6 0 186 KB
Saham Treasury Metode Par Value (Nilai Nominal) Metode Par Value adalag pembelian saham treasury dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang beredar. Metode par value (nilai nominal) : a. Harga perolehan saham treasury dibandingkan dengan jumlah yang diterima pada awal diterbitkan. b. Rekening saham treasury didebit sebesar nilai nominal (nilai ditetapkan). c. Kelebihan diatas nominal yang timbul pada waktu penerbitan awal dibebankan ke rekening laba ditahan. d. Jika harga saham treasury dibawah harga penerbitan awal, selisihnya dikredit ke modal disetor saham treasury. Contoh : 1. Tahun 2015 dijual saham biasa sebanyak 100.000 lembar saham dengan nilai nominal @ Rp. 10.000,- dengan harga jual Rp. 12.000,2. Dibeli kembali 10.000 lembar saham dengan harga Rp. 15.000,- sebagai saham treasury 3. Dibeli kembali 10.000 lembar saham dengan harga Rp. 8.000,- sebagai saham treasury 4. Dibeli kembali 10.000 lembar saham dengan harga Rp. 11.000,- sebagai saham treasury 5. Dijual kembali 10.000 lembar saham treasury dengan harga Rp. 13.000,6. Dijual kembali 10.000 lembar saham treasury dengan harga Rp. 8.000,Buatlah Jurnalnya..!!! Jawab : 1. Saat Penjualan Kas Rp. 1..200.000.000, Modal Saham Biasa Rp. 1.000.000.000,Agio saham biasa Rp. 200.000.000,2. Dibeli kembali saham biasa pertama Modal saham treasury Rp. 100.000.000,Agio saham Biasa Rp. 20.000.000,Laba ditahan Rp. 30.000.000, Kas Rp. 150.000.000,-
3. Pembelian kembali Kedua Modal saham treasury Rp. 100.000.000,Agio saham biasa Rp. 20.000.000, Kas Rp. 80.000.000, Modal disetor saham treasury Rp. 40.000.000,4. PembeliaN Kembali Ketiga Modal saham treasury Rp. 100.000.000,Agio saham biasa Rp. 20.000.000, Kas Rp. 110.00.000, Modal disetor saham treasury Rp. 10.000.000,-
5. Penjualan kembali pertama Kas Rp. 130.000.000, Modal saham Treasury Rp. 100.000.000, Agio saham treasury Rp. 30.000.000,6. Penjualan kembali kedua Kas Rp. 80.000.000,Modal disetor saham treasury Rp. 20.000.000, Modal saham treasury Rp. 100.000.000,-
EKUITAS SAHAM BIASA dan TREASURY
EKUITAS: SAHAM BIASA TREASURY DAN PREFEREN A. EKUITAS 1. Pengertian Ekuitas Ekuitas adalah perbedaan dari nilai suatu harta yang dapat di jual dari tagihan. Dalam dunia usaha, bagian dari ekuitas dari sebuah perseroan terbatas hanya memuat bagian modal di setor dan modal ditahan. Akan tetapi dengan semakin, kompleksnya dunia usaha maka di perlukan pos-pos ekuitas lainnya.misalnya keuntungan dan kerugian yang belum direalisasikan (unrealized gains or losses) pada sejumlah efek-efek dilaporkan dalam satu kategori ekuitas tersendiri, demikian juga halnya dengan pengaruh fluktuasi mata uang asing terhadap ekuitas anak perusahaan di luar negeri.[1] Ekuitas 1. Modal Disetor Saham Preferen Saham Biasa Tambahan modal disetor (Agio Saham) 2. Laba Ditahan Dikurangi : Modal saham yang diproleh kembali Akumulasi laba komprehensif lainnya : Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Penyesuaian kewajiban pension minimum Laba rugi yang belum direalisasikan atas efek yang tersedia untuk dijual Laba rugi yang belum direalisasi atas instrument dirivatif Total ekuitas Modal perseroan dipisahkan antara modal setoran dan laba yang ditahan.Investasi atau modal setoran dapat digolongkan menjadi: 1. Jumlah yang membentuk modal resmi (legal capital) Æ dilaporkan sebagai modal saham. 2. Sisanya, jika ada yang melebihi modal resmi Æ disebut tambahan modal yang disetor.
Tambahan modal yang disetor dapat berasal dari: 1. Penjualan saham di atas nilai pari 2. Transaksi saham treasuri 3. Sumbangan aktiva (hibah) Unsur-unsur ekuitas pemilik perseroan yaitu terdiri: Ekuitas Pemilik: Modal Setoran : 1. Modal Resmi 2. Tambahan Modal Setoran Laba ditahan : Jika suatu nilai diberikan pada setiap lembar saham, dan dicatat pada sertifikat saham, maka saham itu dikatakan mempunyai nilai pari. Tapi jika saham tidak diberi nilai pari, maka disebut saham tanpa nilai pari. Untuk saham tanpa nilai pari, mengharuskan bahwa semua bayaran yang diterima dari saham di akui sebagai modal resmi sekalipun saham itu dijual dengan harga yang berbeda beda. B. Saham Biasa (Common Stock) Pemegang saham biasa dari suatu perseroan dapat disebut sebagai pemilik sesungguhnya perseroan tersebut. Maka dari itu jika kinerja dari perusahaan tersebut buruk maka pemilik saham biasa akan dapat kehilangan sebagian atau seluruh investasinya karena mereka dapat menerima bagian dari perseroan setelah kewajiban terhadap semua pihak lain (seperti kreditor, karyawan pemerintah, pemegang saham preferen) telah dipenuhi.[2] Ada hak-hak tertentu yang dimiliki setip pemegang saham biasa adapun hak-hak tersebut ialah: 1. Memberikan hak suara terhadapa pemilihan direksi dan dapat menentukan kebijakan tertentu seperti rencana konpensasi manajemen atau akuisisi perusahaan yang besar. 2. Memelihara proporsi kepemilikan perusahaan atas saham dalam perusahaan melalui pembelian saham biasa tambahan jika dan ketika saham tambahan tersebut diterbitkan. Hak ini disebut hak memesan terlebih dahulu (Preemptive Right) dan menjamin bahwa presentase kepemilikan
pemegang saham biasa dari seseorang pemegang saham tidak terdikasi tanpa dikehendaki olehnya. a. Penerbitan Saham (Issuance of Capital Stock) Dalam akuntansi untuk modal saham, saham dapat saja: 1. Telah diotorisasi tapi belum diterbitkan 2. Telah dipesan tapi belum diserahkan sampai semua pembayaran atas harganya diterima 3. Beredar di tangan para pemegang saham 4. Dibeli kembali dan ditahan oleh perusahaan untuk diterbitkan kembali 5. Dibatalkan berdasarkan pertimbangan tertentu yang dilakukan perusahaan b. Penjualan Saham secara Tunai (Capital Stock Issued for Cash) Jika jumlah kas yang diterima dari penjualan saham lebih besar dari nilai pari atau statuter maka kelebihannya dicatat dengan perkiraan tambahan modal setoran (agio atas nilai pari atau agio atas nilai statuter) Contoh : PT King diizinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp 1.000. Pada tanggal 1 april 1997, 4.000 lembar saham dijual tunai dengan harga Rp 4.500.000. Apr 01 Cash 4.500.000 Common Stock 4.000.000 Paid-in Capital in Excess of Par 500.000 Contoh : Jika PT King menerbitkan saham tanpa nilai pari dan tanpa nilai statuter, maka penjualan sebanyak 4.000 lembar saham seharga Rp 450.000 akan menjadi: Apr 01 Cash 450.000 Common Stock 450.000 c. Penjualan Saham berdasarkan Abonemen Pesanan (Capital Stock Sold on Subscription) Modal saham dapat diterbitkan berdasarkan abonemen pesanan. Abonemen pesanan yaitu suatu kontrak yang mengikat secara hukum antara pemesan dan perseroan. Contoh:
Misalkan PT ABC diizinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham dengan nilai pari sebesar Rp 100 .1-30 Nov Diterima pesanan atas 5.000 lembar saham biasa bernilai pari Rp 100 dengan harga Rp 125 per saham dan Uang muka sebesar 50% diterima dan sisanya dibayar dalam waktu 60 hari . Common Stock Subscriptions Receivable 625.000 Common Stock Subscribed 500.000 Paid-in Capital in Excess of Par 125.000 Cash 312.500 Common Stock Subscriptions Receivable 312.500 1-31 Des Diterima ½ dari sisa harga pesanan yang jatuh tempo dan diserahkan saham untuk jumlah saham yang telah dibayar penuh oleh pemesan, yaitu 2.500 lembar . Cash
156.250
Common Stock Subscriptions Receivable Common Stock Subscribed
250.000
156.250
Common Stock
250.000
Maka aktiva lancar pada akhir 31 Desember akan mencakup piutang pemesanan sebesar Rp 156.250. Sisa ekuitas pemegang saham pada neraca akan terlihat sebagai berikut:
Ekuitas Pemegang Saham Contributed Capital: Common Stock, pari Rp 100, diotorisasi, diterbitkan dan beredar 2.500 lembar 250.000 Common Stock Subscribed 2.500 lembar 250.000 125.000
625.000
Paid-in Capital in excess of par + Total contributed Capital
d. Ketidak mampuan Membayar Harga Pesanan (Subscription Defaults) Jika pemesan tidak memenuhi syarat kontrak pemesanan karena tidak mampu melakukan pembayaran ketika jatuh tempo, maka perusahaan akan: 1. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarkan 2. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarkan dikurangi dengan penurunan harga atau biaya yang akan terjadi dalam penjualan kembali saham itu 3. Menyatakan semua jumlah yang telah dibayarkan sebagai denda 4. Menyerahkan saham kepada pemesan sesuai dengan jumlah yang dibayar penuh. Contoh: Misalkan PT ABC dalam contoh diatas mendapatkan seorang pemesan yang memesan sebanyak 100 lembar saham tidak mampu membayar setelah menyerahkan uang muka sebesar 50%. Saham yang tidak terbayar kemudian dijual dengan harga Rp 110. 1. Jika jumlah yang telah dibayarkan, dikembalikan kepada pemesan Saham Biasa yang dipesan Agio atas Nilai Pari Piutang pemesanan Saham Biasa Kas Kas Saham Biasa Agio atas Nilai Pari
10.000 2.500 6.250 6.250 11.000 10.000 1.000
2. Jika jumlah yang telah dibayar dikembalikan setelah dikurangipenurunan harga dalam penjualan saham itu kembali. Saham biasa yang dipesan 10.000 Agio atas nilai Pari 2.500
Piutang pemesanan saham biasa 6.250 Hutang karena ketidakmampuan pemesanan 6.250 Kas 11.000 hutang karena ketidakmampuan pemesanan 1.500 Saham biasa 10.000 Agio atas nilai Pari 2.500 Hutang karena ketidakmampuan pemesanan 4.750 Kas 4.750 3. Jika semua jumlah yang telah dibayarkan dinyatakan sebagai denda Saham biasa yang dipesan 10.000 Agio atas nilai Pari 2.500 Piutang pemesanan saham biasa 6.250 Modal setoran dan denda pemesanan saham 6.250 Kas 11.000 Saham biasa 10.000 Agio atas nilai pari 1.000 4. Jika saham sesuai dengan jumlah yang telah dibayar penuh diserahkan kepada pemesan Saham Biasa yang dipesan Agio atas Nilai Pari Piutang pemesanan Saham Biasa Saham biasa Kas Saham Biasa Agio atas Nilai Pari
10.000 1.250 6.250 5.000 5.500 5.000 500
e. Pembayaran Saham dengan Aktiva selain Kas (Capital Stock Issued for Consideration Other Than Cash) Jika modal saham diterbitkan untuk dibayar dengan aktiva selain kas atau dalam bentuk jasa, maka nilai pasar yang wajar dari saham tersebut atau nilai dari imbalan yang diterima akan di pakai untuk mencatat transaksi tersebut. Jika ada harga pasar yang tercatat di bursa saham untuk saham tersebut, harga ini dapat dipakai untuk mencatat transaksi tersebut. Contoh:
PT BOBO menerbitkan sebanyak 200 lembar saham dengan nilai pari sebesar Rp 1.000 per lembar untuk memperoleh sebidang tanah yang nilai pasarnya sebesar Rp 300.000. Land 300.000 Common Stock 200.000 Paid-in Capital in excess of par 100.000 Jika di pihak lain tanah tersebut tidak dapat ditentukan nilai pasarnya tapi saham biasa PT BOBO saat itu laku dijual seharga Rp 1250 per lembar, maka: Land 250.000 Common Stock 200.000 Paid-in Capital in excess of par 50.000
