Seminar Kasus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKB secara global yang yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun 2030 yaitu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016). Hasil survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32 per 1000 KH. faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6 hari adalah Hipertensi Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari – 11 bulan yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis (9,3%), sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes, 2015). Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI ,2015).



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian BBL ? 2. Apa etiologi BBL ? 3. Apa manifestasi klinis BBL ? 4. Apa penatalaksanaan BBL? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian BBL 2. Untuk mengetahui etiologi BBL 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis BBL 4. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBL D. MANFAAT a. Bagi pasien, keluarga dan masyarakat Untuk



memberikan



informasi



tentang



pelayanan



kebidanan



secara



professional pada Bayi Baru Lahir/ Neonatus. b. Bagi bidan praktik Untuk menambah sumber informasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya asuhan Bayi Baru Lahir. c. Bagi mahasiswa Untuk



menambah



pengetahuan



dan



pengalaman



mahasiswa



dalam



menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir secara tepat.



BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR KASUS 1. Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016). Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm. 2. Etiologi Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut : a) Berat badan 2.500-4.000 gram. b) Panjang badan 48-52. c) Lingkar dada 30-38. d) Lingkar kepala 33-35. e) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit. f) Pernapasan ±40-60 kali/menit. g) Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup. h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.



i) Kuku agak panjang dan lemas. j) Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan pada laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada. k) Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. l) Refleks Moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik. m) Refleks grap atau menggenggam sudah baik. n) Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan(Tando,2016). 3. Manifestasi klinis a.



Kala I (Pembukaan)



Pembukaan kala I meliouti fase pembukaan 1-10 yang ditandai dengan penipisan dan pembukaan servik, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan servik (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler serta kanalis servikalis karena pergeseran servik mendatar dan terbuka (AiNursiah, dkk, 2014). Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu: a. Fase Laten, dimana pembukaan servik berlangsung lambat, dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan daan pembukaan bertahap sampai 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam. b. Fase Aktif (pembukaaan servik 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase, yaitu: 1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaaan 3 menjadi 4 cm. 2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. 3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm ataau lengkap (Nurul, 2017).



Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjai penurunan bagian terbawah janin. Dari pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata per jam (primipara) atau lebih 1 cm hingga 2 cm (multipara) (AiNursiah, dkk, 2014). 1. Kala II (Pengeluaran Janin) Kala II persalinan disebut juga kala pengeluaran yang merupakan peristiwa terpenting dalam proses persalinaan karena objek yang dikeluarkan adalah objek utama yaitu bayi (Widiya, 2015). Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Tanda gejala kala II adalah : a. Adanya pembukaan lengkap (tidak teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan bagian terbawwah janin yang termasuk dasar panggul karena kontraksi uterus yang kuat sehingga porsio membuka secara perlahan. b. His yang lebih sering dan kuat (±2-3 menit dalam 1 kali) dan timbul rasa mengedan, karena biasanya dalam hal ini bagian terbawah janin masuk ke dasar panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. c. Pecahnya kantung ketuban, karena kontraksi yang menyebabkan terjadnya perbedaan tekanan yang besar antara tekanan di dalam uterus dan luar uterus sehingga kantung ketuban tidak dapat menahan tekanan isi uterus akhirnya kantung ketuban pecah. d. Anus membuka, karena bagian terbawah janin masuk kedasar panggul sehingga menekan rectum dan rasa buang air besar, hal ini menyebabkan anus membuka.



e. Vulva terbuka, perineum menonjol, karena bagian bawah janin yang sudah masuk ke pintu bawah panggul dan ditambah pula dengan adanya his serta kekuatan mengedan menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol, karena perineum bersifat elastis. f. Bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena labia membuka, perineum menonjol menyebabkan bagian terbawah janin terlihat di vulva, karena ada his dan tenaga mengedan menyebabkan bagian terbawah janin dapat dilahirkan (Widiya, 2015). 2. Kala III (Kala pengeluaran plasenta). Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengkatan plasenta. Oleh karena itu tempat perlengkapan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kaswati, dkk, 2014). Tanda-tanda pelepasan plasenta : a. Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri b. Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/ vulva c. Adanya semburan darah secara tiba–tiba 3. Kala IV (Kala Pengawasan) Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut. a. Pemeriksaan servik, vagina dan perineum Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, periksa darah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangaan, oleh kemungkinan odema dan lecet. Vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet (Ai Nursiah, dkk, 2014).



b. Pemantauan dan Evaluasi Lanjut Sebagian besar kematian ibu pada periode pasca persalinan terjadi pada 6 jam pertama setelah persalinan. Kematian ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklamsia. Oleh karena itu pemantauan selama 2 jam pertama persalinan postpartum sangat penting (Ai Nursiah, dkk, 2014). c. Tanda Vital Tanda syok pada ibu harus diperhatikan seperti nadi cepat atau lemah (110kali/menit), tekanan darah rendah sistolik kurang dari 90 mmHG, pucat, berkeringat, dingin kulit lembab, napas cepat, kesadaran menurun, dan protein urine sanat sedikit. Perhatikan pula pada tanda dehidrasi, gejala infeksi, gejala preeklamsi hingga eklamsi dan pemantauan suhu tubuh mencurigai terjadinya infeksi. d. Lochea Selama beberapa hari persalinan, lochea tampak merah karena ditemukan eritrosit atau lochea rubra. Setelah 3 sampai 4 hari, lochea menjadi pucat atau lochea serosa, dan hari ke 10 lochea tampak putih, kekuning-kuningan atau lochea alba. Lochea yang berbau busuk menjadi indikasi dugaan endometrosis. e. Kandung Kemih Kandung kemih harus dipertahankan dalam keadaan kosong, kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi maksimal sehingga perdarahan dapat terjadi. Pemantauan kontraksi selama satu jam pertama dilakukan empat kali dalam 15 menit dan pada jam kedua selama 30 menit. f. Perineum Setelah persalinan, keadaan perineum harus menjadi perhatian. Apabila terjadi luka jahit, perlu diperhatikan tanda-tanda mejaga kebersihan area luka jahitan. Kebersihan luka yang tidak terjaga dapat memicu infeksi (Nurul Janna, 2017).



4. Penatalaksanaan a) Perubahan pada sistem pernapasan Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit. b) Perubahan sistem Kardiovaskuler Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup. c) Perubahan termoregulasi dan metabolik Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi,



dan



radiasi.



Suhu



lingkungan



yang



tidak



baik



akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury). d) Perubahan Sistem Neurologis Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas. e) Perubahan Gastrointestinal Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari



hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120mg/100mL. f) Perubahan Ginjal Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 520 kali dalam 24 jam. g) Perubahan Hati Dan selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang essensial unuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. h) Perubahan Imun Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir. B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 1. Pengertian Standar Asuhan Kebidanan Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaliasi, dan pencatatan kebidanan ( Kepmenkes, 2007). a. Standar 1 : Pengkajian Pernyataan standar bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relefan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Kriteria pengkajian: 1) Data tepat, akurat dan lengkap 2) Data subjektif



3) Data objektif b. Standar ll : Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan Pengkajian standar bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikan, secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan diagnosa dan masalah : 1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan 2) Masalah dirumuskan dengan kondisi klien 3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan c. Standar lll : Perencanaan Peryataan stadar bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan kriteria perencanaan : 1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi kien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara konprehensif. 2) Melibatkan klien / pasien dan keluarga 3) Mempertimbangkan kondisi pskologi, sosial budaya klien memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien. 4) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada. d. Standar lV : Implementasi Pernyataan standar bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanaan secara komprehensif. Efektif , efisien dan aman berdasarkan efidence based kepada klien / pasien dalam bentuk upaya promotif, prefentif, kuratif dan



rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Kriteria implementasi: 1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosialspiritual-kultural 2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien atau keluarganya 3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan edence based 4) Melibatkan klien dalam setiap tindakan 5) Menjaga privacy klien 6) Melakikan prinsip pencegahan infeksi 7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan 8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai 9) Melakukan tindakan sesuai standar 10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan e. Standar V : Evaluasi Pernyataan standar bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang diberikan sesuai dengan perubahan kondisi klien. Kriteria evalusi : 1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien 2. Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada klien dan keluarga 3. Hasil evalusi ditindaklanjutkan sesuai dengan kondisi klien/ pasien. f. Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan Pernyataan standar Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas mengenai keadaan\kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan



Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam, medis/ KMS, status pasien/ Kia) 1) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP S : Data subjektif, mencatat hasil anamnesa O : Data objektif, mencatat hasil pemeriksaan A : Data hasil anamnesa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan P : Penatalaksanaan mencatat seluruh perenanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisiaptif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyeluhan, dukungan, kalaborasi evaluasi / follow up dan rujukan.



BAB lll TINJAUAN KASUS A. Gambaran Umum Lokasi Kasus Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk /pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuaannya. PMB Suryati Zein Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen adalah PMB yang sudah diakui oleh Dinkes dan mempunyai surat iin praktek No SIPB 503/002/SIPB/KPPTP/2015. Dengan izin praktek beliau juga merupakan bidan delima. PMB ini bersifat transisi dengan praktik mandiri memberikan pelayanan kebidanan yaitu pemeriksaan kehamilan, dengan menggunakan alat penunjang seperti labolatorium sederhana, persalinan normal ,keluarga berencana (KB) ,Imunisasi, pelayanan umum dan USG,1 1ruang registrasi, i ruang aNC, 1 ruang persalinan, 1 ruang nifas, 1 ruang USG dan terdiri dari 1 ruang PI.



Ruang PI



Ruang Bersalin



Toilet Pasien Toilet Siswi



Ruang Nifas



Kamar Siswi



Ruang ANC Ruang Register



Rumah Bidan



M



Ruang USG



A S U K



Gambar 2.1 Denah PMB Suryati Zein



B. Manajemen Asuhan Kebidanan



Ruang Tunggu



PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA a. Anamnesa Identitas Nama bayi



: By. Ibu N



Umur bayi



: 6 jam



Tgl.jam/lahir



: 01 Agustus 2021



Jenis kelamin



: Perempuan



Anak ke



:1 dari 1 bersaudara



No.Status Reg



:



Nama ibu



: Ibu. N



Nama ayah



: Bpk. E



Umur



: 23 tahun



Umur



: 26 tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Kebangsaan



: Indonesia



Kebangsaan



: Indonesia



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Pekerjaan



: Pedagang



Alamat kantor



:-



Alamat kantor : -



Alamat rumah



: Leubu



Alamat rumah : Leubu



pukul : 03:00 WIB



1. Riwayat Kehamilan (ANC) : a. Kesehatan ibu : Baik b. Penambahan BB : 9 Kg c. Konsumsi obat-obatan : Tidak ada d. Lain-lain : Tidak ada 2. Usia kehamilan saat melahirkan : 39 minggu 3. Riwayat persalinan dan keadaan bayi : Normal a. Kala I



: 7 jam 25 menit



b. Kala II



: 20 menit



c. Kala III



: 10 menit



d. Kala IV



: 2 jam



4. Kebutuhan dasar : a. Nutrisi



: ASI



b. Kehangatan : Dibedong c. Eliminasi



: BAB dan BAK



d. Hygiene



: Ada



e. Bonding attachment . Ada B. Pemeriksaan Fisik Bayi 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum



: Baik



b. Kesadaran



: Composmentis



c. Denyut nadi



: 145 x/m



d. Pernafasan



: 55 x/m



e. Keaktifan



: Ada



f. Reflek fisiologis



2.



1) Reflek Moro



: Normal



2) Reflek Rooting



: Normal



3) Reflek sucking



: Normal



4) Reflek Grasping



: Normal



5) Reflek Tonik Neck



: Normal



Pemeriksaan Fisik (head to toe) a.



Kepala



: Normal



Bentuk



: Normal



Rambut



: Normal



Wajah



: Normal



Mata



: Normal



Hidung



: Normal



Mulut



: Normal



Telinga



: Normal



3.



b.



Leher



: Normal



c.



Dada



: Normal



d.



Abdomen



: Normal



e.



Punggung



: Normal



f.



Ekstremitas



: Normal



g.



Kulit



: Normal



h.



Anogenitalia



: Normal



Antropometri a.



Berat Badan : 3.400 gram



b.



Panjang Badan : 51 cm



c.



Lingkar Dada : Tidak diukur



d.



Lingkar Lengan Atas :Tidak diukur



e.



Pengukuran Lingkar Kepala : Sircum forencia sub oksipito bregmatika : 32 cm Sircum forencia fronto oksipitalis : 34 cm Sircum forenciamento oksipitalis : 35 cm



ll. PERUMUSAN DIAGNOSA / MASALAH KEBIDANAN Diagnosa : Bayi Ibu N umur 6 jam Masalah : Tidak ada Data dasar : BBL normal lll. RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI 1. Bina hubungan baik ibu dan keluaga 2. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bayinya 3. Mandikan bayi setelah 6 jam persalinan 4. Jaga kebersihan tali pusat 5. Jaga kehanghatan bayi 6. Anjurkan ibu menyusui bayinya 7. Lakukan personal hygine bayi



8. Dokumentasi lV. PELAKSANAAN TINDAKAN / IMPLEMENTASI 1. Membina hubungan baik ibu dan keluarga 2. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bayinya seperti keadaan umum baik 3. Memandikan bayi setelah 6 jam persalinan dengan air hangat 4. Menjaga kebersihan tali pusat agar tetap kering dan tidak dibubuhi apapun 5. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong 6. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2 jam sekali 7. Lakukan personal hygine bayi setiap bayi bak dan bab 8. Mendokumentasikan V. PENILAIAN / EVALUASI Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan penjelasan bidan dan ibu mau melakukan anjuran bidan



BAB lV PEMBAHASAN



Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015). Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara teori dengan kasus dalam standar asuhan kebidanan neonatus normal dengan judul “Asuhan Kebidanan Neonatus Pada Bayi Ibu N Umur 6 Jam Dengan Neonatus Normal” lahir pada jam 03: 00 wib pada tanggal 01 agustus 2021 dengan berat badan 3.400 gram dan panjang badan 51 cm. Pada pengkajian didapatkan hasil pemeriksaan bayi ibu N normal. Dengan proses persalinan kala 1 7 jam, kala ll 20 menit, kala lll 10 menit dan kala lV 2 jam. Pada saat bayi lahir terjadi kesenjangan teori dan kasus bidan tidak melakukan IMD.



BAB 1V PENUTUP



A. Kesimpulan Bayi Ibu N umur 6 jam dengan neonatus normal. lahir pada jam 03: 00 wib pada tanggal 01 agustus 2021 dengan berat badan 3.400 gram dan panjang badan 51 cm. Reflek Moro normal,Reflek Rooting normal,Reflek sucking normal ,Reflek Grasping normal, Reflek Tonik Neck normal. B. Saran 1. Bagi pasien dan keluarga pasien, keluarga diharapkan teliti dan tanggap berpastisipasi terhadap kesehatan ibu hamil agar terdeteksi dini bila terjadi kegawatan serta mengerti tentang bahaya yang timbul selama hamil dan persalinan, serta mampu memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan. 2. Bagi Institusi Menambah literatur bagi referensi sehingga dapat digunakan sebagai panduan atau bacaan untuk metode penelitian atau penyusunan laporan 3. Bagi Penulis Penulis dapat lebih memahami dan menambah wawasan tentang permasalahan yang diperoleh dari kasus nyata yang terjadi dilahan praktik 4. Bagi Tempat Praktik Menjadi salah satu point tambahan dalam mengumpulkan data tentang kesehatan ibu dan anak, untuk menurunkan AKI atau AKB



DAFTAR PUSTAKA