SAP Sampah Medis Dan Non Medis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PAKET PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS Di Ruang 23I RSUD Dr. Saiful Anwar Malang



PKRS (PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR MALANG PAKET PENYULUHAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS Topik



: Pengelolaan Sampah Medis dan Non Medis



Pokok bahasan



: Pengelompokan sampah medis dan non medis



Sub Pokok Bahasan : Sampah



Sasaran



: Pasien, keluarga pasien serta masyarakat



Waktu dan Tempat Tempat: Ruang 23I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang Waktu



: 16 Desember 2016 Pukul 09.00



Alokasi waktu



: 25 menit



Pemberi Materi



: Mahasiswa di Ruang 23I



Metode



: Ceramah dan Tanya jawab



Media



: Flip Chart/LCD



Latar Belakang Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang, dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih, dan serangga/binatang pengganggu. Namun menciptakan kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan teknologi. Jika di bandingkan dengan institusi lain mungkin jenis sampah dan limbah rumah sakit adalah yang terkomplit, tempat yang paling banyak di kunjungi oleh masyarakat ketika sakit ini mengeluarkan berbagai jenis sampah dan limbah. Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang terdiri dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat terhadap pengotoran lingkungan rumah sakit.Aktivitas pelayanan dan perkantoran, pedagang asongan, prilaku membuang sampah dan meludah sembarangan, prilaku merokok dan sejumlah



barang atau bingkisan yang dibawa oleh pengunjung/tamu menambah jumlah sampah dan mengotori lingkungan rumah sakit. Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai sampah medis yang ditemukan di pasaran sebagai mainan anak-anak, menjadi perhatian publik.Seperti diketahui bahwa seharusnya sampah medis seperti alat infus, alat suntik, dan sarung tangan harus dimusnahkan setelah digunakan, jangan sampai jatuh ke tangan masyarakat. Hal ini mendapat tanggapan langsung dari Menteri Kesehatan RI waktu itu, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, di sela-sela sambutannya saat membuka Konferensi Nasional I Promosi Kesehatan Rumah Sakit bertema New Challenges of Health Promoting Hospital in Indonesia di Bandung, Selasa malam (6/3/12). “Apabila rumah sakit belum memiliki alat penanganan medis sendiri, harus memiliki mekanisme kerjasama dengan rumah sakit yang lebih besar agar dapat ditangani.Ini harus diupayakan“, ujar Menkes. Pada kesempatan tersebut Menkes menegaskan, tiga hal yang harus diperhatikan



oleh



para



penyelenggara



pelayanan



kesehatan,



khususnya



penyelenggara rumah sakit, bahwa sarana pelayanan kesehatan harus menjadi tempat yang aman bagi para pekerjanya, pasiennya, dan masyarakat di sekitarnya. Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum dikelola dengan baik.Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius.Selain itu, kerap bercampur limbah medis dan nonmedis.Percampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah medis. Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun.Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi



termasuk kategori infeksius.Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia. A. Tujuan instruksional Tujuan umum Setelah mengikuti ceramah dan tanya jawab diharapkan pasien dapat memahami tentang cara pembuangan sampah medis dan non medis Tujuan khusus : Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pasien dapat : a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah B. Sub-pokok bahasan :  Menjelaskan kepada peserta penyuluhan tentang pengertian sampah 



medis dan non medis Menjelaskan kepada peserta penyuluhan bagaimana pengelompokan sampah



 



Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah medis Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah non







medis Menjelaskan kepada peserta bagaimana cara yang tepat untuk membuang sampah medis dan non medis di lingkungan



C. Kegiatan belajar mengajar Tahap



Kegiatan



Kegiatan



Pendahuluan



mengajar  Salam



didik  Menjawab



(3 menit)







Perkenalan







Menyampaikan







Media



Ceramah







salam Memperhatikan







Memperhatikan dan



tujuan 



peserta Metode



Menjelaskan







mendengarkan Memperhatikan



sub-topik



dan



Penyampaian







mendengarkan Memperhatikan







Memperhatikan



Ceramah dan Leaflet



sub-pokok



dan



Tanya jawab



bahasan



mendengarkan



tujuan belajar Penyajian







(15 menit)







Memaparkan



Menekankan hal







yang



Memperhatikan dan bertanya



penting Penutup (5 menit)











Evaluasi (



memberi



Memperhatikan, Ceramah dan Leaflet bertanya



kesempatan



menjawab



pada



peserta



pertanyaan



didik



untuk



dan Tanya jawab



bertanya,memb erikan pertanyaan)  Menyimpul







kan seluruh



dan



kegiatan 



penyuluhan Membagika







n leaflet Ucapan terima







kasih Salam



Memperhatikan mendengarkan







Menerima







leaflet Memperhatikan







Menjawab salam



penutupan D. Evaluasi Evaluasi terstruktur



: :



1. Meminta perizinan kepada kepala ruang 19 di RSSA Malang 2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaanpertanyaan yang akan di berikan. 3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses penyuluhan Evaluasi proses



:



1. Pasien dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya 2. Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg termasuk sampah medis dan non medis dan bagaimana cara yang tepat untuk membuangnya Evaluasi hasil



:



1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non medis serta bagaimana cara pembuangan yang tepat



MATERI TERLAMPIR PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS PENGERTIAN LIMBAH MEDIS Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu (Depkes, 2009). Limbah padat layanan kesehatan adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan layanan kesehatan yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu (Pruss, 2005) : a. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi. b. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. c. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan. d. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock (sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan lain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.



JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS 1. Limbah benda tajam Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif. 2. Limbah infeksius Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif), Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular. 3. Limbah jaringan tubuh Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. 4. Limbah sitotoksik Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc



5. Limbah farmasi Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.



6. Limbah kimia Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. 7. Limbah radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radioimunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. 8. Limbah Plastik Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis. PENGERTIAN LIMBAH NON MEDIS Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan;



sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lainlain) (Arifin, 2009). Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut (Anies, 2006: 43) : a. Kantor/administrasi b. Unit perlengkapan c. Ruang tunggu d. Ruang inap e. Unit gizi atau dapur f. Halaman parkir dan taman g. Unit pelayanan PENGARUH LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP LINGKUNGAN KESEHATAN Depkes RI (2001) Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti: 1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik. 2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit. 3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor. 4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi. 5. Gangguan genetik dan reproduksi Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.



PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS Teknologi Pengolahan Limbah Medis Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan (Environment Management System), melalui pendekatan ini, pengelolaan lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah limbah sebagai by product (output), tetapi juga mengembangkan strategi-strategi manajemen dengan pendekatan sistematis untuk meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya sehingga mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan performa lingkungan. Hal ini berarti menghemat biaya untuk remediasi pencemaran lingkungan ( Adisasmito, 2008:1). Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai berikut (Adisamito, 2009) : a. Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction) b. Minimisasi limbah c. Produksi bersih dan teknologi bersih d. Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (Total Quality Environmental Management/TQEM) e. Continous Quality Improvement (CQI)



Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi hal-hal sebagai berikut: pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pemilahan, pemotongan, pengolahan dan pembuangan akhir. 1. Pemilahan dan pengurangan pada sumber Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal yaitu kelancaran penanganan



dan



penampungan,



pengurangan



jumlah



limbah



yang



memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan non B3, diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pembuangan, pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan (Adisasmito, 2009). 2. Pengumpulan (Penampungan) Sarana penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman, dan higienis. Pemadatan merupakan cara yang paling efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dan ditimbun. Namun tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan benda tajam (Adisasmito, 2009). 3. Pemisahan limbah Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan cara menggunakan kantong berkode (umumnya dengan kode berwarna). Kode berwarna yaitu kantong warna hitam untuk limbah domestik atau limbah rumah tangga biasa, kantong kuning untuk semua jenis limbah yang akan dibakar (limbah infeksius), kuning dengan strip hitam untuk jenis limbah yang sebaiknya dibakar tetapi bisa juga dibuang ke sanitary landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan, biru muda atau transparan dengan strip biru tua untuk limbah autoclaving (pengolahan sejenis) sebelum pembuangan akhir (Adisasmito, 2009).



Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya NO



Kategori



Warna Kontainer



Lambang



Keterangan



1



Radioaktif



Merah



Kantong boks timbal dengan simbol radioaktif



2



Sangat



Kuning



Kantong



Infeksius



plastik kuat, anti



bocor,



atau kontainer yang



dapat



disterilisasi dengan otoklaf 3



4



Limbah



Kuning



Kantong



infeksius,



plastik kuat



patologi



dan anti



dan



bocor, atau



anatomi



kontainer



Sitotoksis



Ungu



Kontainer plastik kuat dan



anti



bocor



5



Limbah kimia dan farmasi



Coklat



Kantong -



plastik atau kontainer



DAFTAR PUSTAKA Anies, 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular, Elex Media Komputendo, Jakarta Arifin M. 2009. Sanitasi lingkungan. http://inspeksisanitasi. blogspot.com/sanitasi-lingkungan.html. Diakses pada 13 Maret 2012 Depkes RI 2009 , “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya“. Jakarta Depkes RI, 2001. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah Padat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Pruss.A, 2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Cetakan I, Jakarta: Penerbit EGC. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn Permasalahannya.



http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-



sampahlimbah-rumah-sakit-dan-permasalahannya/ Wiku Adisasmito, 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta : Rajawali Pers.