C. Saham Treasuri (Treasury Stock) merupakan saham sendiri yang dibeli kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.[3] Perlakuan saham treasuri: 1. Tidak
boleh dianggap sebagai aktiva
2. Saham ini 3.
harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri secara total
Tidak mempunyai hak-hak seperti yang dimiliki oleh para pemegang saham perseroan seperti
dividen atau hak suara 4. Modal 5.
resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau penerbitan kembali saham treasuri
Pembelian saham treasuri menurunkan jumlah saham yang beredar, sementara penerbitannya
kembali akan menaikkan jumlah saham yang beredar tapi modal resmi tidak berubah baik dengan adanya pembelian saham sendiri maupun penerbitan atau pengeluarannya kembali. 6. Tidak
ada pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul dengan adanya pembelian saham
sendiri, penerbitan kembali atau penghentian peredaran saham treasuri untuk selamanya. 7.
Laba ditahan dapat berkurang dengan adanya transaksi saham treasuri tapi tidak akan pernah
bertambah dengan adanya transaksi seperti diatas. A. Akuntansi untuk saham treasuri (Accounting for Treasury Stock)
Ada 2 metode yang dipakai untuk pencatatan transaksi saham treasuri yang dapat diterima umum: 1. Metode biaya atau harga perolehan (cost method) di mana pembelian saham treasuri dianggap menimbulkan elemen modal yang tujuan akhirnya masih akan ditentukan · Pembelian saham treasuri dicatat dengan cara: Dr Saham Treasuri xx Cr Kas xx · Harga perolehan ditentukan menurut harga pasar saham yang berlaku dan tidak dihubungkan dengan harga penerbitan awal saham. · Saldo saham treasuri dilaporkan dalam neraca sebagai pengurangan terhadap total ekuitas pemegang saham. · Jika Saham treasuri akan disimpan selamanya, maka saldo debet dalam perkiraan saham treasuri dieliminasi dengan mengalokasikan jumlah yang setara pada perkiraan modal saham, atau tambahan modal setoran atau laba yang ditahan. · Jika saham treasuri dijual, maka selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan dilaporkan sebagai penambahan atau pengurangan ekuitas pemegang saham 1997 Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa, nilai pari Rp 100 dengan harga jual Rp 150 per lembar saham. Cash 1.500.000 Common Stock 1.000.000 Paid-in Capital in excess of par 500.000 Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar Rp 300.000 Income Summary 300.000 Retained Earning 300.000 1998 Dibeli 1.000 lembar saham biasa sendiri dengan harga Rp 160 Treasury Stock 160.000 Cash 160.000 Neraca setelah perolehan saham treasuri
Modal setoran: Saham Biasa Agio atas nilai pari Laba yang ditahan Jumlah Dikurangi saham treasuri (sebesar harga perolehan) Jumlah ekuitas pemegang saham
1.000.000 500.000 300.000 + 1.800.000 160.000 - 1.640.000
Dijual 200 lembar saham treasuri seharga Rp 200 per lembar Cash
40.000
Treasury Stock Paid-in Capital from Treasury Stock
32.000 8.000
Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp 140 per lembar Cash
70.000
Paid-in Capital from Treasury Stock
8.000
Retained Earnings
2.000
Treasury Stock
80.000
Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri untuk selamanya Common Stock
30.000
Paid-in Capital in excess of par
15.000
Retained Earnings
3.000
Treasury Stock 48.000 2. Metode Nilai Pari atau Nilai Statuter (Par or stated Value Method) Dalam metode ini, setiap pembelian saham treasuri dianggap pengunduran diri sekompok pemegang saham.
Setiap terjadi penjualan atau penerbitan kembali saham treasuri berarti dianggap masuknya kelompok pemegang saham baru, sehingga diperlukan ayat jurnal yang memperlihatkan adanya pengaruh dari investasi kelompok tersebut. Contoh: 1997 Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa, nilai pari Rp 100 dengan harga jual Rp 150 per lembar saham. Cash 1.500.000 Common Stock 1.000.000 Paid-in Capital in Excess of Par 500.000 Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar Rp 300.000 Income Summary 300.000 Retained Earnings
300.000
1998 Dibeli 1.000 lembar saham biasa sendiri dengan harga Rp 160 per lembar Treasury Stock 100.000 Paid-in Capital in Excess of par 50.000 Retained Earnings 10.000 Cash Maka Ekuitas Pemegang Saham memperlihatkan: Ekuitas Pemegang Saham (Stockholders’ Equity) Contributed Capital: Common Stock 1.000.000 -/- Treasury Stock at par value 100.000 900.000 Paid-in Capital in Excess of par 450.000 + 1.350.000 Retained Earnings 290.000 + Total Stockholders’ Equity 1.640.000 Dijual 200 lembar saham treasuri dengan harga Rp 200 per lembar
16.000
Cash
40.000
Treasury Stock Paid-in Capital in Excess of Par
20.000 20.000
Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp 140 per lembar Cash
70.000
Treasury Stock Paid-in Capital in Excess of Par
50.000 20.000
Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri Common Stock Treasury Stock
30.000 30.000
Perbandingan Pengaruh terhadap Ekuitas Pemegang Saham (Comparison of Stockholders’ Equity) Cost Method Par Value (Harga Method Perolehan) Contributed Capital : Common Stock
970.000
970.000
Paid-in Capital in Excess of Par
485.000
490.000
Retained Earnings
295.000
290.000
Total Contributed Capital and Retained 1.750.000 Earnings Less Treasury Stock 0
1.750.000
Total Stockholders’ Equity
1.750.000
1.750.000
0
Hibah Saham Treasuri (Donated Treasury Stock) Saham treasuri yang diperoleh melalui hibah dapat berguna bagi perusahaan antara lain: 1. Membantu
perusahaan menambah modal dengan menjual kembali saham tersebut
2. Menghilangkan
defisit
3. Menghibahkan
persentase tertentu, sehingga proporsi hak milik dalam perusahaan tidak berubah
Jika tidak ada dasar penilaian yang obyektif, perolehan saham treasuri melalui hibah dapat dilaporkan dengan ayat memorandum. Setelah saham hibah dijual, maka ayat jurnalnya: Dr Kas xx Cr Tambahan Modal Setoran xx Jika saham treasuri diperoleh dari hibah dan nilai pasar saham diketahui, maka transaksi itu akan dicatat seperti biasa apakah memakai metode biaya atau metode nilai pari. Tapi perkiraan kreditnya adalah modal setoran dari hibah.
D. Saham Preferen (Preferred Stock) Jika suatu perusahaan menerbitkan saham biasa dan preferen, hak istimewa untuk saham preferen terdiri dari:[4] 1. Klaim terlebih dahulu atas dividen 2. Persyaratan dividen untuk saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum segala sesuatunya dibayarkan untuk saham biasa Jika saham preferen mempunyai nilai pari, maka dividen dinyatakan dengan suatu persentase dan nilai pari. Tapi jika saham preferen tidak mempunyai nilai pari, maka dividen harus dinyatakan dalam jumlah uang. Contohnya: Pemegang saham preferen 5% dengan nilai pari 50 akan berhak atas dividen tahunan sebesar 2,5 per saham sebelum dilakukan distribusi kepada para pemegang saham biasa, dan pemegang saham preferen 5%, tanpa nilai nominal, berhak atas dividen tahunan sebesar 5 per saham sebelum dividen dibayarkan kepada para pemegang saham biasa. Saham preferen dapat dikelompokan menjadi: 1. Saham preferen kumulatif (cumulative preferred stock)
2. Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock) 3. Saham preferen yang dapat ditarik kembali (callable preferred stock) 1. Saham preferen Kumulatif dan Nonkumulatif (Cumulative and Noncumulative) Saham preferen kumulatif menetapkan bahwa jika perusahaan tidak mengumumkan dividen untuk golongan ini, dividen itu diakumulasikan dan harus dibayar kemudian hari sebelum dividen dibayarkan kepada para pemegang saham biasa. Contoh: PT ABC mempunyai 100.000 lembar saham preferen kumulatif 9% yang beredar dengan nilai pari sebesar Rp 10. Dividen yang dibayarkan terakhir adalah tahun 1994. Total dividen sebesar Rp 300.000 telah diumumkan oleh dewan direksi pada tahun 1997. Mayoritas dari jumlah tersebut akan diperuntukkan bagi para pemegang saham preferen dengan komposisi sebagai berikut:
Dividen kumlatif - 1995 Dividen kumlatif - 1996 90.000 30.000 120.000 270.000 30.000 300.000 Dividen untuk tahun 1997 Jumlah
Dividen bagi Dividen bagi
Jumlah
Pemegang
Pemegang
Dividen
Saham
Saham
Preferen 90.000 90.000
Biasa 0 0
90.000 90.000
Jika saham preferen bersifat nonkumulatif, penetapan jumlah dividen yang berlaku tidak diperlukan. Dividen yang tidak dibayarkan pada tahun tertentu berarti tidak akan dibayarkan untuk selamanya.
Contoh diambil dari contoh diatas
Dividen kumlatif - 1995 Dividen kumlatif - 1996
Dividen bagi Dividen bagi
Jumlah
Pemegang
Pemegang
Dividen
Saham
Saham
Preferen 0 0
Biasa 0 0
0 0
90.000 210.000 300.000 90.000 210.000 300.000 Dividen untuk tahun 1997 Jumlah
· Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock) Saham preferen dapat dikonversi jika syarat penerbitan menetapkan bahwa saham preferen itu dapat ditukarkan oleh pemiliknya dengan surat berharga lain dari perseroan yang menerbitkannya. · Saham Preferen yang dapat ditarik (Callabel Preferred Stock) Saham preferen dapat ditarik jika saham itu dapat ditebus sesuai dengan kehendak perusahaan. · Saham Preferen yang dapat ditebus (Redeemable Preferred Stock)
Saham preferen kadang tunduk pada persyaratan penebusan yang diharuskan atau ketentuan penebusan lain yang mengakibatkan sifat surat berharga itu tumpang tindih antara sifat hutang dan sifat ekuitas. Jenis saham ini disebut sebagai saham preferen yang dapat ditebus. · Saham Aktiva dan dividen dalam likuiditas Perseroan (Asset and Dividend Preferences Upon Corporation Liquidation) Saham preferen biasanya didahulukan terhadap saham biasa atas pendistribusian aktiva dalam likuiditas perseroan.