative yang berakibat buruk yang nantinyka akan berdampak pada generasi masa depan. 3.



Pertumbuhan Ekonomi Jika perekonomian dunia terus didasarkan pada tujuan pertumbuhan ekonomi,maka



akan berdampak kepada kebutuhan sumberdaya yang tidak bisa diperbaharui meningkat,maksudnya karena sumber daya yang terbatas yaitu sewaktu waktu bisa akan habis,jika suatu negara menkan pada pertumbuhan ekonominya tanpa adanya penghematan sumber daya alam yang digunakan maka institusi-institusinya 11



hancur.Selanjutnya cara menghemat yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang memuaskan, maka diperlukan mengubah sistem perekonomian secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.Adapun usaha-usaha yang bisa dilakukan 



Negara-negara industry yang mulanya ada pada teknologi padat modal ke padat mesin maksudnya yang mulanya pekerjaan dilakukan oleh manusia kini digantikan dengan bantuan mesin







Mengubah tujuan peningkatan produksi dan mengubahnya pada pengurangan tingkat produksi hingga sampai keadaan stabil



2.4 Meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan Bisnis dan lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia semakin bergejolak (turbulent). Apalagi dengan kondisi internal perusahaan-peruahaan secara umum yang memburuk dan bangkrutnya sebagian perusahaan, perhatian terhadap pengaruh dan dampak faktor-faktor eksternal perusahaan yang bersifat makro menjadi sangat penting, termasuk pada etika lingkungan. Jika polusi dan sumber daya alam merusak lingkungan, maka salah satu tindakan yang logis adalah melarang semua kegiatan yang mengakibatkan polusi dan penyusutan sumber daya alam. Namun, tindakan yang kenal kompromi seperti itu tidak mungkin dilakukan, karena untuk memenuhi kebutuhan hidup terpaksa dilakukan tindakan eksploitasi lingkungan. Meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan dikarenakan persepsi di bahwa ini. 1.



Lingkungan hidup sebagai “the commons“ The commons adalah ladang umum yang dulu dapat ditemukan dalam banyak



daerah pedesaan di Eropa dan dimanfaatkan secara bersama – sama oleh semua penduduknya. Sering kali the commons adalah padang rumput yang dipakai oleh semua penduduk kampung untuk tepat menggembala ternaknya. Dizaman modern dengan bertambahnya penduduk sistem ini tidak dipertahankan lagi dan ladang umum itu diprivatisasi dengan menjualnya kepada penduduk perorangan. Masalah lingkungan hidup dan masalah kependudukan dapat dibandingkan dengan proses menghilangnya the commont. Jalan keluarnya adalah terletak pada bidang moralnya yakni dengan membatasi kebebasan. Solusi ini memang bersifat moral karena pembatasan harus dilaksanakan dengan adil. Pembatasan kebebasan itu merupakan suatu tragedi karena kepentingan pribadi harus dikorbankan kepada



12



kepentingan umum. Tetapi tragedi ini tidak bisa dihindari. Membiarkan kebebasan semua orang justru akan mengakibatkan kehancuran bagi semua.



2.



Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas Hal kedua tentang lingkungan hidup dalam bisnis modern yakni bahwa sumber-



sumber daya alam itu tak terbatas. Mau tak mau kita perlu akui lingkungan hidup dan komponen – komponen yang ada didalamnya tetap terbatas, walaupun barangkali tersedia dalam kuantitas besar. Sumber daya alam pun ditandai dengan kelangkaan. Jika permintaan dengan jumlah yang besar maka air, udara, dan komponen – komponen yang ada didalamnya (SDA) akan menjadi barang langka dan karena itu tidak dapat dipergunakan lagi secara gratis. Akibatnya faktor lingkungan hidup pun merupakan urusan ekonomi karena ekonomi adalah usaha untuk memanfaatkan barang dan jasa yang langka dengan efisien sehingga dinikmati oleh semua kalangan masyarakat . Contoh : Perusahaan kini menyadari akan pentingnya lingkungan sekitar terhadap kelangsungan perusahaan tersebut di masa mendatang. Saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan mesin atau alat-alat yang ramah lingkungan. Secara tidak langsung. perusahaan tentunya memiliki tanggung jawab moral mengenai kebersihan lingkungan di sekitar perusahaan tersebut beroperasi karena hal tersebut tentunya akan membuat keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya akan menjadi serasi dan seimbang.



3.



Pembangunan berkelanjutan Jika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada



suatu konsekuensi lain yang sulit dihindari. Ekonomi selalu menekankan perlunya pertumbuhan. Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang tumbuh. Selanjutnya semakin disadari bahwa pengabisan sumber daya alam barangkali masih dapat diimbangi dengan ditemukannya teknologi baru. Karena itu penghabisan sumber daya alam tidak merupakan masalah hidup atau mati. Masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan lingkungan hidup yang sangat memprihatinkan. Yang secara mutlak harus dibatasi adalah tekanan semakin besar pada sistem-sistem ekologis karena efek-efek negatif dari kegiatan manusia. Kapasitas alam untuk manampung tekanan dari polusi udara dan air, degradasi tanah dan sebagainya tidak diimbangi dengan teknologi baru.



13



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan : Ancaman lingkungan terdiri dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Pada saat ini, polusi terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat. Beban polusi dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Polusi dapat dikategorikan menjadi polusi udara, air, dan tanah. Kerusakan lingkungan selain disebabkan oleh polusi, juga disebabkan oleh susutnya sumber daya alam. Penyusutan sumber daya alam mengacu pada konsumsi sumber daya yang terbatas atau langka. Beberapa contoh dari penyusutan sumber daya alam adalah penyusutan spesies dan habitat, penyusutan bahan bakar fosil, penyusutan mineral. Kemudian pada etika pengendalian polusi yaitu lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan karena berbagai sebab para pelaku bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis dan bisnis melihat lingkungan sebagai barang yang tak terbatas. Bagian dari Etika pendalian polusi ada etika ekologi, hak lingkungan dan pembatsan mutlak, utilitarianisme dan pengendalian parsial, biaya pribadi dan biaya social, penyelesaian : tugas-tugas perusahaan, keadilan, biaya dan keuntungan, ekologi sosial, ekofeminisme dan kewajiban untuk memelihara. Lalu pada Etika konservasi sumber daya yang bisa habis. Konservatisme mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan yang dimana kebutuhan untuk membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk waktu selanjutnya.Tujuan generasi sekarang penting untuk menghemat sumber daya yaitu dengn cara mengetahui hak generasi mendatang,



keadilan bagi generasi mendatang, dan pertumbuhan ekonomi saat ini.



Kemudian yang terakhir pada meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan. Jika polusi dan sumber daya alam merusak lingkungan, maka salah satu tindakan yang logis adalah melarang semua kegiatan yang mengakibatkan polusi dan penyusutan sumber daya alam. Meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan dikarenakan berbagai persepsi yaitu lingkungan hidup sebagai “the commons” , lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas, dan pembangunan yang dilakukan secara berkelanjutan.



14



DAFTAR PUSTAKA



Dewi, Sutrisna. 2011. Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Bali: Udayana University Press Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis: Konsep dan Dasar Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi Widyawati, Tania. “Meningkatnya Perhatian Bisnis terhadap Etika Lingkungan Hidup”. https://student.unud.ac.id/taniawidyawati/news/76408 . Diakses pada 10.09.2018



15