SAP Perawatan Kateter Dirumah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN KATETER URIN DIRUMAH DI RUANG SERUNI B RSUD DR. SOETOMO SURABAYA



Disusun oleh: Kelompok 12



Sofiyanti N. Banoet



131823143013



VimaUtyaCahyani



131823143014



Dwi Ferafurisca Desi



131823143026



LilikManowati



131823143027



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019



SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



: Perawatan kateter di rumah



Sasaran



: Pasien danKeluarga pasien di Ruang Seruni B RSUD Dr. Sutomo



Hari/tanggal



: Kamis, 18 April 2019



Tempat



: Ruang Seruni B RSUD Dr.Sutomo Surabaya



Waktu



: 09.00WIB s/d 09.45 WIB



Pelaksana



:Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga



A. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan keluarga pasien mendapatkan pengetahuan mengenai perwatan kateter dirumah B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75% dari materi yang disampaikan, peserta mampu: a. Menyebutkan defenisi pemasangan kateter b. Menyebutkan indikasi pemasangan kateter c. Menyebutkan komplikasi pemasangan kateter d. Menyebutkan hal yang harus di hindari pada klien dengan kateter e. Menyebutkan penatalaksanaan perawatan kateter C. Sasaran Pasien dan keluargapasien di Ruang Seruni B RSUD Dr. Soetomo Surabaya. D. Materi 1. Leaflet 2. Materi Satuan Acara Penyuluhan (SAP) E. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi, Tanya jawab 3. Demonstrasi



F. Media dan Peralatan 1. Leaflet 2. Lembar Balik G. Setting Tempat Penyuluhan dilakukan di ruang tunggu Ruang Seruni B RSUD Dr.Soetomo Surabaya.



Keterangan : : Presentator/Pemateri : Moderator : Pembimbing : Fasilitator : Observer : Tempat tidur + pasien + keluarga pasien



H. Waktu Hari, tanggal



: Kamis, 18 April 2019



Jam



: 09.00-09.45



I. Pengorganisasian Pembimbing Akademik : Pembimbing Klinik



:



Moderator



: Vima Utya



Pemateri



: Dwi Ferafurisca Desi



Observer



: Sofiyanti N. Banoet



Fasilitator



: Lilik Manowati



Job Description: No Pengorganisasian 1. Moderator



2.



Penyuluh



3.



Fasilitator



4.



Observer



Uraian a) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta. b) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan. c) Memotivasi peserta untuk bertanya d) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi e) Menutup acara penyuluhan. a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan c) Menjawab pertanyaan peserta. a) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta b) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya kepadanya. c) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas d) Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang di rasa kurang jelas bagi peserta e) Memfasilitasi acara secarateknis a) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta b) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan. c) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan d) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.



J. Pelaksanaan No Waktu 1.



2.



3 menit



10 Menit



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Kontrak waktu 4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 5. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan. Pelaksanaan penyampaian materi tentang: a. Defenisi



Respon Peserta Penyuluhan



Pelaksana Moderator



1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Mendengarkandanmenyetujui 4. Memperhatikan 5. Memperhatikan



1. Mendengarkan 2. Memperhatikan penjelasan materi 3. Mencermati materi



Penyuluh



pemasangan kateter b. Indikasi pemasangan kateter c. Komplikasi pemasangan kateter d. Hal yang harus di hindari pada klien dengan kateter e. Penatalaksanaan perawatan kateter 3..



10 menit



Demonstrasi tangan



cuci Melihat dan mengikuti



Penyuluh, fasilitator



No Waktu 4.



5.



6.



10 menit



5 menit



2 menit



Kegiatan Penyuluhan Diskusi: 1. Memberikan kesempatan pada peserta untuk mengajukan pertanyaan kemudian didiskusikan bersama dan menjawab pertanyaan. Evaluasi: 1. Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang materi yang diberikan. Terminasi: 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan 2. Mengucapkan terimakasih kepada peserta 3. Mengakhiri dengan salam



Respon Peserta Penyuluhan 1. Mengajukan pertanyaan



Pelaksana Moderator dan fasilitator



1. Menjawab pertanyaan dan Moderator menjelaskannya dan fasilitator



Moderator 1. Memperhatikan 2. Mendengarkan



3. Menjawab salam



K. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. 75 % keluarga pasien menghadiri kegiatan penyuluhan b. Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia c. Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan 2. Evaluasi proses a. Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan b. 75 % keluarga pasien yang hadir, mendengarkan dan berpatisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan 3. Evaluasi Hasil 75% dari materi, keluarga pasienyang hadir mampu untuk menyebutkan ; a. Defenisi pemasangan kateter b. Indikasi pemasangan kateter



c. Komplikasi pemasangan kateter d. Hal yang harus di hindari pada klien dengan kateter e. Penatalaksanaan perawatan kateter



MATERI PERAWATAN KATETER DI RUMAH



A. Defenisi PemasanganKateter Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih, namun metode lain yang disebut pendekatan suprapubik, dapat digunakan (Marrelli, 2007). Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji haluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2006). Kateterisasi urin membantu pasien dalam proses eliminasinya. Pemasangan kateter menggantikan kebiasaan normal dari pasien untuk berkemih. Penggunaan kateter intermiten dalam waktu yang lama dapat menyebabkan pasien mengalami ketergantungan dalam berkemih (Craven dan Zweig, 2010).



B. TipeKateterisasi Menurut Hidayat pemasangan kateter dengan dapat bersifat sementara atau menetap.Pemasangan kateter sementara atau intermiten catheter (straight kateter) dilakukan jika pengosongan kandung kemih dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal, sedangkan pemasangan kateter menetap atau indwelling catheter (folley kateter) dilakukan apabila pengosongan kateter dilakukan secara terus menerus (Hidayat, 2006). a.



Kateter sementara (straight kateter). Pemasangan kateter sementara dilakukan dengan cara kateter lurus yang sekali pakai dimasukkan sampai mencapai kandung kemih yang



bertujuan untuk mengeluarkan urin. Tindakan ini dapat dilakukan selama 5 sampai 10 menit.Pada saat kandung kemih kosong maka kateter kemudian ditarik keluar, pemasangan kateter intermitten dapat dilakukan berulang jika tindakan ini diperlukan, tetapi penggunaan yang berulang meningkatkan resiko infeksi (Potter dan Perry, 2006). Pemasangan kateter sementara dilakukan jika tindakan untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih pasien dibutuhkan. Efek samping dari penggunaan kateter ini berupa pembengkakan pada uretra, yang terjadi saat memasukkan kateter dan dapat menimbulkan infeksi (Rizki, 2009). Beberapa keuntungan penggunaan kateterisasi sementara yang dikemukakan oleh Japardi (2008) antara lain: 1) Mencegah



terjadinya



tekanan



intravesikal



yang



tinggi/overdistensi yang mengakibatkan aliran darah ke mukosa kandung kencing dipertahankan seoptimal mungkin 2) Kandung kencing dapat terisi dan dikosongkan secara berkala seakan-akan berfungsi normal. 3) Bila dilakukan secara dini pada penderita cedera medula spinalis, maka penderita dapat melewati masa syok spinal secara fisiologis sehingga fedback ke medula spinalis tetap terpelihara 4) Teknik yang mudah dan klien tidak terganggu kegiatan sehari harinya Kerugian kateterisasi sementara ini adalah adanya bahaya distensi kandung kemih, resiko trauma uretra akibat kateter yang keluar masuk secara berulang, resiko infeksi akibat masuknya kuman-kuman dari luar atau dari ujung distal uretra (flora normal) (Japardi, 2008).



b. Kateter menetap (folley kateter) Kateter menetap digunakan untuk periode waktu yang lebih lama.Kateter menetap ditempatkan dalam kandung kemih untuk beberapa minggu pemakaian sebelum dilakukan pergantian kateter.Pemasangan kateter ini dilakukan sampai klien mampu berkemih dengan tuntas dan spontan atau



selama pengukuran urin akurat dibutuhkan (Potter dan Perry, 2006). Pemasangan kateter menetap dilakukan dengan sistem continue ataupun penutupan berkala (clamping).Pemakaian kateter menetap ini banyak menimbulkan infeksi atau sepsis. Bila menggunakan kateter menetap, maka yang dipilih adalah penutupan berkala oleh karena kateterisasi menetap dimana kandung kencing yang selalu kosong akan mengakibatkan kehilangan potensi sensasi miksi serta terjadinya atrofi serta penurunan tonus otot kandung kemih (Japardi, 2009). Kateter menetap terdiri atas foley kateter (double lumen) dimana satu lumen berfungsi untuk mengalirkan urin dan lumen yang lain berfungsi untuk mengisi balon dari luar kandung kemih. Tipe triple lumen terdiri dari tiga lumen yang digunakan untuk mengalirkan urin dari kandung kemih, satu lumen untuk memasukkan cairan ke dalam balon dan lumen yang ketiga dipergunakan untuk melakukan irigasi pada kandung kemih dengan cairan atau pengobatan (Potter dan Perry, 2006).



C. IndikasiPemasanganKateter Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan. Pemasangan kateter dalam jangka waktu yang pendek akan meminimalkan infeksi, sehingga metode pemasangan kateter sementara adalah metode yang paling baik (Japardi, 2009). 1.



Indikasi pada pemasangan kateter sementara : a. Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi kandung kemih b. Pengambilan urin residu setelah pengosongan kandung kemih



2.



Indikasi pada pemasangan kateter jangka pendek : a. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat) b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, sepertivesika urinaria, uretra dan organ sekitarnya c. Preventif pada obstruksi uretra dari perdarahan



d. Untuk memantau output urin e. Irigasi vesika urinaria 3. Indikasi pada pemasangan kateter jangka panjang : a. Retensi urin pada penyembuhan penyakit ISK/UTI b. Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urin c. Klien dengan penyakit terminal D. Akibat yang didapat dari pemasangankateter 1.



Iritasi ataupun trauma pada uretra Penggunaan



kateter



yang



ukurannya



tidak



tepat



dapat



mengiritasi uretra, sehingga kemungkinan terjadinya trauma pun meningkat. Selain itu, kurangnya penggunaan lubrikasi dapat melukai jaringan sekitar uretra pada saat penyisipan. Trauma pada jaringan uretra pun dapat terjadi apabila penyisipan letak kateter belum tepat pada saat balon retensi pada kateter dikembangkan. Fiksasi kateter yang kurang tepat dapat menambah gerakan yang menyebabkan regangan atau tarikan pada uretra atau yang membuat kateter terlepas tanpa sengaja. Manipulasi kateter paling sering menjadi penyebab kerusakan mukosa kandung kemih pada pasien yang mendapat kateterisasi (Brunner & Suddarth, 2006). 2. Krustasi pada kateter Urin yang banyak mengandung urea yang memproduksi bakteri seperti Proteus mirabilis, yang meningkatkan pH urin memicu terbentuknya krusta pada kateter. Lumen kateter tersumbat oleh kristal yang berasal dari campuran ph urin yang tinggi, bakteri dan ion kalsium maupun ion magnesium (Mandigan et all, 2006). Pembentukan krusta yang berasal dari garam urin dapat menjadi sumber pembentukan batu.Asupan cairan yang bebas dan peningkatan halauran urin harus dipastikan untuk mengirigasi kateter dan mengencerkan zat-zat dalam urin yang dapat membentuk krusta. Pemakaian katetersilicon secara



signifikan jarang menimbulkan pembentukan krusta (Brunner & Suddarth, 2006). 3.Terjadi blocking( Tersumbat, tidak mengalir dengan lancar ) Kerusakan pada kateter yang disebabkan oleh krusta yang menutupi area lumen kateter (Mandigan et al, 2006). 4. Terjadi kebocoran Kateter yang pada bagian balon untuk memfiksasi kateter tidak terfiksasi dengan baik akan menyebabkan pengeluaran urin yang tidak tepat. Sehingga urin dapat merembes keluar tidak melalui selang kateter. 5. Resiko infeksi saluran kemih tinggi Pemasangan kateter akan menurunkan sebagian besar daya tahan alami pada saluran kemih bagian bawah dengan menyumbat duktus periuretralis, mengiritasi mukosa kandung kemih dan menimbulkan jalur untuk masuknya kuman ke dalam kandung kemih. Banyak mikroorganisme ini merupakan bagian dari flora endogen atau flora usus normal, atau didapat melalui kontaminasi silang oleh pasien atau petugas rumah sakit maupun melalui kontak dengan peralatan yang tidak steril (Brunner &Suddarth,2006). E.Hal yang perlu diperhatikan pada klien yang terpasang kateter selang kencing di rumah Banyak pasien yang membawa kateter urin atau selang kencing ke rumah



dikarenakan



kondisi



pasien,



misalnya



pasien



tidak



mampu



mengosongkan kandung kencing atau BAK. Berikut beberapa tips dalam penanganan kateter di rumah. 1. Posisikan kantung penampung urine (air kencing) lebih rendah dari pinggang (kandung kemih / kencing). Tujuannya agar urin mengalir dengan lancar ( sifat air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah) 2. Pastikan selang kateter tidak terlipat atau tertindih pada saat pasien tidur. Periksa keamanan plester di paha.



Pastikan posisi selang diatas paha pada saat tidur dan kantung menggantung dibawah kandung kencing (pinggang)



4. Katung urine jangan biarkan tergeletak di lantai. Kantung urin harus menggantung dan ujungnya tidak boleh menyentuh lantai. bila tidak ada gantungan minimal dialasi dengan sesuatu yang bersih seperti kantung keresek. Karena kuman dari lantai bisa menempel pada kantung urine dan masuk kedalam beresiko menyebakan infeksi saluran kencing.



5. Jaga kebersihan kemaluan dengan melakukan perawatan kebersihan rutin. Biasanya menggunakan bethadine untuk mencegah resiko infeksi. Minta perawat untuk mengajarkan perawatan (meatal hygiene) sebelum pulang kerumah.



6. Kosongkan Kantung urin, bila penuh maksimal 2/3 dari kantung urin. Agar urin atau air kecing tidak tertahan atau naik keatas yang mungkin dapat meningkatkan resiko infeksi. Pada ujung selang di kantung pembuangan, jangan sampai menyentuh wadah atau pispot karena dapat menyebabkan kontak ujung selang dengan pispot yang kotor sehingga beresiko menyebabkan infeksi. Setelah urin terbuang tutup kantung urine. Boleh dilakukan perawatan berkala dengan membersihkan ujung selang dengan bethadin atau alkohol (cukup dioles satu kali).



7. Minum air yang cukup ( sesuai saran dokter) 6-8 gelas perhari.



Untuk



menghindari resiko infeksi saluran kencing dan menjaga aliran urin tetap lancar. 8. Jangan menarik kateter dengan alasan apa pun 9. Makan serat yang cukup dan bergerak (jalan-jalan bila memungkinkan) karena tidak boleh mengedan pada saat BAB 10. Hindari melakukan hubungan suami-istri selama kateter terpasang. 11. Ganti selang kencing secara berkala, ada yang satu minggu sekali atau satu bulan sekali tergantung pada bahan dan jenis produk selang yang digunakan. 12. Bila pasien mampu untuk mandi ke kamar mandi, pastikan jangan menggunakan air yang terlalu panas untuk mandi dan bersihkan area dimana selang kencing masuk kedalam tubuh pada saat mandi atau setelah (BAB) Buang Air Besar dengan menggunkan sabun dan air. 13. Segera konsultasi ke dokter, bila ada keluhan : a.



Nyeri di saluran kencing



b.



Nyeri di bagian bawah perut



c.



Perasaan seperti menahan kencing



d.



Warna urin berubah seperti keruh atau merah, atau bau



e.



Demam dan menggigil



f.



Keluar cairan atau urin dari lubang kencing



g.



Produksi urin sangat sedikit



I.



Cara perawatan kateter dirumah Persiapan alat dan bahan: 1. Sarung tangan 2. Kapas/tissue basah 3. Perlak 4. Larutan betadine (1 cc ditambah 10 cc air aqua) dalam mangkuk bersih Langkah-langkah: 1. Sampaikan pada pasien bahwa kateter akan dibersihkan 2. Cuci tangan 3. Letakkan perlak dibawah bokong 4. Atur posisi pasien senyaman mungkin 5. Gunakan sarung tangan 6. Basahi kapas dengan larutan betadin, kemudian diperas sampai lembab 7. Bersihkan area pemasangan kateter ddengan kapass betadin/tissue basah: 



Pasien wanita: dimulai dari arah atas ke bawah (dari arah selang yang massuk lubnag saluran BAK ke arah kantong urine/urin bag) sekali usap, buang kapas/tissue dan diulang sampai bersih.







Pada laki-laki: bersihkan ujung kateter 9dari arah selang yang masuk dilubnag saluran BAK ke arah kantung urine/urine bag) sampai sepanjnag 10 cm dengan arah melingkar keluar, sekali usap, buang kapas/tissue dan diulang sampai bersih



8. Ambil perlak 9. Kembalikan posisi pasien 10. Lepas sarung tangan, buang 11. Bereskan peralatan 12. Cuci tangan



DAFTAR PUSTAKA



Elistam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku: Penuntun kedaruratan medis. (edisi 5). Jakarta; EGC Jhonson,



Smith-Temple.2010.Buku



Saku



Prosedur



Klinis



Keperawatan.



Jakarta:EGC. (hal 593-599) Kusyati, Eni.2006. Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta:EGC (hal 102)



LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DI RUANG SERUNI B RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019 Jam : 09.00 WIB sdselesai Topik : Perawatankateter di rumah No



Struktur Penilaian



Keterlaksanaan (Sesuai dengan Hasil yang Ingin Dicapai) Ya



Persiapan 1 Kesiapan Materi 2 Kesiapan SAP 3 Kesiapan media: Leaflet, LCD, leptop 5 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 15)



Tidak



6



Pengorganisasian penyuluhan



penyelenggaran



Proses Acara 1 Membuka acara dengan salam 2 3 4 5 6 7 8



Memperkenalkan diri Kontrak waktu Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan topik bahasan Penyampaian materidandemonstrasi dengan baik Terdapat tahapan diskusi Terdapat tahapan evaluasi pemahaman peserta



9



Moderator penyimpulkan penyuluhan



hasil



10 11



Ucapan terimakasih kepada peserta Menutup acara dengan salam Surabaya, 19 April 2019 Observer



(



)



DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN DI RUANG SERUNI B RSUD DR. SOETOMO SURABAYA



Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019 Jam



: 09.00 WIB sdselesai



Topik



: PerawatanKateter di rumah



No 1



Nama



Tanda Tangan 1.



2 3



2. 3.



4 5



4. 5.



6 7



6. 7.



8 9



8. 9.



10 11



10. 11.



12 13



12. 13.



14 15



14. 15.



DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN PENYULUHAN KESEHATAN



Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019 Jam



: 09.00 WIB sdselesai



Topik



: PerawatanKateter di rumah



1. Nama



:



Pertanyaan :



Jawaban



2. Nama



:



:



Pertanyaan :



Jawaban



3. Nama



:



:



Pertanyaan :



Jawaban



4. Nama



:



:



Pertanyaan :



Jawaban



: