RT 3 Keperawatan Bencana Kelompok 4 Kelas 4 B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS



Oleh Kelompok IV Gianda Rivelino Hermita Laili Yani Inayah Mimi Sarita Nurul Rahmi Delvia Pingky Anggraeni Riski Perdana Sri Widya Ningsih Valentina Yesi Dwi Kartika



PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat di gunakan untuk memperdalam pemahaman mengenai materi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Pekanbaru, 25 Desember 2020



Penulis



DAFTAR ISI i



KATA PENGATAR.................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................................1 B. Tujuan ...........................................................................................................1 a. Tujuan Umum..........................................................................................1 b. Tujuan Khusus.........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2 A. Analisis Resiko Bencana.................................................................................2 B. Peta Ancaman (Hazard Mapping)................................................................... C. Upaya Mitigasi Bencana Paling Tepat............................................................. BAB III PENUTUP..................................................................................................17 A. Kesimpulan....................................................................................................17 B. Saran...............................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang  Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2007 pasal 1 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa nonalam berupa gempa, tsunami, gunung meletus,banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor (Paramesti, 2011). Bencana banjir merupakan suatu peristiwa yang berdampak terhadap lingkungan dan tidak bisa diprediksi kapan terjadi. Namun curah hujan tinggi biasanya sering mengakibatkan banjir. Menurut Kusuma et al (2010), genangan air akibat banjir merupakan bencana besar bagi penduduk terutama bagi mereka yang rumahnya terendam. Kerugian yang dialami bukan hanya berupa kerusakan rumah dan harta benda, tetapi juga wabah penyakit dan trauma selama dan pasca banjir. Selain merugikan manusia, bencana banjir juga dapat merugikan hewan, tumbuhan, harta benda dan juga lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Akibat banjir dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti pada aspek lingkungan, sosial, kesehatan hingga perekonomian. Aspek–aspek tersebut merupakan aspek yang sangat berpengaruh bagi manusia dalam kehidupannya. Adanya musibah banjir tersebut telah menjadi gambaran bahwasanya diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian terhadap bencana banjir. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir dan juga menanggulangi bencana banjir. Salah satunya adalah dengan



1



pembuatan analisis risiko banjir. Dimana risiko didefinisikan sebagai faktor dari bahaya dan kerentanan. Menurut BPS Kabupaten Kampar (2018), Kecamatan Kampar berada di bagian tengah Kabupaten Kampar yang berada pada dataran rendah, memiliki persentase kepadatan penduduk terbesar yang ada di Kabupaten Kampar serta peringkat kedua terbanyak dari jumlah kejadian banjir dalam satu tahun. Sihombing (2018) mengatakan, sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di bantaran sungai yang rentan terhadap bencana banjir, yang disebabkan tingginya curah hujan pada waktu musim hujan sehingga membuat Sungai Kampar Kiri sering meluap dan debit air yang besar di Sungai Subayang yang merupakan hulu Sungai Kampar Kiri.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mengatahui dan memahami tentang penanggulanagn bencana banjir di Kabupaten Kampar 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mengetahui analisis resiko bencana banjir di Kabupaten Kampar b. Mahasiswa dapat membuat peta ancaman bencana banjir di Kabupaten Kampar c. Mahasiswa dapat mengetahui upaya mitigasi bencana paling tepat terhadap bencana banjir di Kabupaten Kampar



2



BAB II PEMBAHASAN A. Analisis Resiko Bencana Penelitian dilakukan di Sungai Kampar Kiri Daerah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Riau yaitu di bagian hulu sungai di Kelurahan Simpang Kubu. di bagian tengah Kelurahan Naumbai dan bagian hilir sungai di Kelurahan Pulau Tinggi. 1. Analisis tingkat bahaya dan kerentanan daerah terhadap bencana banjir di Kecamatan Kampar Berdasarkan data debit maksimum tahunan stasiun PLTA Koto Panjang selama 13 tahun (2003 sampai dengan 2015) diperoleh rata –rata debit maksimum sebesar 754.62 m3/s dengan nilai standar deviasi 326.92. semakin lama tingkat kala ulang yang direncanakan maka semakin tinggi tingkat bahaya banjir yang terjadi di Kecamatan Kampar, namun tingkat probabilitas/ kemungkinan terjadinya banjir semakin kecil di setiap tahun. Berdasarkan Perka BNPB No.2 (2012), analisis tingkat kerentanan banjir terdiri dari tiga indikator meliputi kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kerentanan sosial memiliki beberapa parameter seperti kepadatan penduduk dan rasio kelompok rentan meliputi rasio jenis kelamin perempuan, dan rasio kelompok umur. Kerentanan ekonomi dilihat berdasarkan luas lahan produktif dan parameter dari kerentanan lingkungan dilihat dari jenis penggunaan lahan (Paimin dan Pramono, 2009). Dari ketiga indikator tersebut diperoleh nilai tingkat kerentanan bencana banjir yang dapat dilihat pada gambar:



3



Tingginya tingkat kerentanan didapat pada Kelurahan Air Tiris yang dipengaruhi banyaknya jumlah pemukiman, luas lahan produktif, dan tingginya kepadatan penduduk. Kemudian tingkat kerentanan sedang didapat pada Desa Ranah Baru yang dipengaruhi rendahnya lahan produktif, dan sedikitnya jumlah lansia dan anak-anak. 2. Analisis sebaran tingkat risiko banjir di Kecamatan Kampar



4



Sebaran tingkat risiko banjir dipengaruhi oleh tingkat bahaya dan kerentanan yang bervariasi di setiap wilayah. Menurut Danianti dan Sariffuddin (2015), tingginya tingkat risiko terjadi jika wilayah tersebut memiliki tingkat bahaya dan kerentanan yang tinggi begitu sebaliknya. Nilai risiko yang semakin besar menunjukkan bahwa potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut juga akan semakin besar. secara umum, daerah yang paling terdampak dengan tingkat risiko sangat tinggi adalah Desa/Kelurahan yang berada pada sekitar daerah bantaran Sungai Kampar.Informasi tersebut dapat digunakan. untuk melakukan perencanaan pengendalian banjir dengan menyesuaikan tingkat risiko banjir pada angka kala ulang tertentu.



B. Peta Ancaman (Hazard Mapping) 5



Keterangan: : sangat tinggi : tinggi : sedang : sungai kampar : titik kumpul saat terjadi bencana C. Upaya Mitigasi Bencana Paling Tepat 6



Upaya yang akan dilakukan di dalam mengurangi risiko banjir di Kecamatan Kampar berdasarkan upaya struktural dan non-struktural. Selanjutnya upaya tersebut diidentifikasikan ke dalam tiga fase yaitu : 1) Pra-banjir 2) Pada saat banjir, dan 3) Pasca banjir (Hapsoro dan Buchori, 2015). 1. Upaya struktural Upaya struktural yaitu upaya mengurangi risiko banjir melalui konstruksi atau perubahan fisik lingkungan dengan mengaplikasikan solusi bersifat teknis, dalam hal ini yaitu pembuatan tanggul di pinggiran sungai seperti Desa Penyasawan, Pulau Sarak dan Rumbio dengan genangan maksimum yang terjadi mencapai 1.7 - 2.8 meter pada kala ulang rencana100 tahun. Selanjutnya pada saat terjadinya banjir yaitu penyediaan tempat pengungsian yang bersifat permanen, dan melakukan rekonstruksi bangunan penanggulangan banjir seperti pengecekan fisik waduk PLTA Koto Panjang secara berkala pada saat pasca banjir 2. Upaya non-struktural Upaya non-struktural adalah upaya mengurangi risiko banjir melalui pembuatan peraturan atau kebijakan terkait risiko banjir seperti membuat jalur evakuasi banjir dalam bentuk peta untuk memudahkan masyarakat desa yang terkena banjir menemukan lokasi pengungsian, memaksimalkan penggunaan informasi peringatan dini (early warning) secara merata ke seluruh desa sebagai pemberitahuan akan terjadi banjir, serta kerjasama antara LSM dengan Dinas Sosial Kabupaten Kampar ataupun pemerintah daerah Kampar untuk mengadakan pemulihan trauma pasca banjir secara psikologis pada masyarakat yang terkena risiko banjir.



7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Analisa tingkat bahaya banjir, didapatkan hasil luas genangan banjir di sekitar bantaran Sungai Kampar Kecamatan Kampar yang terjadi di pemukiman, sawah, dan ladang. Pada kondisi eksisting dengan debit periode ulang 5 tahun terjadi genangan dengan luas 826,47 Ha dengan kedalaman sampai dengan 2 meter. Sedangkan pada tingkat kerentanan terbagi menjadi 3 tingkatan yakni, tingkat sedang seluas 2.42%, tingkat tinggi seluas 87.01%, dan sangat tinggi seluas 10.57% dari total luas wilayah penelitian. Daerah yang sangat tinggi tingkat kerentanannya berada pada Desa Air Tiris dan Desa Bukit Ranah. Tingkat risiko banjir di Kecamatan Kampar terbagi menjadi 5 tingkatan yakni, tingkat risiko sangat rendah seluas 91.7% dari total luas wilayah penelitian, rendah seluas 4.9%, sedang seluas 0.3%, tinggi seluas 0.4%, dan sangat tinggi seluas 2.8%. Tingkat risiko sangat tinggi tersebar di setiap desa/kelurahan yang berada pada sekitar daerah bantaran Sungai Kampar. Upaya mengurangi risiko banjir di Kecamatan Kampar berdasarkan upaya struktural yaitu pembuatan tanggul, pemeliharaan Sungai Kampar, penyediaan tempat pengungsian, dan pemeliharaan fisik waduk PLTA secara berkala. Upaya non-struktural seperti membuat peta jalur evakuasi, merubah pola tata guna lahan, pengadaan papan informasi ketinggian air PLTA Koto panjang, dan penegakan peraturan kepada masyarakat akibat dari membuang sampah ke dalam sungai. B. Saran Dengan adanya makalah tentang penanggulangan bencana berbasis komunitas ini, diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa dalam



8



menghadapi bencana yang terjadi di lingkungan sekitar dan dapat membuat upaya upaya yang perlu dilakukan dalam mitigasi bencana.



9



DAFTAR PUSTAKA Fikky Hidayat, M dkk. 2020. Kajian risiko banjir Sungai Kampar terhadap lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Advancing the World of Information and Environment. Vol. 3 No. 2 September 2020. Pp. 40-44. Nurdin & Fakhri. 2018. Analisa Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Kampar. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia, Juli 2018, p 108-114. Volume 5, Nomor 2. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).2012. Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta. BPS (Badan Pusat Statistik). 2018. Kabupaten Kampar Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Kampar. Riau.



10