22 0 114 KB
105
SATUAN ACARA PENYULUHAN “GANGGUAN KECEMASAN” SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan
: Gangguan Kecemasan
Hari / Tanggal : 18 Februari 2021 Waktu : 07.30 s.d selesai Tempat : Rumah ibu S 1.
Tujuan
Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang gangguan kecemasan.
Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga diharapkan mereka mampu menjelaskan tentang : a. Pengertian kecemasan b. Menguraikan tingkat kecemasan c. Tanda dan gejala kecemasan d. Cara mengurangi gangguan kecemasan
106
2. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan No Kegiatan Waktu 1.
Pembuka 4 menit Salam pembuka D=
Memperkenalkan diri
Deskripsi
Menjelaskan topik yang akan
T= Tujuan
Menjelaskan TIU dan TIK
R=
Menjelaskan relevansi dari materi
Kerja
Peserta Menjawab
Media / Alat Ceramah
salam Mendengarkan
disampaikan
Relevansi 2.
Perawat
yang disampaikan terhadap kesehatan 10 menit 1. Penyampaian Materi Menjelaskan tentang :
Mendengarkan Leaflet dengan penuh
a. Pengertian kecemasan perhatian b. Menguraikan tingkat kecemasan c. Tanda dan gejala kecemasan d. Cara mengurangi gangguan Bertanya kecemasan 5 menit 2. Tanya Jawab Memberi kesempatan pada 3 menit
peserta untuk mengajukan pertanyaaan.
Menjawab Pertanyaan
3. Evaluasi Memberikan pertanyaan
3.
Penutup
Menjelaskan
tentang
dan
a. Pengertian kecemasan b. Menguraikan tingkat kecemasan c. Tanda dan gejala kecemasan d. Cara mengurangi gangguan kecemasan e. Memberikan terapi musik untuk mengurangi tingkat kecemasan
memraktekkan
4 1. Menyimpulkan 2. Salam Penutup
Mendengarkan Ceramah Menjawab
107
salam 3. Sasaran Sasaran ditujukan pada ibu S dan keluarga 4. Strategi Pelaksanaan 1. Metode : Ceramah, diskusi, leaflet 5. Evaluasi 1. Evaluasi Struktural a. Membuat SAP b. Kontrak Waktu c. Menyiapkan Peralatan 2. Evaluasi Proses a. Peserta
klien mengikuti kegiatan sampai selesai.
klien kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
Pertemuan berjalan dengan lancar.
b. Penyuluh
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
6. Materi Pendidikan Kesehatan a. Pengertian kecemasan Kecemasan atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subyektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu terhadap sesuatu yang berbahaya. b. Tingkat Kecemasan 1) Cemas Ringan Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti
108
sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan. 2) Cemas Sedang Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak enak. 3) Cemas Berat Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting. Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan / tuntunan. Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningkat. c. Tanda dan Gejala kecemasan 1) Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih, pegal, sakit kepala, sakit leher. 2) Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll. 3) Khawatir Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum terjadi seperti mau mendapat musibah. 4) Kewaspadaan berlebihan. Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll. d. Cara mengurangi cemas 1) Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing): a) Ambil napas selama 3 detik dengan lambat, b) Tahan napas selama 3 detik. c) Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut d) Ulangi selama 3 kali 2) Teknik guided imagery:
109
a) Diri dalam keadaan rileks b) Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi verbal (bicara perlahan dan lembut) c) Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh suara hatinya. d) Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan akan mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau lebih siap menghadapinya. 3) Hindari kafein, alkohol dan rokok Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok disebut-sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang. 4) Tertawa dan olahraga. Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas. 5) Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas. Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa sesak di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan kecemasan yang ada dalam benak Anda, seperti "Saya takut ketika...", "Saya cemas karena...", atau "Saya nggak yakin kalau harus...". 6) Bersantai Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas. 7) Dengar musik. Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan mendengarkan musikmusik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup Anda yang menyenangkan.
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) Judul
: Terapi Musik Religion
110
Tujuan
: Untuk Mengukur penurunan tingkat kecemasan pada
Tempat
: di rumah ibu S
Bulan
: 18 Februari 2021
Waktu
: 30 menit
Metode
: Menggunakan test musik religion
Media
: Mp3 dan Airphone
Pelaksanaan
No
Tahap
1
Pembukaan
Peneliti
Responden
1. Mengucapkan salam
1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. mendengarkan
Waktu 5 menit
3. Menyampaikan tujua 2
Pelaksanaan
1. Menjelaskan tatacara pelaksanaan terapi musik religion
1. Memberikan penjelasan 2. Bertanya Antusias
a.
Assesmen
melakukan Terapi
b.
Kongnitif
musik religion
c.
Sosial
d.
Fisik
e.
Emosional
f.
Komunikasi
30 menit
2. Memberikan terapi musik religion dengan volume 50 untuk menurunkan tingkat Kecemasan 3 4
Evaluasi Penutup
Setelah diberikan terapi musik
Mengungkapkan
religion lansia merasanyaman
perasaan
1.Memberikan motivasi dan
1. Memperhatikan
pujian kepada klien yang
2. Mendengarkan
telah mengikuti terapi
3. Menjawab salam
musik religion 2. Menngucapkan terima kasih kepada klien 3. Mengucapkan salam penutup
5 menit 5 menit
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hall, C. S. 1980. Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud (Terjemahan Oleh Tasrif). Bandung: Pustaka Pelajar. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Duenges, Marylin. E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Merencanakan & Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC