SDL 3 Askep Komunitas Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II “ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK REMAJA”



Dosen Pembimbing : Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes



Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Anista Cahlia Febi Tribawanti Fitrotin Nisak Flegita Yora Irlanda Irbah Syarof Agustin Lailatul Mudrika M. Halim Awalidoyo Putri Aulia Soraya



(0118007) (0118016) (0118017) (0118018) (0118019) (0118022) (0118023) (0118031)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO 2021



LEMBAR PERNYATAAN



Dengan ini kami menyatakan bahwa : Kami mempunyai salinan atau kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak. Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk kami. Jika di kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku. Kamis, 15 Juli 2021 Nama



NIM



Anista Cahlia Febi Tribawanti



0118007 0118016



Fitrotin Nisak Flegita Yora Irlanda



0118017 0118018



Irbah Syarof Agustin Lailatul Mudrika



0118019 0118022



M. Halim Awalidoyo Putri Aulia Soraya



0118023 0118031



2



Tanda Tangan Mahasiswa



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Remaja” tepat pada waktunya. Makalah ini kelompok kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan komunitas II. Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk penyempurnaan penyusunan makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik atau saran untuk makalah ini.



Mojokerto, 15 Juli 2021



Penulis



3



DAFTAR ISI Lembar Pernyataan..........................................................................................................................2 Kata Pengantar.................................................................................................................................3 Daftar Isi..........................................................................................................................................4 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang.....................................................................................................................5 B. Rumusan Masalah................................................................................................................5 C. Tujuan .................................................................................................................................6 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Remaja....................................................................................................................7 1. Pengertian Remaja......................................................................................................7 2. Perkembangan............................................................................................................7 3. Masalah Kesehatan Spesifik pada Adolesens.............................................................9 4. Program Pemerintah untuk Remaja..........................................................................10 5. Peran Perawat Komunitas terhadap Kesehatan Remaja...........................................11 B. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Remaja.................................................................13 1. Pengkajian................................................................................................................13 2. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................17 3. Intervensi..................................................................................................................18 4. Implementasi............................................................................................................19 5. Evaluasi....................................................................................................................19 BAB III PENUTUP A. kesimpulan.........................................................................................................................20 B. Saran..................................................................................................................................20 Daftar Pustaka



4



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas merupakan suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai territorial. Istilah komunitas dalam batas-batas tertentu dapat menunjuk pada warga sebuah dusun (dukuh atau kampung), desa, kota, suku atau bangsa. remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 12-24 tahun. Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-19 tahun. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangangi problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif dengan karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok remaja. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin canggih membawa dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus bangsa khususnya pada remaja. Salah satunya dampak negative banyak para pelajar di kalangan remaja sudah merokok, berkendaraan dengan kecepatan tinggi, percobaan bunuh diri, minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak kesehatan. Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang komplek, ditandai oleh dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus digunakan, walaupun mengalami dampak yang negative dan menimbulkan gangguan fungsi sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Konsep Remaja ? 2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas pada kelompok Remaja ?



5



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Konsep Remaja 2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas pada kelompok Remaja



6



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi. 2. Perkembangan a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik yang terjadi adalah perkembangan seksualitas remaja baik primer maupun sekunder. Menurut Depkes RI (2002) ciri seksualitas primer adalah telah berfungsinya organ reproduksi dengan adanya mimpi basah dan menstruasi. Sedangkan ciri-ciri seks sekunder adalh pada laki-laki berubahnya otot tubuh, berkumis, perubahan suara, dll. Sedangkan pada perempuan terjadi pembesaaran pada payudara, kulit jadi halus, pinggul membesar, dll. b. Perubahan Emosional Masa ini merupakan masa badai atau tekanan, karena masa dimana ketegangan emosi tinggi, sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remaja yang sangat kuat, tidak terkendali dan tampak irasional pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perubahan emosional menjadi lebih baik. c. Perubahan Sosial Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis, orang dewasa dan lingkungan masyarakat. Remaja juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kelompok sebaya, perilaku sosial, nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial. 7



d. Perkembangan Moral Perkembangan untuk mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dan kemudian mau untuk membentuk perilaku agar sesuai dengan harapan sosial. e. Perubahan Kepribadian Masa awal remaja anak laki-laki dan perempuan sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk mereka juga menilai sifat-sifat ini sesuai dengan sifat-sifat teman mereka. Remaja sadar akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan sosial dan terdorong untuk memperbaiki kepribadiannya dengan cara membaca buku-buku atau tulisan–tulisan mengenai masalahnya dengan harapan meningkatkan dukungan sosial. f. Perkembangan Kognitif Remaja Merupakan proses perubahan dalam hal berpikir, dan kemampuan bahasa yang terjadi melalui proses belajar. Perkembangan kognitif di masa remaja merupakan sebuah hal yang penting dalam proses pertumbuhan seseorang. Ada 5 perubahan kognitif pada masa perkemnbangan remaja :  Remaja sudah bisa melihat ke depan ke hal-hal yang mungkin, termasuk mengerti keterbatasannya dalam memahami realita. Sistem abstraksi, pendekatan dan penalaran yang sistematis, sampai berfikir ke hipotesis



berdampak



pada



perilaku



sosial,



berperan



dalam



meningkatkan kemampuan membuat keputusan.  Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam proses penalaran dan berifikir logis.  Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir itu sendiri. Biasa dikenal dengan istilah metacognition, yaitu monitoring tentang aktifitas kognitifnya sendiri selama proses berfikir menjadikannya instropeksi terkait dengan adolesence egosentris.  Pemikirannya lebih multidimensional, mampu melihat dari berbagai perspektif lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran.  Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut. Sering muncul saat remaja meragukan sesuatu, ditandai dengan seringnya beragumentasi tentang nilai-nilai moral. g. Perkembangan Psikososial Remaja 1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis 2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita 8



3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain 4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab. 5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis h. Perkembangan Identitas Diri 1) Konsep diri 2) Evaluasi diri 3) Harga diri 4) Efikasi diri 5) Kepercayaan diri 6) Tanggung jawab 7) Komitmen 8) Ketekunan 9) Kemandirian 3. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Adolesens a.



Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen da Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat.



b.



Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat mereka lebih matur.



c.



Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.



d.



Hubungan seksual pranikah, kehamilan dan persalinan akan menignkatkan angka kematian wanita. Remaja putri dengan usia kurang dari 18 tahun 9



mempunyai resiko 2-5 kali lebih tinggi daripada wanita yang berusia 18-25 tahun. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering kali berakhir dengan aborsi, di Indonesia sebanyak 60% kehamilan adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Aborsi merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan yang serius, aborsi yang disengaja beresiko lebih besar dalam menyebabkan penyakit. Menurut Tizar Rahmawan (2010) kerugian dari perilaku seksual yang tidak sehat adalah sebagai berikut : a) Remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko besar untuk gagal dalam pendidikan sekolah. b) Remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko untuk mengalami kehamilan. Kehamilan yang tidak diharapkan tentu merugikan kedua belah pihak baik pihan laki-laki dan terutama bagi pihak perempuan. c) Remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko mendapatkan sorotan tajam, cemoohan, bahkan sanksi lebih keras dari masyarakat. d) Remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko tinggi terinfeksi penyakit menular seksual. 4. Program Pemerintah Untuk Remaja  Gerakan anti narkoba Gerakan ini bertujuan untuk mengantisipasi penggunaan narkoba di kalangan remaja. Pemerintah gencar mengkampanye program “Say NO to Drugs” ini dilakukan mulai dari penunjukan duta remaja anti narkoba, sosialisasi bahaya narkoba ke sekolah-sekolah, hingga razia narkoba di kalangan remaja. Bagi pecandu heroin yang sudah akut, pemerintah memfasilitasi mereka dengan pengadaan jarum suntik steril sebgai antisipasi penyebaran virus HIV. Ada juga program subtitusi (penggantian) heroin dengan metadon sebagai bagian dari terapi penyembuhan pecandu.  Gerakan kondomisasi Saat ini kampanye “Safe Sex With Condom” gencar disarankan berbagai pihak demi memutus rantai penyebaran virus HIV. Hal senada juga dangkat lagi oleh



10



Menkes dengan program kondomisasi remaja seolah karet pengaman itu tidak bisa tembus oleh HIV. Padahal kenyataan menunjukkan sebaliknya.  Upaya penanggulangan kejahatan Kejahatan merupakan gejala sosial yang senantiasa dihadapi oleh setiap masyarakat di dunia ini. Kejahatan dalam keberadaannya dirasakan sangat meresahkan, disamping itu juga mengganggu ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat berupaya semaksimal mungkin untuk menanggulangi kejahatan tersebut.  Razia tawuran pelajar Untuk mengantisipasi tawuran pelajar yang kian marak. Pemerintah gencar melakukan razia ke sekolah maupun di jalan raya. Pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam segera diciduk dan dibawa ke kantor polisi untuk diproses. Menteri pendidikan nasional menjelaskan langkah kongkret agar tawuran tidak terjaadi lagi yakni dengan cara memberi tiga rumusan dasar yaitu, tegakkan disiplin internal sekolah, bangun kegiatan bersama antar sekolah, berikan dukungan penuh kepada kepolisian untuk menegakkan hukum siapapun yang salah harus dihukum.  Menepis diskriminasi robis Satu hal yang tidak disentuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah kenakalan / kejahatan remaja, yaitu edukasi bermutu tinggi, sebuah konsep pembelajaran bagi remaja yang bisa mempengaruhi pola pikir dan pola sikap mereka ke arah positif. Tidak sekedar penyuluhan akibat seks bebas atau sosialisai bahaya narkoba, tetapi pembentukan pemahaman positif pada diri remaja yang terus menerus. Dengan begitu merekamempunyai dorongan sangat kuat untuk menjauhi perilaku yang bisa mengantarkan meraka pada kejahatan / kenakalan. Dorongan yang lebih kuat dari solidaritas teman, pertimbangan materi, atau ikatan emosional, inilah yang didapat siswa dari kegiatan robis di sekolah maupun kampus. 5. Peran perawat komunitas terhadap kesehatan remaja Perawat komunitas diharapkan mampu dalam mengidentifikasi faktor penyebab dari suatu masalah keperawatan sebelum melakukan intervensi sesuai dengan kewenangannya. Berikut ini peran utama perawat komunitas menurut



11



(Allender, rector, dan wamer, 2010 ; stanhope dan lancanser 2004 ; hitchok, scuber, dan thomas 1999) yaitu :  Advocat artinya seorang perawat harus mampu memfasilitasi remaja yang membutuhkan pelayanan kesehatan, melobi kebijakan publik yang berguna untuk kesehatan remaja.  Pemebri asuhan keperawtan, perawat komunitas diharapkan mampu dalam memberi asuhan keperawatan pada remaja, baik di sekolah, komunitas maupun kelompok.  Manajer kasus, maksudnya adalah perawat komunitas dituntut harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam menangani kasus pada remaja.  Case finder, artinya perawat komunitas harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan pada remaja yang



muncul terkait dengan kesehatan



remaja ,elalui pengkajian yang tepat.  Konselor, perawat komunitas harus mampu mengekspresikan emosi dan perasaan, menggiring mereka pada kenyataan, manajemen stres dan menerima bantuan jika dibutuhkan.  Pendidik, perawat komunitas diharapkan mampu mendidik remaja.  Epidemiologis, perawat komunitas diharapkan mampu menganalisa masalah kesehatan melalui pendekatan epidemiologi.  Pemimpin kelompok, perawat komunitas diharapkan mampu memberikan pengorganisasian dalam kelompok.  Perencana kesehatan, perawat komunitas diwajibkan mampu membuat perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang tepat dan efisien.  Manager, perawat komunitas diharapkan mampu memanagemen kebutuhan klien secara tepat dalam mencegah perilaku kenakalan remaja.



12



B. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Remaja Desa X Rt.05/Rw.02 di Kelurahan Sukorame, kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri dengan jumlah penduduk ± 500 orang dan jumlah remaja di desa itu berjumlah ± 250 orang. Mayoritas remajanya pernah menyalahgunakan narkoba. Berdasarkan data yang kami dapat dari BNN di desa sukorame tersebut kami mendapatkan hasil bahwa sejumlah 60% pengguna narkotika dengan jenis sabu-sabu, heroin, ganja, cimeng dll. Pada tahun 2010-2015, dan kemungkinan meningkat dilihat dari kebiasaan remaja dengan akses yang mudah untuk mendapatkan narkotika tersebut. Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah rumah dengan keadaan kasau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringat dan pucat, mata cekung dan merah, bicara cedal. Saat dilakukan bersih desa, warga menemukan banyak botol-botol miras, pil-pil ekstasi, jarum suntik di beberapa titik yang ada di desa tersebut. Data dari polsek setempat, ditemukan ladang ganja disalah satu perkebunan milik warga di desa X. Pihak warga maupun polisi setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan. Data dari polsek juga menunjukkan bahwa tindak kejhatan terutamanya pemalakan atau pemerasan dilakukan oleh remaja. Warga juga mengatakn bahwa remaja sering memaksa-maksa minta uang pada sembarang orang dan mereka akan marah jika tidak diberikan. Mereka juga tak segan memukul jka keinginan mereka tak segera dituruti. Banyak orang tua yang mengatakan, uang yang diberikan pada anaknya seharusnya digunakan untuk membayar sekolah disalahgunakan untuk membeli narkoba. 1. Pengkajian Data Inti : o Demografi : Desa X Rt.05/Rw.02 di Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri, dengan jumlah penduduk ± 500 orang dan jumlah remaja berjumlah ± 250 orang. o Status perkawinan : menikah dan belum menikah o Nilai, kepercayaan, dan agama : agama yang dianut di desa ini 70% islam, 10% kristen protestan, 10% kristen katolik, 10% hindu. Data sub sistem a. Lingkungan fisik Rumah warga sudah berpagar besi sehingga berkesan tertutup. Dan di salah satu area perkebunan warga terdapat kebun ganja. Rumah satu dengan rumah 13



yang lain berdekatan. Banyak terdapat warung yang menjual rokok dan minuman keras. Data remaja yang ketergantungan obat sekitar 60% dari total jumlah remaja. Kebanyakan kedua orang tua tidak memperhatikan anaknya. Dikarenakan orang tua sibuk dengan pekerjaannya. b. Kesehatan dan pelayanan sosial 



Jarak desa X dengan puskesmas cukup jauh, jarak tempuhnya sekitar 5km. Remaja jarang mendapatkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan NAPZA.







Waktu pelayanan praktik dokter pagi : pukul 05.30-07.30 dan sore : 17.00-20.00. tetapi waktu pelayanan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat yang membutuhkan pertolongan pertama segera.







Data dari BNN di desa X tersebut didapatkan hasil bahwa sejumlah 60% remaja merupakan pengguna narkotika dengan jenis sabu-sabu, heroin, ganja, cimeng dll pada tahun 2010-2015, dan kemungkinan meningkat dilihat dari kebiasaan remaja dengan akses yang mudah untuk mendapatkan narkotika tersebut.



c. Ekonomi 



Pekerjaan penduduk 50% pengrajin pasir dan semen, sisanya peternak, buruh, dan pekerja swasta







Pendapatan keluarga rata-rata Rp.2.000.000







Pengeluaran penduduk relatif, masing-masing keluarga mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda







Masyarakat di desa X rata-rata mampu menyediakan makanan yang bergizi tapi ada juga yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari







Ada sebagian masyrakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi kesehatan, dan BPJS







Data dari pamong praja 40% remaja putus sekolah







Remaja yang putus sekolah tidak memiliki pekerjaan dan hanya menganggur



d. Keamanan dan transportasi Di desa X sudah ada poskamling. Remaja menggunakan sepeda motor untuk beraktifitas. Para warga bersama dengan polisi sering melakukan razia.



14



Dalam razia tersebut ditemukan remaja yang minum-minuman keras, menggunakan narkoba, dan jarum suntik. e. Politik dan pemerintah Remaja tidak ada yang ikut serta dalam ormas. Remaja sulit untuk dikumpulkan atau tidak pernah mengikuti kegiatan karang taruna. f. Komunikasi 



Tidak adanya tempat berkumpul untuk remaja dalam bertukar informasi.







Alat komunikasi yang dimiliki keluarga sperti televisi, koran, telpon, dan ponsel.







Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di desa X.







Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK, dan pengajian.







Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat desa X.



g. Pendidikan Remaja banyak yang putus sekolah. h. Rekreasi Remaja memiliki kebiasaan untuk nongkrong bersama-sama dan sering pergi ke warnet. Terbukti dengan banyaknya warnet-warnet yang tersedia di desa X ini. Analisa Data N O 1.



Data



Masalah



Ds : warga mengatakan mereka sering melihat



Koping tidak efektif



remaja keluar dari sebuah rumah dengan



berhubungan dengan



keadaan yang kacau sperti remaja jalannya



ketidakadekuatan



sempoyongan, wajah berkeringat, mata cekung



strategi pendukung



dan merah, bicara cadel Do : 



Data dari BNN bahwa sebanyak 60% remaja menggunakan narkotika jenis sabu-sabu, heroin, ganja, cimeng pada tahun 2010-2011







Data dari polsek setempat ladang ganja di salah satu perkebunan milik warga







Saat bersih desa sering ditemukan botol-botol 15



miras, pil ekstasi dan jarum suntik di beberapa titik desa 2.



Ds :



Koping komunitas











Tokoh masyarakat/warga mengatakan sering



tidak efektif



terjadi tawuran antar pemuda desa X dengan



berhubungan dengan



desa Y



tidak adanya sistem



Warga mengatakan di desanya banyak remaja



masyarakat



yang hamil di luar nikah 



Laporan dari kepala desa setempat dan data yang ada bahwa organisasi masyarakat atau karang taruna tidak aktif







Laporan dari polisi banyak terjadi pemalakan



Do :



3.







Ditemukan botol miras







Ditemukan putung rokok







Ditemukan alat hisap







Ditemukan jarum suntik



Ds : warga mengatakan bahwa mereka sering melihat



Resiko jatuh



remaja keluar dari sebuah rumah dengan keadaan berhubungan dengan kacau diantaranya jalan sempoyongan



penurunan tingkat kesadaran



Do : pihak warga maupun polisi setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan, setelah diperiksa ternyata ada pengaruh obat NAPZA



Skoring Keperawatan Komunitas 16



Masalah



Pentingnya



Kemungkinan Peningkatan



masalah



perubahan



terhadap



untuk



positif jika



kualitas hidup



dipecahkan :



diatasi :



bila diatasi :



Total



1 : rendah



0 : tidak ada



0 : tidak ada



Skor



2 : sedang



1 : rendah



1 : rendah



3 : tinggi



2 : sedang



2 : sedang



3 : tinggi



3 : tinggi



Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan



3



3



3



9



3



2



3



8



3



2



2



7



strategi pendukung Koping komunitas tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya sistem masyarakat Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran



2. Diagnosa 



Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi pendukung (D.0096)







Koping komunitas tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya sistem masyarakat (D.0095)







Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran (D.0143)



3. Intervensi NO



DIAGNOSA KEPERAWATAN



TUJUAN & KH 17



INTERVENSI



1.



Koping tidak efektif



Setelah dilakukan



Promosi koping



berhubungan dengan



tindakan maka status



Observasi



ketidakadekuatan



koping membaik



- identifikasi sumber daya yang



strategi pendukung



dengan KH :



tersedia untuk memenuhi tujuan



(D.0096)



- verbalisasi



- identifikasi dampak situasi



kemampuan



terhadap peran dan hubungan



mengatasi masalah



- identifikasi metode penyelesaian



meningkat



masalah



- pasrtisipasi sosial



Terapeutik



meningkat



- gunakan pendekatan yang tenang



- perilaku



dan meyakinkan



penyalahgunaan zat



- fasilitasi dlam memperoleh



menurun (L.09086)



informasi yang dibutuhkan Edukasi - anjutkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama - anjurkan keluarga terlibat



2.



Koping komunitas



Setelah dilakukan



(I.09312) Manajemen lingkungan komunitas



tidak efektif



tindakan maka status



Observasi



berhubungan dengan



koping komunitas



- lakukan skrining risiko gangguan



tidak adanya sistem



membaik dengan KH : kesehatan lingkungan



masyarakat (D.0095)



- pemecahan masalah



- identifikasi faktor resiko



komunitas meningkat



kesehatan yang diketahui



- sumber daya



Terapeutik



komunitas meningkat



- libatkan partisipasi masyarakat



- partisipasi



dalam memelihara keamanan



masyarakat meningkat



lingkungan



- komunikasi positif



Edukasi



meningkat



- informasikan layanan kesehatan



- program rekreasi



ke individu, keluarga, kelompok



meningkat



beresiko dan masyarakat



- konflik dalam



Kolaborasi



18



komunitas menurun



- kolaborasi dengan tim kesehatan



(L.09089)



lain dalam program kesehatan komunitas untuk menghadapi risiko yang diketahui - kolaborasi dengan kelompok masyarakat dalam menjalankan



3.



Resiko jatuh



Setelah dilakukan



peraturan pemerintah (I.14515) Manajemen keselamatan



berhubungan dengan



tindakan maka tingkat



lingkungan



penurunan tingkat



jatuh menurun



Observasi



kesadaran (D.0143)



dengan KH :



- identifikasi kebutuhan



- jatuh saat berdiri



keselamatan



menurun



Terapeutik



- jatuh saat berjalan



- hilangkan bahaya keselamatan



menurun (L.14138)



lingkungan, jika perlu - hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas Edukasi - ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan (I.14513)



4. Implementasi 5. Evaluasi 



Status koping membaik







Status koping komunitas membaik







Tingkat jatuh menurun



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan



19



Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangani problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusiamanusia kreatif dengan karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok remaja. Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang



muda,



dan



perkembangan



mental



mengakibatkan



kemampuan



untuk



menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi. Diagnosa yang muncul di kelurahan A pada remajanya adalah perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol dan narkoba.diagnosa yang kedua adalah resiko terjadinya peningkatan angka kematian pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan di jalan raya. Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat khususnya remaja. Remaja dengan jiwa yang masih labil masih perlu bimbingan melalui penyuluhan agar resiko peningkatan angka kematian dan perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja kelurahan A teratasi. B. Saran Bagi para pembaca Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khususnya remaja diharapkan para pembaca dapat menyempurnakan makalah ini lebih baik lagi.



20



DAFTAR PUSTAKA



PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).Jakarta PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).Jakarta Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC Http:\Info » Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Remaja • www.jakartamotorhonda.com. Diakses tanggal 14 April 2013 Http:\remaja-dan-permasalahannnya.html. diakses tanggal 14 April 2013 Http:\peran-mahasiswa-dalam-kesehatan.html. diakses tanggal 14 April 2013 (2001).



Buku



pedoman



praktis



bagi



petugas



kesehatan



(puskesmas)



mengenai



penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraaan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Carpenito, L.J. (1995). Buku saku diagnosa keperawatan.Edisi 6. (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Depkes.(2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraa sarana pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.



21